Get Doc - qruztyan.files.wordpress.com file · Web viewGet Doc - qruztyan.files.wordpress.com
doc
-
Upload
laksana-mentari -
Category
Documents
-
view
557 -
download
4
Transcript of doc
![Page 1: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/1.jpg)
SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ATAS PENJUALAN TUNAI PADA PERUM PERHUTANI
UNIT I JAWA TENGAH
TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi Program
Diploma III dan memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang
Disusun Oleh:
DEDI KURNIAWAN NIM. 3351304531
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
ii
![Page 2: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/2.jpg)
PERSETUJUAN PEMBIBING
Tugas Akhir ini telah disetujui oleh Pembibing untuk diajukan ke Sidang
Panitia Ujian Tugas Akhir pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 08 Agustus 2007
Pembibing
Drs. Heriyanto, M.BA NIP. 131 658 238
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
Drs. Sukirman, M.Si NIP. 131 967 646
iii
![Page 3: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/3.jpg)
PENGESAHAN KELULUSAN
Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Tugas
Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang :
Hari : Jum’at
Tanggal : 07-September-2007
Penguji Tugas Akhir
Pembimbing Penguji
Drs. Heriyanto, MBA Drs. Subowo,M.Si
NIP. 131 658 238 NIP. 131 404 311
Mengetahui Dekan
Drs. Agus wahyudin, M.Si NIP. 13 165
iii
![Page 4: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/4.jpg)
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam Tugas Akhir ini bener-bener
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 08-Agustus-2007
Dedi Kurniawan
NIM. 3351304
iv
![Page 5: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/5.jpg)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu sudah
selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain
dan hanya kepada Tuhan mullah hendaknya kamu berharap (Q.S, Alam Nasyarh,
58).
Kemenangan hanya bisa dicapai dengan kesabaran. Kelapangan bersamaan
(datangnya) dengan kesudahan dan kesulitan bersamaan (datangnya) dengan
Kemudahan (HR At-Tirmidzi).
Ketika aku mohon pada Allah kekuatan, Allah memberikan kesulitan agar aku
menjadi kuat, ketika aku mohon pada Allah kesejahteraan, Allah memberiku akal
untuk Berfikir (Hasan Al Basri).
Tugas Akhir ini kupersembahakan untuk :
Bapak dan ibuku tercinta atas doa, dukungan
dan pengorbanannya.
Adik-adiku yang kusayangi
Temen-temen seperjuanganku Akuntansi D3
angkatan 2004.
Almamate
v
![Page 6: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/6.jpg)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang melimpahkan
rahmat, ridho, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini
untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat guna menyelesaikan Progam Studi
Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Sehubungan dengan selesainya penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis ingin
mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si Rektor Unirversitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Agus Wahyudi, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang.
3. Drs. Sukirman, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Negeri
Semarang.
4. Drs. Heriyanto, M.BA, Selaku Dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan
saran-saran yang sangat berguna dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
5. Drs. Subowo, M.Si, Selaku Dosen Penguji yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk menguji Tugas Akhir saya.
6. Bapak Sardi, SE sebagai kepala bagian tata usaha Perum Perhutani
Unit 1 Jawa Tengah.
6
![Page 7: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/7.jpg)
7. Bapak Antariksa, SE selaku ketua seksi akuntansi di Perum Perhutani
Unit I Jawa Tengah yang telah memberikan petunjuk dan
informasinya sehingga pelaksanaan penelitian ini dapat terlaksana
dengan baik.
8. Semua staff karyawan yang telah banyak membantu dan memberi
kemudahan dalam melaksanakan penelitian.
9. Untuk Bapak, ibu dan adik-adikku tercinta yang selalu memberikan
dorongan baik mental maupun material.
10. Rekan-rekan angkatan 2004 Akuntansi D3.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna. Akhirnya penulis berharap semoga penyusunan Tugas Akhir yang sangat
sederhana ini Insya Allah dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri,
almamaterku, bangsa dan negara.
Semarang, 08-Agustus-2007
Penulis
7
![Page 8: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/8.jpg)
SARI
Dedi Kurniawan, 2007, Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai Pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Ahli Madya Akuntansi Universitas Negeri Semarang, 95 halaman. Kata Kunci : Penerimaan Kas, Penjualan Tunai Penanganan kas yang baik untuk menghindarkan penyalahgunaan dan penggelapan terutama dalam hal penerimaan kas sangat diperlukan dalam perusahaan, mengingat kas merupakan aktiva paling liquid. Salah satu sumber penerimaan kas dalam perusahaan adalah berasal dari penjualan tunai. Agar penerimaan kas dari penjualan tunai tidak terpusat dari satu bagian saja maka perusahaan harus melibatkan beberapa bagian yang ada untuk diikut sertakan dalam penerimaan kas, sehingga nantinya diharapkan penyalahgunaan dan penggelapan kas dapat dihindarkan. Untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut perlu diterapkan sistem penerimaan kas atas penjualan tunai yang baik untuk menangani kebocoran dalam penerimaan kas. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah?, bagaimana kelebihan dan kelemahan sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah? Dan bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah setelah diperbaiki?. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, bagaimana kelebihan dan kelemahan sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah dan bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah setelah diperbaiki. Dalam penelitian ini perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian adalah Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah yang bertempat tinggal di Jl. Pahlawan No. 15-17 Semarang. Objek kajian dalam penelitian adalah fungsi atau bagian yang terkait, dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani unit 1 Jawa Tengah. Metode pengumpulan data yang digunakan: 1). Metode observasi, 2). Metode Dokumentasi, 3). Metode Wawancara, 4). Metode Studi Pustaka, sedangkan untuk metode analisis data penulis menggunakan metode diskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh antara lain adalah pemaparan tentang sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah pada dasarnya telah sesuai dengan teori hanya saja masih terdapat kekurangannya yaitu: 1). Jumlah penerimaan kas masih ada yang diterima melalui kas perusahaan bukan disetor ke bank, 2). Adanya penggelapan kas dari bagian penjualan, 3). Tidak ada pemeriksaan saldo secara periodik dan dan secara mendadak oleh bagian intern. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulannya bahwa sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum perhutani Unit 1 Jawa Tengah pada dasarnya telah sesuai dengan teori hanya saja masih dapat kekurangannya yaitu sering terjadi karyawan melakukan tindakan lapping terhadap dana kas. Terutama bagian kasir dan untuk tindak lanjutnya dibentuk bagian pemeriksaan intern terhadap kas perusahaan. Sehingga pengendalian intern yang baik dapat dicapai.
8
viii
![Page 9: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/9.jpg)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ............................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................. iv
MOTTO PERSEMBAHAN ............................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSRTAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Permasalahan ............................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir……………………………………… 6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas……………………………… 8
2.1.1. Sistem Akuntansi…………………………………………. 8
2.1.2. Pengertian Kas…………………………………………… 10
9
![Page 10: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/10.jpg)
2.1.3. Pengertian Sistem Akuntansi Penerimaan Kas………….. 10
2.2 Pengertian Penjualan Tunai.. ..................................................... .. 11
2.3 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai.......... . 11
2.4 Bagian yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas
Penjualan Tunai………………………………………………… 18
2.5 Informasi yang diperlukan oleh Manajemen ............................. .. 19
2.6 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas atas Penjualan Tunai ........................................................... .. 20
2.7 Cacatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem akuntansi
Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai………………………….. 22
2.8 Jaringan yang Membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas
Penjualan Tunai………………………………………………… 23
2.9 Unsur Pengendalian Intern pada Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Atas Penjualan Tunai…………………………………………… 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian........................................................................... . 39
3.2. Objek Kajian ................................................................................ . 39
3.3. Metode Pengumpulan Data........................................................... . 39
3.4. Metode Analisis Data.................................................................... 41
BAB IV HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan ......................................................................... 42
4.1.1 Seajarah Perkembangan Perusahaan……………………… 42
4.1.2 Bidang Usaha……………………………………………. 45
10
![Page 11: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/11.jpg)
4.1.3 Visi dan Misi…………………………………………….. 47
4.1.4 Struktur Organisasi………………………………………. 48
4.1.5 Tugas dan Tanggungjawab………………………………. 50
4.2 Hasil Penelitian………………………………………………….. 57
4.2.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai
pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah………………. 57
4.2.2 Bagian yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
atas Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah..58
4.2.3 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
atas Penjualan Tunai………………………………………………. 59
4.2.4 Cacatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai…………………………….. 61
4.2.5 Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
atas Penjualan Tunai………………………………………………. 62
4.2.6 Unsur Pengendalian Intern pada Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas
Penjualan Tunai……………………………………………………. 67
4.3 Pembahasan……………………………………………………….. 71
4.3.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum
perhutani Unit 1 Jawa Tengah……………………………………… 72
4.3.2 Kelebihan-kelebihan yang terdapat pada Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas atas Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah…74
11
![Page 12: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/12.jpg)
4.3.3 Kelemahan-kelemahan yang terdapat pada Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1
Jawa Tengah…………………………………………………………75
4.3.4 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum
Perhutani Unit 1 Jawa Tengah…………………………… 91
BABA V PENUTUP
5.1 Simpulan…………………………………………………………….. 93
5.2 Saran………………………………………………………………… 94
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 96
DAFTAR LAMPIRA
12
![Page 13: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/13.jpg)
DAFTAR GAMBAR
Gambar: Halaman
1. Penerimaan Kas dari Over-the-Counter Sales……………………... 13
2. Penerimaan Kas dari Cash-on-Delivery Sales (COD Sales)………. 15
3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sales…………………………… 16
4. Skema Penjualan dengan Kartu Kredit Bank……………………... 17
5. Bagian Order Penjualan Sistem Penerimaan Kas…………………. 26
6. Bagian Kassa Sistem Penerimaan Kas……………………………. 27
7. Bagian Gudang Sistem Penerimaan Kas…………………………… 28
8. Bagian Pengiriman Sistem Penerimaan Kas……………………….. 29
9. Bagian Jurnal sistem Penerimaan Kas……………………………… 30
10. Bagian Sistem Penerimaan Kas…………………………………… 31
11. Struktur Organisasi Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah……….. 49
12. Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada
Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah…………………………….. 64
13. Rancangan Bagan Alir Ssistem Penerimaan Kas atas Penjualan
Tunai……………………………………………………………… 83
xiii
![Page 14: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/14.jpg)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Faktur Penjualan
Lampiran 2 Rekap Harga Pokok Penjualan
Lampiran 3 Jurnal Penerimaan Kas
Lampiran 4 Jurnal Umum
Lampiran 5 Bukti Memorial
Lampiran 6 Bukti Setor Bank
Lampiran 7 Jurnal Penjualan
Lampiran 8 Jurnal Kas Masuk
Lampiran 9 Surat Ijin Observasi
Lampiran 10 Suran Ijin Penelitian
Lampiran 11 Kartu Konsultasi Bimbingan tugas Akhir
![Page 15: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/15.jpg)
43
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perekonomian Indonesia sedang mengalami masa-masa sulit akibat krisis
yang terjadi pertengahan tahun 1997 dan sampai sekarang belum mengalami
pemilihan secara total. Banyak perusahaan yang gulung tikar karena menderita
kerugian dan tidak bisa bertahan dalam perekonomian seperti ini. Maka setiap
perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan, baik yang
menyangkut perencanaan maupun pengendaliannya. Selain itu diera
perdagangan bebas ini, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing dengan
perusahaan-perusahaan asing.
Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang ataupun perusahaan jasa,
selalu menjalankan aktivitas yang beragam Untuk dapat menjalankan aktivitas
perusahaan tersebut perusahaan membutuhkan suatu sistem. Dengan adanya
sistem tersebut diharapkan akan memberikan suatu jaringan prosedur yang
terpadu dalam melaksanakan suatu kegiatan perusahaan dengan lancar. Hal
yang perlu diperhatikan dalam penerapan sistem akuntansi oleh perusahaan
adalah kesesuaian dan kecocokan antara sistem itu sendiri dengan aktivitas
perusahaan. Salah satu aktivitas yang sering dilakukan adalah aktivitas yang
berhubungan dengan penerimaan kas.
Kas dalam neraca merupakan aktiva yang paling likuid, karena hampir
setiap transaksi yang dilakukan oleh bagian yang berwenang atau yang terkait
43
1
![Page 16: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/16.jpg)
44
di dalam perusahaan maupun dengan pihak luar yang sebagian besar akan
mempengaruhi kas. Selain itu kas bersifat mudah dipindah tangankan sehingga
kas merupakan aktiva yang rawan, karena mudah digelapkan dan dimanipulasi.
Keadaan ini akan mendorong perusahaan untuk melakukan penataan pada
sistem akuntansi penerimaan kas yang meliputi beberapa aspek yang saling
berkaitan. Penyimpangan yang dilakukan biasanya berasal dari hasil penjualan
tunai, pelunasan piutang dari pelanggan dan sebagainya. Karena jenis
penerimaan kas yang diterima cukup besar maka perusahaan perlu menerapkan
suatu sistem agar penerimaan kas tersebut dapat terkontrol dengan baik.
Mengingat sangat pentingnya sistem penerimaan kas dalam perusahaan
maka sistem penerimaan kas dalam perusahaan perlu diatur sedemikian rupa
dikarenakan kas ini kerawanannya sangat tinggi sehingga diperlukan prosedur-
prosedur pengendalian intern terhadap kas. Prosedur yang baik dalam
penerimaan kas sangat bermanfaat untuk kemajuan dan kepentingan
perusahaan pada umumnya, juga berguna untuk mengetahui laba yang
diperoleh perusahaan secara keseluruhaan.
Sebagaimana diatur oleh Pemerintah No. 2 Tahun 1978 Perum Perhutani
Unit 1 Jawa Tengah merupakan suatu instansi atau perusahaan yang bergerak
di bidang kehutanan yang berupa penanaman, pemeliharaan, exploitasi,
pengolahan dan pemasaran. Sumber penerimaan kas pada Perum Perhutani
Unit 1 Jawa Tengah yaitu diperoleh dari penjualan tunai dan pelunasan
piutang. Dalam penjualan tunai pembeli diharuskan terlebih dahulu
menyetorkan sejumlah uang secara langsung. Akan tetapi penerimaan kas dari
44
![Page 17: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/17.jpg)
45
piutang dilakukan setelah barang diterima pembeli dan pembayaran dapat
dilakukan melalui penagih perusahaan atau dapat melalui pos sesuai perjanjian
sebelumnya. Semua transaksi yang berkaitan dengan penerimaan kas harus
disetorkan ke bank yang telah ditentukan oleh perusahaan pada hari itu juga
atau hari berikutnya, dan harus melibatkan bagian-bagian dalam perusahaan
agar transaksi penerimaan kas yang dihasilkan sesuai dengan hasil laporan
keuangan.
