Endo Tugas Ujian

14
KARIES Definisi : Penyakit mikrobiologis infeksius dari gigi yang menghasilkan penghancuran dan pelarutan dari jaringan kalsifikasi (Studervant, 2002) RESTORASI LOGAM COR (Studervant, 2002) Indikasi: 1. Restorasi Besar - Logam cor inlay merupakan alternatif lain dari amalgam atau komposit ketika memerlukan kekuatan yang lebih tinggi dari tambalan / ketika kontur (bentuk) dan kontak pada indirect restorasi diperlukan -Logam cor onlay merupakan alternatif yang baik untuk dijadikan mahkota pada gigi yang telah rapuh oleh karies yang besar, restorasi yang gagal tetapi permukaan facial dan lingual dalam kondisi baik. 2. Gigi yang Telah Dirawat Endodontik - Gigi M/P yang telah mendapat perawatan endodontik dapat ditambal dengan logam cor onlay, dimana telah didisain untuk meningkatkan ketahanan gigi. 3. Gigi yang Berpotensi Mengalami Fraktur

description

tgas endo

Transcript of Endo Tugas Ujian

KARIES

Definisi : Penyakit mikrobiologis infeksius dari gigi yang menghasilkan

penghancuran dan pelarutan dari jaringan kalsifikasi (Studervant, 2002)

RESTORASI LOGAM COR (Studervant, 2002)

Indikasi:

1. Restorasi Besar

- Logam cor inlay merupakan alternatif lain dari amalgam atau komposit

ketika memerlukan kekuatan yang lebih tinggi dari tambalan / ketika kontur

(bentuk) dan kontak pada indirect restorasi diperlukan

-Logam cor onlay merupakan alternatif yang baik untuk dijadikan

mahkota pada gigi yang telah rapuh oleh karies yang besar, restorasi yang gagal

tetapi permukaan facial dan lingual dalam kondisi baik.

2. Gigi yang Telah Dirawat Endodontik

- Gigi M/P yang telah mendapat perawatan endodontik dapat ditambal

dengan logam cor onlay, dimana telah didisain untuk meningkatkan ketahanan

gigi.

3. Gigi yang Berpotensi Mengalami Fraktur

- Garis fraktur di email dan dentin, terutama pada gigi yang mempunyai

restorasi yang besar harus disadari sebagai gejala awal fraktur. Oleh karena itu

diperlukan Restorasi yang dapat mencegah terjadinya fraktur seperti restorasi

onlay dan mahkota.

4. Rehabilitasi Dental dengan Logam Cor

- Ketika restorasi logam cor digunakan untuk merestorasi gigi yang

berdekatan / berlawanan, penggunaan kembali bahan yang sama dipertimbangkan

untuk menghilangkan reaksi elektrik dan korosif, dimana pada umumnya terjadi

antara logam dengan bahan berbeda didalam mulut, terutama jika terjadi kontak.

5. Penutupan diastem dan perbaikan bidang oklusal

- Inlay/Onlay sering digunakan jika diperlukan perluasan mesial dan distal

untuk perbaikan kontak dengan gigi sebelahnya. Onlay juga dapat digunakan

untuk memperbaiki bidang oklusal dari gigi yang mengalami tilting

6. Sebagai Gigi Sandaran (Prostodontik)

- Gigi yang dijadikan penyangga untuk GTSL dapat direstorasi

menggunakan restorasi logam cor. Keuntungan utama restorasi logam cor sebagai

gigi penyangga yaitu: Restorasi logam cor dapat menahan daya yang diberikan

oleh GTSL dengan lebih baik; Seat, Guiding Plane, dan aspek aspek lain yang

berhubungan dengan GTSL dapat dikontrol lebih baik dengan teknik indirect.

KONTRAINDIKASI

1. High Caries Rate

-Karies fasial dan lingual (terutama lingual) diindikasikan untuk aktivitas

karies yang tinggi. Yang harus dikontrol sebelum penempatan restorasi logam cor,

apabila karies atau restorasi sebelumnya terletak pada bagian fasial atau lingual.

