ASKEP UROLITHIASIS (2)

36
ASKEP UROLITHIASIS BY Reny S

description

Terima

Transcript of ASKEP UROLITHIASIS (2)

  • ASKEP UROLITHIASIS

    BYReny S

  • Definisi

    Adanya batu (kalkuli) di traktus urinarius.

    Batu terbentuk ketika konsentrasi substansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat dan asam urat meningkat.

  • Batu juga dapat terbentuk ketika terdapat defisiensi substansi tertentu seperti sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi dalam urin.

    Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup pH urin dan status cairan pasien, dimana batu cenderung terjadi pada pasien dehidrasi).

  • Batu dapat ditemukan di setiap bagian ginjal sampai ke kandung kemih dan ukurannya bervariasi dari deposit granuler yang kecil yang disebut pasir atau kerikil, sampai batu sebesar kandung kemih yang berwarna oranye.

  • Faktor-faktor yang mencetuskanpeningkatan konsentrasi kalsium didalamdarah dan urin sehingga menyebabkanpembentukan batu kalsium adalah:1. Hiperparatiroidisme2. Asidosis tubular renal3. Malignansi

  • 4. Penyakit granulomatosa (sarkoidosis, tuberkulosis), yang menyebabkan peningkatan produksi vitamin D oleh jaringan granulomatosa

    5. Konsumsi vitamin D yang berlebihan6. Konsumsi susu dan alkali7. Penyakit mieloproliferatif (leukemia,

    polisitemia, mieloma multipel), yang menyebabkan proliferasi abnormal sel darah merah dari sumsum tulang.

  • Pembentukan batu urinarius juga dapatterjadi pada penyakit inflamasi usus danpada individu dengan ileostomi atau reseksiusus, karena individu ini mengkonsumsioksalat secara berlebihan.

    Beberapa medikasi yang diketahuimenyebabkan batu adalah antasida, Diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis tinggi. Namun demikian, padabanyak pasien dapat tidak ditemukanpenyebabnya.

  • Manifestasi Klinis

    Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius bergantung pada adanya obstruksi, infeksi dan edema. Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi (pielonefritis dan sistitis yang disertai menggigil, demam dan disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus.

  • PatofisiologiPe/pe ekskresi Ca, phosphat, kristal lain

    Mempengaruhi pembentukan batu:

    Urine saturasi

    Asam/basa urine Batu Inhibitor defisiensi

    Urine stasis Produksi matrik

    Lain: pyrophosphate

    Magnesium Supersaturasi urine

    Citrat

    Mengendap pada

    tract. Urinarius

  • Beberapa batu dapat menyebabkan sedikit gejala namun secara perlahan merusak unit fungsional ginjal, nefron. Sedangkan batu yang lain menyebabkan nyeri yang luar biasa dan perasaan tidak nyaman.

  • Lokasi Batu

  • ANATOMI GINJAL

  • Batu di piala ginjal

    Dapat ditandai dengan sakit yang dalam dan terusmenerus di area kostovertebral.

    Hematuria dan piuria dapat dijumpai. Nyeri yang berasal dari area renal menyebar

    secara anterior dan pada wanita ke bawahmendekati kandung kemih; sedangkan pada priamendekati testis. Bila nyeri mendadak menjadiakut, disertai nyeri tekan di seluruh area kostovertebral dan muncul mual muntah, makapasien sedang mengalami episode kolik renal.

  • Batu yang terjebak di ureter

    Menyebabkan gelombang nyeri yang luarbiasa, akut dan kolik yang menyebar kepaha dan genetalia.

    Pasien sering merasa ingin BAK namunhanya sedikit urin yang keluar dan biasanyamengandung darah akibat aksi abrasif batu. Kelompok gejala ini disebut kolik ureteral.

  • Umumnya pasien akan mengeluarkan batudengan diameter 0,5 sampai 1 cm secaraspontan. Batu dengan diameter lebih dari 1 cm biasanya harus diangkat ataudihancurkan sehingga dapat diangkat ataudikeluarkan secara spontan.

  • Batu yang terjebak di kandung kemih

    Biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria.

    Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih, akan terjadi retensi urin. Jika infeksi berhubungan dengan adanya batu, maka kondisi ini jauh lebih serius, disertai sepsis yang mengancam kehidupan pasien.

  • Diagnosis The diagnostic gold standard for kidney

    stones is axial CT scan (CAT) without contrast (the same type of scan we have on all of our cadavers).

    Recent studies have shown CT scan to have a sensitivity of 98%, specificity of 100%, positive predictive value of 100%, and negative predictive value of 97% when being used to diagnose urolithiasis (stone formation anywhere in the urinary tract).