Karena produk yang dihasilkan Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
sangat besar dan beragam, maka hal ini mempengaruhi transaksi yang
berhubungan dengan kas berlangsung sangat cepat., padahal dalam pemakaian
dokumen dengan nomor urut tercetak kurang diperhatikan untuk menciptakan
praktek yang sehat, dengan demikian pengawasan terhadap transaksi yang
tidak diotorisasi dapat dipantau sejak dini. Namun apabila dalam pelaksanaan
kegiatannya tidak segera ditanda tangani, perusahaan akan mengalami kerugian
secara material seperti adanya kesalahaan pencatatan kas yang tidak tepat,
karena itu Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah menerapkan sistem
pengendalian intern sebagai alat untuk menanggulangi kebocoran kas dan
kasus penyelewengan kas dalam perusahaannya.
Namun sistem penerimaan kas pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah masih dikatakan kurang baik, hal yang mempengaruhi kurang baiknya
sistem akuntansi penerimaan kas pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
yaitu
45
![Page 18: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/18.jpg)
46
1. Pada Perum perhutani Unit 1 Jawa Tengah penerimaan kas dengan jumlah
yang sangat besar masih ada yang diterima melalui kas perusahaan bukan
melalui bank, sehingga hal itu memungkinkan resiko terjadinya pencurian
atau kehilangan sangat besar.
2. Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah masih dijumpai adanya
penggelapan uang yang dilakukan oleh bagian penjualan dengan cara
menyajikan jumlah setoran yang terlalu rendah dan menyajikan jumlah
pengeluaran kas terlalu tinggi dan selisih tersebut dimasukan ke kantong
pribadi, seperti pembelian bahan bakar. Jika hal ini sering terjadi pada
perusahaan tersebut maka dapat mengakibatkan kerugian.
3. tidak adanya pemeriksaan saldo secara periodik dan secara mendadak oleh
bagian intern yang sebenarnya bertujuan untuk mengetahui keabsahan data
saldo tersebut pada setiap bagian.
Untuk menanggulangi adanya penyimpangan-penyimpangan tersebut
maka diperlukan adanya sistem pengendalian intern terhadap penerimaan kas
juga pengawasan yang ketat terhadap fungsi-fungsi penerimaan dan pencatatan
kas. Hal ini bertujuan untuk menjaga kekayaan perusahaan, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansinya serta meningkatkan efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam mencegah terjadinya
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
Berdasarkan uraian diatas mengingat betapa pentingnya sistem akuntansi
penerimaan kas bagi perkembangan perusahaan, maka harus diketahui sejauh
mana sistem akuntansi yang diterapkan dalam Perum Perhutani Unit 1 Jawa
46
![Page 19: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/19.jpg)
47
Tengah, khususnya mengenai sistem akuntansi penerimaan kas yang berasal
dari penjualan tunai, maka dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mengambil
judul “SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ATAS PENJUALAN
TUNAI PADA PERUM PERHUTANI UNIT 1 JAWA TENGAH”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada
Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan pada Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas atas Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah?
3. Bagaimana Sistem Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum
Perhutani Unit 1 Jawa Tengah setelah di perbaiki?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah , maka tujuan penelitian adalah:
1. Untuk Mengetahui Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas
Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.
2. Untuk Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Sistem
Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1
Jawa Tengah.
47
![Page 20: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/20.jpg)
48
3. Untuk Mengetahui Sistem Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai
pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah setelah di perbaiki.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
A. Manfat Teoritis
Manfat teoritis penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan bagi dunia pendidikan ilmu pengetahuan Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah.
B. Manfaat Praktis
Manfaat praktis bagi perusahaan adalah diharapkan dapat dipakai
sebagai bahan masukan dan sebagai landasan kebijakan bagi perusahaan
untuk lebih meningkatkan pengawasan yang efektif dan efesien terhadap
penerimaan kas.
1.5 Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika penulisan Tugas Akhir merupakan garis besar penyusunan
yang memudahkan jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi
tugas akhir adalah
48
![Page 21: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/21.jpg)
49
1. Bagian Pengantar Tugas Akhir: terdiri dari Halaman Judul, Halaman
Persetujuan, Halaman Pengesahan, Pernyataan, Motto dan Persembahan,
Kata Pengantar, Daftar Isi, Sari Daftar Gambar dan Daftar Lampiran.
2. Bagian Utama Tugas Akhir terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang: Latar Belakang Masalah,
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan tentang: Pengertian Sistem Akuntansi,
Pengertian Kas, Sistem Akuntansi Penerimaan Kas, Penjualan Tunai, Sistem
Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang: Lokasi Penelitian, Objek Kajian,
Metode Pengumpulan Data dan Metode Analisis Data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menguraikan: Hasil Penelitian dan Pembahasan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi: Simpulan dan Saran.
3. Bagian pelengkap Tugas Akhir terdiri dari: Daftar Pustaka dan Daftar
Lampiran.
49
![Page 22: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/22.jpg)
50
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem adalah Sekelompok unsur yang erat berhubungan dengan satu
dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan
tertentu (Mulyadi, 2001:2). Sistem juga bisa diartikan suatu dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan yang disusun suatu skema yang
menyeluruh untuk pelaksanaan suatu kegiatan atau fungsi utama dari suatu
perusahaan (Baridwan, 1998:3). Sedangkan menurut Hall.A (2001:5)
Sistem didefinisikan sekelompok dua atau lebih komponen-komponen
yang saling berkaitan (interrelated) atau sub sistem-sistem yang bersatu
untuk mencapai tujuan yang sama.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa system yaitu
prosedur atau susunan yang saling berhubungan antara bagian yang satu
dengan yang lain dan antara komponen yang satu dengan yang lain yang
telah dikoordinasikan sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi
demi untuk mencapai tujuan yang sama.
Akuntansi yaitu Suatu proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi
(Yusuf, 2001:5). Akuntansi juga dapat diartikan suatu sistem informasi
50
8
![Page 23: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/23.jpg)
51
berdasarkan mana pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan
mengambil keputusan (Hartanto, 1993:13)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah
kumpulan prosedur atau tekhnik pengadministrasian yang berupa
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data
keungan suatu organisasi dalam bentuk laporan keungan untuk
pengambilan keputusan.
Sistem Akuntansi merupakan “salah satu system informasi diantara
berbagai system informasi yang digunakan oleh manajemen dalam
mengubah perusahaan. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir,
catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi , 2001:3)”
Sistem Akuntansi merupakan dokumen bukti transaksi, alat-alat
pencatatan, laporan-laporan, dan prosedur-prosedur yang digunakan
perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasil-
hasilnya (Al Haryono Yusuf, 2001:395).
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
akuntansi merupakan suatu kesatuan untuk mengumpulkan, mengorganisir
dan mengikhtisarkan tentang berbagai transaksi perusahaan yang dapat
digunakan untuk membantu pimpinan dan manajemen dalam menangani
jalannya perusahaan.
51
![Page 24: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/24.jpg)
52
2.1.2 Pengertian Kas
Kas adalah suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran
dalam akuntansi (Baridwan, 2000:85). Definisi kas menurut (Gito
Sudarmo, 2002: 31) yaitu nilai uang kontan yang dalam perusahaan
beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan
sebagai alat pembayaran kebutuhan finasial. Sedangkan menurut Sarwoko
dan Hakim (1989:119) yang dimaksud kas adalah uang tunai dalam
seluruh benda atau sumber lainnya (surat berharga) yang segera tersedia
untuk memenuhi kewajiban.
Dari ketiga pengertian kas diatas dapat disimpulkan kas adalah suatu
kekayaan yang dimiliki perusahaan yang merupakan aktiva paling lancar
yaitu paling sering berubah, yang berupa uang kontan dan digunakan
sebagai alat pertukaran atau pembayaran finasial bagi keperluan
perusahaan.
2.1.3 Pengertian Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat
untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dan penjualan tunai atau
dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum
perusahaan (Mulyadi, 2001:500). Selain itu sistem akuntansi penerimaan
kas menurut (Gito Sudarmo, 1992:61) dapat diartikan juga sebagai proses
aliran kas yang terjadi di perusahaan yang bersangkutan yang terdiri dari
aliran kas masuk (cash inflow)
52
![Page 25: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/25.jpg)
53
Berdasarkan beberapa pengertian diatas yang dimaksud sistem
akuntansi penerimaan kas yaitu suatu jaringan prosedur yang menangani
suatu peristiwa atau kejadian yang mengakibatkan terjadinya penambahan
uang dalam kas yang berasal dari penjualan tunai maupun piutang yang
melibatkan bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama yang lain.
2.2 Pengertian Penjualan Tunai
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang yang lebih
dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.
Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian di serahkan
kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh
perusahaan.
Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan jasa berasal dari
transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang
baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam
jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk
melakukan internal check.
2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu
kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan
penerimaan kas. (Mulyadi, 2001:455)
53
![Page 26: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/26.jpg)
54
2.3 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi dalalm tiga
prosedur adalah:
1. Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale.
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan,
melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli,
melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang
yang dibeli. Prosedur-prosedur yang dijalankan dalam penerimaan
kas dari over-the counter sale dengan langkah pembeli memesan
barang langsung kepada Wiraniaga (sales-person) di Bagian
Penjualan; Bagian Kas menerima pembayaran dari Pembeli dapat
berupa uang tunai, cek pribadi atau kartu kredit; Bagian Penjualan
memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkan barang
kepada Pembeli; Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke
Bank; Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam
jurnal penjualan; Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari
Penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas.
54
![Page 27: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/27.jpg)
55
Bagian penjualan
Pembelian
Bank Bagian pengiriman barang
Bagian akuntansi
Bagian Kassa
Bagian pengiriman menyerahkan barang pada pembeli
Bagian penjualan memerintahkan bagian
pengiriman menyerahkan barang
kepada pembeli
Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan
Bag
ian
Pembeli membayar harga barang
Bagian kasa menyerahkan kas ke
bank
(5)
Pembeli memesan barang 1
(4)(2)
(7)
(3)
(6)
Gambar 1 Penerimaan Kas dari Over-The- Counter Sales Sumber: (Mulyadi, 2001:457)
2. Penerimaan Kas dari COS Sales
Cash-On-Delevery Sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan
yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan
sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD
Sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk
memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan
penerimaan kas dari perusahaan penjual. COD sales melalui pos belum
merupakan sistem penjualan yang umum berlaku di Indonesia.
55
![Page 28: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/28.jpg)
56
Prosedur yang dilaksanakan COD Sales adalah Pembeli memesan
barang lewat surat yang dikirim melalui kantor pos; Penjual mengirimkan
barang melalui kantor pos pengirim dengan cara mengisi formulir COD
Sales di kantor pos; Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir
COD Sales sesuai dengan instruksi penjual kepada kantor pos penerima;
Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD
Sales, memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman
barang COD Sales; Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos
penerima dan melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam
formulir COD Sales dan pembeli memperoleh barang yang telah dipesan;
Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COD Sales
telah dilaksanakan. Kantor pos pengirim memberitahu penjual bahwa
COD Sales telah selesai dilaksanakan, sehingga penjual dapat mengambil
kas yang diterima dari pembeli. Lihat prosedur COD Sales dibawah ini.
56
![Page 29: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/29.jpg)
57
Kantor Pos Pengirim
Kantor pos mengirim barang ke Alamat pembeliKt pos penerima
K
antor pos
pengirim
(1)
Pembeli memesan barang
P
enjual
mengiri
Penjual Pembeli
Kantor Pos Penerima
P
embeli
memba
yar
K
antor pos
mengirim
Gambar 2 Penerimaan Kas dari COD Sales Sumber: (Mulyadi, 2001:457)
3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sale
Credit Card merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli
dan sarana pembayaran bagi pembeli, baik dalam over-the counter sales
maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan
melalui jasa pos atau angkutan umum. Dalam Over-the Counter Sale,
pembeli datang ke perusahaan melakukan pemilihan barang atau produk
yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan menggunakan
kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang melibatkan pos atau perusahaan
angkutan umum, pembeli tidak perlu datang ke perusahaan penjual.
Pembeli memberikan persetujuan tertulis untuk penggunaan kartu kredit
dalam pembayaran barang.
57
![Page 30: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/30.jpg)
58
Dibawah ini gambar penerimaan kas dari Credit Card Sales:
Bagian penjualan
Pemegang kartu kredit
Bank penerbit
Bagian pengiriman barang
Bagian kas
Bagian
pengiriman
Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli
Secara periodik bank penerbit kartu kedit melakukan penagihan kepada pemegang kartu kredit
6
Pemegang kartu kredit meemsan barang 1
Peme
gang kartu
Gambar 3 Penerimaan Kas dari Credit Card Sales Sumber: (Mulyadi, 2001:461)
Kartu kredit dapat digolongkan menjadi Kartu Kredit Bank (Bank
Cards), Kartu Kredit Perusahaan (Company Cards), dan Kartu Kredit
Bepergian dan Hiburan (Travel and Entertainment Cards).
a. Kartu Kredit Bank (Bank Cards)
Kartu Kredit Bank yang banyak beredar adalah Visa dan
Master Card, yang secara sengaja memperoleh kredit dari bank.
Perusahaan yang menerima pembayaran dengan kartu ini dapat
memperoleh uang tunai dari bank dengan menukarkan Copy Credit
Card Sales Slip ke bank yang bersangkutan. Bank setiap bulan sekali
58
![Page 31: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/31.jpg)
59
menagih pemegang kartu kredit, yang telah digunakan untuk transaksi
pembelian dalam jangka waktu sebulan sebelumnya.
Bank Penerbit Kartu Kredit
Pemegang Kartu Kredit
Merchan
Secara periodik bank penerbit kartu kredit menagih piutang kepada pemegang kartu kredit
Menyetor credit card sales slip ke rekening giro merchant
Membeli barang atau jasa dengan kartu kredit bank
Gambar 4 Skema Penjualan dengan Kartu Kredit Bank Sumber: (Mulyadi, 2001:460)
b. Kartu Kredit Perusahaan (Company Cards)
Kartu Kredit Perusahaan ini diterbitkan oleh perusahaan
tertentu untuk para pelanggannya, pelanggan dapat menggunakan kartu
kredit ini untuk membeli barang hanya ke perusahaan yang telah
menerbitkannya. Penagihan harga barang yang telah dibeli oleh
perusahaan dilakukan pada akhir bulan atau tanggal tertentu, penjualan
melalui kartu ini pada dasarnya merupakan kredit.
c. Kartu Kredit Bepergian dan Hiburan (Travel and Entertainment
Cards)
American Express, Diner’s Club, dan Cartel Blance termasuk
dalam Travel and Entertainment Club, yang pada umumnya digunakan
dalam bisnis restaurant, hotel, dan motel. Perusahaan penjual barang
59
![Page 32: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/32.jpg)
60
menguangkan Credit Card Sales, slip dari transaksi penjualannya ke
perusahaan yang menerbitkan kartu kredit tersebut. Jurnal untuk
mencatat penjualan dengan menerima kartu kredit jenis ini tidak
berbeda dengan jurnal penjualan dengan menerima kartu kredit bank.
