Faal Motorik

3
Silpi Hamidiyah 1102010270 Faal motorik lambung meliputi 4 fase : 1. Filling (pengisian) 2. Storage (penyimpanan) 3. Mixing (pencampuran) 4. Emptying (pengosongan) 1. Fase Pengisian (Filling) Makanan yang masuk akan meregangkan lambung, tugas lambung adalah menjaga agar tekanan intragaster tidak meningkat selama makanan masuk sebanyak apapun. Usaha tersebut diperankan oleh : a. Plastisitas otot polos dinding lambung Selama lambung teregang, otot polos pada dinding lambung juga teregang. Perbedaannya dengan otot rangka dan otot jantung adalah bila semakin teregang serat otot polos, maka akan melemas. Keuntungan ini dapat mempertahankan tegangan dinding lambung seminimal mungkin. Bila terlalu banyak makanan di lambung, peregangan lambung akan berlebihan merangsang sel otot polos peacemaker untuk mencetuskan potensial aksi menyebabkan lambung berkontraksi. b. Relaksasi reseptif lambung Dilakukan leh N. Vagus Saat makan, lipatan mukosa lambung (rugae) mendatar sehingga lambung perlahan-lahan melemas Tujuan : menampung makanan sebanyak mungkin tanpa meningkatkan tekanan intragaster. Kelebihan makanan dalam gaster (> 1 L) menyebabkan la,bung sangat teregang sehingga muncul rasa tidak nyaman. 2. Fase Penyimpanan (Storage) Silpi Hamidiyah - 1102010270| 1

description

egsg

Transcript of Faal Motorik

Silpi Hamidiyah1102010270

Faal motorik lambung meliputi 4 fase :1. Filling (pengisian)2. Storage (penyimpanan)3. Mixing (pencampuran)4. Emptying (pengosongan)

1. Fase Pengisian (Filling)Makanan yang masuk akan meregangkan lambung, tugas lambung adalah menjaga agar tekanan intragaster tidak meningkat selama makanan masuk sebanyak apapun. Usaha tersebut diperankan oleh :a. Plastisitas otot polos dinding lambungSelama lambung teregang, otot polos pada dinding lambung juga teregang. Perbedaannya dengan otot rangka dan otot jantung adalah bila semakin teregang serat otot polos, maka akan melemas. Keuntungan ini dapat mempertahankan tegangan dinding lambung seminimal mungkin.

Bila terlalu banyak makanan di lambung, peregangan lambung akan berlebihan merangsang sel otot polos peacemaker untuk mencetuskan potensial aksi menyebabkan lambung berkontraksi.

b. Relaksasi reseptif lambungDilakukan leh N. VagusSaat makan, lipatan mukosa lambung (rugae) mendatar sehingga lambung perlahan-lahan melemasTujuan : menampung makanan sebanyak mungkin tanpa meningkatkan tekanan intragaster.Kelebihan makanan dalam gaster (> 1 L) menyebabkan la,bung sangat teregang sehingga muncul rasa tidak nyaman.

2. Fase Penyimpanan (Storage)Daerah fundus bagian atas terdapat otot polos yang bersifat sebagai sel peacemaker. Sel-sel ini mampu menghasilkan potensial gelombang lambat sebanyak 3x/menit. Gelombang tersebut bergerak ke seluruh fundus berjalan turun ke korpus hingga sfinkter pylorus. Gerakan ini adalah gerakan peristaltikLapisan otot polos pada fundus dan korpus lebih tipis dibanding antrum sehingga gerak peristaltiknya lemah, oleh karena itu makanan yang berada di area tersebut relatif tenang dan tidak ada pencampuran, sehingga pada fase ini lambung berfungsi sebagai penyimpanan makanan sebelum di proses oleh duodenum.

3. Fase Pencampuran (Mixing)Kontraksi peristaltik kuat oleh antrum disebabkan lapisan otot polos pada antrum lebih tebal. Pada fase ini makanan akan dicampur dengan sekresi lambung menjadi cair disebut kimus. Gerakan peristaltik antrum bersifat mendorong kimus ke arah sfinkter pylorus. Sementara sfinkter pylorus akan menutup bila ada dorongan menyebabkan makanan terpantul kembali ke arah antrum. Sfinkter tersebut hanya mengizinkan beberapa mL kimus melewatinya.Selama fase ini, kimus akan didorong-dipantul, mirip seperti gerakan kocokan yang terjadi di sepanjang antrum, hingga semua bolus makanan suskes menjadi kimus.

4. Fase Pengosongan (Emptying)Gerakan peristaltik antrum juga bersifat mengosongkan lambung, karena gerakan tersebut mendorong makanan dari lambung menuju ke duodenum. Fase ini dipengaruhi oleh faktor dari duodenum dan faktor dari lambung sendiri.Faktor lambung :-Peningkatan aktifitas peristaltik antrum-Volume kimus : semakin banyak volume kimus, semakin lambat-Derajat kecairan kimus : semakin cair semakin cepat

Faktor duodenum :-Lemak : katabolisme lemak membutuhkan waktu yang paling lama dari semua jenis makanan. Proses ini berlangsung mulai dari duodenum. Duodenum tidak akan mengizinkan kimus lambung lewat sampai makanan di duodenum selesai dicerna, akibatnya pengosongan lambung tertunda.

-Asam : kimus yang berasal dari lambung bersifat asam. Selama di duodenum, kimus tersebut mengalami netralisasi oleh sekret empedu. Proses ini membutuhkan waktu. Apabila kimus terlampau asam, maka waktu yang diperlukan untuk menetralisasi juga lebih lama sehingga pengosongan lambung tertunda.

-Hipertonisitas : bila kecepatan reabsorbsi usus halus tidak sebanding dengan kecepatan pencernaan kimus di duodenum terjadi penumpukan kimus dilumen usus, sehingga lumen bersifat hipertonis. Keadaan tersebut menyebabkan air dari sel tertarik ke lumen sehingga lumen duodenum teregang. Akibatnya refleks pengosongan lambung tertunda.

-Peregangan : peregangan akibat penumpukan kimus akan menurunkan refleks pengosongan lambungSilpi Hamidiyah - 1102010270| 1