PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

15
PEMERIKSAAN UROLITHIASIS A. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik pasien dengan batu saluran kemih dapat bervariasi mulai tanpa kelainan fisik sampai tanda-tanda sakit berat tergantung pada letak batu dan penyulit yang ditimbulkan. (ahuja) Pemeriksaan fisik umum : hipertensi, febris, anemia, syok Pemeriksan fisik khusus urologi: Sudut kosto vertebra : nyeri tekan , nyeri ketok, pembesaran ginjal Supra simfisis : nyeri tekan, teraba batu, buli-buli penuh Genitalia eksterna : teraba batu di uretra Colok dubur : teraba batu pada buli-buli (palpasi bimanual) B. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang penting pada batu saluran kemih ada 2 jenis yaitu pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Pada pemeriksaan laboratorium berprinsip mengetahui tingkatan faktor risiko pasien dengan melihat kadar zat dan keadaan yang potensial membentuk batu saluran kemih. Pada radiologi pemeriksaan bertujuan untuk melihat apakah ada batu atau tidak pada saluran kemih pasien.( ahuja) Pemeriksaan Laboratorium 1. Urinalisis

description

radiologi

Transcript of PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

Page 1: PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

A. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pasien dengan batu saluran kemih dapat bervariasi mulai tanpa

kelainan fisik sampai tanda-tanda sakit berat tergantung pada letak batu dan penyulit

yang ditimbulkan. (ahuja)

Pemeriksaan fisik umum : hipertensi, febris, anemia, syok

Pemeriksan fisik khusus urologi:

– Sudut kosto vertebra : nyeri tekan , nyeri ketok, pembesaran ginjal

– Supra simfisis : nyeri tekan, teraba batu, buli-buli penuh

– Genitalia eksterna : teraba batu di uretra

– Colok dubur : teraba batu pada buli-buli (palpasi bimanual)

B. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang penting pada batu saluran kemih ada 2 jenis yaitu

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Pada pemeriksaan laboratorium

berprinsip mengetahui tingkatan faktor risiko pasien dengan melihat kadar zat dan

keadaan yang potensial membentuk batu saluran kemih. Pada radiologi pemeriksaan

bertujuan untuk melihat apakah ada batu atau tidak pada saluran kemih pasien.( ahuja)

Pemeriksaan Laboratorium

1. Urinalisis

- Dikenal pemeriksaan urin rutin dan lengkap. Yang dimaksud dengan

pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan

kimia urin yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang

dimaksud dengan pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan urin rutin

yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen,

darah samar dan nitrit. Dilakukan pada semua penderita urologi. Untuk

pemeriksaan, sampel urin perlu dikumpul.Urin yang diguna adalah urin 24

jam.

- Cara pengambilan urin 24 jam adalah:

Pada hari 1, buang air kecil setelah bangun di pagi hari. Kemudian

pegumpulan urin dilakukan ke dalam wadah khusus selama 24 jam.Wadah

disimpan kedalam lemari es atau tempat yang dingin selama periode

Page 2: PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

koleksi. Wadah diberi label dengan nama , tanggal, dan waktu

pengambilan.

- Cara pengambilan urin:

• pria: arus tengah (midstream)

• perempuan: Midstream urin dengam kateter

• neonatus dan bayi: spp (supra pubic puncture/aspiration)

- Penilaian urin:

Makroskopik: warna, kekeruhan, Berat jernih, pH

Mikroskopik: sel, silinder (cast), kristal, bakteria, ragi, parasit

Kimiawi: urine dipsticks (darah, protein, glukosa, keton, urobilinogen &

bilirubin, leukosit).

2. Pemeriksaan Darah

- Darah lengkap: Hemoglobin, leukosit, Laju endap darah (LED)

- Faal ginjal: BUN dan kreatinin serum. Bertujuan untuk mencari

kemungkinan penurunan fungsi ginjal dan untuk mempersiapkan pasien

menjalani pemeriksaan foto IVP.

