48692974 LP Urolithiasis

51
UROLITHIASIS 1. Definisi Urolithiasis Urolithiasis adalah terbentuknya butiran-butiran dari senyawa kalsium dan penimbunan asam urat, sehingga membantuk CaCO 3 (kalsium karbonat) pada ginjal atau saluran urin yang dapat menyebabkan kesulitan pengeluaran urin. Bisa terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyces dari ginjal atau di dalam saluran ureter. 2. Insiden Urolithiasis Urolithiasis dapat menyerang penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di negara kita. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. Di negara-negara berkembang banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas; hal ini karena adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari. Di Amerika Serikat 5-10% penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-12% penduduk menderita batu saluran kemih. Penyakit batu ginjal yang diderita 0,5% penduduk Indonesia ini lebih banyak menyerang kaum pria dibandingkan wanita. Bila 1-2% dari populasi diperiksa 1

Transcript of 48692974 LP Urolithiasis

Page 1: 48692974 LP Urolithiasis

UROLITHIASIS

1. Definisi Urolithiasis

Urolithiasis adalah terbentuknya butiran-butiran dari senyawa kalsium dan

penimbunan asam urat, sehingga membantuk CaCO3 (kalsium karbonat) pada

ginjal atau saluran urin yang dapat menyebabkan kesulitan pengeluaran urin. Bisa

terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyces dari ginjal atau di dalam

saluran ureter.

2. Insiden Urolithiasis

Urolithiasis dapat menyerang penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali

penduduk di negara kita. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai

belahan bumi. Di negara-negara berkembang banyak dijumpai pasien batu buli-

buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih

bagian atas; hal ini karena adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-

hari. Di Amerika Serikat 5-10% penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan

di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-12% penduduk menderita batu saluran kemih.

Penyakit batu ginjal yang diderita 0,5% penduduk Indonesia ini lebih

banyak menyerang kaum pria dibandingkan wanita. Bila 1-2% dari populasi

diperiksa kadar kalsium air seninya akan meninggi, tetapi hanya 10% yang

terkena penyakit batu ginjal.

3. Klasifikasi Urolithiasis

Komposisi yang menyusun batu ginjal adalah batu kalsium (80%) dengan

terbesar bentuk kalsium oksalat dan terkecil kalsium fosfat. Adapun macam-

macam batu ginjal dan proses terbentuknya, antara lain:

a. Batu Oksalat/Kalsium Oksalat

Asam oksalat di dalam tubuh berasal dari metabolisme asam amino dan

asam askorbat (vitamin C). Asam askorbat merupakan prekursor oksalat

yang cukup besar, sejumlah 30%, 50% yang lain dikeluarkan sebagai

oksalat urine. Manusia tidak dapat melakukan metabolisme oksalat,

sehingga dikeluarkan melalui ginjal. Jika terjadi gangguan fungsi ginjal dan

1

Page 2: 48692974 LP Urolithiasis

asupan oksalat berlebih di tubuh (misalkan banyak mengkonsumsi nenas),

maka terjadi akumulasi okalat yang memicu terbentuknya batu oksalat di

ginjal/kandung kemih.

b. Batu Struvit

Batu struvit terdiri dari magnesium ammonium fosfat (struvit) dan

kalsium karbonat. Batu tersebut terbentuk di pelvis dan kalik ginjal bila

produksi ammonia bertambah dan pH urin tinggi, sehingga kelarutan fosfat

berkurang. Hal ini terjadi akibat infeksi bakteri pemecah urea (yang

terbanyak dari spesies Proteus dan Providencia, Peudomonas eratia, semua

spesies Klebsiella, Hemophilus, Staphylococus, dan Coryne bacterium)

pada saluran urin.

Enzim urease yang dihasikan bakteri di atas menguraikan urin menjadi

amonia dan karbonat. Amonia bergabung dengan air membentuk amonium

sehingga pH urine makin tinggi. Karbon dioksida yang terbentuk dalam

suasana pH basa/tinggi akan menjadi ion karbonat membentuk kalsium

karbonat.

