doc

114
SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ATAS PENJUALAN TUNAI PADA PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi Program Diploma III dan memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Disusun Oleh: DEDI KURNIAWAN NIM. 3351304531 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007 ii

Transcript of doc

Page 1: doc

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ATAS PENJUALAN TUNAI PADA PERUM PERHUTANI

UNIT I JAWA TENGAH

TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi Program

Diploma III dan memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang

Disusun Oleh:

DEDI KURNIAWAN NIM. 3351304531

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

ii

Page 2: doc

PERSETUJUAN PEMBIBING

Tugas Akhir ini telah disetujui oleh Pembibing untuk diajukan ke Sidang

Panitia Ujian Tugas Akhir pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 08 Agustus 2007

Pembibing

Drs. Heriyanto, M.BA NIP. 131 658 238

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi

Drs. Sukirman, M.Si NIP. 131 967 646

iii

Page 3: doc

PENGESAHAN KELULUSAN

Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Tugas

Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang :

Hari : Jum’at

Tanggal : 07-September-2007

Penguji Tugas Akhir

Pembimbing Penguji

Drs. Heriyanto, MBA Drs. Subowo,M.Si

NIP. 131 658 238 NIP. 131 404 311

Mengetahui Dekan

Drs. Agus wahyudin, M.Si NIP. 13 165

iii

Page 4: doc

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam Tugas Akhir ini bener-bener

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 08-Agustus-2007

Dedi Kurniawan

NIM. 3351304

iv

Page 5: doc

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu sudah

selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain

dan hanya kepada Tuhan mullah hendaknya kamu berharap (Q.S, Alam Nasyarh,

58).

Kemenangan hanya bisa dicapai dengan kesabaran. Kelapangan bersamaan

(datangnya) dengan kesudahan dan kesulitan bersamaan (datangnya) dengan

Kemudahan (HR At-Tirmidzi).

Ketika aku mohon pada Allah kekuatan, Allah memberikan kesulitan agar aku

menjadi kuat, ketika aku mohon pada Allah kesejahteraan, Allah memberiku akal

untuk Berfikir (Hasan Al Basri).

Tugas Akhir ini kupersembahakan untuk :

Bapak dan ibuku tercinta atas doa, dukungan

dan pengorbanannya.

Adik-adiku yang kusayangi

Temen-temen seperjuanganku Akuntansi D3

angkatan 2004.

Almamate

v

Page 6: doc

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang melimpahkan

rahmat, ridho, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini

untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat guna menyelesaikan Progam Studi

Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Sehubungan dengan selesainya penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis ingin

mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si Rektor Unirversitas Negeri

Semarang.

2. Drs. Agus Wahyudi, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Semarang.

3. Drs. Sukirman, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Negeri

Semarang.

4. Drs. Heriyanto, M.BA, Selaku Dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan

saran-saran yang sangat berguna dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

5. Drs. Subowo, M.Si, Selaku Dosen Penguji yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk menguji Tugas Akhir saya.

6. Bapak Sardi, SE sebagai kepala bagian tata usaha Perum Perhutani

Unit 1 Jawa Tengah.

6

Page 7: doc

7. Bapak Antariksa, SE selaku ketua seksi akuntansi di Perum Perhutani

Unit I Jawa Tengah yang telah memberikan petunjuk dan

informasinya sehingga pelaksanaan penelitian ini dapat terlaksana

dengan baik.

8. Semua staff karyawan yang telah banyak membantu dan memberi

kemudahan dalam melaksanakan penelitian.

9. Untuk Bapak, ibu dan adik-adikku tercinta yang selalu memberikan

dorongan baik mental maupun material.

10. Rekan-rekan angkatan 2004 Akuntansi D3.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna. Akhirnya penulis berharap semoga penyusunan Tugas Akhir yang sangat

sederhana ini Insya Allah dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri,

almamaterku, bangsa dan negara.

Semarang, 08-Agustus-2007

Penulis

7

Page 8: doc

SARI

Dedi Kurniawan, 2007, Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai Pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Ahli Madya Akuntansi Universitas Negeri Semarang, 95 halaman. Kata Kunci : Penerimaan Kas, Penjualan Tunai Penanganan kas yang baik untuk menghindarkan penyalahgunaan dan penggelapan terutama dalam hal penerimaan kas sangat diperlukan dalam perusahaan, mengingat kas merupakan aktiva paling liquid. Salah satu sumber penerimaan kas dalam perusahaan adalah berasal dari penjualan tunai. Agar penerimaan kas dari penjualan tunai tidak terpusat dari satu bagian saja maka perusahaan harus melibatkan beberapa bagian yang ada untuk diikut sertakan dalam penerimaan kas, sehingga nantinya diharapkan penyalahgunaan dan penggelapan kas dapat dihindarkan. Untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut perlu diterapkan sistem penerimaan kas atas penjualan tunai yang baik untuk menangani kebocoran dalam penerimaan kas. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah?, bagaimana kelebihan dan kelemahan sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah? Dan bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah setelah diperbaiki?. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, bagaimana kelebihan dan kelemahan sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah dan bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah setelah diperbaiki. Dalam penelitian ini perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian adalah Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah yang bertempat tinggal di Jl. Pahlawan No. 15-17 Semarang. Objek kajian dalam penelitian adalah fungsi atau bagian yang terkait, dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani unit 1 Jawa Tengah. Metode pengumpulan data yang digunakan: 1). Metode observasi, 2). Metode Dokumentasi, 3). Metode Wawancara, 4). Metode Studi Pustaka, sedangkan untuk metode analisis data penulis menggunakan metode diskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh antara lain adalah pemaparan tentang sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah pada dasarnya telah sesuai dengan teori hanya saja masih terdapat kekurangannya yaitu: 1). Jumlah penerimaan kas masih ada yang diterima melalui kas perusahaan bukan disetor ke bank, 2). Adanya penggelapan kas dari bagian penjualan, 3). Tidak ada pemeriksaan saldo secara periodik dan dan secara mendadak oleh bagian intern. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulannya bahwa sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum perhutani Unit 1 Jawa Tengah pada dasarnya telah sesuai dengan teori hanya saja masih dapat kekurangannya yaitu sering terjadi karyawan melakukan tindakan lapping terhadap dana kas. Terutama bagian kasir dan untuk tindak lanjutnya dibentuk bagian pemeriksaan intern terhadap kas perusahaan. Sehingga pengendalian intern yang baik dapat dicapai.

8

viii

Page 9: doc

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ............................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................. iv

MOTTO PERSEMBAHAN ............................................................................ v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

ABSRTAK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Permasalahan ............................................................................................ 4

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir……………………………………… 6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas……………………………… 8

2.1.1. Sistem Akuntansi…………………………………………. 8

2.1.2. Pengertian Kas…………………………………………… 10

9

Page 10: doc

2.1.3. Pengertian Sistem Akuntansi Penerimaan Kas………….. 10

2.2 Pengertian Penjualan Tunai.. ..................................................... .. 11

2.3 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai.......... . 11

2.4 Bagian yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas

Penjualan Tunai………………………………………………… 18

2.5 Informasi yang diperlukan oleh Manajemen ............................. .. 19

2.6 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan

Kas atas Penjualan Tunai ........................................................... .. 20

2.7 Cacatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem akuntansi

Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai………………………….. 22

2.8 Jaringan yang Membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas

Penjualan Tunai………………………………………………… 23

2.9 Unsur Pengendalian Intern pada Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Atas Penjualan Tunai…………………………………………… 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian........................................................................... . 39

3.2. Objek Kajian ................................................................................ . 39

3.3. Metode Pengumpulan Data........................................................... . 39

3.4. Metode Analisis Data.................................................................... 41

BAB IV HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan ......................................................................... 42

4.1.1 Seajarah Perkembangan Perusahaan……………………… 42

4.1.2 Bidang Usaha……………………………………………. 45

10

Page 11: doc

4.1.3 Visi dan Misi…………………………………………….. 47

4.1.4 Struktur Organisasi………………………………………. 48

4.1.5 Tugas dan Tanggungjawab………………………………. 50

4.2 Hasil Penelitian………………………………………………….. 57

4.2.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai

pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah………………. 57

4.2.2 Bagian yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

atas Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah..58

4.2.3 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

atas Penjualan Tunai………………………………………………. 59

4.2.4 Cacatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi

Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai…………………………….. 61

4.2.5 Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

atas Penjualan Tunai………………………………………………. 62

4.2.6 Unsur Pengendalian Intern pada Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas

Penjualan Tunai……………………………………………………. 67

4.3 Pembahasan……………………………………………………….. 71

4.3.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum

perhutani Unit 1 Jawa Tengah……………………………………… 72

4.3.2 Kelebihan-kelebihan yang terdapat pada Sistem Akuntansi Penerimaan

Kas atas Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah…74

11

Page 12: doc

4.3.3 Kelemahan-kelemahan yang terdapat pada Sistem Akuntansi

Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1

Jawa Tengah…………………………………………………………75

4.3.4 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum

Perhutani Unit 1 Jawa Tengah…………………………… 91

BABA V PENUTUP

5.1 Simpulan…………………………………………………………….. 93

5.2 Saran………………………………………………………………… 94

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 96

DAFTAR LAMPIRA

12

Page 13: doc

DAFTAR GAMBAR

Gambar: Halaman

1. Penerimaan Kas dari Over-the-Counter Sales……………………... 13

2. Penerimaan Kas dari Cash-on-Delivery Sales (COD Sales)………. 15

3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sales…………………………… 16

4. Skema Penjualan dengan Kartu Kredit Bank……………………... 17

5. Bagian Order Penjualan Sistem Penerimaan Kas…………………. 26

6. Bagian Kassa Sistem Penerimaan Kas……………………………. 27

7. Bagian Gudang Sistem Penerimaan Kas…………………………… 28

8. Bagian Pengiriman Sistem Penerimaan Kas……………………….. 29

9. Bagian Jurnal sistem Penerimaan Kas……………………………… 30

10. Bagian Sistem Penerimaan Kas…………………………………… 31

11. Struktur Organisasi Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah……….. 49

12. Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada

Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah…………………………….. 64

13. Rancangan Bagan Alir Ssistem Penerimaan Kas atas Penjualan

Tunai……………………………………………………………… 83

xiii

Page 14: doc

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Faktur Penjualan

Lampiran 2 Rekap Harga Pokok Penjualan

Lampiran 3 Jurnal Penerimaan Kas

Lampiran 4 Jurnal Umum

Lampiran 5 Bukti Memorial

Lampiran 6 Bukti Setor Bank

Lampiran 7 Jurnal Penjualan

Lampiran 8 Jurnal Kas Masuk

Lampiran 9 Surat Ijin Observasi

Lampiran 10 Suran Ijin Penelitian

Lampiran 11 Kartu Konsultasi Bimbingan tugas Akhir

Page 15: doc

43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perekonomian Indonesia sedang mengalami masa-masa sulit akibat krisis

yang terjadi pertengahan tahun 1997 dan sampai sekarang belum mengalami

pemilihan secara total. Banyak perusahaan yang gulung tikar karena menderita

kerugian dan tidak bisa bertahan dalam perekonomian seperti ini. Maka setiap

perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan, baik yang

menyangkut perencanaan maupun pengendaliannya. Selain itu diera

perdagangan bebas ini, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing dengan

perusahaan-perusahaan asing.

Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang ataupun perusahaan jasa,

selalu menjalankan aktivitas yang beragam Untuk dapat menjalankan aktivitas

perusahaan tersebut perusahaan membutuhkan suatu sistem. Dengan adanya

sistem tersebut diharapkan akan memberikan suatu jaringan prosedur yang

terpadu dalam melaksanakan suatu kegiatan perusahaan dengan lancar. Hal

yang perlu diperhatikan dalam penerapan sistem akuntansi oleh perusahaan

adalah kesesuaian dan kecocokan antara sistem itu sendiri dengan aktivitas

perusahaan. Salah satu aktivitas yang sering dilakukan adalah aktivitas yang

berhubungan dengan penerimaan kas.

Kas dalam neraca merupakan aktiva yang paling likuid, karena hampir

setiap transaksi yang dilakukan oleh bagian yang berwenang atau yang terkait

43

1

Page 16: doc

44

di dalam perusahaan maupun dengan pihak luar yang sebagian besar akan

mempengaruhi kas. Selain itu kas bersifat mudah dipindah tangankan sehingga

kas merupakan aktiva yang rawan, karena mudah digelapkan dan dimanipulasi.

Keadaan ini akan mendorong perusahaan untuk melakukan penataan pada

sistem akuntansi penerimaan kas yang meliputi beberapa aspek yang saling

berkaitan. Penyimpangan yang dilakukan biasanya berasal dari hasil penjualan

tunai, pelunasan piutang dari pelanggan dan sebagainya. Karena jenis

penerimaan kas yang diterima cukup besar maka perusahaan perlu menerapkan

suatu sistem agar penerimaan kas tersebut dapat terkontrol dengan baik.

Mengingat sangat pentingnya sistem penerimaan kas dalam perusahaan

maka sistem penerimaan kas dalam perusahaan perlu diatur sedemikian rupa

dikarenakan kas ini kerawanannya sangat tinggi sehingga diperlukan prosedur-

prosedur pengendalian intern terhadap kas. Prosedur yang baik dalam

penerimaan kas sangat bermanfaat untuk kemajuan dan kepentingan

perusahaan pada umumnya, juga berguna untuk mengetahui laba yang

diperoleh perusahaan secara keseluruhaan.

Sebagaimana diatur oleh Pemerintah No. 2 Tahun 1978 Perum Perhutani

Unit 1 Jawa Tengah merupakan suatu instansi atau perusahaan yang bergerak

di bidang kehutanan yang berupa penanaman, pemeliharaan, exploitasi,

pengolahan dan pemasaran. Sumber penerimaan kas pada Perum Perhutani

Unit 1 Jawa Tengah yaitu diperoleh dari penjualan tunai dan pelunasan

piutang. Dalam penjualan tunai pembeli diharuskan terlebih dahulu

menyetorkan sejumlah uang secara langsung. Akan tetapi penerimaan kas dari

44

Page 17: doc

45

piutang dilakukan setelah barang diterima pembeli dan pembayaran dapat

dilakukan melalui penagih perusahaan atau dapat melalui pos sesuai perjanjian

sebelumnya. Semua transaksi yang berkaitan dengan penerimaan kas harus

disetorkan ke bank yang telah ditentukan oleh perusahaan pada hari itu juga

atau hari berikutnya, dan harus melibatkan bagian-bagian dalam perusahaan

agar transaksi penerimaan kas yang dihasilkan sesuai dengan hasil laporan

keuangan.