2. Pasien Usia Muda

3. Estetik

4. Restorasi Kecil

KEUNTUNGAN

1. Kekuatan

2. Biokompability

3. Low wear

4. Mengontrol kontur dan kontak

KERUGIAN

1. Jumlah kunjungan dan lama perawatan

2. Temporary/ sementara

3. Harga mahal

4. Diperlukan keterampilan operator yang baik

5. Memiliki daya belah

SYARAT UMUM PREPARASI KAVITAS LOGAM COR

1. Tidak ada undercut

2. Dinding sejajar / membentuk sudut 3-5% ke oklusal

3. Cavosurvace line angle di bevel

4. Outline sempit dan tajam

5. Self Retention ke segala arah kecuali arah pemasangan

PREPARASI KELAS I INLAY

1. Extension for prevention: Ambil pit dan fissure, bonjol dilingkari

2. Resistence form: Dinding sejajar, cavosurface line angle di bevel, alas pada

dentin tegak lurus sumbu panjang gigi

3. Retention form: Self retention ke segala arah, outline tajam

PREPARASI KELAS II INLAY

1. Preparasi bagian oklusal = preparasi kelas I

2. Bagian proksimal:

a. Extension for prevention

- Dinding bukoaksial dan palatoaksial diletakan pada sudut aksial

- Dinding gingival diletakan dibawah gusi sehat

b. Resistence form

- Pulpo aksial line angle dibulatkan

- Cavo survace line angle dibevel

- Reverse bevel di gingiva axial line angle

c. Retention form

- Friksi, retensi tambahan (dove tail)

Untuk preparasi box proksimal dinding bukoaksial dan palatoaksial mengembang

ke oklusal

SYARAT UMUM PREPARASI ONLAY

1. Pengurangan bagian oklusal dan puncak bonjol sebesar 2mm

2. Dinding membuka/membentuk sudut 2-5% ke oklusal

3. Proksimal box = preparasi inlay

- Preparasi box aproksimal, dinding bukoaksial dan palato aksial mengembang

ke oklusal

4. Membuat bevel pada oklusal bagian fasial dan lingual (long bevel), serta bevel

pada box proksimal pada daerah gingival (reverse bevel)

KLASIFIKASI PENYAKIT PULPA MENURUT AAE

Pulpa Normal

Kategori diagnostik klinis dimana pulpa bebas dari gejala dan memiliki respon

normal terhadap uji pulpa.

Pulpitis Reversibel

Berdasarkan pemeriksaan objektif dan subjektif menunjukan bahwa

manajemen etiologi yang baik dapat menghilangkan inflamasi dan

mengembalikan ke keadaan normal.

Pulpitis Ireversibel Simptomatik

Berdasarkan permeriksaan objektif dan subjektif menunjukan bahwa pulpa

vital yang terinflamasi tidak dapat sembuh dan diindikasikan untuk perawatan

saluran akar. Karakteristik mungkin dapat meliputi nyeri tajam dikarenakan

stimulus suhu, nyeri yang menetap biasanya 30 detik atau lebih setelah

stimulus diangkat, nyeri spontan, dan nyeri yang menyebar.

Pulpitis Ireversibel Asimptomatik

Berdasarkan permeriksaan objektif dan subjektif menunjukan bahwa pulpa

vital yang terinflamasi tidak dapat sembuh dan diindikasikan untuk perawatan

saluran akar. Kasus ini tidak memiliki gejala klinis dan biasanya respon

normal terhadap tes suhu dan mungkin mempunyai trauma atau karies yang

dalam.

Pasca Perawatan Endodontik Non Vital

Kategori diagnostik klinis yang menunjukan bahwa gigi telah dirawat

endodontik, dan saluran akar telah di obturasi dengah berbagai bahan pengisi

selain medikamen intrakanal.

