Eklampsia - Borang Portofolio Kasus Obgyn

14
RSUD H. DAMANHURI BARABAI Borang Portofolio EKLAMPSIA dr. Charlie Windri 1/24/2014

description

Borang portofolio kasus internship mengenai eklampsia.

Transcript of Eklampsia - Borang Portofolio Kasus Obgyn

Page 1: Eklampsia - Borang Portofolio Kasus Obgyn

RSUD H. DAMANHURI BARABAI

Borang Portofolio

EKLAMPSIA

dr. Charlie Windri

1/24/2014

Page 2: Eklampsia - Borang Portofolio Kasus Obgyn

Borang Portofolio Kasus Obgyn

Topik : Eklampsia

Tanggal (kasus) :30 Desember

2013Presenter : dr. Charlie Windri

Tanggal Presentasi : 24 Januari 2014 Pendamping : dr. Era Ery Dhani

Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD H Damanhuri Barabai

Objektif Presentasi :

□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka

□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi :

□ Tujuan :Penegakan diagnosis dan pengobatan awal sesuai etologi serta mencegah

komplikasi

Bahan

Bahasan : □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit

Cara

Membahas : □ Diskusi □ Presentasi dan Diskusi □ E-mail □ Pos

Data Pasien : Nama : Ny. SM, ♀, 22 tahun No. Registrasi : 8276/13

Nama Klinik : RSUD Damanhuri Barabai Telp : Terdaftar sejak : 30 Desember 2013

Data Utama untuk Bahan Diskusi :

1. Diagnosis / Gambaran klinis

G1P0A0 Hamil 37-38 minggu dengan eklampsia, inpartu dengan riwayat kejang berulang.

Eklampsia/ Kejang 1 hari yang lalu, kejang dirasakan 2 kali. Tidak pernah kejang seperti ini

sebelumnya.

2. Riwayat Pengobatan : Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit: Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.

4. Riwayat Keluarga :Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan seperti pasien

5. Riwayat Pekerjaan : Pasien bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga

6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik: Kondisi rumah dan lingkungan sosial sekitar tidak

diketahui

7. Riwayat KB: Pasien tidak menggunakan KB

8. Lain-lain :-

Daftar Pustaka :

2

Page 3: Eklampsia - Borang Portofolio Kasus Obgyn

1. Kelompok Kerja Penyusunan. Pedoman Pengelolaan Hipertensi Dalam Kehamilan di Indonesia Edisi Kedua. Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI. 2005. Jakarta

2. Cunningham, FG et.al. Hypertensive Disorder in Pregnancy. Williams Obstetrics, 21st ed. Prentice Hall International Inc. Appleton and Lange. Connecticut. 2001. 653 - 694.

Hasil Pembelajaran :

1. Penegakan diagnosis Eklampsia

2. Tatalaksana Eklampsia

3. Mengenali gejala awal Eklampsia

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

1. Subjektif :

• Keluhan Utama: Kejang 1 hari sebelum masuk rumah sakit

• Keluhan Tambahan: Sakit kepala, mual dan muntah

Pasien datang dengan keluhan kejang hilang timbul 1 hari SMRS. Pasien mengatakan bahwa dirinya mengalami kejang 2 kali. Pasien tidak pernah kejang seperti ini sebelum hamil. Pasien juga mengatakan dirinya saat ini sedang hamil 9 bulan. HPHT : lupa. TP : Tidak tahu. Pasien tidak mengetahui dirinya menderita darah tinggi. Keluar air – air ada. Keluar lendir darah ada. Ada mules – mules yang menjalar sampai ke pinggang. Adanya riwayat keluar darah secara tiba – tiba dari kemaluan disangkal. Gerakan janin masih dirasakan pasien. Pasien saat ini mengeluhkan adanya sakit kepala, mual dan muntah. Nyeri ulu hati.

