Fistula Preauriculer

35
FISTULA PREAURIKULAR I. PENDAHULUAN Fistula preaurikular terjadi ketika pembentukan daun telinga pada masa embrio. Kelainan ini berupa gangguan embrional pada arkus brakial 1 dan 2. Fistula preaurikular sering ditemukan pada suku bangsa di Asia dan Afrika, yang merupakan kelainan herediter yang dominan. Fistula preaurikular juga biasa disebut sebagai sinus preaurikular atau pit preaurikular. 1-6 Kelainan ini seringkali ditemukan pada pemeriksaan fisik berupa lubang kecil yang mengarah ke telinga luar, biasanya pada tepi anterior dari bagian ascending heliks. Kelainan ini sering dilaporkan terjadi pada permukaan lateral crus heliks dan tepi posterosuperior dari heliks, tragus atau lobulus. Secara anatomi, kelainan ini terletak pada lateral dan superior dari nervus fasialis dan kelenjar parotis. Fistula dapat ditemukan di depan tragus atau di sekitarnya dan seringkali mengalami infeksi. Pada keadaan tenang, tampak muara fistula berbentuk bulat atau lonjong, berukuran seujung pensil. Dari muara fistula sering keluar sekret yang berasal dari kelenjar sebasea. 3 Fistula preaurikular diturunkan secara autosomal dominan inkomplit. Kelainan ini dapat muncul secara Fistula Preaurikular 1

description

Fistula preaurikular terjadi ketika pembentukan daun telinga pada masa embrio. Kelainan ini berupa gangguan embrional pada arkus brakial 1 dan 2. Fistula preaurikular sering ditemukan pada suku bangsa di Asia dan Afrika, yang merupakan kelainan herediter yang dominan.

Transcript of Fistula Preauriculer

Page 1: Fistula Preauriculer

FISTULA PREAURIKULAR

I. PENDAHULUAN

Fistula preaurikular terjadi ketika pembentukan daun telinga pada masa

embrio. Kelainan ini berupa gangguan embrional pada arkus brakial 1 dan 2.

Fistula preaurikular sering ditemukan pada suku bangsa di Asia dan Afrika, yang

merupakan kelainan herediter yang dominan. Fistula preaurikular juga biasa

disebut sebagai sinus preaurikular atau pit preaurikular.1-6

Kelainan ini seringkali ditemukan pada pemeriksaan fisik berupa lubang

kecil yang mengarah ke telinga luar, biasanya pada tepi anterior dari bagian

ascending heliks. Kelainan ini sering dilaporkan terjadi pada permukaan lateral

crus heliks dan tepi posterosuperior dari heliks, tragus atau lobulus. Secara

anatomi, kelainan ini terletak pada lateral dan superior dari nervus fasialis dan

kelenjar parotis. Fistula dapat ditemukan di depan tragus atau di sekitarnya dan

seringkali mengalami infeksi. Pada keadaan tenang, tampak muara fistula

berbentuk bulat atau lonjong, berukuran seujung pensil. Dari muara fistula sering

keluar sekret yang berasal dari kelenjar sebasea.3

Fistula preaurikular diturunkan secara autosomal dominan inkomplit.

Kelainan ini dapat muncul secara spontan. Fistula dapat terjadi secara bilateral,

terjadi pada 25-50% kasus. Pada kasus yang terjadi secara unilateral, preaurikular

kiri lebih sering terkena. 1-5

Biasanya pasien datang karena terdapat obstruksi dan infeksi fistula,

sehingga terjadi pioderma atau selulitis fasial. Bila tidak ada keluhan, operasi

tidak perlu dilakukan. Akan tetapi apabila terdapat abses berulang dan

pembentukan sekret kronis, maka perlu dilakukan pengangkatan fistula

seluruhnya, karena bila tidak bersih akan menyebabkan kekambuhan. 3

II. INSIDEN

Dalam sebuah studi, insidensi fistula preaurikular di Amerika Serikat

sekitar 0-0.9% dan insidensinya di kota New York sekitar 0.23%. Di Taiwan,

Fistula Preaurikular │ 1

Page 2: Fistula Preauriculer

insidensinya sekitar 1.6-2.5%; di Skotlandia sekitar 0.06% dan di Hungaria sekitar

0.47%. Di beberapa bagian Asia dan Afrika, insidensinya sekitar 4-10%. Insidensi

fistula preaurikular pada orang kulit putih adalah 0.0-0.6% and insidensinya pada

ras Amerika, Afrika dan Asia adalah 1-10%. Baik laki-laki maupun perempuan

memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita kelainan ini. Fistula

preaurikular muncul pada masa antenatal dan terlihat pada saat lahir.3

III.ETIOLOGI

Fistula preaurikular kongenital terbentuk akibat gangguan penyatuan dan

penutupan arkus brakialis pertama dan kedua dari hillocks of His. Pada usia janin

