PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

187
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN BERAGUMENTASI PESERTA DIDIK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmi Tarbiyah Dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Hana Nahdiana NIM: 11140150000028 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI

INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN BERAGUMENTASI

PESERTA DIDIK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmi Tarbiyah Dan Keguruan Sebagai Salah Satu

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Hana Nahdiana

NIM: 11140150000028

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …
Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …
Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

v

Abstrak

Hana Nahdiana (11140150000028), Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatulah

Jakarta, Judul Skripsi “Pengaruh Model Pembelajaran Yurisprudensi

Inquiry Terhadap Kemampuan Berargumentasi Peserta Didik”.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh yuriprudensi inquiry terhadap

kemampuan berargumentasi peserta didik. Metode penelitian yaitu kuantitatif

yang merupakan eksperiemen semu dengan menggunakan rancangan non-

equivalent pre-test post-test group design. Populasi penelitian adalah seluruh

peserta didik kelas X di SMA Dua Mei. Sampelnya adalah peserta didik kelas X

IPS 1 dan X IPS 2 yang masing-masing berjumlah 32, sampel diambil dengan

cara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode tes dan

instrumennya adalah tes essay. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif dan statistic inferensial menggunakan Uji-t

Independent sample test. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat perbedaan

kemampuan berargumentasi yang signifikan antara kelompok peserta didik yang

belajar menggunakan model pembelajaran yurisprudensi inquiry dengan

kelompok peserta didik yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional. Dimana thitung > ttabel (10.639 > 1,697). Model pembelajaran

yurisprudensi inquiry berpengaruh sebesar 23,14 % pada kelas eksperimen

terhadap kemampuan berargumentasi peserta didik. Dengan demikian maka

model pembelaran yurisprudensi inquiry berpengaruh positif terhadap

kemampuan berargumentasi peserta didik.

Kata Kunci : Yurisprudensi Inquiry, kemampuan berargumentasi.

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

vi

Abstract

Hana Nahdiana (11140150000028), Department of Social Sciences Education,

Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Thesis Title "Effects of Learning

Model of Jurisprudence Inquiry on Students' Argumentation Skill".

This research was aims to examined the effect of yurisprudensi inquiry on

students’s argumentation skill. The research method is quantitative which is a

quasi experiment using a non-equivalent pre-test post-test group design. The

research uses non-equivalent post-test pre-test group design. The population of

this study was all ten grade SMA Dua Mei Tangerang Selatan. The samples were

X IPS 1 and X IPS 2, samples were taken by means purposive sampling. The data

was collected using test methods and the instruments in for of essay test. The data

collected were analyzed using descriptive statistic and inferential statistic by

using t-test independent sample test. Based on the data analys, it was found that

there was significant different of students argumentation skill between student

who were taught through yurisprudensi inquiry learning model and those who

were taught through conventional learning model where the tvave > ttable

(10.639>1.697). it can be conclude that the yurisprudensi inquiry learning model

give effect toward to argumentation skill.

Keywords: yurisprudensi inquiry, argumentation skill.

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang

Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Atas kasih saying-Nya pula penulis diberi

kekuatan dan kesabaran untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah bagi Nabi mulia Rasulullah Muhammad

SAW, Rasul pembawa rahmat bagi alam semesta, Rasul yang akan memberikan

syafaat bagi kita di hari akhir nanti, aamiin.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademis

untuk menyelesaikan studi S1 program studi Pendidikan IPS Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran

Yurisprudensi Inquiry terhadap Kemampuan Berarugumentasi Peserta Didik”

Keberhasilan penelitian dan selesainya laporan ini tidak terlepas dari

adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah berpatisipasi dalam

penelitian ini. Semoga dapat menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah SWT.

Secara khusus, rasa terimakasih dan apresiasi yang tinggi disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. A. Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan dan Pembimbing

Akademik Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarifhidayatullah Jakarta.

3. Drs. Syaripullah, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta.

4. Tri Harjawati, M.Si, selaku pembimbing yang telah membantu penulis

dengan ilmu, masukkan, dan pencerahannya sehingga menyelesaikan

skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

5. Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd, selaku pembimbing yang telah membantu penulis

dengan ilmu, masukkan, dan pencerahannya sehingga menyelesaikan

skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

viii

6. Seluruh dosen jurusan Pendidikan IPS, khususnya Konsentrasi Ekonomi,

atas ilmu dan bimbingannya selama penulis menuntut ilmu di UIN

Syarifhidayatullah Jakarta.

7. Drs. Hendi Subarman, MM, selaku Kepala SMA Dua Mei, yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, serta seluruh

staf akademika SMA Dua Mei Tangerang Selatan.

8. Ayahanda tercinta Rahmat Hidayat, dan Ibunda tercinta Nur Izzah yang

kasih sayangnya kepada penulis tak terhingga. Terimakasih atas segala

dukungan, do’a dan kesabarannya, semoga Allah SWT menyayangi

keduanya sebagaimana keduanya menyayangi penulis.

9. Kakak-kakak tersayang, Nadia Elok Fadilah, Dinah Rahmayanti, dan Izma

Nur Arfiani, serta Adikku tersayang Ayma Ley Fahlewi, tempat berkeluh

kesah dan sumber inspirasi dan semangat, bagian kehidupan tak

tergantikan.

10. Keluarga besar Jurusan Pendidikan IPS 2014, khususnya konsentrasi

Ekonomi, atas segala dukungannya, semangat, dan kepedulian yang akan

menjadi kenangan yang indah bagi penulis.

11. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan warna selama menjalani

perkuliahan Nur Lia Pangestika, Linda Khairani, Faristin Firdausiyah,

Hera Nuragustin, Cindi Ekaputri Suryadi, Febrilia Syifa Mutia, serta Agha

Faishal Wafa Emkauti, tempat suka dan duka menggantikan keluarga.

12. Sahabat-sahabatku Kostan Pondok Sakinah, Fida dan Rahma, yang telah

menemaniku setiap hariku.

13. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu, atas segala

dukungan, bantuan, dan do’a yang telah diberikan.

Akhirnya, hanya do’a yang dapat penulis panjatkan agar segala kebaikan yang

telah dilakukan semua pihak dibalas oleh Allah SWT dengan sebaik-baik balasan.

Penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi dunia pendidikan, serta menambah pustaka dan referensi bagi yang

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

ix

membutuhkan . saran dan masukkan sangat diharapkan penulis, semi

kesempurnaan penelitian ini.

Jakarta, 30 November 2018

Penulis

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

x

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 10

C. Pembatasan Masalah ............................................................ 11

D. Rumusan Masalah ................................................................ 11

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 11

F. Manfaat Penelitian ............................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teori ............................................................................ 12

1. Model Pembelajaran.......................................................... 12

a. Hakikat Model Pembelajaran ..................................... 12

b. Tujuan Model Pembelajaran ....................................... 13

c. Ciri-ciri Model Pembelajaran ...................................... 14

d. Macam-macam Model Pembelajaran .......................... 15

2. Yurisprudensi Inquiry ...................................................... 20

a. Pengertian Yurisprudensi Inquiry ............................... 20

b. Kelebihan dan Kelemahan Yurisprudensi Inquiry ...... 24

c. Tahapan Pembelajaran Yurisprudensi Inquiry ............ 25

d. Penerapan Yurisprudensi Inquiry di kelas .................. 25

3. Kemampuan Berargumentasi ............................................ 28

a. Pengertian Kemampuan ............................................. 28

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

xi

b. Indikator kemampuan berargumentasi ........................ 31

c. Pentingnya kemampuan berargumentasi..................... 32

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 34

C. Kerangka Berpikir .................................................................. 40

D. Hipotesis Penelitian ............................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 42

B. Desain Penelitian ................................................................. 43

C. Objek Penelitian ................................................................... 44

D. Variabel Penelitian ............................................................... 45

E. Teknik Pengumpulam Data .................................................. 47

F. Instrumen Penelitian.............................................................. 49

G. Uji Coba Instrumen .............................................................. 53

H. Teknik Analisis Data ............................................................. 53

I. Uji Hipotesis ....................................................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Objek Penelitian ................................................................... 60

1. Profil Sekolah SMA Dua Mei ......................................... 60

2. Visi dan Misi SMA Dua Mei .......................................... 61

3. Tujuan Sekolah ............................................................... 62

4. Data Sekolah ................................................................... 62

5. Data Siswa....................................................................... 62

6. Data Guru ........................................................................ 64

B. Karakteristik Responden ...................................................... 66

C. Deskripsi Data ...................................................................... 67

D. Uji Prasyarat Analisis ........................................................... 68

E. Uji Hipotesis ......................................................................... 72

F. Pembahasan .......................................................................... 74

G. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................. 95

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

xii

B. Implikasi .................................................................................. 95

C. Saran ........................................................................................ 96

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 97

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rumpun Model Interaksi Sosial ................................................. 15

Tabel 2.2 Rumpun Model Pemrosesan Informasi ....................................... 17

Tabel 2.3 Rumpun Model Personal ............................................................ 28

Tabel 2.4 Rumpun Model Perilaku ............................................................. 19

Tabel 2.5 Model-model Pembelajaran ........................................................ 20

Tabel 2.6 Tahapan Pembelajaran Model Yurisprudensi Inquiry ................ 25

Tabel 2.7 Penelitian Relevan ...................................................................... 37

Tabel 3.1 Waktu Penyusunan dan Penelitian Skripsi ................................. 42

Tabel 3.2 Desain Penelitian ........................................................................ 44

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen observasi kemampuan berargumenatsi ....... 50

Tabel 3.4 Kisi-kisi obserasi kegiatan pembelajaran ekonomi .................... 51

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumrn soal tes ......................................................... 52

Tabel 4.1 Data Kelas SMA Dua Mei .......................................................... 62

Tabel 4.2 Pembagian Tugas Guru SMA Dua Mei .................................... 64

Tabel 4.3 Data Responden kelas eksperimen ............................................. 66

Tabel 4.4 Data Responden kelas kontrol .................................................... 66

Tabel 4.5 Statistik deskriptif ....................................................................... 68

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Pretest Kemampuan Berargumentasi ........ 70

Tabel 4.7 Uji Homogenitas Data Pretest Kemampuan Berargumentas ..... 72

Tabel 4.8 Uji-t Data Postest Kemampuan Berargumentasi ........................ 75

Tabel 4.9 Hasil Tes Awal (Pre-test) Kelas Eksperimen dan Kontrol ........ 76

Tabel 4.10 Hasil Tes Awal (Pre-test) Kelas Kontrol .................................... 77

Tabel 4.11 Hasil Tes Awal (Pre-test) Kelas Eksperimen ............................. 78

Tabel 4.12 Hasil Tes Akhir (Post-test) Kelas Eksperimen dan Kontrol ....... 87

Tabel 4.13 Tabel Distribusi Hasil Tes Awal (Post-test) Kelas Kontrol ...... 89

Tabel 4.14 Tabel Distribusi Hasil Tes Awal (Post-test) Kelas Eksperimen 90

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ........................................................... 42

Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-rata Tes Awal (Pre-test) ............................. 76

Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-rata Tes Akhir (Postest) ............................. 88

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi

Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Keterangan Validator

Lampiran 5 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian

Lampiran 6 RPP Kelas Eksperimen

Lampiran 7 RPP Kelas Kontrol

Lampiran 8 Silabus

Lampiran 9 Rubrik Penilaian Kemampuan Berargumentasi

Lampiran 10 Lembar Observasi Pembelajaran Ekonomi

Lampiran 11 Hasil Pre-test dan Post-test Kemampuan Berargumentasi di Kelas

Kontrol

Lampiran 12 Hasil Pre-test dan Post-test Kemampuan Berargumentasi di

Eksperimen

Lampiran 13 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Kemampuan Berargumentasi

Lampiran 14 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test Kemampuan Berargumentas

Lampiran 15 Hasil Uji T-test Independent Samples di kelas Kontrol dan

Eksperimen

Lampiran 16 Soal Pre-test dan Post-test Kemampuan Berargumentas

Lampiran 17 Uji Referensi

Lampiran 18 Biodata Penulis

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi

manusia dan juga merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi

anak-anak di dunia termasuk anak-anak di Indonesia. Pendidikan

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan mencerdaskan

manusia. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan sangat berkaitan erat

dengan kehidupan sehari-hari manusia karena dengan adanya

pendidikan yang berkualitas mampu mensejahterakan kehidupan

untuk selanjutnya.

Namun berdasarkan sejarah bangsa Indonsia mengenai

pendidikan, pendidikan belum bisa menyejahterakan masyarakat.

Ketika dapat merebut Indonesia kembali, Belanda mengeluarkan surat

keputusan (koninklijk besluit 1848) yang isinya tentang penetapan

anggaran belanja pengajaran bagi orang-orang Indonesia, terutama

bagi anak-anak pegawai Indonesia. Sementara itu, 1884 keluar surat

keputusan yang memberi kesempatan berdirinya sekolah swasta.

Konteks pendidikan dan pengajaran ini pada prinsipnya adalah

untuk memenuhi kebutuhan pegawai rendahan di kantor-kantor

pamong praja atau kantor-kantor yang lain. Di zaman pemerintahan

Hindia-Belanda, terdapat tiga jenis tingkatan pendidikan, yaitu

pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.1

Hal itu menjadi permasalahan pendidikan bagi bangsa

Indonesia, masyarakat yang ingin mendapatkan pendidikan dibatasi

hanya dari kalangan tertentu saja.

1 Muhammad Rifai, Sejarah Pendidikan Nasional (Dari Masa Klasik Hingga Modern),

(Yogyakarta:Ar-ruzzmdia, 2016), h. 59.

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

2

Sehingga pada masa kemerdekaan pada tahun 1945-1950 KNIP

membuat sebuah realisasi usaha pembaharuan pendidikan dan

pengajaran, antara lain sebagai berikut :

1. Untuk menyusun masyarakat baru, perlu adanya

perubahan pedoman pendidikan dan pengajaran. Paham

perseorangan yang hingga kini berlaku haruslah diganti

dengan paham kesusilaan dan perikemnusiaan yang

tinggi. Pendidikan dan pengajaran harus membimbing

murid-murid menjadi warga negara yang mempunyai

rasa tanggung jawab.

2. Untuk memperkuat persatuan rakyat kita, hendaknya

diadakan satu macam sekolah untuk segala lapisan

masyarakat. Perlu diingat pula bahwa sesuai dengan

dasar keadilan sosial, semua sekolah harus terbuka

untuk tiap-tiap penduduk negara, baik laki-laki maupun

perempuan.

3. Metode yang berlaku di sekolah-sekolah hendaknya

berdasarkan sistem. Sistem itu hendaklah diusahakan

berlaku agar aktivitas rakyat kita kepada pekerjaan bisa

berkembang seluas-luasnya. Selain perguruan-

perguruan biasa, hendaknya diadakan perguruan untuk

orang dewasa yang memberikan pelajaran untuk

pemberantasan buta huruf dan seterusnya hingga

bersifat taman ilmu rakyat dengan memerhatikan garis-

garis besar seperti yang tersebut pada di atas. Di

samping itu, harus ada perguruan-perguruan pemimpin

masyarakat untuk tiap lapangan usaha yang penting.

Untuk keperluan pengajaran orang dewasa ini,

hendaknya kantor pusat dipisahkan.

4. Kewajiban belajar dengan lambat laun dijalankan

dengan ketentuan bahwa dalam tempo yang sesinkat-

singkatnya paling lama 10 tahun dapat berlaku dengan

sempurna dan merata (6 tahun sekolah untuk tiap-tiap

anak Indonesia).

5. Sekolah rendah tidak memungut uang sekolah. Untuk

sekolah menengah dan perguruan tinggi, hendaklah

diadakan aturan pembayaran dan tunjangan yang luas

sehingga soal keuangan jangan menjadi halangan bagi

pelajar-pelajar yang kurang mampu.2

Tujuan dari pendidikan nasional adalah memanusiakan

manusia, menyejahterakan manusia untuk kehidupa masa kini dan

2 Ibid, h.123-124.

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

3

masa yang akan datang. Namun, pendidikan di Indonesia masih jauh

dari kata tersebut, masih banyak anak-anak yang tidak bisa menikmati

pendidikan di Indonesia meskipun pemerintah menggadang-gadang

sekolah gratis selama 12 tahun.

Adapun tujuan dan fungsi pendidikan tertuang dalam pasal 3

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, yakni:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban yang martabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

berilmu, cakap, kjreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”.3

Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan,

dibuktikan di antaranya oleh data UNESCO tentang peringkat Indeks

Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi

dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per

kepala yang menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia

Indonesia pada 2015 berada di peringkat 113 turun dari posisi 110 di

2014. UNDP mencatat, IPM Indonesia 2015 sebesar 0,689 dan berada

di tingkat 113 dari 118 negara di dunia. IPM ini meningkat sekitar 30,5

persen dalam 25 tahun terakhir. Namun, di saat yang bersamaan,

UNDP melihat ada sejumlah indikator kesenjangan yang bertolak

belakang dengan peningkatan IPM tersebut.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, faktor-

faktor yang bisa mendorong kualitas pendidikan adalah, (1)

Kurikulum, (2), Perencanaan Pembelajaran, (3) Strategi Pembelajaran,

(4) Manajemen Pembelajaran, dan (5) Kegiatan Belajar Mengajar,

dimana komponennya adalah kelas, guru, dan siswa.

3Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pasal 3, h.3.

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

4

Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun

untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan

tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf

pengajarnya. Salah satu pegangan dalam pengembangan kurikulum

ialah prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Ralph Tyler (1949). Ia

mengemukakan kurikulum ditentukan oleh empat faktor atau asas

utama, yaitu:

1. Falsafah bangsa, masyarakat, sekolah dan guru-guru (aspek

filosofis).

2. Harapan dan kebutuhan masyarakat (orang tua, kebudayaan

masyarakat, pemerintah, agama, ekonomi dan sebagainya)

(aspek sosiologis)

3. Hakikat anak antara lain taraf perkembangan fisik, mental,

psikologis, emosional, sosial serta cara anak belajar (aspek

psikologis).

4. Hakikat pengetahuan atau disiplin ilmu (bahan pelajaran).4

Tidak adanya konsistensi dalam pendidikan Indonesia perihal

kurikulum membuat sejumlah guru dan siswa kebingungan dan

berdampak pada proses belajar mengajar di kelas dan berujung pada

ketidak efektifan kegiatan belajar mengajar.

Yang kedua adalah Perecanaan Pembelajaran, perencanaan

pembelajaran adalah bekal dan pedoman seorang guru yang akan

melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas, dengan adanya

perencanaan pembelajaran maka ativitas mengajar akan lebih terarah

karena sudah terencana.

Selanjutnya adalah strategi pembelajaran, strategi pembelajaran

merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang

pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan

memudahkan peserta didik menerima dan memahami mater

4 Prof. Dr. s. Nasution M.A, Kurikulum dan Pengajaran, (Bandung, 1989), h. 5-6.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

5

pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat

dikuasainya di akhir kegiatan belajar. 5

Mager (1977: 54) menyampaikan beberapa kriteria yang dapat

digunakan dalam memilih startegi pembelajaran, yaitu (1) berorientasi

pada tujuan pembelajaran, (2) pilih teknik pembelajaran sesuai dengan

keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti

(dihubungkan dengan dunia kerja). dan (3) gunakan media

pembelajaran sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indera

peserta didik.6

Manajemen pendidikan, dewasa ini setiap guru atau dosen pada

prinnsipnya dapat menjadi kepala sekolah, pengawas, atau rektor

universitas tanpa adanya pelatihan khusus. Dalam masyarakat industri

modern, seorang rektor adalah seorang manajer yang dapat mengelola

program akademik, juga mengelola dana universitas secara

professional, mengelola program pendidikan berkelanjutan untuk

masyarakat. Seorang administrator pendidikan dan pelatihan akan

mengelola berbagai jenis dan jenjang pendidikan dan pelatihan di

provinsi itu dari perguruan tinggi sampai Taman Kanak-Kanak.

Manajemen pendidikan dan pelatihan dalam masyarakat

industri modern merupakan manajemen yang transparan, artinya

terbuka bagi pastisipasi masyarakat. Dengan demikian ada tempat bagi

perubahan dan penyesuaian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

yang semakin tinggi taraf pendidikannya dan sejalan dengan itu

semakin demokratis sikapnya.7

Faktor yang terakhir adalah kegiatan belajar mengajar, adalah

serangkaian kegiatan belajar yang dilakukan jika adanya guru, peserta

didik dan tentunya fasilitas (kelas). Bekerja sama dalam belajar antara

5 Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd., Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif), (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 2. 6 Ibid, h 8.

7 Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed., Manajemen Pendidikan Nasional, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2008), h. 182.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

6

guru dan peserta didik merupakan suatu bentuk kelakuan yang perlu

dikembangkan dan dipupuk. Belajar kelompok merupakan salah satu

metode belajar-mengajar dalam masyarakat industry modern. Sejalan

dengan kemajuan dalam bidang pendidikan, maka guru diharapkan

menggunakan model-model yang bisa mengembangkan minat belajar

peserta didik.

Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para

guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk

mencapai tujuan yang akan dicapainya. Dengan memilih model

pembelajaran yang efesien maka hal tersebut juga berpengaruh pada

tingkat minat belajar peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi

perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Seperti yang dikemukakan oleh Joyce dan Weil bahwa setiap model

yang akan digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang

dipakai dalam pembelajaan tersebut.

Model-model pembelajaran terdapat bermacam-macam di

antaranya yaitu model pembelajaran kontruktivisme, model

pembelajran CTL (Contextual Teaching and Learnig), model

pembelajaran kooperatif (Cooperative Learnng), model pembelajaran

berbasis PAIKEM, model pembelajaran berbasis inkuiri, dan lain-lain.8

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh

peneliti pada bulan November 2017, Selama proses kegaitan belajar

mengajar di SMA Dua Mei Tangerang Selatan masih menggunakan

pembelajaran konvensional (ceramah), pembelajaran konvensional

atau yang sering disebut dnegan teaher oriented dimana guru masih

menjadi pusat kegiatan belajar mengajar dan peserta didik belum bisa

mencari informasi sendiri masih bergantung pada guru. Hal ini terjadi

karena kurangnya pemahaman guru mengenai model-model

8 Drs. Mamad Kasmad, S.Pd., M.Pd dan Dr.Suko Pratomo, M.Pd, Model-model

Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012), h.14

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

7

pembelajaran dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia. Minimnya

penggunaan model pembelajaran membuat peserta didik menjadi tidak

antusias dalam proses pembelajaran. Dengan demikian hal ini

menjadikan peserta didik kesulitan dalam memahami mata pelajaran

tersebut, sulit menjelaskan kembali, peserta didik sulit untuk

menyampaikan hal-hal yang belum dipahaminya yang akan berdampak

pada rendahnya kemampuan berargumentasi peserta didik.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengasah

kemampuan berarguentasi peserta didik adalah engan menggunakan

model pembelajaran yurisprudensi inquiry, dimana model

pembelajaran yang dipelopori oleh Donal Oliver dan James P.Shaver

ini didasarkan atas pemahaman masyarakat di mana setiap orang

berbeda pandangan dan prioritas satu sama lain, dan nilai-nilai

sosialnya saling berkonfrontasi satu sama lain. Memecahkan masalah

kompleks dan kontroversial di dalam konteks aturan sosial yang

produktif membutuhkan warga negara yang mampu berbicara satu

sama lain dan bernegosiasi tentang keberbedaan tersebut.

Model pembelajaran ini melatih peserta didik untuk peka

terhadap permasalahan sosial, mengambil posisi (sikap) terhadap

permasalahan tersebut, serta mempertahankan sikap tersebut dengan

argumentasi yang relevan dan valid. Model ini juga dapat mengajarkan

peserta didik untuk dapat menerima atau menghargai sikap orang lain

terhadap suatu masalah yang mungkin bertentangan dengan sikap yang

ada pada dirinya, atau sebaliknya ia bahkan menerima dan mengakui

kebenaran sikap yang diambil orang lain terhadap suatu isu sosial

tertentu. Sebagai contoh, seorang peserta didik menyampaikan

argumentasinya mengenai kelemahan BUMN dan BUMD dengan

argumentasi yang rasional dan logis.

Semakin berkembangnya zaman yang modern dan terpengaruh

oleh globalisasi menuntut setiap-tiap dari warga negara agar senantiasa

belajar untuk menghadapi hidupnya dan tidak kaget jika ada gejala-

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

8

gejala sosial yang ada di lingkungan sekitarnya. Proses perubahan

pendidikan yang terus-menerus agar manusia bisa lebih bermakna dan

siap menghadapi hidupnya. Salah satu cara untuk menghadapi

perkembangan zaman dan perubahan pendidikan secara terus-menerus

adalah dengan kemampuan beragumentasi, karena hanya dengan

kemampuan argumentasi peserta didik mampu mengambil posisi dan

sikap untuk untuk menyeleksi benar dan tidaknya informasi yang

didapatnya seiring dengan maraknya globalisasi. Menurut Dori Wuwur

Hendrikus orang yang menguasai ilmu retorika dan terampil dalam

mempergunakan bahasa, dapat mengalami banyak sukses dalam dihup

dan karyanya, antara lain (1) mengalami kemudahan dalam proses

berkomunikasi, (2) baginya terbuka kesempatan dan kemungkinan

yang lebih luas untuk mendapatkan kerja, (3) lebih mudah mendapat

pengakuan dan penghargaan dari orang lain (4) pengertian terhadap

orang lain semakin terbina, dan (5) dapat terbina sikap batin yang

positif terhadap sesame dan dunia sekitar, yang dapat memperbesar

sukses dalam hidup dan karyanya. 9

Argumentasi adalah pendapat seseorang yang didasarkan

dengan fakta yang mampu untuk mempengaruhi, dengan

menggunakan fakta maka ini akan meyakinkan orang lain tentang

kebenaran atas pemikirannya dan ditambahkan dengan contoh realita

di lingkungan sekitar. Kemampuan beragumentasi sangat penting

diajarkan kepada peserta didik agar peserta didik mampu mengatasi

permasalahan atau gejala sosial sehingga dapat memecahkan masalah

tersebut dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam lingkungan

keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar.

Dari paparan di atas sangat penting mengembangkan

kemampuan peserta didik agar mereka mampu mengatasi

permasalahan dan memecahkan masalah sendiri, kemampuan

9 Dori Wuwur Hendrikus, Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Beragumentasi,

Bernegosiasi, (Yogyakarta:Kanisius, 1991), h. 19.

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

9

berargumentasi dapat diajarkan melalui model pembelajaran

yurisprudensi inquiry.

Berdasarkan jurnal pendidikan dari Yustina Titik Riyanti yang

berjudul Model Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensi Untuk Mengukur

Hasil Belajar Peserta didik Sekolah Dasar Pada Pembelajaran PKn

menghasilkan Inkuiri Jurisprudensi berpengaruh terhadap hasil belajar

peserta didik , berdasarkan data permasalahan dan alternative

pemecahannya dalam 67,5 % menjadi 80%. Sehingga mengalami

kenaikan sebesar 12,5 %. 10

Ipah Tiyani Pemanfaatan Model Jurisprudensidental Inquiry

Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerpen Pada Peserta didik

Kelas X F SMA N 2 Playen Gunung Kidul Penggunaan model

jurisprudental Inquiry dapat meningkatkan keterampilan menulis

cerpen peserta didik kelas X F SMA Negeri 2 Playen.11

Berdasarkan paparan penjelasan di atas, peneliti memilih SMA

Dua Mei sebagai objek penelitian untuk melihat pengaruh penggunaan

model pembelajaran yurisprudensi inquiri terhadap kemampuan

berargumentasi peserta didik. Dengan menggunakan model

pembelajaran yuridprudensi inquiry dapat mengembangkan

kemampuan berargumentasinya, memilah informasi yang tepat dan

memposisikan diri di masyarakat.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas maka peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Yurisprudensi Inquiry Terhadap Kemampuan

Berargumentasi Peserta Didik”

10

Yustina Titik Riyanti, Model Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensi Untuk Mengukur

Hasil Belajar Peserta didik Sekolah Dasar Pada Pembelajaran PKn, Jurnal Pendidikan, Vo.4

No.1 Juli-Desember 2016 11

Ipah Tiyani, Pemanfaatan Model Jurisprudential Inquiry Untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas X F SMA Negeri 2 Playen Gunungkidul, Skripsi

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

10

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka

permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Peserta didik tidak terlibat aktif dalam pembelajaran ekonomi di

kelas.

