norbaiti inquiry

download norbaiti inquiry

of 112

Transcript of norbaiti inquiry

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    1/112

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk menguasai dan terampil

    dalam penyampaian materi pelajaran. Guru mempunyai peranan penting dalam

    menentukan kualitas siswa di dalam kelas. Mengingat begitu pentingnya peranan

    guru dalam pendidikan, maka guru dituntut lebih profesional dalam mengelola

    kegiatan belajar mengajar. Pengelolaan yang dimaksud adalah peningkatan dalam

    menjabarkan tujuan intruksional umum, pemakaian metode mengajar,

    menyempurnakan media pengajaran, penguasaan materi pengajaran dan strategi

    belajar mengajar.

    Proses belajar mengajar merupakan hubungan timbal balik antara guru dan

    siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif. Belajar merupakan suatu proses aktifdalam memperoleh pengamalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan

    perubahan tingkah laku.

    Pada saat ini mengarah pada belajar aktif yaitu memberikan peranan yang

    aktif kepada siswa dalam proses belajar mengajar. Keaktifan siswa dalam belajar

    dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi yang diajarkan dan selanjutnya

    akan mempengaruhi hasil belajar. Namun, pada kenyataannya siswa lebih senang

    menerima informasi dari guru dan tidak mempunyai inisiatif dalam mencari

    informasi tentang materi yang akan dipelajari. Hal inilah yang menyebabkan sulitnya

    menciptakan suatu kondisi belajar yang aktif. Kondisi ini mengakibatkan prestasi

    belajar siswa rendah karena motivasi dan aktivitas belajar siswa yang tidak optimal

    1

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    2/112

    khususnya mata pelajaran sejarah nilai rata-rata ujian yang diterima siswa pada

    semester sebelumnya hanya 5,4. Hal ini menyebabkan tidak tercapainya ketuntasan

    dalam belajar sejarah pada siswa kelas V.Rendahnya hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran sejarah dapat

    dilihat

    1. Rendahnya minta siswa terhadap pelajaran sejarah,

    2. Banyak anak didik yang tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang

    diberikan oleh guru,

    3. Tingkat aktifitas siswa sangat minim seperti kurangnya aktifitas siswa

    dalam menjawab pertanyaan guru,

    4. Siswa kurang mampu untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri,

    5. Siswa kurang mampu untuk bertanya hal ini disebabkan carangnya guru

    pengajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

    materi yang tidak dimengerti,Melihat kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian demi

    terciptanya situasi belajar aktif. Metode yang akan digunakan peneliti dalam

    penelitian ini adalah metode inquiry. Karena dalam metode inquiry ini siswa

    dilibatkan secara aktif sehingga dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya,

    serta siswa juga belajar bekerja secara sistematis dan terarah dalam memecahkan

    msalah.

    Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

    dengan judul PenggunaanMetode Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

    Sejarah Kelas V di SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir Tahun Pelajaran

    2007-2008

    2

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    3/112

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diajukan

    adalah sebagai berikut: Bagaimanakah Pelaksanaan Pembelajaran denganmenggunakan Metode Inquiry dalam meningkatkan Hasil Belajar siswa pada

    pelajaran IPS-Sejarah Kelas V di SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir Tahun

    Pelajaran 2007-2008?

    C. Cara Pemecahan Masalah

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka alternatif cara pemecahan

    sebagai berikut :

    1. Dalam memberikan materi guru pertama kali harus memberikan penjelasan,

    instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan.

    2. Untuk mengetahui pemahaman siswa guru memberikan tugas kepada peserta

    didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada

    proses pembelajaran yang dialami siswa

    3. Guru harus memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang

    mungkin membingungkan peserta didik dalam strategi pelaksanaan inquiry

    4. Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat

    dipertanggungjawabkan

    D. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian Penggunaan Metode Inquiry Untuk

    Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kelas V di SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan

    Hilir Tahun Pelajaran 2007-2008adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui tentang metode Inquiry

    2. Untuk mengetahui penggunaan metode Inquiry

    3

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    4/112

    E. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian Peningkatan Hasil Belajar Dengan menggunakan metode

    Inquiry Kelas V di SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2007-2008 iniantara lain:

    1. Bagi Siswa

    a. Dapat meningkatkan hasil belajar Siswa

    b. Dapat meningkatkan aktivitas dan minat siswa dalam

    memahami konsep materi yang dipelajari antara lain:

    - Aktifitas Bertanya

    - Aktifitas Menjawab

    - Aktifitas memecahkan masalah

    2. Bagi Guru

    a. Dapat menentukan tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan

    penguasaan materi pelajaran IPS-Sejarah melalui metode inquiryb. Dapat memahami masalah yang dihadapi siswa dalam pelajaran IPS-

    Sejarah

    c. Dapat lebih efisien dalam waktu dan tenaga.

    3. Bagi Sekolah

    Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala sekolah untuk meningkatkan

    kualitas guru dan meningkatkan hasil belajar di sekolah.

    4

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    5/112

    5

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A.. Tinjauan Pustaka

    1. Pengertian Belajar

    Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan, dan

    sikap. Belajar dimualai dari masa kecil sampi akhir hayat seseorang. Belalajar

    merupakan suatu proses di mana organisme berubah perilakunya yang diakibatkan

    oleh pengalaman. Demikian juga Harold Spear mendefinisikan bahwa belajar terdiri

    dari pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru. Belajaradalah perubahan

    perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melaluipengamatan,

    pendengaran, membaca, dan meniru.

    Belajar memberi kontribusi terhadap adaptasi yang diperlukanuntuk

    mengembangkan proses yang logis, sehingga perkembangan tingkah laku (behavior)adalah hasil dari efek belajar yang komulatif. Aderusliana (2007:1). Lebih lanjut ia

    menjelaskan bahwa belajar itu bukan proses tunggal.

    Menurut pendapat Yadi (2008:1) belajar merupakan tindakan dan perilakusiswa yang komplek. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswasendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Proses belajarterjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan,

    tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang

    berlangsung secara progressif. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada

    saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.

    5

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    6/112

    Kemampuan-kemampuan diperoleh pembelajar (peserta didik) dari :

    1. Stimulus dan lingkungan

    2. proses kognitifbelajar dapat dikategorikan sebagai berikut :

    1. informasi verbal

    2. skil Intelektual

    3. perilaku

    4. strategi kognitif

    2. Hasil Belajar

    Hasil belajar merupakan penerapan akhir dalam melaksanakan aktivitas

    belajar. Hasil belajar adalah sega sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat

    dari kegiatan belajar yang dilakukan. Sudjana (1991:14) hasil belajar merupakan

    kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

    Menurut pendapat Sudjana (1991:14), dalam bukunya mengemukakan

    bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimilki siswa setelah menerima

    pengetahuan dari belajar. Hasil belajar adalah output yang dicapai berkat adanya

    proses pembelajaran.

    Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang

    bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum.Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi

    pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan

    serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

    Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan

    tengah semester (Sub sumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif).

    6

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    7/112

    3. Tipe tipe Hasil belajar

    Menurut Nana Sudjana (1991:50) tipe hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga

    bagian, yakni sebagai berikut:a. Tipe Hasil belajar bidang kongnitif

    Yang dimaksud dengan hasil belajar bidang kognitif adalah merupakan

    belajar di bidang penguasaan intelektual.

    Tipe hasil belajar bidang kognitif terbagi menjadi beberapa bagian yakni

    sebagai berikut:

    1. Tipe Hasil belajar pengetahuan hafalan

    Pengetahuan hafalan dimaksudkan sebagai terjemahan dari knowledge dari

    Bloom. Cakupannya termasuk pengetahuan yang sifatnya faktual, disamping

    pengetahuan yang menghasilkan hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan.

    Peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus dan lain-lain.

    2. Tipe hasil belajar pemahamanTipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingat dari tipe hasil belajar

    pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menagkap makna atau

    arti dari sesuatu konsep. Ada tiga macam pemahaman yang berlaku umum yakni:

    - pemahaman terjemahan yakni keanggupan

    memahami makna yang terkandung

    didalamnya. Misalnya memahami kalimat

    bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia

    - pemahaman penafsiran misalnya memahami

    grafik, menghubungkan dua konsep yang

    berbeda

    7

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    8/112

    - Pemahaman Ekstrapolasi yakni kesanggupan

    melihat dibalik yang tertulis tersirat dan

    tersurat , meramalkan sesuatu ataumemperluas wawasan

    3. Tipe hasil belajar penerapan

    Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi suatu konsep,

    ide, rumus hukum dalam situasi yang baru Aplikasi bukan keterampilan motorik

    tapi lebih banyak keterampilan mental.

    Tingkah laku oprasional untuk merumuskan tujuan instruksional biasanya

    menggunakan kata-kata menghitung, memecahkan, mendemostrasikan,

    mengungkapan, menjalankan, menggunakan, menghubungkan, mengerjakan

    mengubah, menunjukan proses, memodifikasi mengurutkan dan lain-lain

    4. Tipe hasil belajar analisis

    Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas belakang(kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti

    atau mempunyai tingkatan/hirarki

    5. Tipe hasil belajar sintesis

    Sintesis adalah lawan analisis. Bila pada analisis tekanan pada suatu

    kesanggupan menyatukan unsur atau menjadi bagian suatu integritas

    6. Tipe Hasil belajar Evaluasi

    Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu

    berdasarkan Judgment yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya. Tipe hasil

    belajar ini dikategorikan paling tinggi dan tergantung semua tipe hasil belajar yang

    telah dijelaskan sebelumnya. Dalam tipe ini tekanan pada pertimbangan sesuatu nilai

    8

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    9/112

    mengenai baik tidaknya tepat tidaknya, dengan menggunakan kriteria tertentu.

    b. Tipe hasil belajar bidang afektif

    Bidang afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberap[a ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah

    menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Hasil belajar bidng afektif kurang

    memndapat perhatian guru

    Ada bebrapa tingkat bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkat

    tersebut dimulai tingkat yang dasar/ sederhana sampai tingkat yang kompleks

    1. Kepekaan, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi)

    dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi, gejala

    dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulasi,

    kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

    2. Jawaban Yakni reaksi yang diberikan seseoarang terhadap stimulasi yang

    datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasandalam menjawab stimulasi dari luar yang datang kepada dirinya.