Batu struvit (campuran dari magnesium, amoniak dan fosfat) juga

disebut batu infeksi karena batu ini hanya terbentuk di dalam air kemih

yang terinfeksi. Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat

dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2.5 sentimeter atau lebih. Batu

yang besar disebut kalkulus staghorn. Batu ini mengisi hampir keseluruhan

pelvis renalis dan kalises renalis.

c. Batu Urat

Batu urat terjadi pada penderita gout (sejenis rematik). Batu urat dapat

juga terbentuk karena pemakaian urikosurik (misal probenesid atau aspirin).

Penderita diare kronis (karena kehilangan cairan, dan peningkatan

konsentrasi urine) serta asidosis (pH urin menjadi asam sehingga terjadi

pengendapan asam urat) dapat juga menjadi pemicu terbentuknya batu urat.

d. Batu Sistina

Sistin merupakan asam amino yang kelarutannya paling kecil.

Kelarutannya semakin kecil jika pH urin turun/asam. Bila sistin tak larut

2

Page 3: 48692974 LP Urolithiasis

akan berpresipitasi (mengendap) dalam bentuk kristal yang tumbuh dalam

sel ginjal/saluran kemih membentuk batu.

e. Batu Kalium Fosfat

Batu ginjal berbentuk batu kalium fosfat dapat terjadi pada penderita

hiperkalsiurik (kadar kalsium dalam urine tinggi). Batu kalium fosfat juga

dapat terjadi karena asupan kalsium berlebih (misal susu dan keju) ke dalam

tubuh. Hal ini dikarenakan adanya endapan kalium di dalam tubuh yang

akan menyebabkan timbulnya batu ginjal.

4. Etiologi Urolithiasis

Beberapa faktor yang menjadi etiologi pembentukan batu, antara lain

meliputi:

a. Hiperkalsiuria

Kelainan ini dapat menyebabkan hematuria tanpa ditemukan

pembentukan batu. kejadian hematuria diduga disebabkan kerusakan

jaringan lokal yang dipengaruhi oleh ekskresi kalsium dalam air kemih

dengan atau tanpa faktor risiko lainnya, ditemukan pada setengah dari

pembentukan batu kalsium idiopatik.

b. Hiposituria

Suatu penurunan ekskresi inhibitor perbentukan kristal dalam air

kemih, khususnya sitrat merupakan suatu mekanisme lain untuk timbulnya

batu ginjal.

c. Hiperurikosuria

Hiperurikosuria merupakan suatu peningkatan asam urat air kemih

yang dapat memacu pembentukan batu kalsium.

d. Penurunan jumlah air kemih

Keadaan ini biasanya disebabkan masukan cairan yang sedikit.

selanjutnya dapat menimbulkan pembentukan batu dengan peningkatan

reaktan dan pengurangan aliran air kemih.

e. Hiperoksaluria

Merupakan kenaikan ekskresi oksalat di atas normal. ekskresi

oksalat air kemih normal di bawah 45 mg/hari (0,5 mmol/hari).

3

Page 4: 48692974 LP Urolithiasis

f. ISK

Infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme pemecah urea (Proteus

mirabilis).

g. Dehidrasi

Kurangnya cairan tubuh yang menyebabkan produksi air seni sedikit

dan pekat. Pada mereka yang setiap hari bekerja di udara terbuka (petani,

pekerja lapangan) atau di ruang mesin yang panas, terutama yang kurang

minum, akan cepat menimbulkan efek perubahan keasaman atau kebasaan

air seni. Masalahnya, di sini faktor penghambat pembentukan batu jadi

berkurang atau hilang sama sekali.

