Makalah Epid

23
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP & SEJARAH EPIDEMIOLOGI MAKALAH Oleh: Leni Lismawati G1B014003 Jona A. Simamora G1B014044 Ivanie Noor Malinda G1B014054 Najmi Leila S. G1B014057 Nisrina Alifah G1B014063 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

description

Makalah Dasar Epidemiologi

Transcript of Makalah Epid

Page 1: Makalah Epid

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP & SEJARAH

EPIDEMIOLOGI

MAKALAH

Oleh:

Leni Lismawati G1B014003

Jona A. Simamora G1B014044

Ivanie Noor Malinda G1B014054

Najmi Leila S. G1B014057

Nisrina Alifah G1B014063

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

PURWOKERTO

2015

Page 2: Makalah Epid

A. TUJUAN

Makalah ini disusun dengan tujuan:

1. Mengetahui pengertian, macam, ruang ligkup, jangkauan serta manfaat

Epidemiologi.

2. Mengetahui ahli Epidemiologi pertama.

3. Mengetahui Teori Jasad Renik dan Kontangion.

4. Mengetahui Kelahiran Statistik Vital.

5. Mengetahui penelitian Epidemiologi klasik dan modern.

Page 3: Makalah Epid

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Epidemiologi

Epidemiologi berasal dari kata Yunani, dan secara harfiah berarti : Epi

= di atas/ di antara/ yang ada di antara, Demos = populasi, orang, masyarakat, dan,

Logos = ilmu. Jadi epidemiologi secara bebas diartikan sebagai : Ilmu yang

mempelajari sesuatu (penyakit) yang ada diantara (yang melanda)

masyarakat/populasi, atau ilmu yang mempelajari epidemi / wabah dengan tujuan

mengendalikannya dan mencegah terulangnya kembali (Soemirat, 2002).

Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal

ini berarti epidemiologi hanya mempelajari penyakit –penyakit menular saja,

tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-

penyakit non-infeksi, sehingga epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang

penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya. Mencakup

juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan

penyakit tersebut (Notoatmodjo, 2007)

Definisi epidemiologi menurut beberapa ahli :

a. Wade Hampton Frost (1927)

Guru besar Epidemiologi di School of Hygiene, Universitas Johns

Hopkins mendefinisikan epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang

fenomena massal penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah penyakit

menular.

b. Greenwood (1934)

Professor di School of Hygiene and Tropical Medicine, London,

mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas dimana dikatakan

bahwa epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam

kejadian penyakit yang mengenai kelompok penduduk.

c. Brian MacMahon (1970)

Pakar epidemiologi di Amerika Serikat. Epidemiologi adalah studi tentang

penyebaran dan penyebab kejadian penyakit pada manusia dan mengapa

terjadi distribusi semacam itu.

d. Gary D. Friedman (1974)

Page 4: Makalah Epid

Epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada

populasi manusia (Bustan, 2006).

2. Macam Epidemiologi

Pada dasarnya epidemiologi dapat dibagi atas tiga jenis utama yakni

Epidemiologi Deskriptif, Epidemiologi Analitik, Epidemiologi Eksperimental.

a. Epidemiologi Deskriptif

Epidemiologi deskriptif berkaitan dengan frekuensi dan distribusi

suatu masalah kesehatan dalam masyarakat mengenai faktor who

(siapa), where ( di mana), dan when (kapan).

Siapa : merupakan faktor orang yang akan dijawab

dengan mengemukakan perihal mereka yang terkena

masalah, bisa mengenai variabel umur, jenis kelamin,

suku, agama, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.

Di mana : merupakan faktor tempat di mana masyarakat

tinggal atau bekerja, seperti : kota dan desa, pantai dan

pegunungan, daerah pertanian, dan industri.

Kapan, faktor waktu ini dapat berupa jam, hari, minggu,

bulan, dan tahun, musim hujan dan musim kering.

Contohnya adalah mengenai vibrio papahaemolyticus, bakteri yang

dapat diisolasi dari air laut yang merupakan salah satu penyebab

utama keracunan makanan (foog poisining). Epidemiologi sosial

juga termasuk kedalam kelompok ini (Bustan, 2006). Epidemiologi

sosial merupakan cabang epidemiologi yang mendeskripsikan

distribusi kesehatan pada populasi berdasarkan faktor-faktor sosial,

dan menganalisis faktor-faktor sosial yang mempengaruhi

perbedaan distribusi kesehatan itu pada berbagai populasi (Murti,

2011). Dalam epidemiologi sosial, berbicara teori berarti berkaitan

dengan masyarakat dan biologi. 3 teori utama yang dikenalkan oleh

ahli epidemiologi sosial adalah: (1) psikososial, (2) produksi sosial

dari penyakit dan/atau politik ekonomi kesehatan, dan (3) teori

ekososial dan kerangka yang bersangkutan (Krieger, N, 2001).

