Epid Hepatitis

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hepatitis disebut juga radang atau bengkak hati, dan dapat disebabkan oleh bahan kimia atau obat, atau berbagai jenis infeksi virus. Salah satu penyebab umum hepatitis berjangkit adalah virus hepatitis A. Infeksi dengan satu jenis virus hepatitis tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi dengan virus hepatitis lain. Gejala klinis dari epatitis virus bervariasi muai dari yang tidak dirasakan atau hanya keluhan sedikit saja sampai keadan yang berat bahkan koma sampai meninggal (Mansjoer dkk, 2001). Hepatitis sering menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) dalam periode waktu yang panjang sampai du bulan, penderita hepatitis A sebagian besar sembuh dengan sendirinya (self limiting diseases), dengan tingkat kematian sangat kecil yaitu 0,1-0,3% (Depkes RI, 2009).Orang yang terinfeksi dapat menularkan virus ini kepada orang lain dari dua minggu sebelum timbulnya gejala sampai seminggu setelah timbulnya penyakit kuning (kira-kira tiga minggu secara keseluruhan). Jumlah virus yang besar ditemui dalam tinja orang yang terinfeksi selama waktu penularan. Virus ini dapat hidup di lingkungan selama beberapa minggu dengan keadaan yang benar Di sebagain besar negara bekembang, infeksi virus hepatitsi A terjadi pada masa kanak-kanak umumnya asimtomatis atau dengan gejala sakit ringan. Infeksi yang terjadi pada

description

nothing

Transcript of Epid Hepatitis

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangHepatitis disebut juga radang atau bengkak hati, dan dapat disebabkan oleh bahan kimia atau obat, atau berbagai jenis infeksi virus. Salah satu penyebab umum hepatitis berjangkit adalah virus hepatitis A. Infeksi dengan satu jenis virus hepatitis tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi dengan virus hepatitis lain. Gejala klinis dari epatitis virus bervariasi muai dari yang tidak dirasakan atau hanya keluhan sedikit saja sampai keadan yang berat bahkan koma sampai meninggal (Mansjoer dkk, 2001).Hepatitis sering menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) dalam periode waktu yang panjang sampai du bulan, penderita hepatitis A sebagian besar sembuh dengan sendirinya (self limiting diseases), dengan tingkat kematian sangat kecil yaitu 0,1-0,3% (Depkes RI, 2009).Orang yang terinfeksi dapat menularkan virus ini kepada orang lain dari dua minggu sebelum timbulnya gejala sampai seminggu setelah timbulnya penyakit kuning (kira-kira tiga minggu secara keseluruhan). Jumlah virus yang besar ditemui dalam tinja orang yang terinfeksi selama waktu penularan. Virus ini dapat hidup di lingkungan selama beberapa minggu dengan keadaan yang benarDi sebagain besar negara bekembang, infeksi virus hepatitsi A terjadi pada masa kanak-kanak umumnya asimtomatis atau dengan gejala sakit ringan. Infeksi yang terjadi pada usia selanjutnya hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium terhadap fungsi hati. Penyakit ini mempunyai gejala klinis dengan spektrum yang bervariasi mulai dari ringan yang sembuh dalam 1-2 minggu sampai dengan penyakit dengan gejala yang berat yang berlangsung sampai beberapa bulan. Perjalanan penyakit yang berkepanjangan dan kambuh kembali dapat terjadi dan penyakit berlangsung lebih dari 1 tahun ditemukan pada 15% kasus; tidak ada infeksi kronis pada hepatitis A. Konvalesens sering berlangsung lebih lama (Chin, 2000).Menurut world heath organization (WHO) dalam Depkes RI (2010) memperkirakan lebih dari dua miliar penduduk dunia terinfeksi hepatitis B dengan angka kematian 250 ribu orang per tahun dan 170 juta penduduk dunia mengidap hepatitis C dengan tingkat kematian 350 ribu orang per tahun. Indonesia, merupakan negara dengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas tinggi, yaitu lebih dari 8 persen dimana 1,5 juta orang Indonesia berpotensi mengidap kanker hati (liver cancer).Hepatitis