EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

118
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TEKS PROSEDUR PADA SISWA KELAS XI AK SMK NEGERI 1 GOWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH PUTRIANI 10533783514 PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Agustus, 2018

Transcript of EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Page 1: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN

INQUIRY TECHNIQUE LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN TEKS PROSEDUR PADA SISWA KELAS

XI AK SMK NEGERI 1 GOWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

PUTRIANI

10533783514

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Agustus, 2018

Page 2: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

MOTO

Barang siapa yang menempuh

suatu jalan untuk mencari ilmuNiscaya Allah akan murahkan baginya jalan menuju syurga

(HR. Muslim, 2699)

Bersabarlah menunggu ketetapan Tuhan mu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan kami…..

( Q.S. Ath- Thuur :48)

Belajar dan belajar dengan rasa cinta, berarti meleburkan diri dengan Allah, diri sendiri, dan orang lain.

(Khalid Gibran)

“……..Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

(Q.S. Al Baqarah: 286)

Page 3: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk

Kedua orang tuaku

yang senangtiasa selalu membimbing

dan mendidik dengan penuh kasih sayang.

Terima kasih untuk segalah nasehat, kasih sayang

dan pengorbanan yang tiada henti untukku. Semoga karya

kecil ini akan menjadi salah satu wujud baktiku kepada kalian.

Untuk kakak Ku yang

selalu mengerti, memberikan dukungan, nasehat

dan support sehingga dapat mencapai apa yang kutekuni selama 4 tahun.

Keluarga besarku yang selalu memotivasi untuk terus maju nenek, tante,

om-om, sepupu-sepupu.

Buat teman-teman seperjuangan ku angkatan 2014

Buat sahabat ku , Titin, Anha, Jannah, Ifha, yang selalu menjadi teman seperjuangan dan

selalu membantu saya.

Almamater Tercinta Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Page 4: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

ABSTRAK

Putriani, 2018. “ efektivitas model pembelajaran Inquiry Technique

Learning dalam pembelajaran teks prosedur siswa SMK Negeri 1 Gowa.” Skripsi.

Prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, fakultas keguruan dan ilmu

pendidikan, Unversitas Muhammadiyah Makassar, pembimbing 1 Dr. Salam,

M.Pd dan pembimbing 2 Drs. Kamaruddin Moha, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan belajar siswa

dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Technique Learning. Adapun

jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Quasi

eksperimen. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI AK SMK

Negeri 1 Gowa. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini Claster

Sampling yaitu siswa kelas XI AK 1 dan siswa kelas XI AK 2. Jenis penelitian ini

dilaksanakan dengan menggunakan rancangan penelitian dua kelompok sampel

yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik

pengumpula data menggunakan angket, instrumen, Pre Test dan Post Test. Proses

kegiatan belajar mengajar di kelompok eksperimen dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran Inquiry Technique Learning sedangkan

kelompok kontrol dengan menggunakan model konvensional pada pembelajaran

teks prosedur.

Hasil belajar pada kelompok kontrol yang menggunakan strategi

pembelajaran konvensional memperoleh hasil kurang memuaskan. Hasil belajar

tersebut dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai kelompok kontrol pada Pre

Test dengan mean sebesar 68.00 dan Post Test dengan mean sebesar 56.17 .

Hasil belajar pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

Inquiry Techique Learning memperoleh hasil di atas rata-rata. Hasil belajar

tersebut dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai Pre Test dengan mean sebesar

69.17 dan Post Test dengan mean sebesar 78.83.

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kemampuan belajar siswa

dengan menggunakan model pembelajran Inquiry Tecnik Learning dan model

pembelajaran konvensional menggunakan metode ceramah. Perbedaan tersebut

ditunjukkan oleh hasil uji-t yang dilakukan dengan bantuan Miscrosoft Office Exel

2007. Hasil perhitungan uji hipotesis diatas didapatkan uji-t (thitung) sebesar 13.491

sedangkan untuk ttabel dengan df 29 , taraf signifikan 5% di dapat ttabel 2.045 ,

maka dapat dilihat bahwa thitung > ttabel yaitu 13.491> 2.045 kemudian dapat

ditarik kesimpulan bahwa Hi diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian terdapat

perbedaan antara kemampuan belajar XI AK 1 dan XI AK 2.

Kata Kunci: Model Inqury Technique Learning, Teks prosedur

Page 5: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah swt, berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya

kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan

judul “Efektivitas Model Pembelajaran Inquiry Techique Learning Dalam

Pembelajaran Teks Prosedur Pada Siswa Kelas XI AK SMK Negeri 1

Gowa”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Strata-1 di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin

mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Dr. Munirah, M.Pd. Ketua Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bapak Dr. Salam, M.Pd. Pembimbing 1

yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan

memberikan petujuk sehingga skripsi ini dapat selesai. Bapak Drs. Kamaruddin

Moha, M.Pd. Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing,

mengarahkan dan memberikan petujuk sehingga skripsi ini dapat selesai. Bapak

Dr.H Abdul Rahman Rahim, S.E, M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar. Bapak Erwin Akib, M.Pd.,Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Orang tua, saudara-saudara

kami, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang yang selalu tercurah selama ini.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya juga

penulis ucapkan kepada kepala sekolah, guru, staf SMK Negeri 1 Gowa.

x

Page 6: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan.

Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya

sehingga akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan

dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut

Gowa, Maret 2018

Penulis

Page 7: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING iii

SURAT PERJANJIAN iv

SURAT PERNYATAAN v

MOTTO vi

PERSEMBAHAN vii

ABSTRAK viii

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan 7

D. Manfaat Penelitian 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 9

A. Kajian Pustaka 9

1. Hasil Penelitian Relevan 9

2. Teori Pembelajaran Bahasa Indonesia 10

3. Teori Pembelajaran Menulis 11

4. Teks Prosedur Dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia Kurikulum 2013 16

5. Teks Prosedur 17

6. Teori Pembelajaran Inquiry 18

7. Kemampuan Belajar 25

8. Teori Pembelajaran Inquiry Tecnik Learning 28

xii

Page 8: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

B. Kerangka Pikir 29

C. Hipotesis 31

BAB III METODE PENELITIAN 31

A. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian 31

B. Definisi Operational dan Pengukuran Variabel 32

C. Populasi dan Sampel 34

D. Instrument Penelitian 36

E. Teknik Pengumpulan Data 39

F. Teknik Analisis Data 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A. Hasil Penelitian 45

1. Deskripsi Hasil Penelitian 46

a. Kemampuan siswa dalam pembelajaran teks prosedur

Kelompok kontrol dan keompok eksperimen 46

b. Deskripsi kegiatan pembelajaran 53

2. Analisis statistik inferensial 57

a. Uji Normalitas Data 57

b. Uji Homogenitas 59

c. Pengujian Hipotesis 60

B. Pembahasan 62

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 63

A. Simpulan 63

B. Saran 64

DAFTAR PUSTAKA 65

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 9: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 : Jumlah Populasi Kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa 35

Tabel.3.2 : Jumlah Sampel 35

Tabel 3.3 : Instrument Penilaian Sikap 36

Tabel 3.4 : Insrumen Penilaian Soal Tes 37

Tabel 4.5 : Statistik Skor Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol 47

Tabel 4.6 : Statistik Skor Pre Test dan Post Test Kelompok

Eksperimen 48

Tabel 4.7 : Distribusi Skor Pre Test Kelompok Eksperimen 50

Tabel 4.8 : Distribusi Skor Post Test Kelompok

Eksperimen 50

Tabel 4.9 : Perbandingan Data Statistic Skor Pre Test dan Post Test

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperiemen 51

Tabel 4.10 : keterlaksanaan Pembelajaran Eksperimen 54

Tabel 4.11 : keterlaksanaan Pembelajaran Eksperimen 57

Tabel 4.12 : Uji Normalitas Pre Test hasil belajar kognitif kelompok

Eksperimen dan kontrol 58

Tabel 4.13 : Uji normalitas Post Test hasil belajar kognitif kelompok

Eksperimen dan kontrol 59

Tabel 4.14 : Hasil uji homogenitas kelompok eksperimen dan kontrol 60

Tabel 4.15 : Data hasil uji hipotesis 68

Page 10: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Rancangan Pelaksanaan Pembeajaran (Rpp 67

Lampiran 2 : Instrumen Soal 73

Lampiran 3 : Angket Siswa 75

Lampiran 4 : Analisis Deskriptif Respon Siswa Kelas XI AK 76

Lampiran 5 : Data Angket 78

Lampiran 6 : Data Skor Pre Test dan Post Test 81

Lampiran 7 : Daftar Hadir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 82

Lampiran 8 : Rubrik Penilaian Tes 84

Lampiran 9 : Dokumentasi 85

Lampiran 10 : Data Skor Uji Coba Instrument Penelitian 88

Lampiran 11 : Uji T Data Pre Test dan Post Test Kemampuan

Menulis Teks Prosedur 89

Lampiran 12 : Uji Normalitas 92

Lampiran 13 : Uji Homogenitas 93

Lampiran 14 : Uji hipotesis 94

Lampiran 15 : Uji Ttabel 95

Lampiran 16 : Nilai Statistik kelas kontrol dan Eksperimen 96

Page 11: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan

manusia dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh

karena itu, dalam setiap aspek kehidupan manusia baik secara pribadi,

kelompok keluarga maupun dalam berbangsa dan bernegara, pendidikan

wajib dilaksanakan. Sehubung dengan itu, segala proses pendidikan selalu

diarahkan untuk dapat menyediakan atau menciptakan tenaga-tenaga terdidik

bagi kepentingan bangsa, negara dan tahan air.

Belajar mengajar di sekolah merupakan serangkaian kegiatan yang

secara sadar telah terencana. Suatu sistem pendidikan dikatakan berkualitas

jika proses pembelajaran berlangsung secara menarik dan menantang

sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar

yang berkelanjutan. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling

pokok dalam proses pembelajaran, karena berhasil tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan banyak bergantung pada keefektifan proses belajar

mengajar yang dirancang dan dijalankan oleh guru.

Sejalan dengan itu paradigma pembelajaran pada saat ini sudah

mengalami perubahan dalam pelaksanaanya. Salah satu perubahan paradigma

pembelajaran adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru

beralih perpusat pada peserta didik. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk

memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun darisegi

pendidikan. Rianto (2006) sebagaimana di kutip dalam Hastuti Mirnawai D

1

Page 12: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

(2017) menyatakan bahwa perubahan tersebut dilakukan karena pembelajaran

yang berorientasi pada guru, keterlaksanaanya lebih menekankan

ketercapaian target kurikulum yang berupa hasil belajar pada ranah

pengetahuan saja sebagaimana dampak pembelajaran untuk kepentingan

jangka pendek. Sementara kebutuhan peserta didik pada ranah sikap dan

psikomotorik kurang mendapatkan perhatian secara memadai.

Pada kurikulum 2013 bahasa Indonesia ditempatkan sebagai penghela

mata pelajaran lain karena harus berada di depan semua mata pelajaran lain.

Apabila peserta didik tidak menguasai mata pelajaran tertentu, harus

dipastikan bahwa yang tidak dikuasainya adalah substansi mata pelajaran

tersebut, bukan karena kelemahan penguasaan bahasa pengantar yang

digunakan.

Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia menggunakan

pendekatan berbasis teks. Pendekatan ini bertujuan agar peserta didik mampu

memproduksi dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan sosialnya (

kemendikbud 2014:7 dalam kutipan Hastuti Mirnawati D 2017).

Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks, diajarkan bukan sekadar

sebagia pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk

menjadi aktulisasi diri penggunanya pada konteks sosial dan akademis. Selain

mengkomsumsi pengetahuan bahasa, peserta didik dituntut untuk

memproduksi teks bahasa. Teks dipandang sebagai satuan bahasa yang

bermakna secara konsektual. Teks tidak selalu berwujud lisan, misalnya teks

pancasila yang sering dibacakan pada saat upacara. Teks dapat berwujud

Page 13: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

tulisan maupun lisan. Setiap teks memiliki struktur tersendiri yang berbeda

dengan teks lainnya karena setiap teks terdapat struktur tersebut dapat

dicapai. Salah satu teks yang diajarkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia

di Kurikulum 2013 Teks Prosedur.

Pengembagan kurikulum pengajaran bahasa Indonesia tidak dapat

dipisahkan dari perkembangan teori belajar dan pengajaran. Pengembangan

kurikulum 2013 didasarkan pada pegembangan teori belajar bahasa terkini.

Teks dalam pendekatan berbasis genre bukan diartikan sebagaimana

umumnya dipahai orang sebagian tulisan. Tulisan merupakan kegiatan sosial

yang bertujuan sosial. Terdapat 7 jenis teks sebagai tujuan sosial, yaitu :

laporan (report), rekon (recount), eksplanasi (explanation), eksposisi

(eksposiption), prosedur (procedure), dan narasi (narrative). Teks diartikan

sebagai cara untuk berkomunikasi. Komunikasi dapat dibentuk tulisan, lisan,

atau multimodal.

Prosedur menurut KBBI adalah tahap kegiatan untuk meyelesaikan

suatu aktivitas. Instruksi adalah perintah atau arahan (untuk melakukan

pekerjaan atau melaksanakan tugas). Prosedur ini diwadahi dalam buku teks

yang memiliki empat bagian, yaitu (1). Membangung konteks (2). Pemodelan

atau dekonstruksi (3). Prokonstruksi (4). Konstruksi. Kegiatan dalam

prosedur dihadapkan bervariasi dan sesuai dengan jenis teks yang dipelajari.

Penyususunan atau menciptakan hingga menjadi produk kompetensi.

Dekontruksi yaitu peserta didik dibekali dengan kompetensi pengetahuan dan

pemahaman tentang bagaimana menyusun atau menciptakan teks. Konstruksi

Page 14: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

yaitu proses menyusun atau menciptakan hingga menjadi produk kompetensi,

dan prakonstruksi yaitu mengaitkan kembali atau menyatuhkan bagian yang

sudah dipilih.

Pembelajaran bahasa Indonesia masih sering didominasi oleh

penggunaan model pembelajaran konvensional dan kegiatan belajar

mengajar lebih berpusat pada guru sehingga peserta didik menjadi pasif.

Pembelajaran tradisional tersebut mengkodisikan peserta didik hanya

mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru dan mencacat hal-hal

yang yang dianggap penting sehingga cenderung membuat peserta didik

merasa bosan dan malas untuk belajar. Akibatnya peserta didik sering

melakukan aktivitas-aktivitas lain yang kurang mendukung kegiatan belajar

mengajar seperti berbicara dengan teman atau membuat kesibukan sendiri,

apalagi sekarang teknologi yang semakin canggih.

Pembelajaran menyusun Teks prosedur di jenjang SMK selama ini

belum menunjukkan proses dan hasil maksimal yang optimal sesuai dengan

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan. Beberapa permasalahan

dalam pembelajaran menyusun teks Prosedur adalah kurangnya kemampuan

guru dalam memilih model pembelajaran, berhubung dengan pemilihan

model pembelajaran, guru lebih sering menggunakan model pembelajaran

konvensional dalam pembelajaran. Kondisi ini menyebabkan perserta didik

kurang berkomunikasi dan berinteraksi dengan guru maupun dengan peserta

didik. Informasi hanya bersumber dari guru, sedangkan peserta didik

Page 15: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

cenderung tidak memiliki kesempatan untuk megungkapkan ide- ide dan

kemampuan yang peserta didik miliki.

Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik

atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana

guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu

yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau

membahas tugasnya di dalam kelompok

Menurut Roestiyah (dalam jurnal Wahyuni, Eni. 2017) teknik adalah

cara yang digunakan oleh guru atau instruksi dalam menyajikan pelajaran,

atau bisa diartikan sebagai penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau

meyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran

tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.

Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seorang peserta

didik, yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang dapat

ditunjukkan atau dilihat melalui hasil belajarnya (Syah, 1995: 150). Ada tiga

ranah (aspek) yang terkait dengan kemampuan siswa dalam belajar, yaitu

ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik

(keterampilan).

Setiap siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila memiliki

kemampuan dalam belajar sebagaimana dikemukakan di atas. Akan tetapi

yang menjadi masalah adalah tidak semua siswa memiliki kemampuan yang

sama.

Page 16: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Berdasarkan permasalahan diatas, sebagimana seorang guru harus

menangani permasalahan tersebut salah satunya adalah menentukan model

pembelajaran yang dapat menciptakan situasi dan kondisi di kelas yang

kondusif agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan langsung sesuai

dengan tujuan yang diharapkan. Model pembelajaran yang dimaksud disini

adalah model pembelajaran Inquiry Technique Learning dalam pembelajaran

Teks prosedur.

B. Rumsan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kemampuan siswa kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa

dalam pembelajaran teks Prosedur menggunakan model pembelajaran

Inkuiri Technique Learning ?

2. Bagaimanakah kegiatan siswa kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa dalam

pembelajaran teks Prosedur menggunakan model pembelajaran Inkuiri

Technique Learning ?

3. Apakah model pembelajaran Inkuiri Technique Learning efektif

digunakan dalam pembelajaran teks prosedur pada siswa kelas XI AK

SMK Negeri 1 Gowa ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut,

Page 17: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

1. Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa

dalam pembelajaran teks Prosedur menggunakan model pembelajaran

Inkuiri Technique Learning.

2. Mendeskripsikan kegiatan siswa kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa

dalam pembelajaran teks Prosedur menggunakan model pembelajaran

Inkuiri Technique Learning.

3. Mendeskripsikan model pembelajaran Inkuiri Technique Learning efektif

digunakan dalam pembelajararan pembelajaran teks prosedur pada siswa

kelas XI SMK Negeri 1 Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan

praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran mengenai efektifitas model pembelajaran Inqury Tecnik Learning

dalam pembelajaran teks prosedur pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Gowa.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut.

1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa

dalam menyusun teks prosedur.

2. Bagi guru, dapat menjadi pedoman dan umpan balik sehingga dapat

menjadi tolak ukur dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan pengetahuan penulis sehingga

dapat dijadikan bekal di masa yang akan datang.

Page 18: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

4. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi rujukan dalam penelitian

sejenis.

Page 19: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hasil penelitian relevan

Untuk mengetahui keaslian karya ilmiah diperlukan tinjauan pustaka.

Pada dasarnya, yaitu penelitian telah ada acuan yang mendasarinya. Hal ini

bertujuan sebagai tolak ukur untuk mengadakan suatu penelitian. Oleh karena

itu, perlu sekali ditinjau penelitian yang sudah ada. Untuk mengetahui

keasliannya penelitian ini akan dipaparkan beberapa tinjauan pustaka yang

telah dibuat dalam bentuk skripsi, seperti uraian berikut. Adapun penelitian

relevan yaitu, penelitian yang dilakukan oleh ;

Prasetyowati, Ari (2008) Peningkatan Pemahaman Konsep Lingkaran

Melalui Implementasi Improving Learning Dengan Teknik Inquiry (Ptk Di

Smp Negeri 2 Kebakkramat Tahun Ajaran 2007/2008). Skripsi thesis,

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kurniawan, A. D (2015) Metode Inkuiri Terbimbing Dalam

Pembuatan Media Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep Dan Kreativitas Siswa SMP N 3 Kubu.

Wahyudin. 2010. Eefektifan Pembelajaran Berbantuan

Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk

Meningkatkan Minat Dan Pemahaman Siswa

Endah Hendarwati. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai

Sumber Belajar Melalui Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa SDN I

Sribit Delanggu Pada Pelajaran IPS. Skripsi 9

Page 20: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

2. Teori pembelajaran bahasa Indonesia

Teori merupakan perangkat prinsip- prinsip yang terorganisir mengenai

peristiwa –peristiwa tertentu dalam lingkungan. Teori diartikan sebagai

hubungan kausalisasi dari proposi-proposisi.

Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya dengan

pengajaran merupakan proses interaksi yang berlangsung antara guru dan

juga siswa atau juga merupakan sekelompok siswa dengan tujuan untuk

memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap serta menetapkan apa yang

dipelajari itu.

Pembelajaran berasal dari bahasa inggris yaitu “instrucsion” yang

artinya proses belajar mengajar yang menitik beratkan kepada bagaimana

murid belajar dan berlangsung di dalam keluarga, sekolah, masyarakat.

(Diana, 2009:75).

Selanjutnya Diana Sulistiawati( 2009;76) mengatakan “ pembelajaran

pada dasarnya merupakan suatu proses komunikasi atau interaksi antara

peserta didik/ siswa dengan tenaga pendidik dan lingkugan belajarnya, baik

komunikasi secara langsung dalam kegiatan tatap muka maupun secara tidak

langsung dengan menggunakan model”.

3. Teori pembelajaran menulis

a. Pengertian menulis

Page 21: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Menulis merupakan keterampilan yang dapat dikatakan lebih sulit

daripada keterampilan berbahasa yang lain, seperti menyimak dan

berbicara. Proses menulis dituntut untuk memperhatikan struktur yang

berkaitan dengan unsur-unsur tulisan agar pembaca dapat memahami

proses yang ingin disampaikan oleh penulis.

Ada beberapa bahasan tentang menulis yang dikemukakan oleh

para ahli menulis, diantaranya :

Tarigan (dalam Munirah, 2014 : 1) mengemukakan bahwa menulis

merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan

orang lain.

Selanjutnya, S. Takala dalam Ahmad (1990:24) menyatakan bahwa

menulis atau mengarang adalah suatu proses menyusun, mencacat, dan

mengomunikasikan makna ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk

mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu system tanda

konvensional yang dapat dilihat (dibaca).

Porwadarminta (dalam Munirah 2014:1) mengemukakan pula

bahwa menulis selalu berurusan dengan bahasa. Hanya bahasalah satu-

satunya rumusan untuk menulis itulah sebabnya kecakapan menggunakan

bahasa merupakan bekal yang utama.

Selanjutnya, Nurgiantoro (dalam Munirah 2014:1 )menjelaskan

pula bahwa menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampunan

Page 22: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

atau keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai pelajar setelah

kemampuan mendengarkan,berbicara dan membaca.

b. Tujuan menulis

Seseorang tertarik menulis karena memiliki tujuan objektif yang

bisa dipertanggungjawabkan dihadapan publik pembacanya .

Hugo Hartig (Munirah, 2014:6) merangkum tujuan penulisan

sebagai berikut :

1. Tujuan penugasan. Pada tujuan ini, sebenarnya penulis menulis

sesuatu karena ditugasi. Misalnya siswa ditugasi merangum,

membuat laporan dan sebagainya.

2. Tujuan altruistik. Penulis bertujuan menyenangkan, menghindarka

kedudukan, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai

perasaan, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih

menyenangkan.

a. Tujuan persuasive. Penulis bertujuan menyakinkan par pembaca

akan kebenaran yang diutarakan.

b. Tujuan penerangan. Penulis bertuuan memberika informasi atau

keterangan/penerangan kepada pembaca.

c. Tujuan pernyataaan diri. Penulis bertjuan memeperkenalkan atau

menyatakan diri kepada para pembaca melalui tulisannya,

pembaca melalui tulisannya, pembaca dapat memahami sang

penulis.

Page 23: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

d. Tujuan kreatif. Penulis bertujuan agar para pembaca dapat

memiliki nilai artistik atau nilai kesenian. Penulis tidak hanya

memberikan informasi, tetapi pembaca terharu tentang hal yang

dibacanya.

e. Tujuan pemecahan masalah. Dalam tulisan ini, ppenulis berusaha

memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Penulis berusaha

memberikan kejelasan kepada para pembaca tentang cara

pemecahan suatu masalah.

c. Manfaat menulis

Menurut Suparno dan Yunus (2007:1:4) sebagaimana dikutip

Mirnawati, hastuti, D (2017) menulis mempunyai manfaat yang

dapat dipetik diantaranya, meningkatkan kecerdasan, pemgembagan

daya inisiatif dan kreatifitas, menumbuhkan keberanian, mendorong

kemauan, dan kemauan mengumpulkan informasi

Tarigan (2008:22 dalam kutipan Mirnawati, hastiti,D 2014)

berpendapat bahwa menulis mempunyai beberapa manfaat, yaitu

sebagai alat komunikasi yang tidak langsung, dapat menjadi

penolong bersifat kritis, mempermudah seseorang untuk merasakan,

daya persepsi semakin tajam, terpecahkannya masalah yang

dihadapi, penyusunan suatu kalimat, dan dapat terjelaskan ide-ide

yang ada dalam pikiran.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil simpulan bahwa

manfaat menulis sangat di butuhkan oleh seorang, apalagi bagi

Page 24: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

seorang guru kerena melalui menulis kegiatan menulis dapat

meningkatkan kecerdsar, pengembangan daya inisiatif dan

kreativitas, menumbuhkan keberanian, mendorong kemauan dan

kemampuan mengumpulkan informasi.

d. Langkah-langkah menulis

Syarif, et al (2009, 12) mengemukakan bahwa menulis antara lain :

a. Draf kasar, dimulai dengan menelusuri dan mengembangkan

gagasan-gagasan. Pusatkan pada isi daripada tanda baca, tata

bahasa, atau ejaan.

b. Berbagi, sebagaimana penulis perlu meminta orang lain untuk

membaca dan memberikan umpan balik. Mintahlah seorang

teman membacanya dan mengatakan bagian mana yang benar-

banar kuat dan menunjukkan ketidakkonsistenan, kalimat yang

tidak jelas, atau transisi yang lemah.

c. Perbaikan (revisi), setelah mendapat umpan balik dari teman

tentang mana yang baik dan mana yang perlu diperbaiki lagi,

maka perbaikan sangatlah penting perannya.

d. Menyunting (editing), pada tahap ini, perbaikan semua kesalahan

ejaan, tata bahasa, dan tanda baca. Perhatikan semua transisi

berjalan mulus, penggunaan kata kerja yang tepat, dan kalimat-

kalmat lengkap.

Page 25: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

e. Penulisan kembali, pada tahap ini yang harus dilakukan adalah

menulis kembali, memasukkan isi yang baru dari perubahan

penyintingan.

f. Evaluasi, pada tahap ini periksalah kembali untuk memastikan

bahwa penulis telah menyelesaikan apa yang direncanakan dan

apa yang ingin disampaikan. Walaupun ini merupakan proses

yang terus berlangsung tahap II menandai.

e. Jenis-jenis menulis

Dalam menulis dikenal bermacam-macam jenis menulis,

diantaranya adalah :

1) Deskripsi

Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang

berarti mengambarkan atau memberikan sesuatu hal. Suatu

bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,

mendengar, mencium,dan merasakan) apa yang dilukiskan itu

sesuai dengan citra penulisnya (Suparno, 2006: 4.6)

2) Eksposisi (paparan)

Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti

membuka dapat pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan

untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan

sesuatu (Suparno, 2006: 5.29). dalam eksposisi masalah yang

dikomunikasikan adalah informasi yang berupa data faktual, suatu

Page 26: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

analisis, dan bisa juga berupa fakta dari pendirian teguh

seseorang.

3) Argumentasi (bahasan)

Argumentasi adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan

dan pendapat untuk membuat suatu kesimpulan (Suparno, 2006:

5.56). argumentasi ditulis untuk memberikan alasan, memperkuat

atau narasi sugesti juga bertalian dengan tindakan atau perbuatan

yang dirangkai dalam suatu kejadian atau peristiwa. Narasi

sugesti merupakan suatu rangkaian peristiwa sehingga

merangsang daya khayal para pembaca (Keraf, 2007 :138)

4) Persuasi

Persuasi adalah tulisan yang bertujuan untuk memengaruhi

perasaan pembaca agar pembaca yakin dan percaya tentang isi

karangan tersebut dan mengikuti keinginan si penulisnya.

4. Teks prosedur dalam pembelajarn bahasa Indonesia kurikulum 2013

Berdasarkan paradigma kurikulum 2013 yang merangcang

pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks, anak sudah dituntut mampu

mengomsumsi dan memproduksi teks. Setelah teks sastra dan non-naratif

itu, hadir pula teks cerita naratif.

kurikulum Bahasa Indonesia terdapat materi pada Kompetensi Inti

memahami teks prosedur serta struktur/kaidah teks. Menurut Artikel

Pendidikan, teks prosedur merupakan sebuah teks yang berisi penjelasan

Page 27: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

mengenai sesuatu dengan memperhatikan langkah-langkah dalam

menyelesaikan sesuatu tersebut. Apabila dalam menyelesaikan sebuah

peristiwa tidak mengikuti tahapannya, maka teks tersebut belum dapat

dikatakan kompleks.

Teks prosedur dikatakan kompleks bahwa dalam penyelesaian

peristiwa dalam teks tersebut dilakukan secara runtut dari awal hingga

selesai. Langkah- langkah dalam menulis teks prosedur!,susunlah sebuah

teks prosedur sesuai dengan struktur/bentuk dan unsur kebahasaaan teks

prosedur dengan tema bebas!.

Dalam pelaksanaannya, guru sudah menggunakan alat evaluasi

sesuai instrumen dan siswa tahu yang akan mereka kerjakan. Kekurangan

penilaian yang dilakukan oleh guru adalah guru hanya berpatokan pada

hasil pekerjaan yang dibuat oleh siswa dan guru tersebut kurang

menguasai dan kurang memahami uruta-urutan penilaian dalam RPP

sehingga tidak terlihat seperti proses pembelajaran. Apalagi dalam

pemebelajaran berbasis teks ini sangat dibutuhkan kreativitas dalam

kegiatan pembelajaran.

5. Teks Prosedur

Teks yang meyajikan informasi seperti itu disebut teks prosedur.

Istilah populer dari prosedur adalah trik atau kiat. Prosedur merupakan

teks yang menjelaskan langka-langka secara lengkap dan sistematis

tentang cara melakukan sesuatu.

Page 28: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Belajar tentang teks prosedur sangatlah penting karena teks

prosedur memberikan manfaat untuk membantu atau memudahkan orang

dalam melakukan sesuatu yang bertahap dan sesuai dengan prosedurnya.

Kemudian, teks prosedur juga memberikan langkah-langkah atau tahap -

tahap pengurutan gambar/informasi mulai dari gambar/informasi yang

pertama ke gambar/informasi yang kedua dan seterusnya yang

pengurutan gambar/informasi tidak boleh diacak, kemudian harus

ditempuh dengan baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yakni

sebagai petujuk bagi seseorang dalam melakukan sesuatu. Struktur teks

prosedur sebagai berikut:

a. pernyataaan umum berisi pengantar, pengenalan, atau gambaran

umum tentang isi petunjuk.

b. Tahap- tahap kegiatan diisi dengan langkah-langkah melakukan

sesuatu yang disusun secara sistematis.

c. Penegasan ulang diisi dengan kalimat-kalimat yang seperlunya, bukan

berupa kesimpulan.