    3. Penilaian yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala

    atau stimulus tadi, dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesedian

    menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan

    kesepakatan terhadap nilai tersebut.

    4. Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam satu sistem organisasi

    termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan,

    dan proritas nilai yang telah dimilikinya.

    5. Karakteristik nilai atau internjalisasi nilai yakni keterpaduan dari semua

    system nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola

    9

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    10/112

    kepribadian dan tingkah lakunya. Disini termasuk keseluruhan nilai dan

    karakteristiknya.

    c. Tipe hasil belajar bidang psikomotor

    Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan

    kemampuan bertindak individu (seseorang)

    Ada 5 tingkat keterampilan

    1. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)

    2. Keterampilan pada gerakan gerakan dasar

    3. Kemampuan perceptual termasuk di dalamnya membedakan visual

    membedakan audit motorik dan lain-lain

    4. Kemampuan bidang fisik misalnya kekuatan sederhana sampai pada

    keterampilan yang kompleks5. Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti

    gerakan ekspresif, interpretatif.

    Tipe hasil belajar yang dikemungkakan di atas sebenarnya tidak berdiri

    sendiri, tapi selalu berhubungan satu sama lain bahkan ada dalam kebersamaan

    4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah:

    a. Faktor Internal

    Faktor internal ini adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yaitu

    - Aspek biologi yang berhubungan dengan keadaan fisik, atau jasmani

    individu diantaranya kondisi fisik yang normal dan kesehatan.

    10

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    11/112

    - Aspek Psikologi yang behubungan dengan kondisi mental siswa.

    b. Faktor Eksternal

    yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang mempengaruhi hasilbelajar siswa.

    - Faktor sosial berupa motivasi dari lingkungan social siswa untuk

    memberikan motivasi dalam proses belajar siswa serta dukungan

    dari guru untuk merangsang siswa agar lebih aktif .

    - Faktor non sosial biasanaya didapat siswa dari orang tua dan

    famili yang memberikan motivasi dari siswa agar mampu

    meningkatkan hasil belajar siswa tersebut

    - Faktor Sekolah yaitu faktor yang didapat dan berasal dari lingkungan

    sekolah

    - Guru / pendidik memberikan motivasi didalam kegiatan belajar

    - Metode mengajar juga mempengaruhi hasil belajar siswa sepertimetode yang mampu merangsang siswa supaya siswa lebih aktif

    didalam kegiatan belajar.

    5. Jenis Bentuk Hasil Belajar

    a. Berpikir (kognitif)

    Kemampuan siswa dalam berpikir secara simbolis dan bias memahamisesuatu secara bermakna tanpa memerlukan objek yang konkrit atau bahkan objek

    yang visual, siswa telah memahami hal-hal yang bersifat imajinatif.

    Siti Astuti (2008:08) ada enam kecerdasan dalam Multiple Intelligentyang

    yaitu :

    1. kecerdasan linguistik (kemampuan berbahasa yang fungsional)

    11

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    12/112

    2. kecerdasan logis matematis (kemampuan berpikir yang runtut)

    3. kecerdasan musikal (kemampuan menangkap dan menciptakan pola nada dan

    irama)4. kecerdasan spasial (kemampuan membentuk imaji mental yang realitas)

    5. kecerdasan kinestetik-ragawi (kemampuan menghasilkan gerakan motprik

    yang halus)

    6. kecerdasan interapribadi (kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan

    mengembangkan jati diri), kecerdasan antar pribadi (kemampuan memahami

    orang lain).

    b. Menentukan sikap (Afektif)

    Ranah afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap

    peserta didik. Ririn Ozzy Permatasari (2008:11) memberikan defenisi tentang

    ranah afektif yang terbagaiatas lima tataran afektif, yaitu sebagai berikut :

    1. Sadar akan situasi, fenomena, masyarakat, dan objek di sekitar.2. Renponsif terhadap stimulus-stimulus yang ada dilingkungan mereka

    3. Bias menilai

    4. Sudah mulai bisa mengorganisir nilai-nilai dalam suatu system, dan

    menentukan hubungan diantara nilai-nilai yang ada

    5. Sudah mulai memiliki karakteristik.

    Pemahaman terhadap apa yang dirasakan dan direspon dan apa yang diyakini

    dan diapresiasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penguasaan berbagai

    materi pembelajaran,yang meliputi :

    1. kecemasan, yang meliputi rasa frustasi, khawatir

    dan tegang.

    12

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    13/112

    2. Dorongan untuk melakukan suatu kegiatan

    3. Keberanian mengambil risiko

    4. Sifat yang berkaitan dengan perlibatan diri individupada perasaan orang lain.

    5. Penghargaan yang diberikan seseorang kepada

    dirinya sendiri.

    6. Sikap mempertahankan diri atau melindungi ego.

    6. Penilaian Hasil Belajar

    Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam dua ranah (domain),

    yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan), (2)

    domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antar pribadi dan

    kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional).

    Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang

    kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar

    maupun hasil belajar. Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya

    adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi

    dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan

    berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah

    atau lebih. Berdasarkan indikator-indikator ini dapat ditentukan cara penilaian yangsesuai, apakah dengan tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan

    perseorangan atau kelompok. Untuk itu, ada tujuh teknik yang dapat digunakan,

    yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek,

    penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

    a. Penilaian Unjuk Kerja

    13

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    14/112

    1. Pengertian

    Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan

    mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok

    digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik

    melakukan tugas tertentu seperti:, presentasi, diskusi, Cara penilaian ini dianggap

    lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan

    kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

    Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut

    a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik

    untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

    b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja

    tersebut.

    c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk

    menyelesaikan tugas.

    d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak,

    sehingga semua dapat diamati.

    e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang

    akan diamati

    2. Teknik Penilaian Unjuk Kerja

    Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk

    menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan

    berbicara peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara

    yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil. Dengan demikian, gambaran

    kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta

    14

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    15/112

    didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:

    a. Daftar Cek

    Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-

    tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila

    kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat

    diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai

    hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak

    dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun

    daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.

    b. Skala Penilaian

    Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan

    penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena

    pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala

    penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak

    kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk

    memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu

    orang, agar hasil penilaian lebih akurat.

    b. Penilaian Sikap

    1. Pengertian

    Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan

    kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai

    ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.

    Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang

    15

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    16/112

    diinginkan.

    Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif.

    Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau

    penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan

    atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah

    kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu

    berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

    Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran

    berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.

    Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap

    positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta

    didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi

    motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.

    Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif

    terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru

    akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian,

    peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan

    sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.

    Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki

    sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses

    pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan

    teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik,

    nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta

    didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

    16

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    17/112

    Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu

    materi pelajaran.

    Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang

    relevan dengan mata pelajaran.

    2. Teknik Penilaian Sikap

    Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-

    teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan

    laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan

    sebagai berikut.

    a. Observasi perilaku

    Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang

    dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami

    sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru

    dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil

    pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.

    Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku

    catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik

    selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.

    b. Pertanyaan langsung

    Kita juga dapat menanyakan secara langsung atau wawancara tentang sikap

    seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan

    peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah

    mengenai "Peningkatan Ketertiban".

    17

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    18/112

    Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban

    dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam

    penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakanteknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.

    c. Laporan pribadi

    Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuatulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah,

    keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik

    diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi

    akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik

    tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.

    c. Penilaian Tertulis

    1. Pengertian

    Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan

    tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam

    bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon

    dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain

    seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.

    2. Teknik Penilaian

    Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:

    a. memilih jawaban, yang dibedakan menjadi:

    18

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    19/112

    1) pilihan ganda

    2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)

    3) menjodohkan4) sebab-akibat

    b. mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:

    1) isian atau melengkapi

    2) jawaban singkat atau pendek

    3) uraian

    Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal

    berikut.

    a) Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang

    akan diuji;

    b) materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi,

    kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum;

    c) konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas

    dan tegas;

    d) bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan

    kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.

    digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.

    a. Penilaian kompetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta

    didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan

    keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata

    pelajaran tertentu. Penilaian diri peserta didik didasarkan atas

    kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

    19

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    20/112

    b. Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat

    diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan

    perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya,peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan

    kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

    Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan

    kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara

    lain:

    1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik,

    karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai

    dirinya sendiri;

    2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan

    dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian,

    harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan

    kelemahan yang dimilikinya;

    3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta

    didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk

    jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

    2. Teknik Penilaian

    Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh

    karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui

    langkah-langkah sebagai berikut.

    a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.

    b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.

    20

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    21/112

    c) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar

    tanda cek, atau skala penilaian.

    d) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.e) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong

    peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat

    dan objektif.

    f) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil

    kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.