4 minggu arkus brakialis tampak di permukaan janin. Setelah minggu ke enam

hyoid dan arkus mandibular menyatu dan melintas di bawah kedudukan kanalis

aurikularis eksterna, lalu kemudian menutup. Daerah penyatuan terletak di leher

pada region sub mandibular. Gangguan penutupan celah tersebut menyebabkan

fistula preaurikular kongenital, sehingga pada umumnya muara fistula terletak

pada crus helicis, sebagian yang lain meluas dari pinggir bawah heliks ke sudut

mulut. Fistula ini juga bisa terbuka ke atas pada lantai meatus akustikus eksternus

dan di bagian pinggir depan bawah dari otot sternokleidomastoideus pada daerah

belakang sudut rahang bawah.1,3,4

Fistula ini sering menjadi infeksi dan bakteri yang menyebabkan infeksi

ini adalah Staphylococcus epidermidis (31%), Staphylococcus aureus (31%),

Streptococcus viridians (15%), Peptococcus species (15%), dan Proteus species

(8%).1

IV. ANATOMI TELINGA LUAR

Secara garis besar telinga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu telinga luar,

telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar dimulai dari daun telinga

(aurikula), meatus akustikus eksterna, hingga membran timpani. Telinga tengah

meliputi cavum timpani yang didalamnya terdapat ossikula auditorik. Telinga

dalam terdiri dari labirin cochlea dan labirin vestibularis.2

Fistula Preaurikular │ 2

Page 3: Fistula Preauriculer

Gambar 2. Potongan coronal telinga. Telinga terbagi menjadi 3 bagian yaitu: (1) telinga luar terdiri atas

aurikula dan meatus akustikus eksterna, (2) telinga tengah yang terdiri dari cavum timpani dan ossikula

auditorik, dan (3) telinga dalam yang terdiri dari labirin cochlear dan labirin vestibular.1

Daun Telinga

Daun telinga terletak di kedua sisi kepala, merupakan lipatan kulit dengan

dasarnya terdiri dari tulang rawan yang juga ikut membentuk liang telinga bagian

luar. Hanya cuping telinga atau lobulus yang tidak mempunyai tulang rawan,

tetapi terdiri dari jaringan lemak dan jaringan fibrosa.7

Permukaan lateral daun telinga mempunyai tonjolan dan daerah yang

datar. Tepi daun telinga yang melengkung disebut heliks. Pada bagian postero-

superiornya terdapat tonjolan kecil yang disebut tuberkulum telinga (Darwin

tubercle). Pada bagian anterior heliks terdapat lengkungan disebut antiheliks.

Bagian superior antiheliks membentuk dua buah krura antiheliks, dan bagian di

kedua krura ini disebut fosa triangularis. Di atas kedua krura ini terdapat fossa

skafa. 7

Di depan antiheliks terdapat konka, yang terdiri atas bagian yaitu simba

konka, yang merupakan bagian antero superior konka yang ditutupi oleh crus

1 Dikutip dari kepustakaan no.8

Fistula Preaurikular │ 3

Page 4: Fistula Preauriculer

helicis dan kavum konka yang terletak di bawahnya berseberangan dengan konka

dan dibawah crus helicis terdapat tonjolan kecil berbentuk segi tiga tumpul yang

disebut tragus. Bagian di seberang tragus dan terletak pada batas bawah antiheliks

disebut antitragus. Tragus dan antitragus dipisahkan oleh celah intertragus.

Lobulus merupakan bagian daun yang terletak dibawah antiheliks yang tidak

mempunyai tulang rawan dan terdiri dari jaringan ikat dan jaringan lemak. Di

permukaan posterior daun telinga terdapat juga tonjolan dan cekungan yang

namanya sesuai dengan anatomi yang membentuknya yaitu sulkus heliks, sulkus

crus helicis, fossa antiheliks, eminensia konka dan eminensia skafa. 7

Rangka tulang rawan daun telinga dibentuk oleh lempengan fibrokartilago

elastik. Tulang rawan tidak terbentuk pada lobulus dan bagian daun telinga

diantara crus helicis dan tulang rawan daun telinga ini ditutupi oleh kulit dan

hubungkan dengan struktur di sekitarnya oleh ligametum dan otot-otot. Tulang

rawan daun telinga berhubungan dengan tulang rawan liang telinga melalui bagian

yang disebut isthmus pada permukaan posterior dimana perlekatannya tidak

terlalu erat karena ada lapisan lemak subdermis yang tipis. Kulit daun telinga

ditutupi oleh rambut-rambut halus yang mempunyai kelenjar sebasea pada

akarnya. Kelenjar ini banyak terdapat dikonka dan fossa skafa. 7

Ligamentum daun telinga terdiri dari ligamentum ekstrinsik dan

ligamentum intrinsik. Ligamentum ekstrinsik menghubungkan tulang rawan daun

telinga dan tulang temporal. Ligamentum intrinsik berukuran kecil dan

menghubungkan bagian-bagian daun telinga satu sama lain. 7

Otot daun telinga terdiri dari 3 buah otot ekstrinsik dan enam buah otot

intrinsik. Otot ekstrinsik terdiri m.aurikularis anterior, m.aurikularis superior dan

m.aurikularis posterior. Otot-otot ini menghubungkan daun telinga dengan tulang

tengkorak dan kulit kepala. Otot-otot ini bersifat rudimenter, tetapi pada beberapa

