sgd 2 epid

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia masih juga belum mampu mengatasi tingginya angka kematian ibu (AKI ). Kematian ibu atau setiap dua jam ada dua ibu hamil, bersalin, nifas yang meninggal karena berbagai penyebab. Penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Kematian adalah akhir kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya mati secara permanen, baik dari penyebab alami seperti penyakit atau dari penyebab tidak alami seperti kecelakaan. Kematian neonatus(neonatal) yaitu kematian neonatus lahir hidup pada usia gestasi 20 minggu atau lebih. Sedangkan, neonatus lahir hidup adalah salah satu neonatus yang menunjukkan bukti hidup setelah lahir, bahkan bila hanya sementara (pernapasan, denyut jantung, gerakan otot volunter, atau pulsasi dalam korda umbilikalis), dan yang meninggal dalam 28 hari. Tiga penyebab utama kematian bayi adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), komplikasi perinatal dan diare. 1.2 RUMUSAN MASALAH Buatlah tampilan data yang sesuai dari data kematian ibu, neonatal dan bayi serta menemukan apa penyebab

Transcript of sgd 2 epid

Page 1: sgd 2 epid

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia masih juga belum mampu mengatasi tingginya angka kematian ibu (AKI ).

Kematian ibu atau setiap dua jam ada dua ibu hamil, bersalin, nifas yang meninggal

karena berbagai penyebab. Penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah

komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan

tepat waktu.

Kematian adalah akhir kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua

makhluk hidup pada akhirnya mati secara permanen, baik dari penyebab alami seperti

penyakit atau dari penyebab tidak alami seperti kecelakaan.

Kematian neonatus(neonatal) yaitu kematian neonatus lahir hidup pada usia gestasi 20

minggu atau lebih. Sedangkan, neonatus lahir hidup adalah salah satu neonatus yang

menunjukkan bukti hidup setelah lahir, bahkan bila hanya sementara (pernapasan, denyut

jantung, gerakan otot volunter, atau pulsasi dalam korda umbilikalis), dan yang

meninggal dalam 28 hari. Tiga penyebab utama kematian bayi adalah infeksi saluran

pernafasan akut (ISPA), komplikasi perinatal dan diare.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Buatlah tampilan data yang sesuai dari data kematian ibu, neonatal dan bayi serta

menemukan apa penyebab langsung yang terbesar dari kematian ibu, kematian

neonatal dan kematian bayi

Buatlah tampilan data yang sesuai untuk dapat menemukan lokasi kantong-

kantong masalah kematian ibu, neonatal dan bayi

Usia bayi merupakan usia yang rawan sehingga bayi muda memiliki potensi yang

lebih besar untuk mengalami komplikasi dan meninggal daripada usia yang lebih

tua.dengan memperhatikan data-data kematian bayi yang telah dipilah menurut

kelompok umur,buatlah tampilan data kematian bayi menurut kelompok

umur.kesimpulan apa yang anda dapat berikan.

.Berdasarkan klasifikasi data menurut sumbernya, maka tergolong data apa

Angka kematian ibu,angka kematian bayi maupun angka kematian neonatal

dihitung menggunakan denominator jumlah kelahiran hidup ( 17.000).bila

Page 2: sgd 2 epid

diasumsikan bahwa jumlah kematian ibu,neonatal maupun bayi yang terdata

tersebut adalah jumlah seluruh kematian yang terjadi dipopulasi,hitunglah angka

kematian ibu,angka kematian bayi dan angka kematian neonatal

Apa perbedaan dari proporsi, rate dan ratio

Tergolong angka relatif apa angka kematian ibu, neonatal dan bayi tersebut

Dapatkah dihitung resiko relatif neonatal yang menderita BBLR untuk mengalami

kematian dibandingkan dengan neonatal yang tidak menderita BBLR

Dengan memperhatikan kematian neonatal menurut umurnya, bagaimana

seharusnya pola kunjungan neonatal dilakukan

1.3 TUJUAN

Untuk mengetahui tentang penyebab langsung dari kematian ibu, neonatal, dan bayi serta

dapat mengitung angka kematian ibu, neonatal dan bayi

SKENARIO V.4.2 : Determinan Mortalitas Kelompok Rawan

United Nations Development Program (UNDP) telah merumuskan suatu indikator

untuk mengukur keberhasilan pembangun sumber daya manusia (SDM) suatu negara .

