ABSTRAK - · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008...

27
PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PAKEM Studi Pembelajaran Matematika Kontekstual Bagi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Seririt Tahun Pelajaran 2008/2009 Oleh : Nyoman Rajan, S.Pd ABSTRAK Penelitian tindakan ini dilatar belakangi oleh adanya kesenjangan tentang upaya pembelajaran matematika dan hasil belajar siswa yang sampai saat ini masih relatif rendah, serta munculnya kesan siswa bahwa matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit, tidak menyenangkan dan kesan-kesan lain yang kurang baik bagi proses pembelajaran ke depan. Dengan gejala seperti itu maka pembelajaran matematika menjadi kurang efektif, tidak bermakna, sehingga dipandang perlu upaya perbaikan proses pembelajaran matematika untuk mengatasi atau meminimalisasi permasalahan tersebut di atas. Tujuan umum penelitian ini adalah memperbaiki mutu proses dan hasil pembelajaran matematika, dan secara khusus bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran terbimbing dapat mewujudkan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama tiga bulan yang dibagi dalam dua siklus dengan subyek penelitian kelas VIII A SMP Negeri 1 Seririt semester 1 tahun pelajaran 2008/2009 dengan siswa sebanyak 40 orang terdiri dari 24 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Data penelitian ini dikumpulkan dengan beberapa teknik, yaitu observasi, angket, dan tes hasil belajar. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif (secara kuantitatif dan kualitatif). Hasil Penelitian menunjukkan: 1) Penerapan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dari skor keaktifan rata-rata = 69,85 (kualifikasi cukup) pada siklus I menjadi skor keaktifan rata-rata = 73,63 (kualifikasi cukup) pada siklus II, 2) Sikap belajar siswa (ekspresi/ungkapan rasa menyenangkan)

Transcript of ABSTRAK - · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008...

Page 1: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBINGSEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PAKEM

Studi Pembelajaran Matematika KontekstualBagi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Seririt

Tahun Pelajaran 2008/2009

Oleh :Nyoman Rajan, S.Pd

ABSTRAK

Penelitian tindakan ini dilatar belakangi oleh adanya kesenjangan tentang upaya pembelajaran matematika dan hasil belajar siswa yang sampai saat ini masih relatif rendah, serta munculnya kesan siswa bahwa matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit, tidak menyenangkan dan kesan-kesan lain yang kurang baik bagi proses pembelajaran ke depan. Dengan gejala seperti itu maka pembelajaran matematika menjadi kurang efektif, tidak bermakna, sehingga dipandang perlu upaya perbaikan proses pembelajaran matematika untuk mengatasi atau meminimalisasi permasalahan tersebut di atas.

Tujuan umum penelitian ini adalah memperbaiki mutu proses dan hasil pembelajaran matematika, dan secara khusus bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran terbimbing dapat mewujudkan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama tiga bulan yang dibagi dalam dua siklus dengan subyek penelitian kelas VIII A SMP Negeri 1 Seririt semester 1 tahun pelajaran 2008/2009 dengan siswa sebanyak 40 orang terdiri dari 24 orang laki-laki dan 16 orang perempuan.

Data penelitian ini dikumpulkan dengan beberapa teknik, yaitu observasi, angket, dan tes hasil belajar. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif (secara kuantitatif dan kualitatif).

Hasil Penelitian menunjukkan: 1) Penerapan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dari skor keaktifan rata-rata = 69,85 (kualifikasi cukup) pada siklus I menjadi skor keaktifan rata-rata = 73,63 (kualifikasi cukup) pada siklus II, 2) Sikap belajar siswa (ekspresi/ungkapan rasa menyenangkan) menjadi berkembang dari skor rata-rata 63,63 (kualifikasi cukup) pada siklus I menjadi rata-rata skor 74,38 (kualifikasi baik). 3) Penerapan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa (kemampuan penemuan) dari skor rata-rata = 64,75 (kualifikasi cukup) pada siklus I menjadi skor rata-rata = 67,38 (kualifikasi baik) pada siklus II.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model penemuan terbimbing dapat mewujudkan PAKEM. Untuk itu dianjurkan kepada rekan-rekan guru matematika yang berminat melakukan penelitian sejenis agar mencoba menerapkan model ini dalam pembelajaran di kelas dengan penyempurnaan pada aspek-aspek yang masih lemah atau kurang.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Page 2: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