  • Lanjutan Diagnosis

    In order to determine from CT scan whether a patient has a kidney stone, we must first be able to follow the urinary tract on CT from kidney to urethral meatus. Begin by looking at the anterior view of the urinary tract below.

  • Lanjutan Diagnosis

    Notice that the kidneys can be found around the T11- L4 levels, and that the right kidney is often pushed inferior to the left kidney by the liver. The ureters come out of the kidney's hilum medially and run anterior to the psoas major, lateral to the inferior vena cava or abdominal aorta (depending on whether it's the right or left ureter). The bladder can then be found immediately posterior to the pubic symphysis. The urethra can be found by following the bladder inferiorly out to the urethral meatus of the penis or vagina

  • Kidney Stone on CT Scan

  • Penatalaksanaan

    Mengurangi nyeri Pengangkatan batu Terapi nutrisi dan medikasi

  • Lanjutan Penatalaksanaan

    Treatment of acute stone events (obstruction/ passage through ureter or urethra) depends on the size of the stone. Most stones have a diameter of less than 5 mm and pass without intervention. For larger stones interventions such as lithotripsy (breaking a stone up using high intensity acoustic pulses), ureteroscopy (passing an endoscope through the urethra to access ureters, kidney stone can be visualized and removed via forceps using endoscope), or nephrolithotomy (surgical removal of stone through an incision in the back) can be utilized.

  • Lanjutan Penatalaksanaan

    Some clinicians will let a patient try and pass a stone up to 1 cm in diameter for 4 weeks before intervening, encouraging the patient to drink high volumes of water to increase urine flow and hasten the passage of the stone.

  • Lanjutan Penatalaksanaan

    Many patients who have had a kidney stone will have another, as recurrence rates of nephrolithiasis are 30-50% within 5 years. Medical therapy and good hydration are the principle means of preventing chronic nephrolithiasis. The type of medical therapy utilized depends on the type of stone begin formed by the patient.

  • Diagnosa Keperawatan

    1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi, obstruksi dan abrasi traktus urinarius

    2. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral.

    3. Risiko tinggi kekurangan volume cairan b.d mual, muntah, diuresis pasca obstruksi

    4. Kurang pengetahuan tentang pencegahan kekambuhan batu renal

  • Lanjutan Diagnosa Keperawatan

    Masalah kolaboratif/komplikasi potensial1. Infeksi dan sepsis (dari UTI dan

    pielonefritis).2. Obstruksi traktus urinarius oleh batu atau

    edema pada GGA

  • Intervensi keperawatan1. Mengurangi nyeri2. Pendidikan pasien:

    a. Patuhi program dietb.Pertahankan masukan cairan yang

    adekuat paling sedikit 3000 4000 ml tiap hari.

    c. Minum cairan dalam jumlah cukup pada sore hari untuk mencegah urine yang pekat pada malam hari

  • Lanjutan Intervensi Keperawatan

    d. Hindari aktifitas yang menyebabkan banyak keluar keringat dan dehidrasi.

    e. Hindari peningkatan suhu lingkungan yang mendadak sehingga dapat menyebabkan keringat berlebih dan dehidrasi.

    f. Cari bantuan medis ketika merasakan tanda pertama UTI

  • Lanjutan Intervensi Keperawatan

    3. Pemantauan dan penatalaksanaan komplikasi potensial.

  • Evaluasi1. Menunjukkan berkurangnya nyeri2. Menunjukkan perilaku sehat untuk

    mencegah kekambuhan:a. Mengkonsumsi cairan dalam jumlah

    besar (10-12 gelas setiap hari)b. Melakukan aktifitas yang sesuaic. Mengkonsumsi diet yang diresepkan

    untuk mengurangi faktor predisposisi pembentukan batu.

  • Lanjutan Evaluasi

    d.Mengidentifikasi gejala yang harus dilaporkan ke tenaga kesehatan (demam, menggigil, nyeri panggul, hematuria)

    e. Memantau pH urine sesuai anjuranf. Mematuhi medikasi sesuai anjuran untuk

    megurangi pembentukan batu.

  • 3. Tidak adanya komplikasi.a. Tidak ada tanda sepsis dan infeksib. BAK 200 400 ml urine jernih tanpa

    mengandung sel darah merah setiap kali BAK

    c. Klien melaporkan tidak adanya disuria, frekuensi dan hesitensi.

    d. Suhu normal.

  • END OF THIS SESSION

  • WHAT IS YOUR OPINION FROM THIS PICTURE?