Diagnosis Urolithiasis Anjing Word 2003

10
Pemeriksaan Urolithiasis pada anjing Diagnosis urolithiasis dibuat berdasar hasil anamnesa (riwayat kasus), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Anamnesa Tanda-tanda klinis urolithiasis tergantung pada letak urolith, derajad dan lama obstruksi atau iritasi dinding mukosa traktus urinarius yang disebabkan oleh urolith, kristal atau karena infeksi traktus urinarius. Gejala klinis yang nampak pada anjing yang menderita urolithiasis menurut (Confer,1995) adalah sebagai berikut : 1. Gejala klinis yang terlihat apabila terjadi obstruksi pada urethra adalah ; 1. Sering berusaha urinasi, namun urin yang dikeluarkan sedikit atau hanya menetes 2. Terlihat tegang saat urinasi (dysuria/stranguria). 3. Tidak mampu untuk urinasi (anuria) jika terjadi obstruksi sempurna 4. Hematuria 5. Vesica urinaria menggelembung karena penuh urin 6. Terjadi ruptur di vesica urinaria yang dapat mengakibatkan terjadinya ascites

description

Diagnosis Urolithiasis Anjing

Transcript of Diagnosis Urolithiasis Anjing Word 2003

Page 1: Diagnosis Urolithiasis Anjing Word 2003

Pemeriksaan Urolithiasis pada anjing

Diagnosis urolithiasis dibuat berdasar hasil anamnesa (riwayat kasus), pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang.

Anamnesa

Tanda-tanda klinis urolithiasis tergantung pada letak urolith, derajad dan lama obstruksi

atau iritasi dinding mukosa traktus urinarius yang disebabkan oleh urolith, kristal atau karena

infeksi traktus urinarius. Gejala klinis yang nampak pada anjing yang menderita urolithiasis

menurut (Confer,1995) adalah sebagai berikut :

1.  Gejala klinis yang terlihat apabila terjadi obstruksi pada urethra adalah ;

1. Sering berusaha urinasi, namun urin yang dikeluarkan sedikit atau hanya menetes

2. Terlihat tegang saat urinasi (dysuria/stranguria). 

3. Tidak mampu untuk urinasi (anuria) jika terjadi obstruksi sempurna  

4. Hematuria 

5. Vesica urinaria menggelembung karena penuh urin  

6. Terjadi ruptur di vesica urinaria yang dapat mengakibatkan terjadinya ascites

2.  Gejala klinis bila terjadi cystic calculi (urolithiasis pada vesica urinaria) ; 

1. Dysuria/stranguria 

2. Hematuria

3. Gejala sistemik biasanya tidak nampak 

3. Gejala klinis bila terjadi renal atau ureteral kalkuli antara lain ;

1. Kesakitan pada bagian abdominal

2. Hematuria

Page 2: Diagnosis Urolithiasis Anjing Word 2003

3. Hydronephrosis mengakibatkan terjadinya pembesaran ginjal, apabila kalkuli

menghambat aliran urin

4. Nampak gejala sistemik, terjadi anorexia, depresi dan demam

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan pada saluran air kencing sangat diprioritaskan. Pada waktu melakukan

pemeriksaan fisik, palpasi daerah abdomen pada bagian hipogastricus (Confer,1995) :

- Ukuran vesica urinaria membesar

- Konsistensi vesica urinaria mengeras

- Mengalami rasa sakit

1. Palpasi abdominal :

Palpasi abdominal dilakukan untuk merasakan adanya batu yang terdapat di dalam vesika

urinaria. Palpasi dapat dilakukan dengan kedua tangan, dengan posisi tangan kanan dan kiri

menekan bagian vesica urinaria, sampai ujung jari dari kedua tangan saling bersentuhan. Apabila

anjing merasa kesakitan, kemungkinan terjadi obstruksi di vesica tersebut, dan jika terdapat batu

atau kalkuli maka akan terasa adanya benda asing yang keras di vesica urinaria. Palpasi

abdominal, terutama di daerah vesica urinaria kadang-kadang terasa tebal dan kasar. Urolith

yang cukup besar biasanya dapat dipalpasi, sedangkan urolith yang multiple biasanya dapat

dikenali karena teraba kasar. Multipel urolith juga sering terdapat di sepanjang traktus urinarius.

2. Katetrisasi

Jika ada sumbatan pada urethra, vesica urinaria akan menggembung dan menimbulkan

rasa sakit (dinding vesika urinaria jarang robek, tetapi jika robek maka tidak akan dapat

dipalpasi). Letak kalkuli yang menyebabkan sumbatan pada urethra dapat dideteksi dengan

Page 3: Diagnosis Urolithiasis Anjing Word 2003

melewatkan kateter ke dalam saluran urethralis. Pada anjing jantan adanya urolith dapat

diketahui jika kateter yang dimasukkan lewat urethra, tidak dapat mencapai vesica urinaria.

