Makalah epid

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol. Rancangan penelitian eksperimental merupakan rancangan dengan manipulasi atau perlakuan peneliti terhadap subyek penelitian, kemudian efek manipulasi diobservasi. Secara klasik rancanagan ini diwujudkan dalam bentuk penelitian yang membagi subyek penelitian menjadi dua kelompok yang sama persis keadaannya, satu kelompok diberi perlakuan sementara kelompok lain tidak diberi perlakuan. Efek perlakuan diketahui dengan membandingkan perubahan (perbedaan perubahan) yang terjadi antara kelompok perlakuan dan kelompok control. Pada rancanagan penelitian eksperimental ada 3 ciri esensial yang harus ada, yaitu: 1. Manipulasi suatu variabel 2. Memonitor perubahan (efek) pada variabel lain 3. Pengendalian pengaruh variabel yang tidak dikehendaki. 1

description

pengertian epidemiologi

Transcript of Makalah epid

BAB IPENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.Rancangan penelitian eksperimental merupakan rancangan dengan manipulasi atau perlakuan peneliti terhadap subyek penelitian, kemudian efek manipulasi diobservasi. Secara klasik rancanagan ini diwujudkan dalam bentuk penelitian yang membagi subyek penelitian menjadi dua kelompok yang sama persis keadaannya, satu kelompok diberi perlakuan sementara kelompok lain tidak diberi perlakuan. Efek perlakuan diketahui dengan membandingkan perubahan (perbedaan perubahan) yang terjadi antara kelompok perlakuan dan kelompok control.

Pada rancanagan penelitian eksperimental ada 3 ciri esensial yang harus ada, yaitu:

1. Manipulasi suatu variabel

2. Memonitor perubahan (efek) pada variabel lain

3. Pengendalian pengaruh variabel yang tidak dikehendaki.

Secara umum di dalam pembicaraan penelitian dikenal adanya dua penelitian eksperimen yaitu: eksperimen betul (true experiment) dan eksperimen tidak betul-betul tetapi hanya mirip eksperimen. Itulah sebabnya maka penelitian yang kedua ini dikenal sebagai penelitian pura-pura atau quasi experiment.

Oleh karena itu untuk membedakan antara eksperiment murni dan eksperiment semu maka kelompok membahas secara terperinci kedua jenis penelitian experimen agar tidak terjadi kekeliruan kedepannya.1.2 Tujuana. Mengetahui tentang penelitian experimenb. Mengetahui tentang penelitian experimen murnic. Mengetahui tentantang penelitian experimen semu (kuasi)BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penelitian ExperimenPenelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan.

Secara umum di dalam pembicaraan penelitian dikenal adanya dua penelitian eksperimen yaitu: eksperimen betul (true experiment) dan eksperimen tidak betul-betul tetapi hanya mirip eksperimen. Itulah sebabnya maka penelitian yang kedua ini dikenal sebagai penelitian pura-pura atau quasi experiment. Sebagai ciri-ciri untuk penelitian eksperimen yang dikatakan sebagai eksperimen betul adalah hal-hal yang disebutkan apabila persyaratan-persyaratan seperti yang dikehendaki dapat terwujud.

Adapun persyaratan dikehendaki adalah sebagai berikut:

1. Kondisi-kondisi yang ada di sekitar atau yang diperkirakan mempengaruhi subjek yang digunakan untuk eksperimen seyogianya disingkirkan, sehingga apabila perlakuan selesai dan ternyata ada perbedaan antara hasil pada kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding maka perbedaan hasil ini merupakan akibat dari adanya perlakuan.

2. Terdapat kelompok yang tidak diberi perlakuan yang difungsikan sebagai pembanding bagi kelompok yang diberi perlakuan. Pada akhir eksperimen, hasil pada kedua kelompok dibandingkan. Perbedaan hasil akan merupakan efek dari pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen.

3. Sebelum dilaksanakan eksperimen dilakukan kondisi kedua kelompok diusahakan sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan.