Page 5: Makalah Epid

b. Epidemiologi Analitik

Epidemiologi analitik berkaitan dengan upaya menganalisis faktor

penyebab (determinant) masalah kesehatan, dengan menjawab

pertanyaan why (kenapa). Misalnya, setelah ditemukan secara

deskriptif bahwa banyak perokok yang menderita kanker paru,

maka perlu dianalisis lebih lanjut apakah memang rokok itu

merupakan faktor determinan / penyebab kanker paru.

Epidemiologi spasial termasuk pada golongan ini. Epidemiologi

spasial adalah ilmu untuk mendeskripsikan dan menganalisis

keragaman geografis pada penyakit dengan memperhatikan

dimensi geografis, lingkungan,prilaku, sosial ekonomi,genetika,

dan faktor risiko penularan (Arsin, A. A., Sarbaini A. Karim, 2012)

c. Epidemiologi Eksperimental

Salah satu hal yang perlu dilakukan yaitu pengujian atau

pembuktian kebenaran dengan percobaan. Misalnya, kalau rokok

dianggap sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan

eksperimen jika rokok dikurangi maka kanker paru akan menurun.

Eksperimen epidemiologi dapat juga dilakukan dilaboratorium,

tetapi disesuaikan dengan maslah komuniti yang dihadapi (Bustan,

2006)

3. Ruang Lingkup Epidemiologi

Kegiatan epidemiologi meliputi berbagai aspek kehidupan

masyarakat, baik yang berhubungan dengan bidang kesehatan maupun di luar

bidang kesehatan. Berbagai bentuk dan jenis kegiatan dalam epidemiologi saling

berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga tidak jarang dijumpai bentuk

kegiatan yang tumpang tindih. Ruang lingkup epidemiologi adalah sebagai

berikut:

1. Subjek dan objeknya adalah masalah kesehatan. Awalnya subjek

dan objek masalah kesehatan hanya penyakit infeksi dan menular.

Sesuai perkembangan zaman, penyakit degeneratif mulai marak

dipelajari dan sekarang banyak digunakan pada masalah-masalah

kesehatan yang bukan penyakit, sehingga dikenal dengan

Page 6: Makalah Epid

eipdemiologi penyakit menular dan epidemiologi penyakit tidak

menular.

2. Masalah kesehatan yang dimaksud adalah masalah kesehatan yan

ditemukan pada sekelompok populasi/manusia, sehingga terbagi

menjadi epidemiologi komunitas (kependudukan, lingkungan, gizi

masyarakat, dll) dan epidemiologi klinis (pengelolaan layanan

kesehatan, kesehatan jiwa, dll).

3. Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan

dimanfaatkan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah

tersebut (Wahyudi, 2009).

4. Jangkauan Epidemiologi

Dari pengetahuan tentang jangkauan epidemiologi, kita dapat

mengetahui apa saja yang termasuk dalam epidemiologi karena jangkauan

epidemiologi terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknilogi dan

kebutuhan masyarakat. Perkembangan jangkauan epidemiologi dapat

digambarkan sebagai berikut:

1. Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang

dapat menimbulkan wabah melalui temuan-temuan tentang

a. Jenis penyakit wabah seperti cacar, pes, kolera, dan lain-

lain.

b. Cara penularan dan penyebab penyakit wabah.

c. Cara-cara penanggulangan dan pencegahan penyakit

wabah.

2. Tahap berikutnya, epidemiologi mempelajari penyakit infeksi

non-wabah.

3. Dalam perkembangan selanjutnya, epidemiologi mempelajari

penyakit non-infeksi, misalnya:

a. Penyakit jantung.

b. Karsinoma.

c. Hipertensi.

d. Penyakit gangguan hormon (diabetes melitus, dll).

Page 7: Makalah Epid

4. Akhirnya, epidemiologi mempelajari hal-hal yang bukan

penyakit. Misalnya:

a. Fertilitas.

b. Menopause.

c. Kecelakaan.

d. Kenakalan remaja.

e. Penyalahgunaan obat.