Karena produk yang dihasilkan Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

sangat besar dan beragam, maka hal ini mempengaruhi transaksi yang

berhubungan dengan kas berlangsung sangat cepat., padahal dalam pemakaian

dokumen dengan nomor urut tercetak kurang diperhatikan untuk menciptakan

praktek yang sehat, dengan demikian pengawasan terhadap transaksi yang

tidak diotorisasi dapat dipantau sejak dini. Namun apabila dalam pelaksanaan

kegiatannya tidak segera ditanda tangani, perusahaan akan mengalami kerugian

secara material seperti adanya kesalahaan pencatatan kas yang tidak tepat,

karena itu Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah menerapkan sistem

pengendalian intern sebagai alat untuk menanggulangi kebocoran kas dan

kasus penyelewengan kas dalam perusahaannya.

Namun sistem penerimaan kas pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah masih dikatakan kurang baik, hal yang mempengaruhi kurang baiknya

sistem akuntansi penerimaan kas pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

yaitu

45

Page 18: doc

46

1. Pada Perum perhutani Unit 1 Jawa Tengah penerimaan kas dengan jumlah

yang sangat besar masih ada yang diterima melalui kas perusahaan bukan

melalui bank, sehingga hal itu memungkinkan resiko terjadinya pencurian

atau kehilangan sangat besar.

2. Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah masih dijumpai adanya

penggelapan uang yang dilakukan oleh bagian penjualan dengan cara

menyajikan jumlah setoran yang terlalu rendah dan menyajikan jumlah

pengeluaran kas terlalu tinggi dan selisih tersebut dimasukan ke kantong

pribadi, seperti pembelian bahan bakar. Jika hal ini sering terjadi pada

perusahaan tersebut maka dapat mengakibatkan kerugian.

3. tidak adanya pemeriksaan saldo secara periodik dan secara mendadak oleh

bagian intern yang sebenarnya bertujuan untuk mengetahui keabsahan data

saldo tersebut pada setiap bagian.

Untuk menanggulangi adanya penyimpangan-penyimpangan tersebut

maka diperlukan adanya sistem pengendalian intern terhadap penerimaan kas

juga pengawasan yang ketat terhadap fungsi-fungsi penerimaan dan pencatatan

kas. Hal ini bertujuan untuk menjaga kekayaan perusahaan, mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansinya serta meningkatkan efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam mencegah terjadinya

kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

Berdasarkan uraian diatas mengingat betapa pentingnya sistem akuntansi

penerimaan kas bagi perkembangan perusahaan, maka harus diketahui sejauh

mana sistem akuntansi yang diterapkan dalam Perum Perhutani Unit 1 Jawa

46

Page 19: doc

47

Tengah, khususnya mengenai sistem akuntansi penerimaan kas yang berasal

dari penjualan tunai, maka dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mengambil

judul “SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ATAS PENJUALAN

TUNAI PADA PERUM PERHUTANI UNIT 1 JAWA TENGAH”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada

Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah?

2. Apa saja kelebihan dan kekurangan pada Sistem Akuntansi Penerimaan

Kas atas Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah?

3. Bagaimana Sistem Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum

Perhutani Unit 1 Jawa Tengah setelah di perbaiki?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah , maka tujuan penelitian adalah:

1. Untuk Mengetahui Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas

Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.

2. Untuk Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Sistem

Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1

Jawa Tengah.

47

Page 20: doc

48

3. Untuk Mengetahui Sistem Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai

pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah setelah di perbaiki.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

A. Manfat Teoritis

Manfat teoritis penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan bagi dunia pendidikan ilmu pengetahuan Sistem Akuntansi

Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah.

B. Manfaat Praktis

Manfaat praktis bagi perusahaan adalah diharapkan dapat dipakai

sebagai bahan masukan dan sebagai landasan kebijakan bagi perusahaan

untuk lebih meningkatkan pengawasan yang efektif dan efesien terhadap

penerimaan kas.

1.5 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan Tugas Akhir merupakan garis besar penyusunan

yang memudahkan jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi

tugas akhir adalah

48

Page 21: doc

49

1. Bagian Pengantar Tugas Akhir: terdiri dari Halaman Judul, Halaman

Persetujuan, Halaman Pengesahan, Pernyataan, Motto dan Persembahan,

Kata Pengantar, Daftar Isi, Sari Daftar Gambar dan Daftar Lampiran.

2. Bagian Utama Tugas Akhir terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang: Latar Belakang Masalah,

Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, dan

Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan tentang: Pengertian Sistem Akuntansi,

Pengertian Kas, Sistem Akuntansi Penerimaan Kas, Penjualan Tunai, Sistem

Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang: Lokasi Penelitian, Objek Kajian,

Metode Pengumpulan Data dan Metode Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menguraikan: Hasil Penelitian dan Pembahasan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi: Simpulan dan Saran.

3. Bagian pelengkap Tugas Akhir terdiri dari: Daftar Pustaka dan Daftar

Lampiran.

49

Page 22: doc

50

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi

Sistem adalah Sekelompok unsur yang erat berhubungan dengan satu

dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan

tertentu (Mulyadi, 2001:2). Sistem juga bisa diartikan suatu dari prosedur-

prosedur yang saling berhubungan yang disusun suatu skema yang

menyeluruh untuk pelaksanaan suatu kegiatan atau fungsi utama dari suatu

perusahaan (Baridwan, 1998:3). Sedangkan menurut Hall.A (2001:5)

Sistem didefinisikan sekelompok dua atau lebih komponen-komponen

yang saling berkaitan (interrelated) atau sub sistem-sistem yang bersatu

untuk mencapai tujuan yang sama.

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa system yaitu

prosedur atau susunan yang saling berhubungan antara bagian yang satu

dengan yang lain dan antara komponen yang satu dengan yang lain yang

telah dikoordinasikan sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi

demi untuk mencapai tujuan yang sama.

Akuntansi yaitu Suatu proses pencatatan, penggolongan,

peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi

(Yusuf, 2001:5). Akuntansi juga dapat diartikan suatu sistem informasi

50

8

Page 23: doc

51

berdasarkan mana pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan

mengambil keputusan (Hartanto, 1993:13)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah

kumpulan prosedur atau tekhnik pengadministrasian yang berupa

pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data

keungan suatu organisasi dalam bentuk laporan keungan untuk

pengambilan keputusan.

Sistem Akuntansi merupakan “salah satu system informasi diantara

berbagai system informasi yang digunakan oleh manajemen dalam

mengubah perusahaan. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir,

catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk

menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna

memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi , 2001:3)”

Sistem Akuntansi merupakan dokumen bukti transaksi, alat-alat

pencatatan, laporan-laporan, dan prosedur-prosedur yang digunakan

perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasil-

hasilnya (Al Haryono Yusuf, 2001:395).

Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

akuntansi merupakan suatu kesatuan untuk mengumpulkan, mengorganisir

dan mengikhtisarkan tentang berbagai transaksi perusahaan yang dapat

digunakan untuk membantu pimpinan dan manajemen dalam menangani

jalannya perusahaan.

51

Page 24: doc

52

2.1.2 Pengertian Kas

Kas adalah suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran

dalam akuntansi (Baridwan, 2000:85). Definisi kas menurut (Gito

Sudarmo, 2002: 31) yaitu nilai uang kontan yang dalam perusahaan

beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan

sebagai alat pembayaran kebutuhan finasial. Sedangkan menurut Sarwoko

dan Hakim (1989:119) yang dimaksud kas adalah uang tunai dalam

seluruh benda atau sumber lainnya (surat berharga) yang segera tersedia

untuk memenuhi kewajiban.

Dari ketiga pengertian kas diatas dapat disimpulkan kas adalah suatu

kekayaan yang dimiliki perusahaan yang merupakan aktiva paling lancar

yaitu paling sering berubah, yang berupa uang kontan dan digunakan

sebagai alat pertukaran atau pembayaran finasial bagi keperluan

perusahaan.

2.1.3 Pengertian Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat

untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dan penjualan tunai atau

dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum

perusahaan (Mulyadi, 2001:500). Selain itu sistem akuntansi penerimaan

kas menurut (Gito Sudarmo, 1992:61) dapat diartikan juga sebagai proses

aliran kas yang terjadi di perusahaan yang bersangkutan yang terdiri dari

aliran kas masuk (cash inflow)

52

Page 25: doc

53

Berdasarkan beberapa pengertian diatas yang dimaksud sistem

akuntansi penerimaan kas yaitu suatu jaringan prosedur yang menangani

suatu peristiwa atau kejadian yang mengakibatkan terjadinya penambahan

uang dalam kas yang berasal dari penjualan tunai maupun piutang yang

melibatkan bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama yang lain.

2.2 Pengertian Penjualan Tunai

Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara

mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang yang lebih

dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.

Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian di serahkan

kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh

perusahaan.

Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan jasa berasal dari

transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang

baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:

1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam

jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk

melakukan internal check.

2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu

kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan

penerimaan kas. (Mulyadi, 2001:455)

53

Page 26: doc

54

2.3 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi dalalm tiga

prosedur adalah:

1. Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale.

Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan,

melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli,

melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang

yang dibeli. Prosedur-prosedur yang dijalankan dalam penerimaan

kas dari over-the counter sale dengan langkah pembeli memesan

barang langsung kepada Wiraniaga (sales-person) di Bagian

Penjualan; Bagian Kas menerima pembayaran dari Pembeli dapat

berupa uang tunai, cek pribadi atau kartu kredit; Bagian Penjualan

memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkan barang

kepada Pembeli; Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke

Bank; Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam

jurnal penjualan; Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari

Penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas.

54

Page 27: doc

55

Bagian penjualan

Pembelian

Bank Bagian pengiriman barang

Bagian akuntansi

Bagian Kassa

Bagian pengiriman menyerahkan barang pada pembeli

Bagian penjualan memerintahkan bagian

pengiriman menyerahkan barang

kepada pembeli

Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan

Bag

ian

Pembeli membayar harga barang

Bagian kasa menyerahkan kas ke

bank

(5)

Pembeli memesan barang 1

(4)(2)

(7)

(3)

(6)

Gambar 1 Penerimaan Kas dari Over-The- Counter Sales Sumber: (Mulyadi, 2001:457)

2. Penerimaan Kas dari COS Sales

Cash-On-Delevery Sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan

yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan

sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD

Sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk

memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan

penerimaan kas dari perusahaan penjual. COD sales melalui pos belum

merupakan sistem penjualan yang umum berlaku di Indonesia.

55

Page 28: doc

56

Prosedur yang dilaksanakan COD Sales adalah Pembeli memesan

barang lewat surat yang dikirim melalui kantor pos; Penjual mengirimkan

barang melalui kantor pos pengirim dengan cara mengisi formulir COD

Sales di kantor pos; Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir

COD Sales sesuai dengan instruksi penjual kepada kantor pos penerima;

Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD

Sales, memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman

barang COD Sales; Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos

penerima dan melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam

formulir COD Sales dan pembeli memperoleh barang yang telah dipesan;

Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COD Sales

telah dilaksanakan. Kantor pos pengirim memberitahu penjual bahwa

COD Sales telah selesai dilaksanakan, sehingga penjual dapat mengambil

kas yang diterima dari pembeli. Lihat prosedur COD Sales dibawah ini.

56

Page 29: doc

57

Kantor Pos Pengirim

Kantor pos mengirim barang ke Alamat pembeliKt pos penerima

K

antor pos

pengirim

(1)

Pembeli memesan barang

P

enjual

mengiri

Penjual Pembeli

Kantor Pos Penerima

P

embeli

memba

yar

K

antor pos

mengirim

Gambar 2 Penerimaan Kas dari COD Sales Sumber: (Mulyadi, 2001:457)

3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sale

Credit Card merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli

dan sarana pembayaran bagi pembeli, baik dalam over-the counter sales

maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan

melalui jasa pos atau angkutan umum. Dalam Over-the Counter Sale,

pembeli datang ke perusahaan melakukan pemilihan barang atau produk

yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan menggunakan

kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang melibatkan pos atau perusahaan

angkutan umum, pembeli tidak perlu datang ke perusahaan penjual.

Pembeli memberikan persetujuan tertulis untuk penggunaan kartu kredit

dalam pembayaran barang.

57

Page 30: doc

58

Dibawah ini gambar penerimaan kas dari Credit Card Sales:

Bagian penjualan

Pemegang kartu kredit

Bank penerbit

Bagian pengiriman barang

Bagian kas

Bagian

pengiriman

Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli

Secara periodik bank penerbit kartu kedit melakukan penagihan kepada pemegang kartu kredit

6

Pemegang kartu kredit meemsan barang 1

Peme

gang kartu

Gambar 3 Penerimaan Kas dari Credit Card Sales Sumber: (Mulyadi, 2001:461)

Kartu kredit dapat digolongkan menjadi Kartu Kredit Bank (Bank

Cards), Kartu Kredit Perusahaan (Company Cards), dan Kartu Kredit

Bepergian dan Hiburan (Travel and Entertainment Cards).

a. Kartu Kredit Bank (Bank Cards)

Kartu Kredit Bank yang banyak beredar adalah Visa dan

Master Card, yang secara sengaja memperoleh kredit dari bank.

Perusahaan yang menerima pembayaran dengan kartu ini dapat

memperoleh uang tunai dari bank dengan menukarkan Copy Credit

Card Sales Slip ke bank yang bersangkutan. Bank setiap bulan sekali

58

Page 31: doc

59

menagih pemegang kartu kredit, yang telah digunakan untuk transaksi

pembelian dalam jangka waktu sebulan sebelumnya.

Bank Penerbit Kartu Kredit

Pemegang Kartu Kredit

Merchan

Secara periodik bank penerbit kartu kredit menagih piutang kepada pemegang kartu kredit

Menyetor credit card sales slip ke rekening giro merchant

Membeli barang atau jasa dengan kartu kredit bank

Gambar 4 Skema Penjualan dengan Kartu Kredit Bank Sumber: (Mulyadi, 2001:460)

b. Kartu Kredit Perusahaan (Company Cards)

Kartu Kredit Perusahaan ini diterbitkan oleh perusahaan

tertentu untuk para pelanggannya, pelanggan dapat menggunakan kartu

kredit ini untuk membeli barang hanya ke perusahaan yang telah

menerbitkannya. Penagihan harga barang yang telah dibeli oleh

perusahaan dilakukan pada akhir bulan atau tanggal tertentu, penjualan

melalui kartu ini pada dasarnya merupakan kredit.

c. Kartu Kredit Bepergian dan Hiburan (Travel and Entertainment

Cards)

American Express, Diner’s Club, dan Cartel Blance termasuk

dalam Travel and Entertainment Club, yang pada umumnya digunakan

dalam bisnis restaurant, hotel, dan motel. Perusahaan penjual barang

59

Page 32: doc

60

menguangkan Credit Card Sales, slip dari transaksi penjualannya ke

perusahaan yang menerbitkan kartu kredit tersebut. Jurnal untuk

mencatat penjualan dengan menerima kartu kredit jenis ini tidak

berbeda dengan jurnal penjualan dengan menerima kartu kredit bank.