Untuk menganalisis sebuah teks prosedur, kita harus

menjadikan struktur teks tersebut sebagai pedomannya. Ciri-ciri

kebahasaan Teks Prosedur sebagai berikut:

a. Kata kerja imperaktif

b. Kalimat perintah

c. Deskripsi alat

d. Konjungsi penjumlahaan

Page 29: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

e. Kata teknis

6. Teori Pembelajaran Inquiry

Model pembelajaran inquiry merupakan pembelajaran dengan seni

merekayasa situasi-situasi yang sedemikian rupa sehingga siswa bisa

berperan sebagai ilmuan. Siswa diajak untuk bisa memiliki inisiatif untuk

mengamati dan menanyakan gejala alam. Mengajukan penjelasan-

penjelasan tentang apa yang mereka lihat, merancnag dan melakukan

pengujian untuk menunjang atau menentang teori-teori mereka,

menganalisis data, menarik kesimpulan dari tanda eksperimen,

marancang dan membangun model.

Teknis utama kegiatan pembelajaran inquiry adalah keterlibatan

siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, dan keterarahan

kegiatan secara maksimal dalam proses pembelajaran secara siswa dapat

mengembangkan sikap percaya pada diri tentang apa yang ditentukan

dalam proses inquiry tersebut.

Model ini mengacu pada aspek sosial di kelas dan suasana terbuka

yang mengundang siswa berdiskusi sehingga fokus mencari hipotesis

dengan menggunakan fakta-fakta sebagai evidensi atau informasi.

Dalam proses pelaksanaannya, guru member rangsangan agar

siswa aktif dalam bergairah berfikir, serta menunjukkan jalan keluar jika

siswa mengalami kesulitan, guru perperan sebagai administrator,

beranggung jawab terhadap seluruh kegiatan di kelas

Page 30: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

a. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran inqury

1. Kelebihan

a) Model pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran yang

menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui

strategi ini di anggap lebih bermakna.

b) Model pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada siswa

untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

c) Model pembelajaran inquiry dapat melayani kebutuhan siswa yang

memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya siswa yang memiliki

kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang

lemah dalam belajar.

2. Kelemahan

a) Model pembelajaran inquiry digunakan sebagai strategi

pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan

siswa

b) Strategi ini sulit dalam merancang pembelajaran oleh karena

terbentur dalam kebiasaan siswa dalam belajar

c) Memungkinkan untuk terjai proses pembelajaran yang panjang

sehingga akan terkendala dengan waktu

d) Selama ketentuan keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan

siswa menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran

inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

Page 31: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

b. Teknis pelaksanaan model pebelajaran inquiry

1. Melakukan orientasi

Langkah awal yang harus dilakukan guru adalah menjelaskan

tujuan pembelajaran tersebut, dan guru memastikan untuk

terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan

dalam tahap orientasi ini adalah :

2. Memberikan pemahaman tentang topik, tujuan, dan hasil kerja

yang diharapkan dapat tercapai oleh siswa.

3. Memberikan pemahaman kepada siswa tentang pokok-pokok

kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.

Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inquiry serta tujuan

setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai

dengan merumuskan kesimpulan.

4. Memberikan penjelasan tentang arti penting topic dan kegiatan

belajar.

5. Belajar merumuskan masalah

Langkah ini dalam rangkah membawa siswa pada suatu persoalan

yang mengundang teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah

persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu.

a) Merumuskan hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu

permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara,

hipotesis perlu diuji benenarannya. Hal yang dapat dilakukan

Page 32: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

adalah meminta pendapat siswa tentang persoalan tersebut,

sehingga nanti mereka menemukan sendiri kesimpulan yang

seharusnya.

b) Mengumpulkan data

Dari persoalan yang ada, siswa diajak menentukan data-data

yang menunjang pemecahan persoalan-persoalan yang ada,

dan data tersebut nantinya dioalah dan didiskusikan teman atau

individu.

c) Menguji hipotesis

Konsep ini adalah langkah untuk menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang

dperoleh berdasarkan data-data yang didaptkan. Artinya,

jawaban yang akan didapat bukan lagi sekedar pendapat

pribadi saja, akan tetapi harus didukung oleh data yang

ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.

d) Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan dengan melihat hipotesis yag ada,

dan proses ini bisa bersama –sama dengan guru, jika siswa

menemukan kesulitan.

Proses pembelajaran inquiry dapat dilakukan secara personal siswa,

dan bisa juga dengan membentuk kelompok. Adapun cara membentuk

kelompok adalah.

Page 33: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

a. Masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan rentang intelektual dan

keterampilan –keterampilan sosial.

b. Memperkenalkan topik-topik inquiry kepada semua kelompok sesuai

dengan minat mereka masing-masing

c. Membuat kebijakan atau aturan-aturan khusus berkaitan dengan topik

yang akan dibahas

d. Setiap kelompok diarahkan untuk dapat merumuskan semua istilah

yang terkandung di dalam proposisi kebijakan atau aturan yang akan

dilaksanakan terkait topic yang dibahas.

c. Langkah- Langkah Model Pembelajaran Inquiry

Pembelajaran inquiry diawali dengan memberikan pertanyaan yang

memancing rasa ingin tahu siswa untuk mencari jawaban atas pertanyaan

tersebut. Setelah itu dilakukan proses pengembangan hipotesis yang dapat

dilakukan dengan braistroming. Selanjutnya siswa diminta mengumpulkan

data yang relevan untuk memecahkan masalah yang diberikan dan

melakukan pengujian hipotesis dengan data yang sudah dikumpulkan ini.

Terakhir adalah proses penarikan kesimpulan yaitu siswa menarik

kesimpulan berdasarkan proses inquiry yang dilakukan.

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Observasi untuk menemukan

masalah

Guru menyajikan kejadian-kejadian

atau fenomena yang memungkinkan

siswa menemukan masalah

Page 34: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Tahap 2

Merumuskan masalah

Guru membimbing siswa

merumuskan masalah penelitian

berdasarkan kejadian dan fenomena

yang disajikannya

Tahap 3

Mengajukan hipotesis

Guru membimbing siswa untuk

mengajukan hipotesis terhadap

masalah yang telah dirumuskannya

Tahap 4

Merencanakan pemecahan

masalah (melalui eksperimen atau

cara lain)

Guru membimbing siswa untuk

merencanakan pemecahan masalh,

membantu menyiapkan alat dan bahan

yang diperlukan dan menyusun

prosedur kerja yang tepat

Tahap 5

Melaksanakan eksperimen (atau

cara pemecahan masalh yang lain)

Selama siswa bekerja, guru

membimbing dan memfasilitasi

Tahap 6

Melakukan pengamatan dan

pengumpulan data

Guru membantu siswa melakukan

pengamatan tentang hal-hal yang

penting dan membantu mengumpilkan

dan mengorganisasi data

Tahap 7

Analisis data

Guru membantu siswa menganalisis

data supaya menemukan suatu konsep

Page 35: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Tahap 8

Penarikan kesimpulan dan

penemuan

Guru membimbing siswa mengambil

kesimpulan berdasarkan data dan

menemukan sendiri konsep yang

ingin ditanamkan.

Proses pembelajaran inquiry dapat dilakukan secara personal

siswa, dan bisa juga dengan membentuk kelompok. Adapun membentuk

kelompok adalah

a. Masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan pilihan guru.

b. Memperkenalkan topik-topik inquiry kepada semua kelompok sesuai

arahan guru.

c. Membuat kebijakan dan aturan khusus berkaitan dengan topik yang

akan dibahas.

d. Setiap kelompok diarahkan untuk mendapat merumuskan masalah.

6. Kemampuan belajar siswa

Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seorang peserta

didik, yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang dapat

ditunjukkan atau dilihat melalui hasil belajarnya (Syah, 1995: 150). Ada tiga

ranah (aspek) yang terkait dengan kemampuan siswa dalam belajar, yaitu

ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik

(keterampilan).

Page 36: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).

Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah

termasuk dalam ranah kognitif. Aspek kognitif berhubungan dengan

kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami,

menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan

mengevaluasi.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang

mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat,

sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk

menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau

prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan

demikian aspek kognitif adalah sub-taksonomi yang mengungkapkan tentang

kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke

tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi,

dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat

diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif

tingkat tinggi. Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif,

karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima

(memperhatikan), Merespon, Menghargai, Mengorganisasi, dan Karakteristik

suatu nilai.

Page 37: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang

terhadap kegiatan suatu objek diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa

kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral.

Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang.

Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan

konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang

dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek

tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat

terhadap objek tersebut

Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima

pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang

berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis,

menggambar, menari, memukul, dan sebagainya

Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur

penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik.

Tes tersebut dapat berupa tes paper and pencil, tes identifikasi, tes simulasi,

dan tes unjuk kerja. 1) Tes simulasi; kegiatan psikomotorik yang dilakukan

melalui tes ini, jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang dapat dipakai

untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga peserta didik dapat

dinilai tentang penguasaan keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau

berperaga seolah-olah menggunakan suatu alat yang sebenarnya. 2) Tes

unjuk kerja (work sample) kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes

Page 38: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

ini, dilakukan dengan sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakah

peserta didik sudah menguasai/terampil menggunakan alat tersebut. Misalnya

dalam melakukan praktik pengaturan lalu lintas lalu lintas di lapangan yang

sebenarnya.

Tes simulasi dan tes unjuk kerja, semuanya dapat diperoleh dengan

observasi langsung ketika peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.

Lembar observasi dapat menggunakan daftar cek (check-list) ataupun skala

penilaian (rating scale). Psikomotorik yang diukur dapat menggunakan alat

ukur berupa skala penilaian terentang dari sangat baik, baik, kurang, kurang,

dan tidak baik.

7. Teori pembelajaran Inqury Technique Learning

Inquiry berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau

terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan

melakukan penyelidikan.

Technique Learning merupakan suatu cara strategi atau taktik yang

digunakan oleh guru untuk meyampaikan pengetahuan tentang cara sesuatu

hasil sesuai dengan pendekatan yang digunakan.

Inquiry Technique Learning ini dapat didefinisikan sebagai system

kerja/ belajar kelompok yang berstruktur. Bestruktur ini adalah lima unsure

pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab, individual,

interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.

Page 39: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa metode inquiry Technique learning adalah metode yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam

proses pembelajaran dengan cara strategi atau taktik yang digunakan oleh

guru untuk meyampaikan pengetahuan tentang cara sesuatu hasil sesuai

dengan pendekatan yang digunakan.

B. Kerangka Pikir

Pada kurikulum 2013 bahasa Indonesia ditempatkan sebagai penghela

mata pelajaran lain karena harus berada di depan semua mata pelajaran lain.

Apabila peserta didik tidak menguasai mata pelajaran tertentu, harus

dipastikan bahwa yang tidak dikuasainya adalah substansi mata pelajaran

tersebut, bukan karena kelemahan penguasaan bahasa pengantar yang

digunakan.Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia menggunakan

pendekatan berbasis teks. Pendekatan ini bertujuan agar peserta didik mampu

memproduksi dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan sosialnya (

kemendikbud 2014:7 dalam kutipan Hastuti Mirnawati D 2017).

Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks, diajarkan bukan sekadar

sebagia pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk

menjadi aktulisasi diri penggunanya pada konteks sosial dan akademis. Selain

mengkomsumsi pengetahuan bahasa, peserta didik dituntut untuk

memproduksi teks bahasa.

Page 40: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Menulis merupakan keterampilan yang dapat dikatakan lebih sulit

daripada keterampilan berbahasa yang lain, seperti menyimak dan berbicara.

Proses menulis dituntut untuk memperhatikan struktur yang berkaitan dengan

unsure-unsur tulisan agar pebaca dapat memahami proses yang ingin

disampaikan oleh penulis

kurikulum Bahasa Indonesia terdapat materi pada Kompetensi Inti

memahami teks prosedur serta struktur/kaidah teks. Menurut Artikel

Pendidikan, teks prosedur merupakan sebuah teks yang berisi penjelasan

mengenai sesuatu dengan memperhatikan langkah-langkah dalam

menyelesaikan sesuatu tersebut. Apabila dalam menyelesaikan sebuah

peristiwa tidak mengikuti tahapannya, maka teks tersebut belum dapat

dikatakan kompleks.

Teks prosedur dikatakan kompleks bahwa dalam penyelesaian

peristiwa dalam teks tersebut dilakukan secara runtut dari awal hingga selesai.

Langkah- langkah dalam menulis teks prosedur!,susunlah sebuah teks

prosedur sesuai dengan struktur/bentuk dan unsur kebahasaaan teks prosedur

dengan tema bebas!

Page 41: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

KERANGKA PIKIR

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah model

Inquiry Technique Learning dalam pembelajaran teks prosedur dengan

menggunakan kriteria penulisan hipotesis seperti yaitu :

Ho = Hi

= Ho ≥ Hi = efektif

= Ho < Hi = tidak efektif

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kelas IX AK SMK K 13

Teks Prosedur

Kelas Kontrol

(Tidak menerapkan metode

Inquiry Technique Learning)

Kelas Eksperimen

(menerapkan Metode Inquiry

Technique Learning)

Analisis

Temuan

Menyimak Berbicara Menulis Membaca

Page 42: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Berdasarkan judul yang akan diteliti, maka variabel penelitian yang akan

digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat.

a. Model pembelajaran Inquiry Technique learning (X)

b. Kemampuan belajar siswa (Y)

2. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuntitatif esperimen dengan desain

Quasi Experiment Disign bentuk pretest dan posttest control grup Desain.

Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut ( Sugiyono, 2015:

75):

O1 O2

O3 X O4

Keterangan;

X : Treatment ( perlakuan) yang diberikan

O1 : kemampuan belajar awal kelas kontrol

O2 : kemampuan belajar akhir kelas konrol

O3 : kemampuan belajar awal eksperimen

O4 : kemampuan belajar akhir kelas eksperimen

(O1-O2)-(O3-O4) = Perlakuan terhadap kemampuan belajar

31

Page 43: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yakni kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen, kelompok eksperimen akan diberi perlakuan

sebelum diberikan angket belajar sedangkan kelompok kontrol tidak diberi

perlakuan dan langsung diberi angket.

Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu perbedaan variabel Model

pembelajaran Inquiry Technique Learning terhadap kemampuan belajar

siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah Kelas XI Akuntansi SMK Negeri

1 Gowa yang berjumlah 170 yang terbagi kedalam 5 kelas. Sampel dalam

penelitian ini dipilih dengan menggunakan Claster sampling sehingga dipilih

sampel kelas XI akuntansi 1 sebanyak 30 siswa dan akuntansi 2 sebanyak 30.

Penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan dengan instrumen

kemampuan belajar. Untuk mengetahui perbedaan model pembelajarn

konvensional dan model pembelajaran Inqury Technique learning terhadapat

kemampuan belajar siswa, peneliti menggunakan uji beda.

B. Defisinisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional

Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seorang peserta

didik, yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang dapat

ditunjukkan atau dilihat melalui hasil belajarnya (Syah, 1995: 150). Ada tiga

ranah (aspek) yang terkait dengan kemampuan siswa dalam belajar, yaitu

ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik

(keterampilan).

Page 44: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Inquiry Technique learning ini dapat didefinisikan sebagai sistem

kerja/ belajar kelompok yang berstruktur. Yang bestruktur ini adalah lima

unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab, individual,

interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Sebagai

system kerja atau belajar kelompok yang berstruktur. Yang bestruktur ini

adalah lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung

jawab, individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses

kelompok. Pembelajaran inquiry berkaitan dengan aktifitas pencarian

pengetahuan dan pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga

siswa akan menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkan masalah.