    7. Metode Inguiry

    Metode inquiry adalah cara menyampaikan bahan pelajaran dengan

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi

    intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusun sendiri untuk menemukansesuatu sebagai jawaban dari permasalahan yang dihadapkan padanya melalui

    proses informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis. Metode inquiry

    adalah metode yang ditekankan pada penemuan dan pencarian jawaban sendiri

    terhadap permasalahan yang dihadapi secara aktif, sehingga dapat mengembangkan

    potensi intelektual siswa dan menggunakan pola berfikir kritis dan sistematis yang

    akhirnya akan mendapatkan suatu penemuan yang benar-benar bermakna dan

    memberikan suatu hasil yang baik untuk siswa .

    Berikut adala proses inquiry :

    21

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    22/112

    Proses Inkuiri

    Metode inquiry adalah cara menyampaikan bahan pelajran dengan

    memberika kesempatan kepada siswa untuk mengembagkan potensi intelektualnya

    dalam jalinan kegiatan yang disusun sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai

    jawaban dari permasalahan yang dihadapkan padanya melalui proses informasi serta

    pemikiran yang logis, kritis dan sistematis.

    Metode inquiry adalah metode yang ditekanklan pada pemenuan dan

    pencarian jawaban sendiri terhadap permasalahan yang dihadapi secara aktif,

    sehingga dapat mengembangkan potensi intelektual siswa dan menggunakan pola

    berfikir kritis dan sistematis yang akhirnya akan mendapatkan suatu penemuan yang

    benar-benar bermakna dan memberikan suatu hasil yang baik untuk siswa .

    22

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    23/112

    Penggunaan Metode Inquiry

    Metode inquiry menurut Suryosubroto (2002:192), adalah perluasan proses

    discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inqury mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan

    problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan

    menganalisa data, manarik kesimpulan dan lain sebagainya.

    Pengunaan metode inquiry ini dapat digunakan apabila :

    1. Ingin meningkatkan kadar pengertian keaktifan siswa

    2. Bahan pengajaran mengandung problem yang dapat dipecahkan sesuai

    dengan tingkat kematangan siswa.

    Landasan pemikiran dalam metode inquiry ini adalah bahwa dengan cara ini

    lebih mudah dihafal dan diingat, mudah ditafsirkan (untuk menghadapi pemecahan

    masalah), pengetahuan dan kecakapan (intelektual potency) siswa yang

    bersangkutan. Lebih jauh lagi dapat menumbuhkan motif intrinsik dikarenakansiswa merasa puas dengan jawabannya sendiri.

    Ada beberapa keuntungan dari penggunaan metode inquiry, yaitu sebagai

    berikut :

    1. Siswa menjadi lebih aktif

    2. Dapat meningkatkan kemampuan intelektual siswa

    3. Meningkatkan kadar penghayatan cara berfikir dan cara hidup yang tepat

    dalam berbagai situasi nyata.

    Adapun langkah-langkah umum dalam melaksanakan metode inquiry adalah

    sebagai berikut :

    1. Identifikasi kebutuhan ssiswa

    23

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    24/112

    2. Seleksi pendahulun terhadap prisnsip-prinsip pengertian, konsep dan

    generalisasi yang akan dipelajari.

    3. Seleksi bahan dari problem atau tugas-tugas4. Membantu meperjelas

    a. Problem yang akan diteliti

    b. Peran masing-masing siswa

    5. Menchek pemahaman siswa terhadap masalah yang dipecahkan

    6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan penemuan

    7. Membantu siswa dengan informasi

    8. Merasang terjadinya interaksi antar siswa

    9. Memuji siswa yang giat dalam proses penemuan.

    Selain itu guru yang merapkan metode ini harus juga memperhatikan faktor-

    faktor sebagai berikut:

    1. Kesesuaian dengan tujuan pengajaran2. Kesesuaian dengan materi pengajaran

    3. Kesesuaian dengan sumber dan fasilitas yang tersedia

    4. Kesesuaian dengan situasi dan kodisi belajar mengajar

    5. Kesesuaian dengan kondisi siswa

    6. Kesesuaian dengan waktu yang tersedia

    Di samping kesesuaian tersebut dalam praktek pengajaran guru harus

    memahami fungsi dan kegunaan serta batas-batas penggunaan suatu metode. Hal ini

    jelas merupakan tuntutan yang dihadapi dalam penyelengarakan rpses belajar

    mengajar. Dari langkah-langkah yang dikemukakan diatas digarapkan dapat

    mengembagkan cara berfikir siswa.

    Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk

    24

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    25/112

    menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta

    didik sebagai subyek belajar yang aktif(Mulyasa , 2002:234).

    Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru

    tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru

    berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru

    perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan

    saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar

    melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan

    materi pembelajaran yang bervariasi. Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadariapa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode

    ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik

    memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan

    nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk

    produktif, analitis, dan kritis. Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah

    menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta

    menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab

    permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya adalah menggunakan

    kesimpulan untuk menganalisis data yang baru (Mulyasa, 2002:235).

    a. Strategi Pelaksanaan Inquiry

    Strategi pelaksanaan inquiry adalah:

    a. Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan

    terhadap materi yang akan diajarkan.

    b. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab

    pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses

    pembelajaran yang dialami siswa.

    c. Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan

    25

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    26/112

    yang mungkin membingungkan peserta didik.

    d. Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari

    sebelumnya.

    e. Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan

    yang dapat dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2002:236).

    Metode inquiry menurut Rostiyah (1989:75), merupakan suatu teknik ataucara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, di mana guru membagitugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, danmasing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudianmereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelahhasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang

    tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, danterjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskansebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masihada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan.

    B. Kerangka Berpikir

    Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat diungkapkan penjelasan mengenai

    metode inquiri karena metode ini menekankan pada penemuan dan pemecahan

    masalah secara berkelanjutan. metode ini mendorong siswa berpikir secara ilmiah,

    kreatif, intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif,

    jujur dan terbuka. Metode inquiry menuntut peserta didik memproses pengalaman

    belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian ,

    melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.

    Dengan metode inquiry siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide

    dengan lebih baik. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi

    proses belajar yang baru. mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas

    inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka. Mendorong siswa untuk

    berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri. Memberi kepuasan yang

    bersifat intrinsik. Situasi pembelajaran lebih menggairahkan. Dapat mengembangkan

    26

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    27/112

    bakat atau kecakapan individu. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

    Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional. Dapat memberikan waktu kepada

    siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi

    informasi.

    Dari uraian itu jelas nampak bahwa dengan metode inquiry siswa benar-benar

    dilibatkan secara penuh dalam proses belajar sehingga siswa dituntut untuk

    membaca, memahami materi, menyampaikan pendapat menanggapi pendapat teman,

    memberikan saran dan juga menerima saran teman. Hal ini berarti dengan metode

    inquiry dapat meningkatkan akifitas belajar siswa.

    C. Hipotesa Tindakan

    Berdasarkan teori dan kerangka berpikir diatas maka hipotesis yang diajukan

    dalam penelitian ini yaitu: Metode Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa

    Kelas V di SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir pada mata pelajaran Sejarah.

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Setting Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, penelitian tindakan kelas

    ini dilaksanakan di Kelas V di SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir Tambusai

    27

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    28/112

    Kabupaten Rokan Hulu Tahun Pengajaran 2007/2008, dengan waktu penelitian

    dimulai dari Bulan April - Mei 2007. Alokasi waktu 2 x 35 menit dalam satu kali

    pertemuan dilakukan dengan dua siklus dimana dalam setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah : Siswa Kelas V di SDN 028 Sintong

    Kabupaten Rokan Hilir Tahun Pengajaran 2007/2008 dengan jumlah siswa 25 yang

    terdiri dari 15 murid laki-laki dan 10 murid perempuan.

    B. Variabel yang diteliti

    Aktivitas Guru dan Aktivitas siswa adalah sebagai berikut:Metode Inqury merupakan metode pembelajaran dimana guru membagi

    tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan

    masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian

    mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah

    hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan. Dalam metode inquiry ada

    beberapa indikator, antara lain:

    1. Indikator tentang Metode Inquiry (variabel X)

    Membuat jadwal pelajaran.

    Menyediakan materi pelajaran yang diperlukan sebelum belajar.

    Siswa mencari Permasalahan daru pembelajaran yang dipelajari .

    Siswa menguasai materi pelajaran.

    Mengulangi bahan pelajaran.

    Mengerjakan tugas yang diberikan guru./menyimpulkan materi

    pelajaran.

    2. Indikator tentang hasil belajar

    Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu

    28

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    29/112

    materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif

    Indikator hasil belajar yang diperoleh siswa pada setiap pertemuan (variabel

    Y). Nilai yang diperoleh tersebut dapat dikategorikan dengan amat baik, baik, cukup

    dan kurang yakni:

    1. Nilai yang berkisar antara 85-100 dapat dikategorikan dengan kategori amat

    baik.