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium.

2. Pemeriksaan Radiologi

3. Pemeriksaan Ultrasonografi

1. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium meliputi :

A. Pemeriksaan visual

Turbiditas dan warna dari urin. Warna urin normal adalah kuning bening, sedangkan urin

yang tidak normal berwarna merah karena darah dan keruh. Volume urine normal adalah 750-

2.000 ml/24hr. Pengukuran volume ini pada pengambilan acak (random) tidak relevan. Karena

itu pengukuran volume harus dilakukan secara berjangka selama 24 jam untuk memperoleh hasil

yang akurat. Kelainan pada warna, kejernihan, dan kekeruhan dapat mengindikasikan

kemungkinan adanya infeksi, dehidrasi, darah di urin (hematuria), penyakit hati, kerusakan otot

atau eritrosit dalam tubuh. Obat-obatan tertentu juga dapat mengubah warna urin. Kencing

berbusa sangat mungkin mewakili jumlah besar protein dalam urin (proteinuria).

Beberapa keadaan yang menyebabkan warna urine adalah :

1. Merah : Penyebab patologik : hemoglobin, mioglobin, porfobilinogen, porfirin. Penyebab

nonpatologik : banyak macam obat dan zat warna, bit, rhubab (kelembak), senna.

2. Oranye : Penyebab patologik : pigmen empedu. Penyebab nonpatologik : obat untuk

infeksi saliran kemih (piridium), obat lain termasuk fenotiazin.

3. Kuning : Penyebab patologik : urine yang sangat pekat, bilirubin, urobilin. Penyebab

nonpatologik : wotel, fenasetin, cascara, nitrofurantoin.

4. Hijau : Penyebab patologik : biliverdin, bakteri (terutama Pseudomonas). Penyebab

nonpatologik : preparat vitamin, obat psikoaktif, diuretik.

5. Biru : tidak ada penyebab patologik. Pengaruh obat : diuretik, nitrofuran.

6. Coklat : Penyebab patologik : hematin asam, mioglobin, pigmen empedu. Pengaruh obat :

levodopa, nitrofuran, beberapa obat sulfa.

Page 4: Diagnosis Urolithiasis Anjing Word 2003

7. Hitam atau hitam kecoklatan : Penyebab patologik : melanin, asam homogentisat,

indikans, urobilinogen, methemoglobin. Pengaruh obat : levodopa, cascara, kompleks

besi, fenol.

B. Spesific Gravity

Tes ini berfungsi untuk mendeteksi seberapa baik ginjal dapat mengkonsentrasikan urin

dan jumlah dari substansi/zat-zat yang terdapat pada urin. Tes ini mengukur berat dari urin

dibandingkan dengan air biasa pada jumlah yang sama. Semakin tinggi nilai urin specific gravity

ini, maka semakin padat material yang terdapat pada urin.

C. Dipstick Analysis

Strip test kimiawi yang mengecek ada tidaknya glukosa, protein, bilirubin dan keton di

dalam urin.

1. Sel darah putih (pyuria) : normalnya sel darah putih tidak terdapat di dalam urin. Adanya

sel darah putih di dalam urin dapat menandakan adanaya infeksi saluran perkencingan,

gangguan ginjal, dan kanker.

2. Sel darah merah (hematuria) : sama seperti sel darah putih, seharusnya sel darah merah

tidak terdapat di dalam urin. Adanya sel darah merah ini dapat menandakan adanya

peradangan, penyakit, serta cedera/luka pada ureter, vesica urinaria, atau urethra.

3. Protein (Proteinuria) : protein normalnya tidak ditemukan di dalam urin. Hasil tes ini

harus disesuaikan dengan tes specific gravity. Protein pada urin yang encer lebih banyak

daripada protein pada urin yang pekat. Beberapa hal yang menyebabkan protein ada pada

urin adalah peradangan, hemoraghi, atau gangguan ginjal.

4. Glukosa (glukosuria) : glukosa merupakan jenis gula yang biasanya ditemukan pada

darah. Seharusnya tidak ada glukosa dalam darah. Hal yang sering menyebabkan glukosa

pada urin adalah diabetes.

5. Bilirubin (bilirubinemia) : bilirubin adalah pigment oranye dari empedu dari hati.

Keberadaan bilirubin pada urin mengindikasikan adanya penyakit hati atau hemolisis

(hancurnya sel darah merah), gangguan ginjal, Feline Hepatic Lipidosis dan FIP.

6. Keton : tidak ada keton pada urin kucing yang normal. Keton dihasilkan ketika lemak,

yang lebih dipergunakan daripada glukosa, dipecah oleh tubuh untuk menghasilkan

Page 5: Diagnosis Urolithiasis Anjing Word 2003

energy. Jumlah besar keton dalam urin mengindikasikan diabetes ketoacidosis atau

kekurangan gula / malnutrisi.