A biasanya ditularkan sewaktu virus dari orang yang terinfeksi tertelan oleh orang lain melalui makan makanan tercemar, minum air tercemar, menyentuh seprai dan handuk yang dikotori tinja dari orang yang dapat menularkan penyakit, hubungan langsung (termasuk seksual) dengan orang yang terinfeksi. Dalam penanganan wabah hepatitis A yang perlu dilacak sampai ke penularan dari seorang ke orang lain, termasuk di kalangan pria yang berhubungan kelamin dengan pria, air minum yang tercemar dengan saliran, makan makanan yang telah dicemari saliran seperti kerang-kerangan, makan makanan yang tercemar oleh pekerja makanan yang dapat, menularkan penyaki. Walau bukan penyebab kematian langsung, namun penyakit hepatitits menimbulkan masalah pada usia produktif, pada saat seharusnya mereka menjadi sumber daya pembangunan. Tantangan yang serius ini perlu mendapat perhatian kita semua. Oleh karena itu perlu segera mengumpulkan data dan informasi yang lebih banyak dan lebih lengkap untuk dijadikan dasar perumusan kebijakan, guna menempatkan pengendalian penyakit hepatitis dalam daftar prioritas yang lebih tinggi (Depkes RI, 2010).Di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010, KLB hepetitis A terjadi di 2 desa dengan jumlah penderita sebanyak 32 orang dimana attack rate 1,35%, kondisi ini mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 kasus hepatitis A menyerang pada satu desa (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2011). Sementara di Kota Semarang selama tahun 2011 tidak di temukan KLB Hepatitis A.Pada tanggal 15 April 2012 Dinas Kesehatan Kota Semarang mendapat laporan dari Puskesmas Lemper bahwa ada 13 pelajar di SMP Negeri 37 Semarang telah dirawat di dengan gejala demam, mual demam, lelah, nafsu makan menurun, mual dan perut kembung, mata dan air kencing berwarna seperti teh serta 65 orang siswa tidak masuk sekolah. Berdasarkan analisa laporan W1, karyasiswa FETP UGM langsung mengkonfirmasikan ke petugas Surveilance melalui via telepon, dan dinyatakan benar telah terjadi kasus tersangka penyakit Hepatitis A di wilayah Kota Semarang. Untuk mendapatkan kepastian terjadinya KLB Hepatitis A, gambaran penyakit/gejala dan kasus tambahan perlu dilaksanakan penyidikan epidemiologi KLB lebih lanjut di SMP Negeri 37 dan lingkungan rumah kasus.

B. Tujuan Penyelidikan1. UmumMengetahui gambaran besarnya masalah kejadian luar biasa hepatitis di SMP Negeri 37 Kota Semarang wilayah kerja Puskesmas Lamper2. Khususa. Memperoleh kepastian adanya kejadian luar biasab. Memperoleh gambaran deskripsi kejadian luar biasa.c. Menetapkan sumber dan cara penularan penyakitd. Mengidentifikasi penyebab kejadian luar biasae. Merumuskan saran untuk tindakan menghentikan kejadian luar biasa f. Merumuskan saran perbaikan sistem pelayanan untuk mencegah kejadian luar biasa terulang kembali

BAB IIANALIS SITUASI DAN TELAAH PUSTAKAANDefinisi hepatitisHepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis bisa disebabkan oleh virus, alkohol, narkoba, obat (termasuk obat yang diresepkan), atau racun. Penyebab lainnya adalah infeksi oportunistik seperti MAC atau CMV. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis. Hepatitis juga bisa mengakibatkan goresan hati (sirosis), kanker hati dan kegagalan fungsi hati yang bisa mematikan.Agen penyebab hepatitisHepatitis disebabkan oleh virus (merupakan penyebab terbanyak) terutama virus hepatitis A, B, C disamping virus hepatitis D dan E. Kecuali itu golongan bakteri, misalnya : Salmonella typhy, obat-obatan, racun (hepatotoksik) dan alkohol dapat menyebabkan hepatitis. Sebagian hepatitis akut sembuh sempurna tetapi sebagian lainnya akan berkembang menjadi kronis, sirosis hati dan kanker hati. Adanya peningkatan prevalensi penyakit hepatitis terutama disebabkan oleh virus merupakan masalah kesehatan masyarakat sehingga perlu mendapatkan perhatian terutama dikaitkan dengan ditemukannya jenis virus hepatitis F dan G.Penggolongan penyakit hepatitisa. Hepatitis ASeringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.Masa inkubasi < 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.b. Hepatitis BGejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia. Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan. Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.c. Hepatitis CBiasanya ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, umumnya melalui penggunaan jarum atau alat suntik lain secara bergantian. Walau jarang, HCV juga dapat menular melalui hubungan seks tanpa kondom, terutama antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki. Kurang lebih 75-85% orang terinfeksi HCV mengembangkan penyakit kronis. HCV dapat sangat ringan atau sama sekali tidak menunjukkan gejala, tetapi pada kurang lebih 20% orang dapat menyebabkan kerusakan hati yang berat pada kurun waktu 15-50 tahun. Infeksi HIV memburukkan penyakit HCV. untuk informasi lebih lanjut mengenai HCV.d. Hepatitis DHepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresife. Hepatitis EGejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri (self-limited), kecuali bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air atau makanan yang terkontaminasi feces.f. Hepatitis FBaru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.g. Hepatitis GGejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik. Semoga pengetahuan ini bisa berguna bagi Anda dan dapat Anda teruskan kepada saudara ataupun teman Anda.PatofisilogisVirus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel hati. Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan empedu tidak dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hapatoceluler jaundice.Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit dengan gejala ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai karier penyakit dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati.EpidemiologiMenyebar diseluruh dunia, sering berkembang menjadi suatu kejadian luar biasa. Sumber penularan pada umumnya adalah makanan tercemar atau bahan pembuat makanan yang tercemar. Sering menyerang anak pada usia sekolah dan dewasa muda. Di daerah yang memiliki sanitasi buruk, biasanya penduduk sudah memiliki imunitas alamiah. Di Irian Jaya dilaporkan setiap anak kurang dari lima tahun sudah terinfeksi dengan hepatitis A.Di negara berkembang infeksi hepatitis A terjadi pada usia relatif muda. Di negara bermusim tropis KLB hepatitis A sering terjadi pada musim hujan dan mengalami siklus epidemik 5 10 tahunan. Di Indonesia, KLB epatitis A serimg terjadi di sekolah, asrama, karyawan perusahaan dengan jenis KLB common source dengan periode KLB berkisar 1 2 bulan.Perjalanan alamiah penyakitPerjalanan alamiah penyakit hepatitis A sangat bervariasi, dapat ringan asimtomatik, dapat pula berat dan berlangsung lama bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada fase akut, diagnosa banding secara klinis saja antara hepatitis sering sukar ditentukan. Namun demikian stadium akut umumnya mempunyai gejala serupa, yakni ada 4 stadium :a. Masa tunasMasa tunas sering sukar ditentukan karena saat terserang infeksi sering tidak diketahuib. Masa pra ikterikKeluhan yang diutarakan umumnya tidak khas, dan dapat berlangsung 2-7 hari. Keluhan dapat berupa lemah badan, nafsu makan menurun, rasa mual dan muntah, perut sebelah kanan atas atau hati tidak enak atau sakit, pegal-peal, demam dan sakit kepala yang hebat dengan disertai kaku kuduk sehingga sering disangka meningitis. Dapat pula terjadi rash makulo papuler, eritema, urtikaria dan artralgiac. Masa ikterikPermulaan masa ini dapat disadari atau tidak oleh penderita. Setelah demam turun, penderita melihat air kencing seperti air teh pekat atau orang lain mengatakan mata atau kulitnya berwarna kuning. Pada masa ini kuningnya akan meningkat, menetap, lalu menurun dan