2. Pembelajaran ekonomi di kelas belum memberikan kesempatan

pada peserta didik seluas-luasnya untuk mengembangkan

kemampuan beragumentasi.

3. Kemampuan beragumentasi peserta didik masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

1. Kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada guru dengan model

pembelajaran konvensional

2. Kemampuan berargumentasi peserta didik masih rendah

3. Tempat penelitian adalah SMA Dua Mei Tangerang Selatan

4. Objek penelitian adalah peserta didik kelas X IPS 1 dan X IPS 2

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Apakah benar model pembelajaran yurisprudensi inquiry berpengaruh

terhadap kemampuan berargumentasi peserta didik ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji penerapan model yurisprudensi inquiry terhadap

kemampuan berargumentasi peserta didik.

2. Untuk menguji pengaruh model yurisprdensi inquiry terhadap

kemampuan berargumentasi peserta didik.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini yaitu:

1. Kegiatan Ilmiah / Manfaat Teoritis

a. Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi peneliti

2. Kegiatan Terapan / Manfaat Praktis

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

11

a. Dapat menyelesaikan masalah teori secara praktis

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

12

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran

a. Hakikat Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau

suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam

tutorial.12

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan

pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya

tujuan-tujuan pengajaran, dan pengelolaan kelas.13

Joyce dan

Weil menyatakan bahwa model mengajar merupakan model

belajar dengan model tersebut guru dapat membantu peserta

didik untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide,

keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri

sendiri.14

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, model

pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artiya para guru

boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien

untuk mencapai tujuan yang akan dicapainya. Dengan memilih

model pembelajaran yang efesien maka hal tersebut juga

berpengaruh pada tingkat minat belajar peserta didik dalam

kegiatan belajar mengajar.

Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman

bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan

pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Joyce dan Weil

bahwa setiap model yang akan digunakan dalam pembelajaran

12 Dr. Rusman, M.Pd, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali, 2012), h.132.

13 Ibid, h.133.

14 Ibid, h.134.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

13

menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaan

tersebut.

Model-model pembelajaran terdapat bermacam-macam

di antaranya yaitu model pembelajaran kontruktivisme, model

pembelajran CTL (Contextual Teaching and Learning), model

pembelajaran kooperatif (Cooperative Learnng), model

pembelajaran berbasis PAIKEM, model pembelajaran berbasis

inkury, dan lain-lain.15

b. Tujuan Model Pembelajaran

Soekamto dalam Trianto mengemukakan maksud dari

model pembelajaran adalah :

Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai

pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.16

Dari pengertian model pembelajaran tersebut, maka

peneliti menyimpulkan model pembelajaran dapat dipahami

sebagai suatu desain, pola atau rancangan yang digunakan untuk

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Hal itu

dilakukan untuk menciptaka suasana yang menunjang agar

peserta didik merasa bebas untuk merespon secara alami dan

teratur. Sehingga tujuan belajar tercapai dengan baik.

Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat

melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan

hasil pembelajaran. Dalam penerapannya model pembelajaran

harus dilakukan dengan kebutuhan siswa karena masing-masing

model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip dan tekanan utama

yang berbeda. Model pembelajaran adalah sutau rencana atau

15

Drs. Mamad Kasmad, S.Pd., M.Pd dan Dr.Suko Pratomo, M.Pd, Model-model

Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012), h.14 16

Ibid, h. 59

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

14

pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum

(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-

bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas

atau yang lain.

c. Ciri-Ciri Model Pembelajaran

Model-model pembelajaran memiliki cirri-ciri sebagai

berikut:

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli

tertentu.

2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.

3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar

mengajar di kelas.

4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan

langkah-langkah pembelajaran; (2) adanya prinsip-prinsip

reaksi; (3) sistem sosial dan (4) sistem pendukung. Keempat

bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan

melaksanakan suatu model pembelajaran.

5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model

pembelajaran. Dampak tersebut meliputi : (1) dampak

pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; (2)

dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

6) Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan

pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.17

d. Macam-macam Model Pembelajaran

Model pembelajaran menurut Joyce dan Weil

dikelompokkan dalam empat rumpun, yaitu model interaksi

sosial, model pemrosesan informasi, model personal, dan model

perilaku.18

a. Model Interaksi Sosial (The Social Models of Teaching)

17

Dr. Rusman, M.Pd, Op.Cit, h.136. 18

Muhammad Faturahman, Model-model Pembelajaran Inovatif Alternatif Desain

Pembelajaran Yang Menyenangkan. (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2015), h.32.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

15

Model interaksi sosial ini didasari oleh teori belajar Gestalt

(field theory). Model interaksi sosial yang menitikberatkan

pada hubungan yang harmonis antara individu dengan

masyarakat (learning to life together). Model interaksi sosial

adalah model yang mengutamakan hubungan individu

dengan masyarakat atau orang lain , dan memusatkan

perhatiannya kepada proses dengan realita yang ada

dipandang sebagai satu negosiasi sosial. Model ini

menekankan pada hubungan personal dan sosial

kemasyarakatan di antara peserta didik yang berfokus pada

peningkatan kemampuannya untuk berhubungan dengan

orang lain, terlibat dalam proses-proses yang demokrats dan

bekerja secara produktif dalam masyarakat.

Tabel 2.1 Rumpun Model Interaksi Sosial

Model Tokoh Tujuan

Penentuan

kelompok

Herbert Telen

John Dewey

Perkembangan

keterampilan untuk

partisipasi dalam

proses social yang

demokratis melalui

penekanan yang

dikombinasikan pada

keterampilan

antarpribadi

(kelompok) dan

keterampilan-

ketermpilan penentuan

akademik. Aspek

perkembangan pribadi

merupakan hal penting

dalam hal ini.

Inkuiri

(penemuan

social)

Byron

Massialas

Benjamin Cox

Pemecahan masalah

social terutama

melalui penemuan,

social, dan penalaran

logis

Jurisprudensi

Inquiry

Donald Oliver

James

Dirancang terutama

untuk mengajarkan

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

16

P.Shaver kerangka acuan

yurisprudensial

sebagai cara berpikir

dan penyeliesaian isu-

isu social.

Bermain peran

(role playing)

Fannies Fhafel

George Shafel

Dirancang untuk

memengaruhi peserta

didik agar menemukan

nilai-nilai pribadi dan

social. Perilaku dan

nilai-nilainya

diharapkan anak

menjadi sumber

penemuan berikutnya

Simulasi social Serene

Bookock

Harold

Guetzkow

Dirancang untuk

membantu peserta

didik mengalami

macam-macam proses

dan kenyataan social,

dan untuk menguji

reaksi mereka, serta

untuk memperoleh

konsep keterampilan

pembuatan social Sumber : Muhammad Faturahman, Model-model Pembelajaran Inovatif

Alternatif Desain Pembelajaran Yang Menyenangkan. (Yogyakarta: Ar-Ruz

Media, 2015).

b. Model Pemrosesan Informasi (Information Processing

Models)

Model pemrosesan informasi dipelopori oleh Robert

Gagne. Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor

yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan

merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dalam

pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang

kemudian diolah hingga menghasilkan output dalam bentuk

hasil belajar.19

Tabel 2.2 Rumpun Model Pemrosesan Informasi

19

Ibid, h. 36-37.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

17

Model Tokoh Tujuan

Model

berpikir

induktif

Hilda Taba Didesain utama untuk

mengembangakan

proses mental dan

alasan akademik atau

membangun teori,

tetapi kapasitas ini

bermanfaat untuk

pribadi dan tujuan

social dengan baik

Model latihan

inkuiri

Ricahrd

Suchman

Didesain utama untuk

mengembangan

proses mental dan

alasan akademik atau

membangun teori,

tetapi kapasitas ini

bermanfaat untuk

pribadi dan tujuan

social dengan baik

Inkuiri ilmiah Joseph J.

Schwab

Didesain untuk

mengajar penelitian

system disiplin, tetapi

juga diharapkan dapat

memperoleh dampak

domain lainnya

Penemuan

konsep

Jerome

Bunner

Didesain terutama

untuk mengembangan

alasan induktif, tetapi

juga untuk

pengembangan

konsep dan analisis

Pertumbuhan

kognitif

Jean Piaget

Irving Sigel

Edmung

Sulivan

Lewrence

Kohiberg

Didesain untuk

menciptakan

pengembangan

intelektual umum,

khususny alasan

logis, tetapi dapat

diaplikasikan untuk

pengembangan social

dan moral dengan

baik

Model penata

lanjutan

David

Ausubel

Didesain untuk

menciptakan efesiensi

kemampuan dalam

informasi premosesan

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

18

untuk mendapatkan

dan menghubungkan

bodie of knowledge.

Memori Harry

Lorayne

Jerry Lucas

Didesain untuk

menciptakan

kemampuan memori Sumber : Muhammad Faturahman, Model-model Pembelajaran Inovatif

Alternatif Desain Pembelajaran Yang Menyenangkan. (Yogyakarta: Ar-

Ruz Media, 2015).

c. Model Personal (personal family)

Model ini merupakan rumpun model pengajaran

yang menekankan pada proses mengembangkan kepribadian

individu peserta didik dengan memerhatikan kehidupan

emosional. Model ini banyak memusatkan pada usaha

individu dalam menciptakan hubungan yang baik dengan

lingkungannya20

Tabel 2.3 Rumpun Model Personal

Model Tokoh Tujuan

Pengerjaan

non-direktif

Calr rogers Penekanan pada

pembentukan

kemampuan untuk

perkembangan

pribadi dalam arti

kesadaran diri,

pemahaman

diri,kemandirian, dan

konsep diri.

Latihan

kesadaran

William

Schutz Fritz

Perls

Meningkatkan

kemampuan

seseorang untuk

eskplorasi diri dan

kesadaran diri.

Sinektik William

Gordon

Perkembangan

pribadi dalam

kreativitas dan

pemecahan masalah

kreatif.

System-

sistem

konseptual

David hunt Dirancang untuk

meningkatkan

kekomplekan dan

20

Ibid, h. 38.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

19

keluwesan pribadi.

Pertemuan

kelas

William glaser Perkembangan

pemahaman diri dan

tanggung jawab

kepada diri sendiri

dan kelompok social. Sumber : Muhammad Faturahman, Model-model Pembelajaran Inovatif

Alternatif Desain Pembelajaran Yang Menyenangkan. (Yogyakarta: Ar-

Ruz Media, 2015).

d. Model perilaku (behavioral model of teaching)

Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku

yang tampak dari peserta didik sehingga konsisten dengan

konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon,

model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus

diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan dan

mengandung perilaku tertentu.21

Tabel 2.4 Rumpun Model Perilaku

Model Tokoh Tujuan

Manajemen

kontingensi

dan kontrol

diri

B.F Skinner Fakta-fakta, konsep,

keterampilan dan

perilaku/keterampilan

social

Relaksasi

santai dan

pengurangan

ketegangan

Rim &

Masters

Wolpe

Mengalihkan

kesantaian kepada

kecemasan dalam

situasi social

Latihan

asertif

desentitsasi

latihan

langsung

Wolpe

Lazarus,

selter

Wolpe

Ekspresi perasaan

langsung dan spontan

dalam situasi social

Sumber : Muhammad Faturahman, Model-model Pembelajaran Inovatif

Alternatif Desain Pembelajaran Yang Menyenangkan. (Yogyakarta: Ar-

Ruz Media, 2015).

2. Yurisprudensi Inquiry

a. Pengertian Yurisprudensi Inqury

Joyce, Weil, dan Calhoun mendeskripsikan empat

kategori model mengajar, yaitu kelompok model sosial (social

21

Ibid, h. 38.

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

20

family), kelompok pengolahan informasi (information

processing family), kelompok model personal (personal family),

dan kelompok model sistem perilaku (behavioral system

family). Tiap-tiap model tersebut dijaarkan ke dalam beberapa

tipe yang lebih terukur. Jika dituangkan dalam bentuk tabel

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5 Model-model Pembelajaran

Fa

mili

es

the social

family

The

information

processing

family

The

personal

family

The

behavioural

system family

Mo

dels

partners

inlearnin

g

positive

interdepe

nce

structural

inquiry

group

investigat

ion

role

playing

jurisprud

ential

inquiry

inductive

thinking

concept

attainment

memories

advance

organizers

scientific

inquiry

inquiry

training

synectik

non directive

teahing

enhancing

self esteem

mastery

leaning

direct

instruction

simulation

social leaning

programmed

schecdule

Sumber : Aunurahman, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung, Afabeta, 2010)

Berdasarkan uraian di atas, maka yurisprudensi inquiry

merupakan salah satu model pembelajaran yang termasuk ke

dalam kelompok model sosial (social family).22

Model pembelajaran yang dipelopori oleh Donal Oliver

dan James P.Shaver ini didasarkan atas pemahaman masyarakat

22 Aunurahman, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung, Afabeta, 2010), h 148.

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

21

di mana setiap orang berbeda pandangan dan prioritas satu sama

lain, dan nilai-nilai sosialnya saling berkonfrontasi satu sama

lain. Memecahkan masalah kompleks dan kontroversial di

dalam konteks aturan sosial yang produktif membutuhkan

warga Negara yang mampu berbicara satu sama lain dan

bernegosiasi tentang keberbedaan tersebut.

Jadi, model pembelajaran telaah yurisprudensial melatih

peserta didik untuk peka terhadap permasalahan sosial,

mengambil posisi (sikap) terhadap permasalahan tersebut, serta

mempertahankan sikap tersebut dengan argumentasi yang

relevan dan valid. Model ini juga dapat mengajarkan peserta

didik untuk dapat menerima atau menghargai sikap orang lain

terhadap suatu masalah yang mungkin bertentangan dengan

sikap yang ada pada dirinya. Atau sebaliknya, ia bahkan

menerima dan mengakui kebenaran sikap yang diambil orang

lain terhadap suatu isu sosial tertentu. Sebagai contoh, seorang

peserta didik mengambil sikap tidak setuju atas kenaikan harga

bahan bakar minyak dengan berbagai argumentasi yang rasional

dan logis. Tentunya yang mengambil sikap sebaliknya (setuju)

juga dengan berbagai argumentasi yang logis dan rasional.

Akhirnya, keduanya sama-sama dapat menganalisis kelebihan

dan kelemahan dari masing-masing posisi (sikap) yang

diambilnya. Sebaliknya, bisa saja teman yang setuju kenaikan

Bahan Bakar Minyak (BBM) akan berubah sikapnya jadi tidak

setuju setelah mendengar argumentasi dari temannya yang lain

yang menurutnya lebih baik, lebih rasional, dan lebih

mempunyai implikasi yang positif terhadap masyarakat.23

Secara umum tahap pembelajaran inkuiri yurisprudensi,

yaitu (1) orientasi kasus/ permasalahan (orientation to the case),

23

Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif, h. 31.

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

22

(2) identifikasi isu (identifying issue), (3) penetapan

posisi/pendapat (taking posision), (4) menyelidiki cara

berpendirian, pola argumentasi (exploring the stance, patterns

of argumentation), (5) memperbaiki dan mengkualifikasi posisi

(refining and qualifying the position), dan (6) melakukan

pengujian asumsi-asumsi terhadap posisi/pendapatnya (testing

factual assumstions behind qualified positions).24

b. Kelebihan dan kelemahan

Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan

kekurangannya masing-masing. Dengan adanya kelebihan

dan kekurangan tersebut dapat menjadi acuan guru untuk

menyampaikan materi pembelajaran. Adapun kelebihan dan

kekurangan model pembelajaran yurisprudensi inquiry

adalah:

Menurut Sanjaya bahwa model ini memiliki beberapa

kelebihan dan kekurangan, diantaranya :

Kelebihan

1. Model inkuiri merupakan model pembelajaran yang

menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor, secara seimbang sehingga

pembelajaran akan lebih bermakna.

2. Model inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk

belajar sesuai dengan gaya belajar meraka.

3. Model inkuiri merupakan model yang dianggap sesuai

dengan perkembangan psikologi belajar modern yang

menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah

laku.

4. Keuntungan lain adalah model pembelajaran ini dapat

melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional), h 71.

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

23

di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki

kemampuan belajar yang bagus tidak akan terlambat

oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Kekurangan

1. Jika model inkuiri digunakan sebagai model

pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan

keberhasilan siswa.

2. Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh

karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3. Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu

yang panjang sehingga sering guru sulit

menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Semua kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan

siswa menguasai materi pelajaran, maka model inkuiri

akan sulit diimplemintasikan oleh setiap guru.

c. Tahapan Pembelajaran

1) Orientasi Kasus/Permasalahan

Pada tahap ini guru mengajukan kasus dengan

membacakan kasus yang terjadi, memperlihatkan

film/video kasus, atau mendiskusikan suatu kasus yang

sedang hangat di masyarakat atau kasus di sekolah.

Langkah berikutnya adalah meninjau fakta-fakta dengan

jalan melakukan analisis, siapa yang terlibat mengapa

bisa terjadi, dan sebagainya.

2) Identifikasi Isu

Pada tahap ini peserta didik dibimbing untuk

mensintesis fakta-fakta yang ada ke dalam sebuah isu

yang sedang dibahas; kaitannya dengan kebijakan

publik, dan munculnya kontroversi di masyarakat, dan

sebagainya; karakteristik nilai-nilai yang terkait (seperti

kemampuan berbicara, perlindungan terhadap

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

24

kesejahteraan umum, otonomi daerah/local, atau

kesamaan memperoleh kesempatan); melakukan

identifikasi konflik terhadap nilai-nilai yang ada. Dalam

tahap ini peserta didik belum diminta untuk menentukan

pendapatnya terhadap kasus yang dibahas.

3) Penetapan Posisi/Pendapat

Dalam tahap ini peserta didik mengartikulasikan

atau mengambil posisi terhadap kasus yang ada. Peserta

didik menyatakan posisinya terkait dengan nilai sosial

atau konsekuensi dari keputusannya.

4) Menyelidiki Cara Berpendirian, Pola Argumentasi

Menetapkan keputusan pada bagian mana yang

terjadi pelanggaran nilai-nilai secara faktual. Ajukan

bukti-bukti yang diinginkan/tidak diinginkan

(mendukung/tidak mendukung) sebagai konsekuensi

dari pandangan/pendapat yang diajukan. Berikan

klarifikasi terhadap nilai-nilai konflik dengan

menggunakan analogi. Menetapkan prioritas dari satu

nilai (keputusan) di antara keputusan/ nilai-nilai lainnya

dan mengeveluasi kekurangan-kekurangan dari

nilai/keputusan yang lainnya.

5) Memperbaiki dan Mengkualifikasi Posisi

Peserta didik menyatakan posisinya dan

alasannya terhadap masalah, dan menguji sejumlah

situasi/kondisi yang mirip terhadap permasalahannya.

Peserta didik mengkualifikasi (terhadap standar)

posisinya.

6) Melakukan Pengujian Asumsi-Asumsi terhadap

Posisinya/Pendapatnya

Peserta didik melakukan identifikasi asumsi-

asumsi factual dan melihat relevansinya, serta

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

25

menentukan konsekuensi yang diperkirakan dan

melakukan pengujian validitas faktualnya.25

d. Penerapan Yurisprudensi Inquiry Di Kelas

Secara operasional kegiatan guru dan peserta didik

selama pembelajaran dapat dijabarkan sebagi berikut:26

Tabel 2.6

Tahapan Pembelajaran Model Yurisprudensi Inquiry

25

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional), h 72. 26

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional), h. 74-75

No Tahapan

Pembelajaran Kegiatan Guru

Kegiatan Peserta

Didik

1

Orientasi

kasus/permas

alahan

Guru menyajikan

bahan

ajar/permasalahan/kasu

s yang sedang hangat

terjadi

Peserta didik

mencermati

permasalahan yang

akan dikaji

Guru membimbing

peserta didik untuk

mengkaji ulang fakta-

fakta yang

berhubungan dengan

permasalahan

Mengkaji fakta-fakta

yang terkait

permasalahan/kasus

yang akan dibahas

2 Identifikasi

isu/kasus

Guru membimbing dan

mendorong peserta

didik untuk melakukan

sintesis terhadap fakta-

fakta yang ada.

Peserta didik

melakukan sintesis

terhadap fakta yang

terkait dengan isu-isu

di masyarakat

Guru mengarahkan

peserta didik untuk

memilih salah satu isu

sebagai bahan diskusi.

Peserta didik

melakukan pemilihan

salah satu isu sebagai

bahan diskusi

Guru membimbing

peserta didik untuk

melakukan identifikasi

terhadap nilai-nilai dan

konflik social

Peserta didik

melakukan

identifikasi terhadap

nilai-nilai dan

konflik nilai dalam

kasus

Guru membimbing

peserta didik untuk

mengenali fakta-fakta

pada kasus yang

dibahas

Peserta didik

berusaha untuk

mengenali fakta-

fakta pada kasus

yang dibahas

Guru membimbing

peserta didik untuk

mendefinisikan/mengaj

Peserta didik

melakukan

pendefinisian/meneta

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

26

ukan pertanyaan-

pertanyaan

pkan permasalahan

dan berusaha

mengajukan

pertanyaan-

pertanyaan

(mengapa, siapa, apa,

dan bagaimana)

3

Pengambilan

posisi/pendap

at

Guru membimbing

peserta didik untuk

mengartikulasikan

posisi (menentukan

posisi/pemdapat

terhadap permasalahan

yang dikaji)

Peserta didik

menentukan/menetap

kan posisi/pendapat

terhadap

permasalahan yang

dikaji

Guru membimbing

peserta didik untuk

mengemukakan alasan

dasar mengapa berada

pada posisi/pendapat

tersebut (kaitannya

terhadap kasus/nilai

sosial atau konsekuensi

terhadap keputusannya)

Peserta didik

mengemukakan

alasan dasar

mengapa berada pada

posisi/pendapat

tersebut (kaitannya

terhadap kasus/nilai

sosial atau

konsekuensi terhadap

keputusannya)

4

Menyelidiki

cara

berpendirian,

pola

argumentasi

Guru membimbing

peserta didik untuk

menetapkan pendapat

tentang nilai-nilai

masyarakat yang

dilanggar.

Peserta didik

menetapkan

pendapat/pendirian

tentang nilai-nilai

masyarakat mana

yang dilanggar.

Guru membimbing

peserta didik

membuktikan akibat

yang tidak

diinginkan/diinginkan

terhadap

posisi/pendapatnya.

Peserta didik

berusaha untuk

menjelaskan hal-hal

yang mungkin

muncul, baik tidak

diinginkan/diinginka

n terhadap

posisi/pendapatnya

Guru

menjelaskan/mengklasi

rifikasi konflik nilai

dengan contoh

sejenis/analogy

Peserta didik

menjelaskan/mengkl

asirifikasi konflik

nilai dengan contoh

sejenis/analogy

Guru membimbing

peserta didik untuk

menetapkan prioritas

Peserta didik

menetapkan prioritas

Guru membimbing

peserta didik untuk

menetapkan prioritas

dari satu nilai

(keputusan) di antara

keputusan/nilai-nilai

lainnya

Peserta didik

menetapkan prioritas

dari satu nilai

(keputusan) di antara

keputusan/nilai-nilai

lainnya

Guru membimbing

peserta didik untuk

Peserta didik

menunjukkan

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

27

S

u

m

b

e

r

:

M

a

d

e

W

e

n

a, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional), (Jakarta:Bumi Aksara, 2009)

Peneliti Oliver dan Shaver menemukan bahwa penerapan model

Yurisprudensi Inquiry telah berhasil dengan sukses meningkatkan hasil

belajar peserta didik kelas 7 dan kelas 8. Namun, model ini kurang

berhasil jika diterapkan pada tingkat kelas rendah. Berdasarkan

beberapa kajian literatur, penelitian model ini di Indonesia masih sangat

jarang diuji cobakan atau mungkin belum pernah dilakukan. Oleh

karena itu, model ini sangat baik untuk diterapkan pada sekolah-

sekolah, khususnya pada tingkat kelas atas (SMA/SMK).27

27

Made Wena, Strategi Pembelajaran.., h. 76.

menunjukkan

kekurangan-

kekurangan dari

nilai/keputusan yang

lainnya

kekurangan-

kekurangan dari

nilai/keputusan yang

lainnya

5

Memperbaiki

dan

megkualifika

si posisi

Guru membimbing

peserta didik

menyatakan posisinya

dan alasannya terhadap

masalah.

Peserta didik

menyatakan

posisinya dan

alasannya terhadap

masalah

Guru membimbing

peserta didik menguji

sejumlah

situasi/kondisi yang

mirip terhadap

permasalahannya

Peserta didik

menguji sejumlah

situasi/kondisi yang

mirip terhadap

permasalahannya

Guru membimbing

peserta didik

mengkualifikasi

(terhadap standar)

posisinya.

Peserta didik

mengkualifikasi

(terhadap standar)

posisinya.

6

Melakukan

pengujian

asumsi-

asumsi

terhadap

posisinya/pen

dapatnya

Guru membimbing

peserta didik untuk

mengidentifikasikan

asumsi-asumsi faktual

dan menentukan jika

relevan.

Peserta didik

melakukan

identifikasi terhadap

asumsi-asumsi

faktual dan

menentukan jika

relevan.

Guru membimbing

peserta didik untuk

menentukan

konsekuensi yang

diperkirakan dan

menguji validitas

faktual.

Peserta didik

menentukan

konsekuensi yang

diperkirakan dan

menguji validitas

factual

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

28

3. Kemampuan Beragumentasi

a. Pengertian Kemampuan Argumentasi

Kemampuan menurut Wikipedia adalah kapasistas seorang

individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau

bisa dijelaskan bahwa kemampuan adalah sebuah penilaian terkini

atas apa yang dapat dilakukan seseorang.28

Argumentasi adalah suatu proses untuk mencapai suatu

kesimpulan.29

Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indoensia-Melayu

argumentasi adalah pemberian alasan dan penjelasan bukti-bukti

yang disampaikannya sangat ilmiah.30

Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia berargumentasi adalah memberikan alasan untuk

memperkuat atau menolak suatu pendapat.31

Dengan

mempergunakan prinsip-prinsip logika sebagai alat bantu utama,

maka argumentasi atau tulisan argumentative yang ingin mengubah

sikap dan pendapat orang lain bertolak dari dasar-dasar tertentu,

menuju sasaran yang hendak dicapainya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berargumentasi

adalah kemampuan untuk mencapai suatu kesimpulan dengan

menggunakan dasar prinsip-prinsip logika.

Dasar yang harus diperhatikan sebagai titik tolak argumentasi

adalah :32

1) Pembicara atau pengarang harus mengetahui serba sedikit tentang

subyek yang akan dikemukakannya, sekurang-kurangnya

mengenai prinsip-prinsip ilmiahnya. Karena argumentasi pertama-

tama didasarkan pada fakta, informasi, evidensi, dan jalan pikiran

yang menghubung-hubungkan fakta-fakta dan informasi-

28

Id.m.wikipedia.org, di akses pada hari Minggu, 8 Juli 2018, pukul 22:3 WIB 29

Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1981), h.

120. 30

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia-Melayu, 1997.

h.19. 31

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:PT

Gramedia Utama Edisi 4, 2008) , Cet. 1, h.85. 32

Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, h. 101.

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

29

informasi tersbut. Dengan mengetahui serba sedikit mengenai

obyek yang akan dikemukakannya, serta mengetahui prinsip

ilmiah yang mencakup subyek tadi, maka penulis atau pembicara

dapat memperdalam masalah tersebut dengan penelitian,

observasi, dan autoritas untuk memperkuat data dan informasi

yang telah diperolehnya.

2) Pengarang harus bersedia mempertimbangkan pandangan-

pandangan atau pendapat-pendapat yang bertentangan dengan

pendapatnya sendiri. Mempertimbangkan pendapat lawan tidak

berarti harus menyerah kepada lawan. Mempertimbangkan

pendapat lawan adalah dengan tujuan untuk mengetahui apakah di

antara fakta-fakta yang diajukan lawan ada yang dapat

dipergunakannya, sehingga malah akan memperlemah pendapat

lawan tadi. Dan dapat juga terjadi bahwa fakta dan evidensi

lawanlah yang benar, sehingga pendapat lawanlah yang harus

diterima.