Credit Card Sale adalah transaksi penjualan tunai (yang

merupakan bentuk lain Over-the Counter Sale) yang pembeli

melakukan dengan menggunakan kartu kredit.

2.4 Bagian yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

atas Penjualan Tunai

Supaya transaksi penerimaan kas atas penjualan tunai tidak

terpusat pada satu bagian saja, maka dalam menerapkan sistem

akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai seharusnya melibatkan

beberapa bagian dalam perusahaan. Hal ini sangat diperlukan guna

memenuhi prinsip-prinsip pengendalian intern dan menghindari

penyimpangan-penyimpangan yang ada. Bagian-bagian yang terkait

dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:

1. Bagian penjualan

2. Bagian kas

3. Bagian gudang

4. Bagian pengiriman

5. Bagian akuntansi (Mulyadi, 2001:462)

60

Page 33: doc

61

Bagian penjualan dalam penerimaan kas bertanggung jawab

menerima order dari pembeli, selain itu mengisi faktur penjualan tunai

untuk diserahkan kepada pembeli guna kepentingan pembataran harga

barang ke bagian kas. Bagian kas bertanggung jawab menerima kas

pada transaksi penjualan, dan harus menyetorkan kas tersebut ke bank

pada hari itu juga dengan jumlah penuh.

Bagian gudang bertugas menyediakan barang pesanan pembeli

dan sekaligus menyerahkan barang tersebut ke bagian pengiriman.

Setelah barang tersebut sampai kebagian pengiriman maka barang

tersebut dibungkus dan diserahkan kepada pembeli, kemudian dari

bagian akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan,

penerimaan kas dan membuat laporan penjualan.

2.5 Informasi yang diperlukan oleh Manajemen

Informasi yang umumnya diperlukan manajemen dalam

penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:

2.5.1 Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau

kelompok produk selama jangka waktu tertertu.

2.5.2 Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.

2.5.3 Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu

tertentu.

2.5.4 Nama dan alamat pembeli.

2.5.5 Kuantitas produk yang dijual.

61

Page 34: doc

62

2.5.6 Nama Wiraniaga yang melakukan penjualan.

2.5.7 Otorisasi pejabat yang berwenang.

2.6 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

atas Penjualan Tunai

Pencatatan transaksi penjualan barang dagangan tidak lepas dari

dokumen-dokumen. Dokumen disini berfungsi sebagai pendukung

sehingga tercatatnya sebuah transaksi. Dokumen yang dimaksud

merupakan formulir pertama untuk merekam suatu transaksi. Dalam

formulir ini peristiwa yang terjadi dalam perusahaan direkam di atas

kertas tertulis. Formulir adalah dokumen yang digunakan untuk

merekam terjadinya transaksi (Mulyadi, 2001:3).

Dokumen-dokumen yang digunakan yang biasa digunakan dalam

mencatat system akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:

1. Faktur penjualan Tunai

2. Pita register kas

3. Credit Card Salles slip

4. Bill of lading

5. Faktur penjualan COD

6. Bukti setor bank

7. Rekapitulasi harga pokok penjualan (Mulyadi, 2001:463)

Faktur penjualan tunai disini berfungsi memerintah kepala bagian

kasa untuk menerima uang dari pembeli sejumlah yang tercantum dalam

62

Page 35: doc

63

dokumen tersebut. Pita register kas (cash register tape) digunakan untuk

mendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan

sebagai bukti penerimaan kas dari bagian kas.

Dokumen Credit Card Sales Slp, diisi oleh bagian kas dan

berfungsi sebagai alat menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan

kartu kredit. Sebagai transaksi penjualan yang dilakukan oleh pemegang

kartu kredit.

Dokumen lainnya yang dapat digunakan dalam pencatatan ini

yaitu Bill of lading. Dokumen ini digunakan sebagai bukti penyerahan

barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan agkutan

umum, dan digunakan dalam penjualan COD (Cash-on-delivery) yang

penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.

Selain itu faktur penjualan COD (Cash-on-delivery) digunakan pula

sebagai perekam berbagai informasi yang diperlukan untuk manajemen

mengenai transaksi penjualan tunai. Bukti setor bank digunakan sebagai

bukti penyetoran kas dari penjualan tunai ke bank. Adapun bukti setor

bank ini dipakai oleh bagian akuntansi sebagai dokumen sumber untuk

pencatatan transaksi penerimaan kas atas penjualan tunai ke dalam jurnal

penerimaan kas. Terakhir, dokumen rekapitulasi harga pokok penjualan.

Dokumen ini digunakan bagian akuntansi untuk meringkas harga pokok

produk yang dijual selama satu periode dan sebagai dokumen pendukung

bagi pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk

yang dijual.

63

Page 36: doc

64

2.7 Catatan Akuntansi yang digunakan dalam Sistem Akuntansi

Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai

Posting yang dilakukan oleh bagian jurnal dalam pencatatan

penerimaan kas harus melalui beberapa tahap yaitu dengan

menggunakan catatan-catatan akuntansi. Menurut Mulyadi dalam buku

yang berjudul Sistem Akuntansi, catatan-catatan yang digunakan

dalam transaksi penerimaan kas atas penjualan tunai adalah:

1. Jurnal penjualan

2. Jurnal penerimaan kas

3. Jurnal Umum

4. Kartu persediaan

5. Kartu gudang (Mulyadi, 2001:468)

Jurnal penjualan digunakan untuk meringkas dan mencatat data

penjualan saat perusahaan menjual produk dan jurnal ini dapat pula

digunakan oleh manajemen sebagai informasi penjualan di dalam

perusahaan, sedangkan jurnal penerimaan kas oleh bagian akuntansi

digunakan untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber

diantaranya dari penjualan tunai. Setiap terjadi penjualan, maka harga

pokok dicatat oleh bagian akuntansi dalam jurnal umum, sedangkan

kartu persediaan dapat digunakan untuk mencatatat berkurangnya

harga pokok persediaan yang terjual.

64

Page 37: doc

65

Kartu gudang digunakan sebagai pencatat mutasi dan

persediaan barang yang disimpan dalam gudang, dalam transaksi

penjualan tunai kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya

kuantitas produk yang telah terjual.

2.8 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan

Kas atas Penjualan Tunai

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai adalah:

1. Prosedur Order Penjualan

Prosedur Order Penjualan pada Bagian order penjualan

memulai transaksi dengan menerima order dari pembeli dengan

membuat faktur penjualan tunai rangkap tiga lembar (1) Faktur

penjualan tunai lembar ke-1 diserahkan kepada pembeli untuk

memungkinkan pembeli melakukan pembayaran kepada bagian

kassa, (2) Faktur penjualan tunai lembar ke-2 dikirimkan kepada

bagian gudang, untuk menyiapkan barang pesanan, (3) Faktur

penjualan tunai lembar ke-3 Faktur penjualan tunai lembar ke-3

diarsipkan secara permanent oleh bagian order penjualan menurut

nomor urut.

Untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga

barang ke fungsi kas, dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan

fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan

65

Page 38: doc

66

kepada pembeli. Di dibawah ini adalah sistem penerimaan kas dari

bagian order penjualan.

a. Prosedur Penerimaan Kas

Prosedur penerimaan kas adalah pada bagian kassa menerima

pembayaran harga barang dari pembeli kemudian bagian kassa

mengoperasikan Pita register kas sebagai tanda pembayaran dan

memberikan tanda cap “Lunas” pada faktur penjualan tunai.

Faktur penjualan tunai dan pita register kas diserahkan kepada

bagian pengiriman melalui pembeli untuk memungkinkan

pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya

dari fungsi pengiriman, juga mengisi bukti setor bank dan

menyetorkan penerimaan kas dari penjualan tunai kepada bank

dalam jumlah penuh yang dibuat rangkap tiga dengan distribusi

(1) Bukti setor bank lembar ke-1 diserahkan kepada bank

bersamaan dengan penyerahan uang setoran, (2) Bukti setor bank

lembar ke –2 diserahkan kepada bagian jurnal, (3) Bukti setor

bank lembar ke-3 diarsipkan secara permanen oleh bagian kassa

menurut tanggal transaksi.

b. Prosedur Penyerahan Barang

Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang

kepada pembeli.

c. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan

transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal

66

Page 39: doc

67

penerimaan kas, serta mencatat berkurangnya persediaan barang

yang dijual dalam kartu persediaan.

d. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank

Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan

penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada

suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas yang diterima dari

penjualan tunai ke bank dalam jurnal penuh.

e. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas

ke dalam jurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank yang

diterima dari bank melalui fungsi kas.

f. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga

pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu

persediaan. (Mulyadi, 2001:469-470).

Bagan alir dokumen Sistem Penerimaan Kas dari over-the-

counter sales adalah;

67

Page 40: doc

68

Bagian Order Penjualan

Menerima order dari

Kantor

N Via Pembeli

32

FPT 1

Mengisi faktur

penjualan tunai

Mulai

2

1

FPT : Faktur Penjualan Tunai Gambar 5 Bagian Order Penjualan Sistem Penerimaan Kas (Mulyadi, 2001:467)

Sumber : (Mulyadi, 2001:476)

68

Page 41: doc

69

Bagian Kassa

1

FPT 1

4

32

N

Bersama Uang

32

1bu

kti setor

Menyetor kas ke bank

1bu

kti setor b k

5

Menerima uang dari

b li

Mengoperasikan register k

PRK

FPT 1

Mengisi bukti setor bank

Diserahkan ke bank

FPT : Faktur Penjualan Tunai PRK : Pita Register Kas

Gambar 6 Bagian Kassa Sistem Penerimaan Kas (Mulyadi, 2001:476)

69

Page 42: doc

70

Bagian Gudang

2

FPT 2

Kartu Gudang

Menyerahkan barang

FPT 2

BersamaBarang

4

FPT : Faktur Penjualan Tunai

Gambar 7 Bagian Gudang Sistem Penerimaan Kas (Mulyadi, 2001:476)

70

Page 43: doc

71

Bagian Pengiriman

FPT : Faktur Penjualan Tunai

3

PRK FPT 1

FPT 2

4

Membandingkan FPT il 1

dan lb 2

Menyerahkan barang kepada

pembeli

2FPT 1

PRK

6

Bersama barang Sebagai slip Pembungkus

Untuk Pembeli

PRK : Pita Register Kas

Gambar 8 bagian Pengiriman Sistem Penerimaan Kas (Mulyadi, 2001:476)

71

Page 44: doc

72

Bagian Jurnal

6

PRK

FPT 1

Jurnal Penjualan

7

4

Jurnal Penerimaan kas

Bukti setor Bank

T

8

RHPP

Bukti Memorial

Jurnal Umum N

selesai

FPT : Faktur Penjualan Tunai PRK : Pita Register Kas RHPP : Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

Gambar 9 Bagian Jurnal Sistem Penerimaan Kas (Mulyadi, 2001:477)

72

Page 45: doc

73

Bagian Kartu Persediaan

FPT : Faktur Penjualan Tunai PRK : Pita Register Kas RHPP : Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

7

Kartu persediaan

Membuat rekapitulasi

RHPP

Secara periodik

PRK

FPT 1

Membuat bukti memorial

RKPP Bukti memorial

N

8

Gambar 10 Bagian Sistem Penerimaan Kas (Mulyadi, 2001:477)

73

Page 46: doc

74

2.9 Unsur Pengendalian Intern pada Sistem Akuntansi Penerimaan

Kas atas Penjualan Tunai.

Perusahaan tidak akan bisa berjalan lancar tanpa adanya sistem

pengendalian intern, karena sistem ini dapat melindungi perusahaan

dari penyelewengan-penyelewengan ataupun kecurangan-kecurangan

yang dilakukan oleh bagian-bagian yang terkait. Sistem pengendalian

intern yang baik diharuskan kas dilibatkan dengan pihak luar (bank)

untuk mengawasi kas perusahaan. Perusahaan dapat memanfaatkan

catatan pihak bank untuk dicocokkan kebenarannya dengan catatan kas

perusahaan. Dengan sistem pengendalian intern ini, transaksi

penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas dapat

direkonsiliasi dengan bukti setor bank. Adapun unsur-unsur

pengendalian intern sistem penerimaan kas atas penjualan tunai

tersebut antara lain:

1. Organisasi

Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem

akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai, diperlukan unsur

pokok yang bertujuan untuk membentuk organisasi dalam

mengatasi perusahaan. Hal yang harus dilakukan adalah sebagai

berikut: bagian penjualan harus terpisahkan dari bagian kas, bagian

kas harus terpisahkan dari bagian akuntansi, dan pada transaksi

penjualan tunai harus dilaksanakan oleh bagian penjualan, bagian

kas, bagian pengiriman, dan bagian akuntansi (Mulyadi,

2001:471).

74

Page 47: doc

75

a. Bagian Penjualan Harus Terpisahkan dari Bagian Kas

Untuk menghindari adanya penyelewengan ataupun

kecurangan dalam perusahaan maka bagian penjualan harus

dipisahkan dari bagian kas dikarenakan bagian operasi harus

dipisahkan dari bagian penyimpanan uang tersebut. Jadi

penerimaan kas dilakukan oleh bagian kassa dan akan dicek

oleh bagian order penjualan atas kebenarannya.

b. Bagian Kas harus terpisahkan dari Bagian Akuntansi.

Berdasarkan unsur sistem pengendalian intern yang

baik, bagian akuntansi harus dipisahkan dari kedua bagian

pokok yang lain: bagian operasi dan bagian penyimpanan. Hal

ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan

menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. Jika suatu

sistem terjadi penggabungan antara bagian akuntansi dengan

kedua bagian pokok yang lain: bagian operasi dan bagian

penyimpanan, maka semua itu membuka kesempatan bagi

karyawan perusahaan yang ingin melakukan kecurangan

dengan cara mengubah catatan akuntansi untuk menutupi

kecurangan yang dilakukannya.

c. Transaksi Penjualan Tunai Dilaksanakan oleh Bagian

Penjualan, Bagian Kas, Bagian Pengiriman, dan Bagian

Akuntansi.