2. Objektif :

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : CM

TekananDarah : 190/120 mmHg

Nadi : 90x/menit

Frekuensi Nafas : 20 x/ menit

Suhu : 36,50 C

Status Internus

Kepala : Normochepali

Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik

3

Page 4: Eklampsia - Borang Portofolio Kasus Obgyn

Thoraks

o Paru

Inspeksi : Gerakan nafas simetris kiri dan kanan

Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan

Perkusi : Sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : Rhonki -/-, wheezing -/-

o Jantung

Inspeksi: Iktus jantung tidak terlihat

Palpasi :Iktus jantung teraba di linea midclavicula sinistra ICS V

Perkusi : Batas jantung normal

Auskultasi : Murmur (-), Gallop (-)

o Mammae: Simetris, hiperpigmentasi pada areola, benjolan (-), retraksi puting (-).

Abdomen

Inspeksi : Datar

Palpasi : Hepar Lien tidak teraba membesar, Nyeri tekan abdomen (-)

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas : CRT < 2 detik, Udem (-)

Status Obstetri Inspeksi : Simetris, membesar sesuai dengan kehamilan, striae gravidarum

(+), scar / bekas operasi (-)Palpasi : Leopold I : TFU 32 cm, teraba satu bagian besar, bulat, lunak, tidak

melenting. Leopold II : Kanan : teraba bagian-bagian kecil janin.

Kiri: teraba bagian keras seperti papan. Leopold III : teraba satu bagian besar, bulat, keras dan melenting Leopold IV : kepala belum masuk PAP

His : +Auskultasi : DJJ : 91 dpm

Pemeriksaan Dalam :Inspeksi : v/u tenang.Inspekulo : tidak dilakukanVaginal Toucher : Portio kaku, tebal 2 cm, Pembukaan 1cm, Ketuban(-), Kepala Hodge I.

4

Page 5: Eklampsia - Borang Portofolio Kasus Obgyn

Laboratorium:

LED : 94 mm(↑) , Leukosit : 12.100 /µl, Hb : 14,3 gr/dl (↑), Ht : 43,2 %, Trombosit : 195.000

/µl

3. A s ses s ment (penalaran klinis) :

Definisi Klinik

Eklampsia ialah preeklampsia yang disertai dengan kejang tonik klonik disusul dengan koma

Pengelolaan Eklampsia

Dasar-dasar pengelolaan eklampsia:

a. Terapi suportif untuk stabilisasi pada ibu

b. Selalu diingat ABC (Airway, Breathing, Circulation)

c. Pastikan jalur nafas atas tetap terbuka

d. Mengatasi dan mencegah kejang

e. Koreksi hipoksemia dan acidemia

f. Mengatasi dan mencegah penyulit, khususnya hipertensi krisis

g. Melahirkan janin pada saat yang tepat dengan cara persalinan yang tepat

Terapi Medikamentosa

a. Segera masuk rumah sakit

b. Tirah baring miring ke kiri secara intermiten

c. Infus Ringer Laktat atau Ringer Dekstrose 5%

d. Pemberian anti kejang MgSO4 sebagai pencegahan dan terapi kejang

e. Pemberian MgSO4 dibagi:

- loading dose (initial dose): dosis awal

- maintenance dose: dosis lanjutan

f. Anti hipertensi

Diberikan bila tensi ≥ 180/110 atau MAP ≥ 126

Jenis obat: Nifedipine: 10-20 mg oral, diulangi setelah 30 menit, maksimum 120 mg dalam

5

Page 6: Eklampsia - Borang Portofolio Kasus Obgyn

24 jam.

Nifedipine tidak dibenarkan diberikan di bawah mukos lidah (sublingual) karena absorbsi yang terbaik adalah melalui saluran pencernaan makan.

Desakan darah diturunkan secara bertahap:

1. penurunan awal 25% dari desakan sistolik

2. desakan darah diturunkan mencapai:

- <160/105

- MAP < 125

f. Diuretikum

Diuretikum tidak dibenarkan diberikan secara rutin, karena:

1. memperberat penurunan perfusi plasenta

2. memperberat hipovolemia

3. meningkatkan hemokonsentrsi

Diuretikum yang diberikan hanya atas indikasi:

1. Edema paru

2. Payah jantung kongestif

3. edema anasarka

g. Diet

Diet diberikan secara seimbang. Hindari protein dan kalori yng berlebih.