3) Pembicara atau penulis argumentasi harus berusaha untuk

mengemukakan pokok persoalnnya dengan jelas: ia harus

menjelaskan mengapa ia harus memilih topic tersebut. Sementara

itu ia harus mengemukakan pula konsep-konsep dan istilah-

istilah yang tepat.

b. Indikator Kemampuan Beragumentasi

Terdapat indikator-indikator dalam mengukur kemampuan

berargumentasi peserta didik, di antaranya:

Argumentasi menurut Mc. Neil dan Krajick memuat tiga aspek

meliputi:33

1) Claim merupakan pernyataan yang menjawab pertanyaan

2) Evidence data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan

33

Ade Cyntia Pritasari, dkk. Peningkatan Kemampuan Argumentasi Melalui Penerapan

Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas X SMA Batik Surakarta Tahun Pelajaran

2014/2015.(universtas negeri Surakarta, 2016). Volume 8, Nomor 1.

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

30

3) Reasoning merupakan suatu alasan atau pembenaran yang

menguhubungkan pernyataan dengan bukti

Menurut Toulmin terdapat empat indikator untuk mengukur

kemampuan berargumentasi peserta didik, yaitu:34

1) Klaim mengukur kemampuan berargumentasi berupa

pernyataan

2) Data disertakan untuk mendukung klaim, diukur berdasarkan

aspek kecukupan dan kualitas data

3) Pembenaran digunakan untuk menjelaskan hubungan antara

data dan klaim

4) Dukungan digunakan untuk mendukung sebuah pembenaran

Sedangkan menurut sumber lain, indikator kemampuan

berargumentasi adalah :

1) Keaktifan dalam berdiskusi

Peserta didik dinilai mempunyai kemampuan berargumentasi jika

ia mampu aktif dan terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.

Keaktifan tersebut dinilai dengan ia mampu menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang telah guru berikan, selain itu dia bisa menanyakan

hal-hal atau materi yang tidak dapat dipahaminya.

2) Ketepatan dalam menunjukan data

Dalam berargumentasi, peserta didik harus mampu menunjukan

ketepatan dari argumennya tersebut, berkaitan dengan isu-isu atau

masalah yang sedang dibahas dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas.

3) Keaslian dalam referensi

Keaslian merupakan hal yang sangat penting dalam

berargumen,peserta didik diharapkan mampu menyatakan

argumennya sendiri dan dipastikan peserta didik tidak mengambil

34

Agus Budiyono, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Argument Based Science

Inquiry (ABSI) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berargumentasi Siswa SMA. (Universitas

Islam Madura, 2016). Volume 4 , Nomor 1.

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

31

karya orang lain tanpa mengutip dan mencamtumkan sumberya

dengan jelas.

4) Kelancaran dalam berargumen

Kelancaran dalam berargumentasi, dalam artian peserta didik tidak

terbata-bata dalam menyampaikan argumennya.

c. Pentingnya Kemampuan Barargumentasi

Kemampuan berargumentasi sangat penting dikuasai oleh

peserta didik ,baik kemampuan berargumentasi secara lisan maupun

dengan tulisan. Pengertian argumentasi sendiri adalah suatu bentuk

pernyataan yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat

orang lain agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai

dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara). Argumen

dapat dikatakan hal 14 yang esen sial dalam kehidupan sehari-hari.

Hampir setiap pekerjaan ataupun segala hal memerlukan argumen.

Keesensialan argumentasi tersebut disandarkan pada dua alasan,

yakni argumentasi merupakan sebuah usaha mencari tahu

pandangan mana yang lebih baik dari yang lain dan argumen

dijabarkan sebagai cara seseorang menjelaskan dan mempertahan

kan suatu gagasan. Dalam kegiatan menulis, argumentasi menjadi

bagian penting yang harus diperhatikan. Dalam sebuah tulisan

ilmiah penulis berusaha menyampaikan pendapatnya tentang suatu

gejala, konsep atau teori tentunya dengan tujuan bahwa ia dapat

meyakinkan pembacanya akan kebenaran pendapatnya. Oleh karena

itu seorang penulis harus benar-benar memahami apa yang

dimaksud dengan sebuah argumen. Ia perlu tahu jenis-jenis

pernyataan yang diajukan dan cara merangkaikan semuadengan

benar. Beberapa dasar yang harus diperhatikan oleh pembicara atau

pengarang sebagai titik tolak argumentasi menurut Keraf antara

lain:

1. Pertama, pembicara atau pengarang harus mengetahui sedikit

tentang subjek yang akan dikemukakannya, sekuran-kurangnya

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

32

mengenai prinsip-prinsip ilmiahnya. Karena argumentasi

pertama-tama didasarkan pada fakta, informasi, evidensi, dan

jalan pikiran yang menghubung-hubungkan fakta dan informasi-

informasi tersebut. Dengan mengetahui serba sedikit mengenai

objek yang akan dikemukakannya, serta mengetahui prinsip

ilmiah yang mencakup subjek tadi, maka penulis atau pembicara

dapat memperdalam masalah tersebut dengan penelitian,

observasi, dan autoritas untuk memperkuat data dan informasi

yang telah diperoleh.

2. Kedua, pembicara atau penulis harus bersedia

mempertimbangkan pandangan-pandangan atau pendapat-

pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri.

3. Ketiga, pembicara atau penulis argumentasi harus berusaha

untuk Mengemukakan pokok persoalannya dengan jelas ia harus

menjelaskan mengapa ia harus memilih topik tersebut.

Sementara itu ia harus mengemukakan pula konsep-konsep dan

istilah-istilah yang tepat.

4. Keempat, pembicara atau penulis harus menyelidiki persyaratan

mana yang masih diperlukan bagi tujuan-tujuan lain yang

tercakup dalam persoalan yang dibahas itu, dan sampai di mana

kebenaran dari pernyataan yang telah dirumuskannya itu.

5. Kelima, dari semua maksud dan tujuan yang terkandung dalam

persoalan itu,yang mana yang lebih memuaskan pembicara atau

penulis untuk menyampaikan masalahnya.

Salah satu cara untuk memastikan keabsahan argumen adalah

dengan mengujinya menggunakan metode yang diciptakan oleh

Stephen Toulmin yang didesain agar kita dapat menilai keabsahan

argumentasi. Menggunakan pola argumentasi Toulmin sangat

efektif untuk mengukur kemampuan berargumentasi seseorang.

Hasil penelitian Simon, Enduran,dan menunjukkan bahwa pola

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

33

argumentasi Toulmin (Toulmin Argumentation Pattern atau TAP)

sangat cocok bagi seorang peneliti untuk mengidentifikasi

argumentasi dan mengukur kualitas argument.

B. Penelitian Relevan

Referensi yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya

berdasarkan pada teori-teori dari buku, melainkan juga melihat pada

penelitian yang sebelumnya telah dilakukan. Penelitian sebelumnya

yang telah dilakukan yang dikaitkan dengan penelitian ini yaitu:

Yustina Titik Riyanti, tahun 2006 dengan judul penelitian

“Model Pembelajaran Inkuri Jurisprudensial Untuk Mengukur Hasil

Belajar Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran Pkn”. Jenis data tang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif. Sampelnya adalah kelas IV SDN 2 Curah Katok

Kabupaten Situbondo Tahun 2015/2016. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian tindakan, dengan teknik pengumpulan data meliputi

wawancara, observasi, dan tes. Dalam penelitian ini terdapat dua

variabel yaitu variabel bebas dan terikat, variabel bebas ditandai

dengan (X), dimana model pembelajaran inkuiri jurisprudensial

sebagai variabel X. Selanjutnya variabel terikat ditandai dengan (Y)

dimana hasil belajar siswa sebagai variabel Y. Hasil penelitian

diperoleh data rata-rata peningkatan keaktifan siswa dari siklus I

dengan 70,00 ke siklus II dengan nilai 78,50 sebesar 8,5 %. Selain itu,

penerapan model pembelajaran inkuiri jurisprudensial juga mampu

mengukur peningkatan hasil belajar siswa, siklus I dan siklus II, yaitu

67,5 menjadi 80. Sehingga mengalami kenaikan sebesae 12,5 %.35

Berikut ini adalah persamaan dan perbedaan antara penelitian

terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, persamaan

sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif dan

35

Yustina Titik Riyanti, Model Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensi Untuk Mengukur

Hasil Belajar Peserta didik Sekolah Dasar Pada Pembelajaran PKn, Jurnal Pendidikan, Vo.4

No.1 Juli-Desember 2016.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

34

menggunakan variabel bebas (X) untuk model pembelajaran

yurisprudensi inkuiri. Perbedaan : variable terikat (Y), yaitu

kemampuan berargumentasi peserta didik.

Agus Budiyono, tahun 2016 dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Argument Based Science Inquiry (ABSI) terhadap

Peningkatan Kemampuan Berargumentasi Peserta Didik”. Jenis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI di MAN Pamekasan Jawa

Timur dengan sampel sebanyak satu kelas yang dipilih secara cluster

random sampling dengan jumlah 34 siswa. Instrument penelitian yang

digunakan adalah tes kemampuan berargumentasi. Dalam penelitian

ini terdapat dua variabel (X), dimana model pembelajaran Argument

Based Science Inquiry sebagai variabel X, selanjutnya variabel terikat

(Y), dimana kemampuan berargumentasi sebagai variabel Y. dimana

hasil pembelajaran Argument Based Science Inquiry berpengaruh

sangat besar terhadap kemampuan berargumentasi siswa dengan nilai

effect size sebesar 5,80, serta meningkatkan kemampuan

berargumentasi siswa dengan nilai <g> sebesar 0,85 atau berada pada

kategori tinggi.36

Berikut ini adalah persamaan dan perbedaan antara

penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu,

persamaan sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif dan

menggunakan variabel terikat kemampuan berargumentasi peserta

didik (Y). Perbedaan : variable terikat (X), yaitu untuk model

pembelajaran yurisprudensi inkuiri.

Ipah tiyani, tahun 2013 dengan judul “Pemanfaatan Model

Jurisprudensial Inqury Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis

Cerpen Pada Siswa Kelas XF SMA N 2 Playen Gunung Kidul”. Jenis

data yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Subjek dalam

36

Agus Budiyono, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Argument Based Science

Inquiry (ABSI) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berargumentasi Siswa SMA. Jurnal FKIP

Universitas Islam Madura, 2016.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

35

penelitian ini yaitu siswa kelas XF SMAN 2 Playen Gunung Kidul

yang terdiri dari 30 siswa. Teknik analisis data mengggunakan teknik

analisis deskriptif kualitatif kuantitatif. Dalam penelitian ini terdapat

dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, variabel bebas

ditandai dengan (X), dimana model jurisprudensi inquiry sebagai

variabel X, selanjutnya variabel terikat ditandai dengan (Y), dimana

keterampilan menulis cerpen sebagai variabel Y. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penerapan model ini dapat meningkatkan

kemampuan menulis cerpen kelas XF SMAN 2 Playen Gunung Kidul.

Nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen meningkat sebesar 6,27 %.

Berikut ini adalah persamaan dan perbedaan antara penelitian

terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, persamaan

sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif dan

menggunakan variabel bebas (X) untuk model pembelajaran

yurisprudensi inkuiri. Perbedaan : variable terikat (Y), yaitu

kemampuan berargumentasi peserta didik.

Ade Cyntia Pritasari, dkk tahun 2016. Dengan judul

“Peningkatan Kemampuan Argumentasi Melalui Penerapan Model

Problem Based Learning Pada Siswa Kelas X SMA Batik Surakarta

Tahun Pelajaran 2014/2015”. Jenis data yang digunakan adalah

kuantitatif. Sampel adalah siswa kelas X MIA 1 SMA Batik Surakarta

tahun pelajaran 2014/2015. Dalam penelitian ini terdapat variabel

bebas dan variabel terikat, dimana kemampuan argumentasi sebagai

variabel X, dan model problem based learning sebagai variabel Y.

Hasil penelitian menunjukkan teradapat peningkatan kemampuan

berargumentasi dari siklus I, II, dan III mengalami peningkatan

28,96% menjadi 50,06%. Berikut ini adalah persamaan dan perbedaan

antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan

yaitu, persamaan sama-sama menggunakan metode penelitian

kuantitatif dan menggunakan variabel bebas (X) kemampuan

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

36

berargumentasi peserta didik. Perbedaan : variable terikat (Y), yaitu

model pembelajaran yurisprudensi inquiry.

Table 2.7 Penelitian Relevan

No Nama Judul Persamaan Dan

Perbedaan Hasil

1 Yustina Titik

Riyanti

Model

pembelajaran

inkuiri

jurisprudensi untuk

mengukur hasil

belajar

Persamaan : Penelitian ini

menggunakan model

pembelajaran inkuiri

jurisprudensi

Perbedaan :

Penelitian ini mengukur

hasil belajar peserta didik

, lokasi penelitian

dilakukan di SDN 2

Curah Kotok, Kecamatan

Kapongan, Kabupaten

Situbondo. Pada mata

pelajaran PKn.

Inkuiri

Jurisprudensi

berpengaruh

terhadap hasil

belajar peserta didik

, berdasarkan data

permasalahan dan

alternatif

pemecahannya

dalam 67,5 %

menjadi 80%.

Sehingga

mengalami

kenaikan sebesar

12,5 %

2 Ipah Tiyani Penggunaan model

jurisprudental

inquiry untuk

meningkatkan

keterampilan

menulis cerpen

pada peserta didik

kelas XF SMAN 2

Playen Gunung

Kidul

Persamaan : Penelitian ini

menggunakan model

jurisprudental Inquiry

Perbedaan : Penelitian ini

mengukur peningkatan

keterampilan menulis

cerpen peserta didik.

Lokasi penelitian

dilakukan di SMA N 2

Playen, Gunung Kidul

Penggunaan model

jurisprudental

Inquiry dapat

meningkatkan

keterampilan

menulis cerpen

peserta didik kelas

X F SMA Negeri 2

Playen.

3 Ade Cyntia

Pritasari, dkk.

Peningkatan

Kemampuan

Argumentasi

Melalui Penerapan

Model Problem

Based Learning

Pada Siswa Kelas

X SMA Batik

Surakarta Tahun

Pelajaran

2014/2015.

Persamaan : Penelitian ini

mengukur kemampuan

berargumentasi peserta

didik

Perbedaan : Peneliti

menggunakan model

pembelajaran Problem

Based Learning Pada

Siswa Kelas X SMA

Batik Surakarta Tahun

Pelajaran 2014/2015

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa terdapat

peningkatan

kemampuan

berargumentasi

peserta didik

sebesar 28,96%

menjadi 50,06

%

4 Agus Budiyono Pengaruh

Penerapan Model

Pembelajaran

Argument Based

Persamaan : Penelitian

mengukur kemampuan

berarumentasi peserta

didik

Perbedaan : Peneliti

menerap kan model

pembelajaran argument

based learning

Terdapat

peningkatan

kemampuan

berargumentasi

siswa dengan

nilai effect size

sebesar 5,80

serta

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

37

meningkatnya

kemampuan

berargumentasi

siswa dengan

nilai sebesar

0,85 dengan

kategori tinggi

5 Muhammad

sholehudin

Penerapan JIM

(Jurisprudensi

Inquiri Model)

pada pembelajaran

keterampilan

menulis teks

eksposisi di kelas X

SMA N MT

Bojonegoro

Persamaan :

menggunakan model

yurisprudensi inquiry

Perbedaan : mengukur

keterampilan menulis teks

eksposisi

Terdapat

peningkatan

keterampilan

menulis teks

esposisi sebesar 7,2

%

C. Kerangka Berpikir

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran

di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran

mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, dan pengelolaan kelas.

Joyce dan Weil menyatakan bahwa model mengajar merupakan model

belajar dengan model tersebut guru dapat membantu peserta didik

untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara

berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Dari teori ini terdapat

macam-macam model pembelajaran.

Model interaksi sosial adalah model yang mengutamakan

hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain , dan

memusatkan perhatiannya kepada proses dengan realita yang ada

dipandang sebagai satu negosiasi sosial, Model pemrosesan informasi

dipelopori oleh Robert Gagne. Asumsinya adalah pembelajaran

merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan, model

personal Model ini merupakan rumpun model pengajaran yang

menekankan pada proses mengembangkan kepribadian individu peserta

didik dengan memerhatikan kehidupan emosional, Model behavioral

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

38

menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta didik

sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan model interaksi sosial dimana di dalam model interaksi

sosial terdapat model yurisprudensi inquiry

Model pembelajaran yurisprudensi inquiry diterapkan untuk

mengukur kemampuan berargumentasi peserta didik. Dimana langkah-

langkah pembelajaran yurisprudensi inquiry adalah orientasi

kasus/permasalahan, identifikasi kasus, pengambilan posisi/pendapat,

menyelidiki cara berpendirian, memperbaiki dan mengkualifikasi

posisi, serta melakukan pengujian asumsi-asumsi terhadap

posisi/pendapatnya. Model ini diterapkan untuk mengukur kemampuan

berargumentasi peserta didik, dimana kemampuan berargumentasi

adalah kemampuan berargumentasi adalah kemampuan untuk mencapai

suatu kesimpulan dengan menggunakan dasar prinsip-prinsip logika.

Indikator-indikator kemampuan argumentasi menurut Toulmin adalah

klaim mengukur kemampuan berargumentasi berupa pernyataan, data

disertakan untuk mendukung klaim, diukur berdasarkan aspek

kecukupan dan kualitas data, pembenaran digunakan untuk

menjelaskan hubungan antara data dan klaim, serta dukungan

digunakan untuk mendukung sebuah pembenaran.

Dari pemaparan di atas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih

dalam mengenai pengaruh model yurisprudensi inquiry terhadap

kemampuan berargumentasi peserta didik. Yang diukur melalui

indikator-indikator klaim, data, pembenaran dan dukungan di SMA

Dua Mei Tangerang Selatan.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

39

Model Pembelajaran

Model

perilaku

Model

personal

Model pemrosesan

informasi

Model interaksi

sosial

Model yurisprudensi

inquiry

Kemampuan

berarumentasi

Toulmin:

Kemampuan

berarumentasi

Klaim Data Pembenaran Dukungan

Kemampuan

berargumentasi

pesera didik

Gb. 2.1

Kerangka Berpikir

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

40

D. Hipotesis Penelitian

= Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penerapan

model yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan

berargumentasi peserta didik

= Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model

yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan

berargumentasi peserta didik

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Dua Mei Tangerang

Selatan yang beralamat di Jl. Abdul Ghani Nomor 135, Cempaka

Putih, Tangerang Selatan. Sekolah yang berjarak relatif cukup

dekat dengan tempat tinggal peneliti berjarak sekitar 1,6 km. bisa

dijangkau dengan menggunakan angkutan kota S10 atau ojek

online ditempuh sekitar 10 menit.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang diperlukan

dalam suatu penelitian. Waktu penelitian ini dilakukan secara

bertahap, berikut ini adalah alur kegiatan penelitian. Adapun

gambaran kegiatan yang dilakukan dalam proses penelitian sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Waktu Penyusunan dan Penelitian Skripsi

No Tahapan penelitian

2018

Bulan

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Revisi Proposal

2 Penyusunan

Instrumen Penelitian

3 Pengujian Instrumen

Penelitian

4 Pengumpulan Data

Penelitian

5 Pengolahan Data

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

42

6 Penyusunan Bab IV

dan V

7 Kelengkapan Data

8 Sidang Munaqasah

B. Desain Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

experimental design atau penelitian semu. Pada quasi experimental

design ini, peneliti menerima keadaan subjek apa adanya. Quasi

experimental design memiliki kelompok kontrol namun tidak dapat

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelakasanaan eksperimen secara penuh.37

Metode ini dipilih karena

kelompok kontrol yang dapat digunakan dalam penelitian sulit

untuk diperoleh. Metode ini digunakan untuk meneliti

kemungkinan adanya pengaruh model pembelajaran dengan cara

memberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan kemudian

hasilnya dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent

Control Group Design yang pengambilan kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrolnya tidak dipilih secara acak.38

Nantinya kedua kelompok yang digunakan sebagai sampel

penelitian akan diberi perlakuan yang berbeda. Kelompok pertama

diberi perlakuan dengan model Yurisprudensi Inquiry sebagai

kelompok eksperimen sedangkan kelompok kedua dijadikan

kelompok kontrol dengan model yang biasa digunakan guru

disekolah tempat penelitian berlangsung.

Kedua kelompok tersebut akan diberikan tes awal (pretest)

sebelum dilakukan perlakuan dan tes akhir (postest) setelah

37 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2016), h.114 38

Ibid, h.116

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

43

dilakukan perlakuan perlakuan dan hasil dari kedua kelompok

tersebut akan dibandingkan oleh peneliti. Adapun desain

penelitiannya sebagai berikut :

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Perlakuan Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol Y1 - Y2

Keterangan :

X = Perlakuan berupa penerapan model Yurisprudensi Inquiry

yang diberikan kepada kepada kelompok eksperimen

O1 = Pemberian pretest kepada kelompok eksperimen

O2 = Pemberian posttest kepada kelompok eksperimen

Y1 = Pemberian pretest kepada kelompok kontrol

Y2 = Pemberian posttest kepada kelompok kontrol

C. Objek Penelitian

Sampel dalam penelitian ini berjumlah orang. Teknik

sampling yang digunakan adalah purposive sample atau sampel

bertujuan yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

berdasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi berdasarkan

adanya tujuan tertentu. Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan

ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri

sehingga dapat mewakili populasi.39

Dalam hal ini yaitu dengan

mengambil dua kelas secara acak dari empat kelas yang memiliki

karakteristik yang sama.

Kelas eksperimen adalah kelas peserta didik yang

mendapatkan pembelajaran ekonomi melalui model pembelajaran

39

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka

Cipta, 2013), h.183

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

44

yurisprudensi inquiry sedangkan kelas kontrol adalah adalah kelas

peserta didik yang mendapatkan pembelajaran melalui model

pembelajaran konvensional.

Kelas X IPS 1 dengan jumlah peserta didik 32 orang sebagai

kelas eksperimen dan kelas X IPS 2 dengan jumlah peserta didik 32

orang sebagai kelas kontrol.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu: Variabel

Independen (variabel bebas) adalah model Yurisprudensi Inquiry yang

disimbolkan dengan huruf X. Variabel dependen (variabel terikat)

adalah kemampuan berargumen peserta didik yang disimbolkan

dengan huruf Y.

1. Definisi Konseptual

a) Variabel bebas (X)

Joyce dan Weil menyatakan bahwa model mengajar

merupakan model belajar dengan model tersebut guru dapat

membantu peserta didik untuk mendapatkan atau memperoleh

informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan

ide diri sendiri.40

Sedangkan Yurisprudensi Inquiry adalah model

pembelajaran yang dipelopori oleh Donal Oliver dan James

P.Shaver ini didasarkan atas pemahaman masyarakat di mana

setiap orang berbeda pandangan dan prioritas satu sama lain, dan

nilai-nilai sosialnya saling berkonfrontasi satu sama lain.

b) Variabel terikat (Y)

Kemampuan menurut Wikipedia adalah kapasistas

seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu

40

Dr.Rusman, M.Pd, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali, 2012), h.134

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

45

pekerjaan atau bisa dijelaskan bahwa kemampuan adalah

sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan

seseorang.41

Argumentasi adalah suatu proses untuk mencapai suatu

kesimpulan.42

Dengan mempergunakan prinsip-prinsip logika

sebagai alat bantu utama, maka argumentasi atau tulisan

argumentative yang ingin mengubah sikap dan pendapat orang

lain bertolak dari dasar-dasar tertentu, menuju sasaran yang

hendak dicapainya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

berargumentasi adalah kemampuan untuk mencapai suatu

kesimpulan dengan menggunakan dasar prinsip-prinsip logika.

2. Definisi Operasional

a) Variabel bebas (X)

Variabel bebas sebagai faktor yang akan mempengaruhi

variabel terikat yaitu yurisprudensi inquiry (X). yurisprudensi

inquiry adalah model untuk melatih peserta didik untuk peka

terhadap permasalahan sosial, mengambil posisi (sikap)

terhadap permasalahan tersebut, serta mempertahankan sikap

tersebut dengan argumentasi yang relevan dan valid.

b) Variabel terikat (Y)

Variabel terikat sebagai respon stimulus yang diberikan

oleh predictor atau faktor dari variabel bebas. Pengaruh yang

akan diteliti yaitu kemampuan berargumen peserta didik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis

yaitu :

41

Id.m.wikipedia.org, di akses pada hari Minggu, 8 Juli 2018, pukul 22:3 WIB 42

Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1981), h.

120

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

46

1. Observasi

Observasi adalah tindakan atau proses pengambilan

informasi, atau data melalui media pengamatan.Dalam melakukan

observasi ini, peneliti menggunakan sarana utama indera

penglihatan. Melalui pengamatan indera penglihatan, seorang guru

diharuskan melakukan pengamatan terhadap tindakan dan perilaku

responden di kelas atau sekolah. 43

Observasi juga bisa dikatakan sebagai pengumpulan data

yang akurat dengan cara mengamati obyek yang akan

diteliti.Didalam melakukan observasi peneliti harus memiliki

pengetahuan terhadap obyek yang akan diamati, menentukan

tujuan dan cara untuk mencatat hasil observasi. Dalam penelitian

ini, dilakukan observasi terhadap proses pembelajaran ekonomi

dan kemampuan berargumentasi peserta didik di kelas kontrol dan

kelas eksperimen. Observasi dilakukan untuk mengetahui

kemampuan berargumentasi peserta didik di kelas eksperimen

maupun kontrol dan untuk mengetahui kegiatan proses

pembelajaran ekonomi dengan model yurisprudensi inquiry.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam pencatatanya

menggunakan dua alat observasi yaitu :

a. Check lists

Check lists merupakan salah satu pencatatan dalam

mengamati obyeknya menggunkan tanda ceklis (√) apabila

obyek yang diamati melaksanakan kegiatan sesuai yang

penelikti harapkan. Dalam penelitian ini Check lists digunakan

untuk megamati kegiatan proses pembelajaran ekonomi yang

ditinjau dari guru di kelas kontrol dan eksperimen.44

43

Sukardi, Metode Penelitian Pendekatan Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2012), h. 50 44

Zaenal Arrifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, dan Prosedur, (Bumi Siliwangi

: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h.164-165

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

47

2. Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban

benar atau salah, pertanyaan yang membutuhkan jawaban,

pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan

mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek

tertentu dari orang yang dikenai tes. Dengan demikian, setiap tes

menuntut keharusan adanya respons dari orang yang dites yang

dapat disimpulkan sebagai suatu atribut yang dimiliki oleh orang

tersebut yang sedang dicari informasinya45

. Tes juga didefinisikan

sebagai suatu teknik atau cara untuk mengukur kemampuan siswa

dengan adanya pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas

yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa untuk mengukur

aspek kognitif siswa.46

Tes ini akan diberikan kepada kelas kontrol

dan kelas eksperimen. Siswa akan diberikan tes beupa pre-test dan

post-test untuk megukur kemampuan berargumentasi peserta didik

pada mata pelajaran ekonomi di kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Bentuk soal tes yang akan diberikan kepada siswa

yaitu soal essay.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur variabel-variabel dalam penelitian yang ingin diamati.

Instrumen yang digunakan dalam penlitian ini adalah berupa tes

kemampuan berargumentasi peserta didik serta didukung dengan

lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan peserta

didik.