Adapun komponen yang perlu disajikan dalam model pembelajaran Inquiry

teknik learning dalam kreatifitas siswa dalam menyusun teks prosedur adalah

1) Pendahuluan

Asepsi dan motivasi, berisi deskripsi umum seperti materi yang disajikan,

pengeahuan, dan keterampilan dan sikap yang akan dicapai setelah belajar.

2) Tujuan pembelajaran

Berisi tentang pembelajaran khusus yang harus dicapai peserta

didik,seperti kognitif, psikomotorik,afektif,

3) Tes awal

Digunakan untuk menetapkan posisi pesrta didik dan mengetahui

kemampuan awalnya, dan menetukan darimana peserta didik mulai

belajar.

4) Pengalaman belajar

Page 45: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Berisi rincian untuk setiap tujuan pembelajaran.

5) Sumber belajar

Berisi tentang sumber-sumber belajar yang dapat ditelusuri dan digunakan

oleh peserta didik.

6) Tes akhir

Yakni instrument yang sama dengan tes awal.

2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel model pembelajaran inquiry technique learning

dan kemampuan belajar siswa dalam pembelajaran teks prosedur di ukur

dengan cara memberikan skor berdasarkan sakla likert terhadap sub indikator

setiap indikator dari soal.

C. Populasi dan Sampel

a) Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi

SMK Negeri 1 Gowa yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah siswa 170 orang.

Tabel 3.1: Jumlah populasi kelas XI AK SMK 1 Gowa

Kelas Jumlah Siswa

Laki –laki Perempuan Total

XI Akuntansi 1 9 22 30

XI Akuntansi 2 9 25 30

XI Akuntansi 3 10 25 35

XI Akuntansi 4 10 25 35

XI Akuntansi 5 10 25 35

Total 165

Sumber : SMK Negeri 1 Gowa

Page 46: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

b) Sampel

Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan metode Claster

Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana pemlihan mengacu pada

kelompok bukan pada individu Sebagai berikut :

Kriteria Siswa

1) Siswa kelas XI akuntansi yang di ajar oleh guru yang sama

Beradasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini

dijabarkan pada tabel berikut

Tebel 3.2 : Jumlah sampel kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa

Kelas Jumlah Siswa

Laki –laki Perempuan Total

XI Akuntansi 1 9 21 30

XI Akuntansi 2 9 21 30

Total 60

Sumber: SMK Negeri 1 Gowa

D. Instrument Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang di gunakan peneliti untuk

mempermudah pekerjaan dalam mengumpulkan data penelitian, instrument

penilitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah : angket ( skala sikap,

inventory “ mengukur karanteristik atau keterampilan seseorang”), evaluasi ,

Pre Test dan Post Test.

Menurut Sugiyono (2014:148) mengungkapkan bahwa “Instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati”. Untuk memperoleh data yang akurat seorang

Page 47: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

peneliti harus menggunakan alat atau instrumen yang dapat membantu untuk

mempermudah jalannya penelitian. Berdasarkan permasalahan yang diangkat

dalam penelitian ini adalah mengenai kemampuan belajar , maka instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan belajar dengan

lembar tes hasil belajar.

Tes hasil belajar berupa serentetan pertanyaan yang digunakan untuk

mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang dilihat dari hasil

belajar kognitif. Guna mengetahui kemajuan hasil belajar siswa dan seberapa

besar pemahaman setiap siswa terhadap materi yang sedang diajarkan. Lembar

tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyusun teks

prosedur. Lembar tes ini berisi soal uraian berupa pertanyaan terbuka dimana

jawabannya merupakan hasil dari belajar siswa

Tabel 3.3 : Instrumen Penilaian Sikap

No Aspek yang

dinilai

Skor Total Rerata

1 2 3 4

1 Religious

2 Jujur

3 Disiplin

4 Tanggung

jawab

5 Percaya diri

6 Santun

7 Kerja sama

Keterangan

1 : tidak pernah/tidak tampak 3 : sering

2 : jarang 4 : sangat sering/ selalu

Page 48: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Skor maksimum = 28

Nilai maksimum = 100

Nilai sikap = skor perolehan x 100

Skor maksimum

Tabel 3.4 : Instrument penilaian soal tes

Isilah jumlah skor 1-25 pada kolom skor berdasarkan pekerjaan siswa

dalam praktek

ASPEK BOBOT SKOR KOMENTAR

Kelengkapan bagian-bagian jawaban 25

Kejelasan dalam penyampaian 25

Keefektifan kalimat 25

Ketepatan ejaan/ tanda baca 25

Jumlah 100

keterangan : skor mulai dari 1- 25

1. Observasi / pengamatan

Observasi yaitu pengamatan langsung yang dilakukan dengan

sistematika fenomenal yang diselidiki dengan cara mengamati objek yang

diteliti.

Obeservasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan

pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas.

2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan selain alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

Page 49: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok” (

Arikanto,2010: 139).

Tes yang diberikan kepada siswa adalah teks menulis prosedur. Tes

tersebut dilakukan sebanyak dua kali yaitu Pre Test dan Post Test

terhadap siswa kelas XI AK 2 sebagai kelas eksperimen. Waktu yang

dibutuhkan untuk mengerjakan tes adalah 45 menit. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut.

a. Menyusun instrument penelitian

b. Melakukan tes pada siswa kelas XI AK 2 SMK Negeri 1 Gowa

3. Dokumentasi

Berupa foto-foto kegiatan pelakasanaan penelitian di kelas dari

awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data berkenaan dengan cara-cara yang digunakan

untuk mengumpulkan data (Sugiyono, 2014:193). Dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah angket ( skala sikap, inventory “

mengukur karanteristik atau keterampilan seseorang”), presttes dan posttes.

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain

dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon

sesuai dengan permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan

respon ini disebut responden. Angket yang peneliti gunakan yaitu angket

tertutup merupakan angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa

Page 50: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

sehingga responden tinggal memberikan tanda centang () pada kolom atau

tempat yang sesuai

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kemampuan siswa

dalam menyusun teks prosedur sebelum mendapat perlakuan dan setelah

mendapat perlakuan. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara tes. Tes merupakan

sekumpulan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan seorang

individu.

Untuk mengambil data penelitian, digunakan teknik tes subjektif yang

berupa uraian. Tes yang diberikan berupa tes awal (Pre Test) dan tes akhir

(Post Test). Dalam penelitian ini, data yang diperoleh adalah berupa data

kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari instrumen yang berupa tes (Pre Test

dan Post Test).

Pre Test merupakan tes yang diberikan sebelum proses pembelajaran

dimulai. Tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa

dalam menguasai materi yang akan diberikan oleh guru sebelum diberi

perlakuan. Data ini digunakan sebagai data kemampuan awal. Pretest yang

diberikan berupa soal uraian yang berjumlah tiga nomor

Post Test merupakan tes yang diberikan pada akhir pokok bahasan untuk

menentukan angka atau hasil belajar siswa dalam tahap-tahap tertentu setelah

diberi perlakuan. Skor yang dihasilkan pada posttest diharapkan bisa lebih

tinggi daripada skor pada saat Pre-Test.

Page 51: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Jadi teknik peniliaian yang dgunakan dalam penelitian ini, yaitu :

penilaian sikap (observasi/pengamatan), penilaian pengetahuan ( Pre Test dan

Post Test) dan penilaian keterampilan ( unjuk kerja/ praktik/ portopolio).

F. Teknik Analisis Data

Sebelum instrumen tersebut digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu

instrumen yang telah dbuat diujicobakan pada kelas XI AK 1 dan XI AK II

yang telah mendapatkan pembelajaran pada pokok bahasan menyusun teks

prosedur. Instrumen tersebut telah diujicobakan kemudian diolah dan

dianalisis. Berikut dipaparkan analisis-analisis yang digunakan untuk

mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes penelitian.

1. Analisis Statistika Deskriptif

Statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaiamana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas

akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila

penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan

statistik despkriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif dapat

digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan

tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana

sampel diambil. Mengenai data dengan statistik deskriptif penelitidata

Page 52: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

yang dapat dilakukan adalah mencari frekuensi mutlak, frekuensi relatif

(mencari persentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya yaitu:

mode, median dan mean. 1993: 363).

Fungsi statistik deskriptif antara lain mengklasifikasikan suatu data

variabel berdasarkan kelompoknya masing-masing dari semula belum

teratur dan mudah diinterpretasikan maksudnya oleh orang yang

membutuhkan informasi tentang keadaan variabel tersebut. Selain itu

statistik deskriptif juga berfungsi menyajikan informasi sedemikian rupa,

sehingga data yang dihasilkan dari penelitian dapat dimanfaatkan oleh

orang lain yang membutuhkan.

a. Analisis frekuensi

Potret data atau disebut sebagai analisis frekuensi adalah perhitungan

frekuensi suatu nilai dalam suatu variabel. Nilai dapat disajikan

sebagai jumlah absolute atau presentase dari keseluruhan.

b. Analisis rerata

Analisis rerata atau disebut juga sebagai analisis kecenderungan

sentral data yang terdiri dari:

1) Niali rata-rata atau mean biasa diberi simbol X, merupakan nilai

rata-rata secara aritmatika dari semua nilai dari variabel yang

diukur.

2) Median adalah nilai tengah dari sekumpulan nilai suatu variabel

yang telah diurutkan dari nilai terkecil kepada nilai yang tertinggi.

Page 53: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

3) Modus (modu) adalah nilai yang paling sering muncul pada suatu

distribusi nilai variabel.

2. Analisis Statistika Inferensial

Pemakaian analisis inferensial bertujuan untuk menghasilkan suatu

temuan yang dapat digeneralisasikan secara lebih luas ke dalam wilayah

populasi. Di sini seorang peneliti akan selalu berhadapan dengan hipotesis

nihil (Ho) sebagai dasar penelitiannya untuk diuji secara empirik dengan

statistik inferensial. Teknik analisis dengan statistik inferensial adalah

teknik pengolahan data yang memungkinkan peneliti untuk menarik

kesimpulan, berdasarkan hasil penelitiannya pada sejumlah sampel,

terhadap suatu populasi yang lebih besar. Kesimpulan yang diharapkan

dapat dibuat, biasanya dinyatakan dalam suatu hipotesis. Oleh karena itu,

analisis statistik inferensial juga bisa disebut analisis uji hipotesis.

Inferensi yang sering dibuat oleh peneliti pendidikan dan ilmu sosial pada

umunya berhubungan dengan upaya untuk melihat perbedaan (beda nilai

tengah) dan korelasi, baik antara dua variabel independent maupun antara

beberapa variabel sekaligus. Selisih nilai tengah ataupun nilai koefisien

(correlation coeficient) yang dihasilkan kemudian diuji secara statistic.

Statistik inferensial, sering juga disebut statistic induktif atau

statistic probabilitas, adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan utuk populasi.

Statistic ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari popualsi yang

Page 54: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara

claster sampling

.

a. Uji normalitas

Uji normalitas dengan kolmogorow-smirnov digunakan untuk

mengetahui apakah populasi yang diteliti terdistribusi normal atau

tidak. pengujian normalitas data hasil belajar menggunakan sistem

Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 20.0. Data hasil

belajar dari populasi akan berdistribusi normal apabila sig> α dengan

taraf nyata α = 0,05.

b. Uji homogenitas

Pengujian homogenitas yang diguakan adalah test of homogenety of

variance yang bertujuan untuk mengetahui apakah variansi kedua data

homogen atau tidak. data hasil belajar dengan meggunakan sistem

SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20.0. kriteria

pengujian yang digunakan adalah nilai sig> α degan taraf nyata α =

0,05.

c. Uji hipotesis

Setelah data dinyatakan berdistribusi normal, maka memenuhi

syarat dilakukan analisi statistik inferensial untuk menguji hipotesis

Page 55: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

dengan menggunakan statistik uji t (Pairedsampel t test) pada taraf

signifikasi α = 0,05. Rumus uji t (Paired sampel t test)yaitu:

Keterangan:

t = t hitung

= rata-rata selisih nilai pretest dan posttest

= simpangan baku

= jumlah sampel

Adapun kriteria pengujiannya adalah jika thitung< ttabel maka

H0diterima, dan jika thitung≥ ttabelmaka H0ditolak, atau jika p-value >

αmaka H0diterima, dan jika p-value < αmaka H0ditolak. Pegujian

hipotesis untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah diajukan.

Pegujian dilakukan dengan menggunakan uji-t, tetapi pengujian dalam

penelitian ini menggunakan bantuan komputer, yaitu sistem Statistical

Package for Social Science (SPSS) versi 21.0.

Page 56: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan

kemampuan menulis teks prosedur antara kelompok yang mendapat

pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran Inquiry Technique

Learning dan kelompok yang mendapat pembelajaran menggunakan model

konvensional. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji keefektifan Inquiry

Technique Learning dalam pembelajaran teks prosedur siswa kelas XI AK

SMK Negeri 1 Gowa. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dua

jenis, yaitu data skor awal (Pre Test) dan data skor akhir (Post Test)

kemampuan menulis teks prosedur dari kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen untuk mengetahui kemampuan akhir kedua kelompok tersebut

dalam menulis teks prosedur. Dalam penelitian ini kelompok yang mendapat

perlakuan dengan Inquiry Technique Learning hanyalah kelompok

ekperimen, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan

menggunkan Inquiry Technique Learning.

Pelaksanaa pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kontrol terdiri

1 kai pemberian Pre Test, 2 kali kegiatan pembelajaran, dan 1 kali pemberian

Post Test . jadi total kegiatan yang dilakukan selama penelitian adalah 4 kali

pertemuan. Data yang diperoleh dari penelitian berupa nilai Pre Test dan Post

Test kemapuan menulis teks prosedur siswa serta hasil observasi

keterlaksanaan pembeajaran. Data tersebut kemudian dianalisis melalui

45

55

Page 57: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

berbagai tahapan malai analisis deskriftif dan analisis statistic. Analisis

deskriptif meliputi perhitungan nilai rata-rata, simpagan baku. Sedangkan

pada tahapan analisis statistic meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji

hipotesis.

1. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Kemampuan Siswa Dalam Pembelajaran Teks Prosedur

Kelompok Kontrol dan Kelompok Esperimen

1. Data Pre Test dan Post Test Kemampuan Menyusun Teks Prosedur

Kelompok Kontrol

Kelompok kontrol adalah kelas yang tidak diberi pembelajaran

menggunakan Inquiry Tehnique Learning. Sebelum kelompok kontrol

diberikan pembelajaran, terlebih dahulu dilakukan Pre Test untuk

mengetahui kemampuan awal siswa dalam pembelajaran teks

persedur. Post Test diberikan dalam bentuk soal teks. Petunjuk

pengerjaan soal di jelaskan oleh guru. Subjek pada Post Test kelas

kontrol sebanyak 30 siswa.

Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk menggambarkan

karakteristik subjek penelitian baik sebelum maupun setelah dilakukan

pembelajaran menyusun teks prosedur. Kelompok kontrol adalah

kelas yang diberi pembelajaran menggunkana model konvensional.

