Drowning

22
KEPANITERAAN KLINIK MADYA ILMU FORENSIK RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PORONG UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2014 DROWNING REFERAT

description

A

Transcript of Drowning

Page 1: Drowning

KEPANITERAAN KLINIK MADYA ILMU FORENSIK

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PORONG

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2014

DROWNING

REFERAT

Page 2: Drowning

LATAR BELAKANG

• Tenggelam (drowning) adalah kematian yang disebabkan oleh aspirasi cairan ke dalam pernapasan akibat terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan.

• Setiap tahun, sekitar 150.000 kematian dilaporkan di seluruh dunia akibat tenggelam,dengan kejadian tahunan mungkin lebih dekat ke 500.000. Menurut WHO, pada tahun 2004, 388.000 orang meninggal akibat tenggelam.

• Untuk bisa mengetahui serta memperkirakan cara kematian mayat yang terendam dalam air, diperlukan PL dan PD pada tubuh korban serta pemeriksaan tambahan lain sebagai penunjang seperti pemeriksaan getah paru untuk penemuan diatom, darah (Gettler test), histopatologi dan penentuan berat jenis plasma untuk menemukan tanda intravital tersebut.

Page 3: Drowning

DEFINISI TENGGELAM

• Tenggelam (drowning) adalah kematian yang disebabkan oleh aspirasi cairan ke dalam pernapasan akibat terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan.1

• Mekanisme lain menyebutkan karena ketidakseimbangan elektrolit serum yang mempengaruhi fungsi jantung (refleks kardiak) dan bisa juga disebabkan karena laringospasme sebagai akibat refleks vagal.1

• Pada peristiwa tenggelam (drowning), seluruh tubuh tidak harus tenggelam di dalam air. Asalkan lubang hidung dan mulut berada di bawah permukaan air maka hal itu sudah cukup memenuhi kriteria sebagai peristiwa tenggelam.

Page 4: Drowning

MEKANISME TENGGELAM• Refleks Vagal

• Terjadi sangat cepat dan pada pemeriksaan post mortem tidak ditemukan adanya tanda-tanda asfiksia ataupun air di dalam paru-parunya tenggelam kering (dry drowning).

• Spasme Laring

• Sangat jarang sekali terjadi. Spasme laring disebabkan karena rangsangan air yang masuk ke laring. Pada pemeriksaan post mortem ditemukan adanya tanda-tanda asfiksia, tetapi paru-parunya tidak didapati adanya air atau benda-benda air.

Page 5: Drowning

PENGARUH AIR YANG MASUK PARU-PARU

• Air tawar: menimbulkan anoksia disertai gangguan elektrolit. Cairan yang teraspirasi dan terdapat pada paru-paru vasokonstriksi dan hipertensi yang diperantarai oleh nervus vagus. Air tawar berpindah lebih cepat dari membran kapiler-alveoli ke mikrosirkulasi hemodilusi dan hemolisis. Dengan pecahnya elektrolit maka ion kalium intrasel akan terlepas sehingga menimbulkan hiperkalemia yang akan mempengaruhi kerja jantung (terjadi fibrilasi ventrikel).

• Kadar NaCl jantung kanan lebih tinggi dari jantung kiri dan adanya buih serta benda-benda air pada paru-paru,

• gangguan surfaktan alveoli instabilitas alveoli, atelektasis, dan penurunan komplians paru

Page 6: Drowning

PENGARUH AIR YANG MASUK PARU-PARU

• Air asin: akan mengakibatkan terjadinya anoksia dan hemokonsentrasi. Air akan ditarik dari sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan interstitial paru edema paru, hemokonsentrasi, dan hipovolemia.

• Tanda-tanda asfiksia, kadar NaCl pada jantung kiri lebih tinggi daripada jantung kanan dan ditemukan buih serta benda-benda air.

• Air asin, yang bersifat hiperosmolar, akan menarik cairan ke dalam alveoli dan menyebabkan dilusi surfaktan.