Dalam transaksi penjualan tunai tidak ada yang

melaksanakan secara lengkap transaksi tersebut hanya oleh satu

bagian saja. Keuntungan adanya penanganan transaksi

75

Page 48: doc

76

penjualan tunai yang dilakukan oleh bagian penjualan, bagian

kas, bagian pengiriman, dan bagian akuntansi, yaitu akan

tercipta adanya pengecekan intern pekerjaan setiap bagian

tersebut oleh bagian lainnya, maka kemungkinan untuk terjadi

penyelewengan-penyelewengan ataupun kecurangan sangatlah

kecil.

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Di dalam perusahaan sistem otorisasi dan prosedur

pencatatan merupakan alat yang penting bagi manajemen untuk

mengadakan pengawasan terhadap semua kegiatan operasional

perusahaan, begitu pula dengan prosedur pencatatan harus

diterapkan secara konsisten agar mudah dilakukan pengendalian

dan pengawasan. Sistem otorisasi prosedur pencatatan yang dapat

diterapkan dalam sistem akuntansi penerimaan kas meliputi:

penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh bagian penjualan

dengan menggunakan faktur penjualan tunai, penerimaan kas

diotorisasi oleh bagian kas dengan cara membubuhkan cap “lunas”

dan penempelan pita register kas pada faktur penjualan tunai,

penyerahan barang diotorisasi oleh bagian pengiriman dengan cara

membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai,

penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan

otorisasi dari bank penerbit, pencatatan ke dalam catatan akuntansi

harus didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan

dokumen pendukung yang lengkap, dan pencatatan sumber yang

76

Page 49: doc

77

dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, dan

pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh

karyawan yang diberi wewenang untuk itu (Mulyadi, 2001:471).

Dibawah ini dijelaskan sistem otorisasi dan prosedur

pencatatannya.

a. Penerimaan Order dari Pembeli Diotorisasi oleh Bagian

Penjualan dengan Menggunakan Formulir Faktur Penjualan

Tunai.

Transasksi penjualan tunai dimulai dengan

diterbitkannya faktur penjualan tunai oleh bagian penjualan.

Dengan formulir ini bagian penerimaan kas akan menerima kas

dan bagian pengiriman akan menyerahkan barang kepada

pembeli. Faktur penjualan tunai diotorisasikan kebagian

penjualan agar menjadi dokumen yang benar dan dapat dipakai

sebagai dasar untuk penerimaan kas dari pembeli, dan menjadi

perintah bagi bagian pengiriman untuk menyerahkan barang

kepada pembeli setelah barang tersebut dilunasi oleh pembeli,

dan digunakan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan

dalam catatan akuntansi.

b. Penerimaan Kas Diotorisasi oleh Bagian Kas dengan Cara

Membubuhkan Cap “Lunas” pada Faktur Penjualan Tunai dan

Penempelan Pita Register Kas pada Faktur Tersebut.

77

Page 50: doc

78

Agar tidak terjadi adanya kesalahan dalam pelunasan

pembayaran karena kelalaian maka setelah bagian penerimaan

kas menerima kas dari pembeli, bagian tersebut harus

membubuhkan cap “Lunas” dan menempelkan pita register kas

pada faktur penjualan tunai dapat memberikan otorisasi bagi

bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembeli.

c. Penyerahan Barang Diotorisasi oleh Bagian Pengiriman dengan

Cara Membubuhkan Cap “Sudah Diserahkan” pada Faktur

Penjualan Tunai.

Agar bagian akuntansi memperoleh bukti yang benar

adanya transaksi rekening hasil penjualan dan persediaan

barang maka setelah barang diserahkan kepada pembeli, bagian

pengiriman barang membubuhkan cap “Sudah Diserahkan”

pada faktur penjualan tunai, yang artinya barang tersebut telah

diserahkan kepada pembeli yang berhak.

d. Penjualan dengan Kartu Kredit Bank Didahului dengan

Permintaan Otorisasi dari Bank Penerbit.

Dalam sistem yang on line, mechant dilengkapi dengan

suatu alat yang dihubungkan secara on line dengan komputer

bank penerbit kartu kredit. Otorisasi diperoleh merchant

dengan cara memasukkan kartu kredit pelanggan ke dalam alat

tersebut. Dengan alat ini merchant terhindar dari kemungkinan

ketidakbonafitan pemegang kartu kredit. Jika bukan sistem on

78

Page 51: doc

79

line yang digunakan oleh perusahaan, untuk menghindari

pemegang kartu kredit tercantum dalam daftar hitam yang

diterbitkan oleh bank penerbit kartu kredit secara berkala.

e. Pencatatan ke dalam Catatan Akuntansi Harus Didasarkan atas

Dokumen Sumber yang Dilampiri dengan Dokumen Yang

Lengkap.

Adanya dokumen pendukung yang lengkap dan telah

diotorisasikan oleh pejabat yang berwenang dapat digunakan

sebagai bukti untuk mengetahui kebenaran dokumen sumber.

Dalam sistem penjualan tunai, pencatatan mutasi piutang harus

didasarkan oleh dokumen sumber yaitu faktur penjualan tunai

sedangkan dokumen pendukungnya adalah pita register kas.

f. Pencatatan ke dalam Catatan Akuntansi Harus Dilakukan oleh

Karyawan yang Diberi Wewenang untuk itu.

Dalam pengubahan catatan akuntansi hanya dapat

dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk

pengubahan tersebut. Sehabis karyawan tersebut

memutakhirkan atau up-date data catatan akuntansi

berdasarkan dokumen sumber, dan harus ditandatangani, juga

diberi tanggal pada dokumen sumber sebagai bukti telah

dilakukannya pengubahan data yang dicatat dalam catatan

akuntansi pada tanggal tersebut.

79

Page 52: doc

80

3. Praktek yang Sehat

Praktek yang sehat dicapai setiap karyawan telah

melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya sesuai dengan

prosedur yang telah ditentukan. Adapun praktik yang sehat yang

harus diterapkan dalam menjalankan penerimaan kas atas

penjualan tunai adalah sebagai berikut: faktur penjualan tunai

harus bernomor urut tercetak dan pemakaiannya

dipertanggungjawabkan oleh bagian penjualan, sedangkan jumlah

kas yang diterima dari penjualan tunai harus disetor seluruhnya ke

bank pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya, dan

melakukan perhitungan saldo kas yang ada ditangan bagian kas

secara periodik dan mendadak diperiksa oleh bagian pemeriksa

intern (Mulyadi, 2001:474).

80

Page 53: doc

81

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penyusunan penelitian ini dibutuhkan data-data dengan

menggunakan metode-metode tertentu. Maksud dari metode-metode penelitian

yaitu cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan atau mengetahui data-data

atau sumber-sumber secara lengkap dan tepat dalam pencapaian tujuan penelitian

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PERUM

PERHUTANI UNIT 1 JAWA TENGAH yang beralamatkan di jalan

Pahlawan No. 15-17 Semarang.

3.2 Objek Kajian

Objek kajian penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi

titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1997:99). Adapun objek

kajian dalam penelitian yang penulis lakukan adalah sistem akuntansi

penerimaan kas pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah:

1. Metode Wawancara

Metode Wawancara atau Interview adalah suatu cara untuk

mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung

kepada seorang informan atau seorang ahli yang berwenang dalam suatu

39

81

Page 54: doc

82

masalah. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara

mengajukan pertanyaan kepada unit organisasi yang terkait dalam

pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan kas pada Perum Perhutani Unit

1 Jawa Tengah.

2. Metode Observasi

Metode observasi adalah pengamatan secara langsung pada suatu

objek yang akan diteliti dengan tujuan untuk memperoleh gambaran

mengenai objek. Metode ini digunakan untuk melakukan pengamatan

secara langsung mengenai sistem akuntansi penerimaan kas pada Perum

Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pencatatan atas data yang diperoleh

dari kumpulan dokumen-dokumen dilokasi penelitian terkait. Metode

dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data mengenai

dokumen dan data-data yang dibutuhkan untuk penelitian mengenai sistem

akuntansi penerimaan kas pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.

4. Metode Kepustakaan

Metode Kepustakaan adalah metode pengumpulan data yang

menggunakan buku yang berhubungan dengan masalah yang sedang

dibahas. Kepustakaan dilakukan oleh dengan cara membaca buku dan

literatur yang terkait dengan sistem akuntansi penerimaan kas pada Perum

Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.

82

Page 55: doc

83

3.4 Metode Analisis Data

1. Teknik Penyajian Data

Untuk mencapai tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan

dalam penyusunan tugas akhir ini dan untuk diperoleh suatu kesimpulan

maka data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan mengamati

mengenai diperlukannya sesuai kriteria dan hal-hal yang diperlukan dalam

suatu pendataan. Penyajian data pemilihan adalah mengelompokkan data-

data sesuai kriteria masing-masing dan yang dibutuhkan dalam penelitian.

Penyajian data ini dipergunakan metode deskriptif kualitatif yaitu

menggambarkan kenyataan-kenyataan yang terjadi bersifat umum dan

kemungkinan masalah yang dihadapi serta solusinya.

2. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian disajikan berdasarkan analisis.

Secara umum analisis data yang digunakan adalah secara kualitatif yaitu

analisis yang tidak didasarkan pada perhitungan statistika yang berbentuk

angka, dengan cara membandingkan antara teori dan fakta yang terjadi

dalam perusahaan mengenai sistem akuntansi penerimaan kas.

83

Page 56: doc

84

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan

Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah merupakan Badan Usaha

Milik Negara yang didirikan pada tahun 1972 berdasarkan PP No. 15

tahun 1972 yang telah diubah menjadi PP No. 36 Tahun 1936.

Dalam sejarah pendirian Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

mengalami 4 masa perkembangan yaitu Masa Feodal (Sebelum Tahun

1604), Masa Kolonial Belanda (Tahun 1604-1942), Masa Pendudukan

Jepang (Tahun 1942-1945), Masa Kemerdekaan (Tahun 1945-

sekarang). Sejalan dengan perubahan yang terjadi maka sejarah hutan

dan kehutanan di Jawa dan Madura juga mengalami keadaan pasang

surut, dengan adanya perubahan disebabkan karena kondisi Indonesia

yang mengalami masa perkembangan sebagai berikut:

1. Masa Feodal (Sebelum Tahun 1604)

Semua hutan yang ada di Jawa dan Madura berada di bawah

kekuasaan para raja, karena pada masa itu belum dikenal adanya

pengurusan hutan secara teratur.

2. Masa Kolonial Belanda (Tahun 1604-1942)

Pada masa kolonial Belanda, secara berangsur-angsur hutaan

diambil alih dari tangan raja. Pada tahun 1808 di bawah pemerintahan

Boendels, dibentuk Badan Pelaksanaan Khusus yang terdiri dari

42

84

Page 57: doc

85

Inspektur Jendral Lembaga Administrasi Hutan, kemudian diadakan

usaha untuk merintis kegunaan dan pengurusan hutan yang lebih baik

berdasarkan ilmu pengetahuan modern yang dipelopori oleh 2 orang

ahli kehutanan dari jerman yaitu Muller dan Jordes pada tahun 1845.

Pada tahun ini juga dibentuk DENIST VAN BOSC WEZEN yang

merupakan kesatuan tugas untuk menguasai wilayah dari kehutanan

setempat dan diteruskan dengan berlakunya UU Kehutanan No. 1

Tahun 1879 maka perundang-undangan kehutanan dikenal dengan

nama BOSC REGLEMENT (Peraturan Kehutanan0. Pada tahun 1979,

hutan jati mulai dijaga secara intensif dan disesuaikan dengan

perkembangan ekonomi kehutanan modern staf di Eropa untuk

meningkatkan hasil hutan secara komersial. Dalam usaha itu, maka

pada tahun 1929 dibentuk “jati bedrisf” atau perusahan jati tetapi

mengalami kegagalan. Kemudian tahun 1936 struktur organisasi

perusahan berubah menjadi jawatan dan ini berlaku sampai berakhir

masa kolonial Belanda.

3. Masa Pendudukan Jepang (Tahun 1942-1945)

Pada masa pendudukan Jepang (1942) Dienst Van Bosh Wezem

diganti dengan nama Ringo Tyud Zumuzjo. Selama masa pendudukan

jepang, hutan di pulau Jawa mengalami kerusakan fisik dan kegiatan

produksi sering terhambat, hal ini disebabkan karena pihak Jepang

mengadakan penerbangan yang jauh melampoi batas penerbangan,

85

Page 58: doc

86

akhirnya pemerintah Jepang, Ringo Tyud Zumuzjo ditempatkan di

bawah Departemen Kehutanan.

4. Masa Kemerdekaan (Tahun 1945-sekarang)

Setelah Indonesia merdeka, maka Ringo Tyud Zumuzjo diambil

oleh pemerintah Republik Indonesia dan dijadikan jawatan kehutanan

yang bersifat imperialisme dan berada di bawah kementrian

kemakmuran yang akhirnya menjadi Kementrian Pertanian.

Kemerdekaan Indonesia menyebabkan adanya usaha pemerintah

kearah pemberian otonomi dari pusat ke daerah yang diatur dengan PP.

No. 64 tahun 1957. Untuk meningkatkan sumber penghasil lahirlah

Peraturan PemerintahPengganti UU No. 19 tahun 1969 yang menjadi

landasan kerja di bidang kehutanan. Pada masa Orba, sehubungan

dengan usaha pemerintah ke arah stabilitas politik dan ekonomi, maka

berdasarkan UU No. 19 tahun 1960 tentang perusahaan negara terdapat

banyak perbedaan dalam membentuk status, hukum, sistem

kepegawaian dan administrasi keuangan. Berdasarkan Keputusan

MPRS. No. XXXII Tahun 1967, lahirlah Inpres No. 17 Tahun 1967

yang mengatur tentang debirokrasi dan kontrol dari perusahaan-

perusahaan negara termasuk perusahaan negara Perhutani. Berdasarkan

Inpres maka seluruh perusahaan negara dan daerah dibagi menjadi 3

bentuk yaitu:

1. Usaha Negara, Perusahaan Jawatan.

2. Usaha Negara, Perusahaan Umum.

86

Page 59: doc

87

3. Usaha Negara, Persero.

Dalam perjalanan usahanya, Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

kembali diatur oleh PP No. 36 Tahun 1986. Dalam Peraturan

Pemerintahan tersebut, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

ditambah 1 unit lagi yaitu Perum Perhutani Unit III Jawa Barat yang

berkedudukan di Bandung.