Indikator tersebut dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau yang dalam

bahasa inggris dikenal dengan Human Development Index (HDI). Indikator tersebut

merupakan suatu indeks komposit yang dihitung dari berbagai sub indikator yang

menggambarkan kualitas hidup seseorang. Indeks komposit tersebut dihitung dari 3 indikator

dasar, yaitu : indikator kesehatan yang dilihat dari Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (Live

Expectancy at Birth = LEB), Indikator Kesehatan yang dilihat dari angka melek huruf

penduduk usia 10-45 tahun dan rata-rata lama sekolah, serta Indikator Ekonomo yang diukur

dari kemampuan daya beli (Purchasing Power Parity).

Saat ini Indonesia memiliki indeks pembangunan manusia yang masih rendah. Bila

dibandingkan dengan negara-negara lain di Dunia, ranking IPM Indonesia pada tahun2007

berda pada posisi ke 107. Bahkan bila dibandingkan dengan Negara-negara Asean ranking

IPM Indonesia masih di bawah negara-negara ASEAN laiinnya. Hal ini tentunya sangat

memprihatinkan.

RANKING HUMAN DEVELPPMENT INDEX (IPM)BEBERAPA NEGARA TAHUN 1995-2007

Page 3: sgd 2 epid

NEGARA TAHUN

1995 2000 2003 2004 2005 2006 2007

THAILAND 58 76 74 76 73 74 78

MALAYSIA 59 61 58 59 61 61 63

FILIPHINA 100 77 85 83 84 84 90

INDONESIA 104 109 112 111 110 108 107

CINA 111 99 104 94 85 81 81

VIETNAM 120 108 109 112 108 109 105

Umur harapan hidup waktu lahir sebagai salah satu unsur pembentuk indeks

pembangunan manusia, sangat dipengaruhi oleh angka kematian terutama angka kematian

bayi (infant mortality rate) termasuk didalamnya angka kematian neonatal serta angka

kematian ibu (maternal mortality ratio). Oleh karena itu upaya-upaya untuk mengendalikan

kematian ini menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka meningkatkan kualitas

sumber daya manusia.

Upaya mengendalikan kematian ibu dan bayi juga sejalan dengan tekad bangsa-

bangsa di seluruh dunia yang dikenal dengan Millenium Development Goal (MDG) yang

diharapkan akan dicapai pada tahun 2015. Diantara tujuan yang ingin dicapai tersebut,

terdapat tujuan ke empat (MDG 4) dan tujuan ke lima (MDG 5), yaitu percepatan penurunan

angka kematian ibu dan kematian anak.

Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah satu dari beberapa negara yang

memili Angka Kematian Ibu (AKI) maupun Angka Kematian Bayi yang tertinggi di dunia.

Meskipun trend dari kedua angka kematian tersebut menurun, namun penurunannya masih

relatif landai sehingga dikhawatirkan tidak mencapai target MDG pada tahun 2015. Oleh

karena itu upaya perlu difokuskan untuk menemukan dan mengatasi penyebab terbesar dari

kematian tersebut.

Dalam prinsip epidemiologi, suatu permasalahan kesehatan perlu dipersempit dengan

menelaah frekuensi dari masalah menurut berbagai aspek seperti waktu, tempat maupun

orang yang mengalami kejadian. Dengan demikian intervensi dalam rangka mengatasi

masalah dapat lebih difokuskan.

Page 4: sgd 2 epid

Dalam kematian bayi, dikenal adanya fenomena 2/3, dengan penjelasan sbb : 2/3 dari

kematian bayi terjadi pada masa neonatal, 2/3 dari kematian neonatal terjadi pada 7 hari

pertama (minggu pertama), 2/3 dari kematian pada umur 7 hari pertama terjadi pada 3 hari

pertama, 2/3 dari kematian bayi pada umur 3 hari terjadi pada hari pertama (24 jam pertama).