Credit Card Sale adalah transaksi penjualan tunai (yang
merupakan bentuk lain Over-the Counter Sale) yang pembeli
melakukan dengan menggunakan kartu kredit.
2.4 Bagian yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
atas Penjualan Tunai
Supaya transaksi penerimaan kas atas penjualan tunai tidak
terpusat pada satu bagian saja, maka dalam menerapkan sistem
akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai seharusnya melibatkan
beberapa bagian dalam perusahaan. Hal ini sangat diperlukan guna
memenuhi prinsip-prinsip pengendalian intern dan menghindari
penyimpangan-penyimpangan yang ada. Bagian-bagian yang terkait
dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
1. Bagian penjualan
2. Bagian kas
3. Bagian gudang
4. Bagian pengiriman
5. Bagian akuntansi (Mulyadi, 2001:462)
60
![Page 33: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/33.jpg)
61
Bagian penjualan dalam penerimaan kas bertanggung jawab
menerima order dari pembeli, selain itu mengisi faktur penjualan tunai
untuk diserahkan kepada pembeli guna kepentingan pembataran harga
barang ke bagian kas. Bagian kas bertanggung jawab menerima kas
pada transaksi penjualan, dan harus menyetorkan kas tersebut ke bank
pada hari itu juga dengan jumlah penuh.
Bagian gudang bertugas menyediakan barang pesanan pembeli
dan sekaligus menyerahkan barang tersebut ke bagian pengiriman.
Setelah barang tersebut sampai kebagian pengiriman maka barang
tersebut dibungkus dan diserahkan kepada pembeli, kemudian dari
bagian akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan,
penerimaan kas dan membuat laporan penjualan.
2.5 Informasi yang diperlukan oleh Manajemen
Informasi yang umumnya diperlukan manajemen dalam
penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
2.5.1 Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau
kelompok produk selama jangka waktu tertertu.
2.5.2 Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
2.5.3 Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu
tertentu.
2.5.4 Nama dan alamat pembeli.
2.5.5 Kuantitas produk yang dijual.
61
![Page 34: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/34.jpg)
62
2.5.6 Nama Wiraniaga yang melakukan penjualan.
2.5.7 Otorisasi pejabat yang berwenang.
2.6 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
atas Penjualan Tunai
Pencatatan transaksi penjualan barang dagangan tidak lepas dari
dokumen-dokumen. Dokumen disini berfungsi sebagai pendukung
sehingga tercatatnya sebuah transaksi. Dokumen yang dimaksud
merupakan formulir pertama untuk merekam suatu transaksi. Dalam
formulir ini peristiwa yang terjadi dalam perusahaan direkam di atas
kertas tertulis. Formulir adalah dokumen yang digunakan untuk
merekam terjadinya transaksi (Mulyadi, 2001:3).
Dokumen-dokumen yang digunakan yang biasa digunakan dalam
mencatat system akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
1. Faktur penjualan Tunai
2. Pita register kas
3. Credit Card Salles slip
4. Bill of lading
5. Faktur penjualan COD
6. Bukti setor bank
7. Rekapitulasi harga pokok penjualan (Mulyadi, 2001:463)
Faktur penjualan tunai disini berfungsi memerintah kepala bagian
kasa untuk menerima uang dari pembeli sejumlah yang tercantum dalam
62
![Page 35: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/35.jpg)
63
dokumen tersebut. Pita register kas (cash register tape) digunakan untuk
mendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan
sebagai bukti penerimaan kas dari bagian kas.
Dokumen Credit Card Sales Slp, diisi oleh bagian kas dan
berfungsi sebagai alat menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan
kartu kredit. Sebagai transaksi penjualan yang dilakukan oleh pemegang
kartu kredit.
Dokumen lainnya yang dapat digunakan dalam pencatatan ini
yaitu Bill of lading. Dokumen ini digunakan sebagai bukti penyerahan
barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan agkutan
umum, dan digunakan dalam penjualan COD (Cash-on-delivery) yang
penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.
Selain itu faktur penjualan COD (Cash-on-delivery) digunakan pula
sebagai perekam berbagai informasi yang diperlukan untuk manajemen
mengenai transaksi penjualan tunai. Bukti setor bank digunakan sebagai
bukti penyetoran kas dari penjualan tunai ke bank. Adapun bukti setor
bank ini dipakai oleh bagian akuntansi sebagai dokumen sumber untuk
pencatatan transaksi penerimaan kas atas penjualan tunai ke dalam jurnal
penerimaan kas. Terakhir, dokumen rekapitulasi harga pokok penjualan.
Dokumen ini digunakan bagian akuntansi untuk meringkas harga pokok
produk yang dijual selama satu periode dan sebagai dokumen pendukung
bagi pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk
yang dijual.
63
![Page 36: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/36.jpg)
64
2.7 Catatan Akuntansi yang digunakan dalam Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai
Posting yang dilakukan oleh bagian jurnal dalam pencatatan
penerimaan kas harus melalui beberapa tahap yaitu dengan
menggunakan catatan-catatan akuntansi. Menurut Mulyadi dalam buku
yang berjudul Sistem Akuntansi, catatan-catatan yang digunakan
dalam transaksi penerimaan kas atas penjualan tunai adalah:
1. Jurnal penjualan
2. Jurnal penerimaan kas
3. Jurnal Umum
4. Kartu persediaan
5. Kartu gudang (Mulyadi, 2001:468)
Jurnal penjualan digunakan untuk meringkas dan mencatat data
penjualan saat perusahaan menjual produk dan jurnal ini dapat pula
digunakan oleh manajemen sebagai informasi penjualan di dalam
perusahaan, sedangkan jurnal penerimaan kas oleh bagian akuntansi
digunakan untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber
diantaranya dari penjualan tunai. Setiap terjadi penjualan, maka harga
pokok dicatat oleh bagian akuntansi dalam jurnal umum, sedangkan
kartu persediaan dapat digunakan untuk mencatatat berkurangnya
harga pokok persediaan yang terjual.
64
![Page 37: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/37.jpg)
65
Kartu gudang digunakan sebagai pencatat mutasi dan
persediaan barang yang disimpan dalam gudang, dalam transaksi
penjualan tunai kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya
kuantitas produk yang telah terjual.
2.8 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas atas Penjualan Tunai
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah:
1. Prosedur Order Penjualan
Prosedur Order Penjualan pada Bagian order penjualan
memulai transaksi dengan menerima order dari pembeli dengan
membuat faktur penjualan tunai rangkap tiga lembar (1) Faktur
penjualan tunai lembar ke-1 diserahkan kepada pembeli untuk
memungkinkan pembeli melakukan pembayaran kepada bagian
kassa, (2) Faktur penjualan tunai lembar ke-2 dikirimkan kepada
bagian gudang, untuk menyiapkan barang pesanan, (3) Faktur
penjualan tunai lembar ke-3 Faktur penjualan tunai lembar ke-3
diarsipkan secara permanent oleh bagian order penjualan menurut
nomor urut.
Untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga
barang ke fungsi kas, dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan
fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan
65
![Page 38: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/38.jpg)
66
kepada pembeli. Di dibawah ini adalah sistem penerimaan kas dari
bagian order penjualan.
a. Prosedur Penerimaan Kas
Prosedur penerimaan kas adalah pada bagian kassa menerima
pembayaran harga barang dari pembeli kemudian bagian kassa
mengoperasikan Pita register kas sebagai tanda pembayaran dan
memberikan tanda cap “Lunas” pada faktur penjualan tunai.
Faktur penjualan tunai dan pita register kas diserahkan kepada
bagian pengiriman melalui pembeli untuk memungkinkan
pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya
dari fungsi pengiriman, juga mengisi bukti setor bank dan
menyetorkan penerimaan kas dari penjualan tunai kepada bank
dalam jumlah penuh yang dibuat rangkap tiga dengan distribusi
(1) Bukti setor bank lembar ke-1 diserahkan kepada bank
bersamaan dengan penyerahan uang setoran, (2) Bukti setor bank
lembar ke –2 diserahkan kepada bagian jurnal, (3) Bukti setor
bank lembar ke-3 diarsipkan secara permanen oleh bagian kassa
menurut tanggal transaksi.
b. Prosedur Penyerahan Barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang
kepada pembeli.
c. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan
transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal
66
![Page 39: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/39.jpg)
67
penerimaan kas, serta mencatat berkurangnya persediaan barang
yang dijual dalam kartu persediaan.
d. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank
Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan
penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada
suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas yang diterima dari
penjualan tunai ke bank dalam jurnal penuh.
e. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas
ke dalam jurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank yang
diterima dari bank melalui fungsi kas.
f. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga
pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu
persediaan. (Mulyadi, 2001:469-470).
Bagan alir dokumen Sistem Penerimaan Kas dari over-the-
counter sales adalah;
67
![Page 40: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/40.jpg)
68
Bagian Order Penjualan
Menerima order dari
Kantor
N Via Pembeli
32
FPT 1
Mengisi faktur
penjualan tunai
Mulai
2
1
FPT : Faktur Penjualan Tunai Gambar 5 Bagian Order Penjualan Sistem Penerimaan Kas (Mulyadi, 2001:467)
Sumber : (Mulyadi, 2001:476)
68
![Page 41: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/41.jpg)
69
Bagian Kassa
1
FPT 1
4
32
N
Bersama Uang
32
1bu
kti setor
Menyetor kas ke bank
1bu
kti setor b k
5
Menerima uang dari
b li
Mengoperasikan register k
PRK
FPT 1
Mengisi bukti setor bank
Diserahkan ke bank
FPT : Faktur Penjualan Tunai PRK : Pita Register Kas
Gambar 6 Bagian Kassa Sistem Penerimaan Kas (Mulyadi, 2001:476)
69
![Page 42: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/42.jpg)
70
Bagian Gudang
2
FPT 2
Kartu Gudang
Menyerahkan barang
FPT 2
BersamaBarang
4
FPT : Faktur Penjualan Tunai
Gambar 7 Bagian Gudang Sistem Penerimaan Kas (Mulyadi, 2001:476)
70
![Page 43: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/43.jpg)
71
Bagian Pengiriman
FPT : Faktur Penjualan Tunai
3
PRK FPT 1
FPT 2
4
Membandingkan FPT il 1
dan lb 2
Menyerahkan barang kepada
pembeli
2FPT 1
PRK
6
Bersama barang Sebagai slip Pembungkus
Untuk Pembeli
PRK : Pita Register Kas
Gambar 8 bagian Pengiriman Sistem Penerimaan Kas (Mulyadi, 2001:476)
71
![Page 44: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/44.jpg)
72
Bagian Jurnal
6
PRK
FPT 1
Jurnal Penjualan
7
4
Jurnal Penerimaan kas
Bukti setor Bank
T
8
RHPP
Bukti Memorial
Jurnal Umum N
selesai
FPT : Faktur Penjualan Tunai PRK : Pita Register Kas RHPP : Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Gambar 9 Bagian Jurnal Sistem Penerimaan Kas (Mulyadi, 2001:477)
72
![Page 45: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/45.jpg)
73
Bagian Kartu Persediaan
FPT : Faktur Penjualan Tunai PRK : Pita Register Kas RHPP : Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
7
Kartu persediaan
Membuat rekapitulasi
RHPP
Secara periodik
PRK
FPT 1
Membuat bukti memorial
RKPP Bukti memorial
N
8
Gambar 10 Bagian Sistem Penerimaan Kas (Mulyadi, 2001:477)
73
![Page 46: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/46.jpg)
74
2.9 Unsur Pengendalian Intern pada Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas atas Penjualan Tunai.
Perusahaan tidak akan bisa berjalan lancar tanpa adanya sistem
pengendalian intern, karena sistem ini dapat melindungi perusahaan
dari penyelewengan-penyelewengan ataupun kecurangan-kecurangan
yang dilakukan oleh bagian-bagian yang terkait. Sistem pengendalian
intern yang baik diharuskan kas dilibatkan dengan pihak luar (bank)
untuk mengawasi kas perusahaan. Perusahaan dapat memanfaatkan
catatan pihak bank untuk dicocokkan kebenarannya dengan catatan kas
perusahaan. Dengan sistem pengendalian intern ini, transaksi
penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas dapat
direkonsiliasi dengan bukti setor bank. Adapun unsur-unsur
pengendalian intern sistem penerimaan kas atas penjualan tunai
tersebut antara lain:
1. Organisasi
Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem
akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai, diperlukan unsur
pokok yang bertujuan untuk membentuk organisasi dalam
mengatasi perusahaan. Hal yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut: bagian penjualan harus terpisahkan dari bagian kas, bagian
kas harus terpisahkan dari bagian akuntansi, dan pada transaksi
penjualan tunai harus dilaksanakan oleh bagian penjualan, bagian
kas, bagian pengiriman, dan bagian akuntansi (Mulyadi,
2001:471).
74
![Page 47: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/47.jpg)
75
a. Bagian Penjualan Harus Terpisahkan dari Bagian Kas
Untuk menghindari adanya penyelewengan ataupun
kecurangan dalam perusahaan maka bagian penjualan harus
dipisahkan dari bagian kas dikarenakan bagian operasi harus
dipisahkan dari bagian penyimpanan uang tersebut. Jadi
penerimaan kas dilakukan oleh bagian kassa dan akan dicek
oleh bagian order penjualan atas kebenarannya.
b. Bagian Kas harus terpisahkan dari Bagian Akuntansi.
Berdasarkan unsur sistem pengendalian intern yang
baik, bagian akuntansi harus dipisahkan dari kedua bagian
pokok yang lain: bagian operasi dan bagian penyimpanan. Hal
ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan
menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. Jika suatu
sistem terjadi penggabungan antara bagian akuntansi dengan
kedua bagian pokok yang lain: bagian operasi dan bagian
penyimpanan, maka semua itu membuka kesempatan bagi
karyawan perusahaan yang ingin melakukan kecurangan
dengan cara mengubah catatan akuntansi untuk menutupi
kecurangan yang dilakukannya.
c. Transaksi Penjualan Tunai Dilaksanakan oleh Bagian
Penjualan, Bagian Kas, Bagian Pengiriman, dan Bagian
Akuntansi.