orang tertentu ada yang masih mempunyai kemampuan untuk menggerakan daun

telinganya keatas dan kebawah dengan menggerakan otot-otot ini. Otot intrinsik

terdiri dari m.heliksis mayor, m.heliksis minor, m.tragikus, m.antitragus,

m.obliqus aurkularis dan m.transversus aurikularis. Otot-otot ini menghubungkan

bagian-bagian daun telinga. 7

Fistula Preaurikular │ 4

Page 5: Fistula Preauriculer

Persarafan sensorik daun telinga ada yang berasal dari pleksus servikalis

yaitu : n.aurikularis magnus bersama dengan cabang kutaneus n.fasialis

mempersarafi permukaan posterior dan anterior dan bagian posterior. Nervus

oksipitalis mempersarafi bagian atas permukaan posterior daun telinga. Nervus

aurikulotemporalis merupakan cabang n.mandibularis memberikan persarafan

daerah tragus, crus helicis dan bagian atas heliks. 7

Bentuk dari kulit, tulang rawan dan otot pada suatu keadaan tertentu dapat

menentukan bentuk dan ukuran dari orifisium liang telinga bagian luar, serta

menentukan sampai sejauh mana serumen akan tertahan dalam liang telinga

disamping itu mencegah air masuk kedalam liang telinga. 7

Gambar 1. Auricula2

Liang Telinga Luar

Liang telinga luar yang sering disebut meatus, merupakan suatu struktur

berbentuk “S“ yang panjangnya kira-kira 2,5 cm, membentang dari konka telinga

sampai membran timpani. Oleh karena kedudukan membran timpani miring

menyebabkan liang telinga bagian belakang atas lebih pendek kira-kira 6 mm dari

dinding anterior inferior. Bagian lateral liang telinga adalah tulang rawan meluas

kira-kira ½ panjang liang telinga. Bagian tulang rawan liang telinga luar sedikit

mengarah ke atas dan ke belakang dan bagian tulang sedikit ke bawah dan ke

depan. Penarikan daun telinga kearah belakang atas luar, akan membuat liang

2 Dikutip dari kepustakaan no.8

Fistula Preaurikular │ 5

Page 6: Fistula Preauriculer

telinga cenderung lurus sehingga memungkinkan terlihatnya membran timpani

pada kebanyakan liang telinga. Dinding depan, dasar dan sebagian dinding

belakang dari liang telinga dibentuk oleh tulang rawan yang mana terbentuk

penyempitan depan bawah, bila meluas ke media. Ujung sebelah dalam dari jalur

ini melekat erat dengan permukaan luar yang kasar dari bagian tulang liang

telinga. Bagian superior dan posterior dibentuk oleh jaringan ikat padat yang

mana berlanjut dengan prosteum dari bagian tulang liang telinga. 7

Liang telinga bagian tulang rawan sangat lentur dan fleksibel sebagian

akibat adanya dua atau tiga celah tegak lurus dari santrorini pada dinding tulang

rawan. Pada liang telinga bagian tulang ada bagian daerah cembung yang

bervariasi dari dinding anterior dan inferior tepat di medial persambungan antara

bagian tulang dan disebut ishmus. Sesudah ishmus, dasar liang telinga menurun

tajam ke bawah dan kemudian menaik ke atas ke arah persambungan pinggir

inferior anulus timpanikus, membentuk lekukan yang disebut recensus

tympanicus inferior. Sudut yang dibentuk dinding anterior dengan membran

timpani juga memiliki kepentingan klinis, dimana daerah ini dapat menjadi tempat

penumpukan keratin atau serumen yang nantinya dapat bertindak sebagai sumber

infeksi. Hubungan antara liang telinga dengan struktur sekelilingnnya juga

mempunyai arti klinis yang penting. Dinding anterior liang telinga kearah medial

berdekatan dengan sendi temporomandibular dan ke lateral dengan kelenjar

parotis.7

Dinding inferior liang telinga juga berhubungan erat dengan kelenjar

parotis. Dehisensis pada liang telinga bagian tulang rawan (fissure of Santorini)

memungkinkan infeksi meluas dari liang telinga luar kedalam parotis dan

sebaliknya pada ujung medial dinding superior liang telinga bagian tulang

membentuk lempengan tulang berbentuk baji yang disebut tepi timpani dari tulang

temporal, yang mana memisahkan lumen liang telinga dari epitimpani. Dinding

superior liang telinga bagian tulang, disebelah medial terpisah dari epitimpani

oleh lempengan tulang baji kearah lateral suatu lempengan tulang lebih tebal

memisahkan liang telinga dari fossa kranii medial. Dinding posterior liang telinga

bagian tulang terpisah dari sel udara mastoid oleh suatu tulang tipis. Bentuk dari

Fistula Preaurikular │ 6

Page 7: Fistula Preauriculer

daun telinga dan liang telinga luar menyebabkan benda asing serangga dan air

sulit memasuki liang telinga bagian tulang dan mencapai membran timpani.