4. Apabila penelitian eksperimen dilakukan terhadap orang, diharapkan bahwa anggota kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding tidak terpengaruh akan status mereka sehingga hasil eksperimen tidak terkena Hawthorne effectl dan atau John Henry effect. Catatan:Hawthorne effect:Adalah efek sampingan yang disebabkan karena anggota kelompok eksperimen mengetahui statusnya sehingga hasil akhir tidak semurni yang diharapkan.John Henry effect:Adalah efek sampingan yang disebabkan karena anggota kelompok pembanding menyadari statusnya sehingga ada upaya ekstra dari mereka untuk menyamai hasil kelompok eksperimen dan hasil akhir tidak semurni yang diharapkan.Secara singkat di dalam penelitian eksperimen peneliti mengupayakan untuk mengontrol varians yaitu:

1. Memaksimalkan varians yang berhubungan dengan hipotesis penelitian.

2. Meminimalkan varians ekstra atau varians variabel yang tidak diharapkan yang tidak menjadi titik perhatian dalam kegiatan eksperimen.

3. Meminimal kesalahan-kesalahan: dalam memilih subjek, dalam melakukan eksperimen dan dalam pengukuran hasil.

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut maka seyogianya

1. Peneliti mengambil subjek penelitian secara random (dengan cara acak atau undian).

2. Peneliti mengelompokkan subjek ke dalam kelompok pertama dan kedua secara random (acak, undian).

3. Peneliti menentukan mana kelompok eksperimen dan mana kelompok pembanding juga secara random.Rancangan yang akan diterapkan dalam penelitian eksperimen meliputi: pra-eksperimental, eksperimen murni, dan eksperimen kuasi.

1. Rancangan Pra-EksperimentalRancangan pra-eksperirnental yang sederhana ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan pada penelitian. Ada tiga hal yang lazim digunakan pada rancangan pra-eksperimental, yaitu:

a) Studi kasus bentuk tunggal (one-shot case study)

b) Tes awal tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest posttest)

c) Perbandingan kelompok statis (the static group comparison design)

2. Rancangan Eksperimen MurniRancangan eksperimen murni ini mempunyai tiga karakteristik, yaitu:

a) Adanya kelompok kontrol.

b) Siswa ditarik secara random dan ditandai untuk masing-masing kelompok.

c) Sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.Dua rancangan eksperimen secara garis besar dijelaskan sebagai berikut.

a) Rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized posttest only control group design)

b) Rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (the randomized pretest-posttest control group design)

c) Empat kelompok solomon (the randomized solomon four group design)

d) Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized posttest only control group design)

e) Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized pretest posttest control group design)3. Rancangan Eksperimen Kuasi/Semu (QuasiExperimental Design)Rancangan eksperimental kuasi ini memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen kebenaran dan sikap asih manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti. Beberapa rancangan eksperimen kuasi (eksperimen semu), yaitu:

a) Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized posttest only control group design, using matched subject).

b) Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (the randomnized posttest only control group design, using matched subject),

c) Rancangan tiga perlakuan dengan pengaruh imbangan (a three treatment counter balanced, using matched subject) .

d) Rancangan rangkaian waktu (a basic time-series design)

e) Rancangan faktorial (factorial design).

2.2 Penelitian Experimen Murni

Rancanagan eksperimental murni merupakan rancangan yang paling ideal untuk mempelajari mekanisme sebab-akibat, karena hamper semua invaliditas dapat terkontrol dengan baik oleh rancangan. Ciri khas yang menjadi kriteria esensial rancangan esensial murni adalah apabila jumlah subjek memenuhi syarat, secara metodologik semua variabel terdistribusi secara merata pada merata pada kelompok perlakuan dan kelompok control.A. Tujuan Penelitian Eksperimental MurniTujuan penelitian adalah untuk menyelediki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok komtrol ynag tidak dikenai kondisi perlakuanB. Ciri-Ciri Ekperimental Murni

Menurut pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib-ketatbaik dengan control maupun dengan randomisasi (pengaturan secara rambang).