1. Kisi-kisi Observasi

Kisi-kisi observasi digunakan sebagai pengamatan untuk

mengukur kemampuan berargumentasi peserta didik dan kegiatan

proses pembelajaran ekonomi.. Kisi-kisi observasi yang digunakan

45Sudji Munadi, “Analisis Validasi Kualitas Soal Tes Hasil Belajar pada Pelaksanaan

Program Pembelajaran”, Jurnal Cakrawala Pendidikan, No.1, 2011, h.6

46

Opcit, h.118

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

48

untuk meneliti yaitu kisi-kisi observasi kemampuan berargumentasi

dan kisi-kisi observasi kegiatan pembelajaran ekonomi ditinjau dari

kegiatan Kisi-kisi observasi kemampuan berargumentasi pencatatanya

menggunakan rating scale yang bernilai 1-3. Kisi-kisi observasi

kegiatan proses pembelajaran ekonomi ditinjau dari kegiatan guru di

kelas dalam pencatatannya menggunakan Check lists yang bernilai 1

apabila langkah kegiatan pembelajaran terlaksanakan dan bernilai 0

apabila salah satu langkah kegiatan pembelajaran belum terlaksana.

a. Kisi-Kisi Observasi Kemampuan Berargumentasi peserta didik

Kisi-Kisi observasi kemampuan berargumentasi peserta didik

di Kelas Eksperimen mempunyai empat Indikator yang dijadikan

tolak ukur untuk mengamati peserta didik dalam berargumentasi di

dalam kelas dengan menggunakan model pembelajaran yurisprudensi

inquiry. Empat indikator kemampuan berargumentasi yang akan

diamati oleh peneliti yaitu Akurasi klaim setiap peserta didik dalam

mengambil keputusan, kecukupan data yang diberikan oleh peserta

didik dalam argumentasinya, Pembenaran untuk menjelaskan

hubungan antara data dan klaim tidak mendukung klaim, serta

Dukungan untuk melandasi pembenaran tidak mendukung klaim.

Berikut adalah tabel kisi-kisi instrument obserasi kemampuan

berargumentasi peserta didik di kelas eksperimen:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Observasi Kemampuan Berargumentasi Peserta

Didik di Kelas Eksperimen

No Kemampuan Argumentasi Skor dan Kriteria

Unsur Aspek 1 2 3

1 Klaim Akurasi

klaim

Klaim

sepenuhnya

tidak akurat

Klaim

sebagian

akurat

Klaim

sepenuhnya

akurat

2 Data Kecukupan

data

Menyertakan

data tetapi

tidak relevan

untuk

mendukung

Menyertakan

data tetapi

tidak cukup

untuk

mendukung

Menyertakan

data yang

cukup untuk

mendukung

klaim

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

49

klaim klaim

Kualitas data Data ada

tetapi tidak

dianalisis

untuk

mendukung

klaim

Data

sebagian

dianalisis

untuk

mendukung

klaim

Data

sepenuhnya

dianalisis

untuk

mendukung

klaim

3 Pembenaran Kualitas

pembenaran

Pembenaran

untuk

menjelaskan

hubungan

antara data

dan klaim

tidak

mendukung

klaim

Pembenaran

untuk

menjelaskan

hubungan

antara data

dana klaim

sebagian

mendukung

klaim

Pembenaran

untuk

menjelaskan

hubungan

antara data

dan klaim

sepenuhnya

mendukung

klaim

4 Dukungan Kualitas

dukungan

Dukungan

untuk

melandasi

pembenaran

tidak

mendukung

klaim

Dukungan

untuk

melandasi

pembenaran

sebagian

mendukung

klaim

Dukungan

untuk

menlandasi

pembenaran

sepenuhnya

mendukun

klaim

Nilai yang diperoleh : N=

x 100

Kriteria penilaian :

85% - 100% = Sangat baik

67% - 84% = Baik

51% - 66 % = Cukup baik

<50% = Kurang baik.

b. Kisi-kisi Observasi Kegiatan Pembelajaran ekonomi ditinjau dari

Kegiatan Guru di Kelas Eksperimen

Kisi-kisi observasi kegiatan pembelajaran IPS ditinjau dari

kegiatan guru di kelas eksperimen, indikatornya mengacu pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di kelas eksperimen. Model

pembelajaran guru di kelas adalah yurisprudensi inquiry dan materi

yang dijelaskan yaitu permasalahan ekonomi. Kisi-kisi observasi

kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen mempunyai 36 pernyataan.

Kisi-kisi observasi pembelajaran ekonomi ditinjau dari kegiatan guru

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

50

akan diamati oleh guru mata pelajaran ekonomi di kelas X IPS 1 di

SMA Dua Mei.

Tabel 3.4

Kisi-kisi observasi kegiatan pembelajaran ekoomi ditinjau dari

Kegiatan Guru di kelas eksperimen

Indikator Nomor Pernyataan

Kesesuaian dengan

rencana pelaksanaan

pembelajaran di

kelas eksperimen

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,

19,20,21 22,23, 24, 25,

26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36

2. Kisi-kisi Soal Tes

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

memecahkan masalah yaitu dengan menggunkan soal pre-test dan post-

test. Soal pre-test dan post-test berupa soal essay. Soal-soal yang dibuat

untuk pre-test dan post-test sesuai dengan materi pokok yang diajarkan.

Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah permasalahan

ekonomi pada mata pelajaran ekonomi. Pembuatan indikator soal pretest

dan posttest sesuai dengan taksonomi bloom dari C3 (penerapan) ,C4

(analisis) dan C5 (sintesis). Adapun kisi-kisi instrument kemampuan

memecahkan masalah yaitu:

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berargumentasi

No Indikator Pembelajaran Level Taksonomi Nomor

Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6

1. Mejelaskan pengertian

kelangkaan √ 1

2. Menjelaskan mengapa terjadi

kelangkaan √ 2

3. Menjelaskan pengertian biaya

peluang √ 6

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

51

4. Memberikan contoh biaya

peluang pada kesempatan kerja

bila melakukan produksi di

bidang lain

√ 7

5. Memaparkan argumen

mengenai salah satu masalah

pokok di Indonesaia

√ 4

6. Memaparkan keadaan sumber

ekonomi di Indonesia √ 3

7. Memberikan argument

mengenai sistem ekonomi yang

ada di Indonesia, bandingkan

dengan di negara lain

√ 5

G. Uji Coba Instrumen

1. Uji Validasi

Uji coba instrumen untuk mengetahui baik buruknya

instrument penelitian yang akan digunakan, dan untuk mengetahui

tingkat validitas dan realibilitas instrument yang dibuat maka

sebaiknya lembar observasi harus diuji coba terlebih dahulu untuk

memastikan variabel yang akan diteliti.

Dalam suatu penelitian yang menggunakan instrument, perlu

dilakukan uji validitas untuk mengetahui kevalidan dari instrument

yang dibuat. Instrument yang valid berarti alat ukur ya digunakan

untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrument tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.47

Selain uji validitas, perlu juga dilakukan uji realibilitas pada

instrument penelitian. Realibilitas instrument menunjuk pada satu

pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tesebut

sudah baik.48

Oleh karena itu, pengujian realibilitas lembar observasi

47

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D,),

h. 173 48

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik, hal.174

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

52

dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana konsisten hasil

pengukuran yang diukur.

Uji validitas dan uji realibilitas untuk instrument yang berupa

lembar observasi dilakukan dengan experts judgment. Penelitian ini

menggunakan uji validitas konstruk (construct validity) dengan

menggunakan pendapat dari ahli (experts judgment). Setelah

instrument dikonstruksi pada aspek-aspek yang akan diukur yaitu

berupa kemampuan berargumentasi selanjutnya dikonstruksi dengan

para ahli.49

2. Uji Reabilitas

Reabilitas adalah indeks yang menunjukan konsistensi dari

suatu hasil pengukuran. Uji reabilitas harus dilakukan hanya pada

pertanyaan yang telah memiliki atau memenuhi uji validitas, jika

tidak memenuhi syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk

di uji reabilitas.50

Uji reabilitas pada penelitian ini menggunakan Alfa

Cronbach. Alfa Cronbach adalah koefisien yang menunjukkan

seberapa baiknya item yang positif berkorelasi satu sama lain. Nilai

alpha dikatakan realibel apabila > 0,600. Reabilitas soal pretest dan

posstest menggunakan software SPSS Version 21.

Rumus uji reabilitas yang menggunakan Alfa Cronbach yaitu :51

ii = [

] [

]

Rumus yang digunakan untuk mencari yaitu :

= ∑

ii = Reabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑ = Jumlah butir pertanyaan

49

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D,

hal.177 50

Zaenal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma, (Bandung:PT Remaja

Rosdakarya,2011),h.248 51

Logcit, h.186-187

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

53

= Varians total

Langkah-langkah Uji reabilitas dengan menggunakan SPSS yaitu:

a. Klik analyze, pilih scale.

b. pilih reability analysis

c. pindahkankan data item soal ke kotak sebelah kanan.

d. klik statistics, berikan tanda ceklis pada scale if them correlated,

kemudian klik ok.

H. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah bagian dari statistic yang

mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah

dipahami. Statistic deskriptif hanya berhubungan dengan hal yang

menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu

data atau keadaan atau fenomena.52

Dengan kata lain, statistic

deskriptif adalah statistic yang mempunyai tugas mengorganisasi dan

menganalisis data angka, agar dapat memberikan gambaran secara

teratur, ringkas dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau

keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu.53

Di

antaranya terdapat nilai rata-rata (mean, nilai maksimum, median, dan

modus. Selain itu, data juga berbentuk tabel distribusi frekuensi dan

histogram. Mean diperoleh dari jumlah total dibagi jumlah individu.54

Median adalah angka atau nilai yang di atas nilai atau angka ½ N dan

di bawahnya juga terdapat ½ N.55

Modus adalah nilai yang mempunyai

frekuensi terbanyak dalam distrtibusi.56

Tabel distribusi frekuensi diperoleh dengan langkah sebagai berikut57

.

52

M.Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik Deskriptif), (Jakarta: Bumi

Aksara, 2005), h.6. 53

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.4-5 54

Anas Sudijono, Ibid, h.79. 55

Anas Sudijono, Ibid, h. 93. 56

Anas Sudijono, Ibid, h. 108 57

M.Iqbal Hasan, Ibid. h.43-44

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

54

a. Menentukan kelas interval dengan rumus strugges

K = 1 + 3,3 log n

Keterangan:

K = jumlah kelas interval

n = jumlah data

log = logaritma

b. Menghitung rentang data

Untuk menghitung rentang data dengan menggunakan rumus =

(skor tertinggi – skor terendah) + 1

c. Menentukan panjang kelas

Menentukkan panjang kelas dengan rumus = rentang / jumlah kelas

2. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah pengujian untuk data yang diambil

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Ada

beberapa teknik dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara

lain : dengan kertas peluang normal, uji chi-kuadrat, uji Liliefors, dan

teknik Kolmogorov-Sminov, dan SPSS.58

Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan

menggunakan teknik Kolmogorov-Sminov. Uji normalitas

menggunakan teknik Kolmogorov-Sminov adalah pengujian data yang

disajikan secara individu dan pengujian normalitas juga dapat

menggunakan Q-Q plot yaitu data dinyatakan berdistribusi normal

apabila sebaran data dalam bentuk titik yang merapat atau berimpit

dalam sebuah garis lurus.

Pengujian data yang berdistribusi normal atau tidak

berdasarkan teknik Kolmogorov-Sminov dan Saphiro Wilk yaitu jika

taraf signifikasi (Sig.) yang diperoleh > α = 0,05, maka sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal dan jika taraf signifikasi (Sig.)

58

Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar, Aplikasi,& Pengembangannya, (Jakarta : Kencana

Prenada Media Group), h.275-276

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

55

yang diperoleh < α = 0,05, maka sampel bukan berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Analisis data untuk uji normalitas

menggunakan aplikasi software SPSS Version 21.

Langkah-langkah Uji normalitas Kolmogorov-Sminov dan

Saphiro-Wilk dengan menggunakan SPSS yaitu :

1) Buka file “metakognisi”

2) Pada menu analyze, kemudian pilih sub menu descriptive statistics,

kemudian klik explore.

3) Masukkan variabel metakognisi pada kotak dependent list,

kemudian pilih plots.

4) Pada descriptive secara otomatis sudah terceklis.

5) Pada boxplot, klik none, selanjutnya klik normality plots with test,

lalu klik continue dan ok.59

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk

melihat adanya perbedaan data dasar (ketidakhomogenan kelompok

yang dibandingkan). Ada beberapa rumus yang digunakan untuk uji

homogenitas yaitu uji Harley, uji Cohran, uji Levene, dan uji Bartlett.

Uji analisis data untuk uji homogenitas menggunakan bantuan aplikasi

software SPSS Version 21. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang

digunakan menggunakan uji Levene. Rumus Uji Levene yaitu :

k

i

n

j

iij

k

i

i

i

ZZk

ZiZNkN

W

1 1

2

1

2

.

.)()1(

)...()(

= | |

Keterangan :

n = Jumlah observasi

k = Jumlah kelompok

59

Kadir, Statistik Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dalam Program SPSS,

(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), h.156

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

56

= Rata-rata dari kelompok ke-i

= Rata-rata kelompok dari z

= Rata-rata keseluruhan

Jika nilai W< maka diterima dan dinyatakan data

sampel atau populasi homogen. Langkah-langkah uji Levene

menggunakan SPSS yaitu sebagai berikut ;

1) Klik variable view, lalu ubah nama variable sesuai kebutuhan

peneliti, setel angka 0 pada kolom decimals.

2) Klik Data View. Ketikkan seluruh data pada kolom.

3) Klik analyze, kemudian klik one way anova.

4) Klik variable data pindahkan ke kotak dependent list dan variable

kelas atau kelompok pindahkan ke kotak factor dan kemudian beri

tanda ceklis pada homogeneity of variance test.

5) Klik Continue dan klik ok.

6) Kemudian lihat taraf signifikasi pada tabel test of homogeneity of

variances. Jika taraf signifikasi > 0,05 maka diterima dan data

dinyatakan homogen.60

I. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji hipotesis yaitu uji

T-test dan analisis regresi linear.

a. T-test

Uji T-test adalah uji beda yang dilakukan antara dua kelompok

dengan sampel berbeda. Uji T-test ini dilakukan untuk mengetahui

perbedaan rata-rata hitung diantara dua kelompok sampel. T-test

dibagi menjadi dua kategori yaitu : 61

a) Uji beda rata-rata dari kelompok sampel berbeda yang disebut

sampel berbeda disebut sampel bebas (independent sample)

60 Edi Riadi, Statistik Penelitian, (Yogyakarta : Andi Yogyakarta, 2016), h.135-143

61

Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyanti, Metode Penelitian Kuantitatif,

(Jakarta : Gava Media, 2017), h.156

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

57

b) Uji beda terhadap rata-rata dari kelompok sampel sama disebut

correlatedsamples atau paired samples (sampel berhubungan).

Pengujian T-test untuk penelitian ini menggunakan uji T-test

Independent Sample Test. Tujuan pengujian T-test sampel ini adalah

untuk mengetahui perbedaan rata-rata hitung dari dua kelompok yang

diberi perlakuan yang berbeda. Analisis data untuk uji T-test

menggunakan aplikasi software SPSS Version 21. Di dalam uji T-test,

jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan jika nilai

probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak.62

Rumus Uji T-test Sampel Berpasangan :63

=

= rata-rata beda

= banyaknya data

= Standar deviasi beda

J. Hipotesis Statistik

1. Perumusan Hipotesis pertama

= Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model

yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan berargumentasi

peserta didik

= Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model

yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan berargumentasi

peserta didik

: =

: ≠

Keterangan :

= Rata-rata skor kerjasama siswa kelas eksperimen

= Rata-rata skor kerjasama siswa kelas Kontrol

2. Perumusan hipotesis kedua

62

Ibid, h.157-166 63

Supranto,Statistik Teori dan Aplikasi,Edisi ketujuh, (Jakarta : Erlangga, 2009), h.339

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

58

= Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model

yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan berargumentasi

peserta didik

= Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model

yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan berargumentasi

peserta didik

: =

: ≠

Keterangan :

= Rata-rata skor kemampuan berargumentasi peserta didik kelas

eksperimen

= Rata-rata skor kemampuan beragrumentasi peserta didik kelas

kontrol

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penjelasan Umum Objek Penelitian

1. Profil SMA Dua Mei Tangerang Selatan

SMA Dua Mei Ciputat terletak di Jl. H. Abdul Gani No. 135

Cempaka Putih Ciputat Timur - Tanggerang, berdekatan dengan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. SMA Dua Mei

merupakan bagian dari Yayasan Pendidikan Dua Mei. Yayasan

Pendidikan Dua Mei sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan dari

jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah

Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam kegiatannya dihadapkan

pada hal-hal yang perlu dikomunikasikan. Komunikasi dengan

berbagai pihak dan para pemangku kepentingan (Stakeholders)

sangatlah diperlukan dalam menjalankan semua peranannya, dengan

segala bentuk kegiatan dan usahayang menyangkut tentang program

dan kegiatan sekolah, peserta didik, tenaga pengajar, fasilitas dan

hasil belajar. Semua hal tersebut diinformasikan secara lengkap dan

jelas melalui suatu media komunikasi.64

Informasi kepada para pihak berupa keterangan, penjelasan,

atau informasi lain yang bersifat terus menerus dan berkelanjutan.

Untuk itu Yayasan Pendidikan Dua Mei memandang perlu

diterbitkannya buku tentang “25 Tahun Yayasan Pendidikan Dua

Mei”.Terbitnya buku dimaksud, bertepatan dengan perjalanan

Yayasan Pendidikan Dua Mei (YPDM) sampai dengan tahun

pelajaran 2010/2011 telah berusia genap seperempat abad. Dengan

64

Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 22 Oktober 2018

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

60

harapan buku ini menjadi media informasi dan komunikasi

yang efektif tentang aktivitas Yayasan Pendidikan Dua Mei.

Berawal dari keinginan untuk mendirikan sebuah paket

pendidikan yang berkelanjutan, Yayasan Pendidikan Dua Mei

mengawali mendirikan pendidikan untuk jenjang Sekolah Taman

Kanak-kanak Dua Mei (TK Dua Mei) pada tahun 1985. Ini

merupakan sebuah paket dari bagian pendidikan (TK, SD, SMP dan

SMA, SMK Dua Mei) yang bernaung dan diasuh oleh Yayasan

Pendidikan Dua Mei.

TK Dua Mei berlokasi di Jl. H. Abdul Gani No.135 Cempaka

Putih Ciputat Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Menempati

gedung milik Yayasan Pendidikan Dua Mei. Izin Operasional TK Dua

Mei ini diterbitkan melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Barat, Nomor:

34/102.1/Kep/OT/1998, 15 Januari 1998.

Sejalan dengan perkembangannya, seluruh Civitas Akademik

Yayasan Pendidikan Dua Mei sampai tahun pelajaran 2010/2011 telah

berhasil mengantarkan seluruh jenjang pendidikan mulai TK sampai

dengan SMA/SMK dengan terakreditas A.65

2. Visi dan Misi SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Visi SMA Dua Mei Tangerang Selatan adalah Menjadikan SMA

Dua Mei sebagai sekolah unggulan yang handal dalam mencerdaskan

anak bangsa yang akan menjadi pemimpin masa datang, dan siap

menghadapi era globalisasi.

Misi berisi langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

rangka mewujudkan visi di atas adalah :66

a.) Menyelenggarakan pendidikan umum yang berpedoman pada

kurikulum nasional, regional, dan internasional berbasis

kompetensi

65

Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 22 Oktober 2018 66

Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 24 Oktober 2018

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

61

b.) Menyelenggarakan pendidikan dengan berdasarkan manajemen

berbasis sekolah

c.) Menghasilkan lulusan yang berkompeten, bermutu, terampil, dan

mandiri

d.) Menghasilkan sumber daya manusia yang berguna bagi dirinya,

nusa, bangsa dan agama.

3. Tujuan Sekolah

Tujuan sekolah dari SMA Dua Mei adalah Menyelenggarakan

pendidikan yang diarahkan pada terbentuknya generasi muda yang

berkualitas, berilmu pengetahuan, berwawasan luas, memiliki

kepribadian dan mental spiritual yang tinggi.67

4. Data siswa

Peserta didik SMA Dua Mei tahun pelajaran 2018/2019 adalah

sebanyak 356 orang yang terdiri dari 11 rombongan belajar dan terbagi

menjadi laki-laki sebanyak 194 orang dan perempuan 162 orang. Hal

tersebut dapat dilihat di tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1

SMA Dua Mei Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019

No Kelas/Program Rombel Laki-

Laki Perempuan Jumlah

1 X IPS 2 49 28 77

2 X MIPA 1 12 22 34

3 XI MIPA 2 33 30 63

4 XI IPS 2 33 30 63

5 XII MIPA 1 18 14 32

6 XII IPS 3 49 38 87

JUMLAH 11 194 162 356

Sumber : Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 25 Oktober 2018

Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah peserta didik-

siswi yang tercatat pada tahun ajaran 2018/2019 adalah 356 peserta

67

Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 24 Oktober 2018

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

62

didik-siswi yang terbagi menjadi peserta didik kelas X IPS 1, X IPS 2,

X MIPA , XI IPS 1, XI IPS 2, XI MIPA 1, XI MIPA 2, XII IPS 1, XII

IPS 2, XII IPS 3, dan XII MIPA. Jumlah peserta didik-siswi di SMA

Dua Mei dapat dikatakan kapasistas lebih dari cukup. Dapat dilihat dari

jumlah kelas yang tersedia dan jumlah peserta didik-siswinya dimasing-

masing kelas. Hal ini tentu memengaruhi proses belajar di kelas. Di

SMA Dua Mei setiap kelasnya rata-rata berisi 30-35 peserta didik.

Keadaan ini berpengaruh terhadap kondisi belajar mengajar di kelas,

apabila peserta didik-siswi jumlahnya terlalu banyak tentu dapat

mengurangi kualitas konsentrasi masing-masing peserta didik di kelas.

Pada tabel atas juga menunjukan bahwa peserta didik di SMA Dua Mei

lebih banyak menunjukkan laki-laki disbanding perempuan. Hal inilah

yang menyebabkan peneliti ingin benar-benar mengetahui tingkat

pendidikan pada SMA Dua Mei terkait kemampuan berargumentasi

peserta didik di SMA Dua Mei.

5. Data guru

Guru SMA Dua Mei Tangerang Selatan sudah cukup. Setiap

mata pelajaran terdapat guru yang ahli dengan latar belakang yang

sesuai dengan yang diajarkannya terdapat kepala sekolah, dua wakil

kepala sekolah, dan selebihnya adalah guru ahli. Berikut adalah data

guru yang disajikan pada tabel 4.2 :68

68

Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 25 Oktober 2018

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

63

Tabel 4.2

Pembagian Tugas Guru dalam Proses Belajar Mengajar Semester 1 Dan 2

Tahun Ajaran 2018/2019

No Nama guru Bidang studi

Rombel

Jumlah

jam X

IPS

X

MI

PA

XI

IPS

XI

MIP

A

XII

MI

PA

XII

PS

1 Drs. H.Hendi Subarman Kepala Sekolah - - - - - - -

2 M. Syaiful Bachri, S.Kom TIK 2 2 2 2 14

3 Murni, S.Pd Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2 22

4 Ila kholilah, S.Pd Sosiologi 3 3 3 - - 3 27

5 Arie Endrianti, M.Pd Fisika - 3 - 3 3 - 12

6 Masamah, S.Pd Biologi 3 3 - 3 3 - 18

7 Abdul Aziz Muhlas, M.Pd Sejarah 3 3 3 3 3 3 33

8 Indah Wahyuningsih,

S.Pd

Wakil Kepala

Sekolah /

Matematika

3 3 3 3 3 3 33

9 Diah Sugihati, S.S Bahasa Jepang 2 2 2 2 2 2 22

10 Drs. HM. M Suparjo,

MM

Wakil Kepala

Sekolah/

Ekonomi

- - 3 - - 3 15

1 Elis Nur Aziah, S.Pd Matematika - - - - 3 3 12

12 Abdul Karim, S.Pd Kimia - 3 - 3 3 - 12

13 Andhita Anggraini, S.Pd Geografi 3 3 - 3 - 3 24

14 Septi Budiarsih, S.Pd Bahasa

Indonesia

- - 3 3 3 3 24

15 Drs. Jumaroh Ibnu PAI 3 3 3 3 3 3 33

16 Niken Ayu Fitriani, M.Pd Bahasa

Indonesia

3 3 - - - - 9

17 Rahardian, S.Pd Penjaskes 3 3 3 3 3 3 33

18 Ahmad Rosani, S.Ag Bahasa Inggris 3 3 - - - - 9

19 Deni Kusnedi, SE Ekonomi 3 3 - - - - 9

Sumber : Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 25 Oktober 2018

Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja

guru di SMA Dua Mei sudah cukup. Adanya staff pengajar yang

jumlahnya memadai tentu dapat memaksimalkan kinerja dan masing-

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

64

masing pegawai dan hasil belajar peserta didik tingkat pendidikan

pengajar tetap yang berada di SMA Dua Mei bisa dikatakan baik.

Seluruh pengajar tetapnya memiliki latar belakang terakhir Strata Satu

(S1) pendidikannya, ada pula sebagaian pengajar yang tingkat

pendidikannya Magister (S2). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa

kualitas pengajar di SMA Dua Mei baik. Pengajar yang baik bukan

hanya pengajar yang memiliki latar belakang juga menentukan kualitas

dari seorang pengajar. Pengajar di SMA Dua Mei memiliki

pengalaman yang cukup banyak, pengajar di SMA Dua Mei banyak

yang sudah senior dan memiliki jam terbang cukup banyak dalam

mengajar di kelas. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa banyaknya

pengalaman mengajar pada guru-guru senior yang tidak menentukan

kualitas mengajar dan meningkatkan kemampuan berargumentasi

peserta didik karena tidak menggunakan inovasi model pembelajaran.

Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian di SMA Dua Mei karena

ingin melihat sejauh mana kemampuan berargumentasi peserta didik

dengan ketersediaan tenaga pendidik/pengajar yang ada di SMA Dua

Mei Tangerang Selatan.

B. Karakteristik Respoden

Berikut ini dijelaskan gambaran umum tentang responden yang

menjadi objek dalam penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah

peserta didik SMA Dua Mei. Peneliti melakukan eksperimen pada dua

kelas yaitu kelas X IPS 1 sebanyak 32 peserta didik, dan X IPS 2 sebanyak

32 peserta didik.

Tabel 4.3 Data Responden

Kelas Eksperimen (X IPS 1)

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 23

Perempuan 9

Jumlah 32

Sumber : Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 25 Oktober 2018

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

65

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden

kelas eksperimen kelas X IPS 1 berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23

orang atau 71,9 % sedangkan responden berjenis kelamin perempuan

sebanyak 9 orang atau 28,1 %.

Tabel 4.4 Data Responden

Kelas Kontrol (X IPS 2)

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 19

Perempuan 13

Jumlah 32

Sumber : Data Sekolah SMA Dua Mei Tangerang Selatan, diolah pada tanggal 25 Oktober 2018

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden

kelas kontrol kelas X IPS 1 berjenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang

atau 59,4 % sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak

13 orang atau 40,6 %.

C. Deskripsi Data

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh model pembelajaran

yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan berargumentasi peserta didik

pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini dilakukan di SMA Dua Mei

Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

Quasi Experiment dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group

Design. Pengambilan teknik sampel pada penelitian ini menggunakan

purposive sampling yaitu berdasarkan atas pertimbangan tertentu sesuai

dengan keinginan peneliti. Pada pelaksanaanya peneliti mengambil dua

kelompok sampel yang sudah ditentukan oleh guru kelas atas

pertimbangan tertentu untuk dijadikan sampel. Jumlah sampel yang akan

diteliti sebanyak 64 peserta didik di kelas X SMA Dua Mei, kelas X IPS 1

dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 32 peserta didik dan

kelas X IPS 2 dijadikan sebagai kelas kontrol dengan jumlah 32 peserta

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

66

didik. Kelas eksperimen mendapat perlakuan menggunakan model

pembelajaran yurisprudensi inquiry dan kelas kontrol menggunakan model

pembelajaran konvensional berupa ceramah. Pengambilan data pada

penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 21 September-5 Oktober

2018.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan peneliti untuk tingkat akurasi instrument

yang akan diberikan kepada sampel untuk diteliti. Uji validitas yang

digunakan oleh peneliti yaitu soal tes kemampuan berargumentasi.

Instrumen soal tes kemampuan berargumentasi dikonsultasikan oleh

dosen ahli yaitu Tri Harjawati, M.Si dan Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd.