Orifisium dan liang telinga luar yang kecil dari tumpang tindih antara tragus dan

antitragus merupakan garis pertahanan pertama terhadap kontaminasi dari liang

telinga dan trauma membran timpani. Garis pertahanan kedua dibentuk oleh

tumpukan massa serumen yang menolak air, yang mengisi sebagian liang telinga

bagian tulang rawan tepat di medial orifisium liang telinga. Garis pertahanan

ketiga yaitu bagian tulang rawan dan bagian tulang liang telinga, hal ini karena

dinding liang telinga yang cembung. Penyempitan ini membuat serumen

menumpuk atau benda asing sulit memasuki lumen liang telinga bagian tulang

dan membran timpani.7

Kulit liang telinga

Liang telinga sebenarnya mempunyai lapisan kulit yang sama dengan

lapisan kulit pada bagian tubuh lainnya yaitu dilapisi epitel skuamosa. Kulit liang

telinga merupakan lanjutan kulit daun telinga dan kedalam meluas menjadi

lapisan luar membran timpani. Lapisan kulit liang telinga luar lebih tebal pada

pars cartilagineus daripada pars osseus. Pada liang telinga pars cartilagineus

tebalnya 0,5 – 1 mm, terdiri dari lapisan epidermis dengan papillanya, dermis dan

subkutan yang melekat dengan perikondrium.7

Lapisan kulit liang telinga pars osseus lebih tipis, tebalnya kira-kira 0,2

mm, tidak mengandung papilla, melekat erat dengan periosteum tanpa lapisan

subkutan, berlanjut menjadi lapisan luar dari membran timpani dan menutupi

sutura antara tulang timpani dan tulang. Kulit pada daerah ini tidak mengandung

kelenjar dan rambut.7

Epidermis dari liang telinga pars cartilagineus biasanya terdri dari 4

lapisan yaitu sel basal, skuamosa, sel granuler dan lapisan tanduk.7

Folikel-folikel Rambut

Folikel rambut banyak terdapat pada 1/3 bagian luar liang telinga, pendek

dan tersebar secara tidak teratur, tetapi tidak begitu banyak pada 2/3 liang telinga

Fistula Preaurikular │ 7

Page 8: Fistula Preauriculer

pars cartilagineus. Pada liang telinga pars osseus, rambut-rambutnya halus dan

kadang-kadang terdapat kelenjar pada dinding posterior dan superior. Dinding

luar folikel rambut dibentuk oleh invaginasi epidermis yang menipis ketika

mencapai dasar folikel, dinding sebelah dalam folikel adalah rambut sendiri.

Ruang potensial yang terbentuk disebut kanalis folikularis. Kelenjar sebasea atau

kelenjar lemak banyak terdapat pada liang telinga dan hampir semuanya bermuara

ke folikel rambut.7

Kelenjar-kelenjar Sebasea dan Apokrin

Kelenjar sebasea pada telinga berkembang baik pada daerah konka,

ukuran diameternya 0,5 -2,2 mm. Kelenjar ini banyak terdapat pada liang telinga

luar bagian tulang rawan, dimana kelenjar ini berhubungan dengan rambut. Pada

bagian luar liang telinga bagian tulang rawan, kelenjar sebasea menjadi lebih

kecil, berkurang jumlahnya dan lebih jarang atau tidak ada sama sekali pada kulit

liang telinga bagian tulang. Kelenjar sebasea terletak secara berkelompok pada

bagian superfisial kulit.7

Umumnya, beberapa alveoli yang berdekatan terbuka dalam saluran

ekskresi yang pendek. Saluran-saluran ini dilapisi dengan epitel yang berlanjut

menjadi sarung akar rambut luar dan dengan lapisan basal epidermis bagian

sekresi kelenjar-kelenjar sebasea berupa alveoli yang bundar berdiameter 0,5 – 2,0

mm kearah sentral alveoli, sebagian kecil sel-sel mengalami keratinisasi tetapi

ukuran bertambah besar, menjadi polihidral dan secara bertahap dan terisi butir-

butir lemak. Lambat laun intinya mengkerut dan menghilang, dan sel-sel pecah

menjadi serpihan-serpihan lemak bercampur dengan sisi bertanduk. Campuran ini

merupakan sekresi berminyak dari kelenjar, lalu dieksresikan dalam kanalis

folikularis dan keluar kepermukaan kulit. Kelenjar apokrin terutama terletak pada

dinding liang telinga superior dan inferior. Kelenjar-kelenjar ini terletak pada

sepertiga tengah dan bawah dari kulit dan ukurannya berkisar 0 ,5-2,0 mm.

Seperti kelenjar sebasea ,kelenjar apokrin terbentuk dari lokal dari pembungkus

luar akar folikel rambut. Kelenjar – kelenjar ini dapat dibagi kedalam 3 bagian ,

Fistula Preaurikular │ 8

Page 9: Fistula Preauriculer

yaitu bagian sekresi, saluran sekresi didalam kulit dan saluran terminal atau

komponen saluran epidermal.7

Bagian saluran yang melingkar adalah struktur tubular dimana jarang

bercabang dan terdiri dari lapisan epitel di sebelah dalam, lapisan mioepitel di

tengah dan membran propria di sebelah luar. Disekeliling tubular adalah jaringan

ikat padat. Epitelnya berupa lapisan tunggal bervariasi dari bentuk silinder hingga

kuboidal sangat gepeng (pipih). Didalam sitoplasma, biasanya terletak

supranuklear terlihat sebagai granul lipoid dan pigmen dalam ukuran yang

bervariasi. Lapisan mioepitelium yang tebalnya satu lapis sel berbentuk pipih dan

mengandung otot polos membentuk pembungkus melingkari kelenjar, dan apabila

berkontraksi akan menekan lumen tubuli sehingga sekret akan keluar. Apabila

sampai di permukaan epidermis, sekret ini sebagian masuk folikel rambut dan

sebagian lagi ke permukaan bebas liang telinga, secara perlahan-lahan akan

mengering dan berbentuk setengah padat dan berwarna menjadi lebih gelap.