A. Kajian Teori

Berdasarkan studi pendahuluan tentang teori-teori pembelajaran yang berkembang,

maka beberapa teori yang dijadikan acuan dalam penelitian tindakan ini antara lain :

2.1 Karakteristik Pembelajaran Matematika

Reformasi di bidang pendidikan telah mengamanatkan adanya perubahan paradigma

dalam proses pembelajaran dari ”paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran” . Hal

ini didasari oleh prinsip bahwa pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat, dimana dalam proses tersebut

harus ada guru/pendidik yang memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan,

serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik yang terkait langsung dengan

karakteristik masing-masing mata pelajaran. Karakteristik pembelajaran matematika

merupakan acuan bagi guru dan siswa untuk melakukan reformasi pembelajaran.

Adapun karakteristik matematika oleh Direktorat PLP, 2003 dijelaskan sebagai

berikut :

2.1.1 Matematika sebagai Kegiatan Penelusuran Pola dan Hubungan

Kegiatan pembelajaran sebagai implikasi dari pandangan ini adalah ; (a) memberi

kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penemuan dan penyelidikan pola-pola

untuk menentukan hubungan, (b) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan

percobaan dengan berbagai cara, (c) mendorong siswa untuk menemukan adanya urutan ,

perbedaan, perbandingan, pengelompokan, dan sebagainya yang dapat mengembangkan

kreativitas siswa, (d) membantu siswa untuk dapat menarik kesimpulan umum dari suatu

masalah, (e) membantu siswa memahami dan menemukan hubungan antara pengertian satu

dengan yang lainnya.

Page 3: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

2.1.2 Matematika sebagai Kreativitas yang Memerlukan Imajinasi, Intuisi, dan

Penemuan

Sebagai implikasi dari pandangan ini, maka guru hendaknya ; (a) mendorong inisiatif,

dan memberikan kesempatan berpikir berbeda, (b) mendorong rasa ingin tahu, keinginan

bertanya , kemampuan menyanggah dan kemampuan memperkirakan, (c) mendorong siswa

untuk menemukan yang di luar perkiraan sebagai hal yang bermanfaat dan bukan

menganggapnya sebagai kesalahan, (d) mendorong siswa menemukan struktur dan desain

matematika, (e) mendorong siswa agar menghargai penemuan siswa lainnya , (f) mendorong

siswa berpikir reflektif, dan (g) tidak menyarankan hanya menggunakan satu cara atau

metode saja.

2.1.3 Matematika sebagai Kegiatan Pemecahan Masalah (problem solving)

Pandangan ini memberikan implikasi bahwa dalam pembelajaran guru hendaknya; (a)

menyediakan lingkungan belajar matematika yang merangsang timbulnya persoalan

matematika, (b) membantu siswa memecahkan persoalan matematika menggunakan caranya

sendiri, (c) membantu siswa mengetahui informasi yang diperlukan untuk memecahkan

persoalan matematika, (d) mendorong siswa untuk berpikir logis, konsisten, sistematis, dan

mengembangkan sistem dokumentasi/catatan, (e) mengembangkan kemampuan dan

keterampilan untuk memecahkan persoalan, (f) membantu siswa mengetahui bagaimana dan

kapan menggunakan alat peraga/media pendidikan matematika,seperti ; jangka, kalkulator,

busur derajat, dan sebagainya.

2.1.4 Matematika sebagai Alat Berkomunikasi

Pandangan ini memberikan implikasi bahwa dalam pembelajaran guru hendaknya; (a)

mendorong siswa mengenal sifat matematika, (b) mendorong siswa agar dapat membuat

Page 4: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

contoh sifat matematika, (c) mendorong siswa menjelaskan sifat matematika, (d) mendorong

siswa memberikan alasan perlunya kegiatan matematika, (e) mendorong siswa membicarakan

persoalan matematika, (f) mendorong siswa membaca dan menulis sesuatu kegiatan dengan

matematika, (g) mendorong agar siswa dapat menghargai bahasa ibu dalam membicarakan

matematika.