Sebelum kelas kontrol diberi pembelajaran, terlebih dahulu dilakukan

Pre Test untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis

Page 58: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

teks prosedur. Pre Test diberikan dalam bentuk teks prosedur

kemudian disusun dalam sebuah prosedur dalam teks tersebut. Subjek

pada Pre Test kelas kontrol sebanyak 30 Siswa . Data hasil Pre Test

kelas kontrol diperoleh skor rata-rata(mean) sebesar 68,00 simpangan

baku (std, deviation) sebesar 19.146 dan data hasil Post Test kelas

kontrol diperoleh skor rata-rata(mean) sebesar 56.17 simpangan baku

(std, deviation) sebesar 31.859. Adapun distribusi skor Pre Test dan

Post Tet kemampuan menyusun teks prosedur kelompok kontrol

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5 : Statistik Skor Pre Test dan Pos Test Kelompok

Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Kelas kontrol awal 68.00 30 19.146 3.495

kontrol akhir 56.17 30 31.859 5.817

Berdasarkan distribusi statistik di atas, maka hasil belajar siswa

pada pembelajaran teks prosedur digambarkan melalui analisis

statistik deskriptif. Analisis deskriftif menggambarkan perolehan nilai

siswa rata-rata dari Pre Test kelompok kontrol dan Post Test

kelompok kontrol. Dari hasil kemampuan menulis teks prosedur

dalam pembelajarn konvensional, dari 30 orang siswa yang dianalisis

diperoleh gambarangnya, yaitu adanya peningkatan pada Pre Test

kelompok kontrol yang memiliki nilai rata-rata 68.00 sedangkang

Page 59: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

pada Post Test kelompok kontrol mengalami penurungan nilai rata-

rata 56.17. Pre Test kelas kontrol berada pada tingkat rendah,

sedangkan pada Post Test kelas kontrol mengalami penurungan yang

signifikan. Jadi uji data SPSS versi 21.0 menunjukkan pada prestes

awal tidak berpengaruh pada Post Test karena tidak ada peningkatan.

2. Data Pre Test dan Post Test Kemampuan Menyususn Teks Prosedur

Kelompok Eksperimen.

Kelompok eksperimen adalah kelas yang diberi pembelajaran

menggunakan Inquiry Tehnique Learning. Sebelum kelompok

eksperimen diberikan pembelajaran, terlebih dahuu dilakukan Pre Test

untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam pembelajaran teks

persedur. Post Test diberikan dalam bentuk soal teks. Subjek pada

Post Test kelas eksperimen sebanyak 30 siswa.

Pre Test diberikan dalam bentuk teks prosedur kemudian

disusun dalam sebuah prosedur dalam teks tersebut. Subjek pada Pre

Test kelompok eksperimen sebanyak 30 Siswa . Data hasil Pre Test

kelompok eksperimen diperoleh skor rata-rata(mean) sebesar 69,17

simpangan baku (std, deviation) sebesar 3.239 dan data hasil Post Test

kelompok eksperimen diperoleh skor rata-rata(mean) sebesar 78.83

simpangan baku (std, deviation) sebesar 3.640. Adapun distribusi

skor Pre Test dan Post Test kemampuan menyusun teks prosedur

kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Page 60: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Tabel 4.6 : Statistic Skor PreTest dan Post Test kelompok

Eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 kls eksperimen awal 69.17 30 3.239 .591

kls eksperimen akhir 78.83 30 3.640 .665

Berdasarkan distribusi statistik di atas, maka hasil belajar siswa

pada pembelajaran teks prosedur digambarkan melalui analisis

statistik deskriptif. Analisis deskriftif menggambarkan perolehan nilai

siswa rata-rata dari Pre Test kelompok eksperimen dan Post Test

kelompok ekperimen . Dari hasil kemampuan menulis teks prosedur

dalam pembelajaran Inquiry Technique Learning, dari 30 orang siswa

yang dianalisis diperoleh gambarangnya, yaitu pada Pre Test

kelompok esperimen yang memiliki nilai rata-rata 69.17 sedangkang

pada Post Test kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata 78.83.

Pre Test kelompok eksperiemn berada pada tingkat setara, sedangkan

pada Post Test kelompok eksperimen mengalami peningkatan di atas

rata-rata . jadi uji data SPSS versi 21.0 menunjukkan pada Pre Test

awal berpengaruh pada postes karena mengalami peningkatan.

Adapun distribusi skor Pre Test dan postes kemampuan

menyusun teks prosedur siswa kelompok eksperimen dapat dilihat

pada tabel 7 berikut;

Tabel 4.7 :Distribusi Skor Pre Test Kelompok Eksperimen

Page 61: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

kelas eksperimen (Pre Test)

Nilai Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

65 9 30.0 30.0 30.0

70 17 56.7 56.7 86.7

75 4 13.3 13.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Pada statistik di atas, dapat menunjukkan Pre Test menujukkan

frekuensi sebanyak 30 orang siswa. Data hasil Pre Test diperoleh skor

siswa tertinggi 75 sebanyak 4 siswa , sedangkan skor terendah 65

sebanyak 9 siswa. Setelah dihitung dengan program SPSS versi 21.0

diketahui skor rata-rata kelas eksperimen Pre Test 69.17 dari 30

siswa. skor tengah sebesar 70 sebanyak 17 siswa. Dari presentasi

komulatif menunjukkan bahwa Pre Test kelas eksperimen hasil

normal.

Tabel 4.8 :Distribusi Skor Post Test Kelompok Eksperimen

kelas eksperimen (Post Test)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

70 1 3.3 3.3 3.3

75 9 30.0 30.0 33.3

80 16 53.3 53.3 86.7

85 4 13.3 13.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Pada statistik di atas, dapat menunjukkan Post Test

menujukkan frekuansi sebanyak 30 orang siswa. Data hasil Post Test

diperoleh skor siswa tertinggi 85 sebanyak 4 siswa , sedangkan skor

terendah 70 sebanyak 1 siswa. Setelah dihitung dengan program SPSS

Page 62: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

versi 21.0 diketahui skor rata-rata kelompok eksperimen Post Test

78.83 dari 30 siswa. Skor tengah sebesar 80 sebanyak 16 siswa. Dari

presentasi komulatif menunjukkan bahwa prestes kelas eksperimen

normal.

Jadi dari data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan kategori

pada Pre Test dan Post Test mengalami penigkatan. Pre Test sangat

perpengaruh dalam peningkatan Post Test yang menunjukkan bahwa

adanya peningkatan pada saat diberikan perlakuan.

3. Rangkuman Hasil Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol dan

Eksperimen

Hasil analisis deskripsi skor Pre Test dan Post Test

kemampuan menulis teks prosedur pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen meliputi jumlah subjek (N), rata-rata (mean),

dan simpangan baku (std. deviator). Hasil analisis disajikan dalam

bentuk tabel.

Tabel 4.9 : Perbandingan Data Statistic Skor Pre Test dan Post

Test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperiemen

Data N Mean Std

deviasion

Prates

Kelompok

Kontrol

30 68.00 19.146

Prates

kelompok

eksperimen

30 69.17 3.239

Page 63: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Post Test

keompok

kontrol

30 56.17 31.859

Post Test

kelompok

eksperiemen

30 78.83 3.640

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perbandingan skor

Pre Test dan Post Test kemampuan menulis teks prosedur antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Skor rata-rata

kemampuan menulis teks prosedur kelompok kontrol pada Pre Test

sebesar 68.00 sedangkan pada saat Post Test skor rata-rata sebesar

56.17. Artinya, terdapat penurunan pada skor rata-rata hitung pada

kelompok kontrol sebesar 11.83. Adapun kemampuan menulis teks

prosedur kelompok eksperimen pada saat Pre Test , skor rata-ratanya

sebesar 69.17, sedangkan pada saat Post Test skor sebesar 78.83.

artinya terdapat kenaikan pada skor rata-rata hitung pada kelas

eksperimen sebesar 9.66.

b. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

materi teks prosedur. Materi ini diajarkan di kelompok eksperimen

yaitu kelas XI AK 2 dengan model pembelajaran Inquiry technique

Learning dan di kelompok kontrol yaitu kelas XI AK 1 dengan model

pembelajaran konvensional. Proses kedua pembelajaran ini mengacu

pada Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun

sebelumnya dan disesuaikan dengan model pembelajaran yang

Page 64: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

digunakan. Adapun deskripsi kegiatan pembelajaran kelompok

eksperiemen dan kelompok kontrol.

1. Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Teks Prosedur Kelompok

eksperimen.

Pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen dilakukan di kelas

XI AK 2 dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry technique

learning. Peaksanaan penelitian di kelas XI AK 2 diawali dengan

pemberian Pre Test dan diakhiri dengan pemberian Post Test untuk

mengukur kemampuan belajar teks prosedur yang terdiri dari 4 soal.

Pelaksanaan Pre Test dan Post Test di kelas XI AK 2 dilakukan

masing-masing 27 juli 2018 dan 3 agustus 2018. Peaksanaan Pre Test

dan Post Test diikuti oleh seluruh siswa kelas XI AK 2 sebanyak 30

siswa. Pelaksanaan Pre Test dan Post Test berlangsung dengan

lancar.

Setelah pelaksanaan Pre Test, selanjutnya dilakukan kegiatan

pembelajaran dengan model inquiry technique learning. Pelaksanaan

pembelajaran dilakukan oleh guru dangan materi yang diajarkan pada

setiap pertemuan yaitu teks prosedur. Selama kegiatan pembelajaran

berlangsung terdapat satu mahasiswa yang bertugas sebagai observer

yang bertugas mengevaluasi kegiatan pembelajaran pada setiap

pertemuan. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran di kelas XI AK

2 berangsung sesuai dengan RPP yang telah disusun peneliti. Adapun

Page 65: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

hasil penelitian nilai rata-rata siswa pada kelompok eksperimen dalah

sebagai berikut:

Tabel 4.10 : Keterlaksanaan Pembelajaran Eksperimen

Kelas eksperimen Jumlah siswa Rata-rata

Pre Test 30 69.17

Post Test 30 78.83

Berdasarkan tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa presentase

rata-rata nilai dalam kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen

dengan menerapkan model pembelajaran inquiry technique learning

konsepnya baik, yaitu mencapai di atas rata-rata. Dari hasil pengisian

lembar angket keterlaksaan pembelajaran inquiry technique learning

dapat dilihat pada lampiran 7. Kegiatan pembelajaran pada kelas

eksperimen diawali dengan pemberian apresiasi dan motivasi

mengenai materi serta penyampaian tujuan pembelajaran untuk setiap

pertemuan. Selanjutnya, guru membagi siswa kedalam 6 kelompok,

masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan

yang heterogen. Setiap kelompok diberikan tugas untuk memimpin

kegiatan diskusi. Dari setiap anggota kelompok masing-masing

memiliki tugas. Pelakasanaan pembelajaran pada kelas eksperimen

menggunakan lembar soal wacana yang memiliki petunjuk dan arahan

dalam mengerjakan soal. Sebelum mengerjakan soal guru menjelaskan

materi yang sesuai isi tugas.

Page 66: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Kegiatan inti dalam pembelajaran ini. Dalam kegiatan ini siswa

berkelompok mengerjakan atau menjawab pertanyaan pada kegiatan

mengkasifikasikan yang terdapat pada soal tugas. Siswa yang ditujuk

sebagai pemimpin kegiatan mengklasifikasikan bertugas membantu

teman sekelompoknya yang mengalami kesulitan dalam menjawab

pertanyaan.

Pada pertemuan ke-2 guru meminta salah satu kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya pada kegiatan mengkasifikasi

mengenai penyusunan teks prosedur. Presentasi mulai setelah

kelompok menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Setelah menyelesaikan kegiatan mengkasifikasikan

pengetahuan, siswa diarahkan untuk menyelesaikan kegiatan

selanjutnya yaitu memprediksi jawaban dari sebuah permasalahan.

Siswa yang ditunjuk untuk memimpin kegiatan memprediksi bertugas

untuk membantu teman sekelompoknya jika mengalami kesulitan.

Kegiatan ini meminta siswa untuk menyelesaikan pemasalahan

seputar materi.

Pada kegiatan selanjutnya, guru menjelaskan kembali kesalahan

dari jawaban yang siswa kerjakan, dan memberikan apresiasi pada

kelompok yang seluruh jawabanya benar.

Kegiatan diskusi pada setiap pertemuan berjalan dengan lancar

walaupun pada pertemuan pertama guru masih kesusahan

mengkondisikan kelas. Guru mengawasi jalannya diskusi setiap

Page 67: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

kelompok dan sesekali memberikan bantuan dan arahan kepada

kelompok yang masih belum mengerti.

Pada akhir pembelajaran, guru pembimbing siswa untuk

membuat kesimpulan dari mengenai materi yang telah dipelajari pada

setiap pertemuan.

2. Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Teks Prosedur Kelompok

Kontrol.

Guru mengajar bahasa Indonesia materi teks prosedur pada

kelas XI AK 1 SMK Negeri 1 Gowa dengan menggunakan model

konvensional, yaitu dengan cara menjelaskan materi struktru teks

dalam 3 kali pertemuan. Kelas XI AK 1 ini akan dijadikan sebagai

kelas kontrol dalam penelitian ini. Pengejaran yang dilakukan oleh

guru pada saat di kelas ini adalah dengan ceramah dan Tanya jawab.

Suatu kenyataan yang kita lihat bahkan alami, sebagai besar

diberikan model konvensional, artinya pemberian penjelasan kepada

sejumlah murid secara lisan. Sering model konvensional dianggap

efesien karena seorang guru dapat mengajar hanya menjelaskan.

Dalam kegiatan pembelajaran, materi pembelajaran langsung

disajikan oleh guru dan penyajiannya juga dipimpin oleh guru. Pada

pola perundingan bersama, materi pelajaran dibentuk oleh guru dan

siswa. Setelah itu pemberian tugas, siswa melakukan kegiatan yang

berkaitan dengan materi pelajaran yang ditugaskan guru.

Page 68: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Pada Pre Test siswa merasa semangat dalam pembelajaran,

semua siswa yang hadir meakukan tugas yang diberikan oleh guru,

namun pada saat Post Test siswa mengalami penurunan minat belajar,

dari hasil yang kami dapatkan ada sebagian siswa yang tidak

mengerjakan soal tugas, padahal siswa itu hadir dalam kegiatan

pebelajaran. Untuk melihat hasil lebih jelasnya dari rata-rata nilai Pre

Test dan Post Test

Tabel 4.11 : Keterlaksanaan Pembelajaran Kontrol

Kelas eksperimen Jumlah siswa Rata-rata

Pre Test 30 68.00

Post Test 30 56.17

Tabel di atas menunjukkan tidak ada peningkatan malah

mengalami penurunan. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran sangat berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran,

semangat belajar siswa juga meningkat apabila guru memberikan

model pembelajaran yang menyenangkan sehingga tidak ada

kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan di luar pembelajaran,

seperti berbicara dengan teman, sibuk main hp, dan rasa ngantuk yang

berlebihan.

2. Analisis Statistik Inferensial

a. Uji normalitas data

Page 69: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Data pada uji normaitas diperoleh dari Pra Test dan Post Test

kemampuan menyusun teks prosedur baik kelompok kontrol maupun

kelompok eksperimen. Sebuah syarat data berdistribusi normal apabila

nilai p yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar daro 0,05 ( taraf

signifikan 5%). Berikut rangkuman hasil uji normalitas data kemampuan

menyusun teks prosedur kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

1. Normalitas data Pre Test

Hasil uji normalits data Pre Test pada tebl kelas eksprimen dan

kontrol dapat dilihat pada tebel di bawah ini.