Jangkauan epidemiologi kini telah sedemikian luasnya hingga

mempelajari semua hal yang menimpa masyarakat. Makin luasnya jangkauan

tersebut antara lain disebabkan hal-hal berikut:

1. Kemajuan teknologi yang sangat pesat pada beberapa dasawarsa terakhir.

2. Kebutuhan dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan

kehidupan masyarakat menjadi semakin kompleks.

3. Metode epidemiologi yang digunakan untuk penyakit menular dapat

digunakan untuk penyakit non-infeksi dan non-penyakit.

4. Meningkatnya kebutuhan penelitian terhadap penyakit non-infeksi dan

non-penyakit.

5. Metode epidemiologi dapat digunakan untuk mempelajari asosiasi sebab-

akibat. Misalnya:

a. Asosiasi antara rokok dengan karsinoma paru-paru.

b. Asosiasi antara pelayanan kesehatan dengan status kesehatan

masyarakat.

(Budiarto, Eko, dan Dewi Anggraeni. 2003).

5. Manfaat Epidemiologi

Apabila epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik,

akan diperoleh manfaat yang jika disederhanakan dapat dibedakan atas empat

macam yakni :

1. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan

Manfaat epidemiologi dalam administrasi kesehatan, yakni membantu

perencanaan (planning), dari pelayanan kesehatan, pemantauan

(monitoring), dan penilaian (evaluation) suatu upaya kesehatan. Data

Page 8: Makalah Epid

yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan

untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana

atau tidak (pemantauan) dan apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai

atau tidak (penilaian).

2. Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan

Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, dapat disusun

langkah-langkah penanggulangan selanjutnya, baik yang bersifat

pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan.

3. Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit

Pengetahuan tentang perkembangan alamiah suatu penyakit ini sangat

penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan

pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk

menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit

tidak sampai berkelanjutan.

Bantuan epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu

penyakit ialah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekuensi dan

penyebaran penyakit, terutama penyebaran penyakit menurut waktu.

Dengan diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit,

dapatlah diperkirakan perkembangan penyakit tersebut.

4. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan

Karena epidemiologi mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran

masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan

masalah kesehatan tersebut. Keadaan yang dimaksudkan di sini

merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri-ciri manusia, tempat

dan waktu. Perpaduan yang seperti ini menghasilkan empat masalah

kesehatan yakni :

a. Epidemi

b. Pandemi

c. Endemi

d. Sporadik

6. Ahli Epidemiologi Pertama

Page 9: Makalah Epid

Epidemiologi bersumber dari suatu pemikiran, dinyatakan pertama

kali lebih dari 2000 tahun yang lalu oleh Hippocartes dan kawan kawan, bahwa

faktor lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya penyakit. Namun baru abad ke

XIX penyebaran penyakit pada kelompok penduduk manusia dilakukan

pengukuran dengan baik (Beaglehole, 1993).

Hippocrates berhasil menyimpulkam adanya hubungan antara timbul

dan tidaknya penyakit dengan lingkungan. Pendapat ini dituliskan dalam bukunya

yang terkenal yakni, Udara, air dan tempat (Azwar, 1988).

Sekalipun Hippocrates tidak berhasil membuktikan pendapatnya

tersebut, karena memang pengetahuan untuk itu belum berkembang, tetapi dari

apa yang dikemukakan oleh Bapak Ilmu Kedokteran ini merupakan landasan

perkembangan epidemiologi. Tahap ini dikenal pula dengan nama Tahap Penyakit

dan Lingkungan (Azwar, 1988).

Selanjutnya Galen melengkapi dengan faktor atmosfir, faktor internal

serta faktor predisposisi. Abad 14 dan 15 terjadi karantina berbagai penyakit yang

di pelopori oleh V. Fracastorius dan Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John

Graunt memperkenalkan ilmu biostat dengan mencatata kematian PES & data

metriologi. Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik,

matematik dalam epidemiologi dengan mengembangkan sistem pengumpulan data

rutin tentang jumlah dan penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara

orang-orang yang menikah dan tidak, dan antara pekerja yang berbeda jenis

pekerjaannya di inggris. Upaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan

sistem pengamatan penyakit secara terus menerus dan menggunakan informasi itu

untuk perencanaan dan evaluasi program telah mengangkat nama William Farr

sebagai the founder of modern epidemiology (Bustan, 2006).

Pada tahun 1848, John Snow berhasil membuktikan adanya hubungan

antara timbulnya penyakit kolera dengan sumber air minum penduduk. John Snow

menganalisa penggunaan air minum yang dikelola oleh dua perusahaan air minum

di kota London yakni Lambeth Company dan Southwark Company.dari hasil

penghitungan ini disimpulkan bahwa air minum yang tercemar dengan tinja

manusia adalah penyebab timbulnya penyakit kolera (Azwar, 1988).