Page 7: Drowning

KLASIFIKASI TENGGELAM Tenggelam Primer (Primary Drowning)

•Korban meninggal dalam beberapa menit setelah permulaan peristiwa tenggelam tanpa pertolongan pernafasan buatan.6

•Berdasarkan morfologi penampakan paru pada otopsi, tenggelam primer dibedakan atas

• tenggelam kering (dry drowning),

• tenggelam tipe basah (wet drowning).2

Tenggelam Sekunder (Secondary Drowning)

•Keadaan dimana seorang korban masih hidup setelah lebih dari 30 menit-beberapa hari setelah diselamatkan dari suatu episode tenggelam dan kemudian meninggal.

Page 8: Drowning

• Tipe kering (Dry Drowning)

• Paling banyak terjadi pada anak-anak dan dewasa yang banyak dibawah pengaruh obat-obatan (hipnotik sedatif) atau alkohol.

• Selain itu, air tidak teraspirasi masuk ke traktus respiratorius bawah atau ke lambung. Kematian terjadi secara cepat, akibat dari refleks vagal henti jantung atau dari spasme laring karena masuknya air secara tiba-tiba ke dalam hidung dan traktus respiratorius bagian atas.

• Tipe basah (Wet Drowning)

• Pada tenggelam tipe basah (wet drowning) terjadi aspirasi cairan. Aspirasi air sampai paru vasokonstriksi pembuluh darah paru. Air tawar bergerak dengan cepat ke membran kapiler alveoli. Surfaktan menjadi rusak sehingga instabilitas alveoli, ateletaksis dan menurunnya kemampuan paru untuk mengembang.

Page 9: Drowning

Berdasarkan jenis air tempat terjadinya tenggelam :

Air tawar

•Terjadi hemodilusi yang hebat sampai 72 persen yang berakibat terjadinya hemolisis. Terjadi perubahan biokimiawi, kalium plasma dan natrium , juga terjadi anoksia yang hebat pada myocardium. Hemodilusi cairan dalam PD atau sirkulasi , terjadi tekanan sistol dan setelah itu terjadi fibrilasi ventrikel.

Air asin

•Terjadi pertukaran elektrolit dari air asin ke darah natrium plasma , air akan ditarik dari sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan intertisial paru edema pulmo yang hebat dalam waktu singkat dan hematokrit (hipovolemia). viskositas darah (hemokonsentrasi) sirkulasi aliran darah menjadi lambat dan anoksia pada miokardium yang payah jantung dan kematian yang terjadi kurang lebih 8-9 menit setelah tenggelam.

Page 10: Drowning

Cara Kematian pada Korban Tenggelam

Kecelakaan

•Peristiwa tenggelam karena kecelakaan sering terjadi karena korban jatuh ke laut, danau, sungai. Pada anak-anak kecelakaan sering terjadi di kolam renang atau galian tanah berisi air.

Bunuh diri

•Peristiwa bunuh diri dengan menjatuhkan diri kedalam air sering kali terjadi. Kadang - kadang tubuh pelaku diikat dengan pemberat agar supaya tubuh dapat tenggelam dengan mudah.

Pembunuhan

•Banyak cara yang digunakan misalnya dengan melemparkan korban ke laut atau memasukkan kepala ke dalam bak berisi air.

Page 11: Drowning

PEMERIKSAAN POST MORTEM

Bila mayat masih segar (belum terdapat pembusukan), maka diagnosis kematian akibat tenggelam dapat ditegakkan melalui:2

•Pemeriksaan luar

•Pemeriksaan dalam

•Pemeriksaan laboratorium berupa histologi jaringan, destruksi jaringan, dan berat jenis serta kadar elektrolit darah.

Bila mayat sudah membusuk, maka diagnosis kematian akibat tenggelam dibuat berdasarkan adanya diatom pada paru, ginjal, oto skelet atau sumsum tulang.

Page 12: Drowning

Hal yang perlu diperhatikan adalah:

•1. Menentukan identitas korban

•2. Apakah korban masih hidup sebelum tenggelam

•3. Penyebab kematian yang sebenarnya dan jenis drowning

•4. Faktor- faktor yang berperan dalam proses kematian

•5. Tempat korban pertama kali tenggelam

•6. Apakah ada penyulit alamiah lain yang mempercepat kematian.