    2. Nilai yang berkisar antara 70 84 dapat dikategorikan dengan kategori baik

    3. Nilai yang berkisar antara 50-69 dapat dikategorikan dengan kategori cukup

    4. Nilai yang berkisar antara 0-49 dapat dikategorikan dengan kategori kurang.

    a. Rencana Tindakan

    Prosedural penelitian ini tunduk pada prinsip dan tahap-tahapnya yang

    terdiri dari 4 tahap :

    1. Tahap Perencanaan

    1. Menyusun RPP2. Menyusun Skanario Pembelajaran

    3. Menyiapkan Materi pembelajran

    4. Menyusun Tugas kelompok

    5. Menyiapkan lembaran observasi

    6. Menentukan observer

    2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

    a. Pendahuluan (10 Menit)

    - Guru menciptakan kondisi awal pembelajaran

    - Guru memotivasi siswa sebagai pebuka pembelajaran

    - Guru melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal siswa

    29

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    30/112

    b. Kegiatan Inti (40 Menit)

    - Guru menyeleksi bahan pelajaran

    - Guru membantu siswa dalam memperjelas materi pelajaran- Siswa Siswa mencari pemecahan dari problem atau menyelesaikan

    tugas-tugas yang diberikan oleh guru

    - Guru Mengecek pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

    - Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan

    penemuan

    - Siswa mencari dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh

    guru

    - Guru membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas dengan

    memberikan informasi

    - Guru merangsang siswa untuk berinteraksi antar siswa dalam

    membahas materi Pelajaran- Guru memuji siswa yang giat dalam proses penemuan

    c. Penutup (20 Menit)

    - Guru dan siswa merangkum Pelajaran

    - Guru melakukan Evaluasi

    3. Tahap Observasi

    a. Observer

    melakukan

    pengamatan

    atas

    aktivitas

    guru dan

    30

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    31/112

    siswa

    selama

    kegiatan

    pembelajara

    n

    berlangsung

    b. Melakukan

    pencatatan

    atas hasil

    pengamatanke dalam

    lembaran

    observasi

    c. Menyimpul

    kan hasil

    pengamatan

    untuk

    mendapatka

    n

    keberhasila

    n dan

    kekurangan-

    kekurangannya.

    4. Tahap Refleksi

    1. Observer Menyampaikan hasil observasi kepada guru

    2. Guru bersama observer melakukan diskusi dan kemungkinan-kemungkinan

    penyebab kurang berhasilnya pencapaian tujuan

    31

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    32/112

    3. Menyusun rencana tindakan perbaikan untuk siklus berikutnya.

    D. Data dan cara pengambilannya

    a. data hasil belajar : diperoleh melalui tes tertulis

    b. data tentang situasi pembelajaran, diperoleh melalui lembar observasi

    Aktivitas Guru dan Aktifitas Siswa

    c. data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan

    didapat dari rencana pembelajaran dan lembar obervasi.

    E. Indikator kinerja

    Setelah Rencana Pembelajaran IPS dengan, metode Inquir untuk meningkatkan

    hasil relajar siswa yang akan dilaksanakan di kelas dimana Indikator dicapai dengan

    cara:

    a. Menggunakan Lembaran Observasi

    b. Dengan Menggunakan Test TertulisF. Teknik Analisis Data

    Selama penerapan tindakan dilaksanakan, peneliti akan membuat beberapa

    catatan tentang bagaimana siswa bereaksi terhadap tindakan dan hambatan dalam

    menerapkan tindakan tersebut. Peneliti akan mengajar siswa dengan metode Inquiry

    kemudian peneliti mengamati efek dari pembelajaran dengan metode Inquiry

    terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Setelah itu, peneliti akan mengidentifikasi

    tindakan yang berhasil dan yang tidak berhasil. Sebuah tindakan dapat dikatakan

    berhasil apabila tindakan tersebut dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk

    berperan aktif di dalam proses pembelajaran IPS dan kemampuan yang diperoleh

    siswa minimal 85% bernilai 6,5 .

    32

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    33/112

    1. Daya Serap

    Daya serap siswa diperoleh dengan menggunakan rumus :

    %100xBSJBDS=

    Keterangan :

    DS : Daya Serap

    JB : Jawaban Benar

    BS : Jumlah Butir Soal

    Tabel 3.1. Daya Serap

    % Interval Kategori

    85 100

    70 84

    50 69

    0 49

    Amat Baik

    Baik

    Cukup

    Kurang

    b. Ketuntasan Belajar Siswa

    Pengukuran dalam penguasaan materi pelajaran mengacu kepada ketuntasan

    belajar. Ketuntasan belajar siswa terbagi dua, yaitu :

    a. Secara individu dengan rumus :

    %100xSM

    SSKI=

    Keterangan :

    KI : Ketuntasan belajar individu

    SS : Skor yang diperoleh siswa

    SM : Skor maksimal

    Dengan kriteria tersebut apabila siswa telah mencapai 65% dari jumlah soal

    33

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    34/112

    yang diberikan atau dengan nilai 6,5 maka siswa dikatakan tuntas , keterangan :

    Tabel 3.2. Ketentuan Belajar Siswa

    % Interval Kategori70 100

    65 69

    60 65

    55 60

    0 - 55

    Amat Baik

    Baik

    Cukup

    Kurang

    Kurang Baik

    b. Ketentuan secara klasikal dengan rumus :

    %100xJS

    JTKK=

    keterangan :

    KK : Persentase ketentuan belajar secara klasikal

    JT : Jumlah siswa yang tuntas

    SS : Jumlah seluruh siswa

    Dengan kriteria apabila suatu kelas mencapai 85% dari jumlah siswa yang

    tuntas dengan nilai 6,5 maka kelas itu dikatakan tuntas.

    3. Aktivitas Belajar Siswa

    Aktivitas belajar siswa diukur dengan observasi kualitatif yaitu ya atau tidak,

    selanjutnya data yang diperoleh diolah denga rumus :%100x

    N

    FP=

    Keterangan :

    P : Angka persentase

    N : Banyaknya individu

    34

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    35/112

    F : Frekuensi aktivitas siswa

    Tabel 3.3 Interval dan Kategori Aktivitas Siswa

    % Interval Kategori75 100

    65 74

    55 64

    64

    Amat Baik

    Baik

    Kurang

    Kurang Baik

    4. Aktivitas Guru

    Observasi aktivitas guru dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan

    pembelajaran. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan

    lembaran observasi. Adapun aktivitas guru yang diamati meliputi kegiatan

    pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Sedangkan kategori aktivitas guru disajikan

    pada tabel di bawah ini :

    Tabel 3.4. Kategori Aktivitas Guru

    No

    .

    Interval (%) Kategori

    1

    2

    3

    4

    85 100

    71 84

    55 70

    64

    Baik Sekali

    Baik

    Cukup

    Kurang

    35

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    36/112

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. DESKRIPSI SETTING PENELITIAN

    Penelitian ini dilakukan di SDN 028 Sintong Tahun Pelajaran 2007-2008,

    dengan jumalah ruangan 9, jumlah guru 15 orang, 1 kepala sekolah dan 2 orang

    komite sekolah, sementara jumlah siswa sebanyak 294 orang siswa terdiri dari 6

    kelas yaitu kelas I, kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V, kelas VI dan 1 perpustakaan.

    B. DESKRIPSI PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

    Kegiatan pembelajaran yang merupakan bagian inti dari penelitian iniselain

    itu juga menginformasikan dan mensosialisasikan kembali langkah-langkah

    pembelajaran yang perlu diketahui oleh siswa. Adapun Penelitian ini dilaksanakan

    36

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    37/112

    35dalam dua siklus yaitu Siklus 1 dan Siklus 2, pada pokok bahasan Peranan Pejuang

    dan Masyarakat dalam mempertahankan kemerdekaan dengan sub pokok peristiwa

    disekitar proklamasi dan pada siklus kedua adalah perumusan dasar negara.Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dengan waktu 2 x 35 menit,

    tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa Kelas V SDN 028 Sintong Kabupaten

    Rokan HilirTahun Pelajaran 2007-2008, sementara pelaksanaan observasi aktifitas

    guru dilakukan oleh satu orang observer pada setiap pertemuan.

    Siklus I

    1. Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama

    Pada pertemuan Pertama dalam siklus pertama terlihat proses pembelajaran

    dengan menggunakan metode Inquiri. Pada tahap pendahuluan (10 menit) guru

    menertibkan suasana kelas, guru menuliskan dan memaparkan tujuan pembelajaran

    pada pokok bahasan Peranan Pejuang dan Masyarakat dalam mempertahankankemerdekaan(peristiwa disekitar proklamasi) yang akan dicapai sehingga siswa

    lebih terpusat pada hal-hal yang penting dari materi kemudian memotivasi siswa

    dengan mengajukan pertanyaan tentang beberapa negara yang menjajah di

    Indonesia?

    Dalam kegiatan Inti (40 menit) guru menyuruh siswa membaca materi pokok

    perumusan dasar negara( peristiwa disekitar proklamasi), guru mengorganisir siswa

    kedalam beberapa kelompok kemudian guru membimbing siswa dalam berdiskusi,

    guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi

    kelompok

    Pada kegiatan penutup (20 menit) guru menyimpulkan materi perumusan

    37

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    38/112

    dasar negara( peristiwa disekitar proklamasi) kemudian guru memberikan evaluasi

    soal dalam bentuk obyektif.

    Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Kedua

    Pada pertemuan kedua dalam siklus pertama terlihat proses pembelajaran

    dengan menggunakan metode Inquiri. Pada tahap pendahuluaan (10 menit) guru

    menertibkan suasana kelas, guru menuliskan dan memaparkan tujuan pembelajaran

    pada pokok bahasan perumusan dasar negara( peristiwa disekitar proklamasi) yang

    akan dicapai sehingga siswa lebih terpusat pada hal-hal yang penting dari materi

    kemudian memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan supaya lebih aktif

    dalam berfikir menemukan permasalahan,seperti Sebutkan ciri-ciri dari negara

    berkembang dan negara maju?

    Dalam kegiatan Inti (40 menit) guru menyuruh siswa membaca materi pokok

    perumusan dasar negara ( peristiwa disekitar proklamasi), guru mengorganisir siswa

    kedalam beberapa kelompok kemudian guru membimbing siswa dalam berdiskusi,guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi

    kelompok

    Pada kegiatan penutup (20 menit) guru menyimpulkan materi perumusan

    dasar negara ( peristiwa disekitar proklamasi) kemudian guru memberikan evaluasi

    soal dalam bentuk obyektif.