Page 10: Makalah Epid

Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis wabah, terakhir

penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker.

Perkembangan epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul

perkembangan epidemiologi khusus. hal yang sama juga dilakukan Edwin

Chadwik Pada tahun 1892 yaitu melakukan riset tentang masalah sanitasi di

inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteur mengembangkan teori kontak

penularan (Bustan, 2006).

7. Teori Jasad Renik

Gagasan bahwa penyakit disebabkan oleh organisme penyebab

penyakit telah timbul paling tidak sejak zaman Romawi. Lucretius, Varro, dan

Columella adalah beberapa nama dari sejumlah besar dokter Romawi yang

berspekulasi tentng adanya makhluk kecil penyebab penyakit tersebut.

Selanjutnya Antonie Van Leewuenhoek, seorang pensiunan pegawai pabrik

pembuat tirai di Belanda mampu memodifikasi teleskop menjadi mikroskop yang

digunakan untuk melihat organ kecil dalam air mengalir yang disebutnya

“Animalculus”. Namun, selanjutnya ternyata teori ini mendapat tantangan karena

sulit diterapkan pada berbagai penyakit kronik misalnya penyakit jantung dan

kanker yang penyebabnya bukan jasad renik (Kodim dkk, 2010 ).

8. Teori Kontangion

Teori mengemukakan bahwa untuk terjadinya penyakit diperlukan

adanya kontak antara satu person dengan person lainnya. Teori ini tentu

dikembangkan berdasarkan situasi penyakit pada masa itu dimana penyakit yang

melanda kebanyakan adalah penyakit menular yang terjadi karena adanya kontak

langsung. Teori ini bermula dikembangkan berdasarkan pengmatan terhadap

epidemi dan penyakit lepra di Mesir (Bustan, 2006).

9. Teori Kelahiran Statistik Vital

Pada saat yang sama, Jhon Graunt telah mengembangkan teori

Statistik Vital yang sangat bermanfaat dalam bidang epidemiologi. Walaupun

Graunt bukan seorng dokter tapi hasil karyanya sangat bermanfaat dalam bidang

epidemiologi dengan menganalisis sebab kematian pada berbagai kejadian

kematian antarjenis kelamin serta antara penduduk rural dan urban, maupun

perbedaan berbagai musim tertentu (Noor, 2008).

Page 11: Makalah Epid

10. Penelitian Epidemiologi Klasik dan Modern

Menurut sejarah perkembangan, epidemiologi dibedakan atas :

a. Penelitian Epidemiologi Klasik

Penelitian epidemiologi klasik adalah penelitian yang

mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya

penyakit menurut konsep epidemiologi klasik. Epidemiologi

klasik terutama mempelajari tentang penyakit menular wabah

serta terjadinya penyakit menurut konsep epidemiologi klasik.

Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular

dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara

nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan

daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU No.4

tahun 1984). Wade Hampton Frost (1972), mendefinisikan

epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang fenomena.

Menurut Greenwood (1934) mengemukakan batasan

epidemiologi yang luas dimana dikatakan bahwa epidemiologi

mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang

mengenai kelompok penduduk (Noor, 2008).

b. Penelitian Epidemiologi Modern

Penelitian epidemiologi modern adalah sekumpulan konsep

yang digunakan dalam studi epidemiologi yang terutama

bersifat analitik. Penyakit menular wabah dapat diterapkan

juga untuk penyakit menular bukan wabah, penyakit tidak

menular serta masalah-masalah kesehatan lainya. Menurut

bidang penerapanya, epidemiologi modern dibagi atas :

1. Epidemiologi lapangan

2. Epidemiologi komunitas

3. Epidemiologi klinik

Epidemiologi merupakan salah satu metode penelitian, yang salah satu

cirinya adalah direncanakan dan dilaksanakan oleh manusia yang mempunyai sifat

ingin tahu. Penelitian epidemiologi (epidemiologic studies) merupakan bagian

Page 12: Makalah Epid

dari tugas pokok disiplin ilmu epidemiologi dalam mencari faktor penyebab

maupun hubungan sebab akibat terjadinya penyakit serta gangguan kesehatan

lainya dalam masyarakat. Pada dasarnya penelitian epidemiologi dapat dibagi

dalam dua bagian utama, yakni:

1) Penelitian berdasaran percobaan atau perlakuan khusus (experimental

studies)

2) Penelitian yang berdasarkan pengamatan langsung terhadap berbagai

kejadian dalam satu populasi tertentu ( observational studies)

Perbedaan utama dari kedua bentuk penelitian ini adalah pada bentuk

eksperimental, peneliti dapat mengatur / memanipulasi kondisi populasi yang

diteliti melalui perlakuan khusus, sedangkan pada bentuk observasi hal ini tidak

dapat dilakukan (Murti, 1998).