Tebel 4.12 : Uji Normlitas Pre Test Hasil Belajar Kognitif Kelas

Eksperimen dan Kontrol

Sumber

Data Kelas

Kolmogrov-Smirnov Keterangan

Statistic N Sig*

Pre Test

Eksperimen 1.652 30 0.009 Normal

Kontrol 2.054 30 0.000 Tidak

normal

*level signifikasi 0.05

Hasil perhitungan normalitas Pre Test pada kelas eksperimen di

peroleh nilai 0.009 nilai ini lebih tinggi dari niai sig 0,05 ( 0.09 >

0,05) sehingga data dapat disimpulkan berdistribusi normal,

sedangkan pada kelas kontrol diperolah nilai 0.000 nilai ini kurang

dari nilai sig 0,05 (0.000< 0,05) sehingga nilai di kelas kontrol tidak

normal.

Page 70: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Data Pre Test kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami

perbedaan yang dari nilai signifikasi yang berbeda karena pada teks

yang dilakukan sebelum perlakuan kedua kelas tersebut diketahui

bahwa nilai-nilai yang diperoleh siswa diantara siswa yang memiliki

tingkat kecerdasan yang berbeda.

2. Normalitas data Post Test

Normalitas data Post Test pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada tebl di bawah ini.

Tabel 4.13 : Uji Normalitas Post Test Hasil Belajar Kognitif

Kelas Eksperimen dan Kontrol

Sumber

Data Kelas

Kolmogrov-Smirnov Keterangan

Statistic N Sig*

Post Test Eksperimen 1.601 30 0.012 Normal

Kontrol 2.015 30 0.080 Normal

*level signifikasi 0,05

Hasil perhitungan normalitas Post Test pada kelas eksperimen di

peroleh niai 0.012 nilai ini lebih tinggi dari nilai sig 0,05 ( 0,12 >

0.05) sehingga data dapat dikatakan normal. Sedangkan pada kelas

kontrol diperoleh nilai 0.080 nilai lebih tinggi dari sig 0.05 (0.080

>0.05) sehingga nilai di kelas kontrol normal.

b. Homogenitas data

Page 71: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Uji homogenitas data pada penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui homogeny tidaknya data pada ke;as eksperimen dengan

kelas kontrol. Perhitungan homogenitas menggunakan program SPSS

Versi 21. Data pada nilai Pre Test dan Post Test dapat dilihat pada

tebl di bawah ini.

Tebel 4.14 : Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan

Kontrol

No Sumber data Sig* Keterangan

1 Pre Test 0.051 Homogen

2 Post Test 0.98 Homogen

*level signifikasi 0,05

Berdasarkan tebel di atas setelah dilakukan perhitungan

dapat dilihat bahwa nilai homogenitas Pre Test yang diperoleh adalah

0.051 nilai lebih tinggi jika di bandingkan dengan sig 0,05 ( (051>

0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data homogen, sedangkan

nilai Post Test yang telah dihitung diperoleh nilai sebesar 0.98 nilai in

lebih besar jika dibandingkan dengan nilai sig 0.05 (0.98 >0.05)

sehingga dapat disimpulkan data kelas eksperimen homogen.

Data Pre Test dan Post Test di atas pada kelas eksperimen

dikatakan homogen namun pada kelas kontrol memiliki data yang

berbeda sehingga dapat disimpulkan kelas eksperimen dan kelas

kontrol memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda.

c. Pengujian Hipotesis

Page 72: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Setelah dilakukan uji normaitas dan homogenitas. Uji prasyarat

sebelum melakukan uji hipotesis (t), dan data yang diperoleh

memenuhi syarat untuk melakukan uji (t), selanjutnya akan diakukan

uj t untuk menjawab hipotesis yang telah disusun sebelumnya.

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah model

Inquiry Technique Learning efektif digunakan dalam pembelajaran

teks prosedur pada siswa kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa. Untuk

mengetahui kefektifan model tersebut, maka perlu diperhatikan

perbedaan mendasar antara hasil belajar siswa pada kegiatan Pre Test

dengan hasil belajar pada kegiatan Post Test. Dalam penelitian ini,

terungkap bahwa nilai siswa setelah penerapan model Inquiry

Technique Learning pembelajaran teks prosedur lebih meningkat

dibandingkan nilai siswa sebelum penerapan model Inquiry Technique

Learning dalam pembelajaran. Uji hipotesis yang digunakan adalah

teknik analisis uji prasyarat analisis uji t desain Pre Test dan Post

Test group desain setelah sebelumnya dilakukan uji prasyarat

analisis yaitu, uji normalitas dan uji homogenitas, dan diperoleh hasil

bahwa data tersebut normal dan homogen.

Nilai perolehan siswa kemudian dianalisis setelah penerapan

uji t independent sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

Page 73: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Paired Samples Test

Paired Differences

T df Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Uppe

r

Pair 1

Preste

s dan

postes

-

9.667

3.925 .717 -

11.132

-

8.201

-

13.491

29 .000

Berdasarkan dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai sig yang di

peroleh adalah 0,00 nilai ini apabila dibandingkan dengan nilai sig

0,05 yaitu 0,00< 0,05 ini berarti bahwa model pembelajaran inquiry

technique learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada

materi teks prosedur di kelas XI AK 2.

Dari hasil uji ttabel dari df 29 menunjukkan sig 0,025 yaitu

2.045. maka dapat disimpulkan thitung > ttabel yaitu (13.491 > 2.045) ini

menujukkan Hoditolak dan H1diterima . dengan demikian penerapan

model pembeajaran inquiry technique learning efekitif digunakan

dalam pembelajaran teks prosedur pada siswa XI AK 2 SMK Negeri 1

Gowa.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Gowa. Populasi penelitian

ini adalah siswa kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa. Kelas XI AK 1 dan kelas

XI AK 2 dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini. Kelas XI AK 1 dipilih

Page 74: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

sebagai kelompok kontrol, sedangkan kelas XI 2 sebagai kelompok

eksperimen. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 60.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan

menulis teks prosedur antara kelompok yang mendapat pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Inquiry Technique Learning dan

kelompok yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa

kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa. Selain itu, penelitian bertujuan untuk

menguji efektifitas model pembelajaran Inquiry Technique Learning dalam

pembelajaran menulis teks prosedur kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa.

1. Perbedaan kemampuan menulis teks prosedur antara kelompok yang

menggunakan model pembejaran Inquiry Technique Learning dengan

kelompok yang menggunakan model konvensional.

Kondisi awal menulis teks prosedur kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen diketahui dengan melakukan pretes menulis teks

prosedur dengan menggunakan lembar kerja dengan teks. Penulis

mengumpulkan data menggunakan instrument berupa tes yang

selanjutnya dikoreksi menggunakan instrument penilaian berupa rubrik

penilaian menulis teks prosedur. Rubrik penilaian teks prosedur meliputi:

Kelengkapan bagian-bagian jawaban, Kejelasan dalam penyampaian,

Keefektifan kalimat, Ketepatan ejaan/ tanda baca.

Setelah dilakukan Pre Test, selanjutnya akan dilakukan Post Test

(tes akhir) untuk masing-masing kelompok yaitu untuk kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Di kelas eksperimen diberikan perlakuan

Page 75: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

dengan menerapkan kembali model pembelajaran Inquiry Technique

Learning tetapi diberikan evaluasi kembali, untuk penguatan pemahaman

siswa terhadap pembelajaran menulis teks prosedur. Kemudian di

kelompok kontrol juga diberikan evaluasi kembali mengenai

pembelajaran menulis teks prosedur untuk menguatkan kembali

pemahaman siswa dalam pembelajaran teresebut. Di kelas kontrol tidak

diberikan perlakuan atau treatmen seperti halnya di kelompok

eksperimen, melainkan hanya menggunakan model pembelajaran

konvensional.

Pada kelompok kontrol, uraian materi disampaikan dengan

menggunakan metode ceramah. Kemudian siswa diberikan sebuah teks

prosedur. Langkah-langkah dalam teks prosedur dari hasil penyampaian

guru.

Pada pertemuan pertama, siswa sudah dapat menganalisis struktur

teks prosedur. sedangkan pada pertemuan ketiga, siswa belum

menunjukkan peningkatan dalam hasil tulisannya, dan pada pertemuan

keempat siswa sudah memperhatikan kelengkapan struktur teks prosedur.

Pada kelompok eksperimen, siswa mendapat pembelajaran menulis

teks prosedur dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry

Technique Learning. Pada saat pembelajaran pada kelompok eksperimen

guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

memperkenalkan model pembelajaran yang digunakan dengan

pembelajaran teks prosedur. Pada pertemuan pertama, siswa diberikan

Page 76: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Pre Test (tes awal) untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang teks

prosedur. Setelah dilakukan tes guru menjelaskan kembali tugas yang

telah dikerjakan oleh siswa. Dalam kegiatan ini siswa diberikan keluasan

untuk menyampaikan pendapat. Sebelum mengerjakan Post Test (tes

akhir) siswa dibagi kelompok sebanyak 6 kelompok masing-masing 5

orang. Pada kegiatan akhir, siswa diberikan Post Test(tes akhir) untuk

mengetahui kemampuan akhir siswa.

Berdasarkan perhitungan rumus uji t sampel bebas dan Pre Test

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan program SPSS versi

21.0. dari hasil uji t SPSS versi 21.0 menjukkan bahwa terdapat

perbedaan skor rata-rata kelompok kontrol mengalami perbedaan.

2. Kemampuan menyusun teks prosedur pada kelompok kontrol

Pembelajaran yang dilakukan tidak menggunakan model

pembelajaran Inquiry Technique Learning untuk menyusun teks prosedur

mendapatkan nilai rata-rata Pre Test sebanyak 68.00 sedangkan Post Test

sebanyak 56.17 (belum memenuhi kategori nilai KKM) dari siswa 30

orang siswa. Berdasarkan data yang telah terkumpul dinyatakan bahwa

kemampuan menyusun teks prosedur pada keompok kontrol dan

kelompok eksperimen siswa kelas XI SMK Negeri 1 Gowa tidak

menggunakan model pembelajaran Inquiry Technique Learning, termasuk

dalam kategori menurung.

Hasil nilai tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam

menyususn teks prosedur pada kelompok kontrol tergolong rendah. Hal

Page 77: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

ini disebabkan oleh ketidaktepatan penggunaan model pembelajaran

dalam kegiatan menganalisis teks, kurang aktifnya siswa dalam kegiatan

pembelajaran dikarenakan guru masih menggunakan model pembelajaran

konvenional yang tidak beroreantasi pada siswa, sehingga siswa merasa

jenuh dan tidak aktif padahal dalam kemampuan meyususn teks prosedur

merupakan kegiatan pengetahuan yang dilakukan untuk mengalisis

berdasarkan struktur teks prosedur.

3. Kemampuan Menyususn Teks Prosedur Pada Kelompok Eksperimen

Berbeda dengan sebelumnya, pembelajaran yang dilakukan

menggunakan model pembelajaran Inquiry Technique Learning dalam

kegiatan menyusun teks prosedur memberikan nilai yang peningkatannya

positif. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata siswa pada kegiatan Pre Test

sebesar 69.17 dan kegiatan Post Test 78.83. Hal ini membuktikan adanya

peningkatan yang signifikan dari tes awal (Pre-Test) dan tes akhir (Pos-

Test). Berbeda dengan hasil yang tidak menggunakan model pembelajaran

Inquiry Technique Learning dapat membantu siswa mengembangkan

disiplin dan keterampilan intelektual untuk memunculkan masalah dan

kemudian dapat mencari jawabannya sendiri sehingga mereka dapat

menjadi pemecah masalah dengan mandiri. Sebab, kelebihan model

pembelajaran Inquiry Technique Learning ini adalah pengembangan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. dengan model

pembelajaran inkuiri ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

belajar sesuai dengan gaya belajarnya sehingga siswa tidak merasa bosan

Page 78: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

dan semakin semangat untuk menggali lebih banyak lagi perbendaharaan

informasi dari dalam pikirannya.

4. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Techinique Learning Terhadap

Kemampuan Menyusun Teks Prosedur

Dilihat dari data PreTest dan PostTest yang diperoleh siswa

merupakan data yang berdistribusi normal, dari uji homogenitas juga

terbukti bahwa sampel dalam penilitian ini berasal dari populasi yang

homogeny, dan dari pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh thitung

> ttabel, yakni (-13.491> 2.045) telah membuktikan bahwa hipotesis

peneitian (Hi) diterima. Dengan demikian, model pembelajaran Inkuiri

Techinique Learning berpengaruh positif dan signifikan dalam

kemampuan menyusun teks prosedur siswa kelas XI SMK Negeri 1

Gowa.

Hal ini dikarenakan model pembelajaran Inkuiri Techinique

Learning dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik secara seimbang dan model pembelajaran Inkuiri

Techinique Learning ini melayani kebutuhan siswa yang memiliki

kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan

belajar bagus tidak akan terlambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata untuk kemampuan

menyusun teks prosedur pada tahap pre-test berketegori cukup dengan

nilai rata-rata 69.17 dibandingkan dengan tahap post-test yang

berkategori baik dengan nilai rata-rata 78.83. Sehingga dari data tesebut

Page 79: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Inkuiri Techinique

Learning berpengaruh terhadap kemampuan menyusun teks prosedur.

Hasil uji hipotesis juga menunjukkan bahwa model pembelajaran

Inkuiri Techinique Learning berpengaruh signifikan terhadap

kemampuan menyusun teks prosedur siswa kelas XI SMK Negeri 1

Gowa. Dihitung dengan menggunakan rumus uji hipotesis dengan daftar

distribusi “t” untuk α = 0,05 dan df = 29, maka diperoleh taraf signifikasi

5 % = 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa thitung > ttabel

yaitu 13.491 > 2.045. Hal ini membuktikan bahwa Hi (hipotesis

penelitian) diterima dan Ho (hipotesis nihil) ditolak. Dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Inquiry Technique

Learning terhadap kemampuan menyusun teks prosedur kelas XII AK

SMK Negeri 1 Gowa,

5. Keefektifan Model Pembelajaran Inquiry Technique Learning dalam

Pembelajaran Teks Prosedur Siswa Kelas XI AK Negeri 1 Gowa.

Tingkat keefektifan penggunaan model pembelajaran Inquiry

Technique Learning siswa kelas XI AK 2 SMK Negeri 1 Gowa dapat

diketahui setelah mendapat perlakuan pembelajaran menyusus teks

prosedur menggunakan model Inquiry Technique Learning. Hal ini

ditunjukkan dari hasil analisis uji t data Pre Test dan Post Test

kemampuan menyususn teks prosedur kelompok eksperimen dengan

bantuan program SPSS versi 21.0. hasil uji t diperoleh t sebesar -13.491

dengan df 29, pada taraf kesalahan .055. selain itu, diperoleh nilai p

Page 80: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

sebesar .000 .nilai p lebih kecil daripada taraf kesalahan sebesar 0,05

(.000 < 0,05). skor rata-rata kelompok eksperimen mengalami

peningkatan sebesar 78.83. sedangkan skor rata-rata kelompok kontrol

mengalami penurunan sebesar 56.17. berdasarkan hasil peningkatan skor

Post Test kelompok eksperimen dan penurunan skor Post Test kelompok

kontrol serta uji t dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Inkuiri

Techinique Learning efektif digunakan dalam pembelajaran menyusun

teks prosedur.