Perawatan Kejang

a. Tempatkan penderita di ruang isolasi serta ruang khusus dengan lampu terang (tidak diperkenankan ditempatkan di ruangan gelap, sebab bila terjadi sianosis tidak dapat diketahui)

b. Tempat tidur penderita harus cukup lebar, dapat diubah dalam posisi Trendelenburg, dan posisi kepala lebih tinggi

c. Rendahkan kepala ke bawah: diaspirasi lendir dalam orofaring guna mencegah pneumonia aspirasi

d. Sisipkan spatel lidah antara lidah dan gigi rahang atas

6

Page 7: Eklampsia - Borang Portofolio Kasus Obgyn

e. Fiksasi badan harus kendor agar waktu kejang tidak terjadi fraktur

f. Rail tempat tidur harus dipasang dan terkunci dengan kuat

Perawatan koma

a. Derajat kedalaman koma diukur dengan Glasgow-Coma Scale

b. Usahakan jalan nafas atas tetap terbuka

c. Hindari dekubitus

d. Perhatikan nutrisi

Perawatan khusus yang harus berkonsultasi dengan bagian lain

Konsultasi ke bagian lain perlu dilakukan bila terjadi penyulit sebagai berikut:

a. Edema paru

b. Oliguria renal

c. Diperlukannya katerisasi arteria pulmonalis

Pengelolaan eklampsia

a. Sikap dasar pengelolaan eklampsia: semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri (diterminasi) tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin. Berarti sikap terhadap kehamilannya adalah aktif.

b. Saat pengakhiran kehamilan, ialah bila sudah terjadi stabilisasi (pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu

c. Stabilisasi dicapai selambat-lambatnya dalam 4-8 jam, setelah salah satu atau lebih keadaan seperti di bawah ini, yaitu setelah:

1) pemberian obat anti kejang terakhir

2) kejang terakhir

3) pemberian obat-obat anti hipertensi terakhir

4) penderita mulai sadar (dapat dinilai dari Glasgow-Coma Scale yang meningkat)

Cara persalinan

Bila sudah diputuskan untuk melakukan tindakan aktif terhadap kehamilannya, maka dipilih cara persalinan yang memenuhi syarat pada saat tersebut

Perawatan pasca persalinan

7

Page 8: Eklampsia - Borang Portofolio Kasus Obgyn

a. Tetap di monitor tanda vital

b. Pemeriksaan laboratorium lengkap 24 jam pasca persalinan.

4. Plan :

DIAGNOSIS KERJA

G1P0A0 hamil 37-38 minggu dengan eklampsia, inpartu kala 1 fase laten letkep

TERAPI

Observasi TTV setiap jam, DJJ setiap 30 menit, HIS, dan tanda – tanda perburukan MgSO4 40% 4 gr diencerkan dalam 20 cc cairan i.v dilanjutkan dengan MgSO4 40% 1

gr/jam s/d 24 jam pasca persalinan, sebagai anti kejang. Nifedipine 4 x 10 mg oral, sebagai anti hipertensi. Dexamethasone 10 ampul IV.

Konsultasi :Konsul Spesialis Obsgyn -> Pro Sectio Caesarea (terminasi kehamilan)

Follow up, Tanggal 31 Desember 2013 (Hari Rawat I) :

S / Mual (+) muntah (-) kejang (-)

O/ TD: 140/90 mmHg, Kontraksi Uterus Baik, Perdarahan (-)

A/ P1A0 Post SC ai Eklampsia

P/ IVFD RL 20 tts/mnt

Inj Ondansentron amp / 12 jam

Inj Ranitidin amp / 12 jam

Inj Cefotaxim/12 jam

Inj Asam Tranexamat amp/12 jam

Inj Ketorolac /12 jam

Nifedipin 3x10 mg

Follow up, Tanggal 01 Januari 201 4 (Hari Rawat II) :

S / Mual (+) muntah (-) kejang (-)

O/ TD: 130/90 mmHg, Kontraksi Uterus Baik, Perdarahan (-)