Beberapa faktor presipitasi yang dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal

antara lain:

a. Gaya hidup

Penyakit gagal ginjal juga banyak dipengaruhi makanan. Semakin

makmur suatu masyarakat, semakin banyak terjadi endapan batu pada

ginjal, dibandingkan pada kandung kemih. Konsumsi minuman dan

makanan yang kurang higienis memicu terjadinya air seni pekat, sehingga

memudahkan terbentuknya infeksi atau kristal batu pada kandung kemih.

Sebaliknya pola makan masyarakat maju yang cenderung memilih makanan

berkadar kalsium-oksalat (misalnya makanan dengan olahan bahan susu,

minuman cola, makanan bergaram tinggi, makanan manis, vitamin C dosis

tinggi, kopi, teh kental, dll.) serta asam urat (tinggi protein), memudahkan

terbentuknya endapan pada piala ginjal karena konsentrasi air seni cepat

meningkat.

Konsumsi vitamin C dan D dosis tinggi pada seseorang yang secara

genetik berbakat, akan memudahkannya terserang penyakit ini. Pada orang

berbakat batu, mengkonsumsi 100-300 mg vitamin C setiap hari,

memudahkan terbentuknya batu. Hal ini disebabkan vitamin C mengandung

kalsium oksalat tinggi. Vitamin D dosis tinggi juga dapat menyebabkan

absorbsi kalsium ke dalam usus meningkat. Obat sitostatik untuk penyakit

4

Page 5: 48692974 LP Urolithiasis

kanker pun memudahkan pembentukan batu karena meningkatkan asam

urat.

Jenis minuman yang dikonsumsi juga berpengaruh dalam

pembentukan batu ginjal. minuman soft drink lebih dari 1 liter per minggu

menyebabkan pengasaman dengan asam fosfor dapat meningkatkan risiko

penyakit batu. kejadian ini tidak jelas, tetapi sedikit beban asam dapat

meningkatkan ekskresi kalsium dan ekskresi asam urat dalam air kemih

serta mengurangi kadar sitrat air kemih. Jus apel dan jus anggur juga

dihubungkan dengan peningkatan risiko pembentukan batu.

b. Lingkungan

Faktor lingkungan yang paling berpengaruh adalah suhu. Penduduk

yang tinggal di wilayah yang suhunya dingin akan cenderung sedikit

minum, sehingga produksi urin menjadi pekat dan sedikit.

c. Imobilitas

Terjadi peningkatan kalsium dalam urine karena mobilisasi kalsium

tulang akibat seseorang tidak lagi bisa bergerak karena sakit lumpuh.

5. Patofisiologi Urolithiasis

Banyak teori yang menerangkan proses pembentukan batu di saluran

kemih; tetapi hingga kini masih belum jelas teori mana yang paling benar.

Beberapa teori pembentukan batu adalah :

a. Teori Nukleasi

Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu sabuk batu

(nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang terlalu jenuh

(supersaturated) akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya

membentuk batu. Inti batu dapat berupa kristal atau benda asing di saluran

kemih.

b. Teori Matriks

Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin,

dan mukoprotein) merupakan kerangka tempat diendapkannya kristal-

kristal batu.

c. Penghambatan kristalisasi

5

Page 6: 48692974 LP Urolithiasis

Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk

kristal, antara lain: magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan

beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat itu berkurang,

akan memudahkan terbentuknya batu di dalam saluran kemih.

Batu ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras

seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan

nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk

di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung

kemih).

Terbentuknya batu bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-

garam yang dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan penghambat

pembentukan batu yang normal. Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium, sisanya

mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral struvit.

Batu (kalkulus) ginjal dapat juga terbentuk dari timbunan kristal pada air

seni pada ginjal atau pelvis ginjal. Seringkali batu ini tersusun atas kalsium

oksalat. Terjadinya infeksi atau buang air kecil kurang teratur dapat

mempengaruhi pembentukan batu ginjal. Kadang munculnya batu ginjal terjadi

pada saat kadar kalsium dalam darah meninggi secara tidak normal, juga jika

kelenjar paratiroid kelebihan memproduksi air seni.