Secara khas menggunakan kelompok control sebagai garis dasar untuk membandingkan dengan kelompok yang dikenai dengan perlakuan eksperimental Memusatkan usaha pada pengontrolan variansi

a Untuk meminimalkan variansi variabel (variabel- variabel) yang berkaitan dengan hipotesis penelitisn)

b Untuk memaksimalkan variansi variabel pengganggu atau yng tidak diinginkan yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi yang tidak menjadi tujuan penelitian

c Untuk meminimalkan variansi kekeliriuan atau variasi rambang, termasuk apa yang disebut kekeliruan pengukuran.

d Internal validity adalah sine qua non untuk rancangan ini dan merupakan tujuan tujuan utama metode eksperimental.

e Tujuan kedua metode eksperimental adalah eksternal validity yang menanyakan persoalan:seberapa representatifkah penemuan-penemuan penelitian ini dan seberapa jauh hail-hasilnya dapat digeneralisasikan kepada subyek-subyek atau kondisi-kondisi yang semacam?

f Dalam rancangan eksperimental murni, semua variabel penting diusahakan agar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

g Walaupun cara pendekatan eksperimental itu adalah yang paling kuat karena cara ini memungkinkan untuk mengontrol variabel-variabel yang relevan, namun cara ini juga paling resriktif dan dibuat-buat (artificial)C. Langkah-Langkah Pokok

Lakukan survey kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akan digarap

Identifikasi dan defenisikan masalah

Rumusan hipotesis berdasarkan atas penelaah kepustakaan

Defenisikan pengertian-pengertian dasar variabel-variabel utama

Susun rencana eksperimen

a Identifikasi bermacam-macam variabel yang relevan

b Identifikasi variabel-variabel no eksperimental yang mungkin mencemarkan eksperimen, dan tentukan bagaimana caranya mengontrol variabel-variabel tsb.

c Tentukan rancangan eksperimennya

d Pilih subjek yang representative bagi populasi tertentu, tentukan siapa-siapa yang masuk kelompok eksperimen

e Terapkan perlakuan

f Pilih atau susun alat untuk mengukur hasil eksperimen dan validasikan alat tersebut.

g Rancankan prosedur pengumpulan data, dan jika mungkin lakukan pilot atau trial run test untuk menyempurnakan alat pengukuran atau rancangan eksperimennya

h Rumuskan hipotetis nol

Laksanakan ekperimen

Aturlah data kasar itu dalam cara yang mempermudah analisis, selanjutnya tempatkan dalam rancangan yang memungkinkan memperhitungkan efek yang diperkirakan akanada

Terapkan test signifikasi untuk menentukan taraf signifikasi hasilnya

Butlah interpretasi mengenai testing itu, berikan diskusi seperlunya, dan tulislah laporannya.D. Jenis Penelitian Eksperimen MurniDengan persyaratan penelitian eksperimen murni seperti telah disebutkan dapat dikemukakan tiga model eksperimen sebagai berikut: 1. Model pertama Pretest-posttest control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam model ini sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (01). Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (X) dan pada kelompok pembanding tidak diberi. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai post tes (02).

Secara umum model pertama dapat diskemakan seperti berikut:

Keterangan:

E = simbol untuk kelompok eksperimen

P = simbol untuk kelompok pembanding

Dengan skema seperti tergambar dapat diketahui bahwa efektivitas perlakuan ditunjukkan oleh perbedaan antara (01 02) pada kelompok eksperimen dengan (02- 01) pada kelompok pembanding. 2. Model kedua Pretest posttest control group design dengan dua macam perlakuan. Model ini merupakan perluasan dari model pertama. Jika pada model pertama perlakuan yang dieksperimenkan, hanya satu macam sehingga hanya ada sebuah kelompok eksperimen, pada model kedua ada dua macam perlakuan pada dua kelompok eksperimen. Dengan model ini peneliti ingin mengecek ada tidaknya pengaruh pretest terhadap posttest, atau dengan kata lain peneliti ingin mengecek ada tidaknya carry-over effect dan atau practice-effect dari adanya prestest. Dengan menggunakan model kedua ini penelitian diharapkan dapat menunjukkan efektivitas perlakuan dengan lebih cermat.

Skema dari model kedua adalah sebagai berikut:

3. Model ketiga: Solomon four-group designModel ini menambahkan dua kelompok dari kelompok asli yang ada pada model pertama. Salah satu dari kelompok-kelompok yang ada ini diberi juga perlakuan tetapi sebelumnya tidak diberi tes awal. Harapannya adalah hasil pengukuran akhir tidak dipengaruhi oleh tes awal. Dengan kata lain dengan model ini peneliti ingin mengecek pengaruh prestest terhadap posttest dengan meniadakan prestest pada salah satu kelompok.