Agar potensi siswa dapat dikembangkan secara optimal, guru harus menyadari

karakteristik peserta didik yakni; (1) murid akan mempelajari matematika jika mereka

mempunyai motivasi, (2) murid mempelajari matematika dengan caranya sendiri, (3) murid

mempelajari matematika secara mandiri maupun melalui kerjasama dengan temannya, dan

( 4) murid memerlukan konteks dan situasi yang berbeda-beda dalam mempelajari

matematika (Direktorat PLP,2003).

2.2 Model Iquiry dalam Pembelajaran Matematika

Maier, 1995 dalam Sri Wardani, 2005 menyebutkan model penemuan murni sebagai

“heuristik” apa yang hendak ditemukan, jalan atau proses semata-mata ditentukan oleh siswa

sendiri. Metode ini kurang tepat karena pada umumnya sebagian besar siswa masih butuh

pemahaman konsep dasar untuk bisa menemukan sesuatu. Hal ini sangat terkait erat dengan

karakteristik pelajaran matematika itu sendiri yang lebih merupakan deductive reasoning

dalam perumusannya. Disamping itu jika setiap konsep harus dipelajari dengan penemuan

murni, kita akan kekurangan waktu sehingga tidak banyak materi matematika yang dapat

dipelajari oleh siswa. Berangkat dari kelemahan inilah dianjurkan untuk menerapkan model

penemuan terbimbing.

Model penemuan terbimbing menempatkan guru sebagai fasilitator, guru

membimbing siswa dimana diperlukan. Dalam model ini siswa didorong untuk berpikir

sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat ”menemukan” prinsip umum berdasarkan bahan

Page 5: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

atau data yang telah disediakan guru. Dengan model ini siswa dihadapkan kepada situasi, dan

mencoba-coba (trial and error) hendaknya dianjurkan. Dengan demikian pengetahuan yang

baru diperoleh siswa akan melekat lebih lama apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam

proses pemahaman dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan tersebut.

Lebih lanjut dijelaskan agar pelaksanaan model penemuan terbimbing ini berjalan

dengan baik, beberapa langkah yang mesti ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan penjelasan

secukupnya.

2) Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengontrol dan

menganalisis data tersebut. Dalam hal ini bimbingan guru dapat diberikan sejauh

yang diperlukan saja. Bimbingan sebaiknya mengembangkan siswa untuk melangkah

ke arah yang hendak dituju, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan atau LKS.

3) Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.

4) Bila perlu konjektur yang telah dibuat siswa diperiksa oleh guru untuk lebih

meyakinkan kebenarannya.

5) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka

verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya.

6) Sesudah siswa menemukan apa yang ditugaskan, hendaknya guru menyediakan soal

latihan atau soal tambahan untuk memeriksa hasil penemuan itu benar.

Roestiyah N.K, (2001) menyebutkan inquiry adalah istilah dalam bahasa Inggris, ini

merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Guru

menggunakan teknik ini dengan tujuan : agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari

serta meneliti sendiri pemecahan masalah yang diberikan, belajar berkelompok. Diharapkan

juga siswa mampu mengemukakan pendapatnya dan dapat berdebat, menyanggah dan

mempertahankan pendapatnya.

Page 6: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

Lebih lanjut Roestiyah menjelaskan bahwa teknik inquiry memiliki keunggulan yang

diantaranya sebagai berikut :

1) Dapat membentuk dan mengembangkan “self-consept” pada diri siswa.

2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang

baru.

3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, bersikap obyektif,

jujur dan terbuka.

4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

5) Memberi kepuasan yang berisfat intrinsik.

6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

8) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri sesuai kecepatan belajarnya.

9) Menghindarkan siswa dari cara-cara belajar yang tradisional.

10) Memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan

mengakomodasi informasi.