Pasca Perawatan Endodontik Vital

Kategori diagnostik klinis yang menunjukan bahwa gigi yang telah dirawat

endodontik sebagian sebelumnya. Seperti, pulpotomi atau pulpektomi.

KLASIFIKASI PENYAKIT PERIAPIKAL MENURUT AAE

Jaringan Periapikal yang Normal

Tidak sensitif terhadap uji perkusi atau palpasi, dan secara radiografi lamina

dura disekeliling akar masih utuh, dan ruang ligamen periodontal uniform.

Periodontitis Apikal Simptomatik,

Menunjukan inflamasi, dan pada umumnya periodontal apikalis menghasilkan

simptom klinis meliputi respon sakit saat menggigit dan/atau perkusi atau

palpasi .

Peridontitis Apikal Asimptomatik

Inflamasi dan destruksi dari periodontal apikalis yang berasal dari pulpa.

Peridontitis ini menunjukan gambaran radiolusen pada bagian apikal dan tidak

menunjukan simptom klinis.

Abses Apikal Kronis

Reaksi inflamatori dari infeksi dan nekrosis pulpa yang memiliki karakteristik

onset yang perlahan tapi bertahap, sedikit tidak nyaman dan menghasilkan pus

secara intermitten melalui saluran sinus sekitar.

Abses Apikal Akut

Reaksi inflamtori dari infeksi dan nekrosis pulpa yang memiliki karakteristik

onset yang cepat, nyeri spontan, pembentukan pus dan pembengkakan

jaringan sekitar.

Condensing Osteitis

Lesi radioopak difus lokalisata yang menunjukan reaksi tulang akibat stimulus

ringan oleh jaringan inflamasi yang biasanya terlihat pada apeks dari gigi.

BAHAN IRIGASI

1. NaOCl – konsentrasi 0.5% - 5.25% (yang biasa dipakai 2.5% -> less toxic)

Fungsi (Torabinejad, 2009)

- Membersihkan debris dari saluran akar

- Melarutkan jaringan vital dan nekrotik (melarutkan jaringan nekrotik

dengan memecah protein menjadi asam amino)

- Antimikroba

- Lubrikasi

Fungsi (Grossman, 1995)

- Memiliki gas yang bersifat bakterisidal

- Dapat digunakan sebagai medikamen dan irigan

Fungsi (Ingle, 2002)

- Agen antimikroba

- Sebagai lubrikan pada instrumentasi

- Melarutkan jaringan vital dan nekrotik

- Larutan NaOCl dengan konsentrasi 5.25% dan 2.5% memiliki efek yang

sama ketika digunakan pada saluran akar pada waktu 5 menit

- Larutan NaOCl dengan konsentrasi 5.25% lebih aktif dalam melarutkan

jaringan vital dibandingkan konsentrasi 2.6%, 1% , dan 0.5%

- Larutan NaOCl dengan konsentrasi 3% optimal untuk melarutkan jaringan

jika ditambahkan dengan paraklorofenol atau formaldehid

- Fungsi antibakterialnya akan meningkat dengan penambahan bahan lain

(seperti : kalsium hidroksida, EDTAC (ethylenediaminetetraacetic acid

centrimide)

2. Klorheksidine (Torabinejad, 2009)

- Merupakan bahan antimiroba spektrum luas

- Toksisitas rendah

- 2% klorheksidin sebanding dengan 5.25% NaOCL dalam aksi antimikroba

dan lebih efektif terhadap Enterococcus Faecalis.

- Kekurangan : Tidak dapat melarutkan jaringan nekrotik dan

menghilangkan Smear Layer.