    Pada pertemuan pertama dalam siklus pertama terlihat proses pembelajaran

    dengan menggunakan metode Inquiri. Pada tahap pendahuluaan (10 menit) guru

    menertibkan suasana kelas, guru menuliskan dan memaparkan tujuan pembelajaran

    pada pokok bahasan Peranan Pejuang dan Masyarakat dalam mempertahankan

    kemerdekaan (peristiwa disekitar proklamasi) yang akan dicapai sehingga siswa

    38

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    39/112

    lebih terpusat pada hal-hal yang penting dari materi kemudian memotivasi siswa

    untuk lebih aktif dan berfikir secar kritis dengan mengajukan pertanyaan, seperti

    bagaimana perkembangan negara maju dalam Iptek?Dalam kegiatan Inti (40 menit) guru menyuruh siswa membaca materi pokok

    Peranan Pejuang dan Masyarakat dalam mempertahankan kemerdekaan (peristiwa

    disekitar proklamasi), guru mengorganisir siswa kedalam beberapa kelompok

    kemudian guru membimbing siswa dalam berdiskusi, guru memberikan kesempatan

    kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan melibatkan

    guru sebagai penengah dan memberikan saran serta jalan keluar dari pertanyaan

    tersebut.

    Pada kegiatan penutup (20 menit) guru menyimpulkan materi Peranan

    Pejuang dan Masyarakat dalam mempertahankan kemerdekaan (mendeskripsikan

    ciri-ciri utama Perkembangan negara dunia) kemudian guru memberikan evaluasi

    soal dalam bentuk obyektif.Setelah pertemuan kedua dalam siklus I terlaksana maka guru mengadakan

    ulangan harian Pertama dengan materi peranan pejuang dan rakyat dalam

    mempertahankan kemerdekaan. Dari hasil nilai ulangan harian pertama guru

    melakukan tindakan refleksi terhadap materi pelajaran yang telah diberikan kepada

    siswa yakni memberikan penjelasan terhadap materi perumusan dasar negarayang

    kurang dipahami oleh siswa, kemudian guru memberikan pertanyaan-pertanyaan

    secara langsung kepada siswa. Setelah melakukan tindakan refleksi, guru mengambil

    beberapa perubahan dalam metode Inquiri yakni menukar seetiap anggota kelompok

    diskusi.

    2. Hasil Penelitian

    39

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    40/112

    a. Aktivitas Guru

    Data hasil penelitian dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru selama

    proses pembelajaran berlangsung Siklus II dengan menggunakan metode Inquiry pada materi sub pokok perumusan dasar negara di Kelas V SDN 028 Sintong

    Kabupaten Rokan Hilir Tahun Pelajaran 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 4.1

    berikut ini:

    Tabel 4.1: Hasil analisis Observasi aktivitas Guru Pada Materi Pokok

    perumusan dasar negaraDengan menggunakan metode Inquiri.

    Pertemuan Prosentase Aktivitas Kategori

    I 87.5% Baik SekaliII 91.1% Baik SekaliRata-rata Siklus I 89.3% Baik Sekali

    Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada siklus I pertemuan pertama rata-

    rata aktivitas guru adalah 87.5% pada pertemuan pertama guru mengarahkan dan

    membimbing siswa dalam kelompok belajar. Guru begitu antusias membimbing

    siswa dalam melakukan diskusi sehingga diskusi berjalan dengan baik, akan tetapiguru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil

    diskusi namun guru langsung memberikan kesimpulan materi pelajaran, hal ini

    terjadi karena behubungan dengan waktu atau jam pelajaran Sejarah yang akan

    berakhir

    Pada pertemuan kedua rata-rata aktivitas guru adalah 91.1% dengan kategori

    baik sekali. Aktivitas yang kurang dilaksanakan oleh guru pada pertemuan kedua

    adalah persentase hasil diskusi, tidak terlaksananya aktivitas guru dalam

    mempersilahkan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi karena

    banyaknya penggunaan waktu pada aktivitas-aktivitas lain dalam proses belajar

    mengajar diskusi sehingga guru langsung memberikan kesimpulan materi yang

    40

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    41/112

    diajarkan.

    Supaya proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Inquiri ini

    berjalan dengan lanjar dan sesuai dengan harapan guru harus mengkoordinir baikdalam segi waktu maupun pelaksanaan diskusi tersebu. Guru merupakan koordinator

    yang melakukan aktivitas dalam interaksi bersama siswa. Dengan adanya

    koordinator yang tepat dari guru siswa akan dapat menjalankan langkah-langkah

    diskusi dengan benar.

    b. Aktivitas Siswa

    Aktivitas belajar siswa pada penelitian ini meliputi memperhatikan

    penjelasan guru, Terlibat dalam pembentukan kelompok, Mencatat masing-

    masing tugas kelompoknya, terlibat dalam pembentukan kelompok, mencari dan

    menemukan informasi yang berkenaan dengan tugasnya, dan siswa melaksanakan

    kegiatan diskusi dan menyimpulkan kegiatan diskusi.

    Berdasarkan hasil aktivitas siswa pada siklus pertama dapat dilihat pada tabel 4.2dibawah ini:

    Tabel 4.2: Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa Dengan metode Inquiri Pada

    pokok bahasan Peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

    mempertahankan kemerdekaanNo Aktivitas Siswa Yang

    Diamati

    Siklus I

    I II Rata-rata

    Kategori

    N (%) N (%)

    1 memperhatikan penjelasanguru19

    (76)20

    (80)78

    (baik sekali)

    2Terlibat dalam pembentukan

    kelompok15

    (60)19

    (76)68

    (baik)

    3Mencatat

    masing-masing tugaskelompoknya

    10(40)

    13(52)

    46(kurang)

    4Siswa mencari dan

    menemukan informasi yangberkenaan dengan tugasnya

    21(84)

    20(80)

    82(baik sekali)

    5Siswa melaksanakan diskusi 14

    (56)19

    (76)66

    (cukup)

    41

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    42/112

    6Siswa menyimpulkan hasil

    diskusi11

    (44)15

    (60)52

    (kurang)Rata-rata 60 70,6 65,33

    Kategori cukup Baik Baik

    Rata-rata aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama yakni 60% dengan

    kategori cukup dan nilai rata-rata aktvitas siswa pertemuan kedua adalah 70.6% dari

    nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus pertama didapat rata-rata kategori pada

    siklus pertama yakni 65.33 dengan katerogi Baik. Aktivitas siswa pada siklus

    pertama pertemuan pertama yakni aktivitas memperhatikan penjelasan guru 19 orang

    siswa atau (76%), aktivitas Terlibat dalam pembentukan kelompok sebanyak 15

    orang siswa atau (60%), Mencatat masing-masing tugas kelompoknya sebanyak 10

    orang siswa atau (40%), siswa mencari dan menemukan informasi yang berkenaan

    dengan tugasnya sebanyak 21 orang siswa atau (84%), siswa melaksakan diskusi

    sebanyak 14 orang siswa atau (56%), siswa menyimpulkan hasil diskusi sebanyak 11

    orang siswa atau (44%). Rendahnya aktivitas pada pertemuan pertama ini disebabkan

    siswa mengerti dan tidak terbiasa dengan metode Inquiri, selain itu sisa belum

    memahami metode pembelajaran dan materi yang diberikan oleh guru.

    Pertemuan kedua Aktivitas siswa yakni aktivitas memperhatikan penjelasan

    guru 20 orang siswa atau (80%), aktivitas Terlibat dalam pembentukan kelompok

    sebanyak 19 orang siswa atau (76%), Mencatat masing-masing tugas kelompoknya

    sebanyak 13 orang siswa atau (52%), siswa mencari dan menemukan informasi yang

    berkenaan dengan tugasnya sebanyak 20 orang siswa atau (80%), siswa melaksakan

    diskusi sebanyak 19 orang siswa atau (76%), siswa menyimpulkan hasil diskusi

    sebanyak 15 orang siswa atau (60%). Pada pertemuan kedua terlihat siswa sudah

    mulai untuk memahami materi pelajaran yang diberikan serta siswa sudah mulai

    untuk berfikir aktif dalam mencari dan mempelajari materi yang akan diberikan oleh

    42

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    43/112

    guru.

    c. Hasil Belajar

    Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar sejarah melalui metodeInquiri pada siswa Kelas V SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir Tahun

    Pelajaran 2007-2008, dilakukan pengukuran terhadap hasil belajar siswa, ketuntasan

    belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal serta

    guru dalam membina proses belajar mengajar.

    Daya Serap

    Data dari hasil penelitian hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil nilai post

    test dan ulangan harian pada siklus pertama pokok bahasan perumusan dasar

    negaradi Kelas V SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilirsetelah menerapkan

    metode Inquiri pada pendidikan sejarah, rata-rata persentasi daya serap siswa pada

    siklus pertama dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

    Tabel 4.3: Daya Serap Siswa Pada Siklus Pertama Dan Kedua Pada PokokMateri Peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

    mempertahankan kemerdekaanInterval

    (%)Kategori

    Daya Serap Siswa

    Post test

    I

    N (%)

    Post test II

    N (%)

    UH

    I

    80-100 Amat baik 4(16)

    5(23)

    6(23)

    70-79 Baik 7(28)

    12(48)

    9(36)

    60-69 Cukup 7

    ( 28)

    6

    (24)

    7

    ( 28)50-59 Kurang 5(20)

    2(8)

    3(12)

    0-49 Kurang Sekali 2(8)

    - -

    Jumlah Siswa 25 (100) 25 (100) 25 (100)

    Rata-rata 62.4 68 67.2Kategori cukup cukup Cukup

    Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa di Kelas V SDN 028

    Sintong Kabupaten Rokan Hilir pada siklus I nilai post test 1 dan 2 sudah mengalami

    43

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    44/112

    peningkatan ini terlihat dari kenaikan rata-rata persentase antara post test. Rata-rata

    nilai post test 1 yaitu 62,4 dengan kategori cukup dan rata-rata nilai post test 2 yaitu

    68 dengan kategori cukup. Pada post test pertama yang mendapat nilai kategori amatbaik 4 orang siswa atau (16%), kategori baik 7 orang siswa atau 28 %, kategori

    cukup 7 orang siswa atau (28 %) dan kategori kurang sebanyak 5 orang. Pada post

    test I masih terlihat adanya siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang 5

    orang siswa dan kategori kurang sekali 2 orang.