Saluran sekresi relatif panjang dan berbelok-belok dan mempunyai diameter yang

bervariasi, berbatas tegas dari bagian sekresi kelenjar.7

Pendarahan

Arteri-arteri dari daun telinga dan liang telinga luar berasal dari cabang

arteri temporalis superfisial dan aurikular posterior dari arteri karotis eksterna.

Permukaan anterior telinga dan bagian luar liang telinga diperdarahi oleh cabang

arteri aurikular anterior dari arteri temporalis superfisial. Suatu cabang dari arteri

aurikular posterior memperdarahi permukaan posterior telinga. Banyak dijumpai

anastomosis diantara cabang-cabang dari arteri ini. Pendarahan kebagian lebih

dalam dari liang telinga luar dan permukaan luar membrana timpani adalah oleh

cabang aurikular dalam arteri maksilaris interna. Vena telinga bagian anterior,

posterior dan bagian dalam umumnya bermuara ke vena jugularis eksterna dan

vena mastoid. Akan tetapi, beberapa vena telinga mengalir ke dalam vena

temporalis superfisial dan vena aurikularis posterior.7

Fistula Preaurikular │ 9

Page 10: Fistula Preauriculer

Gambar 3. Vascularisasi Auricula3

Beberapa cabang yang lebih kecil dari arteri-arteri dan vena-vena

menembus jaringan ikat padat yang menjembatani bagian yang kurang tulang

rawannya. Sebagian cabang lainnya melewati fissura Santorini pada dinding

tulang rawan anterior dan jaringan ikat fibrosa yang mempersatukan tulang rawan

dengan bagian tulang liang telinga. Pembuluh-pembuluh ini kemudian bercabang

dan beranastomosis pada selaput membran liang telinga dan membentuk jaringan

vaskular kutaneus profunda, dibagian dalam perikondrium.7

Sejumlah besar cabang-cabang arteri menaik tegak lurus ke papilla

dermis ke dalam daerah cabang-cabang arteri dari lekukan kapiler. Lekukan-

lekukan ini mengalir ke dalam pleksus venous dan selanjutnya ke dalam jaringan

venosus di atas perikondrum. Satu arteriol tunggal memperdarahi tubulus

sekretorius dan kebanyakan saluran kelenjar apokrin, selanjutnya memisahkan diri

3 Dikutip dari kepustakaan no.7

Fistula Preaurikular │ 10

Page 11: Fistula Preauriculer

menjadi kapiler yang sangat banyak, yang bergabung kedalam dua atau lebih

kumpalan venula.7

Persarafan

Persarafan telinga luar bervariasi berupa gabungan antara saraf-saraf

kutaneus dan kranial. Nervus aurikulotemporalis berasal dari nervus mandibularis

yang merupawkan cabang dari nervus trigeminus (N.V) mempersarafi permukaan

anterolateral permukaan telinga, dinding anterior dan superior liang telinga, dan

segmen depan membran timpani.

Permukaan posteromedial daun telinga dan lobulus dipersarafi oleh pleksus

servikalis nervus aurikularis mayor. Cabang aurikularis dari nervus fasialis

(N.VII), glossofaringeus (N.IX) dan vagus (N.X) menyebar ke daerah konka dan

cabang-cabang saraf ini mempersarafi dinding posterior dan inferior liang telinga

dan segmen posterior dan inferior membran timpani. Batang saraf utama pada

jaringan subkutan beralan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang di

dalam dermis naik secara vertikal dari batang saraf subkutaneus tadi. Disini saraf-

saraf masuk diantara lilitan kelenar-kelenjar dan menyelimuti masing-masing

tubulus dengan sejumlah besar anastomosis. Serabut-serabut saraf tadi

membentuk suatu jaringan diatas struktur membrana propria dan pada beberapa

daerah dapat menembus kelenjar-kelenjar ekrin kecil. Masing-masing serabut

membentuk jaringan berbentuk keranjang di sekeliling folikel rambut.7

Terdapat suatu pemikiran bahwa kelenjar apokrin dari aksila dan liang

telinga luar dapat dirangsang oleh adrenalin dan preparat yang menyerupainya

yang diberi secara sistemik atau melalui suntikan lokal. Sekresinya tidak diinduksi

melalui penyuntikan asetilkolin. Kolinesterase dijumpai di sekeliling tubular

kelenjar apokrin kulit liang telinga, ini menunjukan bahwa saraf yang

menginnervasinya tidak bersifat kolinergik. Temuan ini menguatkan pemikiran

bahwa inervasi kelenjar apokrin liang telinga adalah simpatomimetik. Disini tidak