Ada beberapa penyebab langsung dari kematian ibu, nenatal maupun bayi yang

tentunya berbeda-beda. Pada kematian ibu, beberapa penyebab langsung mungkin terjadi

adalah adanya komplikasi kehamilan dan persalinan seperti maternal bleeding, preeklampsia

atau eklampsia, partus kasep maupun infeksi. Disamping itu juga ada penyebab lain yang

tidak berhubungan dengan kasus kehamilan, persalinan maupun masa nifas seperti penyakit

jantung, kecelakaan, penyakit infeksi, penyakit cardiovaskuler, dsb. Sedangkan pada

kematian neonatal, beberapa penyebab langsungnya adalah komplikasi pada neonatal seperti

asfiksia, BBLR, cacat bawaan maupun infeksi. Sementara itu untuk kematian bayi pada usia

yang lebih tua (diatas 1 bulan), beberapa penyebab kematian diantaranya : penyakit infeksi

seperti diare dan pneumonia, demam berdarah maupun masalah gizi.

Tindakan intervensi sangat dibutuhkan untuk mempercepat penurunan angka

kematian tersebut sehingga target MDG dapat dicapai. Agar intervensi yang dilakukan efektif

dan efesien, maka tidak semua wilayah memiliki permasalahan yang sama. Oleh karena itu,

perlu dikaji pula intervensi yang bersifat spesifik untuk masing-masing wilayah sesuai

dengan prioritas masalah yang dihadapi. Dengan demikian, perlu dilakukan penelaahan

frekuensi kasus menurut wilayah untuk menemukan kantong-kantong masalah.

Di dalam program kesehatan ibu dan anak, telah dilakukan berbagai aktivitas yang

arahnya untuk menjamin kelangsungan hidup maupun anak yang dilahirkannya. Aktivitas-

aktivitas tersebut dikenal dengan upaya “making precnancy sever (MPS)”. Uapaya MPS

mencakup upaya penyelamatan sejak prekehamilan, masa kehamilan, proses persalinan

sampai dengan pasca persalinan. Prinsip dari MPS adalah:

Setiap wanita usia subur dijamin memiliki akses terhadap pencegahan kehamilan yang

tidak diinginkan dan komplikasi keguguran. Untuk itu dilakukan pelayanan

kontrasepsi serta penanganan pasca keguguran.

Setiap Ibu hamil mendapatkan asuhan pemeriksaan (Antenatal care =ANC) yang

memadai dan sesai standard.

Setiap ibu yang melahirkan ditolong oleh petugas kesehatan profesional dan terampil.

Page 5: sgd 2 epid

Setiap ibu maupun neonatal dengan komplikasi dijamin mendapatkan pelayanan

kegawatdaruratan yang memadai.

Untuk mewujudkan prinsip MPS tersebut, berbagai upaya yang dilakukan antara lain:

Pada prekehamilan : diberikan pelayanan kontrasepsi maupun konseling keluarga

berencana. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pelayanan ini

cakupan peserta KB aktif bagi pasangan usia subur (contraception prevalence rate =

CPR).

Pada saat kehamilan, diberikan pelayanan antenatal care bagi ibu hamil minimal 4

kali selama kehamilan, dengan catatan 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada

trimester kedua, 2 kali pada trimester ketiga. Diberikan pula tablet besi (Ferous sulfat)

sebanyak 90 tablet pada kehamilan trimester ketiga. Indikator output adalah cakupan

ANC pada trimester pertama (K-1) dan cakupan ANC pada trimester ketiga (K-4),

cakupan distribusi Fe3 (pemberian Fe 90 tablet).

Pada saat persalinan, diharapkan bahwa semua persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan dan bahkan diharapkan pertolongan dilakukan disarana pelayanan

kesehatan (Poskesdes, puskesmas, klinik bersalin maupun Rumah sakit). Bukannya

persalinan dirumah dengan mengundang bidan kerumah. Indikator yang dipantau dari

pelayanan ini adalah cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan cakupan

pertolongan persalinan disara pelayanan kesehatan.

Pada pasca persalinan, dilakukan pelayanan bagi neonatal melalui kegiatan kunjungan

neonatal. Kunjungan neonatal dilakkan sebanyak 3 kali dengan waktu kunjungan di

jadwalkan secara standar dengan memperhatikan masa-masa kritis pada neonatal.

Pada bayi baru lahir, dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD) serta pemantauan

konseling terhadap pemberian air susu ibu (ASI) secara ekskusif sampai umur bayi

mencapai 6 bulan serta imunisasi menurut umur bayi. Dengan demikian, indikator

lain yang dipantau adalah cakupan ASI eksklusif.