4.1.2 Bidang Usaha

Pada dasarnya sifat usahanya yaitu menyediakan pelayanan

bagi pemanfaatan untuk mencapai keuntungan, serta

menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan untuk menunjang

pelaksanaan program pemerintah dibidang kehutanan untuk

menunjang pelaksanaan program pemerintah dibidang ekonomi dan

pembangunan. Bidang Usaha yang dikelola Perum Perhutani Unit 1

Jawa Tengah antara lain:

1. Perencanaan Hutan dan Pengembangan

Bertujuan untuk mencapai hasil maksimum berdasarkan prinsip

pengelolaan hutan yang lestari dan serbaguna.

2. Reboisasi

Sebagian besar reboisasi dilakukan dengan alasan:

a. Wilayah kerja Perum Perhutani Unit 1 Jaw Tengah

merupakan wilayah dengan jumlah penduduk yang padat.

b. Menciptakan lapangan kerja bagi penduduk sekitar hutan.

c. Untuk menjamin terpeliharanya konservasi selain tanah dan air.

87

Page 60: doc

88

3. Pemeliharaan Hutan

Bertujuan untuk membuat tegakan hutan yang berpotensi tinggi

pada saat masa tebang untuk menjaga kesuburan tanah dan

kelestarian lingkungan. Pemeliharaan hutan dapat berupa

pemangkasan tanaman sela, penjarangan, penyiangan,

perlindungan hutan dari hama Penyakit.

4. Bidang Industri

Ada 2 kegiatan dibidang industri yaitu:

1. Industri Kayu

Industri kayu berasal dari produksi gergajian kayu jati.

2. Industri Non Kayu

Indusri ini dihasilkan berupa getah, gondorukem, minyak kayu

putih, dan benang sutra.

5. Bidang Hukum, Keamanan dan Agraria

Kegiatan dibidang hukum, keamanan, dan agraria yang dilakukan

oleh Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

1. Pemberian bantuan hukum bagi petugas yang terkena perkara

pidana.

2. Konsultasi hukum.

Sesuai dengan surat edaran Direksi No. 001.2/Dir/1989 perihal

konsultasi segi hukum, telah dilaksanakan pemberian bahan

pertimbangan dan edaran penyempurnaan pembuatan konsep

perjanjian dengan pihak II diluar bidang agraria kehutanan,

88

Page 61: doc

89

misalnya konsep perjanjian tentang penggergajian kayu,

pemasukan gondorukem, kerjasama bidang pengelolaan wana

wisata dan sebagainya.

4.1.3 Visi dan Misi

Perum Perhutani sebagai perusahaan negara yang diharapkan dapat

berperan sebagai pemandu, stabilitor dan dinamisator bagi pelaku

ekonomi terutama usaha kecil dan koperasi, melalui kemitraan yang

relevan, berdaya guna dan berhasil guna serta menguntungkan semua

pihak sesuai dengan dengan perkembangan, maka telah dirumuskan

visi dan misi Perum Perhutani sebagai paradigma baru pengelolaan

hutan di Jawa dan Madura. Adapun Visi dan Misi Perusahaan adalah

sebagai berikut:

4.1.3.1 Visi Perusahaan

Visi Perusahaan adalah Pengelolaan sumber daya hutan sebagai

ekosistem di pulau jawa secara adil, demokrasi, efisien, dan

professional guna menjamin kelanjutan fungsi dan manfaatnya untuk

kesejahteraan masyarakat.

4.1.3.2 Misi Perusahaan

Misi dari Perum perhutani adalah sebagai berikut:

1. Melestarikan dan meningkatkan mutu sumber daya hutan dan

mutu lingkungan hidup.

89

Page 62: doc

90

2. Menyelenggarakan usaha dibidang kehutanan berupa barang dan

jasa guna memupuk keuntungan perusahaan dan memenuhi hajat

hidup orang banyak.

3. Mengelola hutan sebagai ekosistem secara partisipasif sesuai

dengan karakteristik wilayah untuk mendapatkan manfaat yang

optimal bagi perusahaan dan masyarakat.

4. Memberdayakan sumber daya manusia melalui lembaga

perekonomian masyarakat guna mencapai kesejahteraan dan

kemandirian.

4.1.4 Struktur Organisasi

Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan memerlukan wadah

agar terdapat kesamaan tujuan dan arah yang di kehendaki dengan

optimal, Wadah tersebut adalah organisasi. Tujuan utama

pembentukan organisasi adalah untuk mempermudah pekerjaan atau

pelaksanaan tugas, yaitu dengan membagi wewenang dan tanggung

jawab secara sistematis.

Adapun bentuk struktur organisasi Perum Perhutani Unit I Jawa

Tengah adalah sistem organisasi garis staf. Bentuk organisasi ini telah

dipilih perusahaan dengan mempertimbangkan proporsi besar kecilnya

wewenang dan tanggung jawab dari setiap bagian dalam perusahaan.

Untuk lebih jelasnya, bagan struktur organisasi Perum Perhutani Unit I

Jawa Tengah dapat dilihat pada halaman berikut ini.

90

Page 63: doc

91

SUMBER : SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH

91

Page 64: doc

xcii

4.1.5 Tugas dan tanggung jawab

1) Tugas dan tanggung jawab kepala yunit

a. Kepala unit bertugas melaksanakan semua rencana dan

kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Direksi.

b. Kepala unit memimpin dan mengurus Unit Perum Perhutani

yang ditugaskan oleh Direksi.

c. Kepala Unit menentukan cara-cara pelaksanaan kebijaksanaan

Direksi Perum Perhutani guna mencapai daya guna dan hasil

yang optimal.

d. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Unit bertanggung jawab

kepada Direktur Utama.

2) Tugas dan tanggung jawab Wakil Kepala Unit.

a. Wakil Kepala Unit Membantu Kepala Unit dalam melaksanakan

tugas-tugas memimpin dan mengurus unit yang ditugaskan

Kepala Unit.

b. Secara khusus Wakil Kepala Unit bertugas mengkoordinasi,

membina dan mengawasi bidang-bidang pembinaan hutan,

produksi, industri, hukum perlengkapan dan perkantoran.

c. Apabila Kepala Unit berhalangan, Wakil Kepala Unit bertindak

mewakili Kepala Unit bertindak mengenai tugas-tugas yang

menyangkut hal-hal rutin.

xcii

Page 65: doc

xciii

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Unit.

e. Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Kepala Unit bertanggung

jawab kepada Kepala Unit.

3) Biro Perencana

a. Biro perencana dipimpin oleh Kepala Biro Perencana adalah

membantu kepala unit dalam bidang perencana.

1. memeriksa dan menilai RKPH, RKT, yang disusun KSHD.

2. memeriksa dan menilai RKPT yang disusun dan diajukan

oleh KPH.

3. Menyusun RKPT unit.

4. Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada kepala unit.

Biro perencanaan membawahi:

- Kasi perencanaan umum.

- Kasi pengukuran dan perpetaan.

- Kasi perencanaan prasarana hutan.

- Kasi perencanaan hutan daerah.

4) Biro Pembinaan Hutan.

a. Biro pembinaan hutan dipimpin oleh kepala biro pembinaan

hutan.

b. Tugas dan tanggung jawab kepala biro pembinaan hutan adalah

membantu Kepala Unit dalam bidang pembinaan hutan:

xciii

Page 66: doc

xciv

i. Memimpin, mengurus, dan mengendalikan kegiatan biro

pembinaan hutan meliputi reboisasi, rehabilitasi hutan dan

pemeliharaan hutan.

ii. Menyusun rencana kerja dan kebutuhan sarana dan prasarana

teknis.

iii. Memberikan bimbingan teknis dan pengawasan pelaksanaan

petunjuk kerja kepada KKPH.

iv. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan

reboisasi, rehabilitasi dan pemeliharaan hutan fisik

dilapangan.

v. Memonitor dan menyusun laporan kemajuan pelaksanaan

pembinaan hutan oleh KPH.

vi. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

Kepala Unit.

Biro pembinaan hutan membawahi:

- Kasi reboisasi dan rehabilitasi.

- Kasi pemeliharaan dan pembinaan lingkungan.

5) Biro Produksi.

a. Biro produksi dipimpin oleh kepala biro produksi.

b. Tugas dan tanggung jawab kepala biro produksi:

xciv

Page 67: doc

xcv

1.Memimpin, mengurus dan mengendalikan kegiatan biro

produksi meliputi kegiatan eksploitasi hutan dan usaha-usaha

lain.

2.Menyusun rencana kerja dan kebutuhan sarana dan prasarana

teknis dalam bidang produksi.

3.Memberikan bimbingan dan pengawasan pelaksanaan petunjuk

kerja bidang produksi kepada KPH.

4.Memonitor dan menyusun laporan kemajuan pelaksanaan

produksi oleh KKPH.

5.Mempertanggung jawabankan pelaksanaan tugasnya kepada

kepala unit.

Biro produksi membawai:

- Kasi eksploitasi kayu.

- Kasi eksploitasi non kayu.

6) Biro Industri

a. Biro industri dipimpin oleh kepala biro industri.

b.Tugas dan tanggung jawab kepala industri adalah membantu

kepala unit bidang industri.

1. Memimpin, mengurus dan mengendalikan kegiatan biro

industri meliputi hasil hutan kayu dan non kayu dalam usaha

memperoleh nilai tambah yang optimal.

xcv

Page 68: doc

xcvi

2. Mengatur, membimbing, mengkoordinasi dan mengawasi

seksi-seksi dan kesatuan kegiatan biro industri.

3. Menyusun perangkaan, membuat analisis, evaluasi dan laporan.

4. Mempertanggung jawabankan pelaksanaan tugasnya kepada

kepala unit.

Biro industri membawai:

- Kasi industri kayu.

- Kasi industri non kayu.

- Kasi industri pengolahan kayu.

- Kesatuan pengusahaan sutra alam.

7) Biro Pemasaran.

a. Biro pemasaran dipimpin oleh kepala pemasaran.

b. Tugas dan tanggung jawab biro pemasaran adalah membantu

kepala unit dalam bidang pemasaran.

1. Memimpin, mengurus, dan mengendalikan kegiatan biro

pemasaran meliputi penjualan, pengujian dan analisis pasar

bagi hutan kayu dan non kayu.

2. Memberikan masukan bagi pengembangan industri

pengolahan hasil hutan dalam negeri.

xcvi

Page 69: doc

xcvii

3. Mengatur, membimbing dan mengaasi tugas seksi-seksi pada

biro pemasaran.

4. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

kepala unit.

Biro pemasaran membawai:

- Kasi penjualan hasil hutan

- Kasi pengujian hasil hutan.

- Kasi analisa pasar.

8) Biro Keuangan.

a. Tugas pokoknya adalah memberi saran dan pertimbangan

kepada Kepala Unit dalam mengatur dan mengkoordinasi bidang

keuangan.

b. Wewenang:

- Mengatur, membimbing dan mengawasi dalam biro

keuangan.

- Menyusun anggaran dan pendapatan perusahaan, administrasi

keuangan dan pembangunan serta pemeriksaan keuangan.

c. Bertanggung jawab kepadsa kepala unit.

Biro ini memiliki tiga kepala seksi yaitu:

1. Kepala Seksi Anggaran/ pembelanjaan.

xcvii

Page 70: doc

xcviii

2. Kepala Seksi Akuntansi.

3. Kepala Seksi Keuangan.

9) Biro Umum

a. Tugas pokoknya adalah: Memberi saran, pertimbangan kepada

kepala unit dalam mengatur, menkoordinasi bidang tata laksana

dan administrsi umum.

b. Wewenang: Mengatur, membimbing, mengkoordinasi bidang

tata laksana dan administrasi umum.

c. Bertanggung jawab kepada kepala unit.

Biro ini memiliki dua kepala seksi Yaitu:

1. Kepala Seksi Umum dan Perkantoran.

2. Kepala Seksi Personalia.

10) Kepala Biro Teknik dan Perlengkapan.

a. Tugas pokok adalah:

- Memberi saran dan pertimbangan kepada kepala unit dalam

mengatur dan mengkoordinasi bidang teknik dan

perlengkapan.

- Melaksanakan pengawasan kepada administrator dibawahnya

dalam pelaksanaan pengadaan barang, penyimpangan,

pemeliharaan dan penghapusan barang-barang.

xcviii

Page 71: doc

xcix

b. Wewenang: Mengatur, membimbing dan mengawasi dalam biro

teknik dan perlengkapan.

c. Bertanggung jawab kepada kepala unit.

Biro ini memiliki tiga kepala seksi yaitu:

1. Kepala Seksi Bangunan.

2. Kepala Seksi Perlengkapan.

3. Kepala Seksi Intalasi.

11) Kepala Biro Keamanan, Agraria dan Humas.

a. Tugas pokoknya adalah: Memberi saran dan pertimbangan

kepada kepala unit dalam mengatur dan mengkoordinasi bidang

keamanan agraria.

b. Wewenang: Mengatur, membimbing dan mengawasi Biro

Keamanan, Agraria dan Humas.

c. Bertanggung jawab kepada Kepala Unit.

Biro ini memiliki tiga kepala seksi yaitu:

1. Kepala Seksi Hukum dan Agraria.

2. Kepala Seksi Keamanan.

3. Kepala Seksi Humas.

12) Biro Pengawasan.

xcix

Page 72: doc

c

a. Tugas pokoknya yaitu membantu kepala unit dalam tugas

pengawasan terhadap semua pelaksanaan kegiatan di seluruh

wilayah unitnya.

b. Wewenang: Mengatasi semua pelaksanaan kegiatan di seluruh

wilayah unit.

c. Bertanggung jawab kepada kepala unit

Biro ini memiliki dua kepala seksi yaitu:

1. Kepala Seksi Wilayah I.

2. Kepala Seksi Wilayah II.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum

Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

Dalam melakukan kegiatan usahanya Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

mempunyai tujtuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Untuk mencapai

tujuan tersebut maka yang harus dilakukan yaitu dengan memaksimalkan

pendapatan dan meminimumkan biaya-biaya yang dikeluarkan.

Sistem penerimaan kas yang dilakukan Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

yaitu melalui penjualan tunai yang melibatkan beberapa bagian yang satu dengan

yang lainnya saling berkaitan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

c

Page 73: doc

ci

4.2.2 Bagian yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas

Penjualan Tunai

Bagian-bagian yang terkait tersebut, bagian penjualan pada Perum Perhutani

Unit 1 Jawa Tengah diantaranya yaitu:

1. Bagian Penjualan

2. Bagian Kas

3. Bagian Gudang

4. Bagian Pengiriman

5. Bagian Akuntansi

Dari bagian-bagian yang terkait tersebut, bagian penjualan pada Perum

Perhutani Unit 1 Jawa Tengah bertugas menerima order dari pembeli, baik dari

intern perusahaan maupun pelanggan. Bagian ini bertugas mencatat nama pemesan,

alamat, tanggal pengiriman, jenis barang, harga dan jumlah pesanan pada faktur

tunai. Bagian ini berada ditangan bagian order penjualan.