Terkadang batu tersebut dapat terbentuk ketika tingkat asam urat dalam

darah terlalu tinggi, biasanya karena terlalu banyak makan daging. Terlalu banyak

mengkonsumsi kalsium dan oksalat serta kurang minum sering diasosiasikan

dengan pembentukan batu ginjal ini. Pada banyak kasus yang ada, penyebabnya

tidak diketahui secara pasti. Batu ginjal dapat menyebabkan peradangan atau

infeksi, pendarahan, sakit pada saat buang air kecil, atau kencing tidak lancar.

Namun batu yang kecil cenderung mengalir.

Selain batu kalsium oksalat (60-80%), ada lagi campuran kalsium oksalat-

fosfat yang sifatnya lebih keras. Pada pemeriksaan radiologi, batu ini tampak

putih seperti tulang karena kandungan kalsiumnya lebih tinggi. Ada lagi batu

tripel fosfat (10-15%) yang tersusun dari kalsium-magnesium-ammonium fosfat

(struvite). Batu ini terbentuk akibat infeksi saluran kemih karena kuman golongan

6

Page 7: 48692974 LP Urolithiasis

Proreous, Pseudomonas, Klebsicla, atau Stafilok. Bentuk batu menyerupai tanduk

rusa karena mengisi saluran kemih yang berbentuk seperti tanduk rusa. Lalu ada

batu sistin yang terjadi akibat faktor genetik. Namun campuran fosfat dan sistin

ini jarang terjadi.

Pembentukan batu ginjal dapat terjadi di bagian mana saja dari saluran

kencing, tetapi biasanya terbentuk pada dua bagian terbanyak pada ginjal, yaitu di

pasu ginjal (renal pelvis) dan calix renalis. Batu dapat terbentuk dari kalsium,

fosfat, atau kombinasi asam urat yang biasanya larut di dalam urine. Batu ginjal

bervariasi ukurannya, dapat bersifat tunggal atau ganda. Batu-batu tinggal dalam

pasu ginjal atau dapat masuk ke dalam ureter dan dapat merusak jaringan ginjal.

Batu yang besar akan merusak jaringan dengan tekanan atau mengakibatkan

obstruksi, sehingga terjadi aliran kembali cairan. Kebanyakan batu ginjal dapat

terjadi berulang-ulang.

Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran

kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas

penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung

lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan

penekanan yang akan mengakibatkan pembengkakan ginjal (hidronefrosis) dan

pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.

6. Manifestasi Klinis Urolithiasis

Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam

kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang

menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri

punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai

dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan

tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah

dalam.

Gejala yang lebih nyata seperti sakit atau pegal pinggang bawah yang

kadang-kadang terasa sampai ke perut depan bawah, terjadi kolik (sumbatan

mendadak pada saluran atau ureter yang mengakibatkan sakit luar biasa karena

7

Page 8: 48692974 LP Urolithiasis

batu tajam yang turun ke saluran menyebabkan mengembangnya saluran) yang

sering diiringi muntah dan berkeringat banyak.

Gejala lainnya adalah perut membesar, demam, menggigil dan darah di

dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika

batu melewati ureter. Bila batu menyangkut di kandung kemih, dapat timbul nyeri

pada daerah atas kemaluan saat buang air kecil, buang air kecil tidak tuntas dan

pancaran air seni tidak kuat.

7. Pemeriksaan Diagnostik Urolithiasis

Dokter akan menanyakan beberapa gejala yang dapat dialami penderita

urolitiasis, seperti gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di

punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang

jelas, kemudian melakukan beberapa tes sebagai berikut:

a. Urinalisis

Warna urin mungkin kuning, coklat gelap, berdarah. Secara umum

menunjukkan SDM, SDP, kristal (sistin, asam urat, kalsium oksalat),

serpihan mineral, bakteri, pus. pH mungkin asam (meningkatkan sistin, dan

batu asam urat) atau alkalin (meningkatkan magnesium, fosfat amonium,

atau batu kalsium fosfat).