Setelah mendapatkan persetujuan mengenai kejelasan dan kevalidan

instrumen dari dosen pembimbing.

Soal tes kemampuan berargumentasi berbentuk essay yang

berjumlah 7 soal. Setelah mendapatkan persetujuan mengenai

kejelasan dan kevalidan instrument dari dosen pembimbing, peneliti

melalukan uji validitas di kelas XI IPS 1 dengan jumlah 32 siswa.

Hasil uji coba instrument soal tes kemampuan memecahkan

masalah kemudian dianalisis dengan bantuan software SPSS Version

21. Berikut Ini hasil uji validitas soal tes kemampuan berargumentasi

di kelas X IPS 1 SMA Dua Mei :

Tabel 4.5

Uji Validitas soal tes kemampuan berargumentasi

No. Soal r hitung r tabel Hasil

1 0,743 0, 4044 Valid

2 0,412 0, 4044 Valid

3 0,713 0, 4044 Valid

4 0,722 0, 4044 Valid

5 0,635 0, 4044 Valid

6 0,615 0, 4044 Valid

7 0,662 0, 4044 Valid Sumber : Data primer penelitian, diolah pada tanggal 11 September 2018

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

67

Dari hasil uji validitas soal tes kemampuan berargumentasi, soal

dari nomor 1 sampai dengan nomor 7 dinyatakan valid karena r hitung ≥

r tabel. Dari tabel di atas dapat dianalisis, soal nomor 2, memiliki nilai r

hitung yang lebih rendah dibandingkan dengan r hitung yang diperoleh

dari beberapa soal lainnya. Soal tes memecahkan masalah nomor dua

yang ditanyakan yaitu tentang penyebab kelangkaan di Indonesia.

Tingkat kesukaran soal tes kemampun berargumentasi untuk kelas XI

IPS 1 terdapat di soal nomor 2. Meskipun soal nomor 2 memiliki nilai r

hitung lebih rendah dibandingkan nilai r hitung yang diperoleh beberapa

soal lain, soal nomor 2 dinyatakan valid. Soal tes kemampuan

berargumentasi yang berjumlah 7 soal dinyatakan valid, setelah itu soal

tes kemampuan berargumentasi diuji reabilitasnya.

1. Uji Reabilitas

Uji reabilitas yaitu uji untuk menentukan reabilitasnya butir-

butir soal yang akan djadikan pretest dan posttest. Uji reabilitas dapat

dilakukan, setelah butir-butir soal telah dilakukan uji validitas. Dalam

penelitian menggunakan cronbach alpha untuk menentukan tingkat

reabilitas butir-butir soal tes kemampuan berargumentasi. Butir-butir soal

tes kemampuan berargumentasi dikatakan realibel, apabila nilai alpha ≥

0,600. Hasil uji coba instrumen soal tes kemampuan berargumentasi

kemudian dianalisis dengan bantuan software SPSS Version 21. Berikut

Ini hasil uji reabilitas soal tes kemampuan kemampuan berargumentasi di

kelas XI IPS 1 SMA Dua Mei:

Tabel 4.6

Uji Reabilitas soal tes kemampuan berargumentasi

Item Pertanyaan cronbach alpha N of Item Keterangan

Permasalahan

Ekonomi

0,807 10 Realibel

Sumber : Data primer penelitian, diolah pada tanggal 11 September 2018

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

68

Dari hasil uji reabilitas yang terdapat pada tabel di atas, butir-butir

soal tes memecahkan masalah dinyatakan realibel karena nilai cronbach

alpha ≥ 0,600. Nilai cronbach alpha dengan total 0,807 termasuk kategori

yang tinggi untuk uji reabilitas. Apabila soal tes kemampuan

berargumentasi dinyatakan realibel, maka peneliti dapat menggunakan

soal tes memecahkan masalah untuk pretest dan posttest yang akan

diujikan di kelas X IPS 1 dan X IPS 2.

D. Uji Prasyarat Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah bagian dari statistic yang mempelajari cara

pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami.69 Statistic

deskriptif hanya berhubungan dengan hal yang menguraikan atau

memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan

atau fenomena.

Tabel 4.7

Statistics

pretest

eksperimen

postest

eksperimen

pretest

kontrol

postest kontrol

N Valid 32 32 32 32

Missing 0 0 0 0

Mean 61.44 79.94 58.44 64.81

Median 65.00 80.00 56.00 65.00

Mode 67 80 54 60

Std. Deviation 8.048 6.133 6.565 5.202

Minimum 45 65 45 55

Maximum 72 92 72 75

Sum 1966 2558 1870 2074

Sumber : Data primer penelitian, diolah pada tanggal 6 November 2018

Berdasarkan tabel 4.3, didapati nilai rata-rata pretest kelas ekperimen

adalah 61.44 dan meningkat pada posttest sebesar 79.94, sedangkan nilai

rata-rata pretest kelas kontrol adalah 58.44 dan posttest 64.81. Modus pada

69

M.Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik Deskriptif), (Jakarta: Bumi

Aksara, 2005), h.6.

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

69

masing-masing tes adalah 67 dan 80 untuk tes awal akhir kelas eksperimen,

serta 54 dan 60 untuk tes awal dan akhir kelas kontro. Dan median kelas

eksperimen pada tes awal adalah 65 dan pada tes akhir adalah 80, sedangkan

median pada kelas kontrol adalah 56 untuk tes awal dan 65 untuk tes akhir.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data penelitian

berdistribusi normal atau tidak.70

Data yang akan diuji normalitas

yaitu data pre-test kerjasama siswa dan data pre-test tes

memecahkan masalah. Penelitian ini menggunakan uji normalitas

Kolmogorof-Sminov. Berdasakan uji normalitas Kolmogorof-

Sminov, data dinyatakan berdistribusi normal apabila nilai sig >

0,05. Jika nilai sig < 0,05 maka data dinyatakan tidak berdistribusi

normal. Hasil perhitungan uji normalitas Kolmogorof-Sminov

diperoleh dengan bantuan software SPSS Version 20.

Uji normalitas data pretest kemampuan berargumentasi

Uji normalitas data pre-test kerjasama dilakukan untuk

mengetahui data pre-test kemampuan berargumentasi yang ada di

kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak.

Pengambilan data pre-test kerjasama kelas kontrol dilakukan di

kelas X IPS 2 dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional yaitu diskusi dan pengambilan data pre-test

kerjasama kelas eksperimen dilakukan di kelas X IPS 1 dengan

menggunakan model pembelajaran yurisprudensi inquiry. Berikut

ini hasil uji normalitas data pretest kerjasama di kelas eksperimen

dan kelas kontrol

70

Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar, Aplikasi,& Pengembangannya, (Jakarta :

Kencana Prenada Media Group), h.275-276

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

70

Tabel 4.8

Uji Normalitas Data Pretest Kemampuan Berargumentasi Siswa Kelas

Kontrol dan Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 64

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std.

Deviation 7.28528632

Most Extreme Differences

Absolute .166

Positive .166

Negative -.152

Kolmogorov-Smirnov Z 1.330

Asymp. Sig. (2-tailed) .058

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 13

Oktober 2018

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil pengujian

normalitas dengan menggunakan Kolmogorof-Sminov data pre-test

kerjasama siswa dinyatakan berdistribusi normal karena nilai taraf

signifikasi (Sig) yang diperoleh dari kelas eksperimen dengan uji

normalitas Kolmogorov-Sminov lebih besar dari 0.05. Hasil yang

diperoleh uji normalitas normalitas Kolmogorov-Sminov di kelas

eksperimen yaitu bernilai 0,058 > 0,05.

Uji normalitas Kolmogorov-Sminov di kelas kontrol

dinyatakan berdistribusi normal karena nilai taraf signifikasi (Sig)

yang di peroleh lebih besar dari 0,05. Hasil yang diperoleh uji

normalitas data pre-test kemampuan berargumentasi siswa dengan

menngunakan Kolmogorov-Sminov di kelas kontrol yaitu bernilai

0,058 > 0,05.

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

71

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data

penelitian mempunyai data yang homogen atau tidak.71

Data yang

akan diuji homogenitas yaitu data pretest kemampuan

berargumentasi peserta didik dan data pretest homogenitas yaitu

data pretest tes kemampuan berargumentasi. Penelitian ini

menggunakan uji homogenitas Levene. Berdasarkan uji

homogenitas Levene, data dinyatakan homogeny apabila nilai Sig >

0,05. Jika Sig <0,05 maka data dinyatakan tidak homogeny. Hasil

perhitungan uji homogenitas Levene diperoleh dengan bantuan

software SPSS version 20.

Uji Homogenitas Data Pretest Kemampuan Berargumentasi

Uji homogenitas data pretest kemampuan berargumentasi

peserta didik dilakukan untuk mengetahui pretest kemampuan

berargumentasi yang ada di kelas kontrol dan kelas eksperimen

mempunyai data yang homogeny atau tidak. Pengambilan data

pretest kemampuan berargumentasi peserta didik kelas eksperimen

dilakukan di X IPS 1 dengan menggunakan model yurisprudensi

inquiry dan pengambilan data pretest pada kelas kontrol di kelas X

IPS 2 dengan menggunakan model konvensional yaitu diskusi.

Berikut ini hasil uji homogenitas data pretest kemampuan

berargumentasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.9

Uji Homogenitas Data Pretest Kemampuan Berargumentasi Siswa Kelas

Kontrol dan Eksperimen

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 13 Oktober 2018

71

Kadir, Statistik Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dalam Program SPSS,

(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), h.156

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.058 1 62 .085

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

72

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil pengujian

homogenitas dengan menggunakan levene, data pretest

kemampuan berargumentasi peserta didik dinyatakan homogeny

karena nilai taraf signifikansi (Sig) yang diperoleh dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol lebih besar dari 0,005. Hasil yang

diperoleh uji homogenitas dengan menggunakan levene statistic

bernilai 3.058 dengan signifikansi 0.085>0.05. dapat disimpulkan

data pretest kemampuan berargumentasi peserta didik di kelas

kontrol dan kelas eksperimen mempunyai data yang homogen.

E. Uji Hipotesis

Uji t-test Independent Sampel Test

Hasil uji prasyarat analisis data menunjukan data pretest

kemampuan berargumentasi mempunyai data yang homogeny dan

berdistribusi normal. Tahap selanjutnya dilakukan uji hipotesis

dnegan uji T-Test Independen Sampel Test untuk mengetahui

seberapa besar tingkat pengaruh model pembelajaran yurisprudensi

inquiry terhadap kemampuan berargumentasi pada mata pelajaran

ekonomi. Kriteria pengujian hipotesis T-test Independen Sampel

Test yaitu apabila nilai taraf signifikansi (Sig) < 0,05 maka terdapat

pengaruh model pembelajaran yurisprudensi inquiry terhadap

kemampuan berargumentasi peserta didik.

1) Hipotesis

Ho = Model Pembelajaran Yurisprudensi Inquiry tidak

berpengaruh terhadap kemampuan berargumentasi

peserta didik.

Ha = Model Pembelajaran Yurisprudensi Inquiry berpengaruh

positif dan signifikansi terhadap kemampuan

berargumentasi peserta didik

2) Kriteria Pengambilan Keputusan

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

73

Maka dengan tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,005.

Derajat kebebasan (df) = n-k-1 = 32-1-1 = 30, serta pengujian

dua sisi diperoleh dari nilai t 0,05 = 1,6972. Ho diterima

apabila ttabel ≤ thitung ≤ ttabel atau Sig ≥ 5%. Sedangkan Ho

ditolak apabila thitung < ttabel atau Sig < 5%

Tabel 4.10

Uji –t Data Posttest Kemampuan Berargumentasi Siswa

Kelas Kontrol dan Eksperimen

Berdasarkan tabel menunjukkan pengujian hipotesis

dengan uji T-Test Independen Sampel Test diperoleh nilai t

sebesar 10.639 dengan nilai taraf signifikansi (Sig) sebesar

0,000 < 0,005 yang berarti memenuhi kriteria pengujian yaitu

((Sig (2-tailed)) < 0,005 yaitu 0,000 `< 0,05 maka Ho ditolak

dan H1 diterima. Dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh model yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan

berargumentasi peserta didik.

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig.

(2-

tailed)

nilai

ekonomi

Equal variances assumed .400 .529 10.639 62 .000

Equal variances not assumed 10.639 60.393 .000

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 13 Oktober 2018

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

74

F. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Catatan Lapangan Penerapan Model Pembelajaran Yurisprudensi

Inquiry terhadap Kemampuan Berargumentasi Peserta Didik

Penelitian ini dilakukan di SMA Dua Mei Tangerang Selatan.

Peneliti mengambil sampel penelitian dua kelas yaitu kelas X IPS 1 dan X

IPS 2, yang setiap kelasnya terdiri dari 32 peserta didik. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran

yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan berargumentasi peserta didik.

Peneliti memilih kelas X IPS 1 sebagai kelas eksperimen sedangkan untuk

kelas kontrolnya, peneliti memilih kelas X IPS 2.

Model pembelajaran yurisprudensi inquiry di kelas ini ada tanggal 19

September- 12 Oktober 2018. Langkah pertama yang dilakukan peneliti

adalah memberikan surat izin penelitian kepada kepala sekolah. Setelah itu

peneliti berdiskusi terkait penelitian kepada guru ekonomi kelas X di SMA

Dua Mei.

Kelas kontrol merupakan kelas yang melaksanakan pembelajaran

Ekonomi tanpa menggunakan model pembelajaran yurisprudensi inquiry,

sedangkan kelas eksperimen adalah kelas yang melaksanakan pembelajaran

ekonomi yang menggunakan model pembelajaran yurisprudensin inquiry.

Penelitian ini dilakukan sebanyak lima kali pertemuan. Pertemuan pertama,

peneliti masuk ke kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk menjelaskan

model pembelajaran yang akan digunakan selama lima kali pertemuan dan

juga peneliti memberikan pretest kepada kelas kontrol dan eksperimen, untuk

mengukur kemampuan peserta didik sebelum dilakukan treatment yang akan

digunakan peneliti.

Adapun jadwal pelajaran ekonomi pada kelas kontrol yaitu

setiap hari Kamis dan Jumat, sedangkan untuk kelas eksperimen

dilakukan pada hari Selasa dan Jumat. Adapun materi yang digunakan

peneliti adalah kebutuhan adalah kebutuhan manusia. Pertemuan

pertama dilakukan pada kelas pada kelas kontrol hari jumat tanggal 19

september 2018 pada pukul 8.20-10.40 yang tidak menggunakan

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

75

model pembelajaran yurisprudensi inquiry dan kemudian pada kelas

eksperimen pada pukul 10.40-12.00 menggunakan yurisprudensi

inquiry dan pada pertemuan pertama juga peneliti memberikan pretest.

Pertemuan kedua pada kelas eksperimen dilakukan pada hari selasa

pada tanggal 25 September 2018 dengan mulai menggunakan model

pembelajaran yurisprudensi inquiry. Pertemuan ketiga peneliti masih

melakukan treatmen pada kelas eksperimen. Pertemuan terakhir

peneliti memberikan posttest kepada kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Berikut ini adalah data hasil penelitian kelas kontrol dan

kelas eksperimen dari hasil pretest dan hasil posttest.

a) Tes Awal ( Pre-test )

Langkah yang dilakukan setelah meneliti data kelas

eksperimen adalah memberikan pre-test kepada kedua kelas. Tes

yang diberikan adalah tes hasil belajar berupa tes objektif

berbentuk essai materi kebutuhan manusa yang dikerjakan oeh 32

siswa kelas X IPS 1 dan X IPS 2 32 siswa.

Hasil rangkuman pre-test kelas X IPS 1 (kelas eksperimen)

dan X IPS 2 (Kelas kontrol) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.11

Hasil Tes Awal (Pre-test) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. Kelas Jumlah siswa Rata-rata

1. X IPS 1 (Eksperimen) 32 61.44

2. X IPS 2 (Kontrol) 32 58.44

Total 64 119.88

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

Dari hasil perhitungan statistik, maka diperoleh bahwa nilai

rata-rata tes awal ( Pre-test) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

adalah 61.44 ( Enam Puluh Satu koma empat empat) dan 58.44

(Lima puluh delapan koma empat empat). Dapat disajikan dalam

grafik berikut ini

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

76

Gambar Diagram 4.1

Nilai Rata-Rata Tes Awal Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

Distribusi frekuensi dari hasil pre-test kelas eksperimen dan

kelas Kontrol akan disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel distribusi frekuensi pretest didapatkan dengan

menggunakan rumus:

K = 1 + 3.3 Log n

K = 1 + 3,3 Log 32

K= 1 + 4,96

K = 5,96

Jadi, kelas interval setelah pembulatan berjumlah 6 kelas.

Rentang = nilai maksimal – nilai minimal

= 72 – 45

= 27

Panjang kelas = Rentang – Jumlah kelas

= 27 : 6 = 4,5

55

60

65

EksperimenKontrol

Nilai Rata-Rata

Eksperimen

Kontrol

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

77

a. Kelas Kontrol

Tabel 4.12

Hasil Tes Awal (Pre-test) Kelas Kontrol

No. Nilai Frekuensi (siswa) Persen %

1 45-49,5 1 3%

2 50-54,5 14 43,8%

3 55-59,5 4 12,5%

4 60-64,5 3 9,4%

5 65-69,5 8 25%

6 70-74,5 2 6,3%

Jumlah 32 100%

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

Dari tabel tersebut, diketahui nilai Pre-Test Kelas Kontrol

untuk nilai terendah adalah 45 (empat puluh lima), nilai tertingi 72

(tujuh puluh dua).

Tabel distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen

didapatkan dengan menggunakan rumus:

K = 1 + 3.3 Log n

K = 1 + 3,3 Log 32

K= 1 + 4,96

K = 5,96

Jadi, kelas interval setelah pembulatan berjumlah 6 kelas.

Rentang = nilai maksimal – nilai minimal

= 72 – 45

= 27

Panjang kelas = Rentang – Jumlah kelas

= 27 : 6 = 4,5

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

78

b. Kelas Eksperimen

Tabel 4.13

Hasil Tes Awal (Pre-test) Kelas Eksperimen

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

Dari tabel tersebut, diketahui nilai Pre-Test Kelas Eksperimen untuk

nilai terendah adalah 45 (empat puluh lima), nilai tertingi 72 (tujuh puluh

dua).

b) Penerapan Model Pembelajaran yurisprudensi inquiry

1. Kelas Kontrol

Pelaksanaan perlakuan pada kelas kontrol, yaitu pada

kelas X IPS 2. Kegiatan pembelajaran mata pelajaran ekonomi

materi permasalahan ekonomi dilaksanakan dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional dengan

metode ceramah. Proses pembelajaran kelas control dilakukan

selama empat kali pertemuan, dengan masing-masing

pertemuan waktunya 3 Jam Pelajaran yaitu 3 x 40 menit.

Hal-hal yang dilakukan sebelum melaksanakan

pembelajaran, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) sebanyak empat untuk materi

permasalahan ekonomi untuk kelas kontrol, peneliti tidak

menerapkan model pembelajaran seperti di kelas eksperimen

No. Nilai Frekuensi (siswa) Persen %

1 45-49,5 2 6,3%

2 50-54,5 7 21,8%

3 55-59,5 4 12,5%

4 60-64,5 2 6,3%

5 65-69,5 13 40,6%

6 70-74,5 4 12,5%

Jumlah 32 100%

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

79

yaitu yurisprudensi inquiry, peneliti hanya menggunakan

model pembelajaran konvensional.

Pada pertemuan pertama, pada kelas kontrol dilakukan

pada hari Kamis, 20 September 2018 pukul 08.20 sampai

10.20. pertemuan pertama ini peneliti hanya memberikan

penjelasan kepada peserta didik tentang materi dan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Setelah itu peneliti

memberikan pre-test kepada peserta didik untuk mengukur

kemampuan awal peserta didik. Pre-test yang diberikan peneliti

adalah sebuah tes essay yang terdiri dari tujuh soal tentang

materi permasalahan ekonomi. setelah selesai mengerjakan tes,

peneliti menutup kelas dengan membaca do’a serta

mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi yang

akan dipelajari untuk pertemuan berikutnya.

Pertemuan kedua pada kelas kontrol pada hari Kamis,

27 September 2018 pukul 8.20 sampai 10.20. pada pertemuan

kedua, peneliti menjalankan pembelajaran sesuai dengan RPP

yang telah dibuat, dengan materi kelangkaan. Pada tahapan

pertama, peneliti menyampaikan do’a dan salam serta

mengkondisikan kelas.

Pada pertemuan ini peserta didik belum terkondisikan

dengan baik, masih banyak peserta didik yang terlihat belum

siap untuk melakukan pembelajaran ekonomi. Selanjutnya

peneliti mengabsesn peserta didik satu persatu. Setelah selesai

mengkondisikan kelas, guru menjelaskan materi yang akan

dibahas yaitu menjelaskan tentang kelangkaan serta faktor-

faktornya dengan ceramah, kemudian peneliti menannyakan

pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik dan sebaliknya.

Setelah selesai ceramah mengenal materi terkait, kemudian

jawaban dikumpulkan kepada guru, dan dinilai oleh peneliti.

Setelah itu peneliti menutup kelas dengan membaca do’a.

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

80

Pertemuan ketiga, kelas kontrol dilakukan pada hari

Kamis, 4 Oktober 2018 pukul 8.20-10.20, pada pertemuan

ketiga peneliti melakasanakan pengajaran sesuai dengan RPP

yang dibuat, RPP pada pertemuan ketiga adalah materi masalah

pokok ekonomi, pertemuan ketiga dilakukan dengan alokasi

waktu 3 JP, 3 x 40 menit. Model yang digunakan adalah model

pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Pada

pertamuan ini peserta didik mulai bisa terkondisi, peserta didik

mulai siap untuk belajar ekonomi dengan peneliti. Tahapan

pertama pendahuluan peneliti membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dan do’a dipimpin oleh peneliti. Setelah

itu peneliti melakukan apersepi dengan mengulang materi

sebelumnya, dan menjelaskan materi yang akan dibahas, lalu

peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran.

Pada penelitian ini peneliti menjelaskan materi tentang

masalah pokok ekonomi dengan model ceramah. Pada

pertemuan ini terdapat 4 peserta didik yang tidak hadir dan 2

tidak mengikuti pelajaran, sehingga peneliti meminta peserta

didik yang hadir untuk memberi tahu kegiatan belajar mengajar

dan materi yang sudah dilakukan kepada peserta didik yang

tidak hadir. Setelah selesai menjelaskan materi kemudian

peneliti memberikan soal individu untuk menguji pencapaian

indikator peserta didik. Pada pertemuan ketiga peserta didik

mulai fokus terhadap materi, dan terdapat peningkatan

keaktifan dengan terdapat beberapa peserta didik yang bertanya

kepada peneliti. Setelah selesai peneliti menutup kelas dengan

memberikan salam.

Pertemuan keempat pada kelas kontrol dilakukan pada

hari Kamis, 11 Oktober 2018, pukul 8.20-10.20. pada

pertemuan kali ini peneliti melakukan pembelajaran sesuai

dengan RPP yang telah dibuat dengan materi biaya peluang,

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

81

pembelajaran dilakukan dengan alokasi waktu 3 JP, 3 x 40

menit. Peneliti menggunakan model pembelajaran

konvensional dengan metode ceramah. Pada pertemuan terakhir

ini, peserta didik mulai terkondisi, tahap pertama seperti biasa,

peneliti membuka kelas dan mengucap salam, menannyakan

kabar peserta didik dan mengabsen. Setelah itu peneliti

melakukan apersepsi dengan menannyakan atau mengulang

materi sebelumnya, setelah itu peneliti mulai menjelaskan

materi yang akan dibahas dan menjelaskan tujuan pembelajaran

hari itu. Kemudian, peneliti menjelaskan materi biaya peluang

dengan model konvensional metode ceramah. Pada tahap akhir

pertemuan keempat peneliti memberikan post-test kepada

peserta didik untuk melihat progress dari kelas kontrol selama

empat kali pertemuan. Post-test tersebut berupa tes essay yang

terdiri dari 7 soal materi kebutuhan manusia. Setelah itu

peneliti mengucapkan terimakasih kepada peserta didik kelas X

IPS 2.

2. Kelas Eksperimen

Pelaksanaan perlakuan pada kelas eksperimen, yaitu pada

kelas X IPS 1. Perlakuan dalam penelitian ini adalah berupa

penggunaan model pembelajaran yurisprudensi inquiry, pada

kegiatan belajar mengajar ekonomi materi permasalahan

ekonomi.

Hal-hal yang dilakukan sebelum melaksanakan

perlakuan tersebut, yang dilakukan peneliti adalah membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi

permasalahan ekonomi, yang kemudian dikonsultasikan kepada

dosen pembimbing. Setelah menyiapkan segala kebutuhan pada

saat penelitian, peneliti menentukan waktu pelaksanaan

perlakuan sebanyak empat kali pertemyan dengan masing-

masing pertemuan 3 Jam Pelajaran (JP) yaitu 3 x 40 menit.

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

82

Pada kelas eksperimen, jadwal pembelajaran ekonomi adalah

hari Selasa pukul 07.00-09.00. Pada kelas eksperimen peneliti

menggunakan model pembelajaran yurisprudensi inquiry

berbeda dengan kelas kontrol yang menggunakan model

pembelajaran konvensional, dimana memiliki tahapan sebagai

berikut, yaitu pendahuluan, kegiatan inti berupa penjelasan

materi oleh peneliti kemudian masuk pada tahap yurisprudensi

inquiry yaitu orientasi kasus, identifikasi isu, peserta didik

mengambil posisi, menyelidiki cara berpendirian dan pola

argumentasi, memperbaiki dan mengkualifikasi posisi, dan

melakukan pengujian asumsi-asumsi.

Pada pertemuan pertama, hal yang dilakukan peneliti

adalah melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP pertemua

pertama yaitu, membuka kelas dengan mengucapkan salam,

memperkenalkan diri, menannyakan kabar peserta didik, dan

mengabsesn satu persatu. Pada pertemuan kali ini peneliti

menjelaskan tujuan yang akan dicapai selama penelitian.

Pertemuan pertama dilakukan pada hari Selasa, 18 September

2018, pukul 07.00 sampai 09.00. Hal yang dilakukan pada

pertemuan pertama ini adalah peneliti membeirkan pre-test

kepada kelas eksperimen untuk melihat kemampuan awal

peserta didik sebelum diberlakukannya penggunaan model

pembelajaran yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan

berargumentasi peserta didik. Pre-test yang diberikan peneliti

adalah soal essay sebanyak tujuh soal dengan materi

permasalahan ekonomi. Pada pertemuan pertama, terlihat

banyak peserta didik belum terlihat antusias untuk mengikuti

pelajaran ekonomi. Kondisi kelas juga belum kondusif, namun

setelah peneliti menjelaskan tujun pembelajaran di kelas,

peserta didik menjadi lebih tenang.

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

83

Setelah selesai mengerjakan pre-test¸peserta didik

mengumpulkan jawaban kepada peneliti, kemudian peneliti

menutup kelas serta mengingatkan peserta didik untuk

mempelajari materi permalahan ekonomi.

Pada pertemuan kedua kelas eksperimen, dilakukan

pada hari Selasa, 25 September 2018, pukul 07.00 sampai

09.00. Pada pertemuan kedua, peneliti melakukan pembelajaran

ekonomi sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Peneliti kedua

peneliti mulai menggunakan model pembelajaran yurisprudensi

inquiry pada kelas eksperimen, yaitu kelas X IPS 1. Tahapan

pertama yang dilakukan peneliti adalah kelas dengan mengucap

salam kemudian do’a yang dipimpin oleh peneliti,

mengkondisikan kelas, dan mengabsen peserta didik. Pada saat

mengkondisikan kelas penelti mengalami kesulitan untuk

mengaturnya karena keadaan kelas yang sangat berisik dan ada

beberapa peserta didik yang belum masuk kelas.

Setelah ini tahap apersepsi, peneliti menjelaskan materi

yang akan dibahas yaitu tentang kelangkaan peneliti juga

menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu

yurisprudensi inquiry. Peneliti menjelaskan yurisprudensi

inquiry adalah model pembelajaran yang akan meningkatkan

kemampuan berargumentasi peserta didik. Setelah itu peneliti

menjelaskan tahapan-tahapan pada model yurisprudensi

inquiry.