3.Iodida (Grossman, 1995)

- Merupakan bahan antiseptik

- Konsentrasi yang digunakan sebanyak 2%

- Mengandung 2% kristal iodine, 4% potasium iodida, dan 94% air distilasi

- Efek antibakterialnya sementara

- Tidak terlalu mengiritasi

4.Hidrogen Peroksida (H2O2) (Weine, 2004)

- Saat berkontak dengan jaringan dan bahan kimia tertentu, larutannya akan

menimbulkan buih -> pelepasan oksigen menghancurkan mikroorganisme

anaerob

- Kemampuan melarutkan jaringan lebih rendah dari NaOCl

- Punya efek effervescence -> efektif untuk mengurai debris yang

tersangkut pada saluran akar.

- Tidak terlalu berbahaya untuk jaringan periapikal

- Bahan irigan yang lebih baik dipakai untuk gigi yang mengalami perforasi

atau konstriksi apikalnya rusak

- Kekurangan : Oksigen yang dihasilkan perokside masih terperangkap

walupun saluran akar sudah diobturasi sehingga bisa menyebabkan

tekanan pada gigi. Disarankan digabungkan dengan penggunaan NaOCl

untuk melepas oksigen yang terjebak di saluran akar.

5.Gly-Oxide (Weine, 2004)

- Lebih dapat ditoleransi jaringan periapikal dibandingkan NaOCl,

mempunyai kemampuan melarutkan jaringan dan menghilangkan

mikroorganisme lebih baik dibanding H2O2.

- Paling baik untuk saluran akar yang sempit / bengkok.

- Dapat meningkatkan kemampuan kelasi dari gliserol

Medikamen Intrakanal

1. Eugenol (Grossman, 1995)

Bahan ini adalah esens kimiawi minyak cengkeh dan mempunyai hubungan

dengan fenol. Agak lebih mengiritasi daripada minyak cengkeh dan keduanya

adalah antiseptic. Trowbridge menunjukkan bahwa eugenol menghalangi

impuls saraf interdental.

2. Formokresol (Grossman, 1995)

Bahan ini adalah kombinasi dari formalin dan kresol. Formalin adalah

disinfektan kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu substansi

yang tidak dapat dilarutkan dan tidak dapat menjadi busuk. Kresol berfungsi

untuk mengurangi efek iritasi dari formalin. Formokresol adalah suatu

medikamen bakterisidal yang tidak spesifik dan sangat efektif terhadap

organisme aerobic dan anaerobic yang ditemukan dalam saluran akar.

3. TriKresol Formalin (TKF)

4. Chlorophenol Kamfer Mentol (ChKM) (Walton dan Torabinejad, 1998)

Terdiri dari dua bagian parachlorophenol dan tiga bagian kamfer. Daya

disinfektan sifat mengiritasi lebih kecil daripada formokresol. Mempunyai

spectrum antibakteri luas dan efektif terhadap jamur. Bahan utamanya

Paraklorofenol. Kamfer sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek

mengiritasi dari paraklorofenol murni. Selain itu, memperpanjang efek

antimicrobial. Menthol mengurangi sifat iritasi dan mengurangi rasa sakit.

Bahan ini memiliki kemampuan disinfeksi dan sifat mengiritasi kecil dan

mempunyai spectrum anti bakteri yang luas dan digunakan dalam semua

perawatan saluran akar gigi yang mempunyai kelainan periapikal.

5. Iodin dalam Potassium Iodide (Rhodes, 2006)

Iodin adalah agen antimikroba yang mempunyai agen oksidasi kuat yang

menghambat system enzim selular bakteri dan mennon-aktifkan system

tersebut. Iodin pada potassium iodide adalah antimikroba efektif dengan

spectrum luas dan mempunyai toksisitas yang rendah.

6. Kalsium Hidroksida (Rhodes, 2006)

Kalsium hidroksida mempunyai spektrum aktivitas microbial yang baik dan

durasi yang panjang. Kalsium hidroksida adalah agen antimkrobial yang

lambat dan harus berada dengan kuantitas yang cukup dan harus di dalam

saluran akar kurang lebih 1 minggu untuk efektif.

7.