b. Urine (24 jam)

Urine 24 jam dapat menunjukkan peningkatan kreatinin, asam urat,

kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin.

c. Kultur Urine

Kultur urine mungkin dapat menunjukkan ISK (Staphilococcus

aureus, Proteus, Klebsiela, atau Pseudomonas).

d. Survei Biokimia

Untuk mengetahui adanya peningkatan kadar magnesium, kalsium,

asam urat, fosfat, protein, dan elektrolit.

e. BUN/kreatinin serum dan urin

Keadaan yang abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urin)

sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan

iskemia / nekrosis.

8

Page 9: 48692974 LP Urolithiasis

f. Kadar Klorida dan Bikarbonat Serum

Peninggian kadar klorida dan penurunan kadar bikarbonat

menunjukkan terjadinya asidosis tubulus ginjal.

g. Hitung Darah Lengkap

SDP mungkin meningkat yang menunnjukkan infeksi / septisemia.

SDM biasanya normal. Hb/Ht dapat menjadi abnormal bila pasien dehidrasi

berat atau polisitemia terjadi (mendorong presipitasi pemadatan) atau

anemia (perdarahan, disfungsi/gagal ginjal).

h. Hormon Paratiroid

Hormon paratiroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal (PTH

merangsang reabsorpsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum

dan kalsium urin).

i. Foto Ronsen KUB

Dapat menunjukkan adanya kalkuli dan/atau perubahan anatomik

pada area ginjal dan sepanjang ureter.

j. IVP

Dapat memberikan konfirmasi cepat urolitiasis seperti penyebab

nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur

anatomik (distensi ureter) dan garis bentuk kalkuli.

k. Sistoureterokopi

Merupakan visualisasi langsung kandung kemih dan ureter yang dapat

menunjukkan batu dan/atau efek obstruksi.

l. Ultrasound Ginjal

Dapat untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu.

8. Penatalaksanaan Urolithiasis

Cara penatalaksanaan batu ginjal dan kemih memang bervariasi. Yang

utama dicari kasusnya, letak dan ukuran batunya. Kemudian baru ditentukan

diatasi dengan cara mana yang paling tepat atau kombinasi berbagai cara. Apabila

letak batu sulit dijangkau atau terlalu besar, jalan satu-satunya dengan

pembedahan. Apabila ginjal yang ditumbuhi batu mulai rusak, harus diangkat,

agar ginjal yang masih sehat tidak ikut rusak. Adakalanya khusus dibuat jalan

9

Page 10: 48692974 LP Urolithiasis

pintas aliran air seni bila sumbatan batu sulit atau tidak bisa dihilangkan, agar

ginjal yang masih sehat tidak ikut rusak.

Kemungkinan kambuh memang bisa terjadi apabila penderita kurang

memperhatikan kesehatannya. Pada umumnya batu kandung kemih tidak kambuh

lagi, tapi tidak demikian dengan dengan batu pada ginjal. Namun, setiap tindakan

seharusnya dapat mengenyahkan batu sampai bersih. Setelah dikeluarkan batu

dianalisa kembali jenisnya, penyebab terjadinya batu, bagaimana terbentuknya,

dan seterusnya.

Yang secara teknis sulit dihancurkan atau dibersihkan apabila letak batu

jauh dari pusat saluran kemih, atau jumlahnya banyak dan tersebar. Paling repot

kalau tidak mungkin dilakukan operasi besar pada diri pasien karena kondisinya

lemah atau mempunyai penyakit lain. Dalam kasus seperti itu tentu sebelum

tindakan dilakukan perlu dipelajari secara saksama kadar zat pembentuk batu

dengan memeriksa kadar zat pembentuk dalam urine(ditampung selama 24 jam)

kemudian bisa dianalisis konsentrasi adanya zat-zat tersebut. Baru kemudian

tindakan apa yang paling tepat dan aman bisa dilakukan. Batu bukan organik

(kalsium oksalat dan fosfat) biasanya tidak bisa larut hanya dengan obat-obatan,

jadi harus dilakukan tindakan seperti di atas tadi.

a. Mengatasi G ejala ( M edikamentosa)

Ditujukan untuk batu ginjal yang ukurannya <5 mm, karena batu

diharapkan dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan

mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum,

dan banyak minum supaya dapat mendorong batu keluar.