    Pada post test II nilai dengan kategori amat baik 5 orang siswa atau (23 %),

    kategori baik sebanyak 12 orang siswa atau (48%) dan kategori cukup 6 orang siswa

    atau (24%) sedangkan kategori kurang yaitu 2 orang siswa. Pada siklus pertama

    untuk pertemuan ini kategori amat baik meningkat namun kategori cukup

    mengalami penurunan menjadi 2 orang siswa. Sementara untuk rata-rata ulangan

    harian pertemuan pertama adalah 67.2 dengan kategori cukup, perolehan nilai

    ulangan tiap individu dengan kategori amat baik 6 orang siswa atau (23%) kategoribaik 9 orang siswa atau (36%) dan kategori cukup 7 orang siswa atau (28%).

    Dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus pertama baik pertemuan pertama

    maupun kedua masih terlihat nilai siswa masih ada naik turun baik yang mendapat

    nilai amat baik maupun cukup, sedangkan untuk kategori kurang pada post test

    pertama terdapat 2 orang dan untuk post test kedua tidak terdapat nilai kurang sekali.

    sementara nilai ulangan harian termasuk kedalam kategori cukup. Masih rendahnya

    nilai post test I dan nilai post test II disebabkan siswa masih belum terbiasa dengan

    pembelajaran dengan menggunakan metode Inquiri

    Ketuntasan Belajar

    Untuk melihat ketuntasan belajar siswa baik secara Individu maupun secara

    44

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    45/112

    klasikal dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:

    Tabel 4.4: Ketuntasan belajar Siswa Setelah Penerapan Diskusi di Kelas V

    SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hulu

    Tahun Pelajaran 2007-2008Siklus Ulangan

    Harian

    Jumlah

    Siswa

    Ketuntasan Belajar

    Individual Klasikal

    Tuntas Tidak tuntas

    1 I 25 15 (60%) 10 (40%) TIDAK

    TUNTAS

    Berdasarkan nilai ulangan harian pada siklus pertama didapat ketuntasan

    belajar secara Individu 15 orang siswa (60%) dan 10 orang siswa atau (40%) yang

    tidak tuntas. Jadi secara klasikal siklus I tidak tuntas. Hal ini sesuai dengan kelas

    sudah dikatakan tuntas belajar bila jumlah siswa yang mendapat nilai besar atau

    sama dengan 65 mencapai 85% dari jumlah siswa seluruhnya. Tidak tuntasnya 10

    orang siswa karena siswa yang bersangkutan memiliki daya tangkap rendah terhadap

    materi yang dipelajari dan selalu kurang focus dalam belajar, hal ini ditandai dengan

    siswa tidak memperhatikan saat guru menerangkan materi pelajaran, siswa kurangmampu untuk berkomunikasi dengan teman satu kelompok.

    Nilai perkembangan dan Penghargaan Kelompok

    Rata-rata nilai perkembangan kelompok sebagaimana tertera pada Hasil

    analisis penghargaaan kelompok dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:

    Tabel 4.5: pada pokok bahasan Peranan pejuang dalam mempertahankan

    kemerdekaanKELOMPOK

    SIKLUS I

    (Ulangan Harian I)

    Rata-Rata Nilai

    Perkembangan KelompokPenghargaan Kelompok

    I (Soekarno) 17 Kelompok HebatII (Sudirman) 20 Kelompok HebatII (Ahmad Yani 20 Kelompok HebatIV (Pattimura) 20 Kelompok HebatV (Teuku Umar) 17 Kelompok Hebat

    Skor perkembangan individu dan penghargaan kelompok setelah

    45

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    46/112

    pembelajaran dengan metode inquiri pada siklus I dapat disimpulkan bahwa adanya

    beberapa kelompok yang aktif dalam mengikuti kegiatan diskusi kelompok.

    Berdasarkan pada hasil perkembangan nilai kelomppok dapat dilihat bahwa rata-ratakelompok untuk kegiatan diskusi yang tertinggi terdapat pada kelompok Sudirman,

    A.Yani dan Patimura yaitu 20 poin yang dikategorikan dalam kelompok hebat,

    sedangkan untuk rata-rata kelompok lain yaitu Sukarno (17) dan Teuku Umar (17).

    3. Refleksi

    Pada siklus pertama ini terlihat masih ada siswa yang daya serapnya

    mendapat kategori kurang dan cukup, dilihat dari ulangan harian siswa juga masih

    ada siswa yang mendapat kategori kurang. Dari rata-rata kategori aktivitas siswa

    pada indikator siswa menyimpulkan hasil diskusi masih tergolong kategori kurang,

    kekurangan pada siklus pertama ini akan diupayakan dalam penyampaian materi

    pembelajaran lebih dipermudah penjelasannya dan memberikan kesempatan pada

    siswa untuk dapat bertanya tentang materi pelajaran yang kurang dimengerti sertamemberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa, agar siswa tersebut merasa

    diperhatikan

    Siklus II

    1. Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama

    Pada pertemuan pertama dalam siklus kedua terlihat proses pembelajaran

    dengan menggunakan metode Inquiri. Pada tahap pendahuluaan (10 menit) guru

    menertibkan suasana kelas, guru menuliskan dan memaparkan tujuan pembelajaran

    pada pokok bahasan perumusan dasar negara (ciri-ciri perkembangan negara di

    dunia) yang akan dicapai sehingga siswa lebih terpusat pada hal-hal yang penting

    46

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    47/112

    dari materi kemudian memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang

    siapa yang merumuskan dasar negara?

    Dalam kegiatan Inti (40 menit) guru menyuruh siswa membaca materi pokokperumusan dasar negara(tokoh yang merumuskan dasar negara), guru mengorganisir

    siswa kedalam beberapa kelompok kemudian guru membimbing siswa dalam

    berdiskusi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan

    hasil diskusi kelompok

    Pada kegiatan penutup (20 menit) guru menyimpulkan materi perumusan

    dasar negara(ciri-ciri perkembangan negara di dunia) kemudian guru memberikan

    evaluasi soal dalam bentuk obyektif.

    Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Kedua

    Pada pertemuan kedua dalam siklus kedua terlihat proses pembelajaran

    dengan menggunakan metode Inquiri. Pada tahap pendahuluan (10 menit) gurumenertibkan suasana kelas, guru menuliskan dan memaparkan tujuan pembelajaran

    pada pokok bahasan perumusan dasar negara(tokoh yang merumuskan dasar negara)

    yang akan dicapai sehingga siswa lebih terpusat pada hal-hal yang penting dari

    materi kemudian memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan Bagaimana

    peristiwa disekitar detik proklamasi?

    Dalam kegiatan Inti (40 menit) guru menyuruh siswa membaca materi pokok

    perumusan dasar negara (peristiwa disekitar detik proklamasi), guru mengorganisir

    siswa kedalam beberapa kelompok kemudian guru membimbing siswa dalam

    berdiskusi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan

    hasil diskusi kelompok

    47

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    48/112

    Pada kegiatan penutup (20 menit) guru menyimpulkan materi perumusan

    dasar negara (ciri-ciri perkembangan negara di dunia) kemudian guru memberikan

    evaluasi soal dalam bentuk obyektif.2. Hasil Penelitian

    a. Aktivitas Guru

    Data hasil penelitian dapat dilihat pada hasil observasi aktivitas guru selama

    proses pembelajaran berlangsung pada Siklus II di Kelas V SDN 028 Sintong

    Kabupaten Rokan Hilir Tahun Pelajaran 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 4.6

    berikut ini:

    Tabel 4.6: Hasil analisis Observasi aktivitas Guru Pada Materi Pokok

    perumusan dasar negaraDengan menggunakan metode Inquiry.

    Pertemuan Prosentase Aktivitas Kategori

    I 96,4% Baik SekaliII 98,2% Baik Sekali

    Rata-rata Siklus II 97,3% Baik Sekali

    Pada pertemuan pertama rata-rata observasi guru adalah 96.4% dengan

    kategori baik sekali, dipertemuan kedua meningkat menjadi 98.2% dengan kategori

    baik sekali. Hasil peningkatan rata-rata aktivitas guru ini akan membawa dampak

    yang baik pada siswa yang diajar.

    Dengan peningkatan rata-rata observasi aktivitas guru itu sendiri dalam

    membina kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua ini dikarenakan guru telah

    mengerti langkah-langkah pembelajaran dengan penggunaan metode Inquiri. Hal ini

    biasa dilihat dari aktifitas guru dalam kegiatan inti diantaranya. Mengorganisir

    materi, menyampaikan materi, menjelaskan metode Inquiri, dan mengembangkan

    metode Inquiri. Guru dapat menghubungkan materi pada metode Inquiri dengan

    kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih tertarik terhadap materi pelajaran dan

    48

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    49/112

    siswa mudah memahaminya sehingga akan terjadi belajar bermakna.