7. pH urin : merupakan pengukuran dari tingkat keasaman dari urin, apakah alkalis / asam.

pH normal urin sekitar 6 – 7. Tingkat keasaman ini dapat tergantung dari jenis pakan,

obat, dan adanya penyakit. Kucing biasanya memiliki pH yang sedikit asam.

D. Pemeriksaan mikroskopik

Sebuah sampel urin disentrifugasi dan sedimentasinya diperiksa dibawah mikroskop

untuk melihat adanya crystal, sel darah merah, sel darah putih, benda padat berongga, bakteri dan

yeast (jamur).

1. Sel darah putih (pyuria) : normalnya sel darah putih tidak terdapat di dalam urin. Adanya

sel darah putih di dalam urin dapat menandakan adanaya infeksi saluran perkencingan,

gangguan ginjal, dan kanker.

2. Sel darah merah (hematuria) : sama seperti sel darah putih, seharusnya sel darah merah

tidak terdapat di dalam urin. Adanya sel darah merah ini dapat menandakan adanya

peradangan, penyakit, serta cedera/luka pada ureter, vesica urinaria, atau urethra.

3. Cast (cylindruria) : bentukan silinder ini dibentuk ole mucoprotein yang terdapat pada

tubulus renalis (tabung kecil di dalam ginjal). Benda ini dapat dibentuk dari berbagai

macam material termasuk sel darah merah, sel darah putih, substansi lemak, sel epitel

tubulus renalis atau oleh protein. Bentukan ini dapat memberikan informasi mengenai

jenis penyakit yang sedang diderita oleh hewan.

4. Crystal (crystaluria) : beberapa tipe crystal mungkin dapat ditemukan pada urin. Crystal

yang paling sering ditemukan adalah struvite dan kalsium oksalat. Keberadaan crystal ini

pada urin bukan merupakan diagnosis pasti dari sebuah urolithiasis. Beberapa jenis

tertentu dapat menjadi petunjuk penting dalam diagnosa sebuah penyakit.

5. Bakteri : jika sebuah sampel urin yang steril ditemukan bakteri, hal ini dapat

menunjukkan adanya infeksi vesica urinaria.

2. Pemeriksaan Radiologi

Pada radiografi densitas batu bisa dilihat, meliputi ukuran dan bentuk di vesica urinaria.

Pemeriksaan ini sangat membantu dalam mendiagnosa terhadap anjing yang diduga menderita

Page 6: Diagnosis Urolithiasis Anjing Word 2003

urolithiasis, karena dapat memberikan gambar yang sangat jelas tentang ada tidaknya batu dan

lokasi dari batu tersebut di saluran urinaria (Woodley et al, 1995). Persiapan pasien yang

memadai guna pemeriksaan radiografi sangat penting untuk pengamatan terhadap adanya kalkuli

dan lesi pada traktus urinarius. Urolith kecil sering tidak kelihatan, atau dapat terjadi kesalahan

dalam interpretasi jika persiapan pasien tidak memadai. Untuk mengetahui adanya kalkuli pada

ginjal paling baik hewan diletakkan dalam posisi ventrodorsal, sedangkan untuk mengetahui

kalkuli di dalam vesica urinaria dan urethra sebaiknya dalam posisi mediolateral

(Domingo,1996) .

Gambar 1. Pemeriksaan radiografi pada anjing yang menderita urolithiasis

3. Pemeriksaan Ultrasonografi

Ultrasonografi untuk melihat dinding vesica urinary dan kandungan dalam vesica urinary.

Ultrasonografi (USG) merupakan teknik yang dapat dipergunakan untuk menentukan ukuran

ginjal dan mengevaluasi saluran-saluran pengumpul urin. Ginjal yang kecil biasanya

menunjukkan penyakit ginjal kronis, meskipun ukuran ginjal dapat tidak berkurang pada

beberapa proses menahun yang lazim.. USG juga bermanfaat dalam evaluasi kegagalan ginjal

akut. Dalam pemeriksaan ini, adanya batu dalam vesica urinaria juga dapat diketahui. Tujuan

utama kajian radiografi atau ultrasonografi adalah untuk menentukan jumlah kepadatan dan

bentuk urolith. Radiografi dan ultrasonografi merupakan teknik penting untuk mendeteksi

kemungkinan adanya abnormalitas dalam traktus urinarius (Domingo,1996) .

Page 7: Diagnosis Urolithiasis Anjing Word 2003

Confer, A.W and R.J. Panciera. 1995. The Urinary System. In Thomson. Special Veterinary

Pathology. Second Edition. St Louis Baltimore. Boston pp : 209 – 213

Domingo, R.A., Annette L.R . Gerald V.L., P.S Schiffman dan D . L Johnson. 1996.

Ultrastructure of Selected Struvite-Containing Urinary Calculi from Dog. American Journal of

Veterinary Research.57 p : 1274-1287.