Batu saluran kemih dapat menimbulkan keadaan darurat bila batu

turun dalam kolektivus dan dapat menyebabkan kelainan sebagai kolik ginjal

atau infeksi di dalam sumbatan saluran kemih. nyeri akibat batu saluran

kemih dapat dijelaskan melalui dua mekanisme, yaitu: dilatasi sistem

sumbatan dengan peregangan reseptor sakit dan iritasi lokal dinding ureter

atau dinding pelvis ginjal disertai edema dan pelepasan mediator sakit.

Obat-obatan yang biasa digunakan antara lain: anti spasmodik bila ada

kolik, anti mikroba bila ada infeksi, batu kalsium-kalium sitrat, dan batu asam

urat dengan alopurinol

10

Page 11: 48692974 LP Urolithiasis

b. Pengambilan B atu

1) Endourologi

Endourologi adalah tindakan di bidang urologi secara invasif

minimal untuk mengeluarkan batu saluran kencing dengan menghancurkan

batu dengan alat khusus yang dimasukkan melalui uretra atau melalui

irisan kecil pada kulit. Keuntungannya, tidak nyeri, penyembuhan lebih

cepat dan waktu rawat inap lebih singkat. Endourologi meliputi litotripsi,

Percutaneous nephroletomy, dan Ureterorenoscopic.

a) Litotripsi

Litotripsi yaitu memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan

memasukkan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.

Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik. Litotripsi ada

beberapa macam antara lain ESWL dan Percutaneous Lithotripsy.

ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsi)

Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan

pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat

memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau batu buli-buli

tanpa melalui tindakan invasif atau pembiusan. Batu dipecah

menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan

melalui saluran kemih.

Sebelum batu ditembak, dilakukan foto rontgen untuk

mengetahui posisi batu. Kemudian melalui layar monitor, dicari

lagi sasaran yang tepat. Di sini pasien tidak harus dibius. Posisi

pasien telentang atau telungkup tergantung letak batu. Setelah

tembakan berulang kali tepat sasaran, pecahan batu akan keluar

bersama air seni (kencing bercampur darah selama 12 jam). Agar

pasien tidak kesakitan tentu proses penembakan tidak boleh

dengan tekanan tinggi.

Percutaneous Lithotripsy (tusukan pada kulit)

Metode percutaneous lithotripsi berupa alat nefroskop

(alat teropong mirip bor kecil) yang dilengkapi alat penghantar

gelombang getar ultrasosonik, dimasukkan ke dalam ginjal

11

Page 12: 48692974 LP Urolithiasis

melalui lubang sayatan di panggul. Dengan gelombang getar

ultrasonik tersebut, batu dapat dipecahkan dan disingkirkan,

kemudian pecahan juga keluar bersama air seni. Mungkin

penderita akan merasa nyeri sewaktu kencing keluar melalui

kateter karena saluran kencing agak terhalang oleh pecahan batu

tadi.

Pemecahan batu dengan kedua alat tersebut mengharuskan

pasien tinggal di rumah sakit selama 2 - 3 hari sampai kencing

jernih kembali. Setelah seminggu pasien bisa kembali aktif.

b) Perkutaneus nefrolitomi

Perkutaneus nefrolitomi yaitu prosedur untuk mengeluarkan

batu yang berada di saluran ginjal dengan cara memasukkan alat

endoskopi ke sistem kaliks melalui insisi kulit. Batu kemudian

dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu.

c) URS (Ureterorenoscopic)

Memasukkan alat ureteroskopi per uretram guna melihat

keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan memakai energi

tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises

dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi atau uretero-renoskopi

ini.