Skema model ketiga adalah sebagai berikut:

Skor yang diperoleh dari eksperimen dengan model ini dapat dianalisis untuk menentukan efek dari semua variabel yang terkait (program, tes awal, variabel yang diperkirakan mengganggu, dan sebagainya).

Contoh analisis:

Antara E1 dengan C1 : dapat diketahui efek perlakuan tetapi dipertanyakan. adanya efek tes awal.

Antara E1 dengan E2 : dapat diketahui efek tes awal tetapi ada juga efek perlakuan.

Antara C1 dengan E2 : dapat diketahui perbedaan efek tes awal dengan efek perlakuan.

Antara C1 dengan C2 : dapat diketahui perbedaan efek tes awal dengan efek perlakuan.

Antara E1 dengan C2 : dapat diketahui efek tes awal sekaligus perlakuan.

Antara E2 dengan C2 : dapat diketahui efek perlakuan saja.2.3 Penelitian Experiment Quasi

A. Tujuan

memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan elsperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasiakn semua variabel yang relevan

B. Ciri-Ciri Rancangan Eksperimen Semu Adalah:a. Manipulasi eksperimen hanya pada variabel bebas.b. Tidak ada pemilihan secara acak untuk kelompok dan atauc. Tidak ada kelompok kontrol

C. Langkah- Langkah Pokok Langkah pokok dalam penelitian ekperimental semu adalah sama dengan langkah-langkah dalam melakukan penelitian experiment sungguhan dengan pengalaman secara teliti terhadap masing-masing keterbatasan dalam hal validitas internal dan validitas eksternalD. Jenis Penelitian Eksperimen Semu (Kuasi)Macam-Macam Desain Penelitian Kuasi Eksperimen adalah sebagai berikut:

1. Posttest Only, Non-Equivalent Control Group DesignDesain penelitian ini terdiri dari satu atau beberapa kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelompok yang digunakan merupakan intact group dan dependent variable diukur satu kali, yaitu setelah perlakuan eksperimen diberikan. Bentuk rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelompok

Experiment

Diberi perlakuan

Postest

Pretest

Postest

Tidak diberi perlakuan

Pretest

Kelompok

Kontrol

Contoh:Pengaruh Pemberian Tablet Besi Terhadap Prestasi Belajar kelompok yang kan diberikan tablet Fe, tidak mungkin sama betul dengan kelompok yang tidak akan diberika Fe (kelompok control )

Rancangan non-equivalent control group ini sangat baik digunakan untuk evaluasi program pendidikan kesehatan atau pelatihan-pelatihan lainnya. Di samping itu rancangan ini juga baik untuk membandingkan hasil intervensi program kesehatan di suatu kecamatan atau desa, dengan kecamatan atau desa lainnya. Dalam rancangan ini pengelompokan anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan secara random atau acak. Oleh sebab itu rancangan ini sering disebut juga non-randomized control group pretest-postest design.2. Pretest-Posttest, Non-Equivalent Control Group DesignDesain penelitian ini tidak berbeda banyak dengan desain penelitian sebelumnya. Desain ini dibedakan dengan adanya pretest sebelum perlakuan diberikan. Karena adanya pretest, maka pada desain penelitian tingkat kesetaraan kelompok turut diperhitungkan. Pretest dalam desain penelitian ini juga dapat digunakan untuk pengontrolan secara statistik (statistical control) serta dapat digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap capaian skor (gain score). Rancangan ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:R

(Kelompok Eksperimen)

Pretest

(02)

Perlakuan Perlakuan

Tidak dilakukan posttest

Perlakuan

Perlakuan

Tidak dilakukan pretest

R (kelompok kontrol)

Posttest

(02)

Contoh : Rancangan ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian kesehatan dan keluarga berencana, pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sample yang dipilih secara acak dari populasi tertentu. Kemudian dilakukan intervensi atau program pada seluruh populasi tersebut. Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (posttest) pada kelompok sampel lain, yang dipilih secara acak (random) dari populasi yang sama3. Desain Time SeriesDesain time series sebagai kuasi eksperimen memiliki ciri adanya pengukuran yang berulang-ulang, baik sebelum maupun sesudah perlakuan terhadap satu atau beberapa intact group.