Pengujian keefektifan model pembelajaran inquiry technique

learning berdarkan hasil uji one sample t-test yang dilakukan dengan

bantuan SPSS 21. Adapun hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut:

Tebel 4.15 : Data Hasil Uji Hipotesis

Kelas P-

Value a Interpretasi Kesimpulan

Eksperimen 0,000 0,05 Hoditolak

Model

pembelajaran

inquiry

technique

learning pada

pembelajaran

teks prosedur

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil uji

one sample t-test kelas eksperimen adalah 0.000 < 0,05 yang artinya

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry

technique learning efektif ditinjau dari kemampuan belajar dalam

Page 81: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

pembelajaran teks prosedur. Adapun uji hipotesis selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran

Untuk mengutkan lagi, dari hasil angket yang disebarkan pada

kelompok eksperimen menunjukkan rata-rata siswa p1-p8 sebanyak

delapan soal pertanyaan hanya p5 dan p6 yang memiliki respon

negatif. Dari data descrivtif statistic dari uji SPSS versi 21.0

menujukkan p5 : 63 % dan p6 : 12.5 % dari respon negative.

Selebihnya menujukkan respon positif.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa sebuah model pembelajaran teks prosedur

diperlukan model pembelajaran pendukung yang sesuai dengan kondisi

siswa dan guru sehingga dapat tercipta suasana kelas yang aktif, dengan

demikian siswa lebih mudah menembangkan kemampuannya.

Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung teori yang telah

dikemukakan dan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan

yaitu untuk mengetahui perbedaan kemampuan menyususn teks

prosedur dengan menggunakan Inquiry technique learning dan siswa

yang mengikuti pembelajaran menyususn teks prosedur menggunakan

model konvensional serta untuk mengetahui keefektifan model

pembelajarn inquiry technique learning dalam pembelajaran teks

prosedur pada siswa kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa.

Page 82: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

Inquiry Technique Learning efektif digunakan dalam pembelajaran

menyusun teks prosedur. Hal ini dibuktikan analisis data menggunakan uji t

berhubung pada prates dan posttes kelompok eksperimen. Hasil perhitungan

uji t menunjukkan data Pre Test dan Post Test dengan kemampuan

menyusun teks prosedur kelompok ekperimen dengan uji t sebesar -13.491 , t

tabel 2. 045, df = 29, dan p sebesar .000. nilai p lebih kecil dari taraf

signifikan 5% (000 < 0,05). Hasil uji t tersebut menunjukkan keefektifan

model pembelajaran Inquiry Technique Learning dalam pembelajaran teks

prosedur pada kelompok eksperimen. Selain itu, terdapat kenaikan skor rata-

rata pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Skor rata-rata pada

kelompok eksperimen mengalami kenaikan sebesar 78.83, sedangkan skor

rata-rata pada keompok kontrol mengalami penurunan sebesar 56.17. hasil

tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran teks prosedur dengan

menggunakan model Inquiry Technique Learning lebih efektif daripada

pembelajaran menulis teks prosedur menggunakan model konvensional.

B. Saran 63

Page 83: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Berdasarka kesimpulan dan hasil penelitian di atas, saran yang dapat

dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa, hendaknya selalu memperhatikan apa yang disampaikan oleh

guru. Bagi siswa jadiah pelajar yang bisa mencari tahu sendiri tanpa harus

disuapi oleh guru.

2. Bagi guru bahasa Indonesia. Disarankan untuk menggunakan model

pembelajaran Inquiry Technique Learning agar pembelajaran lebih aktif,

inovatif dan menyenangkan. Karena model pembelajaran membantu

siswa dalam semangat belajar dan kurangnya kata membonsankan pada

saat belajar. Sudah sepatutnya sekolah menjadi taman tempat belajar yang

menyenagkan, bukan lagi tempat yang menakutkan.

Page 84: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

LAMPIRAN

Page 85: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Lampiran 1 : Rancangan Pelaksanaan Pembeajaran (Rpp)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Gowa

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI/ Ganjil

Tema : Menyusun Prosedur

Sub Tema : Mengonstruksi Pernyataan umum dan Tahapan-tahapan

Alokasi Waktu : 6 X 30 menit (2 x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan

bidang dan lingkup kajian bahasa Indonesia pada tingkat teknis, spesifik,

detil, dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humanior dalam konteks pengembangan potensi diri

sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat

nasional, regional, dan internasional

KI 4: Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan

prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memacahkan masalah

sesuai dengan bidang kajian bahasa Indonesia. Menampilkan kinerja di

bawah bimbingan dengasn mutu dan kuantitas yang terukur sesuai

dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,

mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,

kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu

melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,

Page 86: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu

melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 3

3.19 Menganalisis informasi

berupa pernyataan-

pernyataan umum dan

tahapan-tahapan dalam

teks prosedur berkaitan

dengan bidang

pekerjaan

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.19.1 Menemukan pernyataan-pernyataan umum

dalam suatu kegiatan

3.19.2 Menemukan tahapan-tahapan teks

prosedur berkaitan bidang pekerjaan

KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 4

4.19 Merancang pernyataan

umum dan tahapan-

tahapan dalam teks

prosedur berkaitan

bidang pekerjaan

dengan organisasi yang

tepat secara lisan dan

tulis

Indikator Pencapaian Kompetensi

4.19.1 Mengungkapkan pernyataan umum dan

tahapan-tahapan melakukan kegiatan

secara lisan dengan intonasi dan nada

yang jelas

4.19.1 Menuliskan pernyataan umum dan tahapan-

tahapan dalam prosedur melakukan

suatu kegiatan

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery,

peserta didik dapat:

1. Menemukan pernyataan umum teks prosedur berkaitan bidang pekerjaan

2. Mengidenfifikasi tahapan-tahapan teks prosedur berkaitan bidang

pekerjaan

3. Mengungkapkan pernyataan umum teks prosedur dengan intonasi dan

nada yang jelas

4. Mengemukakan hasil analisis teks prosedur baik lisan maupun tulisan

5. Mencipta teks prosedur berkaitan bidang pekerjaan dengan organisasi

yang tepat

D. Materi

Teks prosedur berkaitan bidang pekerjaan

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Page 87: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Model : Inquiry

Metode : puzzle kelompok, diskusi kelompok, tanya jawab,

penugasan

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1 (3 x 30)

No Langkah-

langkah

Kegiatan Model Waktu

1. Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah

Tuhan dan saling mendoakan. 2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan

dengan persiapan belajar.

3. Peserta didik menerima informasi dengan proaktif tentang

keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

4. Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang

akan dipelajari dan dikuasai khususnya tentang

pembelajaran teks prosedur.

5. Peserta didik dibagi atas beberapa kelompok secara

heterogen 4-5 orang.

6. Peserta didik diberikan pretes awal untuk mengukur

pengetahuan awal sebelum masuk dalam pembelajaran.

Pretes,

Inti Langkah-langkah

1. Guru menyajikan kejadian-kejadian

atau fenomena yang memungkinkan

siswa menemukan masalah

2. Guru membimbing siswa merumuskan

masalah penelitian berdasarkan

kejadian dan fenomena yang

disajikannya

3. Guru membimbing siswa untuk

mengajukan hipotesis terhadap masalah

yang telah dirumuskannya

4. Guru membimbing siswa untuk

merencanakan pemecahan masalh,

membantu menyiapkan alat dan bahan

Inquiry tecnik

learning

Page 88: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

yang diperlukan dan menyusun

prosedur kerja yang tepat

5. Selama siswa bekerja, guru

membimbing dan memfasilitasi

6. Guru membantu siswa melakukan

pengamatan tentang hal-hal yang

penting dan membantu mengumpilkan

dan mengorganisasi data

7. Guru membantu siswa menganalisis

data supaya menemukan suatu konsep

8. Guru membimbing siswa mengambil

kesimpulan berdasarkan data dan

menemukan sendiri konsep yang ingin

ditanamkan

2. Penutup 1. Pesrta didik diberikan posttes untuk mengetahui

pengetahuan akhir siswa setelah diberikan

pembelajaran.

2. Peserta didik bersama guru menyimpulkan struktur teks

prosedur dan tahapan-tahapan teks prosedur.

3. Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya bersama

teman kelompok.

4. Peserta didik menyimak tugas yang diberikan oleh

untuk pertemuan selanjutnya.

Posttes

G. Penilaian

1. Teknik Penilaian:

a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan

b. Penilaian Pengetahuan : TesTertulis

c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik/ Portofolio

2. Bentuk Penilaian :

a. Observasi :lembar pengamatan aktivitas peserta didik

b. Tes tertulis :uraian dan lembar kerja

c. Unjuk kerja :lembar penilaian presentasi

d. Portofolio :pedomana penilaian portofolio

3. Instrument soal

a. Tes kognitif

1) Apa yang dimaksud dengan teks prosedur ?

2) Tuliskan yang termasuk kata kerja inperatif, konjungsi dan

pernyataan umum !

b. Tes psikomotorik

setelah membaca teks di atas ikutilah instruksi di bawah ini !

1. Jelaskan struktur pembetukan teks tersebut secara jelas ?

Page 89: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

2. Simpulkan teks tersebut berdasarkan kelengkapan strukturnya ?

3. Tuliskan hasil telaah kelompokmu dalam format penilaian format

yang telah disiapkan!

Struktur Teks Prosedur Penjelasan

a. Tujuan

b. Langkah-langkah

c. Penegasan ulang

d. Simpulan

4. Pajanglah hasil pekerjaan kelompokmu

5. Tentukan satu orang anggota kelompok untuk mewakili

memprsentasikan hasil kerja kalian !

c. Tes afektif

1. Rubrik Penilaian lembar kerja pada teks “ menata rambut pendek

ASPEK BOBOT SKOR KOMENTAR

Kelengkapan bagian-bagian jawaban 25

Kejelasan dalam penyampaian 25

Keefektifan kalimat 25

Ketepatan ejaan/ tanda baca 25

Jumlah 100

keterangan

skor mulai dari 1- 25

2. Rubrik penilaian sikap

Page 90: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

No Aspek yang

dinilai

Skor Total Rerata

1 2 3 4

1 Religious

2 Jujur

3 Disiplin

4 Tanggung jawab

5 Percaya diri

6 Santun

7 Kerja sama

Keterangan

1 : tidak pernah/tidak tampak

2 : jarang

3 : sering

4 : sangat sering/ selalu

Skor maksimum = 28

Nilai maksimum = 100

Nilai sikap = skor perolehan x 100

Skor maksimum

3. Pengayaan

Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan

pembelajaran pengayaan sebagai berikut:

a. Siwa yang mencapai nilai )()( maksimumnnketuntasann diberikan

materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai

pengetahuan tambahan

b. Siwa yang mencapai nilai )(maksimumnn diberikan materi melebihi

cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

H. Media/Alat dan Sumber Belajar

1. Media/Alat : Lembar Kerja, Papan Tulis.

2. Sumber Belajar :

a. Buku Bahasa Indonesia (Wajib) Kelas XI, Kementerian dan

Kebudayaan Tahun 2014.

b. Buku/ sumber lain yang relevan.

Lampiran-lampiran

Materi

Teks Prosedur

Pernyataan umum adalah pembuka dalam sebuah tulisan yaitu tulisan yang

berisi mengenai tujuan atau hasil akhir yang dicapai jika seseorang

mengikuti langkah-langkah.

Tahapan adalah prosedur yang harus diikuti untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

Page 91: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Gowa, Guru Pembimbing,

MANSYUR, S.Pd

NIP. 19730612 200604 1

021

Drs.IMANUDDIN DJAYA,

M.Pd

NIP .19661109 199402 1 001

Page 92: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Lampiran 2 : Instrumen Soal

a. Soal Prestes

SOAL PRESTES

CARA MENGHIDUPKAN KOMPUTER

Komputer merupaka salah satu perangkat elektronik yang sering digunakan

untuk memudahkan pekerjaan manusia. Sebelum digunakan, komputer ini harus

dioperasikan terlebih dahulu. Dalam pengoprasian komputer kita harus mengikuti

setiap prosedur bagaiman cara menghidupkan komputer dengan benar. Untuk

menghidupkan komputer dengan benar, ikutilah langkah-langkah berikut :

1. Buka penutup layar monitor, CPU, keyboard, dan Printer.

2. Pastikan sakeral yang menyediakn arus listrik terhubung dengan kabel

power ke stabilizer atau CPU komputer.

3. Tekan tombol power pada CPU dan tombol power monitor .

4. Komputer akan booting, tunggu proses ini sampai selesai.

5. Setelah selesai booting, komputer siap digunakan.

SUMBER BUKU CETAK KELAS XI : SMA, SMK

setelah membaca teks di atas ikutilah instruksi di bawah ini !

6. Jelaskan struktur pembetukan teks tersebut secara jelas ?

7. Simpulkan teks tersebut berdasarkan kelengkapan strukturnya ?

8. Tuliskan hasil telaah kelompokmu dalam format penilaian format yang

telah disiapkan!

Struktur Teks Prosedur Penjelasan

e. Tujuan

f. Langkah-langkah

g. Penegasan ulang

h. Simpulan

9. Pajanglah hasil pekerjaan kelompokmu

10. Tentukan satu orang anggota kelompok untuk mewakili memprsentasikan

hasil kerja kalian !

Page 93: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

b. Soal Posttes

SOAL POSTTES

KIAT MENATA RAMBUT PENDEK

Gaya ranbut bob pendek kini mulai disukai lagi. Meskipun terkihat sederhana,

untuk gaya rambut seperti itu juga diperlukann perawatan yang benar. Ada

beberapa langkah dan cara yang harus kamu lakukan untuk marawat rambut

pendek dengan baik. Yaitu sebagai berikut.

1. Keringkan Dengan Handuk

Banyak orang yang mengeringkan rambut pendeknya dengan cara

mengacak-acaknya dengan handuk agar air cepat meresap. Padahal cara

ini bisa membuat rambut mudah patah. Keringkan rambut sambil dipijat

perlahan.

2. Gunakan Produk Styling

Gunakan produk styling dan perawatan rambut seperti serum untuk

menyehatkan akar rambut . produk perawatan rambut yang alami akan

membuat rambut kamu terlihat bersinar dan indah. Rambut juga tampak

halus dan memberikan extra glow. Pastikan menggunakannya di batang

rambut.

3. Blow Dry Dari Akar Rambut Terlebih Dahulu

Saat akan melakukan blow dry rambut pendek kamu pastikan

memulainya dari akar rambut. Gunakan sisir sikat bulat dan pengering

rambut lalu arahkan hair dryer ke bagian akar. Gunakan sisir dengan

ukuran yang besar karena sisir yang besar akan memberikan sedikit kurva

ke gaya rambut Bob kamu.

4. Tambahkan Kesan Bervolume ( Terisi Penuh )

Kembangkan dan blow dry rambut bagian depan untuk

mendapatkan kesan bervolume, dengan begitu , rambut kamu akan terlihat

terisi penuh.

setelah membaca teks di atas ikutilah instruksi di bawah ini !

11. Jelaskan struktur pembetukan teks tersebut secara jelas ?

12. Simpulkan teks tersebut berdasarkan kelengkapan strukturnya ?

13. Tuliskan hasil telaah kelompokmu dalam format penilaian format yang

telah disiapkan!

Struktur Teks Prosedur Penjelasan

i. Tujuan

j. Langkah-langkah

k. Penegasan ulang

Page 94: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

l. Simpulan

14. Pajanglah hasil pekerjaan kelompokmu

15. Tentukan satu orang anggota kelompok untuk mewakili memprsentasikan

hasil kerja kalian !