- Kadar elektrolit

Untuk mencari faktor penyebab timbulnya batu saluran kemih (antara lain

kadar : kalsium, oksalat, fosfat maupun urat didalam darah maupun urine).

Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaaan radiologi yang dilakukan bisa foto polos abdomen, IVP

(Intravenous Pyelogram), USG (Ultrasonography), dan CT-scan (Computed

Tomography Scan). (ahuja)

1. Foto Polos Abdomen (BNO)

Secara umum, yang harus diperhatikan pada foto polos abdomen adalah

bayangan, besar(ukuran), dan posisi kedua ginjal.Dapat pula dilihat kalsifikasi

dalam kista dan tumor, batu radioopak dan perkapuran dalam ginjal dan harus

perhatikan batas muskuli Psoas kanan dan kiri.(Rasyad S.)

Pada kasus urolithiasis,pembuatan foto polos abdomen yang merangkup ginjal,

ureter dan buli – buli dapat:

Page 3: PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

Menunjukkan ukuran bentuk dan posisi batu

Membedakan batu radioopak/kalsifikasi

Keterbatasan pemeriksaan foto sinar tembus abdomen adalah tidak dapat untuk

menentukan batu radiolusen, batu kecil dan batu yang tertutup bayangan struktur

tulang. Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu dalam ginjal dan luar

ginjal. (Colella)

Gambar 1A & 1B: Gambaran kalsifikasi(nefrokalsinosis) kedua-dua

ginjal(Sriram)

Gambar 1A: Foto polos abdomen

Gambar 1B: CT abdomen non Kontras

Page 4: PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

Gambar a & b : Gambaran pada seorang perempuan, 17 tahun dengan sistinuria.

Gambar a: Foto polos abdomen menunjukkan gambaran urolithiasis pada bagian

kiri(bulatan)

Gambar b: Pielografi intravenous menunjukkan gambaran hidronefrosis pada

bagian kiri disebabkan urolithiasis(anak panah) (urolithiasis)

Gambaran foto polos abdomen menunjukkan kalsifikasi pada bagian kiri sistem

kemih (smith)

Page 5: PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

2. Pielografi intravenous (IVP)

IVP merupakan suatu tipe X-ray yang memvisualisasi ginjal dan ureter setelah

injeksi intravena bahan kontras. Setelah injeksi, kontras bergerak melalui ginjal,

ureter, dan vesica urinaria. Foto diambil dalam beberapa interval waktu untuk

melihat pergerakan ini. IVP dapat memperlihatkan ukuran, bentuk dan struktur

ginjal, ureter dan vesica urinaria. Juga untuk mengevaluasi fungsi ginjal, deteksi

penyakit ginjal, batu ureter dan vesica ureter, pembesaran prostat, trauma dan

tumor. Jika IVP belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat

adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah pemeriksaan

pielografi retrograd.(Malueka)

Pada kasus urolithiasis, IVP telah dianggap sebagai alat dignostik utama. IVP

digunakan untuk menunjukkan (Colella) :

Informasi anatomi dan fungsi

Identifikasi lokasi batu dan ukurannya

Keberadaan dan keparahan obstruksi saluran kemih

Abnormalitas renal atau ureteral

Dibandingkan dengan foto polos abdomen, IVP mempunyai sensitivitas yang

lebih besar (64% hingga 87%) dan spesifitas (92% hingga 94%) untuk

mendeteksi urolithiasis. Namun pada batu radiolusen non obstruksi, IVP tidak

memberikan gambaran “filling defect”. (Portis)

Gambaran IVP menunjukkan batu rata pada ginjal bagian kanan.(smith)

Page 6: PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

Gambaran IVP menunjukkan simptomatik kalik divertikula bagian kanan dengan

urolithiasis (SMITH-urology)

3. Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi (USG) adalah suatu pemeriksaan dimana memberi gelombang

bunyi ultra pada organ dan menangkap gelombang bunyi ultra yang dipantulkan

kembali oleh organ-organ yang berbeda kepadatannya. USG merupakan

pemeriksaan non invasif yang dapat dilakukan secara bed-side dan relatif tidak

mahal. Pemeriksaan ini cukup efektif dan akurat dalam mendeteksi adanya abses

renal, pyohidronefrosis, atau adanya batu saluran kemih. Selain itu USG juga

cukup baik dalam menilai parenkim ginjal, ketebalan korteks ginjal, mendeteksi

hidronefrosis, dilatasi ureter distal, menilai kondisi kandung kemih dan

dindingnya, dan adanya ureterocele. Pada kasus urolithiasis, USG dapat

menunjukkan ukuran, bentuk dan posisi batu. Biasanya pemeriksaan ini

dikombinasikan dengan foto polos abdomen untuk menentukan hidronefrosis atau

pelebaran ureter yang berhubungan dengan kecurigaan adanya batu saluran kemih

yang ditemukan pada foto polos. Batu yang mudah terlihat dengan USG

(gambaran echoic shadow) namun tidak terlihat pada foto polos mungkin

merupakan batu asam urat atau sistin. Selain itu, USG dapat mendeteksi adanya

pionefrosis atau pengkerutan ginjal. Pemeriksaan ini diperlukan pada perempuan

hamil dan pasien yang alergi kontras radiologi. Melalui pemeriksaan ini dapat

diketahui adanya batu radiolusen dan dilatasi sistem ductus kolektikus.

Page 7: PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

Keterbatasan pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk menunjukkan batu ureter,

dan tidak dapat membedakan batu kalsifikasi dan batu radiolusen. (smith)

Penampakan ultrasonografi dari batu ginjal. Batu ginjal tidak tampak sebagai

gambaran batu bulat yang mencolok, tetapi diidentifikasi sebagai bayangan

hipoechoic ‘acoustic shadow’, yang ditunjukkan tanda panah.(smith)

Page 8: PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

Gambaran USG yang memperlihatkan urolitiasis dan batu kandung kemih. A: batu

seperti pasir pada buli-buli dengan ‘acoustic shadow’ yang lemah. B: batu seperti

pasir pada pelvis ginjal kanan dengan ‘acoustic shadow’.(smith)

4. Computerized Tomograpy Scan ( CT Scan )

Pada pemeriksaan dengan CT-Scan, kontras dapat diberikan maupun tidak.

Pemeriksaan dengan CT-Scan ini umumnya dilakukan untuk mengetahui batu

yang ada di ginjal. Dapat bersifat informatif tentang morfologi dan kelainan

ginjal, beserta morfologi batu. Unenhanced helical CT scan merupakan pilihan

modalitas gambaran untuk memeriksa kemungkinan kalkulus sekarang ini. Hal

ini dikarenakan CT scan memiliki tingkat sensitivitas 97%, spesifitas 96% dan 97

% dalam ketepatan diagnosis batu. Kesemua batu saluran kemih tampak putih

(opak) pada CT Scan. Banyak batu yang tampak seperti gambaran radiolusen

seperti batu asam urat dapat terlihat pada CT scan. CT scan juga memegang

peranan penting dalam mengevaluasi hidronefrosis dan hidroureter. (farmacia)

Proses pemeriksaan CT urografi :