berlangsung selama 10-14 hari. Keluhan prodormal terutama nafsu makan, tidak enak ulu hati atau epigastrium, kadang masih ada dan membaik dengan berkurangnya ikterus. Kadang timbul gatal-gatal selama beberapa hari. Hampir sebanyak 70% kasus dijumpai pembesaran hati lebih dari 1 jari dan teraba lunakd. Masa post ikterikMasa ini dimulai dengan menghilangnya gejala prodormal, hilangnya tanda ikterik, penderita merasa segar kembali walaupun mungkin masih merasakan lemah dan cepat lelah. Masa ini timbul setelah masa ikterik berlangsung 1-4 minggu. Umumnya penyembuhan secara klinis memerlukan waktu sekitar 6 bulan.e. Gambaran klinisPanas mendadak, lelah, napsu makan menurun, mual dan perut kembung, yang diikuti dengan joundice pada mata dan kulit, air kencing berwarna seperti teh. Penderita dapat menderita sakit 1-2 minggu, bahkan bisa lebih dari 1 bulan, beberapa diantaranya tidak menunjukan gejala yang nyata. Masa inkubasi 15-50 hari, rata-rata 28-30 hari.f. Sumber dan cara penularanInduk semang pada manusia, jarang pada simpanse dan beberapa jenis primata. Menular dari orang ke orang melalui mekanisme oral-fecal. Kuman dapat ditemukan dalam tinja sejak 1-2 minggu sebelum munculnya gejala dan menurun setelah gejala menghilang.Sumber penularan umum adalah air yang tercemar dan makanan yang tercemar. Pencemaran terjadi oleh karena penjamah makanan, serta makanan dan minuman yang tidak dimasak. Masa penularan tinggi 1-2 minggu sebelum timbulnya gejala sampai beberapa hari setelah timbulnya gejala mata dan kulit kuning dan kencing seperti air teh.g. Tes fungsi hatiPenyakit hati yang berbeda akan menyebabkan kerusakan yang berbeda, dan tes fungsi hati dapat menunjukkan perbedaan ini. Hasil tes fungsi hati dapat memberi gambaran mengenai penyakit apa yang mungkin menyebabkan kerusakan, tetapi tes ini tidak mampu mendiagnosis akibat penyakit hati.Hasil tes ini juga bermanfaat untuk memantau perjalanan penyakit hati, tetapi sekali lagi, mungkin tidak memberi gambaran yang tepat. Namun biasanya hasil tes fungsi hati memberi gambaran mengenai tingkat peradangan.PengobatanTidak ada pengobatan spesifik. Penderita membutuhkan istirahat yang cukup, makanan rendah lemak. Penderita diisolasi agar air kencing dan tinjanya tidak mencemari air , makanan dan minuman, termasuk penularan dari tangan dan benda-benda disekitar penderita yang dapat digunakan atau berhubungan dengan makanan dan minuman orang lainPencegahan Dengan vaksin hepatitis Gaya hidup sehat dan bersih Makan dan minum yang bersih Masak makanan hingga matang Hindari pemakaian jarum suntik dan pisau yang tidak steril Priksa sterilisasi darah sebelum transpusi darah Tidak minum alkohol Hindari penggunaan obat-obatan yang berlebihan Setia pada pasangan andaKejadian luar biasaa. Penyidikan EpidemiologiTerdapat sejumlah penderita dalam satu cluster dengan gejala panas mendadak, lelah, nafsu makan menurun, mual dan perut kembung, yang diikuti dengan joundice dan air kencing berwarna seperti air teh. Dapat didukung dengan ditemukannya IgM antibodi pada beberapa kasus yang diperiksa. Secara klinis KLB hepatitis A sering sulit dibedakan dengan KLB hepatitis E, tetapi sering kali pada KLB hepatitis E disertai kematian pada ibu hamil, sementara pada KLB hepatitis A tidak ada kematian.Perbedaan klinis dengan KLB malaria falsiparum juga sering sulit dibedakan, KLB malaria falsiparum sering menyerang semua umur, lebih sering timbulnya gejala joundice, tetapi dengan kematian yang lebih tinggi. Kurva epidemi malaria bukan merupakan KLB common source dan adanya nyamuk sebagai sumber penularan seringkali membantu menegakkan diagnosis KLB.KLB ditetapkan apabila terdapat dua kasus klinis atau lebih yang berhubungan secara epidemiologis dalam waktu kurang dari 35 hari. Berhubungan secara epidemiologis adalah adanya kesamaan tempat tinggal, tempat kerja, sekolah atau tempat jajan.Laporan penyidikan epidemiologi