Kemudian ditegaskan juga agar teknik ini dapat dilaksanakan dengan baik diperlukan

kondisi-kondisi sebagai berikut :

a) Kondisi fleksibel, bebas untuk berinteraksi.

b) Kondisi lingkungan yang responsif.

c) Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian.

d) Kondisi yang bebas dari tekanan.

Dalam hal ini agar penerapan teknik ini dapat berlangsung dengan efektif disarankan

guru berperan untuk :

1. Menstimulir dan menantang siswa untuk berpikir.

2. Memberi kebebasan atau fleksibilitas untuk berinisiatif dan bertindak.

Page 7: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

3. Memberi dukungan untuk kegiatan inquiry.

4. Mendiagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya.

5. Mengiden tifikasi dan menggunakan “teach able moment” sebaik-baiknya.

Gulo, 2002 (dalam Trianto, 2008) menyatakan bahwa inquiry tidak hanya

mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk

pengembangan emosional dan keterampilan inquiry merupakan suatu proses yang bermula

dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data,

dan membuat kesimpulan.

Lebih lanjut dijelaskan tahapan pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut :

Tahapan Pembelajaran Inquiry

Fase Perilaku Guru1. Menyajikan masalah atau

pertanyaanMembimbing siswa mengidentifikasi masalah dan membagi siswa dalam kelompok.

2. Membuat hipotesis Memberi kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis.Membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotasis yang menjadi penyelidikan.

3. Merancang percobaan Memberi kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.Membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.

4.Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi

Membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan.

5.Mengumpulkan dan menganalisis data

Menugaskan siswa untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.

6. Membuat kesimpulan Membimbing siswa dalam membuat generalisasi/kesimpulan.

Berdasarkan pandangan-pandangan tentang model inquiry dalam pembelajaran

matematika dapat disimpulkan bahwa model penemuan yang dianjurkan adalah model

penemuan terbimbing, dimana penerapan model ini dapat dilakukan dengan melalui

Page 8: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

pertanyaan-pertanyaan atau lembar kerja (LKS) sebagai langkah untuk membimbing kegiatan

siswa.

2.3 Aspek-aspek Penilaian Matematika dan Indikator Pencapaiannya

Oemar Hamalik,(1990), menyebutkan tiga aspek penting dalam proses belajar

mengajar yaitu; tujuan pengajaran, prosedur belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.

Depdiknas (2006), menyatakan penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian

internal. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak

melaksanakan proses pembelajaran, misalnya oleh suatu lembaga baik dalam maupun luar

negeri yang dimaksudkan antara lain untuk pengendalian mutu. Sedangkan penilaian

internal adalah penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat proses

pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu. Dengan demikian penilaian kelas

merupakan penilaian internal terhadap hasil belajar peserta didik dalam rangka mengetahui

perkembangan dan ketercapaian berbagai kompetensi peseta didik. Proses penilaian kelas

mengacu kepada standar kompetensi mata pelajaran yang tercantum pada buku standar

kompetensi dalam kurikulum 2004.

Adapun pedoman penilaian kelas oleh Depdiknas (2006), disebutkan sebagai berikut:

Standar kompetensi mata pelajaran matematika SMP terdiri dari 4 aspek yaitu: (a) Bilangan,

(b) Aljabar, (c) Geometri dan pengukuran, (d) Peluang dan Statistika.

Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dalam pembelajaran

matematika yang mencakup pada ke-empat aspek tersebut adalah : (a) Pemahaman konsep,

(b) Prosedur, (c) Penalaran dan komunikasi, (d) Pemecahan masalah, (e) Menghargai

kegunaan matematika. Kemudian demi kepraktisan dan kemudahan, maka aspek penilaian

matematika dalam rapor dikelompokkan menjadi 3 aspek yaitu:

1. Pemahaman konsep

Page 9: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

2. Penalaran dan komunikasi

3. Pemecahan masalah

Alasan :

1) Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami

konsep dan melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat.

Indikator yang menunjukkan pemahaman konsep, anatara lain adalah:

a. menyatakan ulang sebuah konsep

b. mengklasifikasikan obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan

konsepnya)

c. memberi contoh dan non-contoh dari konsep

d. menyajikan konsep dalam berbagai representasi matematis

e. mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep

f. menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu

g. mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah

2) Penalaran dan komunikasi merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam

melakukan penalaran dan mengkomunikasikan gagasan matematika.