Pada bayi yang lebih tua (diatas usia neonatal), dilakukan pelayanan kunjungan bayi,

pemberian kapsul 2 kali dalam setahun (bulan februari dan agustus) serta pelayanan

imunisasi sampai lengkap. Pemberianimunisasi dianggap lengkap bila bayi sudah

mendapatkan imunisasi campak (pada usia 9 bulan). Dengan demikian indikator yang

dipantau adalah cakupan kunjungan bayi, cakupan pemberian vitamin A bayi serta

imunisasi campak. Disamping itu, karena bayi merupakan usia yang rawan untuk

Page 6: sgd 2 epid

menderita penyakit infeksi terutama pneumonia dan diare maka perlu dijamin adanya

penemuan dan penanganan kasus pneumonia dan diare pada bayi.

Untuk menjamin kelangsungan hidup ibu maupun bayi tesebut, maka perlu

dijamin adanya keberlangsungan pelayanan sebagaimana tersebut diatas, yang dikenal

dengan istilah “kontinuum of care”. Diharapkan bahwa indikator-indikator pelayanan

baik pada saat prekehamilan, masa kehamilan, masa persalinan maupun pasca

persalinan dapat tercapai target setidaknya 90%.

BAB II

PEMBAHASAN

1) a) kematian maternal

Abortus : 1/22 x 100 % = 4.5 %

Page 7: sgd 2 epid

Perdarahan ; 9/22 x 100% = 40.9 %

Infeksi jln lahir : 4/22 x 100% = 18,2 %

Eklamsia/preeklamsia : 3/22 x 100 % = 13,6 %

Partus lama : 0

Lain-lain ;5/22 x 100 % = 22,7 %

b) kematian bayi

ISPA : 44/77 x 100% = 57,1%

Diare : 4/77 x 100% = 18.7%

Campak :0

Infeksi SSP: 5/77 x100%= 6,5%

DBD :1/77 x 100%= 1.3%

Gizi buruk : 5/77 x 100% = 6.5 %

Lain –lain :18/77 x 100%=23.4%

Page 8: sgd 2 epid

c) kematian neonatal

BBLR : 87/183 x 100% = 47,5%

Tetanus :0

Asfiksia : 37/183 x 100%= 20.2%

Infeksi : 4/183 x 100% = 2,2 %

Cacat bawaan : 21/183 x 100% = 11,5%

Lain-lain : 33/183 x 100% = 18,1 %

Page 9: sgd 2 epid

2) A)

B)

Page 10: sgd 2 epid

C)

3) KASUS KEMATIAN NEONATAL DIPILIH MENURUT UMUR PADA TH 2008

USIA NEONATAL JUMLAH KEMATIAN

Page 11: sgd 2 epid

KURANG DARI 1 HARI 39

1 HARI 59

>1 HARI – 3 HARI 31

>3 HARI – 7 HARI 24

8 – 28 HARI 30

4) Menurut sumbernya data tersebut diatas tergolong dalam data eksternal sekunder,

karena dilakukan berdasarkan survey singkat di Kabupaten Lombok Barat

5) a) angka kematian maternal :

jumlah yg mati dlm masa puerperal setahun x 100.000

jumlah kelahiran hidup tahun yang sama

22/17.000 x 100.0000 = 129 orang

b) angka kematian bayi x 1.000

jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama

Page 12: sgd 2 epid

77/17.000 x 1000 = 4-5 org

c) angka kematian neonates

jumlah kematian anak umur < 28 hari setahun x 1.000

jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama

183/17.000 x 1000 = 10-11 orang

6) Rasio (Ratio)

Nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai (x, y) kuantitatif yang

pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.

Proporsi (Proportion)

Perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari

penyebut. Pada proporsi pembilangnya tercakup dalam penyebut x/(x+y) dan

lazimnya dinyatakan dalam persen, atau tetap dalam pecahan

Angka (Rate)

Proporsi dalam bentuk khusus: Perbandingan pembilang dan penyebut dinyatakan

dalam batas waktu tertentu.