Dalam transaksi penjualan tunai tidak ada yang
melaksanakan secara lengkap transaksi tersebut hanya oleh satu
bagian saja. Keuntungan adanya penanganan transaksi
75
![Page 48: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/48.jpg)
76
penjualan tunai yang dilakukan oleh bagian penjualan, bagian
kas, bagian pengiriman, dan bagian akuntansi, yaitu akan
tercipta adanya pengecekan intern pekerjaan setiap bagian
tersebut oleh bagian lainnya, maka kemungkinan untuk terjadi
penyelewengan-penyelewengan ataupun kecurangan sangatlah
kecil.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Di dalam perusahaan sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan merupakan alat yang penting bagi manajemen untuk
mengadakan pengawasan terhadap semua kegiatan operasional
perusahaan, begitu pula dengan prosedur pencatatan harus
diterapkan secara konsisten agar mudah dilakukan pengendalian
dan pengawasan. Sistem otorisasi prosedur pencatatan yang dapat
diterapkan dalam sistem akuntansi penerimaan kas meliputi:
penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh bagian penjualan
dengan menggunakan faktur penjualan tunai, penerimaan kas
diotorisasi oleh bagian kas dengan cara membubuhkan cap “lunas”
dan penempelan pita register kas pada faktur penjualan tunai,
penyerahan barang diotorisasi oleh bagian pengiriman dengan cara
membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai,
penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan
otorisasi dari bank penerbit, pencatatan ke dalam catatan akuntansi
harus didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan
dokumen pendukung yang lengkap, dan pencatatan sumber yang
76
![Page 49: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/49.jpg)
77
dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, dan
pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh
karyawan yang diberi wewenang untuk itu (Mulyadi, 2001:471).
Dibawah ini dijelaskan sistem otorisasi dan prosedur
pencatatannya.
a. Penerimaan Order dari Pembeli Diotorisasi oleh Bagian
Penjualan dengan Menggunakan Formulir Faktur Penjualan
Tunai.
Transasksi penjualan tunai dimulai dengan
diterbitkannya faktur penjualan tunai oleh bagian penjualan.
Dengan formulir ini bagian penerimaan kas akan menerima kas
dan bagian pengiriman akan menyerahkan barang kepada
pembeli. Faktur penjualan tunai diotorisasikan kebagian
penjualan agar menjadi dokumen yang benar dan dapat dipakai
sebagai dasar untuk penerimaan kas dari pembeli, dan menjadi
perintah bagi bagian pengiriman untuk menyerahkan barang
kepada pembeli setelah barang tersebut dilunasi oleh pembeli,
dan digunakan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan
dalam catatan akuntansi.
b. Penerimaan Kas Diotorisasi oleh Bagian Kas dengan Cara
Membubuhkan Cap “Lunas” pada Faktur Penjualan Tunai dan
Penempelan Pita Register Kas pada Faktur Tersebut.
77
![Page 50: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/50.jpg)
78
Agar tidak terjadi adanya kesalahan dalam pelunasan
pembayaran karena kelalaian maka setelah bagian penerimaan
kas menerima kas dari pembeli, bagian tersebut harus
membubuhkan cap “Lunas” dan menempelkan pita register kas
pada faktur penjualan tunai dapat memberikan otorisasi bagi
bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembeli.
c. Penyerahan Barang Diotorisasi oleh Bagian Pengiriman dengan
Cara Membubuhkan Cap “Sudah Diserahkan” pada Faktur
Penjualan Tunai.
Agar bagian akuntansi memperoleh bukti yang benar
adanya transaksi rekening hasil penjualan dan persediaan
barang maka setelah barang diserahkan kepada pembeli, bagian
pengiriman barang membubuhkan cap “Sudah Diserahkan”
pada faktur penjualan tunai, yang artinya barang tersebut telah
diserahkan kepada pembeli yang berhak.
d. Penjualan dengan Kartu Kredit Bank Didahului dengan
Permintaan Otorisasi dari Bank Penerbit.
Dalam sistem yang on line, mechant dilengkapi dengan
suatu alat yang dihubungkan secara on line dengan komputer
bank penerbit kartu kredit. Otorisasi diperoleh merchant
dengan cara memasukkan kartu kredit pelanggan ke dalam alat
tersebut. Dengan alat ini merchant terhindar dari kemungkinan
ketidakbonafitan pemegang kartu kredit. Jika bukan sistem on
78
![Page 51: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/51.jpg)
79
line yang digunakan oleh perusahaan, untuk menghindari
pemegang kartu kredit tercantum dalam daftar hitam yang
diterbitkan oleh bank penerbit kartu kredit secara berkala.
e. Pencatatan ke dalam Catatan Akuntansi Harus Didasarkan atas
Dokumen Sumber yang Dilampiri dengan Dokumen Yang
Lengkap.
Adanya dokumen pendukung yang lengkap dan telah
diotorisasikan oleh pejabat yang berwenang dapat digunakan
sebagai bukti untuk mengetahui kebenaran dokumen sumber.
Dalam sistem penjualan tunai, pencatatan mutasi piutang harus
didasarkan oleh dokumen sumber yaitu faktur penjualan tunai
sedangkan dokumen pendukungnya adalah pita register kas.
f. Pencatatan ke dalam Catatan Akuntansi Harus Dilakukan oleh
Karyawan yang Diberi Wewenang untuk itu.
Dalam pengubahan catatan akuntansi hanya dapat
dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk
pengubahan tersebut. Sehabis karyawan tersebut
memutakhirkan atau up-date data catatan akuntansi
berdasarkan dokumen sumber, dan harus ditandatangani, juga
diberi tanggal pada dokumen sumber sebagai bukti telah
dilakukannya pengubahan data yang dicatat dalam catatan
akuntansi pada tanggal tersebut.
79
![Page 52: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/52.jpg)
80
3. Praktek yang Sehat
Praktek yang sehat dicapai setiap karyawan telah
melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan. Adapun praktik yang sehat yang
harus diterapkan dalam menjalankan penerimaan kas atas
penjualan tunai adalah sebagai berikut: faktur penjualan tunai
harus bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh bagian penjualan, sedangkan jumlah
kas yang diterima dari penjualan tunai harus disetor seluruhnya ke
bank pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya, dan
melakukan perhitungan saldo kas yang ada ditangan bagian kas
secara periodik dan mendadak diperiksa oleh bagian pemeriksa
intern (Mulyadi, 2001:474).
80
![Page 53: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/53.jpg)
81
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan penelitian ini dibutuhkan data-data dengan
menggunakan metode-metode tertentu. Maksud dari metode-metode penelitian
yaitu cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan atau mengetahui data-data
atau sumber-sumber secara lengkap dan tepat dalam pencapaian tujuan penelitian
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PERUM
PERHUTANI UNIT 1 JAWA TENGAH yang beralamatkan di jalan
Pahlawan No. 15-17 Semarang.
3.2 Objek Kajian
Objek kajian penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1997:99). Adapun objek
kajian dalam penelitian yang penulis lakukan adalah sistem akuntansi
penerimaan kas pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah:
1. Metode Wawancara
Metode Wawancara atau Interview adalah suatu cara untuk
mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung
kepada seorang informan atau seorang ahli yang berwenang dalam suatu
39
81
![Page 54: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/54.jpg)
82
masalah. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara
mengajukan pertanyaan kepada unit organisasi yang terkait dalam
pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan kas pada Perum Perhutani Unit
1 Jawa Tengah.
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah pengamatan secara langsung pada suatu
objek yang akan diteliti dengan tujuan untuk memperoleh gambaran
mengenai objek. Metode ini digunakan untuk melakukan pengamatan
secara langsung mengenai sistem akuntansi penerimaan kas pada Perum
Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pencatatan atas data yang diperoleh
dari kumpulan dokumen-dokumen dilokasi penelitian terkait. Metode
dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data mengenai
dokumen dan data-data yang dibutuhkan untuk penelitian mengenai sistem
akuntansi penerimaan kas pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.
4. Metode Kepustakaan
Metode Kepustakaan adalah metode pengumpulan data yang
menggunakan buku yang berhubungan dengan masalah yang sedang
dibahas. Kepustakaan dilakukan oleh dengan cara membaca buku dan
literatur yang terkait dengan sistem akuntansi penerimaan kas pada Perum
Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.
82
![Page 55: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/55.jpg)
83
3.4 Metode Analisis Data
1. Teknik Penyajian Data
Untuk mencapai tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan
dalam penyusunan tugas akhir ini dan untuk diperoleh suatu kesimpulan
maka data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan mengamati
mengenai diperlukannya sesuai kriteria dan hal-hal yang diperlukan dalam
suatu pendataan. Penyajian data pemilihan adalah mengelompokkan data-
data sesuai kriteria masing-masing dan yang dibutuhkan dalam penelitian.
Penyajian data ini dipergunakan metode deskriptif kualitatif yaitu
menggambarkan kenyataan-kenyataan yang terjadi bersifat umum dan
kemungkinan masalah yang dihadapi serta solusinya.
2. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian disajikan berdasarkan analisis.
Secara umum analisis data yang digunakan adalah secara kualitatif yaitu
analisis yang tidak didasarkan pada perhitungan statistika yang berbentuk
angka, dengan cara membandingkan antara teori dan fakta yang terjadi
dalam perusahaan mengenai sistem akuntansi penerimaan kas.
83
![Page 56: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/56.jpg)
84
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan
Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah merupakan Badan Usaha
Milik Negara yang didirikan pada tahun 1972 berdasarkan PP No. 15
tahun 1972 yang telah diubah menjadi PP No. 36 Tahun 1936.
Dalam sejarah pendirian Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
mengalami 4 masa perkembangan yaitu Masa Feodal (Sebelum Tahun
1604), Masa Kolonial Belanda (Tahun 1604-1942), Masa Pendudukan
Jepang (Tahun 1942-1945), Masa Kemerdekaan (Tahun 1945-
sekarang). Sejalan dengan perubahan yang terjadi maka sejarah hutan
dan kehutanan di Jawa dan Madura juga mengalami keadaan pasang
surut, dengan adanya perubahan disebabkan karena kondisi Indonesia
yang mengalami masa perkembangan sebagai berikut:
1. Masa Feodal (Sebelum Tahun 1604)
Semua hutan yang ada di Jawa dan Madura berada di bawah
kekuasaan para raja, karena pada masa itu belum dikenal adanya
pengurusan hutan secara teratur.
2. Masa Kolonial Belanda (Tahun 1604-1942)
Pada masa kolonial Belanda, secara berangsur-angsur hutaan
diambil alih dari tangan raja. Pada tahun 1808 di bawah pemerintahan
Boendels, dibentuk Badan Pelaksanaan Khusus yang terdiri dari
42
84
![Page 57: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/57.jpg)
85
Inspektur Jendral Lembaga Administrasi Hutan, kemudian diadakan
usaha untuk merintis kegunaan dan pengurusan hutan yang lebih baik
berdasarkan ilmu pengetahuan modern yang dipelopori oleh 2 orang
ahli kehutanan dari jerman yaitu Muller dan Jordes pada tahun 1845.
Pada tahun ini juga dibentuk DENIST VAN BOSC WEZEN yang
merupakan kesatuan tugas untuk menguasai wilayah dari kehutanan
setempat dan diteruskan dengan berlakunya UU Kehutanan No. 1
Tahun 1879 maka perundang-undangan kehutanan dikenal dengan
nama BOSC REGLEMENT (Peraturan Kehutanan0. Pada tahun 1979,
hutan jati mulai dijaga secara intensif dan disesuaikan dengan
perkembangan ekonomi kehutanan modern staf di Eropa untuk
meningkatkan hasil hutan secara komersial. Dalam usaha itu, maka
pada tahun 1929 dibentuk “jati bedrisf” atau perusahan jati tetapi
mengalami kegagalan. Kemudian tahun 1936 struktur organisasi
perusahan berubah menjadi jawatan dan ini berlaku sampai berakhir
masa kolonial Belanda.
3. Masa Pendudukan Jepang (Tahun 1942-1945)
Pada masa pendudukan Jepang (1942) Dienst Van Bosh Wezem
diganti dengan nama Ringo Tyud Zumuzjo. Selama masa pendudukan
jepang, hutan di pulau Jawa mengalami kerusakan fisik dan kegiatan
produksi sering terhambat, hal ini disebabkan karena pihak Jepang
mengadakan penerbangan yang jauh melampoi batas penerbangan,
85
![Page 58: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/58.jpg)
86
akhirnya pemerintah Jepang, Ringo Tyud Zumuzjo ditempatkan di
bawah Departemen Kehutanan.
4. Masa Kemerdekaan (Tahun 1945-sekarang)
Setelah Indonesia merdeka, maka Ringo Tyud Zumuzjo diambil
oleh pemerintah Republik Indonesia dan dijadikan jawatan kehutanan
yang bersifat imperialisme dan berada di bawah kementrian
kemakmuran yang akhirnya menjadi Kementrian Pertanian.
Kemerdekaan Indonesia menyebabkan adanya usaha pemerintah
kearah pemberian otonomi dari pusat ke daerah yang diatur dengan PP.
No. 64 tahun 1957. Untuk meningkatkan sumber penghasil lahirlah
Peraturan PemerintahPengganti UU No. 19 tahun 1969 yang menjadi
landasan kerja di bidang kehutanan. Pada masa Orba, sehubungan
dengan usaha pemerintah ke arah stabilitas politik dan ekonomi, maka
berdasarkan UU No. 19 tahun 1960 tentang perusahaan negara terdapat
banyak perbedaan dalam membentuk status, hukum, sistem
kepegawaian dan administrasi keuangan. Berdasarkan Keputusan
MPRS. No. XXXII Tahun 1967, lahirlah Inpres No. 17 Tahun 1967
yang mengatur tentang debirokrasi dan kontrol dari perusahaan-
perusahaan negara termasuk perusahaan negara Perhutani. Berdasarkan
Inpres maka seluruh perusahaan negara dan daerah dibagi menjadi 3
bentuk yaitu:
1. Usaha Negara, Perusahaan Jawatan.
2. Usaha Negara, Perusahaan Umum.
86
![Page 59: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/59.jpg)
87
3. Usaha Negara, Persero.
Dalam perjalanan usahanya, Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
kembali diatur oleh PP No. 36 Tahun 1986. Dalam Peraturan
Pemerintahan tersebut, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah
ditambah 1 unit lagi yaitu Perum Perhutani Unit III Jawa Barat yang
berkedudukan di Bandung.