ada bukti nyata akan pengaruh saraf terhadap sekresi kelenjar sebasea, walaupun

kenyataan bahwa serabut-serabut saraf tanpa myelin dapat terlihat di sekeliling

kelenjar.7

Fistula Preaurikular │ 11

Page 12: Fistula Preauriculer

Gambar 4. Persarafan Auricula4

Sistim Limfatik

Pembuluh-pembuluh limfe berasal dari papilla dermis di sekeliling folikel

rambut dan kelenjar sebasea seperti anyaman berbentuk bintang menghubungkan

lakuna. Pengaliran dari pembuluh-pembuluh tersebut kedalam kelenjar pre dan

post aurikular. Sistim limfe liang telinga luar berhubungan erat dengan sistem

limfe prosesus mastoideus dan kelenjar parotis. Pada infeksi tertentu dari liang

telinga kelenjar-kelenjar limfe yang berdekatan dengan liang telinga menjadi

membesar dan sistem limfatik bagian anterior dan superior liang telinga, tragus

dan kulitnya dekat daerah temporal bermuara ke dalam kelenjar preaurikular yang

terletak di atas kelenjar parotis.7

Saluran eferen kelenjar parotis menuju kelenjar servikal profunda bagian

superior, lalu dari lobulus, heliks dan dinding inferor liang telinga mengalir

kedalam kelenjar infra aurikular ke inferior telinga dan posterior sudut rahang

bawah.7

4 Dikutip dari kepustakaan no.7

Fistula Preaurikular │ 12

Page 13: Fistula Preauriculer

Gambar 5. Sitem Limfatik Auricula5

V. PATOFISIOLOGI

Selama embriogenesis, daun teliga (aurikula) muncul dari arkus brakial 1

dan 2 pada minggu keenam kehamilan. Arkus brakial adalah struktur mesoderm

yang dibungkus oleh ektoderm dan mengelilingi endoderm. Arkus-arkus ini

terpisah satu dengan lainnya oleh celah brakial ektoderm kearah luar dan oleh

kantong faringeal endoderm kearah dalam. Arkus brakial 1 dan 2 brakial masing-

masing membetuk 3 tonjolan (hillocks); struktur ini disebut hillocks of His. Tiga

hillocks muncul dari tepi bawah arkus brakial 1 dan 3 lagi dari batas atas arkus

brakial kedua. Hillocks ini seharusnya bergabung selama beberapa minggu

kemudian pada masa embriogenesis. Fistula preaurikular terjadi sebagai akibat

dari kegagalan penggabungan tonjolan- tonjolan ini.1,3,4

5 Dikutip dari kepustakaan no.7

Fistula Preaurikular │ 13

Page 14: Fistula Preauriculer

Gambar 6. Perubahan dalam perkembangan telinga pada masa embriogenik6

Fistula preaurikular biasanya sempit, panjangnya bervariasi (biasanya

pendek) dan salurannya biasanya kecil. Fistula preaurikular biasanya ditemukan

pada lateral, superior dan posterior dari nervus fasialis dan kelenjar parotis. Pada

hampir semua kasus, salurannya terhubung ke perikondrium dari kartilago daun

telinga. Salurannya dapat mengarah ke kelenjar parotis.1,4

VI. GAMBARAN KLINIS

Kelainan ini biasanya asimptomatik. Penderita dengan fistula preaurikular

kongenital pada umumnya datang ke dokter setelah terjadi obstruksi dan infeksi

fistel ini baik infeksi yang pertama ataupun infeksi yang berulang dengan

keluhan-keluhan rasa sakit dan bengkak di depan telinga serta demam. Penyebab

66 Dikutip dari kepustakaan no.4

Fistula Preaurikular │ 14

Page 15: Fistula Preauriculer

infeksi tersering adalah manipulasi penderita terhadap muara fistula karena

timbulnya rasa gatal atau keluarnya sekret. Sekret yang tidak dapat dikeluarkan

juga merupakan media yang baik untuk perkembangan bakteri sehingga akan

timbul suatu infeksi dan selanjutnya menjadi abses. Dapat pula terjadi pioderma

atau selulitis fasial.1-4

Gambar 7. Fistula Preaurikular7

Gambar 8.8

VII. DIAGNOSIS

Anamnesis

Kebanyakan orang dengan kelainan ini biasanya asimptomatik. Hanya

sepertiga orang menyadari adanya kelainan ini. Dalam sebuah studi terhadap 31

7 Dikutip dari kepustakaan no.9

8 Dikutip dari kepustakaan no.4

Fistula Preaurikular │ 15

Page 16: Fistula Preauriculer

pasien, suatu lesi menjadi jelas, sekitar 9,2 tahun (rata-rata) sebelum mereka

mencari pertolongan medis.3

Beberapa pasien fistula preaurikular datang dengan drainase kronik yang

intermitten berupa material purulen dari tempatnya yang terbuka. Drainase fistula

ini menjadi mudah mengalami infeksi. Sekali mengalami infeksi, fistula ini sering

berkembang menjadi eksaserbasi akut yang rekuren. Pasien mungkin datang

dengan selulitis fasial atau ulserasi yang berlokasi pada bagian depan telinga.

Ulserasi ini sering diobati tanpa mengetahui sumber primernya dan fistula

preaurikular menjadi tidak ketahuan. Perkembangan dari adanya infeksi, lesinya

mungkin dapat berkembang menjadi jaringan skar.1,3

Pemeriksaan Fisik

Fistula preaurikular biasanya muncul sebagai sebuah celah kecil dekat tepi

anterior heliks bagian ascending. Jika fistula ini mengalami infeksi yang aktif

dapat ditemukan adanya tanda-tanda radang yang biasanya disertai pengeluaran

sekret, dan dapat meninggalkan gejala sisa berupa jaringan parut (scarring). Pada

pemeriksaan fisik dapat pula ditemukan fistula branchiogenik dan atau penurunan

pendengaran.3

Choi et al, pada tahun 2007, mencatat bahwa apa yang dikenal sebagai

fistula preaurikular dapat terjadi di area postaurikula. Fistula terjadi pada area