Indikator yang menunjukkan penalaran dan komunikasi, antara lain adalah:

a. menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan diagram

b. mengajukan dugaan

c. melakukan manipulasi matematika

d. menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap

kebenaran solusi

e. menarik kesimpulan dari pernyataan

f. memeriksa kesahihan suatu argumen

Page 10: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

g. mengemukakan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat

generalisasi.

3) Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategis yang ditunjukkan siswa dalam

memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan , dan menyelesaikan model

untuk menyelesaikan masalah.

Indikator yang menunjukkan pemecahan masalah, antara lain adalah:

a. menunjukkan pemahaman masalah

b. mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan

masalah

c. menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk

d. memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat

e. mengembangkan strategi pemecahan masalah

f. membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah

g. menyelesaikan masalah yang tidak rutin

Sehingga dengan demikian ketika akan memasukkan nilai ke dalam rapor, maka:

1) Hasil penilaian terhadap indikator yang menunjukkan bahwa siswa telah

kompeten dalam pemahaman konsep dimasukkan ke dalam aspek penilaian

pemahaman konsep.

2) Hasil penilaian terhadap indikator yang menunjukkan bahwa siswa telah

kompeten dalam penalaran dan komunikasi dimasukkan kedalam aspek penilaian

penalaran dan komunikasi.

3) Hasil penilaian terhadap indikator yang menunjukkan bahwa siswa telah

kompeten dalam pemecahan masalah dimasukkan ke dalam aspek penilaian

pemecahan masalah.

Page 11: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

Terkait dengan proses penilaian, PP No.19 Tahun 2005 , tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP) pada pasal 22 ayat (1) menyebutkan “Penilaian hasil pembelajaran pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai

dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai” Pasal 22 ayat (2) menyebutkan “Teknik

penilaian dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktik, dan penugasan perseorangan atau

kelompok”. Sedangkan pasal 64 ayat (4) menyebutkan bahwa “Penilaian hasil belajar

kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui; ulangan,

penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai”.

2.4 Pembelajaran Matematika Kontekstual

Pembelajaran atau interaksi belajar mengajar merupakan kegiatan yang senantiasa

harus ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya. Namun dengan banyaknya kegiatan

pendidikan di sekolah dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran,maka

sangat menyita banyak waktu guru dan siswa untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Untuk

mengatasi keadaan tersebut guru perlu memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran. Karena

jika hanya menggunakan jam pelajaran yang tersedia waktunya tidak akan mencukupi

tuntutan luasnya materi pelajaran yang diharuskan kurikulum.

Roestiyah N.K. (2001), mengatakan bahwa siswa perlu diberikan tugas-tugas sebagai

selingan untuk variasi teknik penyajian ataupun dapat berupa pekerjaan rumah. Tugas

semacam itu dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah maupun sebelum pulang,

sehingga dapat dikerjakan bersama temannya. Tugas disini dapat diberikan dalam bentuk

daftar sejumlah pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu, atau suatu perintah yang harus

dibahas dengan diskusi yang perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran.

Lebih lanjut Roestiyah menyebutkan, teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya

digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa

Page 12: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas tersebut, sehingga pengalaman siswa

dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi.

Hal ini terjadi disebabkan siswa mendalami situasi atau pengalaman dalam menghadapi tugas

dan masalah-masalah baru. Dengan kegiatan seperti ini siswa lebih aktif belajar , merasa

terangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani

bertanggung jawab sendiri. Selain itu dengan banyak tugas yang harus dikerjakan siswa, hal

ini diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu dalam

menunjang belajarnya, melaksanakan kegiatan yang berguna dan konstruktif.