Begitu pula bagian kas mempunyai tanggungjawab sendiri. Pada Perum

Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, bagian kas ini bertugas menerima pembayaran dari

pembeli melalui bagian pengiriman, dan menyetorkan uang tersebut ke bank.

Sedangkan untuk bagian gudang bertanggungjawab menyiapkan barang yang

dipesan oleh pembeli. Setelah barang disiapkan, kemudian barang tersebut

diserahkan ke bagian pengiriman untuk dikirimkan kepada pembeli.

ci

Page 74: doc

cii

Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, bagian pengiriman bertugas

mengirimkan barang yang telah dipesan kepada pembeli. Setelah bagian

pengiriman menerima pembayaran dari pembeli kemudian bertanggungjawab

menyerahkan pembayaran tersebut ke bagian kas. Sedangkan bagian akuntansi di

Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah bertugas untuk mencatat transaksi penjualan

dan penerimaan kas serta laporan penjualan tunai dan laporan harian penjualan.

4.2.3 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

atas Penjualan Tunai

Bagian-bagian yang mencatat penjualan terhadap barang pesanan selalu

diperlukan oleh dokumen-dokumen untuk mendukung tercatatnya sebuah transaksi.

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas

penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah adalah: faktur

penjualan, bukti kas masuk, bukti setor bank, tanda terima, rekap harga pokok

penjualan, dan bukti memorial.

Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah faktur penjualan digunakan oleh

bagian penjualan untuk mencatat besarnya pesanan yang dilakukan oleh pembeli.

Setelah pesanan dicatat, surat ini diotorisasikan oleh bagian penjualan sebagai bukti

sahnya pesanan. Dokumen ini sebanyak tiga lembar: untuk bagian kas, untuk

bagian gudang, dan untuk arsip perusahaan. Tembusan faktur penjualan dikirim

dari bagian kasa ke bagian pengiriman, sebagai perintah penyerahan barang kepada

pembeli.

cii

Page 75: doc

ciii

Dokumen yang digunakan sebagai bukti diterimanya sejumlah uang sebagai

pembayaran barang di Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, bukti yang digunakan

yaitu: bukti kas masuk. Bukti kas masuk ini merupakan pendukung faktur tunai

yang dicatat dalam jurnal penjualan. Selain itu pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah juga menggunakan dokumen yang berupa bukti setor bank. Dokumen bukti

setor bank ini digunakan oleh bagian kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank,

kemudian bukti setor bank ini digunakan oleh bagian akuntansi sebagai dokumen

sumber pencatatan transaksi ke dalam jurnal penerimaan kas.

Dalam pengiriman barang pesanan, Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

menggunakan tanda terima. Tanda terima tersebut dikeluarkan oleh bagian

pengiriman untuk sopir atau kurir yang membawa barang kepada pembeli sebagai

bukti bahwa barang pesanan sudah sampai pada pembeli. Dokumen ini sebanyak

tiga lembar, lembar pertama diberikan kepada pembeli, lembar kedua di arsipkan

oleh angkutan perusahaan dan dokumen lembar ketiga diarsipkan oleh perusahaan.

Adapula dokumen yag berbentuk rekap harga pokok penjualan, dalam sistem

penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.

Dokumen ini yang digunakan oleh bagian akuntansi untuk meringkas harga pokok

barang yang dijual selama satu periode. Dokumen ini, digunakan oleh fungsi

akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorialdan untuk

mencatat harga pokok barang yang dijual, dan digunakan oleh bagian akuntansi

untuk mencatat transaksi ke dalam jurnal umum.

ciii

Page 76: doc

civ

4.2.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi

Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai

Catatan akuntansi yang digunakan pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai meliputi jurnal

penjualan, jurnal kas masuk, laporan harian penjualan, jurnal umum, kartu

persediaan, dan kartu stock gudang. Catatan-catatan tersebut digunakan untuk

menjamin pencatatan dan peringkasan data transaksi dalam penjualan tunai yang

terjadi di Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.

Bagian akuntansi pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah bertugas

membuat catatan akuntansi, diantaranya jurnal penjualan, jurnal kas masuk, jurnal

umum, dan kartu persediaan. Catatan akuntansi tersebut mempunyai kegunaan

tersendiri untuk bagian akuntansi. Jurnal penjualan digunakan oleh bagian

akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan.

Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah jurnal kas masuk ini digunakan

oleh bagian akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari hasil penjualan

tunaiperusahaan. Dan untuk mengetahui laporan penjualan yang telah dilakukan

oleh Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah setiap harinya, maka bagian akuntansi

membuat laporan harian penjualan. Laporan harian penjualan ini bertujuan untuk

meringkas jumlah barang yang telah terjual.

Catatan akuntansi yang lainnya yang digunakan Perum Perhutani Unit 1

Jawa Tengah yaitu jurnal umum, jurnal ini digunakan oleh bagian akuntansi

civ

Page 77: doc

cv

sebagai pencatat semua transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal penjualan dan

jurnal kas masuk. Dokumen yang digunakan sebagai pencatat berkurangnya harga

pokok yang terjual bagian akuntansi yaitu kartu persedian. Kartu ini juga

digunakan untuk mengawasi mutasi persedian barang yang disimpan digudang.

Dan kartu stock gudang digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat mutasi dan

persediaan barang yang disimpan digudang.

4.2.5 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

atas Penjualan Tunai

Dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum

Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, Jaringan prosedur yang digunakan yaitu: prosedur

order penjualan, prosedur penerimaan kas, prosedur penyerahan barang, prosedur

pencatatan penjualan tunai, prosedur penyetoran kas ke bank, prosedur pencatatan

penerimaan kas, dan prosedur pencatatan harga pokok penjualan. Prosedur-

prosedur tersebut menangani secara seragam transaksi yang terjadi berulang-ulang

pada Perum Perhutani Unit 1 jawa Tengah. Prosedur order penjualan merupakan

jaringan prosedur awal yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan

tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawaw Tengah, prosedur order penjualan ini

berfungsi menerima pesanan dari pembeli dan membuat faktur penjualan agar

bagian gudang menyiapkan jenis pesanan tersebut dan setelah barang pesanan siap

dikirim, maka barang pesanan tersebut dikirim oleh bagian pengiriman disertai

cv

Page 78: doc

cvi

dokumen tanda terima sebagai bukti bahwa barang tersebut telah sampai ke tempat

pembeli.

Prosedur berikutnya yaitu prosedur penerimaan kas pada Perum Perhutani

Unit 1 Jawa Tengah. Prosedur ini dilakukan oleh bagian kas dengan menerima

pembayaran dari pembeli melalui supir atau kurir. Pembayaran dapat berupa uang

tunai, cek pribadi atau credit card. Setelah prosedur penerimaan kas dilakukan

selanjutnya prosedur yang dilalui yaitu penyerahan barang kepada pembeli. Dalam

Perhutani Unit 1 Jawa Tengah bagian pengiriman berperan aktif dalam prosedur

ini, bagian pengiriman mempunyai tugas menyerahkan barang kepada pembeli

berdasarkan faktur penjualan.

Setelah prosedur penyerahan barang, jaringan prosedur yang selanjutnya

dilalui yaitu prosedur pencatatan penjualan tunai. Dalam prosedur ini penjualan

tunai yang dilakukan oleh perusahaan dicatat oleh bagian akuntansi dalam jurnal

penjualan dan jurnal kas masuk. Selain itu bagian akuntansi juga mencatat

berkurangnya persedian barang yang dijual dalam kartu persediaan. Untuk prosedur

penyetoran kas ke bank ini bagian kas menyetorkan kas yang diterima dari

penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh dan pada hari yang sama.

Bagian akuntansi pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah juga mencatat

penerimaan kas ke dalam jurnal kas masuk berdasarkan bukti bank yang diterima

dari bank melalui bagian kas. Selain prosedur penerimaan kas masih ada prosedur

pencatatan harga pokok penjualan, bagian gudang aktif dalam prosedur ini yaitu

cvi

Page 79: doc

cvii

dengan membuat rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat

dalam kartu persediaan, kemudian tugas bagian akuntansi membuat bukti memorial

sebagai dokumen sumber dalam pencatatan transaksi ke jurnal umum.

Untuk lebih memahami prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas

pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah maka disediakan bagan sebagai berikut:

cvii

Page 80: doc

cviii

Gambar 9 : Bagan alir Sistem Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai Pada

Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

Bagian Order Bagian Kas Bagian Gudang Penjualan

FP :Faktur Penjualan

BKM :Bukti Kas Masuk

RHPP:Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

Sumber : Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

cviii

Page 81: doc

cix

Gambar 9 : Bagan alir Sistem Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai Pada

Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

Bagian Pengiriman Bagian Akuntansi

FP :Faktur Penjualan

BKM :Bukti Kas Masuk

RHPP:Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

Sumber : Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

cix

Page 82: doc

cx

Uraian Bagan Alir Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

Dari bagian order penjualan, bagian ini menerima order dari pembeli,

kemudian mengisi faktur tunai rangkap tiga, faktur tunai lembar pertama melalui

pembeli diserahkan pembeli ke bagian kas, faktur tunai lembar kedua diserahkan

bagian gudang dan lembar bagian ketiga diarsip secara permanen berdasarkan

nomer urut.

Setelah dari bagian order penjualan ke bagian kas, bagian kas menerima

faktur penjualan lembar pertama beserta uang dari pembeli, kemudian bagian kas

mengisi bukti kas masuk rangkap empat, lembar pertama dan kedua diserahkan ke

bagian pengiriman sedangkan lembar bagian ketiga dan lembar keempat diarsip

secara permanen berdasarkan nomer urut. Kemudian bagian kasa mengisi bukti

setor bank rangakap tiga, lembar pertama diserahkan ke bank bersama uang

kemudian lembar kedua ke bagian jurnal dan lembar ketiga diarsip secara

permanen berdasarkan nomer urut.

Bagian gudang menerima faktur penjualan lembar kedua dari bagian order

penjualan, bagian gudang mengisi kartu stock gudang berdasarkan faktur penjualan

tersebut dan menyerahkan barang ke bagian pengiriman bersama faktur penjualan

lembar kedua, dan bagian gudang menerima bukti kas masuk lembar pertama dan

lembar kedua dari bagian kas, kemudian bagian gudang mengarsipkan bukti-bukti

kas masuk lembar pertama dan lembar kedua secara permanen berdasarkan nomor

urut. Bagian gudang mengisi kartu persediaan barang, dan membuat daftar

cx

Page 83: doc

cxi

rekapitulasi harga pokok penjualan secara periodik dan membuat bukti memorial,

bukti memorial dan rekapitulasi harga pokok penjualan dikirimkan ke bagian

akuntansi.

Dari bagian pengiriman barang, bagian menerima faktur penjualan lembar

pertama, bukti kas masuk lembar pertama dan lembar kedua dari bagian kasa.

Bagian pengiriman juga menerima faktur penjualan lembar kedua dari bagian

gudang, kemudian dibandingkan faktur penjualan lembar pertama, lembar kedua

bersama faktur penjualan lembar pertama diserahkan ke bagian jurnal.

Setelah bagian akuntansi menerima faktur penjualan lembar pertama dan

bukti kas masuk lembar pertama dan kedua dari bagian pengiriman, bagian

akuntansi mencatat faktur penjualan lembar pertama ke jurnal penjualan kemudian

mengirimkan bukti kas masuk lembar pertama ke bagian gudang, dan bukti kas

masuk lembar kedua diarsip secara permanen berdasarkan nomer urut. Bagian

akuntansi menerima bukti setor bank dari bagian kas dan bukti itu dicatat ke dalam

jurnal kas masuk dan bukti setor bank lembar kedua tersebut diarsip sesuai dengan

tanggal. Bagian jurnal juga menerima rekapitulasi harga pokok penjualan dan bukti

memorial dari bagian gudang, dan bukti memorial tersebut dicatat ke dalam jurnal

umum, sedangkan rekapitulasi harga pokok penjualan diarsip secara permanen

berdasarkan nomer urut.

cxi

Page 84: doc

cxii

4.2.6 Unsur Pengendalian Intern pada Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

atas Penjualan Tunai

Unsur pengendalian intern pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah dalam

sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai meliputi organisasi, sistem

otorisasi dan prosedur pencatatat, juga meliputi praktek yang sehat. Unsur

pengendalian tersebut dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan, mengecek

ketelitian dan keandalan dalam data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.

Sistem pengendalian intern yang dilaksanakan Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah antara lain:

1. Organisasi

Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem akuntansi

penerimaan kas atas penjualan tunai pembagian tanggungjawab fungsional

organisasi pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah didasarkan pada pemisah

bagian penjualan dan bagian penyimpanan dari bagian akuntansi. Dalam

melaksanakan semua tahap transaksi tidak boleh dilakukan oleh satu bagian saja.

Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah bagian penjualan dipisahkan dari bagian

kas.

Berdasarkan unsur pengendalian yang baik, bagian akuntansi pada Perum

Perhutani Unit 1 Jawa Tengah telah dipisahkan dengan kedua bagian penjualan

dengan bagian penyimpanan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan

cxii

Page 85: doc

cxiii

perusahaan, juga menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. Dengan kata

lain, suatu sistem yang menggabungkan bagian akuntansi dengan kedua bagian

pokok yang lain yaitu bagian penjualan dan bagian penyimpanan akan membuka

kesempatan bagi karyawan perusahaan perusahaan untuk melakukan kecurangan

dengan mengubah catatan akuntansi untuk menutupi kecurangan yang telah

dilakukannya. Maka dengan adanya pemisahan bagian tersebut dimaksudkan Maka

dengan adanya pemisahan bagian tersebut dimaksudkan untuk menjaga kekayaan

dan kemajuan Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.

Selain pemisahan bagian diatas transaksi penjualan tunai pada Perum

Perhutani Unit 1 Jawa dilaksanakan oleh bagian penjualan, bagian kas, bagian

pengiriman, dan bagian akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan tunai yang bisa

dilaksanakan oleh satu bagian saja.

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Sistem otorisasi dalam suatu perusahaan merupakan alat yang penting bagi

manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap semua kegiatan operasional

perusahaan. Begitu pula dengan prosedur pencatatan harus diterapkan secara

konsisten agar mudah dilakukan pengendalian dan pengawasan. Prosedur

pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat diperyaca.

Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh bagian penjualan dengan

menggunakan formulir faktur penjualan. Transaksi penjualan tunai dimulai dengan

ditertibkannya faktur tunai atau kredit oleh bagian penjualan. Dengan formulir

cxiii

Page 86: doc

cxiv

bagian kas masuk akan menerima kas dari pembeli dan bagian pengiriman akan

menyerahkan barang kepada pembeli . Faktur penjualan harus diotorisasi ke bagian

penjualan agar menjadi dokumen yang benar, dan dapat dipakai sebagai dasar oleh

bagian penerimaan kas untuk menerima kas dari pembeli, dan menjadi perintah

bagi bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembeli setelah harga

barang dibayar oleh pembeli, serta sebagai dokumen sumber untuk pencatatan

dalam catatan akuntansi.

Untuk menghasilkan pembukuan dokumen yang dapat di percaya,

penerimaan kas diotorisasi oleh bagian kas pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah. Hal tersebut ditempuh dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur

penjualan dan disertai tanda terima pada faktur tersebut sebagai bukti bahwa bagian

kas masuk telah menerima kas dari pembeli. Sistem otorisasi Juga dilakukan oleh

bagian gudang setelah pengecekan dan pengepakan selesai dilakukan kemudian

pada bungkus tersebut dibubuhkan cap “siap kirim”. Saat penyerahan barang sistem

otorisasi yang digunakan yaitu setelah penyerahan barang oleh bagian pengiriman

maka faktur penjualan dibubuhkan cap “sudah diserahkan” sebagai bukti telah

diserahkannya barang kepada pembeli yang berhak. Dengan bukti ini fungsi

akuntansi telah memperoleh bukti yang benar untuk mencatat adanya transaksi hasil

penjualan dan persediaan barang.

Untuk menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai

pendapatan organisasi yang sesuai dengan unsur pengendalian intern maka

cxiv

Page 87: doc

cxv

pencatatan ke dalam catatan akuntansi pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang

lengkap dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.

Prosedur pencatatan lain yang ditempuh untuk menghasilkan informasi yang

teliti dan dapat dipercaya sehingga sesuai dengan pengendalian intern, yaitu

pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi

wewenang untuk mencatatatnya. Pencatatan ke dalam jurnal penjualan dan jurnal

kas masuk diotorisasi oleh bagian akuntansi dengan cara membubuhkan tanda

tangan dan tanggal pada dokumen sumber sebagai bukti telah dilakukannya

pengubahan data yang dicatat dalam catatan akuntansi pada tanggal tersebut.

3. Praktek yang Sehat

Praktek yang sehat pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah diterapkan

dengan adanya fungsi yang membuat bukti tertulis dan menggunakan faktur tunai

atau kredit bernomor urut tercetak untuk setiap transaksinya. Dengan pemberian

nomor Urut tercetak ini dalam pemakaiannya dapat dipertanggungjawabkan oleh

bagian penjualan dan pada bagian kas menyetorkan penerimaan kas ke bank.

Namun dalam perusahaan ini tidak terbentuk bagian pengawasan intern yang

berfungsi dalam pengecekan kas perusahaan dan dilakukan secara mendadak, maka

dampak yang terjadi penerimaan kas dalam perusahaan sering digunakan untuk

membiayai pengeluaran yang seharusnya menjadi laba.

cxv

Page 88: doc

cxvi

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Perum Perhutani Unit

1 Jawa Tengah maka diketahui bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas atas

penjualan tunai yang diterapkan pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah dan

bagaimana kelebihan dan kekurangan dalam sistem penerimaan kas atas penjualan

tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah serta bagaimana sistem akuntansi

penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

setelah diperbaiki.

cxvi

Page 89: doc

cxvii

4.3.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum

Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai yang digunakan

dalam Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah untuk menangani transaksi penerimaan

kas, diantaranya yaitu perusahaan mewajibkan pembeli melakukan pembayaran

lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.

Perusahaan akan mencatat transaksi penjualan tunai tersebut oleh bagian keuangan

dan akuntansi dan bagian kas menyetorkan kas dari penjualan tunai ke bank dalam

jumlah penuh dan pada hari yang sama.

cxvii

Page 90: doc

cxviii

4.3.2 Kelebihan-kelebihan yang terdapat pada Sistem Akuntansi

Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1

Jawa Tengah adalah:

1. Pencatatan transaksi penerimaan kas pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah dilakukan dengan mengoprasikan komputer dan sudah tidak

menggunakan pita register kas. Pencatatan transaksi ini dilakukan oleh

bagian keuangan. Akan tetapi pada bagian kasir dalam pencatatan

transaksi penerimaan kasnya masih secara manual.

2. Dalam melaksanakan transaksi penjualan tunai pada Perum Perhutani

Unit 1 Jawa Tengah melibatkan bagian-bagian yang terkait sehingga

perusahaan dapat dikatakan sudah cukup baik dalam pelaksanaan

kegiatannya. Hal ini dapat dilihat dari semua bagian yang terkait seperti

bagian penjualan, bagian kas, bagian gudang, bagian pengiriman dan

bagian akuntansi. Sehingga kegiatan bisa berjalan denga lancar karena

semua tanggungjawab yang ada sudah ditangani oleh masing-masing

bagian.

3. Adanya sistem otorisasi yang dilakukan oleh bagian kas, bagian gudang

dan bagian pengiriman. Bagian kas ditempuh dengan cara

membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan dan disertai tanda

terima pada faktur tersebut sebagai bukti bahwa bagian kas telah

menerima pembayaran dari pembeli. Dari bagian gudang, disaat

cxviii

Page 91: doc

cxix

pengecekan dan pengepakan ditandai dengan cara membubuhkan cap

“siap kirim” pada bungkus tersebut, dan bagian pengiriman

membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan sebagai

bukti telah diserahkannya barang kepada pembeli yang berhak.

4.3.3 Kelemahan-kelemahan yang terdapat pada Sistem Akuntansi

Penerimaan Kas pada Perhutani Unit 1 Jawa Tengah adalah:

1. Penerimaan kas dengan jumlah yang sangat besar masih ada yang

diterima melalui kas perusahaan bukan melalui bank, sehingga

memungkinkan terjadinya pencurian atau kehilangan.

2 Tidak dibentuknya bagian pemeriksaan intern terhadap kas perusahaan.

Hal ini memungkinkan kasir untuk melakukan tindakan lapping

terhadap dana kas yang dikarenakan tidak adanya pemeriksaan yang

dilakukan oleh bagian intern.

3 Penerimaan kas dari hasil penjualan Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah juga digunakan untuk membiayai pengeluaran, padahal

seharusnya penghasilan harus dipisahkan dari pengeluaran kas.

Dengan melihat kelemahan-kelemahan yang ada pada Perum Perhutani Unit

1 Jawa Tengah terutama pada sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan

tunai. Maka alternatif yang dapat diambil oleh Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah dalam penerimaan kas, agar keuangan perusahaan dapat

cxix

Page 92: doc

cxx

dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat membangun perusahaan semakin

maju adalah:

1. Bagian yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas

Penjualan Tunai

Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah Unit 1 Jawa Tengah bagian yang

terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai telah sesuai

dengan teori, namun didalam pemeriksaan tentang keuangan Perum Perhutani

sangat kurang, oleh karena itu bagian-bagian yang seharusnya dijalankan oleh

Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah adalah:

a. Bagian Penjualan

Bagian penjualan ini bertanggungjawab untuk menerima order dari pembeli,

kemudian mengisi faktur penjualan tunai untuk diserahkan kepada pembeli guna

kepentingan pembayaran harga produk yang telah dipesan ke bagian kas.

b. Bagian Kas

Bagian kas bertanggungjawab sebagai penerimaan kas atau pembayaran dari

pembeli dan bertugas menyetorkan kas tersebut ke bank pada hari itu juga dalam

jumlah penuh.

c. Bagian Gudang

Bagian ini bertanggungjawab atas persediaan barang di gudang dan menyiapkan

barang yang telah dipesan oleh pembeli.

d. Bagian Pengiriman

cxx

Page 93: doc

cxxi

Bagian ini bertugas untuk mengirimkan barang barang kepada pembeli sesuai

dengan pesana.

e. Bagian Akuntansi

Bagian ini bertugas untuk mencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas

dalam transaksi penjualan tunai dan membubukan semua dokumen untuk

diposting dalam laporan keuangan.

f. Bagian Pengawasan Intern

Fungsi dari bagian ini yaitu untuk memeriksa ketelitian dan kebenaran data

akuntansi, juga menjaga agar dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang telah

ditetapkan perusahaan. Pengecekan ini dilakukan setiap hari guna memantau

perkembangan keuangan pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.

Dengan adanya bagian pengawasan intern maka pencatatan ataupun transaksi

keuangan akan terjamin kebenarannya, karena bagian ini melakukan pemeriksaan

setiap harinya. Dan bagian-bagian dalam organisasi ini harus terpisah satu sama

lainnya, hal ini dilakukan untuk menghindari tindakan penyelewengan dari

prosedur dan menjaga kelancaran transaksi perusahaan.

2. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas

Penjualan Tunai

Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah dokumen yang digunakan sudah

sesuai dengan teori yang ada. Dokumen yang dimaksud dalam sistem akuntansi

penerimaan kas atas penjualan tunai tersebut adalah:

cxxi

Page 94: doc

cxxii

a. Faktur Penjualan

Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan

oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai dan digunakan untuk

merekam data pembeli. Faktur ini juga berfungsi sebagai pengantar pembayaran

oleh pembeli. Faktur ini juga berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh

pembeli kepada bagian kas dan sebagai dokumen sumber pencatatan oleh bagian

akuntansi.

b. Bukti Kas Masuk

Dokumen ini dibuat oleh bagian penjualan dan digunakan oleh bagian kas untuk

mencatat besarnya uang yang diterima, dan bukti kas masuk ini dapat digunakan

oleh bagian kas sebagai bukti telah menerima uang dari pembeli.

c. Bukti Setor Bank

Dokumen bukti setor bank ini berasal dari pihak bank sebagai bukti telah

disetornya uang ke bang oleh bagian kas.

d. Tanda Terima

Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian pengiriman untuk sopir atau kurir yang

membawa barang kepada pembeli sebagai bukti bahwa barang pesanan sudah

sampai pada pembeli.

e. Rekap Harga Pokok penjualan

cxxii

Page 95: doc

cxxiii

Dokumen ini digunakan oleh bagian akuntansi untuk meringkas harga pokok

produk yang dijual selama satu periode dan sebagai dokumen pendukung bagi

pembutan bukti memorial dalam mencatat harga pokok produk yang dijual.

f. Dokumen ini digunakan untuk mencatat harga pokok barang yang dijual, dan

digunakan oleh bagian akuntansi untuk dicatat ke dalam jurnal umum.

Untuk menghindari adanya penyelewengan ataupun penyalahgunaan

dokumen-dokumen diatas, maka semua dokumen-dokumen tersebut harus

bernomor urut tercetak.

3. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan

Kas atas Penjualan Tunai

Penggunaan catatan akuntansi pada Perum Perhutani telah sesuai dengan

dengan teori yang ada, namun dalam pemakaian kas tersebut masih tidak

terkontrol. Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas

penjualan tunai adalah:

a. Jurnal Penjualan

Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas

data penjualan.

b. Jurnal Kas Masuk

Jurnal ini digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari

hasil penjualan tunai perusahan.

c. Jurnal Umum

cxxiii

Page 96: doc

cxxiv

Jurnal yang digunakan sebagai pencatatan semua transaksi keuangan yang tidak

tercatat dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.

d. Laporan Harian Penjualan

Laporan ini digunakan olehbagian akuntansi untuk meringkas jumlah barang

yang telah terjual selama periode tertentu. Laporan ini memberikan informasi

penjualan setiap produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.

e. Kartu Persediaan

Kartu persediaan digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat berkurangnya

harga pokok produk yang dijual. Kartu ini digunakan untuk mengawasi mutasi

persediaan produk yang disimpan di gudang.

f. Kartu Stock Gudang

Catatan ini digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan

barang yang disimpan di gudang.

4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

atas Penjualan Tunai

Jaringan prosedur yang membentuk sistem dalam akuntansi penerimaan kas

atas penjualan tunai yaitu:

a. Prosedur Order Penjualan

Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli, mengisai

bukti kas masuk, dan membuatkan faktur penjualan sebagai pengantar

cxxiv

Page 97: doc

cxxv

pembayaran oleh pembeli ke bagian kas, kemudiaan bagian pengiriman

menyiapkan barang yang akan diserahkan ke pembeli.

b. Prosedur Penerimaan Kas

Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli

dan membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan dan disertai tanda terima

pada faktur tersebut sebagai bukti bahwa bagian kas telah menerima pembayaran

dari pembeli, dan barang dapat diambil ke bagian pengiriman.

c. Prosedur Penyerahaan Barang

Dalam prosedur ini bagian pengiriman melakukan penyerahan barang kepada

pembeli, namun barang tersebut sebelum diserahkan oleh bagian gudang dicap

“siap kirim” untuk mempermudah bagian pengiriman.

d. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai

Dalam prosedur ini bagian akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan

tunai dalam jurnal umum, jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.

e. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank

Dalam prosedur ini bagian kas harus menyetorkan kas yang diterima dari

penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh pada hari itu juga.

f. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas

Dalam prosedur ini bagian akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal

penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank.

cxxv

Page 98: doc

cxxvi

g. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan

Dalam prosedur ini bagian penjualan membuat rekapitulasi harga pokok

berdasarkan data yang dicatat dalam buku persediaan.

h. Prosedur Pengawasan Intern

Tugas bagian pengawasan intern dalam perusahan adalah mengecek kebenaran

laporan keuangan dan menjaga agar kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan

dalam perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Dalam melaksanakan tugas ini

bagian pengawasan intern melakukan dokumen-dokumen pendukung sebagai

patokan dalam mengecek kebenaran laporan keuangan dalam perusahaan

tersebut.