postaurikula memperlihatkan angka kekambuhan yang rendah setelah operasi

(0%) daripada area preaurikular (2.2%).3

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah kultur pus yang

berasal dari fistula. Pemeriksaan kultur ini digunakan mengetahui jenis

mikroorganisme penyebab infeksi pada saluran fistula, sehingga dapat diberikan

terapi antibiotik yang sesuai.3

Pemeriksaan Radiologi

Fistula Preaurikular │ 16

Page 17: Fistula Preauriculer

Pemeriksaan radiologi dapat digunakan untuk mengetahui bentuk dari

saluran fistula. Fistulografi digunakan untuk melihat bentuk dan sejauh mana

saluran fistula ini1. Sedangkan ultrasonograpi dapat digunakan untuk mengetahui

hubungan antara saluran fistula dengan arteri temporal superfsial, krus anterior

heliks, dan tragus.3

Gambaran Histologis

Pada pemeriksaan makroskopis, fistula preaurikular terdiri dari struktur

tubular yang sederhana atau gambaran melingkar memiliki dinding yang tipis dan

berkilau, atau putih dan menebal. Saluran fistula dapat melingkar atau dapat

berliku-liku, dan lumennya berisi debris. Fistula preaurikular sering penuh dengan

keratin dan dikelilingi oleh jaringan ikat longgar. Secara mikroskopis, duktus dari

fistula dikelilingi oleh epitel squamous berlapis dan mengandung banyak kista

sepanjang salurannya. Jaringan ikat yang mengelilingi duktus dapat mengandung

folikel rambut; kelenjar sebasea dan kelenjar keringat; dan jaringan inflamasi,

diantaranya limfosit, sel plasma dan leukosit polimorfonuklear.1,3

VIII.PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan fistula preaurikular kongenital ini tidak diperlukan

kecuali pencegahan terjadinya infeksi yaitu menghindari manipulasi dan

membersihkan muara dari sumbatan dengan alkohol atau cairan antiseptik lainnya

secara rutin. Pada kasus dengan infeksi biasanya dapat diberikan antibiotik dan

kompres hangat.1,3,4

Pembedahan fistula adalah dengan diseksi dan eksisi komplit dari fistula

dan salurannya, hanya dilakukan pada infeksi yang berulang oleh karena sulitnya

mengeluarkan fistula secara lengkap. Kesukaran pembedahan disebabkan oleh

adanya percabangan fistula sehingga sulit untuk menentukan luas keseluruhan

saluran tersebut. Selama eksisi pembedahan, harus diingat bahwa salurannya

dapat berkelok-kelok dengan cabang-cabangnya di subkutaneus. Diseksi sampai

ke periosteum dari tulang temporal biasanya dibutuhkan, dan semua cabang-

cabang dari salurannya harus diangkat untuk mencegah infeksi yang berulang.

Fistula Preaurikular │ 17

Page 18: Fistula Preauriculer

Pengangkatan yang tidak lengkap menimbulkan sinus yang mengeluarkan cairan

sehingga membutuhkan pengangkatan yang lebih sulit dan lebih radikal. Untuk

membantu pembedahan dapat disuntikkan larutan methylen blue ke dalam saluran

sebelum operasi sehingga jaringan yang berwarna bisa digunakan sebagai

petunjuk panjang dan luasnya fistula. Harus diketahui bahwa zat warna tersebut

mungkin tidak memasuki seluruh cabang-cabang yang lebih kecil sehingga

diperlukan ketelitian selama diseksi untuk mencari saluran-saluran kecil yang

tidak berwarna.1,3,4,6,10

Gambar 9.9

Cara lain adalah dengan fistulografi, yaitu dengan cara memasukkan zat

kontras ke dalam muara fistula, lalu dilakukan pemeriksaan radiologik. Pada

pemeriksaan fistulografi tidak dapat menggambarkan jalur traktus yang

sebenarnya karena infeksi yang berulang menimbulkan tersumbatnya traktus oleh

jaringan fibrosis. Pembedahan dilakukan apabila inflamasi sudah sembuh.1

Sewaktu pembedahan eksisi komplit harus diingat bahwa bahaya

terkenanya kelenjar parotis atau saraf fasialis. Keduanya harus benar-benar

diidentifikasi. Pada beberapa penderita kelainan ini, salurannya dapat berjalan di

medial atau lateral dari saraf fasialis, oleh karena itu saraf fasialis harus dikenali

pada waktu diseksi. Atau juga salurannya sering berjalan di antara cabang saraf

fasialis dan harus di eksplorasi dengan sangat hati-hati sewaktu pembedahan.

9 Dikutip dari kepustakaan no.4

Fistula Preaurikular │ 18

Page 19: Fistula Preauriculer

Sebelum melakukan pembedahan, sangat penting untuk mengetahui letak anatomi

perjalanan saraf fasialis, terutama setelah keluar dari foramen stilomastoideus.1,11

Gambar 10.10

IX. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding dari fistula preaurikular adalah:3

10 Dikutip dari kepustakaan no.4

Fistula Preaurikular │ 19

Page 20: Fistula Preauriculer

Karsinoma sel basal

Karsinoma sel basal adalah keganasan yang berasal dari sel pluripotensial

pada lapisan basal dari epidermis atau folikel. Faktor resiko yang paling sering

menyebabkan basal sel karsinoma adalah paparan sinar matahari. Daerah

Predileksi pada daerah kepala dan leher. Gambaran lesi biasanya muncul sebagai

papul berwarna merah atau pink yang perlahan membesar.12

Gambar 11. papul berwarna merah muda translusen disertai telangiektasis dan erosi krusta.11

Kista inklusi epidermal

Kista inklusi epidermal adalah kista kutaneus yang paling sering terjadi.