Agar penerapan teknik ini dapat mencapai sasaran dengan baik, maka perlu dipahami

oleh guru sebelum menugaskan siswa ,beberapa hal berikut :

a. Tujuan yang diharapkan dengan tugas yang diberikan harus jelas.

b. Materi tugas yang diberikan kepada siswa sudah dipahami oleh siswa.

c. Perlu kontrol, apakah tugas dikerjakan oleh siswa .

d. Pada fase resitasi (pelaporan), bentuk atau format laporan juga harus ditentukan.

e. Harus disiapkan alat evaluasi , agar dapat dinilai hasil kerja siswa secara obyektif.

Di sisi lain terdapat beberapa faham, teori atau pendapat yang menjadi acuan

pembelajaran matematika. Pada dasarnya pembelajaran matematika kontekstual mengacu

pada konstruktivisme.

Slavin, 1997 dalam Sri Wardani, 2005 mengatakan bahwa belajar menurut

konstruktisme adalah siswa sendiri yang harus aktif menemukan dan mentransfer atau

membangun pengetahuan yang akan menjadi miliknya. Konstruktivisme beranggapan bahwa

mengajar bukan merupakan kegiatan memindahkan atau mentrnsfer pengetahuan dari guru ke

siswa. Peran guru dalam mengajar lebih sebagai mediator dan fasilitator.

Hull, 1993 dalam Direktorat PLP, 2003 menyebutkan pembelajaran matematika

secara konstruktivis merupakan faham pembelajaran yang memandang pentingnya dorongan

Page 13: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

dan keterlibatan siswa untuk mampu menghubungkan konsep yang dipelajari dengan aplikasi

dalam kehidupan nyata keseharian yang dialami.

Clifford dan Wildson, 2000 dalam Trianto, 2008 mendeskripsikan karakteristik

pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang dimilikinya dan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran efektif yaitu :

1. Konstruktivisme (Constructivism)

Pandangan konstruktivis strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan dengan

seberapa banyak siswa mengingat pengetahuan. Konstruktivisme merupakan landasan

berpikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit

demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak

sekonyong-konyong.

Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan:

1). Menjadikan pengetahuan lebih bermakna dan relevan bagi siswa.

2). Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri.

3). Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

2. Menemukan (Inquiry)

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil

mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi dari hasil menemukan sendiri. Sehingga dalam

pembelajaran guru harus merencanakan kegiatan yang menuntun siswa untuk menemukan

apapun materi yang diajarkan.

3. Bertanya (Question)

Pengetahuan yang dimiliki siswa dimulai dari keingintahuan, sehingga selayaknya

siswa bertanya. Aktivitas ini dapat diamati pada saat kegiatan berdiskusi, bekerja dalam

Page 14: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

kelompok, dan lain sebagainya. Bertanya bahkan menjadi strategi utama pembelajaran yang

berbasis CTL. Bertanya merupakan kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan

menilai kemampuan berpikir siswa. Sedangkan bagi siswa bertanya meriupakan bagian

penting dalam melaksanakan kegiatan inquiry, yaitu untuk menggali informasi,

mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang

belum diketahui.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain. Sehingga dalam kelas CTL guru disarankan selalu

melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok heterogen. Kegiatan ini dapat terjadi

apabila tidak ada pihak yang mendominir dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa

segan untuk bertanya.

5. Pemodelan (Modeling)

Pembelajaran dengan pemodelan dimaksudkan adalah belajar dengan meniru dari

suatu aktivitas yang dapat ditiru. Dalam pembelajaran ini guru dapat memberi contoh,

menjadi model, mendemonstrasikan suatu keterampilan atau cara melakukan sesuatu

pekerjaan. Namun perlu diingat bahwa dalam hal ini guru bukanlah satu-satunya model yang

bisa ditiru oleh siswa, model dapat juga dihadirkan dari luar.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi juga merupakan bagian penting dalam pendekatan CTL. Refleksi adalah cara

berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah

Page 15: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

dipelajari di masa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau

pengetahuan yang baru diterima.