2) Sinar laser

Tipe laser yang digunakan semula adalah tipe pulse dye.

Belakangan sejak Agustus 1997 RS PGI Cikini menggunakan laser tipe

Ho:Yag atau Holmium asal AS. Caranya, melalui saluran ureta

dimasukkan selang fiber mini, yang langsung dapat mengenai batu

sasaran. Apabila tipe pulse dye hanya untuk batu ginjal atau kemih saja,

tipe Holmium ini lebih multiguna. Misalnya juga untuk pengobatan

pembesaran atau infeksi prostat serta tumor jinak kandung kemih.

Holmium ini pandai mengatur frekuensi tembakan agar batu tidak

terdorong ke atas. Jarak antara selang fiber dengan batu paling-paling

hanya 1 mm. Dengan sistem gelombang pulsasi batu dengan segera bisa

12

Page 13: 48692974 LP Urolithiasis

dipunahkan. Tindakan dengan mesin canggih ini dinilai lebih cepat (1,5

jam untuk batu besar), risiko perdarahan atau kerusakan jaringan

sekitarnya hampir tidak ada serta nyeri pascaoperasi dan risiko komplikasi

hampir tidak terasa. Penderita tidak perlu menginap di rumah sakit, bisa

langsung pulang begitu kesadaran sudah pulih.

Komplikasi berupa terasa sedikit demam dan nyeri setelah

tindakan, yang bisa diatasi dengan obat antibiotika. Sedangkan terciptanya

semacam kepulan debu (perforasi) akibat sistem pulsasi tadi, bisa diatasi

dengan mengalirkan terus menerus cairan NaCl fisiologis. Untuk

menangani batu pada kantung kemih misalnya, diperlukan pulsasi rata-rata

10-20 kali per detik. Untuk batu saluran kemih (ureter) hanya 5-10 kali per

detik. Di sini pasien perlu dibius dan kondisi jantung, paru-paru dan ginjal

harus baik agar sasaran tercapai dengan sukses.

3) Pembedahan

a) Bedah Laparoskopi

Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih

saat ini sedang berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk

mengambil batu ureter.

b) Bedah terbuka

Bedah terbuka meliputi beberapa klasifikasi, antara lain:

Pielolitotomi atau nefrolitotomi : mengambil batu berukuran

besar (batu staghorn).

Ureterolitotomi : mengambil batu di ureter.

Vesikolitotomi : mengambil batu di vesica urinaria.

Ureterolitotomi : mengambil batu di uretra.

9. Pencegahan Urolithiasis

Pengobatan serta pencegahan agar tidak kambuh banyak ditentukan oleh

jenis batunya. Misalnya batu kalsium akibat ekskresi kalsium yang meningkat di

air seni dapat dicegah atau dikurangi dengan mengurangi asupan kalsium dalam

13

Page 14: 48692974 LP Urolithiasis

makanan seperti makanan olahan dari susu sapi, tinggi kedelai misalnya. Atau,

dokter memberikan obat yang berkhasiat mengurangi ekskresi kalsium.

Untuk jenis batu ekskresi asam urat biasanya diberikan obat alupurinol

yang dapat mengurangi batu kambuhan dari asam urat. Karena batu asam urat

mudah terbentuk dalam suasana asam maka perlu juga pengubahan suasana

keasaman misalnya dengan garam natrium bikarbonat di samping obat alupurinol

tadi. Sedangkan batu yang tidak disertai adanya ekskresi kalsium atau asam urat

tinggi, dicoba dengan minum banyak dulu, belum perlu obat.

Bagi seseorang yang berbakat penyakit batu ginjal atau batu kemih,

hendaknya selalu memperhatikan konsumsi makanan sehari-hari. Minum air putih

paling tidak 5-8 gelas sehari. Soto jerohan sapi, es krim, keju, milk shake, kopi,

cola yang terlalu banyak akan memudahkan pembentukan batu dalam ginjal.