Page 13: Drowning

PEMERIKSAAN LUAR JENAZAHPemeriksaan luar jenazah yang dapat dijadikan petunjuk pada mati tenggelam di air laut maupun air tawar adalah:

•Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir, lumpur dan benda-benda asing lain yang terdapat di dalam air

•Schaumfilz froth merupakan busa halus pada hidung dan mulut.

•Mata setengah terbuka atau tertutup. Jarang terjadi perdarahan atau bendungan.

•Kutis anserina atau goose flesh merupakan reaksi intravital

•Washer woman’s hand.

•Cadaveric spasm

•Luka lecet akibat gesekan benda-benda dalam air

•Dapat ditemukan adanya tanda-tanda asfiksia seperti sianosis, Tardieu spot, dan Petekie

Page 14: Drowning

PEMERIKSAAN DALAM Pada pemeriksaan bedah jenazah dapat ditemukan busa halus dan benda asing, seperti pasir atau tumbuhan air, dalam saluran pernapasan.2

Pada korban tenggelam di air tawar biasanya ditemukan:

•Keadaan besar atau menggelembung tetapi ringan

•Paru berwarna merah jambu pucat dan dapat mengalami emfisema, bentuk normal dan cenderung tidak kolaps. Ketika paru yang mengalami emfisema kering dipotong akan terdengar bunyi krepitasi yang mudah dinilai

Pada kasus tenggelam di air laut:

•Paru-paru membesar seperti balon, lebih berat, sampai menutupi jantung, banyak cairan, beratnya kadang melebihi 2.000 gram, bagian depan berbentuk seperti cetakan iga, warna keunguan atau kebiruan dan permukaan mengkilap, bentuk normalnya berubah tapi cenderung datar, tidak bunyi krepitasi,

Page 15: Drowning

PEMERIKSAAN DALAM Organ lain seperti otak, ginjal, hati, dan limpa dapat mengalami pembendungan. Lambung dan usus halus dapat sangat membesar, berisi air dan lumpur.

Sedangkan untuk mengetahui benda-benda air yang masuk ke saluran pernafasan dapat dibuktikan dengan membuka saliran pernafasan dari trakea, bronkus sampai percabangan bronkus di hilus.

Page 16: Drowning

PEMERIKSAAN ELEKTROLIT• Pada tahun 1921 Gettler penentuan ada tidaknya klorida pada darah yang

berasal dari ruang-ruang jantung adalah salah satu tes yang baik yang dapat digunakan dalam mendiagnosis kasus tenggelam.

• Kadar serum klorida di darah yang berasal dari jantung kiri lebih rendah dari jantung sebelah kanan. Sedangkan pada tenggelam di air asin terjadi sebaliknya.

Page 17: Drowning

PEMERIKSAAN DIATOM

• Diatom adalah alga uniseluler yang termasuk dalam kelas bacillariophycae yang mencakup lebih dari 15 000 spesies yang tinggal di air tawar, payau, maupun air laut.

• Alga ini terdapatdari tepi pantai hingga ke tengah samudra.

• Populasi diatom banyak ditentukan oleh faktor suhu, salinitas dan arus.

• Pada kasus tenggelam di air tawar, keberadaan diatom di sumsum tulang dapatdigunakan untuk mendiagnosis 30% dari kasus tenggelam di air tawar

Cosconodius sp, salah satu contoh diatom di perairan air tawar

Page 18: Drowning

Gambar 1. Prinsip Tes Diatom

Page 19: Drowning

Achnanthes sp. (kiri) Amphipleura sp. (kanan) contoh diatom di perairan air tawar.

Anomoeneis sp. (kiri) Biddulphia sp. (kanan) contoh diatom di perairan air tawar.

Page 20: Drowning

TABEL 1: SPESIES DIATOM YANG SERING DITEMUKAN BERDASAR SAMPEL ORGAN

Page 21: Drowning

Cyclotella sp. contoh diatom di perairan air tawar.

Surirella sp. contoh diatom di perairan air tawar.

Page 22: Drowning

TERIMA KASIH