1. Penelitian Eksperimental

Penelitian eksperimental merupakan penelitian melakukan kegiatan

intervensi atau perlakuan khusus pada objek atau sasaran yang diteliti

yaitu peneliti dapat mengatur perlakuan sesuai dengan keinginannya dan

dapat mengamati proses kejadian secara lagsung, baik secara individu

maupun pada kelompok. Secara garis besar dikenal dua macam

penelitian eksperimental yakni:

a. Eksperimental murni

Penelitian eksperimental murni merupakan penelitian

ekspermental yang sering dilakukan di laboratorium maupun

klinik dengan menggunakan randomisasi yaitu setiap individu

dalam penelitian tersebut mempunyai kesempatan yang sama

untuk terpilih dalam kelompok kasus atau kontrol.

b. Eksperimental semu

Eksperimental semu ( quasy eksperimental ) merupakan

penelitian ekperimental tanpa menggunakan randomisasi.

c. Penelitian Observasi

d. Penelitian Deskriptif

Page 13: Makalah Epid

Bentuk ini lebih sering disebut analisis deskriptif untuk

mengetahui keadaan pravalensi kejadian suatu penyakit atau

masalah kesehatan lainya dan untuk mengetahui sifat kejadian

tersebut dalam masyarakat serta kecenderungannya untuk masa

yang akan datang. Pada dasarna bentuk penelitian ini tidak

dapat memberikan jawaban pasti tentang faktor penyebab dan

hubngan sebab akibat yang jelas (Noor, 2008).

Studi epidemiologi yang mempelajari distribusi penyakit pada

populasi disebut epidemiologi deskriptif. Dengan epidemiologi deskriptif dapat

diketahui besarnya beban penyakit (disease burden) pada populasi tertentu, yang

berguna untuk menentukan diagnosis masalah kesehatan pada populasi yang

menetapka prioritas masalah kesehatan. Epidemiologi deskriptif memberikan dua

kegunaan. Pertama, pengetahuan tentang distribusi penyakit pada populasi

berguna untuk membuat perencanaan kesehatan dan evaluasi program kesehatan.

Kedua, hasil studi epidemiologi deskriptif berguna untuk merumuskan hipotesis

tentang hubungan paparan-penyakit, yang akan diuji lebih lanjut dengan studi

epidemiologi analitik. Riwayat alamiyah penyakit merupakan sebuah elemen

penting epidemiologi deskriptif. Pengetahuan tentang riwayat alamiyah penyakit

sama pentingnya dengan pengetahuan tentang kausa penyakit dalam upaya

pengendalian dan pencegahan penyakit (Bophal, 2009).

Page 14: Makalah Epid

DAFTAR PUSTAKA

Arsin, A. A., Sarbaini A. Karim. 2012. Pola Spasial Kasus Malaria dengan

Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kabupaten Halmahera

Tengah 2008. Jurnal Masyarakat Eepidemiologi Indonesia. Volume 1,

nomor 2, Juli-Desember 2012.

Azwar, Azrul. 1998. Pengantar Epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa

Aksara.

Beaglehole, R., Bonitta R. Dan Kjellstrom, T. 1993. Dasar-Dasar Epidemiologi.

Geneva: World Health Organization.

Bophal, Lapau. 2009. Prinsip dan Metode Epidemiologi.

Budiarto, Eko, dan Dewi Anggraeni. 2003. Pengantar Epidemiologi Edisi 2.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Kodim, dkk. 2010. Himpunan Bahan Kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak

Menular. Jakarta: FKUI.

Krieger, N. 2001. Theories for social epidemiology in the 21st century: an

ecosocial perspective. Int J Epid, 30:668-677

Murti, Bhisma.1998. Pengantar Epidemiologi. Surakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret.

Murti, Bhisma. 2011. Social Epidemiology. JURNAL KEDOKTERAN

INDONESIA, VOL. 2/NO. 1/JANUARI/2011

Noor, N. N. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Rajab, Wahyudi. 2009. Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Page 15: Makalah Epid

Soemirat, Juli. 2000. Epidemiologi Lingkungan. Gadjah Mada University Press :

Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia no. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit

Menular.