7) Angka kematian ibu,neonatal,dan bayi tergolong angka relative rate karena

memiliki syarat-syarat yaitu

a) Pembilang dan penyebut karakteristiknya sama

b) Penduduk adalah penduduk berisiko

c) Dinyatakan dalam kurun satuan waktu

d) Penyebutnya penduduk daerah geografis tertentu

8) Resiko relative neonatal yang mengalami BBLR mengalami kematian

dibandingkan neonatal yang mengalami tidak BBLR

+ -

BBLR (+) 87 635

BBLR ( - ) 95 200

A/(A+B) : C/(C+D)

87/(87+635) : 95/(95+200)

Page 13: sgd 2 epid

87/722 : 95/295

0,37

RR <1 =Bukan factor resiko terhadap efek

9) Dengan memperhatikan kematian neonatal menurut umurnya (masa-masa kritis

neonatal),seharusnya pola kunjungan neonatal dilakukan 3 x dengan waktu kunjungan

yang dijadwalkan secara standart.

SELF ASSESSMENT

1) Definisi kematian ibu,definisi neonatal dan bayi?

2) Beberapa macam graik untuk menampilkan data,sebutkan kegunaan masing-masing

jenis grafik?

3) Definisi epidemiologi?

4) Pada epidemiologi,kasus-kasus morbiditas maupun mortalitas perlu

dikelompokkan.menurut apa sajakah pengklasifikasikan dilakukan dan apa manfaat

pengklasifikasikan tersebut?

Jawab:1)

Kematian ibu adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi

kehamilan,persalianan,dan masa nifas selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup

pada tahun yang sama.

Kematian neonatal adalah kematian pada masa-masa kritis misalnya

BBLR,tetanus neonatorum,asfiksia,infeksi,cacat bawaan dan kasus-kasus

lainnya.umur neonates adalah >28 hari

Kematian bayi adalah jumlah kematian yang terjadi pada bayi karena beberapa

kejadian seperti ISPA,diare,campak,infeksi SSP,Demam berdarah,gizi buruk

dll.umur bayi adalah > 29 hari s d 1 tahun

2) Macam-macam grafik / diagram

a) Diagram batang

Dipakai pada Data berskala Nominal dan Ordinal

Fungsi: Untuk menggambarkan frekuensi menurut kategori yang berbeda.

Page 14: sgd 2 epid

Jenis Diagram Batang (Bar Chart)

1. Clustered Bar Chart

– Membandingkan nilai antar kategori dengan melihat batang secara

mendatar

– digunakan bila urutan kategori tidak penting

2. Stacked Bar Chart

– Membandingkan kontribusi masing-masing nilai terhadap total antar

kategori dengan memperhatikan batang secara vertikal

– Digunakan untuk memberikan tekanan perhatian terhadap perubahan

masing-masing nilai terhadap total menurut urutan (waktu)

b) Histogram

Digunakan pada data berskala interval atau ratio

c) Diagram Garis

Digunakan untuk menggambarkan trend (perkembangan kejadian) dari waktu ke

waktu (menurut kronologi waktu)

d) Diagram Lingkaran/Pie

Digunakan untuk menggambarkan proporsi (kontribusi bagian dari keseluruhan)

e) Diagram Peta (Spot Map)

Digunakan untuk menggambarkan lokasi (kantong –kantong masalah)

f) Diagram Tebar (Plot Scatter)

Digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel (melihat korelasi)

g) Diagram Gambar

3) Epidemiologi adalah ilmu tentang frekuensi (jumlah),disribusi (penyebaran) dan

determinan (factor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk

Page 15: sgd 2 epid

pembuatan perencanaan (development) dan pengambilan keputusan dalam

menanggulangi masalah kesehatan.

4) a. Crude death rate

Jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk pada

pertengahan tahun yang sama. Jumlah penduduk pertengahan tahun

berdasarkan :

- diasumsikan dalam 1 tahun distribusi kematian secara merata sehingga

penduduk pertengahan merupakan rata-rata jumlaah penduduk sepanjang

tahun dan dianggap sama dengan jumlah tahun hidup.

- walaupun dalam kenyataan distribusi kematian tidak merata sepanjang tahun

tetapi jumlah penduduk pertengahan tahun masih dapat digunakan sebagai

penyebut dalam perhitungan angka kematian kasar tanpa menimbulkan

masalah yang besar.

b. Age spesifik death rate

jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada penduduk golongan tertentu

dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun pada golongan umur tertentu.