Tahapan berikutnya, peneliti menjelaskan materi

tentang kelangkaan menggunakan model pembelejaran

yurisprudensi inquiry. Pada saat menjelaskan materi peserta

didik memperhatikan peneliti dengan baik, sehingga jalannya

kegiatan belajar mengajar berjalan lancer. Pada saat

mempresentasikan, peneliti memberikan kesempatan peserta

didik untuk bertanya terkait materi yang disampaikan. Setelah

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

84

selesai menjelaskan materi, peneliti memberikan sebuah isu

kepada peserta didik dimana isu tersebut yang akan menjadi

pokok bahasan argument peserta didik, setelah itu peserta didik

mengambil posisi pro atau kontra oleh permasalahan tersebut,

dan menjelaskan argumennya mengapa peserta didik

mengambil posisi pro atau kontra berdasarkan data-data yang

diperoleh dari sumber buku referensi atau internet.

Setelah selesai, peneliti memberikan soal individu untuk

mengukur ketercapaian indikator peserta didik, kemudian

jawaban dikumpulkan kepada peneliti, dan peneliti menutup

pelajaran hari itu dengan menyimpulkan materi yang sudah

dibahas dan memberikan salam.

Pertemuan ketiga pada kelas eksperimen dilakukan

pada hari Selasa, 2 Oktober 2018 pukul 07.00 sampai 09.00.

Alokasi waktu pembelajaran ekonomi yaitu 3 JP, 3 x 40 menit.

Peneliti melakukan pengajaran sesuai dengan RPP yang dibuat.

Pertemuan ketiga peneliti mengajar materi masalah pokok

ekonomi. Hal pertama yang dilakukan peneliti yaitu membuka

kelas dengan salam, mengkondisikan kelas, dan mengabsen

peserta didik. Pada saat mengkondisikan kelas, terlihat

perbedaan pada pertemuan sebelumnya, peserta didik pada

pertemuan ketiga sedikit lebih tenang untuk memulai pelajaran.

Setelah itu peneliti melakukan apersepsi, yaitu mereview mater

sebelumnya dengan menanyakan kepada peserta didik apa yang

mereka ingat pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu peneliti

menjelaskan materi yang akan dibahas yaitu tentang masalah

pokok ekonomi serta menjelaskan tujuan pembelajaran. Peneliti

sudah tidak lagi menjelaskan model yang akan digunakan

kepada peserta didik, karena pertemuan sebelumnya peneliti

sudah menjelaskan model yang diguanakan selama empat kali

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

85

pertemuan. Setelah selesai dengan apersepsi, peneliti mulai

melaksanakan model pembelajaran yurisprudensi inquiry.

Pada tahap ini peserta didik sudah bisa mengambil

posisi tanpa perlu arahan dari peneliti, mengumpulkan data

untuk berargumen, kemudian memaparkan argumennya di

kelas mengenai isu yang diberikan oleh guru sebelumnya.

Setelah itu, peneliti memberikan soal individu untuk mengukur

ketercapaia indikator pembelajaran pada hari itu, kemudian

peserta didik mengumpulkan jawaban dan peneliti menutup

pembelajaran pada hari itu dengan salam.

Pertemuan keempat pada kelas eksperimen dilakukan

pada hari Selasa, 9 Oktober 2018, pukul 07.00 sampai 09.00.

Alokasi waktu pembelajaran yaitu 3 JP, 3 x 40 menit. Peneliti

melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Pada pertemuan keempat peneliti akan membahas menganai

biaya peluang. Tahapan pertama pada pembelajaran yaitu

membuka kelas, peneliti mengucap salam serta do’a yang

dipimpin oleh peneliti. Pertemuan terakhir ini peserta didik

jauh lebih tenang untuk memulai pelajaran. Selanjutnya,

peneliti melakukan apersepsi, mengulang materi sebelumnya.

Setelah itu peneliti menjelaskan materi yang akan dibahas yaitu

tentang biaya peluang. Setelah itu peneliti menjelaskan tujuan

pembelajaran.

Pada tahap ini peserta didik sudah bisa mengambil

posisi tanpa perlu arahan dari peneliti, mengumpulkan data

untuk berargumen, kemudian memaparkan argumennya di

kelas mengenai isu yang diberikan oleh guru sebelumnya.

Setelah itu, peneliti memberikan soal individu untuk mengukur

ketercapaia indikator pembelajaran pada hari itu, kemudian

peserta didik mengumpulkan jawaban.

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

86

Pada presentasi pertemuan keempat, peserta didik jauh

lebih baik dalam menyampaikan argumennya di kelas.. Setelah

selesai, peneliti memberikan kuis individu kepada peserta

didik. Setelah selesai, peneliti memberikan Post-Test kepada

peserta didik untuk melihat progres setelah menggunakan

treatment model pembelajaran yurisprudensi inqury selama

penelitian. Setelah itu, peneliti menutup kelas dengan berdoa

bersama, dan mengucapkan terimakasih kepada peserta didik

selama pembelajaran.

c) Tes Akhir ( Post-test )

Langkah yang dilakukan setelah meneliti data kelas

eksperimen adalah memberikan post-test kepada kedua kelas. Tes

yang diberikan adalah tes hasil belajar berupa tes kemampuan

berargumen berbentuk essai materi kebutuhan manusia yang

dikerjakan oeh 32 siswa kelas X IPS 1 dan X IPS 2 32 siswa.

Hasil rangkuman post-test kelas X IPS 1 (kelas eksperimen)

dan X IPS 2 (Kelas kontrol) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.14

Hasil Tes Akhir (Post-test) Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

No. Kelas Jumlah siswa Rata-rata

1. X IPS 1 (Eksperimen) 32 79,94

2. X IPS 2 (Kontrol) 32 64,81

Total 64 144,75

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

`Dari hasil perhitungan statistik, maka diperoleh bahwa

nilai rata-rata tes akhir ( Post-test) Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol adalah 79,94 (Tujuh puluh Sembilan koma sembilan

empat) dan 64,81 (enam puluh empat koma delapan satu). Dapat

disajikan dalam grafik berikut ini.

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

87

Gambar Diagram 4.2

Nilai Rata-Rata Tes Akhir Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

Tabel distribusi frekuensi posttest didapatkan dengan

menggunakan rumus:

K = 1 + 3.3 Log n

K = 1 + 3,3 Log 32

K= 1 + 4,96

K = 5,96

Jadi, kelas interval setelah pembulatan berjumlah 6 kelas.

Rentang = nilai maksimal – nilai minimal

= 75 – 55

=

Panjang kelas = Rentang – Jumlah kelas

= 20 : 6 = 3,3

c. Kelas Kontrol

Tabel 4.15

Hasil Tes Awal (Post-test) Kelas Kontrol

0

20

40

60

80

Eksperimen Kontrol

Nilai Rata-Rata

Eksperimen

Kontrol

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

88

No. Nilai Frekuensi (siswa) Persen %

1 55-58,3 4 12,5%

2 58,4-61,7 6 18,8%

3 61,8-65,1 8 25%

4 65,2-68,5 7 21,8%

5 68,6-71,9 4 12,5%

6 72-75,3 3 9,4%

Jumlah 32 100%

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

Dari tabel tersebut, diketahui nilai Post-Test Kelas Kontrol

untuk nilai terendah adalah 55 (lima puluh lima), nilai tertingi 75

(tujuh puluh lima).

Tabel distribusi frekuensi pretest didapatkan dengan

menggunakan rumus:

K = 1 + 3.3 Log n

K = 1 + 3,3 Log 32

K= 1 + 4,96

K = 5,96

Jadi, kelas interval setelah pembulatan berjumlah 6 kelas.

Rentang = nilai maksimal – nilai minimal

= 92 – 65

= 27

Panjang kelas = Rentang – Jumlah kelas

= 27 : 6 = 4,5

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

89

d. Kelas Eksperimen

Tabel 4.16

Hasil Tes Akhir (Pre-test) Kelas Eksperimen

No. Nilai Frekuensi (siswa) Persen %

1 65-69,5 1 3%

2 69,6-74,1 5 15,6%

3 74,2-78,6 8 25%

4 78,7-83,2 9 28%

5 83,3-87,8 6 18,8%

6 87,9-92,4 3 9,4%

Jumlah 32 100%

Sumber : Data Primer Penelitian, diolah pada tanggal 14 Oktober 2018

Dari tabel tersebut, diketahui nilai Post-Test Kelas

Eksperimen untuk nilai terendah adalah 65 (enam puluh lima), nilai

tertingi 92 (sembilan puluh dua).

2. Pengaruh Model Yurisprudensi Inquiry Terhadap Kemampuan

Berargumentasi Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa model

pembelajaran yurisprudensi inquiry berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kemampuan berargumentasi. Hal ini dibuktikan dnegan hasil

statistic uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 10,639 dan t tabel 1,697

dengan nilai taraf signifikansi (Sig) sebesar 0,000, karena thitung > ttabel

(10,639>1,697), signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka

penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis yang menyatakan

“Model Pembelajaran yurisprudensi inquiry berpengaruh terhadap

Kemampuan Berargumentasi Peserta Didik”.

Proses pembelajaran ekonomi di kelas kontrol dan kelas

eksperimen dilaksanakan selama empat kali pertemuan. Materi yang

diajarkan yaitu tentang kebutuhan manusia. Teknik pengumpulan data

digunakan oleh peneliti yaitu tes kemampuan berargumen yang terdiri

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

90

dari 7 soal yang berbentuk essay. Model pembelajaran yurisprudensi

inquiry yang diterapkan di kelas eksperimen berhasil meningkatkan

kemampuan berargumentasi peserta didik dengan nilai awal rata-rata

61,44 meningkat menjadi 79,94. Sedangkan pada kelas kontrol yang

tidak diterapkan model yurisprudensi inquiry rata-rata awal sebesar

58,44 dan hanya meningkat sebsar 64,81. Peningkatan prosentasi hasil

tes pada kelas eksperimen sebesar 23,14% sedangkan pada kelas

kontrol berdasarkan hasil tes awal dan akhir hanya meningkat sebesar

9,82%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menerapkan model

pembelajaran yurisprudensi inquiry maka kemampuan berargumentasi

lebih meningkat daripada dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional .

Hal ini sejalan dengan teori model pembelajaran menurut Joyce

& Weil bahwa dengan menggunakan model guru dapat membantu

peserta didik untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide,

keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri.72

Dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif maka

kegiatan belajar mengajar tidak lagi berpusat pada peserta didik, hal itu

akan memunculkan ide-ide atau pendapat-pendapat peserta didik.

Menurut Soekamto tujuan menggunakan model pembelajaran

adalah untuk menciptakan suasana yang menunjang agar peserta didik

merasa bebas untuk merespon secara alami dan teratur.73

Dengan

meningkatkan nilai mata pelajaran ekonomi peserta didik dengan

menggunakan model pembelajaran maka bisa dipastikan tujuan belajar

tercapai dengan baik. Model pembelajaran berfungsi pedoman bagi

pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Maka dari

itu, seorang pengajar memerlukan model-model pembelajaran yang

inovatif berdasarkan kebutuhan peserta didik karena masing-masing

72

Dr. Rusman, M.Pd, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali, 2012), h.134 73

Drs. Mamad Kasmad, S.Pd., M.Pd dan Dr.Suko Pratomo, M.Pd, Model-model

Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012), h.59

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

91

model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan yang

berbeda.

Model Pembelajaran yurisprudensi inquiry oleh Donal Oliver

dan James P.Shaver ini melatih peserta didik untuk peka terhadap

permasalahan sosial, mengambil posisi (sikap) terhadap suatu

permasalahan, serta mempertahankan sikap dengan argumentasi yang

relevan dan valid.74

Secara umum tahap pembelajaran model

yurisprudensi inquiry yaitu pertama, orientasi kasus dimana pada tahap

ini guru mengajukan kasus yang sedang hangat di masyarakat atau

kasus di sekolah. Dimana pada penelitian ini guru memberikan kasus

berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan manusia yang

tidak terbatas kemudian peserta didik meninjau fakta-fakta dengan

melakukan analisis. Langkah kedua adalah identifikasi isu, pada tahap

ini peserta didik dibimbing untuk mensintesis fakta-fakta yang ada ke

dalam sebuah isu yang sedang dibahas, pada tahap ini peserta didik

belum diminta untuk menentukan pendapatnya terhadap kasus yang

sedang dibahas. Langkah selanjutnya yaitu peserta didik menyatakan

posisinya, peserta didik mengambil posisi pro atau kontra terhadap

permasalahan yang sedang dibahas oleh peneliti. Langkah selanjutnya

adalah menyelidiki cara berpendirian dan pola argumentasi, pada tahap

ini peserta didik memberikan data-data dan bukti-bukti sebagai bahan

pendukung argumentasinya, kemudian mengevaluasi kekurangan-

kekurangan daru nilai atau keputusan yang lainnya. Langkah kelima

yaitu memperbaiki dan mengkualifikasi posisi dimana pada tahap ini

peserta didik mempetimbangkan posisinya apakah dia akan bertahan

pada posisinya atau akan berpindah dengan cara menguji sejumlah

situasi atau kondisi yang mirip terhadap permasalahannya, langkah

terakhir adalah melakukan pengujian asumsi-asumsi terhadap

posisinya atau pendapatnya.

74

Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta:Bumi Aksara, 2014), h.31

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

92

Kelebihan dari model ini merupakan model yang dianggap

sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang

menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku dibuktikan

denga adanya tanggapan posisi peserta didik yang kemudian bisa

berpindah posisi jika merasa tidak benar permasalahannya. Sedangkan

kekurangannya adalah dalam mengimplementasikannya, memerlukan

waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya

dengan waktu yang telah ditentukan.

Model yurisprudensi inquiry adalah model yang melatih

peserta didik untuk bisa berargumen, argumentasi adalah pemberian

alasan dan penjelasan bukti-bukti yang yang disampaikannya ilmiah.

Argumentasi adalah memberikan alasan untuk memperkuat atau

menolak suatu pendapat.75

Indikator yang dipakai peneliti adalah dari

Toulmin yang terdapat empat indikator yaitu klaim, untuk mengukur

kemampuan berargumentasi berupa pernyataan. Kemudian data,

disertakan untuk mendukung klaim diukur berdasarkan aspek

kecukupan dan kualitas data, yaitu pembenaran digunakan untuk

menjelaskan hubungan antara data dan kalim serta dukungan yang

digunakan untuk mendukung sebuah pembenaran.76

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ipah Tiyani yang menyatakan bahwa model

pembelajaran yurisprudensi inquiry dapat meningkatkan keterampilan

menulis cerpen peserta didik dengan nilai rata-rata kemampuan

menulis cerpen meningkat sebesat 6,27 %`.77

Sejalan dengan hal

tersebut, Sanjaya menjelaskan bahwa kelebihan dari model

yurisprudensi inquiry adalah model pembelajaran yang menekankan

75

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:PT

Gramedia Utama Edisi 4, 2008) , Cet. 1, h.85 76

Agus Budiyono, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Argument Based Science

Inquiry (ABSI) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berargumentasi Siswa SMA. (Universitas

Islam Madura, 2016). Volume 4 , Nomor 1. 77

Ipah Tiyani, Penggunaan model jurisprudental inquiry untuk meningkatkan

keterampilan menulis cerpen pada peserta didik kelas XF SMAN 2 Playen Gunung Kidul, Skripsi

Universitas Negeri Yogyakarta: 2013.

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

93

kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik,

secara seimbang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Model

pembelajara yurisprudensi inquiry juga dapat mengajarkan peserta

didik untuk dapat menerima atau menghargai sikap orang lain terhadap

suatu masalah yang mungkin bertentangan dengan sikap yang ada pada

dirinya, atau sebaliknya, ia bahkan menerima dan mengakui kebenaran

sikap yang diambil orang lain terhadap suatu isu sosial tertentu. Model

pembelajaran yurisprudensi inquiry melatih peserta didik untuk peka

terhadap permasalahan tersebut,serta dapat mengembangkan

kemampuan berargumentasi dengan isu-isu yang diberikan oleh guru.

dengan menggunakan model pembelajaran yurisprudensi inquiry

setiap peserta didik mempunyai kesempatan untuk berargumentasi

sesuai dengan posisinya atau sikapnya.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa model

pembelajaran yurisprudensi inquiry berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kemampuan berargumentasi peserta didik pada mata

pelajaran ekonomi kelas X IPS 1 di SMA Dua Mei Tangerang Selatan.

G. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu:

1. Pelakasanakan pembelajaran model pembelajaran yurisprudensi

inquiry membutuhkan banyak waktu, sehingga harus disesuaikan

materi yang akan diajarkan dengan alokasi waktu yang tersedia pada

mata pelajaran ekonomi.

2. Pada kegiatan belajar mengajar, terdapat beberapa peserta didik yang

absen dan tidak mengikuti pembelajaran di kelas. Sehingga peneliti

membutuhkan waktu yang lebih untuk menjelaskan kembali mater

yang telah diajarkan kepada peserta didik yang terlambat masuk atau

tidak masuk.

3. Pembelajaran model yurisprudensi inquiry saat tahap pembelajaran

dimulai, kelas mulai kurang kondusif sehingga jalannya kegiatan

belajar mengajar tidak sesuai rencana pelakasanaan pembelajaran.

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

94

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

95

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis data, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran

yurisprudensi inquiry terhadap kemampuan berargumentasi peserta didik. Hal

ini dibuktikan dengan perolehan nilai uji T-Test Independen Sampel Test

diperoleh nilai t sebesar 10.639 dengan nilai taraf signifikansi (Sig) sebesar

0,000 < 0,005 yang berarti memenuhi kriteria pengujian yaitu ((Sig (2-tailed))

< 0,005 yaitu 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.. Terdapat

peningkatan rata-rata nilai kemampuan berargumentasi di kelas eksperimen

dari nilai rata-rata pre-test 61,44 meningkat dari nilai post-test kemampuan

kerjasama menjadi 79,94. Sehingga model pembelajaran yurisprudensi

inquiry berpengaruh terhadap kemampuan berargumentasi peserta didik pada

mata pelajaran ekonomi di kelas X IPS 1 di sekolah SMA Dua Mei

Tangerang Selatan.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini memiliki implikasi positif bagi kegiatan

pembelajaran ekonomi. pemilihan model pembelajran yang tepat sesuai

dengan materi yang akan diajarkan dapat berpengaruh terhadap kemampuan

berargumentasi peserta didik pada pelajaran ekonomi. Pada proses

pembelajaran ekonomi terdapat perbedaan kemampuan berargumentasi yang

mendapat perlakuan model pembelajaran yurisprudensi inquiry dengan

proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Diharapkan guru dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi

peserta didik dengan model pembelajaran yang membuat peserta didik aktif

dan membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan. Hasil penelitian ini

digunakan sebagai masukan bagi para guru untuk memperhatikan model

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

96

pembelajaran yang tepat dan menarik untuk kegiatan proses

kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

C. Saran

Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada

beberapa saran penulis terkait penelitian ini, diantaranya:

1) Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran ekonomi dengan model

pembelajaran yurisprudensi inquiry mampu meningkatkan kemampuan

berargumentasi, sehingga pembelajaran tersebut dapat menjadi salah satu

variasi pembelajaran ekonomi yang dapat diterapkan.

2) LKS sebagai bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini dapat

digunakan sebagai sumber informasi mengenai perkembangan

pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari. Guru dapat membuat

Lembar Kerja Siswa yang lebih menarik dan konstruktif dalam berbagai

pokok bahasan ekonomi lain.

3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji seberapa besar

pengaruh model pembelajaran yurisprudensi inquiry terhadap masing-

masing indikator kemampuan berargumentasi peserta didik.

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

97

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta:Rineka Cipta, 2013

Aunurahman, Belajar dan Pembelajaran. Bandung, Afabeta, 2010

Budiyono, Agus, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Argument Based

Science Inquiry (ABSI) Terhadap Peningkatan Kemampuan

Berargumentasi Siswa SMA. (Universitas Islam Madura, 2016). Volume 4

, Nomor 1.

Cyntia Pritasari, Ade, dkk. Peningkatan Kemampuan Argumentasi Melalui

Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas X SMA

Batik Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.(universtas negeri Surakarta,

2016). Volume 8, Nomor 1.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia-Melayu,

1997.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta:PT Gramedia Utama Edisi 4, 2008) , Cet. 1.

Faturahman, Muhammad, Model-model Pembelajaran Inovatif Alternatif

Desain Pembelajaran Yang Menyenangkan. Yogyakarta: Ar-Ruz

Media, 2015.

Hendrikus, Dori Wuwur, Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi,

Beragumentasi, Bernegosiasi, Yogyakarta:Kanisius, 1991

Id.m.wikipedia.org, di akses pada hari Minggu, 8 Juli 2018, pukul 22:3 WIB

Kasmad, Mamad, dan Suko Pratomo, Model-model Pembelajaran Berbasis

PAIKEM, Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

98

Keraf , Gorys, Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1981.

Nasution M.A, Kurikulum dan Pengajaran, Bandung, 1989.

Rifai , Muhammad, Sejarah Pendidikan Nasional (Dari Masa Klasik

Hingga Modern), Yogyakarta:Ar-ruzzmdia, 2016.

Riyanti, Yustina Titik , Model Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensi Untuk

Mengukur Hasil Belajar Peserta didik Sekolah Dasar Pada

Pembelajaran PKn, Jurnal Pendidikan, Vo.4 No.1 Juli-Desember 2016

RusmanModel-model Pembelajaran, Jakarta: Rajawali, 2012

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R&D,

Bandung: Alfabeta, 2016

Tilaar , H.A.R.., Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008

Tiyani , Ipah, Pemanfaatan Model Jurisprudential Inquiry Untuk

Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas X F

SMA Negeri 2 Playen Gunungkidul, Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pasal 3

Uno, Hamzah B, Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif), Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

99

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X

Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam

Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,

Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Subtema : Berbagai Ekonomi Yang Langka Dan Kebutuhan

Manusia Yang Tidak Terbatas

Alokasi Waktu : 3 JP

Pertemuan : ke-1

A. Komptensi Inti

3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli,(toleransi, gotong royong),santun, dan percaya diri dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan

mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber

lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

100

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.1 Mengidentifikasikan kebutuhan manusia

1.2 Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan

manusia yang tidak terbatas

C. Indikator

1. Mendeskripsikan pengertian kelangkaan

2. Mengidentifikasikan faktor penyebab kelangkaan

3. Mengidentifikasikan pengelolaan sumber daya ekonomi

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

1. Mendeskripsikan pengertian kelangkaan

2. Mengidentifikasi faktor-faktor kelangkaan

3. Mengidentifkasikan pengelolaan sumber daya ekonomi

E. Materi Pembelajara (terlampir)

1. Pengertian kelangkaan

2. Faktor-faktor penyebab kelangkaan

3. Pengelolaan sumber daya ekonomi

F. Model/Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Inquiri

2. Model : Yurisprudensi

G. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

a. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan

ekonomi

2. Alat :

a. Papan tulis

b. Spidol dan penghapus

3. Sumber Belajar :

Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA

Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

H. Kegiatan Pembelajaran

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

101

Tahapan

Kegiatan

Kegiatan Alokasi

Waktu Pendidik Peserta Didik

Kegiatan

Awal

1. Guru menyampaikan

salam, berdo’a dan

absesnsi.

2. Guru mengingatkan

materi sebelumnya

3. Guru menyampaikan

materi yang akan dibahas

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

30 Menit

Kegiatan

inti

1. Guru memberikan soal

pretest kepada siswa

yang berkaitan dengan

materi kebutuhan

manusia, kelangkaan, dan

sistem ekonomi

2. Guru memberitahukan

siswa untuk mengerjakan

pretest selama 40 menit.

3. Guru meminta siswa

untuk mengumpulkan

soal dan jawaban pretest.

1.Siswa mendapatkan soal

pretest

2.siswa memperhatikan

penjelasan dari guru.

3.siswa mengumpulkan

jawaban.

90 menit

Kegiatan

penutup

1. Guru meminta siswa

untuk mempelajari

materi tentang

masalah pokok

ekonomi

2. Guru menutup

pelajaran dengan

membaca hamdalah

1. Siswa

memperhatikan

penjelasan guru

2. Salah satu siswa

memimpin doa

10 menit

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

102

dan memberi salam

kepada siswa

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

103

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X

Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam

Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,

Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Subtema : Masalah Pokok Ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP

Pertemuan : ke-2

A. Komptensi Inti

3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli,(toleransi, gotong royong),santun, dan percaya diri dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan

mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber

lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.3 Mengidentifikasikan masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa,

bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi

C. Indikator

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

104

1. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi

dan untuk siapa barang diproduksi.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

1. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi

dan untuk siapa barang diproduksi.

E. Materi Pembelajara (terlampir)

1. Pengertian barang apa yang diproduksi

2. Bagaimana barang itu diproduksi

3. Untuk siapa barang itu di produksi

F. Model/Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Inquiri

2. Model : Yurisprudensi

G. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

b. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan

ekonomi

2. Alat :

c. Papan tulis

d. Spidol dan penghapus

4. Sumber Belajar :

Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA

Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

H. Kegiatan Pembelajaran

No. Tahapan Kegiatan Pembelajaran

Guru Siswa

1.

Pendahuluan (10

Menit)

menyampaikan

tujuan dan

memotivasi siswa

a. Orientasi

1. Guru mengucapkan

salam pembuka.

2. Guru memimpin siswa

berdo’a

3. Guru mengabsen siswa

Siswa secara serentak

menjawab salam dan berdo’a

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

105

b. Apersepsi

1. Guru memberikan

gambaran tentang

pelajaran yang akan

diberikan yaitu dengan

memperlihatkan

gambar-gambar

kebutuhan.

c. Motivasi

1. Guru menjelaskan

model yang akan

dipakai selama

kegiatan belajar

mengajar

2. Guru memberikan

penjelasan mengenai

tujuan yang akan

dicapai

Siswa mendengarkan dan

dipersilahkan bertanya jika

ada yang ingin ditanyakan.

Siswa mendengarkan dan

memahami tujuan

pembelajaran

2.

Kegiatan Inti

(115 menit)

Menyajikan

informasi,

Penerapan model

pembelajaran

Yurisprudensi

1. Tahap Penyajian

Guru memberikan penjelasan

atau informasi mengenai materi

k.

2. Penerapan Model

Yurisprudensi

a. Eksplorasi

Tahap 1 : Mengarahkan siswa

kepada kasus

1. Guru memperkenalkan

materi kasus kepada siswa

yaitu dengan memberikan

gambar mengenai masalah

pokok ekonomi

2. Guru memaparkan fakta

yaitu dengan menyebutkan

fakta dan isu dalam gambar

tersebut

Siswa memperhatikan dengan

baik materi yang disampaikan

oleh guru

Siswa mendengarkan dan

melihat gambar yang sedang

diputar

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

Siswa mensintesis fakta

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

106

Tahap 2 : Mengidentifikasi isu

1. Guru meminta siswa

mensintesis fakta dan isu

yang disebutkan sebelumnya

oleh guru yaitu dengan

memahami lebih dalam

fakta dan isu

2. Guru meminta siswa

menetapkan satu isu untuk

didiskusikan

3. Guru meminta siswa untuk

mengidentifikasi dan

mengenali konflik serta

fakta terhadap permasalahan

dalam gambar tersebut.

yaitu dengan mendiskusikan

bersama teman

sebangkunya.

4. Tahap ketiga: Memilih Posisi

1. Guru meminta siswa untuk

mengartikulasi posisinya

yaitu menetapkan sementara

posisinya pro atau kontra

terhadap kasus tersebut

2. Guru meminta siswa untuk

mengungkapkan posisi dasar

yaitu dengan mendengarkan

intruksi guru (mengangkat

tangan)

Tahap keempat:

Mengeksplorasi Sikap atau

Pendirian Serta Bentuk

Argumentasi

b. Elaborasi

1. Guru meminta siswa

berkumpul dengan siswa

lain yang mengambil posisi

dan isu yang ditugaskan

oleh guru

Siswa memilih satu isu

untuk didiskusikan

Siswa mengidentifikasi

nilai, konflik dan

mengenali fakta dasar serta

permasalahan yang ada

dalam gambar tersebut

bersama teman

sebangkunya.