Kista ini dapat terjadi di badan, dan paling sering terjadi di wajah, kepala, leher,

dan punggung. Kista inklusi epidermal berasal dari proliferasi dari sel epidermal.

Gambaran umum kista inklusi epidermal berupa benjolan berwarna kekuningan,

berbentuk nodul dengan berbagai ukuran. Dan memiliki pori di bagian

sentralnya.13

11 Dikutip dari kepustakaan no.1212 Dikutip dari kepustakaan no.13

Fistula Preaurikular │ 20

Page 21: Fistula Preauriculer

Gambar 12. Kista epidermoid yang besar dengan punctum prominen.12

X. KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada fistula preaurikular adalah :1,3

1. Pasien dapat mengalami infeksi pada salurannya dengan pembentukan

abses.

2. Infeksi dan ulserasi dapat terjadi pada bagian yang jauh dari tempat yang

terbuka.

3. Kekambuhan postoperasi merupakan komplikasi dari ekstirpasi saluran

fistula.

Beberapa faktor yang berkontribusi untuk terjadinya kekambuhan

setelah operasi adalah: 3

Usaha pengangkatan sebelumnya pada saat dioperasi

Operasi dengan menggunakan anestesi lokal

Pengangkatan yang tidak sempurna dari saluran fistula

Infeksi yang aktif pada saat operasi

Drainase abses sebelum operasi

Kurangnya gambaran yang jelas dari traktus ketika dilakukan operasi

Kegagalan mengangkat kartilago aurikula pada dasar fistula

Kegagalan untuk mengidentifikasi nervus fasialis karena letaknya yang

12

Fistula Preaurikular │ 21

Page 22: Fistula Preauriculer

dekat dengan fistula

XI. PROGNOSIS

Fistula preaurikular umumnya memiliki prognosis yang baik. Jika fistula

preaurikular ini ditangani dengan tepat maka hasilnya akan memuaskan dan kecil

kemungkinan untuk residif.3

DAFTAR PUSTAKA

1. Mardhiah A. Fistula Preaurikular Kongenital. Majalah kedokteran nusantara

(serial online).2005. Desember.( cited 2010 August 30th): volume 38/hal.328-

332. Available from URL:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15598/1/mkn-des2005-

%20%2810%29.pdf

2. Hafil AF, Sosialisman, Helmi. Kelainan telinga luar. Dalam Soepardi EA,

Iskandarb N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,

Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta : Balai penerbit

FK UI; 2007.hal.57.

3. Scheinfeld NS. Preauricular Sinuses. 2010 (cited 2010 August 30th);

Available from URL: http://emedicine.medscape.com/article/1118768-

overview

4. Weerda H. Abnormalities. In: Weerda H. Surgery of the Auricle. Stutgart :

Thieme publishing group; 2007.p.106-117

Fistula Preaurikular │ 22

Page 23: Fistula Preauriculer

5. Kroon DF, Strasnick B. Diseases of the auricle, external, auditory canal,

and tympanic membrane. In: Glasscock ME, Gulya AJ. 5th edition.

Hamilton : BC decker inc; 2003.p.345-8

6. Ostrower ST. Preauricular Cysts, Pits, and Fissures. 2010 (cited 2010

August 30th); Available from URL:

http://emedicine.medscape.com/article/845288-overview

7. Voll M, Wesker K. Ear and vestibular apparatus.In: Voll M, Wesker K. Atlas

of Anatomy Head and Neuroanatomy. Stuttgart : Thieme publishing group;

2007.p.140-3

8. Moore, Keith L.; Dalley, Arthur F. Clinically Oriented Anatomy, 5th Edition.

Canada : Lippincott Williams & Wilkins. 2006. p.1023-4

9. Nawka T, Swift A. The Auricle (pinna). In :Nawka T, Swift A. Ear, Nose,

and Throat Diseases. 3rd edition. Stutgart : Thieme publishing group;

2009.p.14

10. Bluestone CD, Rosenfeld RM. Preauricular Pit or Fistula. In: Bluestone CD,

Rosenfeld RM. Surgical Atlas of Pediatric Otolaryngology. Ontario : BC

decker inc; 2002.p.502-3

11. Skandalakis LJ, Skandalakis JE, Skandalakis PN. Brakial Cleft sinuses and

cyst. In: Skandalakis LJ, Skandalakis JE, Skandalakis PN. Surgical Anatomy

and Technique A Pocket Manual. 3rd edition. New york : Springer science;

2009.p.47-51

12. Ramsey ML. Basal Cell Carcinoma. 2010 (cited 2010 Sept 7th); Available

from URL: http://emedicine.medscape.com/article/1100003-overview

13. Hanson LJ. Epidermal Inclusion Cyst. 2010 (cited 2010 Sept 7th); Available

from URL: http://emedicine.medscape.com/article/1061582-overview

Fistula Preaurikular │ 23