Lecture7-Komunikasi Terapeutik & Technique Communication

download Lecture7-Komunikasi Terapeutik & Technique Communication

of 36

Transcript of Lecture7-Komunikasi Terapeutik & Technique Communication

The Nurse-Client NurseHelping RelationshipHuman Relationship in Therapeutic Communication and Relationship

Pendahuluan Perawat professional memerlukan ketrampilan: - intelektual - tehnikal - interpersonal Ketrampilan interpersonal tercermin dalam perilaku caring dalam berkomunikasi dengan orang lain. Perawat professional selalu mengupayakan untuk berperilaku terapeutik , tiap interaksi yang dilakukan menimbulkan dampak terapeutik yang memungkinkan klien untuk tumbuh dan berkembang.

Perawat professional harus memiliki tanggung jawab moral yang tinggi, didasari oleh: 1. Sikap peduli 2. Penuh kasih sayang 3. Perasaan ingin membantu orang lain untuk tumbuh kembang Human Care terdiri dari upaya untuk: Melindungi dan meningkatkan Menjaga dan mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain dalam mencari arti dalam sakit dan penderitaan. Membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri.

Hubungan Terapeutik Perawat - Klien Merupakan jembatan/alat yang sangat berguna dalam perencanaan asuhan keperawatan.

PERAWAT

STIMULUS KONSERVATIF

KLIEN

V & NV

Inti Keperawatan Alat untuk mencapai tujuan

Hubungan Terapeutik Perawat Klien adalah : Hubungan kerja sama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, pikiran, perasaan, dan pengalaman delam membina hubungan intim yang terapeutik.

Hubungan terapeutik merupakan bantuan interpersonal dimana tiap interaksi yang dilakukan perawat menimbulkan dampak terapeutik yang memungkinkan klien untuk tumbuh dan berkembang. (Klien akan menemukan dalam dirinya sendiri kegairahan untuk mempergunakan hubungan terapeutik untuk mengubah dan mengembangkan kepribadiannya (Rogers, 1961)).

Dalam melakukan hubungan terapeutik, perawat harus mampu menggunakan dirinya sendiri secara terapeutik. Perawat harus terus berusaha:

1. Meningkatkan kemampuan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang dinamika komunikasi. 2. Penghayatan terhadap kelebihan dan kekurangan diri. 3. Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.

Hubungan terapeutik merupakan proses bantuan interpersonal yang diarahkan pada asuhan untuk mencapai kesejahteraan B. P. Sos. Sp. Terjadi proses belajar bersama (P & K) untuk pertumbuhan dan perkembangan serta koreksi emosional pasien. 1. 2. 3. Berpusat pada diri klien Intim Bersifat terapeutik

Karakteristik Hubungan Terapeutik

Menurut Rogers dinamakan Hubungan Bantuan Hubungan yang dengan sengaja Meningkatkan pertumbuhan & perkembangan Komunikasi terbuka Empati yang mendalam

Maslow mengatakan hubungan terapeutik: Hubungan interpersonal yang memuaskan kebutuhan dasar.Sullivan Hubungan intim

- Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain. - Selama berhubungan mengalami kepuasan dan rasa aman.

Tujuan Hubungan Terapeutik akan tercapai apabila perawat memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Kesadaran diri terhadap nilai yang dianut. 2. Kemampuan untuk menganalisa perasaan sendiri. 3. Kemampuan menjadi contoh peran. 4. Altruistik Puas karena mampu menolong orang lain dengan cara manusiawi. 5. Rasa tanggung jawab etik dan moral 6. Tanggung jawab

KomponenTujuan Fokus Percakapan Isi

Hubungan SosialKepuasan bersama Tidak dikenal Penyingkapan diri sama banyak Tidak ada keterlibatan dan menggunakan ilmu yang tidak berkaitan Masa lalu dan y.a.d. Waktu tidak terbatas Tidak terencana Tidak terminasi

Hubungan TerapeutikKesejahteraan Pertumbuhan dan belajar

Dikenal oleh P - Pas

Fokus pikiran, perasaan & TL Penyingkapan K/P

Hubungan Pengalaman

Ada keterlibatan dan menggunakan ilmu yang terkait Sekarang Terbatas Terencana Terminasi

Orientasi Lamanya

Pengungkapan Perawaan Harkat diri

Dihindari Tidak diakui

Didorong Sangat diakui

PendahuluanSalah satu keterampilan perawat dalam menghadapi pasien adalah kemampuan melakukan hubungan interpersonal

media penghubung Kemampuan hubungan interpersonal dipengaruhi oleh kemampuan perawat melakukan komunikasi terapeutik

Ketrampilan membina hubungan saling percaya

KOMUNIKASI TERAPEUTIKRelevansi antara Teori Komunikasi dengan Praktek Keperawatan karena:1.