4.1.2 Bidang Usaha
Pada dasarnya sifat usahanya yaitu menyediakan pelayanan
bagi pemanfaatan untuk mencapai keuntungan, serta
menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan untuk menunjang
pelaksanaan program pemerintah dibidang kehutanan untuk
menunjang pelaksanaan program pemerintah dibidang ekonomi dan
pembangunan. Bidang Usaha yang dikelola Perum Perhutani Unit 1
Jawa Tengah antara lain:
1. Perencanaan Hutan dan Pengembangan
Bertujuan untuk mencapai hasil maksimum berdasarkan prinsip
pengelolaan hutan yang lestari dan serbaguna.
2. Reboisasi
Sebagian besar reboisasi dilakukan dengan alasan:
a. Wilayah kerja Perum Perhutani Unit 1 Jaw Tengah
merupakan wilayah dengan jumlah penduduk yang padat.
b. Menciptakan lapangan kerja bagi penduduk sekitar hutan.
c. Untuk menjamin terpeliharanya konservasi selain tanah dan air.
87
![Page 60: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/60.jpg)
88
3. Pemeliharaan Hutan
Bertujuan untuk membuat tegakan hutan yang berpotensi tinggi
pada saat masa tebang untuk menjaga kesuburan tanah dan
kelestarian lingkungan. Pemeliharaan hutan dapat berupa
pemangkasan tanaman sela, penjarangan, penyiangan,
perlindungan hutan dari hama Penyakit.
4. Bidang Industri
Ada 2 kegiatan dibidang industri yaitu:
1. Industri Kayu
Industri kayu berasal dari produksi gergajian kayu jati.
2. Industri Non Kayu
Indusri ini dihasilkan berupa getah, gondorukem, minyak kayu
putih, dan benang sutra.
5. Bidang Hukum, Keamanan dan Agraria
Kegiatan dibidang hukum, keamanan, dan agraria yang dilakukan
oleh Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
1. Pemberian bantuan hukum bagi petugas yang terkena perkara
pidana.
2. Konsultasi hukum.
Sesuai dengan surat edaran Direksi No. 001.2/Dir/1989 perihal
konsultasi segi hukum, telah dilaksanakan pemberian bahan
pertimbangan dan edaran penyempurnaan pembuatan konsep
perjanjian dengan pihak II diluar bidang agraria kehutanan,
88
![Page 61: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/61.jpg)
89
misalnya konsep perjanjian tentang penggergajian kayu,
pemasukan gondorukem, kerjasama bidang pengelolaan wana
wisata dan sebagainya.
4.1.3 Visi dan Misi
Perum Perhutani sebagai perusahaan negara yang diharapkan dapat
berperan sebagai pemandu, stabilitor dan dinamisator bagi pelaku
ekonomi terutama usaha kecil dan koperasi, melalui kemitraan yang
relevan, berdaya guna dan berhasil guna serta menguntungkan semua
pihak sesuai dengan dengan perkembangan, maka telah dirumuskan
visi dan misi Perum Perhutani sebagai paradigma baru pengelolaan
hutan di Jawa dan Madura. Adapun Visi dan Misi Perusahaan adalah
sebagai berikut:
4.1.3.1 Visi Perusahaan
Visi Perusahaan adalah Pengelolaan sumber daya hutan sebagai
ekosistem di pulau jawa secara adil, demokrasi, efisien, dan
professional guna menjamin kelanjutan fungsi dan manfaatnya untuk
kesejahteraan masyarakat.
4.1.3.2 Misi Perusahaan
Misi dari Perum perhutani adalah sebagai berikut:
1. Melestarikan dan meningkatkan mutu sumber daya hutan dan
mutu lingkungan hidup.
89
![Page 62: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/62.jpg)
90
2. Menyelenggarakan usaha dibidang kehutanan berupa barang dan
jasa guna memupuk keuntungan perusahaan dan memenuhi hajat
hidup orang banyak.
3. Mengelola hutan sebagai ekosistem secara partisipasif sesuai
dengan karakteristik wilayah untuk mendapatkan manfaat yang
optimal bagi perusahaan dan masyarakat.
4. Memberdayakan sumber daya manusia melalui lembaga
perekonomian masyarakat guna mencapai kesejahteraan dan
kemandirian.
4.1.4 Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan memerlukan wadah
agar terdapat kesamaan tujuan dan arah yang di kehendaki dengan
optimal, Wadah tersebut adalah organisasi. Tujuan utama
pembentukan organisasi adalah untuk mempermudah pekerjaan atau
pelaksanaan tugas, yaitu dengan membagi wewenang dan tanggung
jawab secara sistematis.
Adapun bentuk struktur organisasi Perum Perhutani Unit I Jawa
Tengah adalah sistem organisasi garis staf. Bentuk organisasi ini telah
dipilih perusahaan dengan mempertimbangkan proporsi besar kecilnya
wewenang dan tanggung jawab dari setiap bagian dalam perusahaan.
Untuk lebih jelasnya, bagan struktur organisasi Perum Perhutani Unit I
Jawa Tengah dapat dilihat pada halaman berikut ini.
90
![Page 63: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/63.jpg)
91
SUMBER : SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH
91
![Page 64: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/64.jpg)
xcii
4.1.5 Tugas dan tanggung jawab
1) Tugas dan tanggung jawab kepala yunit
a. Kepala unit bertugas melaksanakan semua rencana dan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Direksi.
b. Kepala unit memimpin dan mengurus Unit Perum Perhutani
yang ditugaskan oleh Direksi.
c. Kepala Unit menentukan cara-cara pelaksanaan kebijaksanaan
Direksi Perum Perhutani guna mencapai daya guna dan hasil
yang optimal.
d. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Unit bertanggung jawab
kepada Direktur Utama.
2) Tugas dan tanggung jawab Wakil Kepala Unit.
a. Wakil Kepala Unit Membantu Kepala Unit dalam melaksanakan
tugas-tugas memimpin dan mengurus unit yang ditugaskan
Kepala Unit.
b. Secara khusus Wakil Kepala Unit bertugas mengkoordinasi,
membina dan mengawasi bidang-bidang pembinaan hutan,
produksi, industri, hukum perlengkapan dan perkantoran.
c. Apabila Kepala Unit berhalangan, Wakil Kepala Unit bertindak
mewakili Kepala Unit bertindak mengenai tugas-tugas yang
menyangkut hal-hal rutin.
xcii
![Page 65: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/65.jpg)
xciii
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Unit.
e. Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Kepala Unit bertanggung
jawab kepada Kepala Unit.
3) Biro Perencana
a. Biro perencana dipimpin oleh Kepala Biro Perencana adalah
membantu kepala unit dalam bidang perencana.
1. memeriksa dan menilai RKPH, RKT, yang disusun KSHD.
2. memeriksa dan menilai RKPT yang disusun dan diajukan
oleh KPH.
3. Menyusun RKPT unit.
4. Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada kepala unit.
Biro perencanaan membawahi:
- Kasi perencanaan umum.
- Kasi pengukuran dan perpetaan.
- Kasi perencanaan prasarana hutan.
- Kasi perencanaan hutan daerah.
4) Biro Pembinaan Hutan.
a. Biro pembinaan hutan dipimpin oleh kepala biro pembinaan
hutan.
b. Tugas dan tanggung jawab kepala biro pembinaan hutan adalah
membantu Kepala Unit dalam bidang pembinaan hutan:
xciii
![Page 66: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/66.jpg)
xciv
i. Memimpin, mengurus, dan mengendalikan kegiatan biro
pembinaan hutan meliputi reboisasi, rehabilitasi hutan dan
pemeliharaan hutan.
ii. Menyusun rencana kerja dan kebutuhan sarana dan prasarana
teknis.
iii. Memberikan bimbingan teknis dan pengawasan pelaksanaan
petunjuk kerja kepada KKPH.
iv. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
reboisasi, rehabilitasi dan pemeliharaan hutan fisik
dilapangan.
v. Memonitor dan menyusun laporan kemajuan pelaksanaan
pembinaan hutan oleh KPH.
vi. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Unit.
Biro pembinaan hutan membawahi:
- Kasi reboisasi dan rehabilitasi.
- Kasi pemeliharaan dan pembinaan lingkungan.
5) Biro Produksi.
a. Biro produksi dipimpin oleh kepala biro produksi.
b. Tugas dan tanggung jawab kepala biro produksi:
xciv
![Page 67: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/67.jpg)
xcv
1.Memimpin, mengurus dan mengendalikan kegiatan biro
produksi meliputi kegiatan eksploitasi hutan dan usaha-usaha
lain.
2.Menyusun rencana kerja dan kebutuhan sarana dan prasarana
teknis dalam bidang produksi.
3.Memberikan bimbingan dan pengawasan pelaksanaan petunjuk
kerja bidang produksi kepada KPH.
4.Memonitor dan menyusun laporan kemajuan pelaksanaan
produksi oleh KKPH.
5.Mempertanggung jawabankan pelaksanaan tugasnya kepada
kepala unit.
Biro produksi membawai:
- Kasi eksploitasi kayu.
- Kasi eksploitasi non kayu.
6) Biro Industri
a. Biro industri dipimpin oleh kepala biro industri.
b.Tugas dan tanggung jawab kepala industri adalah membantu
kepala unit bidang industri.
1. Memimpin, mengurus dan mengendalikan kegiatan biro
industri meliputi hasil hutan kayu dan non kayu dalam usaha
memperoleh nilai tambah yang optimal.
xcv
![Page 68: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/68.jpg)
xcvi
2. Mengatur, membimbing, mengkoordinasi dan mengawasi
seksi-seksi dan kesatuan kegiatan biro industri.
3. Menyusun perangkaan, membuat analisis, evaluasi dan laporan.
4. Mempertanggung jawabankan pelaksanaan tugasnya kepada
kepala unit.
Biro industri membawai:
- Kasi industri kayu.
- Kasi industri non kayu.
- Kasi industri pengolahan kayu.
- Kesatuan pengusahaan sutra alam.
7) Biro Pemasaran.
a. Biro pemasaran dipimpin oleh kepala pemasaran.
b. Tugas dan tanggung jawab biro pemasaran adalah membantu
kepala unit dalam bidang pemasaran.
1. Memimpin, mengurus, dan mengendalikan kegiatan biro
pemasaran meliputi penjualan, pengujian dan analisis pasar
bagi hutan kayu dan non kayu.
2. Memberikan masukan bagi pengembangan industri
pengolahan hasil hutan dalam negeri.
xcvi
![Page 69: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/69.jpg)
xcvii
3. Mengatur, membimbing dan mengaasi tugas seksi-seksi pada
biro pemasaran.
4. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
kepala unit.
Biro pemasaran membawai:
- Kasi penjualan hasil hutan
- Kasi pengujian hasil hutan.
- Kasi analisa pasar.
8) Biro Keuangan.
a. Tugas pokoknya adalah memberi saran dan pertimbangan
kepada Kepala Unit dalam mengatur dan mengkoordinasi bidang
keuangan.
b. Wewenang:
- Mengatur, membimbing dan mengawasi dalam biro
keuangan.
- Menyusun anggaran dan pendapatan perusahaan, administrasi
keuangan dan pembangunan serta pemeriksaan keuangan.
c. Bertanggung jawab kepadsa kepala unit.
Biro ini memiliki tiga kepala seksi yaitu:
1. Kepala Seksi Anggaran/ pembelanjaan.
xcvii
![Page 70: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/70.jpg)
xcviii
2. Kepala Seksi Akuntansi.
3. Kepala Seksi Keuangan.
9) Biro Umum
a. Tugas pokoknya adalah: Memberi saran, pertimbangan kepada
kepala unit dalam mengatur, menkoordinasi bidang tata laksana
dan administrsi umum.
b. Wewenang: Mengatur, membimbing, mengkoordinasi bidang
tata laksana dan administrasi umum.
c. Bertanggung jawab kepada kepala unit.
Biro ini memiliki dua kepala seksi Yaitu:
1. Kepala Seksi Umum dan Perkantoran.
2. Kepala Seksi Personalia.
10) Kepala Biro Teknik dan Perlengkapan.
a. Tugas pokok adalah:
- Memberi saran dan pertimbangan kepada kepala unit dalam
mengatur dan mengkoordinasi bidang teknik dan
perlengkapan.
- Melaksanakan pengawasan kepada administrator dibawahnya
dalam pelaksanaan pengadaan barang, penyimpangan,
pemeliharaan dan penghapusan barang-barang.
xcviii
![Page 71: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/71.jpg)
xcix
b. Wewenang: Mengatur, membimbing dan mengawasi dalam biro
teknik dan perlengkapan.
c. Bertanggung jawab kepada kepala unit.
Biro ini memiliki tiga kepala seksi yaitu:
1. Kepala Seksi Bangunan.
2. Kepala Seksi Perlengkapan.
3. Kepala Seksi Intalasi.
11) Kepala Biro Keamanan, Agraria dan Humas.
a. Tugas pokoknya adalah: Memberi saran dan pertimbangan
kepada kepala unit dalam mengatur dan mengkoordinasi bidang
keamanan agraria.
b. Wewenang: Mengatur, membimbing dan mengawasi Biro
Keamanan, Agraria dan Humas.
c. Bertanggung jawab kepada Kepala Unit.
Biro ini memiliki tiga kepala seksi yaitu:
1. Kepala Seksi Hukum dan Agraria.
2. Kepala Seksi Keamanan.
3. Kepala Seksi Humas.
12) Biro Pengawasan.
xcix
![Page 72: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/72.jpg)
c
a. Tugas pokoknya yaitu membantu kepala unit dalam tugas
pengawasan terhadap semua pelaksanaan kegiatan di seluruh
wilayah unitnya.
b. Wewenang: Mengatasi semua pelaksanaan kegiatan di seluruh
wilayah unit.
c. Bertanggung jawab kepada kepala unit
Biro ini memiliki dua kepala seksi yaitu:
1. Kepala Seksi Wilayah I.
2. Kepala Seksi Wilayah II.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum
Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
Dalam melakukan kegiatan usahanya Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
mempunyai tujtuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka yang harus dilakukan yaitu dengan memaksimalkan
pendapatan dan meminimumkan biaya-biaya yang dikeluarkan.
Sistem penerimaan kas yang dilakukan Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
yaitu melalui penjualan tunai yang melibatkan beberapa bagian yang satu dengan
yang lainnya saling berkaitan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
c
![Page 73: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/73.jpg)
ci
4.2.2 Bagian yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas
Penjualan Tunai
Bagian-bagian yang terkait tersebut, bagian penjualan pada Perum Perhutani
Unit 1 Jawa Tengah diantaranya yaitu:
1. Bagian Penjualan
2. Bagian Kas
3. Bagian Gudang
4. Bagian Pengiriman
5. Bagian Akuntansi
Dari bagian-bagian yang terkait tersebut, bagian penjualan pada Perum
Perhutani Unit 1 Jawa Tengah bertugas menerima order dari pembeli, baik dari
intern perusahaan maupun pelanggan. Bagian ini bertugas mencatat nama pemesan,
alamat, tanggal pengiriman, jenis barang, harga dan jumlah pesanan pada faktur
tunai. Bagian ini berada ditangan bagian order penjualan.