Variasi dalam Time Series Design:Variasi terhadap Time Series Design dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah: Rancangan rangkaian waktu ( time series desaign)

Rancangan ini seperti pre-test, postest, kecuali mempunyai keuntungan dengan melakukan observasi (pengukuran yang berulang-ulang), sebelum dan sesudah perlakuan. Untuk rancangan ini adalah sebagai berikut:

Pretest

( 01,02,03,04)

Postes

(05,06,07,08)

Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding ( control time series desaign) Rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, dengan kelompok pembanding (control ). Rancangan ini lebih memungkinkan adanya control terhadap validitas internal, sehingga keuntungan dari rancangan ini lebih menjamin adanya validitas internal yang tinggi. Bentuk rancangan tersebut adalah:

Kelompok experiment

Pretes (01,02,03,04)

Postest (05,06,07,08)

Postest (05,06,07,08)

Perlakuan

Pretes (01,02,03,04)

Perlakuan

Kelompok kontrol

4. Single Subject Design.Pada umumnya penelitian pendidikan menggunakan subjek penelitian dalam bentuk kelompok (kelas). Penelitian seperti ini akan memberikan hasil yang menggambarkan keadaan satu atau beberapa kelompok, tidak menggambarkan keadaan individual dalam kelompok tersebut. Pada situasi eksperimen tertentu, perlakuan perlu diberikan hanya pada satu individu saja. Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian single subject. Penelitian ini sangat berguna bagi guru yang sedang melaksanakan penelitian terhadap individual siswa, misalnya dalam melakukan penelitian bimbingan dan konseling atau dalam melakukan rehabilitasi dan terapi fisik yang perlakuannya hanya diberikan pada satu individu saja.

Desain single subject umumnya menggunakan pengukuran yang berulang dan hanya mengimplementasikan variabel bebas tunggal yang diharapkan dapat merubah hanya satu variabel terikat. Pengukuran variabel dilakukan pada kondisi normal yang disebut baseline.E. Kelebihan dan Kekurangan Quasi Eksperimen1. Keuntungan Penelitian Quasi Eksperiment

Pada penelitian ekperimen semu ini tidak mempunyai batasan yang ketat terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancama-ancaman validitas.2. Kerugian Penelitian Quasi Eksperiment

a. Tidak adanya randomisasi (randoimization), yang berarti pengelompokan anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan dengan random atau acak.

b. Kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan, karena eksperimenini biasanya dilakukan di masyarakat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

A. Penelitian eksperimen adalah Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrolB. Penelitian eksperimen murni merupakan rancangan yang paling ideal untuk mempelajari mekanisme sebab-akibat, karena hamper semua invaliditas dapat terkontrol dengan baik oleh rancangan. Ciri khas yang menjadi kriteria esensial rancangan esensial murni adalah apabila jumlah subjek memenuhi syarat, secara metodologik semua variabel terdistribusi secara merata pada merata pada kelompok perlakuan dan kelompok control Tujuan penelitian eksperimen murni adalah untuk menyelediki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok komtrol ynag tidak dikenai kondisi perlakuanC. Penelitian eksperimen semu adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment) dan bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak. Tujuan penelitian eksperimen semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Ciri-ciri rancangan eksperimen semu adalah:a) Manipulasi eksperimen hanya pada variabel bebas.b) Tidak ada pemilihan secara acak untuk kelompok dan atauc) Tidak ada kelompok kontrol3.2 Saran Diharapkan pembaca dapat memahami perbedaan antara penelitian eksperimen murni dan penelitian eksperimen semuDAFTAR PUSTAKASumantri, Arif, 2011

Metodologi Penelitian Kesehatan, Kencana: Jakarta

Suryabrata, Sumadi,2011

Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada: Jakarta

Notoatmodjo, soekidjo, 2010,

Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka CiptaNarbuko, Cholid & Abu Achmadi,2009

Metodologi Penelitian, Bumi Aksara: JakartaPrasetyo, Bambang & Lina Miftahul Jannah, 2011

Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Raja Grafindo Persada http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/penelitian/ diakses tanggal 3 maret 201417