2.

Komunikasi merupakan alat untuk membina hubungan terapeutik karena komunikasi mencakup penyampaian informasi dan pertukaran pikiran dan perasaan. Cara yang digunakan untuk mempengaruhi orang lain. Proses Keperawatan Perubahan perilaku adaptif

3. Komunikasi adalah hubungan Hubungan terapeutik Perawat - Klien

KOMUNIKASI TERAPEUTIKAdalah : - penyampaian informasi - Pertukaran perasaan dan pikiran dg cara membina hubungan yang terapeutik. Mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal1. Mudah menjalin hubungan saling percaya Kegunaan Komunikasi Terapeutik 2. Mencegah ketidakpuasan pelanggan 3. Memberi kepuasan profesional 4. Meningkatkan citra karyawan maupun RS

Tujuan komunikasi terapeutik

Realisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat terhadap diri sendiri Identitas diri serta integritas diri yang tinggi Kemampuan untuk membina hubungn interpersonal yang lebih intim Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta pencapaian tujuan personal yang realistis

Faktor Afektif yang Mempengaruhi Kemampuan Perawat dalam Melakukan Hubungan Terapeutik P-PKualitas Kepribadian Kecakapan Berkomunikasi Dimensi Respons Dimensi Tindakan Hambatan Komunikasi Terapeutik Kesadaran Diri Klarisifikasi Nilai Role Model Altruism Etik Kemampuan utk tg. jawab Tingkah Laku Verbal Nonverbal Analisa Masalah Teknik Komunikasi Ikhlas Respek Empati Konkrit Konfrontasi Segera Membuka Diri Role Play Resisten Transferen Counter Transferen Hasil Hub. Terapeutik Pasien Masyarakat Perawat

Stuart, Sundeen 1998, hal. 97

Prinsip Komunikasi TerapeutikA. Menghadirkan diri secara fisik adalah:1. Berhadapan, arti dari posisi ini "saya siap untuk anda" 2. Mempertahankan kontak mata Kontak mata yang selevel berarti menghargai dan keinginan untuk tetap berkomunikasi 3. Membungkuk ke arah pasien Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengarkan sesuatu

4.

Mempertahankan sikap terbuka Menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi dan siap membantu Tetap rileks Dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon pada pasien, walaupun pada situasi yang kurang menyenangkan.

5.

B. HADIR SECARA PSIKOLOGIK Harus mampu: - listening - mengerti seluruh pesan - mengartikan - menyimpulkan

Syarat dasar komunikasi yang efektif

Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi ataupun penerima pesan Komunikasi , menciptakan saling pengertian terlebih dahulu sebelum menyampaikan saran, informasi dan masukan

Dimensi Hubungan

Dimensi hubungan

Ketrampilan menggabungkan ketrampilan verbal dan non verbal serta sikap dan perasaan dibalik perilaku perawat. Terdiri dari dimensi responsif dimensi tindakan

Dimensi responsif

Kesejatian/keikhlasan Menghargai dan menghormati Empati merupakan kemampuan masuk kedalam kehidupan klien agar dapat merasakan pikiran dan perasaannya sehingga mampu mengidentifikasi masalah klien dan mengatasinya (Keliat, 1992) Konkrit merupakan kemampuan perawat menggunakan terminologi yang spesifik bukan abstrak seperti: memotivasi klien untuk memikirkan masalah yang spesifik

Dimensi tindakan

Konfrontasi pengekspresian perawat terhadap perbedaan pada perilaku klien untuk meningkatkan kesadaran diri klien, mencakup (Stuart and Sundeen, 1998) a. Ketidaksesuaian antara konsep diri klien dan ideal diri b. ketidaksesuaian antara ekspresi non verbal klien dan perilaku c. Ketidaksesuaian antara pengalaman klien dan perawat Kesegeraan difokuskan untuk mempelajari fungsi klien dalam hubungan interpersonal lainnya

Keterbukaan perawat tampak saat perawat memberikan informasi tentang ide, nilai, perasaan dan sikapnya sendiri Katarsis emosional klien didorong untuk membicarakan hal-hal yang sangat mengganggunya untuk mendapatkan efek terapeutik. Perawat harus mengkaji kesiapan klien terlebih dahulu. Bermain peran Membangkitkan situasi tertentu untuk meningkatkan penghayatan klien ke dalam hubungan antar manusia dan memperdalam kemampuannya untuk melihat situasi tetentu dalam sudut pandang yang berbeda

Jenis dan Teknik komunikasi

TEKNIK KOMUNIKASI1. Mendengarkan 2. Pertanyaan terbuka 3. Mengulang 4. Klarifikasi 5. Refleksi 6. Memfokuskan 7. Membagi persepsi 8. Diam 9. Memberi informasi 10. Saran 11. Menawarkan diri 12. Memberi penghargaan 13. Menawarkan informasi 14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

Jenis komunikasi terapeutik1.