Begitu pula bagian kas mempunyai tanggungjawab sendiri. Pada Perum
Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, bagian kas ini bertugas menerima pembayaran dari
pembeli melalui bagian pengiriman, dan menyetorkan uang tersebut ke bank.
Sedangkan untuk bagian gudang bertanggungjawab menyiapkan barang yang
dipesan oleh pembeli. Setelah barang disiapkan, kemudian barang tersebut
diserahkan ke bagian pengiriman untuk dikirimkan kepada pembeli.
ci
![Page 74: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/74.jpg)
cii
Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, bagian pengiriman bertugas
mengirimkan barang yang telah dipesan kepada pembeli. Setelah bagian
pengiriman menerima pembayaran dari pembeli kemudian bertanggungjawab
menyerahkan pembayaran tersebut ke bagian kas. Sedangkan bagian akuntansi di
Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah bertugas untuk mencatat transaksi penjualan
dan penerimaan kas serta laporan penjualan tunai dan laporan harian penjualan.
4.2.3 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
atas Penjualan Tunai
Bagian-bagian yang mencatat penjualan terhadap barang pesanan selalu
diperlukan oleh dokumen-dokumen untuk mendukung tercatatnya sebuah transaksi.
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas
penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah adalah: faktur
penjualan, bukti kas masuk, bukti setor bank, tanda terima, rekap harga pokok
penjualan, dan bukti memorial.
Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah faktur penjualan digunakan oleh
bagian penjualan untuk mencatat besarnya pesanan yang dilakukan oleh pembeli.
Setelah pesanan dicatat, surat ini diotorisasikan oleh bagian penjualan sebagai bukti
sahnya pesanan. Dokumen ini sebanyak tiga lembar: untuk bagian kas, untuk
bagian gudang, dan untuk arsip perusahaan. Tembusan faktur penjualan dikirim
dari bagian kasa ke bagian pengiriman, sebagai perintah penyerahan barang kepada
pembeli.
cii
![Page 75: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/75.jpg)
ciii
Dokumen yang digunakan sebagai bukti diterimanya sejumlah uang sebagai
pembayaran barang di Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, bukti yang digunakan
yaitu: bukti kas masuk. Bukti kas masuk ini merupakan pendukung faktur tunai
yang dicatat dalam jurnal penjualan. Selain itu pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah juga menggunakan dokumen yang berupa bukti setor bank. Dokumen bukti
setor bank ini digunakan oleh bagian kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank,
kemudian bukti setor bank ini digunakan oleh bagian akuntansi sebagai dokumen
sumber pencatatan transaksi ke dalam jurnal penerimaan kas.
Dalam pengiriman barang pesanan, Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
menggunakan tanda terima. Tanda terima tersebut dikeluarkan oleh bagian
pengiriman untuk sopir atau kurir yang membawa barang kepada pembeli sebagai
bukti bahwa barang pesanan sudah sampai pada pembeli. Dokumen ini sebanyak
tiga lembar, lembar pertama diberikan kepada pembeli, lembar kedua di arsipkan
oleh angkutan perusahaan dan dokumen lembar ketiga diarsipkan oleh perusahaan.
Adapula dokumen yag berbentuk rekap harga pokok penjualan, dalam sistem
penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.
Dokumen ini yang digunakan oleh bagian akuntansi untuk meringkas harga pokok
barang yang dijual selama satu periode. Dokumen ini, digunakan oleh fungsi
akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorialdan untuk
mencatat harga pokok barang yang dijual, dan digunakan oleh bagian akuntansi
untuk mencatat transaksi ke dalam jurnal umum.
ciii
![Page 76: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/76.jpg)
civ
4.2.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai
Catatan akuntansi yang digunakan pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai meliputi jurnal
penjualan, jurnal kas masuk, laporan harian penjualan, jurnal umum, kartu
persediaan, dan kartu stock gudang. Catatan-catatan tersebut digunakan untuk
menjamin pencatatan dan peringkasan data transaksi dalam penjualan tunai yang
terjadi di Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.
Bagian akuntansi pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah bertugas
membuat catatan akuntansi, diantaranya jurnal penjualan, jurnal kas masuk, jurnal
umum, dan kartu persediaan. Catatan akuntansi tersebut mempunyai kegunaan
tersendiri untuk bagian akuntansi. Jurnal penjualan digunakan oleh bagian
akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan.
Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah jurnal kas masuk ini digunakan
oleh bagian akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari hasil penjualan
tunaiperusahaan. Dan untuk mengetahui laporan penjualan yang telah dilakukan
oleh Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah setiap harinya, maka bagian akuntansi
membuat laporan harian penjualan. Laporan harian penjualan ini bertujuan untuk
meringkas jumlah barang yang telah terjual.
Catatan akuntansi yang lainnya yang digunakan Perum Perhutani Unit 1
Jawa Tengah yaitu jurnal umum, jurnal ini digunakan oleh bagian akuntansi
civ
![Page 77: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/77.jpg)
cv
sebagai pencatat semua transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal penjualan dan
jurnal kas masuk. Dokumen yang digunakan sebagai pencatat berkurangnya harga
pokok yang terjual bagian akuntansi yaitu kartu persedian. Kartu ini juga
digunakan untuk mengawasi mutasi persedian barang yang disimpan digudang.
Dan kartu stock gudang digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat mutasi dan
persediaan barang yang disimpan digudang.
4.2.5 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
atas Penjualan Tunai
Dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum
Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, Jaringan prosedur yang digunakan yaitu: prosedur
order penjualan, prosedur penerimaan kas, prosedur penyerahan barang, prosedur
pencatatan penjualan tunai, prosedur penyetoran kas ke bank, prosedur pencatatan
penerimaan kas, dan prosedur pencatatan harga pokok penjualan. Prosedur-
prosedur tersebut menangani secara seragam transaksi yang terjadi berulang-ulang
pada Perum Perhutani Unit 1 jawa Tengah. Prosedur order penjualan merupakan
jaringan prosedur awal yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawaw Tengah, prosedur order penjualan ini
berfungsi menerima pesanan dari pembeli dan membuat faktur penjualan agar
bagian gudang menyiapkan jenis pesanan tersebut dan setelah barang pesanan siap
dikirim, maka barang pesanan tersebut dikirim oleh bagian pengiriman disertai
cv
![Page 78: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/78.jpg)
cvi
dokumen tanda terima sebagai bukti bahwa barang tersebut telah sampai ke tempat
pembeli.
Prosedur berikutnya yaitu prosedur penerimaan kas pada Perum Perhutani
Unit 1 Jawa Tengah. Prosedur ini dilakukan oleh bagian kas dengan menerima
pembayaran dari pembeli melalui supir atau kurir. Pembayaran dapat berupa uang
tunai, cek pribadi atau credit card. Setelah prosedur penerimaan kas dilakukan
selanjutnya prosedur yang dilalui yaitu penyerahan barang kepada pembeli. Dalam
Perhutani Unit 1 Jawa Tengah bagian pengiriman berperan aktif dalam prosedur
ini, bagian pengiriman mempunyai tugas menyerahkan barang kepada pembeli
berdasarkan faktur penjualan.
Setelah prosedur penyerahan barang, jaringan prosedur yang selanjutnya
dilalui yaitu prosedur pencatatan penjualan tunai. Dalam prosedur ini penjualan
tunai yang dilakukan oleh perusahaan dicatat oleh bagian akuntansi dalam jurnal
penjualan dan jurnal kas masuk. Selain itu bagian akuntansi juga mencatat
berkurangnya persedian barang yang dijual dalam kartu persediaan. Untuk prosedur
penyetoran kas ke bank ini bagian kas menyetorkan kas yang diterima dari
penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh dan pada hari yang sama.
Bagian akuntansi pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah juga mencatat
penerimaan kas ke dalam jurnal kas masuk berdasarkan bukti bank yang diterima
dari bank melalui bagian kas. Selain prosedur penerimaan kas masih ada prosedur
pencatatan harga pokok penjualan, bagian gudang aktif dalam prosedur ini yaitu
cvi
![Page 79: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/79.jpg)
cvii
dengan membuat rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat
dalam kartu persediaan, kemudian tugas bagian akuntansi membuat bukti memorial
sebagai dokumen sumber dalam pencatatan transaksi ke jurnal umum.
Untuk lebih memahami prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas
pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah maka disediakan bagan sebagai berikut:
cvii
![Page 80: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/80.jpg)
cviii
Gambar 9 : Bagan alir Sistem Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai Pada
Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
Bagian Order Bagian Kas Bagian Gudang Penjualan
FP :Faktur Penjualan
BKM :Bukti Kas Masuk
RHPP:Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Sumber : Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
cviii
![Page 81: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/81.jpg)
cix
Gambar 9 : Bagan alir Sistem Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai Pada
Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
Bagian Pengiriman Bagian Akuntansi
FP :Faktur Penjualan
BKM :Bukti Kas Masuk
RHPP:Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Sumber : Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
cix
![Page 82: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/82.jpg)
cx
Uraian Bagan Alir Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
Dari bagian order penjualan, bagian ini menerima order dari pembeli,
kemudian mengisi faktur tunai rangkap tiga, faktur tunai lembar pertama melalui
pembeli diserahkan pembeli ke bagian kas, faktur tunai lembar kedua diserahkan
bagian gudang dan lembar bagian ketiga diarsip secara permanen berdasarkan
nomer urut.
Setelah dari bagian order penjualan ke bagian kas, bagian kas menerima
faktur penjualan lembar pertama beserta uang dari pembeli, kemudian bagian kas
mengisi bukti kas masuk rangkap empat, lembar pertama dan kedua diserahkan ke
bagian pengiriman sedangkan lembar bagian ketiga dan lembar keempat diarsip
secara permanen berdasarkan nomer urut. Kemudian bagian kasa mengisi bukti
setor bank rangakap tiga, lembar pertama diserahkan ke bank bersama uang
kemudian lembar kedua ke bagian jurnal dan lembar ketiga diarsip secara
permanen berdasarkan nomer urut.
Bagian gudang menerima faktur penjualan lembar kedua dari bagian order
penjualan, bagian gudang mengisi kartu stock gudang berdasarkan faktur penjualan
tersebut dan menyerahkan barang ke bagian pengiriman bersama faktur penjualan
lembar kedua, dan bagian gudang menerima bukti kas masuk lembar pertama dan
lembar kedua dari bagian kas, kemudian bagian gudang mengarsipkan bukti-bukti
kas masuk lembar pertama dan lembar kedua secara permanen berdasarkan nomor
urut. Bagian gudang mengisi kartu persediaan barang, dan membuat daftar
cx
![Page 83: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/83.jpg)
cxi
rekapitulasi harga pokok penjualan secara periodik dan membuat bukti memorial,
bukti memorial dan rekapitulasi harga pokok penjualan dikirimkan ke bagian
akuntansi.
Dari bagian pengiriman barang, bagian menerima faktur penjualan lembar
pertama, bukti kas masuk lembar pertama dan lembar kedua dari bagian kasa.
Bagian pengiriman juga menerima faktur penjualan lembar kedua dari bagian
gudang, kemudian dibandingkan faktur penjualan lembar pertama, lembar kedua
bersama faktur penjualan lembar pertama diserahkan ke bagian jurnal.
Setelah bagian akuntansi menerima faktur penjualan lembar pertama dan
bukti kas masuk lembar pertama dan kedua dari bagian pengiriman, bagian
akuntansi mencatat faktur penjualan lembar pertama ke jurnal penjualan kemudian
mengirimkan bukti kas masuk lembar pertama ke bagian gudang, dan bukti kas
masuk lembar kedua diarsip secara permanen berdasarkan nomer urut. Bagian
akuntansi menerima bukti setor bank dari bagian kas dan bukti itu dicatat ke dalam
jurnal kas masuk dan bukti setor bank lembar kedua tersebut diarsip sesuai dengan
tanggal. Bagian jurnal juga menerima rekapitulasi harga pokok penjualan dan bukti
memorial dari bagian gudang, dan bukti memorial tersebut dicatat ke dalam jurnal
umum, sedangkan rekapitulasi harga pokok penjualan diarsip secara permanen
berdasarkan nomer urut.
cxi
![Page 84: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/84.jpg)
cxii
4.2.6 Unsur Pengendalian Intern pada Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
atas Penjualan Tunai
Unsur pengendalian intern pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah dalam
sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai meliputi organisasi, sistem
otorisasi dan prosedur pencatatat, juga meliputi praktek yang sehat. Unsur
pengendalian tersebut dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan, mengecek
ketelitian dan keandalan dalam data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.
Sistem pengendalian intern yang dilaksanakan Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah antara lain:
1. Organisasi
Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem akuntansi
penerimaan kas atas penjualan tunai pembagian tanggungjawab fungsional
organisasi pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah didasarkan pada pemisah
bagian penjualan dan bagian penyimpanan dari bagian akuntansi. Dalam
melaksanakan semua tahap transaksi tidak boleh dilakukan oleh satu bagian saja.
Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah bagian penjualan dipisahkan dari bagian
kas.
Berdasarkan unsur pengendalian yang baik, bagian akuntansi pada Perum
Perhutani Unit 1 Jawa Tengah telah dipisahkan dengan kedua bagian penjualan
dengan bagian penyimpanan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan
cxii
![Page 85: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/85.jpg)
cxiii
perusahaan, juga menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. Dengan kata
lain, suatu sistem yang menggabungkan bagian akuntansi dengan kedua bagian
pokok yang lain yaitu bagian penjualan dan bagian penyimpanan akan membuka
kesempatan bagi karyawan perusahaan perusahaan untuk melakukan kecurangan
dengan mengubah catatan akuntansi untuk menutupi kecurangan yang telah
dilakukannya. Maka dengan adanya pemisahan bagian tersebut dimaksudkan Maka
dengan adanya pemisahan bagian tersebut dimaksudkan untuk menjaga kekayaan
dan kemajuan Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.
Selain pemisahan bagian diatas transaksi penjualan tunai pada Perum
Perhutani Unit 1 Jawa dilaksanakan oleh bagian penjualan, bagian kas, bagian
pengiriman, dan bagian akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan tunai yang bisa
dilaksanakan oleh satu bagian saja.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Sistem otorisasi dalam suatu perusahaan merupakan alat yang penting bagi
manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap semua kegiatan operasional
perusahaan. Begitu pula dengan prosedur pencatatan harus diterapkan secara
konsisten agar mudah dilakukan pengendalian dan pengawasan. Prosedur
pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat diperyaca.
Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh bagian penjualan dengan
menggunakan formulir faktur penjualan. Transaksi penjualan tunai dimulai dengan
ditertibkannya faktur tunai atau kredit oleh bagian penjualan. Dengan formulir
cxiii
![Page 86: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/86.jpg)
cxiv
bagian kas masuk akan menerima kas dari pembeli dan bagian pengiriman akan
menyerahkan barang kepada pembeli . Faktur penjualan harus diotorisasi ke bagian
penjualan agar menjadi dokumen yang benar, dan dapat dipakai sebagai dasar oleh
bagian penerimaan kas untuk menerima kas dari pembeli, dan menjadi perintah
bagi bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembeli setelah harga
barang dibayar oleh pembeli, serta sebagai dokumen sumber untuk pencatatan
dalam catatan akuntansi.
Untuk menghasilkan pembukuan dokumen yang dapat di percaya,
penerimaan kas diotorisasi oleh bagian kas pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah. Hal tersebut ditempuh dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur
penjualan dan disertai tanda terima pada faktur tersebut sebagai bukti bahwa bagian
kas masuk telah menerima kas dari pembeli. Sistem otorisasi Juga dilakukan oleh
bagian gudang setelah pengecekan dan pengepakan selesai dilakukan kemudian
pada bungkus tersebut dibubuhkan cap “siap kirim”. Saat penyerahan barang sistem
otorisasi yang digunakan yaitu setelah penyerahan barang oleh bagian pengiriman
maka faktur penjualan dibubuhkan cap “sudah diserahkan” sebagai bukti telah
diserahkannya barang kepada pembeli yang berhak. Dengan bukti ini fungsi
akuntansi telah memperoleh bukti yang benar untuk mencatat adanya transaksi hasil
penjualan dan persediaan barang.
Untuk menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai
pendapatan organisasi yang sesuai dengan unsur pengendalian intern maka
cxiv
![Page 87: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/87.jpg)
cxv
pencatatan ke dalam catatan akuntansi pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang
lengkap dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
Prosedur pencatatan lain yang ditempuh untuk menghasilkan informasi yang
teliti dan dapat dipercaya sehingga sesuai dengan pengendalian intern, yaitu
pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi
wewenang untuk mencatatatnya. Pencatatan ke dalam jurnal penjualan dan jurnal
kas masuk diotorisasi oleh bagian akuntansi dengan cara membubuhkan tanda
tangan dan tanggal pada dokumen sumber sebagai bukti telah dilakukannya
pengubahan data yang dicatat dalam catatan akuntansi pada tanggal tersebut.
3. Praktek yang Sehat
Praktek yang sehat pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah diterapkan
dengan adanya fungsi yang membuat bukti tertulis dan menggunakan faktur tunai
atau kredit bernomor urut tercetak untuk setiap transaksinya. Dengan pemberian
nomor Urut tercetak ini dalam pemakaiannya dapat dipertanggungjawabkan oleh
bagian penjualan dan pada bagian kas menyetorkan penerimaan kas ke bank.
Namun dalam perusahaan ini tidak terbentuk bagian pengawasan intern yang
berfungsi dalam pengecekan kas perusahaan dan dilakukan secara mendadak, maka
dampak yang terjadi penerimaan kas dalam perusahaan sering digunakan untuk
membiayai pengeluaran yang seharusnya menjadi laba.
cxv
![Page 88: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/88.jpg)
cxvi
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Perum Perhutani Unit
1 Jawa Tengah maka diketahui bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas atas
penjualan tunai yang diterapkan pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah dan
bagaimana kelebihan dan kekurangan dalam sistem penerimaan kas atas penjualan
tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah serta bagaimana sistem akuntansi
penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
setelah diperbaiki.
cxvi
![Page 89: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/89.jpg)
cxvii
4.3.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum
Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai yang digunakan
dalam Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah untuk menangani transaksi penerimaan
kas, diantaranya yaitu perusahaan mewajibkan pembeli melakukan pembayaran
lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.
Perusahaan akan mencatat transaksi penjualan tunai tersebut oleh bagian keuangan
dan akuntansi dan bagian kas menyetorkan kas dari penjualan tunai ke bank dalam
jumlah penuh dan pada hari yang sama.
cxvii
![Page 90: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/90.jpg)
cxviii
4.3.2 Kelebihan-kelebihan yang terdapat pada Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1
Jawa Tengah adalah:
1. Pencatatan transaksi penerimaan kas pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah dilakukan dengan mengoprasikan komputer dan sudah tidak
menggunakan pita register kas. Pencatatan transaksi ini dilakukan oleh
bagian keuangan. Akan tetapi pada bagian kasir dalam pencatatan
transaksi penerimaan kasnya masih secara manual.
2. Dalam melaksanakan transaksi penjualan tunai pada Perum Perhutani
Unit 1 Jawa Tengah melibatkan bagian-bagian yang terkait sehingga
perusahaan dapat dikatakan sudah cukup baik dalam pelaksanaan
kegiatannya. Hal ini dapat dilihat dari semua bagian yang terkait seperti
bagian penjualan, bagian kas, bagian gudang, bagian pengiriman dan
bagian akuntansi. Sehingga kegiatan bisa berjalan denga lancar karena
semua tanggungjawab yang ada sudah ditangani oleh masing-masing
bagian.
3. Adanya sistem otorisasi yang dilakukan oleh bagian kas, bagian gudang
dan bagian pengiriman. Bagian kas ditempuh dengan cara
membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan dan disertai tanda
terima pada faktur tersebut sebagai bukti bahwa bagian kas telah
menerima pembayaran dari pembeli. Dari bagian gudang, disaat
cxviii
![Page 91: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/91.jpg)
cxix
pengecekan dan pengepakan ditandai dengan cara membubuhkan cap
“siap kirim” pada bungkus tersebut, dan bagian pengiriman
membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan sebagai
bukti telah diserahkannya barang kepada pembeli yang berhak.
4.3.3 Kelemahan-kelemahan yang terdapat pada Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas pada Perhutani Unit 1 Jawa Tengah adalah:
1. Penerimaan kas dengan jumlah yang sangat besar masih ada yang
diterima melalui kas perusahaan bukan melalui bank, sehingga
memungkinkan terjadinya pencurian atau kehilangan.
2 Tidak dibentuknya bagian pemeriksaan intern terhadap kas perusahaan.
Hal ini memungkinkan kasir untuk melakukan tindakan lapping
terhadap dana kas yang dikarenakan tidak adanya pemeriksaan yang
dilakukan oleh bagian intern.
3 Penerimaan kas dari hasil penjualan Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah juga digunakan untuk membiayai pengeluaran, padahal
seharusnya penghasilan harus dipisahkan dari pengeluaran kas.
Dengan melihat kelemahan-kelemahan yang ada pada Perum Perhutani Unit
1 Jawa Tengah terutama pada sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan
tunai. Maka alternatif yang dapat diambil oleh Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah dalam penerimaan kas, agar keuangan perusahaan dapat
cxix
![Page 92: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/92.jpg)
cxx
dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat membangun perusahaan semakin
maju adalah:
1. Bagian yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas
Penjualan Tunai
Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah Unit 1 Jawa Tengah bagian yang
terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai telah sesuai
dengan teori, namun didalam pemeriksaan tentang keuangan Perum Perhutani
sangat kurang, oleh karena itu bagian-bagian yang seharusnya dijalankan oleh
Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah adalah:
a. Bagian Penjualan
Bagian penjualan ini bertanggungjawab untuk menerima order dari pembeli,
kemudian mengisi faktur penjualan tunai untuk diserahkan kepada pembeli guna
kepentingan pembayaran harga produk yang telah dipesan ke bagian kas.
b. Bagian Kas
Bagian kas bertanggungjawab sebagai penerimaan kas atau pembayaran dari
pembeli dan bertugas menyetorkan kas tersebut ke bank pada hari itu juga dalam
jumlah penuh.
c. Bagian Gudang
Bagian ini bertanggungjawab atas persediaan barang di gudang dan menyiapkan
barang yang telah dipesan oleh pembeli.
d. Bagian Pengiriman
cxx
![Page 93: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/93.jpg)
cxxi
Bagian ini bertugas untuk mengirimkan barang barang kepada pembeli sesuai
dengan pesana.
e. Bagian Akuntansi
Bagian ini bertugas untuk mencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas
dalam transaksi penjualan tunai dan membubukan semua dokumen untuk
diposting dalam laporan keuangan.
f. Bagian Pengawasan Intern
Fungsi dari bagian ini yaitu untuk memeriksa ketelitian dan kebenaran data
akuntansi, juga menjaga agar dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan perusahaan. Pengecekan ini dilakukan setiap hari guna memantau
perkembangan keuangan pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.
Dengan adanya bagian pengawasan intern maka pencatatan ataupun transaksi
keuangan akan terjamin kebenarannya, karena bagian ini melakukan pemeriksaan
setiap harinya. Dan bagian-bagian dalam organisasi ini harus terpisah satu sama
lainnya, hal ini dilakukan untuk menghindari tindakan penyelewengan dari
prosedur dan menjaga kelancaran transaksi perusahaan.
2. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas
Penjualan Tunai
Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah dokumen yang digunakan sudah
sesuai dengan teori yang ada. Dokumen yang dimaksud dalam sistem akuntansi
penerimaan kas atas penjualan tunai tersebut adalah:
cxxi
![Page 94: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/94.jpg)
cxxii
a. Faktur Penjualan
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan
oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai dan digunakan untuk
merekam data pembeli. Faktur ini juga berfungsi sebagai pengantar pembayaran
oleh pembeli. Faktur ini juga berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh
pembeli kepada bagian kas dan sebagai dokumen sumber pencatatan oleh bagian
akuntansi.
b. Bukti Kas Masuk
Dokumen ini dibuat oleh bagian penjualan dan digunakan oleh bagian kas untuk
mencatat besarnya uang yang diterima, dan bukti kas masuk ini dapat digunakan
oleh bagian kas sebagai bukti telah menerima uang dari pembeli.
c. Bukti Setor Bank
Dokumen bukti setor bank ini berasal dari pihak bank sebagai bukti telah
disetornya uang ke bang oleh bagian kas.
d. Tanda Terima
Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian pengiriman untuk sopir atau kurir yang
membawa barang kepada pembeli sebagai bukti bahwa barang pesanan sudah
sampai pada pembeli.
e. Rekap Harga Pokok penjualan
cxxii
![Page 95: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/95.jpg)
cxxiii
Dokumen ini digunakan oleh bagian akuntansi untuk meringkas harga pokok
produk yang dijual selama satu periode dan sebagai dokumen pendukung bagi
pembutan bukti memorial dalam mencatat harga pokok produk yang dijual.
f. Dokumen ini digunakan untuk mencatat harga pokok barang yang dijual, dan
digunakan oleh bagian akuntansi untuk dicatat ke dalam jurnal umum.
Untuk menghindari adanya penyelewengan ataupun penyalahgunaan
dokumen-dokumen diatas, maka semua dokumen-dokumen tersebut harus
bernomor urut tercetak.
3. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas atas Penjualan Tunai
Penggunaan catatan akuntansi pada Perum Perhutani telah sesuai dengan
dengan teori yang ada, namun dalam pemakaian kas tersebut masih tidak
terkontrol. Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas
penjualan tunai adalah:
a. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas
data penjualan.
b. Jurnal Kas Masuk
Jurnal ini digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari
hasil penjualan tunai perusahan.
c. Jurnal Umum
cxxiii
![Page 96: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/96.jpg)
cxxiv
Jurnal yang digunakan sebagai pencatatan semua transaksi keuangan yang tidak
tercatat dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.
d. Laporan Harian Penjualan
Laporan ini digunakan olehbagian akuntansi untuk meringkas jumlah barang
yang telah terjual selama periode tertentu. Laporan ini memberikan informasi
penjualan setiap produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
e. Kartu Persediaan
Kartu persediaan digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat berkurangnya
harga pokok produk yang dijual. Kartu ini digunakan untuk mengawasi mutasi
persediaan produk yang disimpan di gudang.
f. Kartu Stock Gudang
Catatan ini digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan
barang yang disimpan di gudang.
4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
atas Penjualan Tunai
Jaringan prosedur yang membentuk sistem dalam akuntansi penerimaan kas
atas penjualan tunai yaitu:
a. Prosedur Order Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli, mengisai
bukti kas masuk, dan membuatkan faktur penjualan sebagai pengantar
cxxiv
![Page 97: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/97.jpg)
cxxv
pembayaran oleh pembeli ke bagian kas, kemudiaan bagian pengiriman
menyiapkan barang yang akan diserahkan ke pembeli.
b. Prosedur Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli
dan membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan dan disertai tanda terima
pada faktur tersebut sebagai bukti bahwa bagian kas telah menerima pembayaran
dari pembeli, dan barang dapat diambil ke bagian pengiriman.
c. Prosedur Penyerahaan Barang
Dalam prosedur ini bagian pengiriman melakukan penyerahan barang kepada
pembeli, namun barang tersebut sebelum diserahkan oleh bagian gudang dicap
“siap kirim” untuk mempermudah bagian pengiriman.
d. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
Dalam prosedur ini bagian akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan
tunai dalam jurnal umum, jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.
e. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank
Dalam prosedur ini bagian kas harus menyetorkan kas yang diterima dari
penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh pada hari itu juga.
f. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini bagian akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal
penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank.
cxxv
![Page 98: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/98.jpg)
cxxvi
g. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Dalam prosedur ini bagian penjualan membuat rekapitulasi harga pokok
berdasarkan data yang dicatat dalam buku persediaan.
h. Prosedur Pengawasan Intern
Tugas bagian pengawasan intern dalam perusahan adalah mengecek kebenaran
laporan keuangan dan menjaga agar kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan
dalam perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Dalam melaksanakan tugas ini
bagian pengawasan intern melakukan dokumen-dokumen pendukung sebagai
patokan dalam mengecek kebenaran laporan keuangan dalam perusahaan
tersebut.