7. Penilaian Yang Sebenarnya (Authentic Assesment)

Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bias memberikan

gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu

diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran

dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa

mengalami kemacetan/kesulitan belajar, maka guru segera bisa mengambil tindakan yang

tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Karena itulah gambaran tentang kemajuan

belajar siswa diperlukan di sepanjang proses pembelajaran, sehingga penilaian tidak hanya

dilakukan di akhir periode pembelajaran saja, tetapi dilakukan bersamaan secara terintegrasi

(tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran. Dengan demikian assessment menekankan

pada proses pembelajaran, dan data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata

yang dikerjakan siswa saat melakukan proses pembelajaran.

Khusus tentang masyarakat belajar Mulyasa, 2005 berpendapat bahwa sebagaimana

masyarakat pada umumnya, sekolah sebagai mini society direpresentasikan oleh watak para

penghuninya, yaitu para pengelola sekolah. Mulyasa mengelompokkan masyarakat sekolah

sebagai mini society ke dalam tiga level pokok sesuai fungsinya, yakni level kelas

(regulator), level mediator (profesi), dan level sekolah (manajemen). Ketiga level tersebut

dijelaskan sebagai berikut :

1) Level kelas (regulator) merefleksikan karakter pembelajaran di kelas, yang banyak

dipengaruhi oleh "regulasi" atau aturan main yang dianut dan diciptakan oleh guru. Level

ini mencakup suasana psikologis kelas yang nyaman, iklim pembelajaran yang kondusif

(menarik), motivasi dan gairah belajar peserta didik yang tinggi.

Page 16: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

2) Level mediator (profesi) merupakan representasi dari karakter-karakter profesional para

pengelola sekolah, yaitu kepala sekolah , guru, dan tenaga administrasi sekolah. Level ini

mencakup karakter kepemimpinan kepala sekolah dan sifat-sifat individual pengelola

sekolah, seperti dedikasi, motivasi, kompetensi, kreativitas, dan kolaborasi.

3) Level sekolah (manajemen) merupakan representasi dari karakter kolektif warga sekolah

secara keseluruhan, atau iklim sekolah. Level ini banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan

dan manjerial kepala sekolah. Level ini mencakup berbagai iklim sekolah seperti budaya

mutu, budaya progresif, demokratis, partisipasi warga, aman dan tertib, kejelasan visi dan

misi, serta caring and sharing.

Lebih lanjut Mulyasa menegaskan bahwa reformasi yang perlu dilakukan sekolah adalah

perbaikan proses pendidikan yang dimulai dengan perubahan psikologis, budaya, dan

sosial para pengelola sekolah. Utamanya guru yang masih mengajar atas dasar petunjuk

atau instruksi hendaknya menjadi guru yang berpikir merdeka, sehingga bisa memacu

jiwa inquiry para murid-muridnya.

2.5 Kerangka Berpikir

Dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran matematika melalui penerapan model

inquiry yaitu penemuan terbimbing, didasari oleh prinsip-prinsip berpikir sebagai berikut :

Landasan teoritiknya bahwa hakikat dari strategi inquiry adalah memberikan otonomi

lebih luas kepada siswa untuk menggunakan cara belajar, dan mengumpulkan informasi

sesuai dengan karakter masing-masing individu, menemukan kembali (reinvention), untuk

memenuhi rasa ingin tahunya. Dengan demikian pembelajaran lebih dimaknai sebagai

layanan untuk memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik, sehingga dengan layanan yang

sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa, mereka juga akan melakukan aktivitas atau

berkreativitas secara bergairah serta penuh rasa senang dan tanggung jawab. Penugasan atau

Page 17: ABSTRAK -   · Web viewAdapun pedoman penilaian kelas ... Prosedur, (c) Penalaran dan ... 2008 mendeskripsikan karakteristik pendekatan konstruktivisme adalah konsep belajar

resitasi dimaksudkan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap dan pengalaman

belajar yang lebih terintegrasi. Apabila hal ini telah terjadi maka dapat diharapkan hasil

pembelajaran menjadi lebih baik atau efektif.

B. Hipotesis Tindakan

Berpedoman pada hasil kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan pada

bagian sebelumnya, maka hipotesis penelitian tindakan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Penerapan Model Penemuan Terbimbing dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas

siswa dalam pembelajaran matematika.

2. Penerapan Model Penemuan Terbimbing dalam pembelajaran matematika dapat

mewujudkan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).