Siswa menetapkan posisi

sementara.

Siswa mengungkapkan

posisi dasar dan

mengangkat tangan jika

memilih posisi tersebut

Siswa berpindah tempat dan

berkumpul dengan siswa lain

yang memilih posisi sama

Siswa mengungkapkan

konsekuensi dari posisi yang

diambil

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

107

sama

2. Guru menunjuk dua orang

dari masing-masing

perwakilan posisi untuk

membuktikan konsekuensi

posisi yang diambil

3. Guru meminta siswa

membuat prioritas dan

memaparkan fakta-fakta dan

isu yaitu dengan menunjuk

siswa untuk menyampaikan

pendapatnya

4. Tahap Kelima: Menegaskan

dan Mengkualifikasi posisi

1. Guru meminta siswa

menegaskan posisinya

2. Guru meminta siswa

mengkualifikasi posisi yaitu

dengan menetapkan posisi

final pro atau kontra (guru

bertanya kembali apakah

ada yang berpindah posisi

atau tidak pada masing-

masing posisi sebelumnya)

Tahap keenam: Menguji

Asumsi Faktual di balik Posisi

yang sudah Qualified

c. Konfirmasi

1. Guru mengidentifikasi

asumsi-asumsi siswa

terhadap masing-masing

posisi apakah relevan atau

tidak

2. Guru menentukan

konsekuensi yang

diperkirakan akan terjadi

3. Tahap Menguji kinerja

Siswa menjelaskan prioritas

dan memaparkan

argumentasinya mengenai

fakta-fakta dan isu dengan

berdiri

Siswa menegaskan posisinya

Siswa menetapkan posisi final

dengan mengangkat tangan

apabila ingin berpindah posisi.

Siswa mendengarkan guru

saat mengidentifikasi asumsi-

asumsi yang telah dipaparkan

sebelumnya.

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

Siswa mengerjakan tes

mengenai materi yang telah di

pelajari. Kuis dikerjakan

secara individu dengan

estimasi waktu 10 menit.

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

108

Evaluasi

individu

Guru memberikan latihan

sebagai evaluasi

pembelajaran berupa pilihan

ganda

4. Tahap Penskoran

a. Setelah siswa selesai

mengerjakan, guru

meminta siswa untuk

menukar hasil jawaban

kuis yang telah

dikerjakan dengan teman

sebangkunya untuk

dikoreksi bersama dan

dibahas bersama

b. Setelah selesai dibahas,

guru memberikan

penjelasan perhitungan

skor siswa, untuk

kemudian dikembalikan

kepada pemiliknya

c. Guru memasukkan nilai

siswa dengan memanggil

nama siswa sacara urut

sesuai absen

Siswa menukar lembar

jawabannya dengan teman

sebangku dan saling

mengoreksi jawaban teman

sesuai intruksi guru

Siswa menghitung skor sesuai

dengan petunjuk guru

3. Penutup (10

menit)

1. Guru menyimpulkan

materi pembelajaran

yang telah disampaikan

yaitu tentang masalh

pokok ekonomi

2. Guru memberitahukan

materi yang akan

datang yaitu tentang

biaya peluang

3. Guru mengucapkan

Siswa menjawab salam

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

109

salam penutup

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

No Nama

Kemampuan

Argumentasi Skor dan kriteria

Unsur Aspek 1 2 3

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa

IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana

Nahdiana

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

110

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X

Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam

Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,

Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Subtema : Biaya Peluang

Alokasi Waktu : 3 JP

Pertemuan : ke-3

A. Komptensi Inti

3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,

gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan

mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber

lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.4 Mengidentifikasikan hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila

melakukan produksi dibidang lain

C. Indikator

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

111

1. Mendeskripsikan pengertian biaya peluang

2. Memberikan contoh biaya

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

4. Mendeskripskan pengertian biaya peluang

5. Memberikan contoh biaya peluang

E. Materi Pembelajara (terlampir)

4. Pengertian biaya peluang

5. Contoh biaya peluang pada kesempatan kerja

F. Model/Metode Pembelajaran

3. Pendekatan : Inquiri

4. Model : Yurisprudensi

G. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

c. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan

ekonomi

2. Alat :

e. Papan tulis

f. Spidol dan penghapus

5. Sumber Belajar :

Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA

Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

H. Kegiatan Pembelajaran

No. Tahapan Kegiatan Pembelajaran

Guru Siswa

1.

Pendahuluan (10

Menit)

menyampaikan

tujuan dan

memotivasi siswa

d. Orientasi

4. Guru mengucapkan

salam pembuka.

5. Guru memimpin siswa

do’a

6. Guru mengabsen siswa

e. Apersepsi

2. Guru memberikan

Siswa secara serentak

menjawab salam dan berdo’a

Siswa mendengarkan dan

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

112

gambaran tentang

pelajaran yang akan

diberikan yaitu dengan

memperlihatkan

gambar-gambar

kebutuhan.

f. Motivasi

3. Guru memberikan

penjelasan mengenai

tujuan yang akan

dicapai

dipersilahkan bertanya jika

ada yang ingin ditanyakan.

Siswa mendengarkan dan

memahami tujuan

pembelajaran

2. Kegiatan Inti

(115 menit)

Menyajikan

informasi,

Penerapan model

pembelajaran

Yurisprudensi

3. Tahap Penyajian

Guru memberikan penjelasan

atau informasi mengenai materi

biaya peluang

4. Penerapan Model

Yurisprudensi

d. Eksplorasi

Tahap 1 : Mengarahkan siswa

kepada kasus

3. Guru memperkenalkan

materi kasus kepada siswa

yaitu mengenai biaya

peluang

4. Guru memaparkan fakta

yaitu dengan menyebutkan

fakta dan isu dalam

kasustersebut

Tahap 2 : Mengidentifikasi isu

5. Guru meminta siswa

mensintesis fakta dan isu

yang disebutkan

sebelumnya oleh guru yaitu

dengan memahami lebih

dalam fakta dan isu

6. Guru meminta siswa

menetapkan satu isu untuk

Siswa memperhatikan dengan

baik materi yang disampaikan

oleh guru

Siswa mendengarkan kasus

yang diberikan guru

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

Siswa mensintesis fakta

dan isu yang ditugaskan

oleh guru

Siswa memilih satu isu

untuk didiskusikan

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

113

didiskusikan

7. Guru meminta siswa untuk

mengidentifikasi dan

mengenali konflik serta

fakta terhadap permasalahan

tersebut. yaitu dengan

mendiskusikan bersama

teman sebangkunya.

8. Tahap ketiga: Memilih Posisi

3. Guru meminta siswa untuk

mengartikulasi posisinya

yaitu menetapkan sementara

posisinya pro atau kontra

terhadap kasus tersebut

4. Guru meminta siswa untuk

mengungkapkan posisi

dasar yaitu dengan

mendengarkan intruksi guru

(mengangkat tangan)

Tahap keempat:

Mengeksplorasi Sikap atau

Pendirian Serta Bentuk

Argumentasi

e. Elaborasi

5. Guru meminta siswa

berkumpul dengan siswa

lain yang mengambil posisi

sama

6. Guru menunjuk dua orang

dari masing-masing

perwakilan posisi untuk

membuktikan konsekuensi

posisi yang diambil

7. Guru meminta siswa

membuat prioritas dan

memaparkan fakta-fakta dan

isu yaitu dengan menunjuk

Siswa mengidentifikasi

nilai, konflik dan

mengenali fakta dasar serta

permasalahan yang ada

dalam kasus tersebut

bersama teman

sebangkunya.

Siswa menetapkan posisi

sementara.

Siswa mengungkapkan posisi

dasar dan mengangkat tangan

jika memilih posisi tersebut

Siswa berpindah tempat dan

berkumpul dengan siswa lain

yang memilih posisi sama

Siswa mengungkapkan

konsekuensi dari posisi yang

diambil

Siswa menjelaskan prioritas

dan memaparkan

argumentasinya mengenai

fakta-fakta dan isu dengan

berdiri

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

114

Evaluasi

siswa untuk menyampaikan

pendapatnya

8. Tahap Kelima: Menegaskan

dan Mengkualifikasi posisi

3. Guru meminta siswa

menegaskan posisinya

4. Guru meminta siswa

mengkualifikasi posisi yaitu

dengan menetapkan posisi

final pro atau kontra (guru

bertanya kembali apakah

ada yang berpindah posisi

atau tidak pada masing-

masing posisi sebelumnya)

Tahap keenam: Menguji

Asumsi Faktual di balik Posisi

yang sudah Qualified

f. Konfirmasi

5. Guru mengidentifikasi

asumsi-asumsi siswa

terhadap masing-masing

posisi apakah relevan atau

tidak

6. Guru menentukan

konsekuensi yang

diperkirakan akan terjadi

7. Tahap Menguji kinerja

individu

Guru memberikan latihan

sebagai evaluasi

pembelajaran berupa pilihan

ganda

8. Tahap Penskoran

d. Setelah siswa selesai

mengerjakan, guru

Siswa menegaskan posisinya

Siswa menetapkan posisi final

dengan mengangkat tangan

apabila ingin berpindah posisi.

Siswa mendengarkan guru

saat mengidentifikasi asumsi-

asumsi yang telah dipaparkan

sebelumnya.

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

Siswa mengerjakan kuis

mengenai materi yang telah di

pelajari. Kuis dikerjakan

secara individu dengan

estimasi waktu 10 menit.

Siswa menukar lembar

jawabannya dengan teman

sebangku dan saling

mengoreksi jawaban teman

sesuai intruksi guru

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

115

meminta siswa untuk

menukar hasil jawaban

kuis yang telah

dikerjakan dengan teman

sebangkunya untuk

dikoreksi bersama dan

dibahas bersama

e. Guru memasukkan nilai

siswa dengan memanggil

nama siswa sacara urut

sesuai absen

Siswa menghitung skor sesuai

dengan petunjuk guru

3.

Penutup (10

menit)

4. Guru menyimpulkan

materi pembelajaran

yang telah disampaikan

yaitu tentang

5. Guru mengucapkan

salam penutup

Siswa menjawab salam

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

No

Kemampuan Argumentasi Skor dan kriteria

Unsur Aspek 1 2 3

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana Nahdiana

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

116

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X

Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam

Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,

Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Subtema : Sistem ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP

Pertemuan : ke-1

A. Komptensi Inti

3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,

gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan

mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber

lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.5 Mengidentifikasikan sistem ekonomi untuk memecahkan masalah

ekonomi

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

117

C. Indikator

1. Pengertian sistem ekonomi

2. Macam-macam sistem ekonomi

3. Kebaikan dan kelemahan sistem ekonomi

4. Cara memecahkan masalah ekonomi melalui sistem ekonomi yang

dianut.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

6. Menjelaskan pengertan sistem ekonomi

7. Mengidentifikasikan macam-macam sistem ekonomi

8. Menyebutkan kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi

9. Mendeskripsikan cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut

E. Materi Pembelajara (terlampir)

6. Pengertian sistem ekonomi

7. Macam-macam sistem ekonomi

8. Kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi

9. Cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut

F. Model/Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah dan Diskusi

G. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

d. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan

ekonomi

2. Alat :

g. Laptop dan LCD Proyektor

h. Papan tulis

i. Spidol dan penghapus

6. Sumber Belajar :

Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA

Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

H. Kegiatan Pembelajaran

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

118

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu

Pendahuluan 1) Persiapan psikis dan fisik dalam membuka

pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa

bersama

2) Peserta didik bersama guru mengkondisikan kelas

3) Memberi motivasi siswa untuk aktif dalam proses

pembelajaran

15 Menit

Kegiatan Inti 1) Guru memberikan soal posttest kepada siswa yang

berkaitan dengan materi konflik dan integrasi.

2) Siswa mengerjakan soal posttest.

3) Guru meminta siswa mengumpulkan soal dan

jawaban postest

90 Menit

Penutup 1) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi

selanjunya

2) Guru menutup pelajaran dengan membaca

hamdallah dan memberi salam kepada siswa.

5 Menit

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

119

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X

Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam

Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,

Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Subtema : Masalah Pokok Ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP

Pertemuan : ke-2

B. Komptensi Inti

3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,

gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah

abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarangi

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandangan/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.4 Mengidentifikasikan masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa,

bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi

I. Indikator

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

120

2. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi

dan untuk siapa barang diproduksi.

J. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

2. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi

dan untuk siapa barang diproduksi.

3. Materi Pembelajara (terlampir)

10. Pengertian barang apa yang diproduksi

11. Bagaimana barang itu diproduksi

12. Untuk siapa barang itu di produksi

4. Model/Metode Pembelajaran

5. Pendekatan : Inquiri

6. Model : Yurisprudensi

5. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

e. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan

ekonomi

2. Alat :

j. Papan tulis

k. Spidol dan penghapus

7. Sumber Belajar :

Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA

Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

6. Kegiatan Pembelajaran

No. Tahapan Kegiatan Pembelajaran

Guru Siswa

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

121

1.

Pendahuluan

(10 Menit)

menyampaikan

tujuan dan

memotivasi

siswa

g. Orientasi

7. Guru

mengucapkan

salam pembuka.

8. Guru memimpin

siswa berdo’a

9. Guru mengabsen

siswa

h. Apersepsi

3. Guru memberikan

gambaran tentang

pelajaran yang

akan diberikan

yaitu dengan

memperlihatkan

gambar-gambar

kebutuhan.

i. Motivasi

4. Guru menjelaskan

model yang akan

dipakai selama

kegiatan belajar

mengajar

5. Guru memberikan

penjelasan

mengenai tujuan

yang akan dicapai

Siswa secara serentak

menjawab salam dan

berdo’a

Siswa mendengarkan

dan dipersilahkan

bertanya jika ada yang

ingin ditanyakan.

Siswa mendengarkan

dan memahami tujuan

pembelajaran

2. Kegiatan Inti

(115 menit)

Menyajikan

5. Tahap Penyajian

Guru memberikan

penjelasan atau informasi

Siswa memperhatikan

dengan baik materi yang

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

122

informasi,

Penerapan

model

pembelajaran

Yurisprudensi

mengenai materi k.

6. Penerapan Model

Yurisprudensi

g. Eksplorasi

Tahap 1 : Mengarahkan

siswa kepada kasus

5. Guru memperkenalkan

materi kasus kepada

siswa yaitu dengan

memberikan gambar

mengenai masalah

pokok ekonomi

6. Guru memaparkan

fakta yaitu dengan

menyebutkan fakta dan

isu dalam gambar

tersebut

Tahap 2 :

Mengidentifikasi isu

9. Guru meminta siswa

mensintesis fakta dan

isu yang disebutkan

sebelumnya oleh guru

yaitu dengan

memahami lebih dalam

fakta dan isu

10. Guru meminta siswa

menetapkan satu isu

untuk didiskusikan

11. Guru meminta siswa

untuk mengidentifikasi

disampaikan oleh guru

Siswa mendengarkan

dan melihat gambar

yang sedang diputar

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

Siswa mensintesis

fakta dan isu yang

ditugaskan oleh guru

Siswa memilih satu

isu untuk didiskusikan

Siswa

mengidentifikasi nilai,

konflik dan mengenali

fakta dasar serta

permasalahan yang

ada dalam gambar

tersebut bersama

teman sebangkunya.

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

123

dan mengenali konflik

serta fakta terhadap

permasalahan dalam

gambar tersebut. yaitu

dengan mendiskusikan

bersama teman

sebangkunya.

12. Tahap ketiga: Memilih

Posisi

5. Guru meminta siswa

untuk mengartikulasi

posisinya yaitu

menetapkan sementara

posisinya pro atau

kontra terhadap kasus

tersebut

6. Guru meminta siswa

untuk mengungkapkan

posisi dasar yaitu

dengan mendengarkan

intruksi guru

(mengangkat tangan)

Tahap keempat:

Mengeksplorasi Sikap

atau Pendirian Serta

Bentuk Argumentasi

h. Elaborasi

9. Guru meminta siswa

berkumpul dengan

siswa lain yang

mengambil posisi sama

Siswa menetapkan

posisi sementara.

Siswa

mengungkapkan

posisi dasar dan

mengangkat tangan

jika memilih posisi

tersebut

Siswa berpindah tempat

dan berkumpul dengan

siswa lain yang memilih

posisi sama Siswa

mengungkapkan

konsekuensi dari posisi

yang diambil

Siswa menjelaskan

prioritas dan

memaparkan

argumentasinya

mengenai fakta-fakta

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

124

10. Guru menunjuk dua

orang dari masing-

masing perwakilan

posisi untuk

membuktikan

konsekuensi posisi

yang diambil

11. Guru meminta siswa

membuat prioritas dan

memaparkan fakta-

fakta dan isu yaitu

dengan menunjuk

siswa untuk

menyampaikan

pendapatnya

12. Tahap Kelima:

Menegaskan dan

Mengkualifikasi posisi

5. Guru meminta siswa

menegaskan posisinya

6. Guru meminta siswa

mengkualifikasi posisi

yaitu dengan

menetapkan posisi

final pro atau kontra

(guru bertanya kembali

apakah ada yang

berpindah posisi atau

tidak pada masing-

masing posisi

sebelumnya)

dan isu dengan berdiri

Siswa menegaskan

posisinya

Siswa menetapkan posisi

final dengan

mengangkat tangan

apabila ingin berpindah

posisi.

Siswa mendengarkan

guru saat

mengidentifikasi asumsi-

asumsi yang telah

dipaparkan sebelumnya.

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

125

Evaluasi

Tahap keenam: Menguji

Asumsi Faktual di balik

Posisi yang sudah

Qualified

i. Konfirmasi

9. Guru mengidentifikasi

asumsi-asumsi siswa

terhadap masing-

masing posisi apakah

relevan atau tidak

10. Guru menentukan

konsekuensi yang

diperkirakan akan

terjadi

11. Tahap Menguji

kinerja individu

Guru memberikan

latihan sebagai evaluasi

pembelajaran berupa

pilihan ganda

12. Tahap Penskoran

f. Setelah siswa

selesai

mengerjakan, guru

meminta siswa

untuk menukar hasil

jawaban kuis yang

telah dikerjakan

dengan teman

Siswa mengerjakan tes

mengenai materi yang

telah di pelajari. Kuis

dikerjakan secara

individu dengan estimasi

waktu 10 menit.

Siswa menukar lembar

jawabannya dengan

teman sebangku dan

saling mengoreksi

jawaban teman sesuai

intruksi guru

Siswa menghitung skor

sesuai dengan petunjuk

guru

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

126

sebangkunya untuk

dikoreksi bersama

dan dibahas

bersama

g. Setelah selesai

dibahas, guru

memberikan

penjelasan

perhitungan skor

siswa, untuk

kemudian

dikembalikan

kepada pemiliknya

h. Guru memasukkan

nilai siswa dengan

memanggil nama

siswa sacara urut

sesuai absen

3.

Penutup (10

menit)

6. Guru

menyimpulkan

materi

pembelajaran yang

telah disampaikan

yaitu tentang

masalh pokok

ekonomi

7. Guru

memberitahukan

materi yang akan

datang yaitu

tentang biaya

Siswa menjawab salam

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

127

peluang

8. Guru

mengucapkan

salam penutup

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

No Nama

Kemampuan

Argumentasi Skor dan kriteria

Unsur Aspek 1 2 3

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana Nahdiana

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

128

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X

Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam

Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,

Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Subtema : Biaya Peluang

Alokasi Waktu : 3 JP

Pertemuan : ke-3

C. Komptensi Inti

3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,

gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah

abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarangi

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandangan/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.5 Mengidentifikasikan hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila

melakukan produksi dibidang lain

K. Indikator

3. Mendeskripsikan pengertian biaya peluang

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

129

4. Memberikan contoh biaya

L. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

10. Mendeskripskan pengertian biaya peluang

11. Memberikan contoh biaya peluang

M. Materi Pembelajara (terlampir)

13. Pengertian biaya peluang

14. Contoh biaya peluang pada kesempatan kerja

N. Model/Metode Pembelajaran

7. Pendekatan : Inquiri

8. Model : Yurisprudensi

O. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

f. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan

ekonomi

2. Alat :

l. Papan tulis

m. Spidol dan penghapus

8. Sumber Belajar :

Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA

Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

P. Kegiatan Pembelajaran

No. Tahapan Kegiatan Pembelajaran

Guru Siswa

1. Pendahuluan

(10 Menit)

menyampaikan

tujuan dan

memotivasi

j. Orientasi

10. Guru

mengucapkan

salam pembuka.

11. Guru memimpin

Siswa secara serentak

menjawab salam dan

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

130

siswa siswa do’a

12. Guru mengabsen

siswa

k. Apersepsi

4. Guru memberikan

gambaran tentang

pelajaran yang

akan diberikan

yaitu dengan

memperlihatkan

gambar-gambar

kebutuhan.

l. Motivasi

6. Guru memberikan

penjelasan

mengenai tujuan

yang akan dicapai

berdo’a

Siswa mendengarkan

dan dipersilahkan

bertanya jika ada yang

ingin ditanyakan.

Siswa mendengarkan

dan memahami tujuan

pembelajaran

2. Kegiatan Inti

(115 menit)

Menyajikan

informasi,

Penerapan

model

pembelajaran

Yurisprudensi

7. Tahap Penyajian

Guru memberikan

penjelasan atau informasi

mengenai materi biaya

peluang

8. Penerapan Model

Yurisprudensi

j. Eksplorasi

Tahap 1 : Mengarahkan

siswa kepada kasus

7. Guru memperkenalkan

materi kasus kepada

siswa yaitu mengenai

biaya peluang

Siswa memperhatikan

dengan baik materi yang

disampaikan oleh guru

Siswa mendengarkan

kasus yang diberikan

guru

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

131

8. Guru memaparkan

fakta yaitu dengan

menyebutkan fakta dan

isu dalam

kasustersebut

Tahap 2 :

Mengidentifikasi isu

13. Guru meminta siswa

mensintesis fakta dan

isu yang disebutkan

sebelumnya oleh guru

yaitu dengan

memahami lebih

dalam fakta dan isu

14. Guru meminta siswa

menetapkan satu isu

untuk didiskusikan

15. Guru meminta siswa

untuk mengidentifikasi

dan mengenali konflik

serta fakta terhadap

permasalahan tersebut.

yaitu dengan

mendiskusikan

bersama teman

sebangkunya.

16. Tahap ketiga: Memilih

Posisi

7. Guru meminta siswa

untuk mengartikulasi

posisinya yaitu

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

Siswa mensintesis

fakta dan isu yang

ditugaskan oleh guru

Siswa memilih satu

isu untuk didiskusikan

Siswa

mengidentifikasi nilai,

konflik dan mengenali

fakta dasar serta

permasalahan yang

ada dalam kasus

tersebut bersama

teman sebangkunya.

Siswa menetapkan

posisi sementara.

Siswa mengungkapkan

posisi dasar dan

mengangkat tangan jika

memilih posisi tersebut

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

132

menetapkan sementara

posisinya pro atau

kontra terhadap kasus

tersebut

8. Guru meminta siswa

untuk mengungkapkan

posisi dasar yaitu

dengan mendengarkan

intruksi guru

(mengangkat tangan)

Tahap keempat:

Mengeksplorasi Sikap

atau Pendirian Serta

Bentuk Argumentasi

k. Elaborasi

13. Guru meminta siswa

berkumpul dengan

siswa lain yang

mengambil posisi

sama

14. Guru menunjuk dua

orang dari masing-

masing perwakilan

posisi untuk

membuktikan

konsekuensi posisi

yang diambil

15. Guru meminta siswa

membuat prioritas dan

memaparkan fakta-

fakta dan isu yaitu

Siswa berpindah tempat

dan berkumpul dengan

siswa lain yang memilih

posisi sama Siswa

mengungkapkan

konsekuensi dari posisi

yang diambil

Siswa menjelaskan

prioritas dan

memaparkan

argumentasinya

mengenai fakta-fakta

dan isu dengan berdiri

Siswa menegaskan

posisinya

Siswa menetapkan posisi

final dengan mengangkat

tangan apabila ingin

berpindah posisi.

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

133

Evaluasi

dengan menunjuk

siswa untuk

menyampaikan

pendapatnya

16. Tahap Kelima:

Menegaskan dan

Mengkualifikasi posisi

7. Guru meminta siswa

menegaskan posisinya

8. Guru meminta siswa

mengkualifikasi posisi

yaitu dengan

menetapkan posisi

final pro atau kontra

(guru bertanya kembali

apakah ada yang

berpindah posisi atau

tidak pada masing-

masing posisi

sebelumnya)

Tahap keenam: Menguji

Asumsi Faktual di balik

Posisi yang sudah

Qualified

l. Konfirmasi

13. Guru mengidentifikasi

asumsi-asumsi siswa

terhadap masing-

masing posisi apakah

relevan atau tidak

14. Guru menentukan

Siswa mendengarkan

guru saat

mengidentifikasi asumsi-

asumsi yang telah

dipaparkan sebelumnya.

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

Siswa mengerjakan kuis

mengenai materi yang

telah di pelajari. Kuis

dikerjakan secara

individu dengan estimasi

waktu 10 menit.

Siswa menukar lembar

jawabannya dengan

teman sebangku dan

saling mengoreksi

jawaban teman sesuai

intruksi guru

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

134

konsekuensi yang

diperkirakan akan

terjadi

15. Tahap Menguji

kinerja individu

Guru memberikan

latihan sebagai evaluasi

pembelajaran berupa

pilihan ganda

16. Tahap Penskoran

i. Setelah siswa

selesai

mengerjakan, guru

meminta siswa

untuk menukar hasil

jawaban kuis yang

telah dikerjakan

dengan teman

sebangkunya untuk

dikoreksi bersama

dan dibahas

bersama

j. Guru memasukkan

nilai siswa dengan

memanggil nama

siswa sacara urut

sesuai absen

Siswa menghitung skor

sesuai dengan petunjuk

guru

3. Penutup (10

menit)

9. Guru

menyimpulkan

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

135

materi

pembelajaran yang

telah disampaikan

yaitu tentang

10. Guru

mengucapkan

salam penutup

Siswa menjawab salam

Q. Penilaian

Lembar Kegiatan Siswa

Soal Pilgan

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

No

Kemampuan Argumentasi Skor dan kriteria

Unsur Aspek 1 2 3

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana Nahdiana

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

136

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X

Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam

Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,

Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Subtema : Sistem ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP

Pertemuan : ke-1

D. Komptensi Inti

3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,

gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah

abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarangi

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandangan/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.6 Mengidentifikasikan sistem ekonomi untuk memecahkan masalah

ekonomi

R. Indikator

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

137

5. Pengertian sistem ekonomi

6. Macam-macam sistem ekonomi

7. Kebaikan dan kelemahan sistem ekonomi

8. Cara memecahkan masalah ekonomi melalui sistem ekonomi yang

dianut.

S. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

12. Menjelaskan pengertan sistem ekonomi

13. Mengidentifikasikan macam-macam sistem ekonomi

14. Menyebutkan kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi

15. Mendeskripsikan cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut

T. Materi Pembelajara (terlampir)

15. Pengertian sistem ekonomi

16. Macam-macam sistem ekonomi

17. Kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi

18. Cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut

U. Model/Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah dan Diskusi

V. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

g. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan

ekonomi

2. Alat :

n. Laptop dan LCD Proyektor

o. Papan tulis

p. Spidol dan penghapus

9. Sumber Belajar :

Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA

Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

W. Kegiatan Pembelajaran

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

138

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu

Pendahuluan 4) Persiapan psikis dan fisik dalam

membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dan berdoa

bersama

5) Peserta didik bersama guru

mengkondisikan kelas

6) Memberi motivasi siswa untuk aktif

dalam proses pembelajaran

15 Menit

Kegiatan Inti 4) Guru memberikan soal posttest kepada

siswa yang berkaitan dengan materi

konflik dan integrasi.

5) Siswa mengerjakan soal posttest.

6) Guru meminta siswa mengumpulkan

soal dan jawaban postest

90 Menit

Penutup 3) Guru meminta siswa untuk

mempelajari materi selanjunya

4) Guru menutup pelajaran dengan

membaca hamdallah dan memberi

salam kepada siswa.