sebaiknya dapat menjelaskan sesuatu hal yang berkaitan dengan : Diagnosis KLB hepatitis. Penyebaran kasus menurut waktu (minggu), wilayah geografi (RT/RW, desa dan kecamatan), umur dan faktor lainnya yang diperlukan, misalnya sekolah, tempat kerja dan sebagainya. Sumber dan cara penularan Status KLB pada saat penyidikan epidemiologi dilaksanakan serta perkiraan peningkatan dan penyebaran KLB. Rencana upaya penanggulangannya.b. Upaya Penanggulangan KLB Upaya penanggulangan KLB terutama diarahkan pada pengobatan dan pencegahan KLB. Tidak ada pengobatan spesifik. Penderita membutuhkan istirahat yang cukup, makanan rendah lemak. Sementara isolasi air kencing dan tinja penderita dapat mencegah penularan dan penyebaran KLB hepatitis. Upaya pencegahan serangan KLB diarahkan untuk memutus rantai penularan penyebarluasan virus melalui perbaikan saniitasi dan pengamanan makanan. Apabila telah teridentifikasi sumber penularan, maka perbaikan sanitasi dan pengamanan makanan segera ditegakkan dengan kuat, atau sumber penularan dimaksud diisolasi sampai diyakini tidak mengandung virus. Apabila belum teridentifikasi sumber penularan dengan jelas, maka perbaikan sanitasi dan pengamanan makanan segera ditegakkan dengan ketat terhadap semua kantin dan jajanan yang berhubungan dengan populasi berisiko. Apabila tidak teridentifikasi sama sekali sumber penularannya, maka untuk sementara semua populasi berisiko makan makanan yang dibawa dari rumah saja. Pemberian imunisasi pada saat terjadi KLB adalah pemberian IG pada populasi yang diperkirakan sudah terpapar dengan virus hepatitis A, misalnya satu kantin sebagai sumber penularan bersama, tetapi pemberian imunisasi ini sangat mahal dan tidak menjadi program pemerintah. Pemberian imunisasi aktif pada saat KLB tidak dianjurkan, kecuali sebagai kegiatan ring vaksinasi. Diagnosis bandingDiagnosis banding dalam kejadian KLB ini hepatitis A, dimana gejala dan cara penulran penyakit hampir sama dengan hepatitis tipe E. Sementara itu perbedaan dapat dilihat pada tipe virusnya dan golongan fulminant, dimana hepatitis banyak pada pria dibanding wanita.HipotesisBahwa diduga telah terjadi KLB hepatitis A dengan gejala klinis demam, pusing, mual, muntah, kurang nafsu makan, lelah, like flu (batuk pilek), nyeri perut dan kencing.

BAB IIIBAHAN DAN CARAA. Batasan Wilayah PelacakanPelacakan kasus akan dilaksanakan di SMP Negeri 37 Kota Semarang Provinsi Jawa TengahB. Memastikan Diagnosa1. Diagnosa Klinispemastian diagnosis kasus hepatitis didasarkan dengan gejala klinis penderita tersangka hepatitis berupa ; demam, pusing, mual, muntah, kurang nafsu makan, lelah, like flu (batuk pilek), nyeri perut dan kencing seperti teh.2. Diagnosa LaboratoriumUntuk memastikan penyebab dari tipe virus hepatitis (HAV-IgM) dilakukan pemeriksaan laboratorium terhdap sampel darah pada kasus. Pemeriksaan laboratorium dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Surabaya Propinsi Jawa Timur. Sedangkan untuk diagnosis pasti hepatitis A apabila terdapat minimal 2 gejala tersebut diatas didukung dengan pemeriksaan imunologis pada kasus akut dan yang pernah menderita menunjukan IgM HAV (+) positif (Toni, 1995 dan Chin,2000).3. Pengumpulan Data PrimerData primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner terhadap penderita atau keluarga penderita. Wawancara dilakukan oleh Karyasiswa FETP UGM, staf Dinas Kesehatan Kota Semarang serta petugas surveilands Puskesmas Lemper berdasarkan gejala klinis yaitu kencing seperti teh, demam, nyeri perut, mata kuning, muntah/mual, nyeri sendi, diare, kulit kuning, bercak merah4. Pengumpulan Data SekunderData skunder diperoleh dari Laporan hasil penyelidikan KLB oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang, laporan surveilens dan kewaspadaan dini (W1, W2, RI 2 a1 dan 2 b1), data geografi dan demografi, data sanitasi lingkungan yang diambil dari profil Puskesmas Lamper.