    Dengan menggunakan metode Inquiri pada siswa Kelas V SDN 028 Sintong

    Kabupaten Rokan Hilirtahun Pelajaran 2007/2008 maka hasil belajar siswa,ketuntasan belajar siswa dan aktifitas guru mengalami peningkatan pada siklus

    kedua.

    b. Aktivitas Siswa

    Hasil anallisa rata-rata aktivitas siswa pada siklus kedua dapat dilihat pada

    tabel 4.7 dibawah ini:

    Tabel 4.7: Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa Dengan metode Inquiri Pada

    pokok bahasan Peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

    mempertahankan kemerdekaanNo Aktivitas Siswa Yang

    Diamati

    Siklus II

    I II Rata-rata

    Kategori

    N (%) N (%)

    1memperhatikan

    penjelasan guru21

    (84)21

    (84)84

    ((baik sekali)

    2Terlibat dalam

    pembentukan kelompok14

    (56)19

    (76)66

    (cukup)

    3Mencatat

    masing-masing tugaskelompoknya

    16(64)

    20(80)

    72(baik)

    4

    Siswa mencari danmenemukan informasiyang berkenaan dengan

    tugasnya

    21(84)

    19(76)

    80(baik sekali)

    5 Siswa melaksanakandiskusi

    19(76)

    21(84)

    80(baik sekali)

    6Siswa menyimpulkan

    hasil diskusi15

    (60)23

    (92)76

    (baik sekali)Rata-rata 70,66 82 76,33

    Kategori Baik Baik sekali Baik sekali

    Adapun rata-rata aktivitas siswa pada siklus kedua pertemuan pertama adalah

    70.66 dengan kategoti cukup dan dipertemuan kedua mencapai 82% dengan kategori

    49

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    50/112

    baik sekali dengan rata-rata kategori aktivitas siswa secara klasikal adalah 76.33,

    dimana aktivitas siswa yang memperhatikan penjelasan guru 21 orang siswa atau

    (84%), aktivitas Terlibat dalam pembentukan kelompok sebanyak 14 orang siswaatau (56%), Mencatat masing-masing tugas kelompoknya sebanyak 16 orang siswa

    atau (64%), siswa mencari dan menemukan informasi yang berkenaan dengan

    tugasnya sebanyak 21 orang siswa atau (84%), siswa melaksakan diskusi sebanyak

    19 orang siswa atau (76%), siswa menyimpulkan hasil diskusi sebanyak 15 orang

    siswa atau (60%)

    Pertemuan kedua Aktivitas siswa pada siklus kedua yakni aktivitas

    memperhatikan penjelasan guru 21 orang siswa atau (84%), aktivitas Terlibat dalam

    pembentukan kelompok sebanyak 19 orang siswa atau (76%), Mencatat masing-

    masing tugas kelompoknya sebanyak 20 orang siswa atau (80%), siswa mencari dan

    menemukan informasi yang berkenaan dengan tugasnya sebanyak 19 orang siswa

    atau (76%), siswa melaksakan diskusi sebanyak 21 orang siswa atau (84%), siswamenyimpulkan hasil diskusi sebanyak 23 orang siswa atau (92%).

    Data diatas menunjukan bahawa penggunaan metode Inquiri sangat

    berpengaruh terhadap aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Siswa lebih

    banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru tetapi

    siswa juga melakukan aktivitas lainnya seperti bertanya, menjawab, bekerja sama,

    dan mengerjakan LKS. Pada penelitian ini terlihat bahwa aktivitas siswa semakin

    meningkat dari siklus pertama ke siklus kedua. peningkatan aktivitas siswa pada

    pembelajaran dengan mdiskusi ini dapat menyebabkan meningkatnya daya serap

    siswa dan ketuntasan belajar siswa Kelas V SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan

    Hilir Tahun Pelajaran 2007-2008.

    50

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    51/112

    c. Hasil Belajar

    Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar sejarah melalui metode

    Inquiri pada siswa Kelas V SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir TahunPelajaran 2007-2008, dilakukan pengukuran terhadap hasil belajar siswa melalui

    ketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal

    dengan melihat dari rata-rata daya serap siswa itu sendiri..

    Daya Serap

    Hasil nilai post test dan ulangan harian pada siklus kedua di Kelas V SDN

    028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir setelah menerapkan metode Inquiri pada

    pendidikan sejarah, rata-rata persentasi aktifitas siswa tiap pertemuan secara ringkas

    dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

    Tabel 4.8: Daya Serap Siswa Pada Siklus Pertama Dan Kedua Pada Pokok

    Materi Peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

    mempertahankan kemerdekaanInterval

    (%)Kategori

    Daya Serap Siswa

    Post testI

    N (%)

    Post test IIN (%)

    UHII

    80-100 Amat baik 12(48)

    14(56)

    17(68)

    70-79 Baik 11(44)

    2(8)

    6(23)

    60-69 Cukup 2(8)

    9(36)

    2(8)

    50-59 Kurang - - -0-49 Kurang Sekali - - -

    Jumlah Siswa 25 (100) 25 (100) 25 (100)

    Rata-rata 74 74.4 78.8Kategori baik baik Baik

    Pada siklus II rata-rata nilai pos test I yaitu 74 dengan kategori baik dan rata-

    rata nilai post test II yaitu 74,4 dengan kategori baik. Pada post test pertama siswa

    yang memperoleh nilai amat baik 12 orang siswa atau (48%), perolehan nilai dengan

    kategori baik yaitu 11 orang siswa atau 44%, sedangkan perolehan untuk nilai cukup

    yaitu 2 orang siswa atau 8%. Post test II perolehan nilai dengan kategori amat baik

    51

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    52/112

    14 orang siswa atau (56%) kategori baik 2 orang siswa atau (8%). Untuk perolehan

    kategori cukup sebanyak 9 orang siswa atau 36%.

    Peningkatan daya serap siswa pada saat penerapan metode Inquiridikarenakan siswa dapat bekerja sama dan saling memberi masukan kepada anggota

    kelompok masing-masing. siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar baik

    bertanya, menjawab dan mengerjakan LKS. Dengan adanya kerja sama dalam

    pengisian LKS siswa yang lemah daya tangkapnya akan terbantu oleh siswa yang

    lebih pintar didalam kelompok sehingga siswa dapat dengan mudah menguasai

    materi yang diajakan oleh guru. Berhasilnya pembelajaran dengan metode Inquiri

    siswa dituntut untuk dapat bekerja sama dalam belajar sehingga penerapan diskusi

    sangat berperan dalam meningkatkan daya serap siswa Kelas V SDN 028 Sintong

    Kabupaten Rokan Hilir Tahun Pelajaran 2007-2008.

    Ketuntasan Belajar

    Ketuntasan belajar yang dimaksud adalah ketuntasan Individu dan ketuntasanKlasikal. Ketuntasan Individu dicapai dengan nilai ulangan minimal. minimal nilai

    yang diperoleh siswa 65% dari materi yang telah diajarkan oleh guru, sedangkan

    Ketuntasan Klasikal yaitu ketuntasan yang mengabungkan jumlah siswa yang

    mempunyai nilai minimal 65 berjumlah minimal 85% berarti tercapainya ketuntasan

    secara klasikal.

    Untuk melihat ketuntasan belajar baik secara Individu maupun secara klasikal

    dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini:

    Tabel 4.9: Ketuntasan belajar Siswa Setelah Penerapan Diskusi di Kelas V

    SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hulu

    Tahun Pelajaran 2007-2008

    Siklus Ulangan

    Harian

    Jumlah

    Siswa

    Ketuntasan Belajar

    Individual Klasikal

    52

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    53/112

    Tuntas Tidak tuntas

    2 II 25 23 (92%) 2 (8%) TUNTAS

    Ketuntasan belajar pada siklus kedua secara individual telah dinyatakan

    tuntas karena ketuntasan secara individual telah terpenuhi yakni 23 orang siswa atau

    (92%). Dapat diartikan bahwa siswa dalam siklus kedua ini benar-benar telah

    mengerti dalam belajar dengan menggunakan metode Inquiri. Siswa telah mampu

    bekerja sama dengan temannya, siswa telah memiliki keberanian dalam bertanya dan

    menjawab petanyaan guru dan pertanyaan kelompok lain.

    Nilai perkembangan dan Penghargaan Kelompok

    Rata-rata nilai perkembangan kelompok sebagaimana tertera pada Hasil

    analisis penghargaaan kelompok dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini:

    Tabel 4.10: Rata-rata Nilai perkembangan dan penghargaan Kelompok pada

    pokok bahasan Peranan pejuang dalam mempertahankan

    kemerdekaan

    KELOMPOKSIKLUS I

    (Ulangan Harian I)

    Rata-Rata Nilai

    Perkembangan KelompokPenghargaan Kelompok

    I (Soekarno) 20 Kelompok HebatII (Sudirman) 20 Kelompok HebatII (Ahmad Yani 24 Kelompok Super IV (Pattimura) 22 Kelompok Super V (Teuku Umar) 24 Kelompok Super

    Pada siklus kedua terjadinya peningkatan dalam kegiatan diskusi dimana

    terdapatnya 3 kelompok super yang dapat berperan aktif dan kritis dalam mencari

    informasi serta mengikuti materi yang berkaitan dengan materi pokok pembelajaran.

    Berdasarkan tabel diatas (skor perkembangan individu dan penghargaan kelompok)

    dapat disimpulkan bahwa metode inquiri sangat berperan dalam kegiatan pengajaran

    dimana siswa lebih berperan aktif dan berfikir secara kritis dalam pemberian materi.