Untuk lebih memahami prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas

maka disajikan rancangan bagan alir sistem penerimaan kas atas penjualan tunai

sebagai berikut:

cxxvi

Page 99: doc

cxxvii

Gambar 10: Rancangan Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas Atas Penjualan

Tunai

Bagian Order Bagian Kas Bagian Gudang Penjualan

FP :Faktur Penjualan

BKM :Bukti Kas Masuk

RHPP:Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

Sumber : Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

cxxvii

Page 100: doc

cxxviii

Gambar 10: Rancangan Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas Atas Penjualan

Tunai

Bagian Pengiriman Bagian Akuntansi Bagian Pengwas Intern

FP :Faktur Penjualan

BKM :Bukti Kas Masuk

RHPP:Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

Sumber : Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

cxxviii

Page 101: doc

cxxix

Jika semua catatan, dokumen, ataupun prosedur dijalankan dengan baik,

maka akan menghasilkan laporan sebenarnya. Laporan ini sangat berguna bagi

perusahan karena dalam laporan ini dapat memperlihatkan perkembangan

perusahaan dalam menjalankan usahanya. Laporan yang dihasilkan antaran lain:

a. Laporan Penjualan

Laporan penjualan merupakan laporan yang digunakan untuk mencatat order

yang diterima selama satu bulan untuk mengetahui omset penjualan pada bulan

tersebut.

b. Laporan Persediaan Barang

Laporan persediaan barang merupakan laporan yang digunakan untuk mencatat

jumlah persediaan barang.

c. Laporan Saldo Kas.

Laporan saldo kas berisi tentang perubahan saldo kas perusahaan baik itu kas

masuk atau kas keluar yang terjadi karena kegiatan atau aktifitas perusahaan

setia harinya.

5. Unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas

Penjualan Tunai

Walupun sistem prosedur telah dirancang sebaik-baiknya, pemisahan

bagian telah diatur dengan baik, dan peralatan mekanik telah digunakan, namun

semua itu tidaklah menutup kemungkinan terjadinya kesalahan ataupun ketidak

jujuran dalam pelaksanaan penjualan ataupun penerimaan kas. Dari bagian

cxxix

Page 102: doc

cxxx

pengawasan intern harus senantiasa waspada terhadap segala kemungkinan tersebut

dan mencurahkan perhatiannya secara terus menerus.

Kas merupakan obyek utama penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan

pribadi. Oleh karena itu pemisahan bagian disini sangatlah penting, seperti: bagian

kas tidak boleh merangkap bagian lainnya, laporan penerimaan kas disini harus

didukung oleh bukti yang cukup, dan penerimaan kas harus disetorkan ke bank

secara penuh pada hari itu atau pada hari berikutnya.

Bagian pengawasan intern dalam hal ini sangat diperlukan karena dapat

mendeteksi kekeliruan dan ketidak beresan yang terjadi karena penyalahgunaan

yang dilakukan oleh bagian-bagian yang ada di Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah. Bagian pengawasan intern harus mampu mempertimbangkan ketidak

beresan yang terjadi dan mengubah prosedur akuntansi atas dasar pertimbangan

tersebut, hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Penetapan tanggungjawab secara jelas

Untuk menciptakan pengendalian intern yang baik, harus menetapkan

tanggungjawab atas kesalahan tersebut.

b. Penyelenggaran pencatatan yang memadai

Hal ini dilakukan untuk melindungi aktiva dan menjamin bahwa semua

karyawan telah melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan dan sangat

dibutuhkan pencatatan transaksi yang baik. Catatan yang bisa dipercaya akan

cxxx

Page 103: doc

cxxxi

menjadi sumber informasi yang dapat digunakan untuk memonitor bagian-

bagian yang ada.

c. Pemisahan pencatatan dan penyimpanan aktiva

Prinsip pokok pengendalian intern mensyaratkan bahwa karyawan yang

menyimpan atau bertanggungjawab atas aktiva tertentu, tidak diperkenankan

mengurusi catatan akuntansi atas aktiva yang bersangkutan, sehingga tidak

terjadi manipulasi yang dapat merugiakan perusahaan.

d. Pemisahan tanggungjawab atas transaksi yang berkaitan

Pertangungjawaban atas transaksi yang berkaitan atau bagian-bagian dari

transaksi yang berkaitan harus ditetapkan pada orang-orang atau bagian-bagian,

sehingga pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang akan diperiksa oleh orang

lain.

e. Pelaksanaan pemeriksaan secara independen

Apabila suatu sistem pengendalian intern telah dirancang dengan baik,

penyimpangan tetap mungkin terjadi sepanjang waktu. Oleh karena itu, perlu

dilakukan pengkajian ulang secara teratur untuk memastikan bahwa prosedur-

prosedur telah dilakuakan secara benar. Pemeriksaan intern dilakukan dengan

cara memeriksa saldo secara periodik dan mendadak dari setiap bagian, guna

mengetahui kebenaran laporan tersebut.

Unsur pengawasan intern dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas

penjualan tunai yang baik meliputi: organisasi, sistem otorisasi dan prosedur

cxxxi

Page 104: doc

cxxxii

pencatatan, juga meliputi praktek yang sehat. Unsur pengawasan intern tersebut

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan, mengecek ketelitian dan keandalan

dalam data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen. Sistem pengawasan intern yang harus dilaksanakan dalam perusahaan

antara lain:

1. Organisasi

Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, pengelompokan organisasi yang

dilakukan sudah sesuai dengan teori karena karyawan Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah menerapkan semboyan dalam berorganisasi yaitu bekerja sama untuk

mencapai suatu tujuan. Didalam merancang organisasi yang berkaitan dengan

sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai harus mempertimbangkan

pencapaian tujuan-tujuan tersebut, untuk mencapai tujuan tersebut dalam suatu

organisasi diperlukannya membuat pembagian tanggungjawab fungsional yang

didasarkan pada pemisahaan bagian penjualan dan bagian penyimpanan dari bagian

akuntansi. Transaksi-transaksi keuangan perusahaan yang baik tidak dapat

dilakukan oleh satu bagian saja, melainkan harus melibatkan bagian penjualan,

bagian kas, bagian pengiriman, dan bagian akuntansi agar transaksi keuangan

tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Unsur pengendalian yang baik, bagian akuntansi dalam perusahaan harus

dipisahkan dari bagian penjualan dan bagian penyimpanan, hal ini dimaksudkan

untuk menjaga kekayaan perusahaan juga menjamin ketelitian dan keandalan data

cxxxii

Page 105: doc

cxxxiii

akuntansi. Dengan kata lain, suatu sistem yang menggabungkan bagian akuntansi

dengan kedua bagian pokok yang lain yaitu bagian penjualan dan bagian

penyimpanan akan membuka kesempatan bagi karyawan perusahaan untuk

melakukan kekurangan dengan mengubah catatan akuntansi untuk menutupi

kekurangan yang telah dilakukannya. Maka pemisahaan bagian pada perusahaan

sangatlah penting, karena dengan adanya pemisahaan bagian tersebut dimaksudkan

untuk menjaga kekayaan dan kemajuan perusahaan itu sendiri.

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Di dalam perusahaan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan merupakan

alat yang penting bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap semua

kegiatan perusahaan, begitu pula dengan prosedur pencatatan harus diterapkan

secara konsisten agar perusahaan mudah melakukan pengendalian dan pengawasan.

Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang dapat diterapkan dalam sistem

akuntansi penerimaan kas meliputi:

a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh bagian penjualan dengan

menggunakan faktur penjualan tunai. Faktur penjualan tunai sebagai bukti

pembayaran barang dari pembeli kebagian kas.

b. Penerimaan kas diotorisasi oleh bagian kas dengan cara membubuhkan cap

“lunas” dan menempelkan pita register kas ataupun bukti penerimaan kas pada

faktur penjualan tunai.

cxxxiii

Page 106: doc

cxxxiv

c. Dilakukan pengecekan dan pengepakan barang dari bagian gudang, dan

membubuhkan cap “siap kirim” pada bungkus barang tersebut setelah barang

tersebut siap diserahkan ke bagian pengiriman.

d. Penyerahan barang diotorisasi oleh bagian pengiriman dengan cara

membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.

e. Penjualan dengan kartu kredit bank harus didahului dengan permintaan

otorisasi dari bank penerbit.

f. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen

sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap seperti

adanya bukti setor bank, bukti penerimaan kas, faktur penjualan tunai, dan lain-

lainnya.

g. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang

diberi wewenang untuk itu yaitu bagian akuntansi.

4. Praktek yang Sehat

Praktek yang sehat dapat dicapai apabila setiap karyawan telah melaksanakan

fungsi dan tanggungjawabnya sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Praktek yang sehat dalam perusahaan harus diterapkan dalam menjalankan

penerimaan kas atas penjualan tunai. Sebagai sarana untuk menerapkan praktek

yang sehat yang harus dilakukan perusahaan adalah:

a. Seluruh dokumen yang digunakan perusahaan harus bernomer urut tercetak

dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh bagian penjualan.

cxxxiv

Page 107: doc

cxxxv

b. Dari bagian kas setelah menerima kas, kas tersebut harus disetor seluruhnya

ke bank pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya untuk menghindari

adanya kehilangan ataupun penyelewengan.

c. Bagian pengawasan intern harus melakukan perhitungan saldo kas yang ada

pada bagian ka secara periodic dengan mendadak dengan didasari dokumen

pendukung yang lengkap.

d. Adanya perputaran jabatan, hal ini dapat menjaga independensi karyawan

dalam melaksanakan tugasnya sehingga persengkongkolan dapat terhindari.

4.3.4 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum

Perhutani Setelah Diperbaiki

Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas

penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah telah

dilaksanakan dengan baik. Fungsi-fungsi yang terkait yang meliputi bagian

penjualan, bagian kas, bagian gudang, bagian pengiriman, bagian akuntansi

telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Dokumen yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas

penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah sudah cukup

baik. Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah dokumen yang digunakan

meliputi faktur penjualan yang digunakan oleh bagian penjualan untuk

mencatatat besarnya pesanan yang dilakukan oleh pembeli, bukti kas masuk

cxxxv

Page 108: doc

cxxxvi

yang digunakan oleh bagian kas sebagai bukti telah menerima uang dari

pembeli, bukti setor bank yang dibuat oleh bagian kassa sebagai bukti

penyetoran kas ke bank, tanda terima yang digunakan oleh bagian

pengiriman untuk sopir atau kurir yang membawa barang kepada pembeli,

rekap harga pokok penjualan yang dibuat bagian akuntansi untuk mencatat

harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu, bukti

memorial yang digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat harga

pokok barang yang dijual. Semua dokumen yang terkait tersebut

mempunyai peranan dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan

tunai.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi

penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah sudah cukup bagus. Catatan akuntansi pada Perum Perhutani Unit 1

Jawa Tengah telah diadakan pemisahan sesuai kegunaannya masing-masing

sehingga dalam pencatatan akuntansi pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah tidak mengalami hambatan apapun.

Unsur pengendalian intern yang digunakan dalam sistem akuntansi

penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah telah menerapkan unsur pengendalian dengan baik yaitu struktur

organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas, sistem

cxxxvi

Page 109: doc

cxxxvii

otorisasi dan prosedur pencatatan serta praktik yang sehat guna mencapai

perusahaan.

Prosedur yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas

penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah sudah baik.

Prosedur-prosedur tersebut sudah diadakan pemisahaan sehingga dapat

mencegah terjadinya kekurangan dalam sistem akuntansi penerimaan kas

atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.

Bagan alir dokumen penerimaan kas atas penjualan tunai pada

Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah sudah baik. Bagan alir dokumen

tersebut sudah dilaksanakan dengan teratur. Adanya bagan alir dokumen

penerimaan kas yang baik dapat mendukung terciptanya sistem akuntansi

penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa

Tengah yang baik sesuai tujuan perusahaan.

cxxxvii

Page 110: doc

cxxxviii

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan uraian mengenai sistem akuntansi

penerimaan kas atas penjualan tunai yang meliputi: bagian-bagian, dokumen,

catatan, prosedur yang digunakan maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Bagian yang terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas

Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah bagian yang

digunakan sesuai dengan teori yaitu: bagian penjualan, bagian kas, bagian

gudang, bagian pengiriman, dan bagian akuntansi. Namun dalam keuangan

Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah sangat membutuhkan pengawasan

intern yang berfungsi sebagai pengecek semua transaksi yang terjadi

sehingga laporan keuangan pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

dapat dipertanggungjawabkan.

2. Dokumen yang digunakan dalam Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

antara lain: faktur penjualan, bukti kas masuk, bukti setor bank, tanda

terima, rekap harga pokok penjualan, bukti memorial. Dokumen-dokumen

tersebut digunakan sebagai pendukung dalam laporan keuangan dan

dokumen tersebut harus bernomor urut tercetak.

cxxxviii

Page 111: doc

cxxxix

3. Catatan akuntansi yang digunakan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas

Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah yaitu: jurnal

penjualan, jurnal kas masuk, jurnal umum, laporan harian penjualan, kartu

stock gudang, kartu persediaan. Catatan akuntansi digunakan sebagai

peringkas dalam transaksi penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1

Jawa Tengah.

4. Dalam pengendalian intern Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah masih

kurang menerapkan praktek yang sehat, walaupun dalam sistem penomor

urut tercetak pada semua faktur penjualan sudah dilakukan dengan baik

namun pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah belum ada pemeriksaan

kas perusahaan secara mendadak pada bagian-bagian tertentu.

5.2 Saran

Dalam melaksanakan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan

Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah harus lebih ditingkatkan

pengawasannya agar tidak terjadi penyelewengan kas. Adapun cara yang harus

ditempuh oleh Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah adalah:

1. Dalam praktek yang sehat sebaiknya diadakan perputaran jabatan, hal ini

dapat menjaga idependensi karyawan dalam melaksanakan tugasnya

sehingga persengkongkolan dapat dihindari oleh perusahaan.

cxxxix

Page 112: doc

cxl

2. Dibentuknya bagian pengawasan intern terhadap kas perusahaan, agar tidak

terjadi adanya penggelapan terhadap dana kas. Pemeriksaan ini dapat

dilakukan sewaktu-waktu secara mendadak.

3. Di dalam perusahaan penerimaan kas seharusnya disetorkan ke bank dengan

jumlah penuh pada hari itu juga, untuk melindungi dari pencurian/

kehilangan. Apabila penerimaan kas dengan jumlah yang sangat besar

masih ada yang diterima melalui kas perusahaan bukan melalui bank,

kemungkinan terjadinya pencurian atau kehilangan sangat besar.

cxl

Page 113: doc

cxli

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Baridwan , Zaki. 1992. Intermediate Accounting Yogyakarta: BPFE. Baridwan , Zaki. 1991. Sistem akuntansi. Yogyakarta: BPFE. Hall , James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Lathifah, 2003. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada Rumah Sakit Kudus.

Polines. Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Jakarta: Penerbit Nusa Indah. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat

cxli

Page 114: doc

cxlii

cxlii