5 Menit

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

139

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X

Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam

Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,

Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Subtema : Berbagai Ekonomi Yang Langka Dan Kebutuhan

Manusia Yang Tidak Terbatas

Alokasi Waktu : 3 JP

Pertemuan : ke-1

E. Komptensi Inti

3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli,(toleransi, gotong royong),santun, dan percaya diri dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan

mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber

lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.3 Mengidentifikasikan kebutuhan manusia

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

140

1.4 Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan

manusia yang tidak terbatas

X. Indikator

4. Mendeskripsikan pengertian kelangkaan

5. Mengidentifikasikan faktor penyebab kelangkaan

6. Mengidentifikasikan pengelolaan sumber daya ekonomi

Y. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

16. Mendeskripsikan pengertian kelangkaan

17. Mengidentifikasi faktor-faktor kelangkaan

18. Mengidentifkasikan pengelolaan sumber daya ekonomi

Z. Materi Pembelajara (terlampir)

19. Pengertian kelangkaan

20. Faktor-faktor penyebab kelangkaan

21. Pengelolaan sumber daya ekonomi

AA. Model/Metode Pembelajaran

9. Metode : Ceramah dan Diskusi

BB. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

h. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan

ekonomi

2. Alat :

q. Papan tulis

r. Spidol dan penghapus

10. Sumber Belajar :

Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA

Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

141

CC. Kegiatan Pembelajaran

Tahapan

Kegiatan

Kegiatan Alokasi

Waktu Pendidik Peserta Didik

Kegiatan

Awal

4. Guru menyampaikan

salam, berdo’a dan

absesnsi.

5. Guru mengingatkan

materi sebelumnya

6. Guru menyampaikan

materi yang akan dibahas

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

30 Menit

Kegiatan

inti

4. Guru memberikan soal

pretest kepada siswa

yang berkaitan dengan

materi kebutuhan

manusia, kelangkaan, dan

sistem ekonomi

5. Guru memberitahukan

siswa untuk mengerjakan

pretest selama 40 menit.

6. Guru meminta siswa

untuk mengumpulkan

soal dan jawaban pretest.

1.Siswa mendapatkan soal

pretest

2.siswa memperhatikan

penjelasan dari guru.

3.siswa mengumpulkan

jawaban.

90 menit

Kegiatan

penutup

3. Guru meminta siswa

untuk mempelajari

materi tentang

masalah pokok

ekonomi

4. Guru menutup

pelajaran dengan

3. Siswa

memperhatikan

penjelasan guru

4. Salah satu siswa

memimpin doa

10 menit

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

142

membaca hamdalah

dan memberi salam

kepada siswa

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

143

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X

Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam

Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,

Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Subtema : Masalah Pokok Ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP

Pertemuan : ke-2

F. Komptensi Inti

3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli,(toleransi, gotong royong),santun, dan percaya diri dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan

mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber

lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.3 Mengidentifikasikan masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa,

bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi

C. Indikator

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

144

1. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi

dan untuk siapa barang diproduksi.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

1. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi

dan untuk siapa barang diproduksi.

E. Materi Pembelajara (terlampir)

1. Pengertian barang apa yang diproduksi

2. Bagaimana barang itu diproduksi

3. Untuk siapa barang itu di produksi

F. Model/Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah dan Diskusi

G. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

i. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan

ekonomi

2. Alat :

s. Papan tulis

t. Spidol dan penghapus

11. Sumber Belajar :

Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA

Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

145

H. Kegiatan Pembelajaran

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan ArgumentasI

No Nama

Kemampuan

Argumentasi Skor dan kriteria

Unsur Aspek 1 2 3

No Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal

1. Memberikan salam

2. Mengadakan presensi

3.

5. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses,

psikomotor, dan keterampilan sosial dan perilaku berkarakter.

10 menit

2. Kegiatan Inti

1. Menyampaikan materi ke siswa sebagai pengantar proses

pembelajaran.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan

pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan.

3. Guru mengadakan tanya jawab berdasarkan materi yang telah

disampaikan (menunjuk beberapa siswa dan memberikan beberapa

pertanyaan) mengenai masalah pokok ekonomi

100 menit

3. Kegiatan Akhir/Tindak Lanjut

1. Menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa.

2. Pembelajaran diakhiri dengan do’a

3. Ditutup dengan salam

10 menit

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

146

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana Nahdiana

Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

147

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X

Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam

Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,

Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Subtema : Biaya Peluang

Alokasi Waktu : 3 JP

Pertemuan : ke-3

A. Komptensi Inti

3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli,(toleransi, gotong royong),santun, dan percaya diri dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan

mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber

lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.4 Mengidentifikasikan hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila

melakukan produksi dibidang lain

C. Indikator

Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

148

1. Mendeskripsikan pengertian biaya peluang

2. Memberikan contoh biaya

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

1. Mendeskripskan pengertian biaya peluang

2. Memberikan contoh biaya peluang

E. Materi Pembelajara (terlampir)

1. Pengertian biaya peluang

2. Contoh biaya peluang pada kesempatan kerja

F. Model/Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah dan Diskusi

G. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

j. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan

ekonomi

2. Alat :

u. Papan tulis

v. Spidol dan penghapus

12. Sumber Belajar :

Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA

Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

H. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal

1. Memberikan salam

2. Mengadakan presensi

3.

5. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses,

psikomotor, dan keterampilan sosial dan perilaku berkarakter.

10 menit

2. Kegiatan Inti 100 menit

Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

149

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

No

Kemampuan Argumentasi Skor dan kriteria

Unsur Aspek 1 2 3

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajarann Mahasiswa IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana Nahdiana

1. Menyampaikan materi ke siswa sebagai pengantar proses

pembelajaran.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan

pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan.

3. Guru mengadakan tanya jawab berdasarkan materi yang telah

disampaikan (menunjuk beberapa siswa dan memberikan beberapa

pertanyaan) mengenai biaya peluang

3. Kegiatan Akhir/Tindak Lanjut( 5 menit)

1. Menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa.

2. Pembelajaran diakhiri dengan do’a

3. Ditutup dengan salam

10 menit

Page 165: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

150

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X

Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam

Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,

Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Subtema : Sistem ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP

Pertemuan : ke-1

A. Komptensi Inti

3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli,(toleransi, gotong royong),santun, dan percaya diri dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan

mengarangi sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber

lain yang sama dalam sudut pandangan/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.7 Mengidentifikasikan sistem ekonomi untuk memecahkan masalah

ekonomi

Page 166: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

151

C. Indikator

9. Pengertian sistem ekonomi

10. Macam-macam sistem ekonomi

11. Kebaikan dan kelemahan sistem ekonomi

12. Cara memecahkan masalah ekonomi melalui sistem ekonomi yang

dianut.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

1. Menjelaskan pengertan sistem ekonomi

2. Mengidentifikasikan macam-macam sistem ekonomi

3. Menyebutkan kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi

4. Mendeskripsikan cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut

E. Materi Pembelajara (terlampir)

1. Pengertian sistem ekonomi

2. Macam-macam sistem ekonomi

3. Kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi

4. Cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut

F. Model/Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah dan Diskusi

G. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

k. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan

ekonomi

2. Alat :

w. Laptop dan LCD Proyektor

x. Papan tulis

y. Spidol dan penghapus

13. Sumber Belajar :

Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA

Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

H. Kegiatan Pembelajaran

Page 167: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

152

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan 7) Persiapan psikis dan fisik dalam membuka

pelajaran dengan mengucapkan salam dan

berdoa bersama

8) Peserta didik bersama guru mengkondisikan

kelas

9) Memberi motivasi siswa untuk aktif dalam

proses pembelajaran

15 Menit

Kegiatan Inti 7) Guru memberikan soal posttest kepada siswa

yang berkaitan dengan materi konflik dan

integrasi.

8) Siswa mengerjakan soal posttest.

9) Guru meminta siswa mengumpulkan soal dan

jawaban postest

90 Menit

Penutup 5) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi

selanjunya

6) Guru menutup pelajaran dengan membaca

hamdallah dan memberi salam kepada siswa.

5 Menit

Page 168: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

153

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X

Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam

Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,

Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Subtema : Masalah Pokok Ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP

Pertemuan : ke-2

G. Komptensi Inti

3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,

gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah

abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarangi

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandangan/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.4 Mengidentifikasikan masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa,

bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi

I. Indikator

Page 169: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

154

2. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi

dan untuk siapa barang diproduksi.

J. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

2. Mengidentifikasikan barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi

dan untuk siapa barang diproduksi.

3. Materi Pembelajara (terlampir)

4. Pengertian barang apa yang diproduksi

5. Bagaimana barang itu diproduksi

6. Untuk siapa barang itu di produksi

4. Model/Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah dan Diskusi

5. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

l. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan

ekonomi

2. Alat :

z. Papan tulis

aa. Spidol dan penghapus

14. Sumber Belajar :

Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA

Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

6. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Waktu

Page 170: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

155

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

No Nama

Kemampuan

Argumentasi Skor dan kriteria

Unsur Aspek 1 2 3

1. Kegiatan Awal

1. Memberikan salam

2. Mengadakan presensi

3.

5. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk,

proses, psikomotor, dan keterampilan sosial dan perilaku

berkarakter.

10 menit

2. Kegiatan Inti

1. Menyampaikan materi ke siswa sebagai pengantar

proses pembelajaran.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah

disampaikan.

3. Guru mengadakan tanya jawab berdasarkan materi

yang telah disampaikan (menunjuk beberapa siswa dan

memberikan beberapa pertanyaan) mengenai masalah

pokok ekonomi

100 menit

3. Kegiatan Akhir/Tindak Lanjut

1. Menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama

siswa.

2. Pembelajaran diakhiri dengan do’a

3. Ditutup dengan salam

10 menit

Page 171: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

156

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana Nahdiana

Page 172: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

157

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X

Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam

Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,

Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Subtema : Biaya Peluang

Alokasi Waktu : 3 JP

Pertemuan : ke-3

H. Komptensi Inti

3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,

gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah

abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarangi

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandangan/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.5 Mengidentifikasikan hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila

melakukan produksi dibidang lain

K. Indikator

3. Mendeskripsikan pengertian biaya peluang

Page 173: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

158

4. Memberikan contoh biaya

L. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

3. Mendeskripskan pengertian biaya peluang

4. Memberikan contoh biaya peluang

M. Materi Pembelajara (terlampir)

7. Pengertian biaya peluang

8. Contoh biaya peluang pada kesempatan kerja

N. Model/Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah dan Diskusi

O. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

m. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan

ekonomi

2. Alat :

bb. Papan tulis

cc. Spidol dan penghapus

15. Sumber Belajar :

Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA

Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

P. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal

1. Memberikan salam

2. Mengadakan presensi

3.

5. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk,

proses, psikomotor, dan keterampilan sosial dan perilaku

berkarakter.

10 menit

Page 174: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

159

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

No

Kemampuan Argumentasi Skor dan kriteria

Unsur Aspek 1 2 3

Jakarta, Agustus 2018

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa IPS

Deni Kusnaedi, SE Hana Nahdian

2. Kegiatan Inti

1. Menyampaikan materi ke siswa sebagai pengantar

proses pembelajaran.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah

disampaikan.

3. Guru mengadakan tanya jawab berdasarkan materi

yang telah disampaikan (menunjuk beberapa siswa dan

memberikan beberapa pertanyaan) mengenai biaya

peluang

100 menit

3. Kegiatan Akhir/Tindak Lanjut( 5 menit)

1. Menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama

siswa.

2. Pembelajaran diakhiri dengan do’a

3. Ditutup dengan salam

10 menit

Page 175: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

160

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X

Materi Pokok : Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam

Kaitannya Dengan Kebutuhan Manusia,

Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Subtema : Sistem ekonomi

Alokasi Waktu : 3 JP

Pertemuan : ke-1

I. Komptensi Inti

3.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

3.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,(toleransi,

gotong royong),santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

3.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah

abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarangi

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandangan/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.8 Mengidentifikasikan sistem ekonomi untuk memecahkan masalah

ekonomi

Q. Indikator

13. Pengertian sistem ekonomi

Page 176: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

161

14. Macam-macam sistem ekonomi

15. Kebaikan dan kelemahan sistem ekonomi

16. Cara memecahkan masalah ekonomi melalui sistem ekonomi yang

dianut.

R. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

5. Menjelaskan pengertan sistem ekonomi

6. Mengidentifikasikan macam-macam sistem ekonomi

7. Menyebutkan kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi

8. Mendeskripsikan cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut

S. Materi Pembelajara (terlampir)

9. Pengertian sistem ekonomi

10. Macam-macam sistem ekonomi

11. Kelemahan dan kebaikan sistem ekonomi

12. Cara memecahkan masalah ekonomi yang dianut

T. Model/Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah dan Diskusi

U. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

n. Powerpoint untuk menampilkan materi tentang kelangkaan

ekonomi

2. Alat :

dd. Laptop dan LCD Proyektor

ee. Papan tulis

ff. Spidol dan penghapus

16. Sumber Belajar :

Buku siswa : Alam dan Rudianto. Buku Siswa Ekonomi SMA/MA

Kelas 10 Edisi Permintaan, (Jakarta:Erlangga, 2013).

V. Kegiatan Pembelajaran

Page 177: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

162

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu

Pendahuluan 10) Persiapan psikis dan fisik dalam

membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dan berdoa

bersama

11) Peserta didik bersama guru

mengkondisikan kelas

12) Memberi motivasi siswa untuk

aktif dalam proses pembelajaran

15 Menit

Kegiatan Inti 10) Guru memberikan soal posttest

kepada siswa yang berkaitan dengan

materi konflik dan integrasi.

11) Siswa mengerjakan soal posttest.

12) Guru meminta siswa

mengumpulkan soal dan jawaban

postest

90 Menit

Penutup 7) Guru meminta siswa untuk

mempelajari materi selanjunya

8) Guru menutup pelajaran dengan

membaca hamdallah dan memberi

salam kepada siswa.

5 Menit

Page 178: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

163

SILABUS

Nama Sekolah : SMA Dua Mei Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Program : X

Semester : 1

Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan ekonomi dalam

kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan,

dan sistem ekonomi

Alokasi : 3jam/minggu

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan

pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

waktu

(menit)

Sumber/

Bahan

ajar

1.5 Mengidentifikasi

kan kebutuhan

manusia

1.6 mendeskripsikan

berbagai sumber

ekonomi yang

Kebutuhan Manusia

Pengertian

kebutuhan

Macam-macam

kebutuhan

Berbagai sumber

ekonomi yang langka

dan kebutuhan manusia

Mencari informasi

tentang pengertian

kebutuhan

manusia melalui

berbagai macam

sumber

Mengidentifikasik

an bermacam-

macam kebutuhan

manusia di daerah

setetmpat

Mendiskusikan

kebutuhan

manusia di daerah

setempat yang

paling dominan

Mengklasifikasika

n jenis kebutuhan

berdasarkan

tingkatan

kebutuhan

Menggali

informasi tentang

Mendeskrips

ikan

pengertian

kebutuhan

Mengidentif

ikasian

bermacam-

macam

kebutuhan

manusia

Mendeskrips

ikan

pengertian

Penilaia

n

pengeta

huan

Penilaia

n sikap

Penilaia

n

keteram

pilan

3x45 menit Referensi

yang

relevan

pada

sumber

bahan

Page 179: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

164

langka dan

kebutuhan

manusia yang

tidak terbatas

1.7 Mengidentifikasi

kan masalah

pokok ekonomi,

yaitu tentang

apa, bagaimana

dan untuk siapa

barang

diproduksi

1.8 Mengidentifikasi

kan hilangnya

kesempatan pada

tenaga kerja bila

melakukan

produksi di

bidang lain

yang tidak terbatas.

Pengertian

kelangkaan

Faktor penyebab

kelangkaan

Pengelolaan sumber

daya ekonomi

Masalah Pokok

Ekonomi

Barang apa yang

diproduksi

Bagaimana cara

memproduksi

Untuk siapa barang

diproduksi

Biaya peluang

Pengertian biaya

peluang

Contoh biaya

peluang pada

kesempatan kerja

kelangkaan

Mendisukusikan

faktor penyebab

kelangkaan di

daerah setempat

dan sekitarnya

Mengidentifikasik

an berbagai

sumber ekonomi

yang langka dan

kebutuhan

manusia yang

tidak terbatas

melalui studi

pustaka di daerah

setempat dan

sekitarnya

Bersikap rasional

dalam menyikapi

berbagai pilihan

kebutuhan

Mengidentifikasik

an barang-barang

apa, bagaimana

cara memproduksi

dan untuk siapa

barang diproduksi

melalui studi

lapangan di suatu

daerah.

Mengkaji

referensi tentang

permasalahan

ekonomi untuk

menemukan

konsep biaya

peluang

Mendiskusikan

contoh biaya

peluang pada

kesempatan kerja

bila melakukan

produksi dibidang

kelangkaan

Mengidentif

ikasikan

faktor-faktor

penyebab

kelangkaan

Mengidentif

ikasi

pengalokasi

an sumber

daya yang

mendatangk

an manfaat

bagi rakyat

banyak

Mengidentif

ikasikan

barang apa,

bagaimana

cara

memproduk

si dan untuk

siapa barang

diproduksi

Mendeskrips

ikan

pengertian

biaya

peluang

Menunjukka

n contoh

biaya

peluang

pada

kesempatan

kerja bila

melakukan

produksi di

Page 180: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

165

1.9 Mengidentifikasi

kan sistem

ekonomi untuk

memecahkan

masalah

ekonomi

Sistem ekonomi

Pengertian sistem

ekonomi

Macam-macam

sistem ekonomi

Kebaikan dan

kelemahan sistem

ekonomi

Cara memecahkan

masalah ekonomi

melalui sistem

ekonomi yang

dianut.

lain

Mengkaji

referensi tentang

sistem ekonomi

Mengidentifikasik

an sistem

ekonomi yang ada

dan cara

memecahkan

masalah ekonomi

melalui studi

lapangan

bidang lain

Mendeskrips

ikan

pengertian

sistem

ekonomi

Mengidentif

ikasikan

sistem

ekonomi

yang ada

dancara

memecahka

n masalah

ekonomi

(produksi,

distribusi

dan

konsumsi)

Page 181: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

166

SMA DUA MEI TANGERANG SELATAN

PRETEST EKONOMI

Materi Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam Kaitannya Dengan

Kebutuhan Manusia, Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Tahun Pelajaran 2018/2019

Kelas/Program : X Waktu : 60 Menit

PETUNJUK UMUM

1. Tulislah identitas Anda di sudut atas pada lembar jawaban

2. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum Anda menjawab

3. Jumlah soal sebanyak 3 butir

4. Dahulukan soal-soal yang Anda anggap mudah

5. Kerjakanlah pada lembar jawaban dengan pulpen hitam

6. Kerjakan soal ini sendiri-sendiri tanpa berdiskusi dengan teman.

SOAL

1. Jelaskan pengertian kelangkaan !

2. Mengapa terjadi kelangkaan di Indonesia, berikan argumentasi anda !

3. Bagaimana keadaan sumber ekonomi di Indonesia? jelaskan berdasarkan

argumentasi anda!

4. Paparkan argumen anda mengenai salah satu masalah pokok di

Indonesaia!

5. Jelaskan pengertian biaya peluang!

6. Berikan contoh biaya peluang pada kesempatan kerja bila melakukan

produksi di bidang lain!

7. Bagaimana pendapat anda mengenai sistem ekonomi yang ada di

Indonesia, bandingkan dengan di negara lain!

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 182: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

167

SMA DUA MEI TANGERANG SELATAN

POSTTEST EKONOMI

Materi Memahami Permasalahan Ekonomi Dalam Kaitannya Dengan

Kebutuhan Manusia, Kelangkaan, Dan Sistem Ekonomi

Tahun Pelajaran 2018/2019

Kelas/Program : X Waktu : 60 Menit

PETUNJUK UMUM

1. Tulislah identitas Anda di sudut atas pada lembar jawaban

2. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum Anda menjawab

3. Jumlah soal sebanyak 3 butir

4. Dahulukan soal-soal yang Anda anggap mudah

5. Kerjakanlah pada lembar jawaban dengan pulpen hitam

6. Kerjakan soal ini sendiri-sendiri tanpa berdiskusi dengan teman.

SOAL

1. Jelaskan pengertian kelangkaan !

2. Sebutkan dan jelaskan fakor-faktor kelangkaan!

3. Jelaskan pengelolaan sumber daya ekonomi!

4. Sebutkan dan jelaskan masalah-masalah pokok ekonomi!

5. Jelaskan pengertian biaya peluang!

6. Berikan contoh biaya peluang pada kesempatan kerja bila melakukan

produksi di bidang lain!

7. Jelaskan pengertian sistem ekonomi di Indonesia!

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 183: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

168

Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Argumentasi

No Kemampuan Argumentasi Skor dan Kriteria

Unsur Aspek 1 2 3

1 Klaim Akurasi

klaim

Klaim

sepenuhnya

tidak akurat

Klaim

sebagian

akurat

Klaim

sepenuhnya

akurat

2 Data Kecukupan

data

Menyertakan

data tetapi

tidak relevan

untuk

mendukung

klaim

Menyertakan

data tetapi

tidak cukup

untuk

mendukung

klaim

Menyertakan

data yang

cukup untuk

mendukung

klaim

Kualitas data Data ada

tetapi tidak

dianalisis

untuk

mendukung

klaim

Data

sebagian

dianalisis

untuk

mendukung

klaim

Data

sepenuhnya

dianalisis

untuk

mendukung

klaim

3 Pembenaran Kualitas

pembenaran

Pembenaran

untuk

menjelaskan

hubungan

antara data

dan klaim

tidak

mendukung

klaim

Pembenaran

untuk

menjelaskan

hubungan

antara data

dana klaim

sebagian

mendukung

klaim

Pembenaran

untuk

menjelaskan

hubungan

antara data

dan klaim

sepenuhnya

mendukung

klaim

4 Dukungan Kualitas

dukungan

Dukungan

untuk

melandasi

pembenaran

tidak

mendukung

klaim

Dukungan

untuk

melandasi

pembenaran

sebagian

mendukung

klaim

Dukungan

untuk

menlandasi

pembenaran

sepenuhnya

mendukun

klaim

Page 184: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

169

LEMBAR OBSERVASI

Pertemuan :

Hari/tanggal :

Nama Observer :

NO. ASPEK YANG DIAMATI REALISASI KETERANGAN

Y T

I Pra-Pembelajaran

1. Guru mengucapkan salam pembuka

2. Guru memimpin siswa berdoa

3. Guru menanyakan kabar siswa

4. Guru

II Membuka pelajaran

1. Guru menyampaikan model pembelajaran

yang akan digunakan

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

III Kegiatan Inti Pembelajaran

1. Guru memberikan penjelasan atau informasi

mengenai materi terkait

2. Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan

lain yang relevan

3. Guru menyampaikan materi secara sistematis.

IV Model pembelajaran

1 Guru memperkenalkan materi kasus kepada

siswa

2 Guru memaparkan fakta yaitu dengan

menyebutkan fakta dan isu dalam kasus

tersebut

3. Guru meminta siswa mensintesis fakta dan isu

yang sudah disebutkan

4. Guru meminta siswa menetapkan satu isu

untuk didiskusikan

5. Guru meminta siswa untuk

mengidentifikasikan kasus tersebut

6. Guru meminta siswa untuk mengartikulasi

posisinya yaitu menetapkan sementara

posisinya pro atau kontra

7. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan

posisi dasar yaitu dengan mengangkat tangan

8. Guru menyuruh siswa berkumpul dengan

siswa lain yang mengambil posisi sama

9. Guru menunjuk dua orang dari masing-masing

perwakilan posisi untuk membuktikan

Page 185: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

170

konsekuensi posisi yang diambil

10. Guru meminta siswa membuat prioritas dan

memaparkan fakta-fakta dan isu yaitu dengan

menunjuk siswa untuk menyampaikan

pendapatnya

11. Guru meminta siswa menegaskan posisinya

12. Guru meminta siswa mengkualifikasikan

posisi yaitu dengan menetapkan posisi final

pro atau kontra

13. Guru mengidentifikasikan asumsi-asumsi

siswa terhadap masing-masing posisi

14. Guru menentukan konsekuensi yang akan

terjadi

15. Guru menyimpulkan materi pembelajaran

16. Guru mengucapkan salam penutup

V Media Pembelajaran

1. Guru menumbuhkan pastisipasi aktif peserta

didik dalam pembelajaran

2. Guru membuat media pembelajaran dengan

jelas

3. guru membuat media pembelajaan relevan

dengan pesan yang akan disampaikan

4. Guru melibatkan siswa dalam penggunaan

media pembelajaran

5. Guru membuat media pembelajaran terbaca

dan mudah dipahami

6. Guru membuat media pembelajaran menarik

perhatian siswa

7. Guru membuat media pembelajaran

menggunakan warna yang realistic

VI Penilaian

1. Guru mengevaluasi peserta didik

2. Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan

kompetensi

VII Penutup

1. Guru menyimpulkan materi yang diajarkan

2. Guru mengakhir pelajaran dengan melakukan

doa bersama

Page 186: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

171

Hasil Pretest Dan Postest Kelas Eksperimen

Peserta Didik SMA Dua Mei

No Nama Eksperimen

Pretest Postest

1 Achmad Fadhil S 50 76

2 Achmad Zaky 54 74

3 Adam Ramdani 52 72

4 Adinda Ayuningtias 69 83

5 Aditya Firmansyah 67 85

6 Anugrah Rezeki R 65 80

7 Atilla Rauzan M 56 77

8 Auzan Abdi Dzil Ikram 70 89

9 Dea Restu Nur F 65 80

10 Deswita Khairunnufus 54 80

11 Devina Nur Fajwah 65 87

12 Dian Fitriani 62 85

13 Dimas Hibatulloh 56 77

14 Fauzan Dias Gilang Saputra 54 74

15 Fauzan Fadlu Rahman 53 73

16 Galih Allan Nurin 67 75

17 Monica Andriyani 69 80

18 M Fajar Andriansyah 69 83

19 M Sendy Sontany 72 90

20 M Haekal Dzaki 56 76

21 M Iqbal Sidqi 45 78

22 Nabil Saputra 67 85

23 Nabila Azzahra M 69 87

24 Nabila Nur K 55 78

25 Prince Kamga Bravo 67 80

26 Puput Naja Naila 45 65

27 Putri Nurul Amanda 72 92

28 Rafi Anandito A 63 82

29 Rahadian Pratama 67 78

30 Rangga Pati Putra P 67 80

31 Regita Zefanya 54 70

32 Rehans Maulana 70 87

Page 187: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRY …

172

Hasil Pretest Dan Postest Kelas Kontrol

Peserta Didik SMA Dua Mei

No Nama Kontrol

Pretest Posttest

1 Abdul Zaqi Ridwan 54 65

2 Abdul Rahman Alfarizhi Sillahi 53 67

3 Agus Hidayatulloh 54 60

4 Alicia Adelaide 54 62

5 Amir H. 60 64

6 Anak Agung Ngurah Dimas Daniero 65 65

7 Anggi Anggriani 45 56

8 Annisa Arwianti 50 55

9 Azra Syafitri 52 58

10 Bagas Kurniawan 54 65

11 Bitnari Jannah Korselina 65 68

12 Daffa Dafinci 63 68

13 Dhea Azahra Amalia 54 67

14 Distara Muhamad Farit 53 65

15 Diva Riski Almansyah 65 70

16 Ellang Anto Prayoga 67 70

17 Geby Putri Nanda 70 72

18 Gusti Pakubuana Jaya Siam 65 67

19 Ivan Denny Saputra 63 67

20 Kartika Apriliani 54 68

21 Muhammad Aditya Surya Saputra 57 65

22 Muhamad Arby Afdal 56 60

23 Muhammad Dwi Rizaldi 54 60

24 Muhammad Rizky Alfareza 67 70

25 Muhammad Syahriel 72 75

26 Muhammad Zaky Asyhari 65 70

27 Maleda Littler 54 60

28 Nilla Amalia Nabilla 54 62

29 Nur Anissa Zahra 56 60

30 Putri Dwi Cahyaningrum 54 60

31 Raihan Pramana Putra 56 58

32 Rakha Nadhifa Putra Haloki 65 75