Untuk lebih memahami prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas
maka disajikan rancangan bagan alir sistem penerimaan kas atas penjualan tunai
sebagai berikut:
cxxvi
![Page 99: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/99.jpg)
cxxvii
Gambar 10: Rancangan Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas Atas Penjualan
Tunai
Bagian Order Bagian Kas Bagian Gudang Penjualan
FP :Faktur Penjualan
BKM :Bukti Kas Masuk
RHPP:Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Sumber : Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
cxxvii
![Page 100: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/100.jpg)
cxxviii
Gambar 10: Rancangan Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas Atas Penjualan
Tunai
Bagian Pengiriman Bagian Akuntansi Bagian Pengwas Intern
FP :Faktur Penjualan
BKM :Bukti Kas Masuk
RHPP:Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Sumber : Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
cxxviii
![Page 101: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/101.jpg)
cxxix
Jika semua catatan, dokumen, ataupun prosedur dijalankan dengan baik,
maka akan menghasilkan laporan sebenarnya. Laporan ini sangat berguna bagi
perusahan karena dalam laporan ini dapat memperlihatkan perkembangan
perusahaan dalam menjalankan usahanya. Laporan yang dihasilkan antaran lain:
a. Laporan Penjualan
Laporan penjualan merupakan laporan yang digunakan untuk mencatat order
yang diterima selama satu bulan untuk mengetahui omset penjualan pada bulan
tersebut.
b. Laporan Persediaan Barang
Laporan persediaan barang merupakan laporan yang digunakan untuk mencatat
jumlah persediaan barang.
c. Laporan Saldo Kas.
Laporan saldo kas berisi tentang perubahan saldo kas perusahaan baik itu kas
masuk atau kas keluar yang terjadi karena kegiatan atau aktifitas perusahaan
setia harinya.
5. Unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas
Penjualan Tunai
Walupun sistem prosedur telah dirancang sebaik-baiknya, pemisahan
bagian telah diatur dengan baik, dan peralatan mekanik telah digunakan, namun
semua itu tidaklah menutup kemungkinan terjadinya kesalahan ataupun ketidak
jujuran dalam pelaksanaan penjualan ataupun penerimaan kas. Dari bagian
cxxix
![Page 102: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/102.jpg)
cxxx
pengawasan intern harus senantiasa waspada terhadap segala kemungkinan tersebut
dan mencurahkan perhatiannya secara terus menerus.
Kas merupakan obyek utama penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan
pribadi. Oleh karena itu pemisahan bagian disini sangatlah penting, seperti: bagian
kas tidak boleh merangkap bagian lainnya, laporan penerimaan kas disini harus
didukung oleh bukti yang cukup, dan penerimaan kas harus disetorkan ke bank
secara penuh pada hari itu atau pada hari berikutnya.
Bagian pengawasan intern dalam hal ini sangat diperlukan karena dapat
mendeteksi kekeliruan dan ketidak beresan yang terjadi karena penyalahgunaan
yang dilakukan oleh bagian-bagian yang ada di Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah. Bagian pengawasan intern harus mampu mempertimbangkan ketidak
beresan yang terjadi dan mengubah prosedur akuntansi atas dasar pertimbangan
tersebut, hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Penetapan tanggungjawab secara jelas
Untuk menciptakan pengendalian intern yang baik, harus menetapkan
tanggungjawab atas kesalahan tersebut.
b. Penyelenggaran pencatatan yang memadai
Hal ini dilakukan untuk melindungi aktiva dan menjamin bahwa semua
karyawan telah melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan dan sangat
dibutuhkan pencatatan transaksi yang baik. Catatan yang bisa dipercaya akan
cxxx
![Page 103: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/103.jpg)
cxxxi
menjadi sumber informasi yang dapat digunakan untuk memonitor bagian-
bagian yang ada.
c. Pemisahan pencatatan dan penyimpanan aktiva
Prinsip pokok pengendalian intern mensyaratkan bahwa karyawan yang
menyimpan atau bertanggungjawab atas aktiva tertentu, tidak diperkenankan
mengurusi catatan akuntansi atas aktiva yang bersangkutan, sehingga tidak
terjadi manipulasi yang dapat merugiakan perusahaan.
d. Pemisahan tanggungjawab atas transaksi yang berkaitan
Pertangungjawaban atas transaksi yang berkaitan atau bagian-bagian dari
transaksi yang berkaitan harus ditetapkan pada orang-orang atau bagian-bagian,
sehingga pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang akan diperiksa oleh orang
lain.
e. Pelaksanaan pemeriksaan secara independen
Apabila suatu sistem pengendalian intern telah dirancang dengan baik,
penyimpangan tetap mungkin terjadi sepanjang waktu. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengkajian ulang secara teratur untuk memastikan bahwa prosedur-
prosedur telah dilakuakan secara benar. Pemeriksaan intern dilakukan dengan
cara memeriksa saldo secara periodik dan mendadak dari setiap bagian, guna
mengetahui kebenaran laporan tersebut.
Unsur pengawasan intern dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas
penjualan tunai yang baik meliputi: organisasi, sistem otorisasi dan prosedur
cxxxi
![Page 104: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/104.jpg)
cxxxii
pencatatan, juga meliputi praktek yang sehat. Unsur pengawasan intern tersebut
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan, mengecek ketelitian dan keandalan
dalam data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen. Sistem pengawasan intern yang harus dilaksanakan dalam perusahaan
antara lain:
1. Organisasi
Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, pengelompokan organisasi yang
dilakukan sudah sesuai dengan teori karena karyawan Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah menerapkan semboyan dalam berorganisasi yaitu bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan. Didalam merancang organisasi yang berkaitan dengan
sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan tunai harus mempertimbangkan
pencapaian tujuan-tujuan tersebut, untuk mencapai tujuan tersebut dalam suatu
organisasi diperlukannya membuat pembagian tanggungjawab fungsional yang
didasarkan pada pemisahaan bagian penjualan dan bagian penyimpanan dari bagian
akuntansi. Transaksi-transaksi keuangan perusahaan yang baik tidak dapat
dilakukan oleh satu bagian saja, melainkan harus melibatkan bagian penjualan,
bagian kas, bagian pengiriman, dan bagian akuntansi agar transaksi keuangan
tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Unsur pengendalian yang baik, bagian akuntansi dalam perusahaan harus
dipisahkan dari bagian penjualan dan bagian penyimpanan, hal ini dimaksudkan
untuk menjaga kekayaan perusahaan juga menjamin ketelitian dan keandalan data
cxxxii
![Page 105: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/105.jpg)
cxxxiii
akuntansi. Dengan kata lain, suatu sistem yang menggabungkan bagian akuntansi
dengan kedua bagian pokok yang lain yaitu bagian penjualan dan bagian
penyimpanan akan membuka kesempatan bagi karyawan perusahaan untuk
melakukan kekurangan dengan mengubah catatan akuntansi untuk menutupi
kekurangan yang telah dilakukannya. Maka pemisahaan bagian pada perusahaan
sangatlah penting, karena dengan adanya pemisahaan bagian tersebut dimaksudkan
untuk menjaga kekayaan dan kemajuan perusahaan itu sendiri.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Di dalam perusahaan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan merupakan
alat yang penting bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap semua
kegiatan perusahaan, begitu pula dengan prosedur pencatatan harus diterapkan
secara konsisten agar perusahaan mudah melakukan pengendalian dan pengawasan.
Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang dapat diterapkan dalam sistem
akuntansi penerimaan kas meliputi:
a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh bagian penjualan dengan
menggunakan faktur penjualan tunai. Faktur penjualan tunai sebagai bukti
pembayaran barang dari pembeli kebagian kas.
b. Penerimaan kas diotorisasi oleh bagian kas dengan cara membubuhkan cap
“lunas” dan menempelkan pita register kas ataupun bukti penerimaan kas pada
faktur penjualan tunai.
cxxxiii
![Page 106: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/106.jpg)
cxxxiv
c. Dilakukan pengecekan dan pengepakan barang dari bagian gudang, dan
membubuhkan cap “siap kirim” pada bungkus barang tersebut setelah barang
tersebut siap diserahkan ke bagian pengiriman.
d. Penyerahan barang diotorisasi oleh bagian pengiriman dengan cara
membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.
e. Penjualan dengan kartu kredit bank harus didahului dengan permintaan
otorisasi dari bank penerbit.
f. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen
sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap seperti
adanya bukti setor bank, bukti penerimaan kas, faktur penjualan tunai, dan lain-
lainnya.
g. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang
diberi wewenang untuk itu yaitu bagian akuntansi.
4. Praktek yang Sehat
Praktek yang sehat dapat dicapai apabila setiap karyawan telah melaksanakan
fungsi dan tanggungjawabnya sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Praktek yang sehat dalam perusahaan harus diterapkan dalam menjalankan
penerimaan kas atas penjualan tunai. Sebagai sarana untuk menerapkan praktek
yang sehat yang harus dilakukan perusahaan adalah:
a. Seluruh dokumen yang digunakan perusahaan harus bernomer urut tercetak
dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh bagian penjualan.
cxxxiv
![Page 107: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/107.jpg)
cxxxv
b. Dari bagian kas setelah menerima kas, kas tersebut harus disetor seluruhnya
ke bank pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya untuk menghindari
adanya kehilangan ataupun penyelewengan.
c. Bagian pengawasan intern harus melakukan perhitungan saldo kas yang ada
pada bagian ka secara periodic dengan mendadak dengan didasari dokumen
pendukung yang lengkap.
d. Adanya perputaran jabatan, hal ini dapat menjaga independensi karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sehingga persengkongkolan dapat terhindari.
4.3.4 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan Tunai pada Perum
Perhutani Setelah Diperbaiki
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas
penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah telah
dilaksanakan dengan baik. Fungsi-fungsi yang terkait yang meliputi bagian
penjualan, bagian kas, bagian gudang, bagian pengiriman, bagian akuntansi
telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Dokumen yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas
penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah sudah cukup
baik. Pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah dokumen yang digunakan
meliputi faktur penjualan yang digunakan oleh bagian penjualan untuk
mencatatat besarnya pesanan yang dilakukan oleh pembeli, bukti kas masuk
cxxxv
![Page 108: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/108.jpg)
cxxxvi
yang digunakan oleh bagian kas sebagai bukti telah menerima uang dari
pembeli, bukti setor bank yang dibuat oleh bagian kassa sebagai bukti
penyetoran kas ke bank, tanda terima yang digunakan oleh bagian
pengiriman untuk sopir atau kurir yang membawa barang kepada pembeli,
rekap harga pokok penjualan yang dibuat bagian akuntansi untuk mencatat
harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu, bukti
memorial yang digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat harga
pokok barang yang dijual. Semua dokumen yang terkait tersebut
mempunyai peranan dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas penjualan
tunai.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi
penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah sudah cukup bagus. Catatan akuntansi pada Perum Perhutani Unit 1
Jawa Tengah telah diadakan pemisahan sesuai kegunaannya masing-masing
sehingga dalam pencatatan akuntansi pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah tidak mengalami hambatan apapun.
Unsur pengendalian intern yang digunakan dalam sistem akuntansi
penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah telah menerapkan unsur pengendalian dengan baik yaitu struktur
organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas, sistem
cxxxvi
![Page 109: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/109.jpg)
cxxxvii
otorisasi dan prosedur pencatatan serta praktik yang sehat guna mencapai
perusahaan.
Prosedur yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas atas
penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah sudah baik.
Prosedur-prosedur tersebut sudah diadakan pemisahaan sehingga dapat
mencegah terjadinya kekurangan dalam sistem akuntansi penerimaan kas
atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah.
Bagan alir dokumen penerimaan kas atas penjualan tunai pada
Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah sudah baik. Bagan alir dokumen
tersebut sudah dilaksanakan dengan teratur. Adanya bagan alir dokumen
penerimaan kas yang baik dapat mendukung terciptanya sistem akuntansi
penerimaan kas atas penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah yang baik sesuai tujuan perusahaan.
cxxxvii
![Page 110: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/110.jpg)
cxxxviii
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan uraian mengenai sistem akuntansi
penerimaan kas atas penjualan tunai yang meliputi: bagian-bagian, dokumen,
catatan, prosedur yang digunakan maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Bagian yang terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas
Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah bagian yang
digunakan sesuai dengan teori yaitu: bagian penjualan, bagian kas, bagian
gudang, bagian pengiriman, dan bagian akuntansi. Namun dalam keuangan
Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah sangat membutuhkan pengawasan
intern yang berfungsi sebagai pengecek semua transaksi yang terjadi
sehingga laporan keuangan pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
dapat dipertanggungjawabkan.
2. Dokumen yang digunakan dalam Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
antara lain: faktur penjualan, bukti kas masuk, bukti setor bank, tanda
terima, rekap harga pokok penjualan, bukti memorial. Dokumen-dokumen
tersebut digunakan sebagai pendukung dalam laporan keuangan dan
dokumen tersebut harus bernomor urut tercetak.
cxxxviii
![Page 111: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/111.jpg)
cxxxix
3. Catatan akuntansi yang digunakan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas
Penjualan Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah yaitu: jurnal
penjualan, jurnal kas masuk, jurnal umum, laporan harian penjualan, kartu
stock gudang, kartu persediaan. Catatan akuntansi digunakan sebagai
peringkas dalam transaksi penjualan tunai pada Perum Perhutani Unit 1
Jawa Tengah.
4. Dalam pengendalian intern Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah masih
kurang menerapkan praktek yang sehat, walaupun dalam sistem penomor
urut tercetak pada semua faktur penjualan sudah dilakukan dengan baik
namun pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah belum ada pemeriksaan
kas perusahaan secara mendadak pada bagian-bagian tertentu.
5.2 Saran
Dalam melaksanakan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas atas Penjualan
Tunai pada Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah harus lebih ditingkatkan
pengawasannya agar tidak terjadi penyelewengan kas. Adapun cara yang harus
ditempuh oleh Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah adalah:
1. Dalam praktek yang sehat sebaiknya diadakan perputaran jabatan, hal ini
dapat menjaga idependensi karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sehingga persengkongkolan dapat dihindari oleh perusahaan.
cxxxix
![Page 112: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/112.jpg)
cxl
2. Dibentuknya bagian pengawasan intern terhadap kas perusahaan, agar tidak
terjadi adanya penggelapan terhadap dana kas. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan sewaktu-waktu secara mendadak.
3. Di dalam perusahaan penerimaan kas seharusnya disetorkan ke bank dengan
jumlah penuh pada hari itu juga, untuk melindungi dari pencurian/
kehilangan. Apabila penerimaan kas dengan jumlah yang sangat besar
masih ada yang diterima melalui kas perusahaan bukan melalui bank,
kemungkinan terjadinya pencurian atau kehilangan sangat besar.
cxl
![Page 113: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/113.jpg)
cxli
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Baridwan , Zaki. 1992. Intermediate Accounting Yogyakarta: BPFE. Baridwan , Zaki. 1991. Sistem akuntansi. Yogyakarta: BPFE. Hall , James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Lathifah, 2003. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada Rumah Sakit Kudus.
Polines. Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Jakarta: Penerbit Nusa Indah. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat
cxli
![Page 114: doc](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022042607/5571f95649795991698f5831/html5/thumbnails/114.jpg)
cxlii
cxlii