Fistula Ajis

2
Overview. Fistula merupakan hubungan abnormal antara 2 permukaan epitel , ECF merupakan hubungan abnormal antara usus halus atau usus besar dengan kulit. ECF bisa muncul dari duodenum, jejunum, ileum, colon, atau rektum. Walaupun fistel muncul dari regio lain di saluran cerna (seperti lambung ataupun esofagus) bisa dinasukkan dalam definisi ECF, diskusi artikel ini terbatas pada definisi konvensional ECF. Fistula-in-ano, walaupun secara anatomi termasuk dalam ECF, secara konvensional tidak termasuk, karena presentasi dan manajemen nya berbeda. ECF, yang diklasifikasikan sebagai eksternal fistel (sebagai lawan dari fistula interna, yang secara abnormal menghubungkan antara 2 hollow viscera), merupakan komplikasi yang biasanya terlihat terkait operasi pada usus halus ataupun usus besar. Pada study sebelumnya menyatakan bahwa 95% ECF merupakan postoperatif dan ileum merupakan tempat yang paling sering terjadinya ECF. 49% fistula merupakan high output dan 51% merupakan low output. ECF merupakan suatu yang sering terjadi pada operasi dan disamping kemajuan dalam penanganan lesi ini, ECF juga masih bertanggung jawab terhadap angka kematian yang signifikan, antara 5-20% terkait dengan sepsis, abnormalitas nutrisi, dan ketidakseimbangan elektrolit. Memahami patofisiologi , serta faktor resiko dari ECF berguna untuk mengurangi angka kemunculannya. Lebih lanjut, guideline tatalaksana yang baik untuk lesi ini, bersama dengan obat-obatan terbaru, akan membantu klinisi untuk mencapai hasil yang lebih baik pada pasien ECF. Klasifikasi ECF berdasarkan output Tipe ECF, berdasarkan output dari isi organ dalam yang dikeluarkan juga menentukan kondisi status kesehatan dan bagaimana respon pasien terhadap terapi. ECF biasanya diklasifikasikan dalam 3 kategori: Low-output fistula b(<200 cc/hari) Moderate-output fistula (200-500 cc/hari) High-output fistula (> 500 cc/hari)

description

tugas

Transcript of Fistula Ajis

Page 1: Fistula Ajis

Overview.

Fistula merupakan hubungan abnormal antara 2 permukaan epitel , ECF merupakan hubungan abnormal antara usus halus atau usus besar dengan kulit. ECF bisa muncul dari duodenum, jejunum, ileum, colon, atau rektum.

Walaupun fistel muncul dari regio lain di saluran cerna (seperti lambung ataupun esofagus) bisa dinasukkan dalam definisi ECF, diskusi artikel ini terbatas pada definisi konvensional ECF. Fistula-in-ano, walaupun secara anatomi termasuk dalam ECF, secara konvensional tidak termasuk, karena presentasi dan manajemen nya berbeda.

ECF, yang diklasifikasikan sebagai eksternal fistel (sebagai lawan dari fistula interna, yang secara abnormal menghubungkan antara 2 hollow viscera), merupakan komplikasi yang biasanya terlihat terkait operasi pada usus halus ataupun usus besar. Pada study sebelumnya menyatakan bahwa 95% ECF merupakan postoperatif dan ileum merupakan tempat yang paling sering terjadinya ECF. 49% fistula merupakan high output dan 51% merupakan low output.

ECF merupakan suatu yang sering terjadi pada operasi dan disamping kemajuan dalam penanganan lesi ini, ECF juga masih bertanggung jawab terhadap angka kematian yang signifikan, antara 5-20% terkait dengan sepsis, abnormalitas nutrisi, dan ketidakseimbangan elektrolit.

Memahami patofisiologi , serta faktor resiko dari ECF berguna untuk mengurangi angka kemunculannya. Lebih lanjut, guideline tatalaksana yang baik untuk lesi ini, bersama dengan obat-obatan terbaru, akan membantu klinisi untuk mencapai hasil yang lebih baik pada pasien ECF.

Klasifikasi ECF berdasarkan output

Tipe ECF, berdasarkan output dari isi organ dalam yang dikeluarkan juga menentukan kondisi status kesehatan dan bagaimana respon pasien terhadap terapi. ECF biasanya diklasifikasikan dalam 3 kategori:

Low-output fistula b(<200 cc/hari) Moderate-output fistula (200-500 cc/hari) High-output fistula (> 500 cc/hari)

High output fistula meningkatkan kemungkinan dari ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan malnutrisi.

Tatalaksana operatif versus tatalaksana konservatif

Terapi konvensional untuk ECF pada fase inisial selalu konservatif. Terapi operatif langsung saat penemuan dikontraindikasikan, karena sebagian besar ECF secara spontan tertutup sebagai hasil dari terapi konservatif. Intervensi bedah pada sepsis dan kondisi umum yang buruk akan sangat berbahaya bagi pasien.

Bagaimanapun, pasien ECF dengan faktor resiko lain seperti duodenal fistula, ileal fistula, high-output fistula, ataupun fistula terkait dengan penyakit usus memerlukan intervensi bedah yang segera.