ASDR digunakan :

- Mengetahui dan mmenggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan

melihat kematian tertinggi pada golongan umur misalnya golongan bayi

dan anak kurang dari 5 tahun ASDR meningkat berarti kesehatan

masyarakat yangmsih kurang namun apabila pada usia lanjut ASDR

meningkat berarti berhasil.

- Membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah

- Menghitung rata-rata harapan hidup

c. Infant MR

jumlah kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1

tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama

Page 16: sgd 2 epid

d. Neonatal MR

jumlah kematian bayi kurang dari 28 hari yang dicatat selama 1 tahun per

1000 kelahiran pada tahun yang sama.

Meningkat atau menurunnya neonatal MR dapat digunakan untuk mengetahui

- Meningkatkan atau menurunkan usaha perawatan post natal

- Program imunisasi

- Penyakit infeksi terutama saluran napas atas

e. Perinatal MR

jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu

atau lebih ditambah jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari

yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Perinatal MR digunakan untuk menggambarkan kesehatan terutama ibu hamil

dan bayi

Factor-faktor yang mempengaruhi meningkat atau menurunnya perinatal MR

- Banyak bayi dengan BBLR

- Status gizi ibu dan bayi

- Keadaan social ekonomi

- Penyakit infeksi terutama ISPA

- Pertolongan persalinan

f. Under five MR

merupakan gabungan antara angka kematian bayi dan angka kematian anak

umur 1-4 tahun. Jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000

penduduk balita pada tahun yang sama.

Page 17: sgd 2 epid

Meningkat atau menurunnya Under five MR dipengaruhi oleh :

- Program pelayanan kesehatan

- Program perbaikan gizi

- Program imunisasi

g. Maternal MR

jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan

masa nifas yang dicatat selama 1 tahu per 1000 kelahiran hidup pada tahun

yang sama.

Meningkat atau menurunnya maternal MR dipengaruhi oleh

- social ekonomi, kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas

- pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

- pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.

BAB III

PENUTUP

Page 18: sgd 2 epid

KESIMPULAN

Kematian ibu tertinggi pada kasus perdarahan,kematian neonatal tertinggi pada kasus

BBLR dan kematian tertinggi pada bayi terjadi pada kasus ISPA.lokasi kantong-kantong

masalah kematian ibu tertinggi terjadi pada wilayah Pelangan, lokasi kantong-kantong

masalah kematian neonatal tertinggi terjadi pada wilayah Lingsar dan Gerung, lokasi

kantong-kantong masalah kematian bayi tertinggi terjadi pada wilayah Kediri.Usia rawan

terjadinya kematian bayi adalahneonatal yang berumur 1 hari.klasifikasi data pada skanario

adalah eksternal sekunder.

Daftar Pustaka

Page 19: sgd 2 epid

Azwar, Asrul, prof. Dr. MPH. Pengantar Epidemiologi. 1999. binarupa aksara: Jakarta.

MN.Bustan, 2002. Pengantar epidemiologi. Rineka Cipta: Jakarta.

Timmreck, Thomas C. 2004. Epidemiologi Suatu Pengantar. EGC : Jakarta.

” SKENARIO V.4.2DETERMINAN MORTALITAS KELOMPOK RAWAN”.

KELOMPOK 4

SAUVIA

ANDRIAN REZA PAHLEVI

HERLINAWATI HARINI

TITIN ANDRIANI

LL RINJA ERAWAN

DESAK MADE AYU DEVIARDIANI

DEWI ANITA AMELIA

Page 20: sgd 2 epid

NI LUH PUTU SUARTHADEWI

BQ SITI MALIKHA ABILA MEISYA

I PUTU MIRZA JUANDA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

2011-2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah hasil

diskusi kami dengan judul ” SKENARIO V.4.2DETERMINAN MORTALITAS

KELOMPOK RAWAN”. Dimana dalam penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa

Kedokteran Unizar dapat memahami isi dari makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi

mahasiswa.

Tidak lupa juga kami mengucapakan terima kasih kepada para dosen yang menjadi

tutor yang membimbing kami selama melaksanakan diskusi ini,juga teman-teman dan semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah hasil diskusi kami ini sehingga kami

dapat menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan bagi kami.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangannya

sehingga kami menginginkan saran dan kritik yang membangun dalam menyempurnakan

makalah ini.

Page 21: sgd 2 epid

Mataram,6 Januari 2012

Tim Penyusun