2.

Mendengarkan dengan penuh perhatian Sikap yang dibutuhkan: - pandang klien saat berbicara - tidak menyilangkan kaki dan tangan - hindari gerakan yang tidak perlu Menunjukkan penerimaan Menerima bukan berarti menyetujui. Menerima adalah kesediaan untuk mendengarkan oang lain tanpa menunjukkan keraguan, seperti - menghindari perdebatan - mendengarkan tanpa memutus pembicaraan - memberi umpan balik verbal yang menyatakan perhatian

3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik. Gunakan katakata sesuai konteks budaya klien. Contoh: Tadi bapak katakan bahwa bapak memiliki 3 saudara, siapa yang paling dekat dengan bapak? 4. Mengulang ucapan klien dengan menggunaan kata-kata sendiri. memberikan umpan balik bahwa ia mengerti pesan klien. Contoh : Klien : saya tidak bisa tidur semalam Perawat : Bapak mengalami kesulitan untuk tidur .. 5. Mengklarifikasi untuk menyamakan pengertian 6. Memfokuskan Untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dimengerti

7. Menyatakan hasil observasimemberikan umpan balik kepada klien tentang hasil pengamatan (menguraikan kesan non verbal klien). Contoh : Ibu tampak tidak senang saat . 8. Menawarkan informasi memberikan tambahan informasi, dapat berupa pendidikan kesehatan. Saat ini perawat juga memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan. 9. Diam memberikan kesempatan bagi kedua pihak untuk mengorganisir pikiran masing-masing. Hal ini memerlukan ketrampilan dan ketepatan waktu. 10. Meringkas pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat.

11. Memberikan penghargaanContoh: Ibu tampak cocok dengan baju ini. 12. Memberi kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan Contoh: Apa yang sedang ibu pikirkan? 13. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan Contoh: Coba ceritakan kepada saya tentang hal itu.. 14. Menempatkan kejadian secara berurutan Contoh: Apakah yang terjadi setelah kejadian itu.

15. Refleksi memberi kesempatan pada klien untuk mengemukakan dan menerima ide serta perasaannya sendiri sebagai bagian dari dirinya. 16. Menawarkan diri syarat: tulus dan tanpa pamrih. Contoh: Masih adakah yang ingin bapak tanyakan..

HAMBATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIKMenimbulkan perasaan tegang baik bagi staf maupun pasien seperti: Kecemasan Gelisah Frustasi Cinta Kemarahan

Hambatan ada 4 jenis1. 2. 3. 4. Resistens Transferens Kontertransferens Gift Giving

1. ResistensUpaya pasien untuk tetap tidak menyadari aspek penyebab kecemasannya. Ketidaksediaan pasien untuk berubah Terjadi pada fase kerja (proses pemecahan masalah) Yang ditampilkan: Supresi & represi Devaluasi diri dan pandangan keputusasaan Hambatan intelektual Amuk dan tidak rasional

2. TransferensRespon tidak sadar dimana pasien mengalami perasaan dan sikap terhadap staf yang terkait dengan tokoh dalam kehidupannya di masa lalu. Reaksi yang muncul: Bermusuhan Tergantung

3. KontertransferensHambatan dari staf yaitu respon emosional specifik dari staf terhadap pasien yang tidak tepat dalam isi maupun konteks hubungan terapeutik atau ketidaktepatan dalam intensitas emosi. Cermin konflik terdahulu yang terkait dengan Otoritas Keasertifan Kemandirian Contoh kontertransferens: Tidak mampu berempati Menekan perasaan Perasaan marah Melamun

4. Gift GivingMisal: Hubungan profesional menjadi hubungan sosial Menerima hadiah Menghadiri acara sosial, dll

CARA MENGATASI1.

2.

Kemampuan mengungkapkan perasaan emosional saat konteks hubungan P P Gali perilaku pasien maupun perawat