    3. Refleksi

    Daya serap siswa pada siklus kedua ini terlihat ada siswa yang dikategorikan

    daya serapnya cukup, sedangakan pada ulangan harian siswa juga ada siswa yang

    53

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    54/112

    mendapat kategori cukup, untuk mengurangi kelemahan pada siklus kedua ini

    diupayakan dalam membimbing lebih difokuskan dan memberikan tugas-tugas

    kelompok diakhir diskusi serta hasil diskusi tersebut dibahas secara bersama.

    C. PEMBAHASAN

    Dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus pertama baik pertemuan pertama

    maupun kedua masih terlihat nilai siswa masih ada naik turun baik yang mendapat

    nilai amat baik maupun cukup. Rata-rata nilai post test 1 yaitu 62,4 dengan kategori

    cukup dan rata-rata nilai post test 2 yaitu 68 dengan kategori cukup, sedangkan untuk

    kategori kurang pada post test pertama terdapat 2 orang dan untuk post test kedua

    tidak terdapat nilai kurang sekali, sementara nilai ulangan harian 67.2 termasuk

    kedalam kategori cukup. Masih rendahnya nilai post test I dan nilai post test II

    disebabkan siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran dengan menggunakan

    metode Inquiri. Berdasarkan nilai ulangan harian pada siklus pertama didapat

    ketuntasan belajar secara Individu 15 orang siswa (60%) dan 10 orang siswa atau

    (40%) yang tidak tuntas. Jadi secara klasikal siklus I tidak tuntas.

    Pada siklus II rata-rata nilai pos test I yaitu 74 dengan kategori baik dan rata-

    rata nilai post test II yaitu 74,4 dengan kategori baik, sementara nilai ulangan harian

    siswa pada siklus kedua mencapai 78.8 dengan kategori baik sedangkan Ketuntasan

    belajar pada siklus kedua secara individual telah dinyatakan tuntas karena ketuntasan

    secara individual telah terpenuhi yakni 23 orang siswa atau (92%). Dapat diartikan bahwa siswa kelas V SDN 028 Sintong kabupaten Rokan Hilir sudah dapat

    mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Inquiri.

    Rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama rata-rata

    aktivitas guru adalah 87.5% dan nilai rata-rata aktvitas siswa pertemuan kedua

    adalah 70.6% dari nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus pertama didapat rata-rata

    54

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    55/112

    kategori pada siklus pertama yakni 65.33 dengan katerogi Baik, Adapun rata-rata

    aktivitas siswa pada siklus kedua pertemuan pertama adalah 70.66 dengan kategoti

    cukup dan dipertemuan kedua mencapai 82% dengan kategori baik sekali.

    Rata-rata persentase aktivitas guru pertemuan pertama pada Siklus I adalah

    87.5% dengan kategori baik dan pada pertemuan kedua rata-rata aktivitas guru

    adalah 91.1% dengan kategori baik sekali, di siklus kedua Pada pertemuan pertama

    rata-rata observasi guru adalah 96.4% dengan kategori baik sekali, dipertemuan

    kedua meningkat menjadi 98.2% dengan kategori baik sekali.

    Dengan menggunakan metode Inquiry pada siswa kelas V SDN 003Kepenuhan tahun Pelajaran 2007/2008 maka hasil belajar siswa, ketuntasan belajar

    siswa dan aktifitas guru mengalami peningkatan pada siklus kedua.

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:

    Pada pembelajaran Sejarah siswa Kelas V SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan

    Hilir terjadi peningkatan pembelajaran yang dapat dilihat pada:

    1. Peningkatan Rata-rata

    Daya Serap siswa pada

    siklus I yakni post testPertama 62,4 % menjadi

    68 % pada post test kedua.

    Rata-rata Daya serap

    siklus kedua pada post test

    pertama 74% naik menjadi

    55

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    56/112

    54

    74,44% pada post test

    kedua.

    2. Ketuntasan belajar siswa-

    siswa dari nilai ulangan

    harian mengalami

    peningkatan, pada siklus

    pertama 67,2 %

    meningkat menjadi 78.8%

    pada siklus kedua

    Peningkatan hasil belajar juga didukung oleh rata-rata peningkatan aktivitas

    siswa yaitu 65,33% meningkat menjadi 76,33% pada siklus kedua, rata-rata

    aktivitas guru pada siklus pertama 97,3% sedangkan untuk siklus kedua masih

    tetap sama yaitu 97,3%.

    B. Saran-saran

    Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini maka penulis menyarankansebagai berikut:

    1. Sebaiknya guru padat menyusun perangkat pembelajaran dengan penggunaan

    metode Inquiri pada pokok bahasan yang lain.

    2. Bagi pihak sekolah sebagai bahan masukan untuk melengkapi media

    pengajaran dan alat peraga untuk kelancaran proses belajar mengajar dan

    untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

    DAFTAR PUSTAKA

    Aderusliana, 2007, Teori Belajar.www.guruku.com. Jakarta.

    Mulyasa, 2002, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Remaja Rosdakarya, Bandung

    Ririn Ozzy Permatasari, 2008, Upaya Meningkatkan Keterlibatan Siswa Dalam

    56

    http://www.guruku.com/http://www.guruku.com/http://www.guruku.com/
  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    57/112

    Proses Pembelajaran Bahasa Inggris Di Sma Negeri 1 Klaten.Universitas Negeri Yogyakarta

    Rostiyah, NK. 1989. Masalah-masalah Ilmu keguruan. Bina Aksara, Jakarta.

    Siti Astuti. 2008, Multiple Intelegen Untuk Meningkatkan Kemampuan GuruBahasa Indonesia Dalam Pembelajaran. Semarang

    Sudjana. 1991, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosda Karya.Bandung.

    Suryo Subroto, 2002, Proses Belajar Mengajar di Sisekolah. PT. Rineka Cipta

    Yadi.2008.Penelitian Tindakan Kelas,www.uyad.blogspot.com

    57

    http://uyad.blogspot.com/2008/04/penelitian-tindakan-kelas.htmlhttp://uyad.blogspot.com/2008/04/penelitian-tindakan-kelas.htmlhttp://www.uyad.blogspot.com/http://www.uyad.blogspot.com/http://uyad.blogspot.com/2008/04/penelitian-tindakan-kelas.htmlhttp://www.uyad.blogspot.com/
  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    58/112

    mpiran I : silabus

    Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan SosialKelas / Semester : V (lima) / 2 (dua)Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

    KOMPETENSI DASAR MATERI POKOKPEMBELAJARAN

    KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASIWAKTU

    SUMBERBELAJAR

    2.3. Menghargai jasa danperanan tokoh dalammemproklamasikankemerdekaan

    Peristiwa sekitarproklamasi

    Membaca danmerenungkan isi teksproklamasi.

    Tanya jawab tentang

    peristiwa sekitarproklamasi Diskusi kelompok

    tentang peristiwarengasdengklok danpenyusun teksproklamasi

    Membuat tahapanperistiwa menjelangproklamasi dalambentuk garis waktu

    Menjelaskan peranantokoh yang terlibatdalam peristiwaproklamasi

    Secara berkelompokmencatat peran salahsatu tokoh dalam

    peristiwa sekitarproklamasi

    Membiasakan nilai nilai kepahlawanandalam perilaku sehari hari

    Membuat biografiseorang tokoh yangterlibat dalam dalamperistiwa proklamasi

    Menceritakan peristiwa peristiwa pentingyang terjadi di sekitarproklamasi (peristiwa

    rengasdengklok danpenyusunan teksproklamasi, detik detik proklamasikemerdekaan)

    Membuat garis waktutentang tahapanperistiwa menjelangproklamasi

    Membuat riwayatsingkat / ringkasantentang tokoh tokohpenting dalam peristiwaproklamasi, misalnyaSoekarno, Moh. Hatta,A. Soebardjo,fatmawati.

    Memberikan contoh

    cara menghargai jasatokoh tokohkemerdekaan.

    Tes TertulisLisanProduk (LKS)Portofolio

    14 jp x 35 menit AtlasIndonesia

    Gambar gambar

    tokohyangsesuai

    Buku IPSKls V

    Bukureferensilain yangsesuai

    Albumpahlawan

    Narasumber (orangtua / tokohmasyarakat)

    58

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    59/112

    Berbincang dengannarasumber tentangcara menghargai jasatokoh tokohkemerdekaan,kemudian membuatlaporannya.

    59

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    60/112

    Lampiran 2

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    (RPP)

    Sekolah : SDN 028 SINTONG

    Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah)Kelas : V

    Pertemuan Ke : Satu (I)

    Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

    I. Standar Kompentensi:

    Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyrakat dalam mempersiapkandan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

    II. Kompetensi Dasar:

    Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkankemerdekaan Indonesia.

    III. Indikator:

    1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkankemerdekaan

    2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelumkemerdekaan

    IV. Tujuan Pembelajaran

    1. Siswa dapatmenjelaskan beberapausaha dalam rangkamempersiapkankemerdekaan.

    2. siswa mampumenjelaskan perlunyaPeristiwa lahirnay dasarnegara

    V. Materi Pokok

    Kerja keras para tokoh dalam pesiapan Kemerdekaan dan perumuskan DasarNegara

    Metode- diskusi,- Ceramah- Inquiri

    VII. Langkah-langkah Pembelajaran

    1. Pendahuluan (10 menit)- Guru menciptakan kondisi awal pembelajaran

    - Guru memotivasi sebagai pembuka pelajaran

    60

  • 8/7/2019 norbaiti inquiry

    61/112