Page 95: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Lampiran 3 : Angket Siswa

ANGKET SISWA

Nama :

Kelas :

Pertanyaan :

1. Apakah anda suka belajar bahasa Indonesia ?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah anda suka belajar bahasa Indonesia dengan pembelajaran

kelompok ?

a. Ya b.Tidak

3. Apakah anda suka belajar tentang teks prosedur ?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah dengan pembelajaran menulis teks prosedur dengan menggunkan

model pembelajaran anda lebih aktif dalam belajar ?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah anda termotivasi untuk belajar teks prosedur dengan

menggunakan model pembelajaran inquiry tecnik learning?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah anda rasa percaya diri anda meningkat dalam mengeluarkan ide

pendapat pada kegiatan pembelajaran menulis teks prosedur dengan model

inquiry tecnik learning ?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah anda setuju tentang kegiatan pembelajaran menulis teks prosedur

dengan model inquiry tecnik learning ?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah anda setuju jika dalam pembelajaran berikutnya ( topik tertentu )

guru menerapkan model pembelajaran inquiry tecnk learning ?

a. Ya b. Tidak

Page 96: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Lampiran 4 : Analisis Deskriptif Respon Siswa Kelas XI AK

Analisis Deskriptif Data Respon Siswa XI AK 2 SMK Negeri 1 Gowa Kelas

Eksperimen Pembelajaran Teks Prosedur Dengan Model Pembelajaran

Inquiry Technique Learning

NO NAMA SISWA ASPEK YANG DIRESPON

a b c d e f g H

1 AGUS SALIM 1 1 1 1 1 1 1 1

2 FIKRA NURLAIKA 1 1 1 1 1 1 1 1

3 HALIJA 1 1 1 1 1 0 1 1

4 HANAFING 1 1 1 1 1 1 1 1

5 ISMAYANTI 1 1 1 1 1 1 1 1

6 ISRA’ YUNIRA 1 1 1 1 1 1 1 1

7 KHUSNUL

KHATIMAH

1 1 1 1 1 1 1 1

8 KUNIATI. P 1 1 1 1 1 0 1 1

9 MUH RESKYI

RAMADHAN

1 1 1 1 1 1 1 1

10 MUH RIDWAN 1 1 1 1 1 1 1 1

11 MUH. ARDIANSYAH 1 1 1 1 1 1 1 1

13 MUH ANAS R 1 1 1 1 1 1 1 1

13 MUH NASRULLAH 1 1 1 1 1 1 1 1

14 MUTMAINNAH 1 1 1 1 0 1 1 1

15 NUR RAMADHANI. K 1 1 1 1 1 1 1 1

16 NUR WAHIDAH

HAMSYAH

1 1 1 1 1 1 1 1

17 NURFADILLAH 1 1 1 1 1 1 1 1

18 NURHAKIKI SAPITRI 1 1 1 1 1 1 1 1

19 NURHALISA 1 1 1 1 1 1 1 1

20 NURMAGFIRAH AWI 1 1 1 1 1 1 1 1

21 NURSAKINAH 1 1 1 1 1 1 1 1

22 MURSYIFA NADIRA

HALIM

1 1 1 1 1 1 1 1

23 NURUL QALBI HASKA 1 1 1 1 1 1 1 1

24 RAMLAH 1 1 1 1 0 1 1 1

25 RESKY AMALIAH 1 1 1 1 1 0 1 1

26 SABRINA - - - - - - - -

27 SAFITRI 1 1 1 1 1 1 1 1

28 SAHRA AULIA

NINGSIH

1 1 1 1 1 1 1 1

29 SAHRULLAH 1 1 1 1 1 0 1 1

30 SALDRIAN 1 1 1 1 1 1 1 1

Page 97: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

JUMLAH 32 32 32 32 30 28 32 32

Presentase (%) 100 100 100 100 .94 .88 100 100

Rata –rata (%) 7.81

Katerangan

1 : Respons positif (Ya)

0: Respons negatif (Tidak )

a : Apakah anda suka belajar bahasa indonesia ?

b : Apakah anda suka belajar bahasa Indonesia dengan pembeajaran berkelompok

c : Apakah anda suka belajar tentang teks prosedur ?

d : Apakah dengan pembelajaran menulis teks prosedur dengan menggunkan

model pembelajaran anda lebih aktif dalam belajar ?

e : Apakah anda termotivasi untuk belajar teks prosedur dengan menggunakan

model pembelajaran inquiry tecnik learning?

f : Apakah anda rasa percaya diri anda meningkat dalam mengeluarkan ide

pendapat pada kegiatan pembelajaran menulis teks prosedur dengan model

inquiry tecnik learning ?

g : Apakah anda setuju tentang kegiatan pembelajaran menulis teks prosedur

dengan model inquiry tecnik learning ?

h : Apakah anda setuju jika dalam pembelajaran berikutnya ( topik tertentu ) guru

menerapkan model pembelajaran inquiry tecnk learning ?

Page 98: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Lampiran 5 : Data Angket

Statistics

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

N

Valid 32 32 32 32 32 32 32 32

Missing

0 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid RESPON POSITIF 32 100.0 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid RESPON POSITIF 32 100.0 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid RESPON POSITIF 32 100.0 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid RESPON POSITIF 32 100.0 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

RESPON NEGATIF 2 6.3 6.3 6.3

RESPON POSITIF 30 93.8 93.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

P6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

RESPON NEGATIF 4 12.5 12.5 12.5

RESPON POSITIF 28 87.5 87.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 99: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

P7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid RESPON POSITIF 32 100.0 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid RESPON POSITIF 32 100.0 100.0 100.0

Page 100: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Descriptive Statistics

N Sum Mean

P1 32 32 1.00 P2 32 32 1.00 P3 32 32 1.00 P4 32 32 1.00 P5 32 30 .94 P6 32 28 .88 P7 32 32 1.00 P8 32 32 1.00

Valid N (listwise) 32

Page 101: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Lampiran 6 : Data Skor Pre Test dan Post Test

a. Skor Pre Test Dan Posttes Kelas Eksperimen

Kelas Eksperimen

Siswa Pre Test Post Test

1 65 80

2 65 75

3 70 75

4 70 80

5 70 75

6 75 80

7 75 80

8 70 75

9 70 80

10 76 80

11 70 80

12 76 80

13 70 80

14 75 80

15 65 75

16 65 75

17 70 75

18 70 80

19 70 85

20 75 80

21 70 75

22 70 85

23 70 85

24 70 80

25 65 75

26 65 70

27 65 80

28 70 85

29 70 80

30 70 80

Mean 69.17 78.83

b. skor Pre Test dan posttes kelas kontrol

Kelas kontrol

Siswa Pre Test Post Test

Page 102: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

1 70 -

2 70 -

3 70 70

4 75 -

5 60 65

6 70 70

7 80 70

8 75 -

9 65 -

10 80 80

11 - 70

12 75 -

13 75 75

14 80 70

15 80 75

16 70 80

17 70 80

18 75 70

19 70 80

20 70 75

21 70 70

22 75 75

23 75 75

24 75 60

25 65 70

26 80 80

27 70 75

28 70 70

29 80 70

30 - 80

Mean 68.00 56.17

Page 103: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Lampiran 7 : Daftar Hadir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

a. Daftar Hadir Siswa Kelas XI AK 1 Smk Negeri 1 Gowa Tahun Ajaran

2018/2019 (Kelas Kontrol)

No Nama Siswa Pertemuan

I II III

1 Ahmad Taufik P P

2 Akbar Nugroho R O

3 Asti Ananda E S

4 Astir Reskia Subair S T

5 Buchary Muslim Hasba T T

6 Dewi Sartika E E

7 Faiz Ahmad Fatin S S

8 Fiqra Arla Muhzaib

9 Imo Ariantika

10 Irsandi

11 Magfira Damayanti

12 Marhani

13 Mirawati

14 Muh. Farhan Setiawan

15 Muhammad Ashar

16 Mukhlisa

17 Nur Anriani

18 Nurhakiki

19 Nurfadillah. S

20 Nurfajriani Ali

21 Nurinsani

22 Nurmi Annisa

23 Nurwahida

24 Putri Agnisya Nurlaila

25 Rabasiah

26 Risdayanti

27 Rismawati

28 St. Fatimah Azzahrah

29 Saslsabila Putri Pratiwi

30 Zulkifli Ismail

Keterangan : : Hadir A: Alfa (Tanpa keterangan )

S : Sakit I : Izin

b. Daftar Hadir Siswa Kelas XI AK 2 Smk Negeri 1 Gowa Tahun Ajaran

2018/2019 (Kelas Eksperimen )

No Nama Siswa Pertemuan

Page 104: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

I II III

1 Agus Salim P P

2 Fikra Nurlaika R O

3 Halijah E S

4 Hanafing S T

5 Ismayanti T T

6 Isra’ Yunira E E

7 Khusnul Khatimah S S

8 Kurniati. P

9 Muh Reski Ramadhan

10 Muh Ridwan

11 Muh. Ardiansyah i

12 Muh. Anas R

13 Muh. Nasrullah

14 Mutmainnah

15 Nur Ramadhani K

16 Nur Wahdah Hamsyah

17 Nurfadilah

18 Nurhakiki Sapitri

19 Nurhalisah

20 Nurmagfirah Awi

21 Nursakina

22 Nursyifa Nadira Halim

23 Nurul Qalbi Haska

24 Safitri

25 Sahra Aulia Ningsih

26 Sahrullah

27 Saldrian i

28 Syamsinar

29 Tiara Dhea Triana

30 Wahyuna Nur

Keterangan : : Hadir A: Alfa (Tanpa keterangan )

S : Sakit I : Izin

Page 105: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

LAMPIRAN 8 : Rubrik Penilaian Tes

ASPEK BOBOT SKOR KOMENTAR

Kelengkapan bagian-bagian jawaban 25

Kejelasan dalam penyampaian 25

Keefektifan kalimat 25

Ketepatan ejaan/ tanda baca 25

Jumlah 100

keterangan

skor mulai dari 1- 25

Page 106: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Lampiran 9 : Dokumentasi

A. Kelas Eksperimen

Page 107: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

B. Kelas Kontrol

Page 108: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …
Page 109: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Lampiran 10 : Data Skor Uji Coba Instrument Penelitian

No Aspek Total Skor

1 2 3 4

1 20 20 10 15 65

2 20 20 10 15 65

3 20 20 10 20 70

4 20 20 10 20 70

5 20 20 10 20 70

6 20 20 10 25 75

7 20 20 10 25 75

8 20 20 10 20 70

9 20 20 10 20 70

10 20 20 10 15 65

11 20 20 10 20 70

12 20 20 10 15 65

13 20 20 10 20 70

14 20 20 10 25 75

15 20 20 10 15 65

16 20 20 10 15 65

17 20 20 10 20 70

18 20 20 10 20 70

19 20 20 10 20 70

20 20 20 10 25 75

21 20 20 10 20 70

22 20 20 10 20 70

23 20 20 10 20 70

24 20 20 10 20 70

25 20 20 10 15 65

26 20 20 10 15 65

27 20 20 10 15 65

28 20 20 10 20 70

29 20 20 10 20 70

30 20 20 10 20 70

Skor rata-rata 69,17

Lampiran 11 : Uji T Data Pre Test dan Post Test Kemampuan Menulis Teks

Prosedur

a. Kelas Esperimen

T Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Page 110: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Pair 1 Pre Test 69.17 30 3.239 .591

Post Test 78.83 30 3.640 .665

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pre Test & Post

Test

30 .353 .055

b. kelas kontrol

T Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre Test 68.00 30 19.146 3.495

Post Test 56.17 30 31.859 5.817

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

Pre Test

& Post

Test

-9.667 3.925 .717 -11.132 -8.201 -13.491 29 .000

Page 111: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Pair 1 Pre Test & Post Test 30 .083 .662

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

kls kontrol

awal - kls

kontrol akhir

11.83

3

35.779 6.532 -1.527 25.193 1.812 29 .080

Lampiran 12 : Uji Normalitas

a. Kelas eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Page 112: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

kls eksperimen awal

kls eksperimen akhir

N 30 30

Normal Parametersa,b

Mean 69.17 78.83 Std. Deviation 3.239 3.640

Most Extreme Differences Absolute .302 .292 Positive .265 .241 Negative -.302 -.292

Kolmogorov-Smirnov Z 1.652 1.601 Asymp. Sig. (2-tailed) .009 .012

b. Kelas kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kls kontrol awal kls kontrol akhir

N 30 30

Normal Parametersa,b

Mean 68.00 56.17

Std. Deviation 19.146 31.859

Most Extreme Differences

Absolute .375 .368

Positive .265 .227

Negative -.375 -.368

Kolmogorov-Smirnov Z 2.054 2.015

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .001

Lampiran 13 : Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Page 113: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.320 2 27 .051

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 60.637 2 30.319 2.530 .098

Within Groups 323.529 27 11.983

Total 384.167 29

Lampiran 14 : Uji hipotesis

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

Page 114: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

tailed)

Lower Upper

Pair 1 Pre Test & Post

Test

-9.667 3.925 .717 -11.132 -8.201 -

13.491

29 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pre Test &

Post Test

11.83

3

35.779 6.532 -1.527 25.193 1.812 29 .080

Lampiran 15 : Uji Ttabel

Page 115: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

Pr

Df

0,025

0.050

29 2.04523

Lampiran 16 : Nilai Statistik kelas kontrol dan Eksperimen

A. Kelas Kontrol

Page 116: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

1. Post Test

Statistics

VAR00002 Nilai Valid 30

Missing 0 Mean 58,5000 Std. Error of Mean 5,49895 Median 70,0000 Std. Deviation 30,11902 Minimum ,00 Maximum 80,00 Sum 1755,00

VAR00002

Kelompok

kontrol Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid ,00 6 20,0 20,0 20,0

60,00 1 3,3 3,3 23,3

65,00 1 3,3 3,3 26,7

70,00 10 33,3 33,3 60,0

75,00 6 20,0 20,0 80,0

80,00 6 20,0 20,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

2. PreTest

Statistics

VAR00002 N Valid 30

Missing 0 Mean 68,0000 Std. Error of Mean 3,49548 Median 70,0000 Std. Deviation 19,14554 Minimum ,00 Maximum 80,00 Sum 2040,00

VAR00002

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid ,00 2 6,7 6,7 6,7

Page 117: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

60,00 1 3,3 3,3 10,0

65,00 2 6,7 6,7 16,7

70,00 11 36,7 36,7 53,3

75,00 8 26,7 26,7 80,0

80,00 6 20,0 20,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

B. Kelompok Eksperimen

1. Pres Test

Statistics

VAR00001 N Valid 30

Missing 0 Mean 69,9000 Std. Error of Mean ,63127 Median 70,0000 Std. Deviation 3,45763 Minimum 65,00 Maximum 76,00 Sum 2097,00

VAR00001

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid 65,00 7 23,3 23,3 23,3

70,00 17 56,7 56,7 80,0

75,00 4 13,3 13,3 93,3

76,00 2 6,7 6,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Page 118: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TECHNIQUE …

2. Post Test

Statistics

VAR00002 N Valid 30

Missing 0 Mean 78,8333 Std. Error of Mean ,66451 Median 80,0000 Std. Deviation 3,63966 Minimum 70,00 Maximum 85,00 Sum 2365,00

VAR00002

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid 70,00 1 3,3 3,3 3,3

75,00 9 30,0 30,0 33,3

80,00 16 53,3 53,3 86,7

85,00 4 13,3 13,3 100,0

Total 30 100,0 100,0