Penelitian Kasus Kontrol1. Batasan kasusMereka yang diagnosis menderita hepatitis dengan gejala klinis utama kencing seperti teh, demam, nyeri perut, mata kuning, muntah/mual, nyeri sendi, diare, kulit kuning, bercak merah.2. Batasan kontrolMereka yang tidak sakit dan tidak baru mengalami sakit dengan gejala klinis utama kencing seperti teh, demam, nyeri perut, mata kuning, muntah/mual, nyeri sendi, diare, kulit kuning, bercak merah.3. Cara pengambilan kasus/kontrolSemua penderita atau yang pernah memiliki riwayat menderita selama 1 bulan terakhir dengan gejala klinis utama kencing seperti teh, demam, nyeri perut, mata kuning, muntah/mual, nyeri sendi, diare, kulit kuning, bercak merah. diambil sebagai kasus, sedangkan teman satu kelas, anggota keluarga atau tetangga penderita tetapi tidak sakit diambil sebagai kontrol. Survei kontak (kunjungan kerumah berdasarkan alamat kasus yang diperoleh dari Puskesmas Lemper, Dinkes Kota Semarang dan informasi dari ketua RT untuk mencari tahu sumber penularan yang memungkinkan.4. Variabel penelitianVariabel yang akan diteliti adalah Teman sekolah Tetangga atau teman sepermainan Berkomunikasi dengan penderita lain Penderita yang sama di rumah Hujan deras yang menyebabkan banjir Musim kering di luar dari biasanya Pesta atau hajatan besar Makan/jajan di luar rumah Pernah di suntik Operasi/khitan Transfusi/tambah darah Riwayat imunisasi hepatitis Status gizi penderita Sarana sanitasi di sekolah Kebiasaan beli jajan Cuci tangan sebelum makan Cuci tangan sehabis dari kamar mandi dengan sabun Sarana Sanitasi di rumah Cara Analisa DataData yang telah dikumpul diolah serta dianalisa secara deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kejadian penyakit menurut tempat, orang dan waktu kemudian disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan narasi. Untuk mengidentifikasi kasus digunakan penyelidikan kasus-kontrol yaitu dengan membandingkan kasus dan kontrol yang sebanding dan memiliki peluang yang sama untuk terpapar (Bres, 1995). Data diolah dengan menggunakan komputerisasi dan selanjutnya dilakukan analisa bivariat dan multivariat dengan tujuan untuk mengembangkan hipotesis atau membuktikan hipotesis secara terbatas tentang hubungan variabel dependen (KLB hepatitis) dengan variabel independen (variabel faktor risiko), menyelidiki faktor-faktor yang mungkin menghasilkan informasi dalam rangka mencegah atau mengobati penyakitAnalisis bivariatAnalis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi-square yaitu untuk : a) mengetahui perbedaan kejadian KLB hepaittis A pada kelompok yang berisiko dan tidak berisiko; b) menentukan peluang (probabilitas) kejadian KLB hepaittis A pada kelompok berisiko dan tidak berisiko yang dinyatakan dalam nilai odds ratio (OR). Sedangkan nilai probabilitas (p) digunakan untuk mengetahui: a) derajat kemaknaan statistik apakah variabel-variabel penelitian merupakan faktor risiko terjadinya KLB hepaittis A; dan b) sebagai dasar dalam pemilihan variabel-variabel bebas yang akan diuji secara bersama-sama pada analisis multivariabel (Hastono,2007).2. Analisis multivariabelAnalisis ini menggunakan multiple logistic regression. Variabel bebas yang bermakna secara statistik pada analisis bivariat dengan nilai p0,25 atau secara substansi variabel tersebut cukup penting akan akan dilakukan uji secara bersama-sama dengan analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik ganda. Analisis ini bertujuan untuk : a) mengetahui variabel yang paling besar hubungannya dengan KLB hepatitis A; b) mengetahui adanya variabel lain yang mempengaruhi hubungan variabel bebas dengan kejadian KLB hepatitis A; dan c) mengetahui sifat hubungan tersebut yaitu berhubungan langsung atau tidak langsung (Hastono, 2007).