Pasien disarankan tidak makan padat 4 jam sebelum pemeriksaan. Sebelum

pemeriksaan pasien minum air putih sebanyak 500-600 ml untuk menjamin

keadaan hidrasi yang terjaga baik sehingga ekskresi urin akan maksimal dan

menghasilkan opasifikasi dan distensi optimal traktus urinarius bagian atas. 2-3

Page 9: PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

menit sebelum penyuntikan kontras media, disuntikkan 10 mg furosemide

intravena. Pemberian furosemide akan menghasilkan opasitas maksimal pada

pelviokalises dan ureter. Kontras diberikan intravena sebanyak 100 ml dengan

konsentrasi 300 mg I/mi dan kecepatan 3 ml- /detik. Scan dilakukan 100 detik

pasca kontras untuk visualisasi fase nefrografik, dan 10-12 menit pasca kontras

untuk visualisasi fase ekskresi. Bila opasitas segmental traktus urinarius belum

memadai dapat dilakukan delayed scan pada posisi pasien telungkup.Seluruh

pemeriksaan terdiri dari 3 akuisisi CT scan, akuisisi pertama dan terakhir

mencakup seluruh abdomen pelvis, sementara akuisisi kedua hanya pada daerah

ginjal saja. lrisan aksial yang dihasilkan pada pemeriksaan CT urografi, dapat

diolah dalam bentuk multiplanar reformasi (koronal, oblik, sagital) atau

rekonstruksi 3 dimensi. (Preminger)

Batu ginjal pada computed tomography (CT) scan. Dengan menggunakan CT heliks

nonkontras dapat membantu dalam mengidentifikasi batu ginjal (yang dilingkari)

(Preminger)

Page 10: PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

Gambaran CT Scan yang menunjukkan batu ginjal pada ginjal kiri.(ahuja)

Gambaran CT Scan yang menunjukkan batu ginjal bilateral.(ahuja)

Page 11: PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahuja, T.A et al, 2006. Renal Calculus. In : Case Studies in Medical Imaging. By:

Cambridge University Press pg 318-322.

2. Smith J.K., 2011. Urinary Calculi Imaging. Available from :

http://www.emedicine.medscape.com/overview/381993.htm [Accessed 12

Oktober 2012]

3. Preminger, M.G, 2000. Urolithiasis : Detection and Management with

Unenhanced Spiral CT-A Urologic Perspective. In: Urology (207) pg 308-309

4. Farmacia, 2009. CT Urografi. Available from : http://www.majalah-farmacia.com

[Accessed 12 Oktober 2012]

5. Rasyad, Syahriar, dkk., Radiologi Diagnostik, Ed.4, Balai Penerbit FKUI, Jakarta,

1998

6. Colella J., Kochis E.,Galli B., Munver R., 2005. Urolithiasis/Nephrolithiasis:

What’s it all about?. In: Urologic Nursing 25:6 http://www.ed-nurse.com/wp-

content/uploads/2012/01/Renal-Colic-Whats-It-All-About.pdf [ Accessed on : 14

October 2012]

7. Sriram K., Kekre N.S., Gopalakrishnan G.2007. Primary hyperoxaluria and

systemic oxalosis. In: Indian J Urol. Available from:

http://openi.nlm.nih.gov/detailedresult.php?img=2721506_IJU-23-79-

g001&query=the&fields=all&favor=none&it=none&sub=none&sp=none&req=4

&simCollection=2749835_1532-429X-11-34-2&npos=50&prt=3 [ Accessed on :

14 October 2012

8. Urolithiasis. Available from:

http://intranet.tdmu.edu.ua/data/kafedra/internal/pedistrics/classes_stud/

%D0%94%D0%B8%D1%82%D1%8F

%D1%87%D0%B0%20%D1%85%D1%96%D1%80%D1%83%D1%80%D0%B

3%D1%96%D1%8F/English/5%20course/Urolithiasis.%20Syndrome%20of

%20swollen%20scrotum..html [Accessed on: 14 October 2012]

9. Maleuka R.G.,Urogenital.In: Radiologi Diagnostik. Pustaka Cendekia Press,

Yogyakarta, 2008

10. Portis A.J., Sundaram P., 2001. Diagnosis and Initial Management of Kidney

Stones. In: American Family Physician. 63:7. Pg 1329-1338

Page 12: PEMERIKSAAN UROLITHIASIS

11. Stoller M.L., Urinary Stone Disease. In: Tanagho E.A., McAninch J.W., Smith’s

General Urology . Ed:17th. Lange McGraw Hill. 2008. Pg 272