A/ P1A0 Post SC ai Eklampsia

P/ IVFD RL 20 tts/mnt

Inj Ondansentron amp / 12 jam

Inj Ranitidin amp / 12 jam

Inj Cefotaxim/12 jam

Inj Asam Tranexamat amp/12 jam

8

Page 9: Eklampsia - Borang Portofolio Kasus Obgyn

Inj Ketorolac /12 jam

Nifedipin 3x10 mg

Follow up, Tanggal 02 Januari 201 4 (Hari Rawat III) :

S / Mual (-) muntah (-) kejang (-)

O/ TD: 120/90 mmHg, Kontraksi Uterus Baik, Perdarahan (-)

A/ P1A0 Post SC ai Eklampsia

P/ IVFD RL 20 tts/mnt

Inj Ondansentron amp / 12 jam

Inj Ranitidin amp / 12 jam

Inj Cefotaxim/12 jam

Inj Asam Tranexamat amp/12 jam

Inj Ketorolac /12 jam

Nifedipin 3x10 mg

Pendidikan :

Kepada pasien dan keluarganya dijelaskan penyebab timbulnya penyakit yang dideritanya dan menjelaskan perjalanan penyakit nantinya serta komplikasi yang akan timbul kemudian harinya

Lampiran: Cara Pemberian MgSO4

Sumber Regimen Loading dose Maintenance dose

Dihentikan

Prichard 1955, 1957

Preeklampsia

Eklampsia

Intermittent intramuscular injection

10 g IM

1) 4g 20% IV; 1g/menit

2) 10g 50% IM:

Kuadran tas sisi luar kedua

5g 50% tiap 4-6 jam bergantian salah satu bokong

5g 50% tiap 4-6jam

Bergantian salah satu bokong (10g MgSO4 IM

24 jam pasca persalinan

9

Page 10: Eklampsia - Borang Portofolio Kasus Obgyn

bokong

- 5g IM bokong kanan

- 5g IM bokong kiri

3)Ditambah 1.0 ml lidocaine

4) Jika konvulsi tetap terjadi setelah

15 menit, beri 2g 20% IV: 1 g/menit

Obese: 4g IV

Pakailah jarum 3 inci, 20 gauge

dalam 2-3 jam dicapai kadar plasma 3, 5-6 mEq/l)

Zuspan, 1960

Severe Preeklampsia

Eklampsia

Continuous intravenous injection

Tidak ada

4-6g IV/5-10 menit

1 g/jam IV

1 g/jam IV

Subai, 1964 Continuous intravenous injection

4-6g 20% IV dilarutkn dalm 100ml D5/ 15-20 menit

1) dimulai 2g/jam IV dalam 10g 1000cc D5 100cc/jam

2) Ukur kadar Mg setiap 4-6 jm

3) Tetesan infus disesuaikan untuk mencpai

24 jam psca persalinan

10

Page 11: Eklampsia - Borang Portofolio Kasus Obgyn

maintain dose 4-6 mEq/l (4,8-9,6mg/dL)

Magpie Trial Colaboration Group, 2002

Sama dengan Pritchard regimen

1) 4g 50% dilarutkan dalam normal Saline IV 10-15 menit

2) 10g 50% IM

- 5 g IM bokong kanan

- 5g IM bokong kiri

1) 1g/jam/IV dalam 24 jam atau

2) 5g IM/4jm dalam 24 jam

Syarat pemberian MgSO4

1. Reflek Patella normal

2. Respirasi > 16/menit

3. Produksi urin dalam 4 jam sebelumnya > 100cc atau 0.5cc/kgBB/jam

4. Siapkan ampul Kalsium Glukonas 10% dalam 10 cc

Antidotum

Bila timbul gejala dan tanda intoksikasi MgSO4, maka diberikan injeksi Kalsium Glukonas 10%/10cc dalam 3 menit

Refrakter terhadap MgSO4, dapat diberikan salah satu regimen di bawah ini:

1. 100 mg IV sodium thiopental

2. 10 mg IV diazepam

3. 250 mg IV sodium amobarbital

4. Phenytoin

a. dosis awal 1000 mg IV

b. 16,7 mg/menit/1 jam

c. 500 g oral setelah 10 jm dosis awal dalam 14 jam

11