Agar terhindar dari penyakit batu ginjal, beberapa cara yang disarankan

antara lain :

a) Minum banyak air (8-10 gelas sehari), dengan demikian urin menjadi lebih

encer sehingga mengurangi kemungkinan zat-zat pembentuk batu untuk

saling menyatu. Dengan minum banyak, air seni biasanya berwarna bening,

tidak kuning lagi.

b) Minum air putih ketika bangun tidur di subuh hari. Hal ini akan segera

merangsang kita untuk berkemih, sehingga air seni yang telah mengendap

semalamam tergantikan dengan yang baru.

c) Jangan menahan kencing; kencing yang tertahan dapat menyebabkan urin

menjadi lebih pekat, atau infeksi saluran kemih. Urin yang pekat dan infeksi

saluran kemih merupakan faktor pendukung terbentuknya batu.

d) Pola makan seimbang, berolahraga, dan menjaga berat badan tetap ideal

e) Banyak makan buah alpukat dengan cara: Minum air seduhan tujuh helai

daun alpukat dengan ½ gelas air panas setiap pagi dan sore.

10. Prognosis Urolithiasis

Prognosis batu ginjal sering menimbulkan gejala rasa sakit yang hebat,

tapi biasanya setelah dikeluarkan tidak menimbulkan kerusakan permanen.

14

Page 15: 48692974 LP Urolithiasis

Memang sering terjadi kambuh lagi, terutama bila tidak didapatkan penyebabnya

dan diobati.

11. Komplikasi Urolithiasis

Beberapa komplikasi yang sering terjadi, antara lain:

a) Timbul kembali batu ginjal.

b) Infeksi saluran urine.

c) Penyumbatan pada ureter.

d) Kerusakan sebagian jaringan ginjal.

e) Menurunnya atau hilangnya fungsi ginjal yang terkena.

15

Page 16: 48692974 LP Urolithiasis

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

UROLITHIASIS

1. Pengkajian

Aktivitas

Gejala : Pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan

bersuhu tinggi

Keterbatasan aktivitas/imobilisasi sehubungan dengan kondisi

sebelumnya (contoh penyakit tak sembuh, cedera medula spinalis)

Sirkulasi

Tanda : Peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal

Kulit hangat dan kemerahan, pucat

Eliminasi

Gejala : Riwayat adanya/ISK kronis, obstruksi sebelumnya (kalkulus)

Penurunan haluaran urin, kandung kemih penuh

Rasa terbakar, dorongan berkemih

Diare

Tanda : Oliguria, hematuria, piuria

Perubahan pola berkemih

Makanan/cairan

Gejala : Mual/muntah, nyeri tekan abdomen

Diet tinggi purin, kalsium okasalat, dan/atau fosfat

Ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum air dengan cukup

Tanda : Distensi abdominal, penurunan/tidak adanya bising usus

Muntah

Nyeri/kenyamanan

Gejala : Episode akut nyeri berat, nyeri kolik. Lokasi tergantung pada lokasi

batu, contoh pada panggul di regio sudut kostovertebral, dapat

menyebar ke punggung, abdomen, dan turun ke lipat pah/genetalia.

Nyeri dangkal konstan menunjukkan kalkulus ada di pelvis atau

kalkulus ginjal

16

Page 17: 48692974 LP Urolithiasis

Nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat tidak hilang dengan

posisi atau tindakan lain

Tanda : Melindungi, perilaku distraksi

Nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi

Keamanan

Gejala : Penggunaan alkohol, Demam, menggigil

Integritas Ego

Gejala : Perasaan cemas, takut marah, apati

Faktor-faktor stress multiple, misalnya finansial, hubungan, gaya hidup

Tanda : Tidak dapat beristirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang.

Stimulasi simpatis

2. Diagnosa Keperawatan

a) Nyeri (akut) berhubungan dengan trauma jaringan.

b) Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan stimulasi kandung kemih

oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral, obstruksi mekanik, inflamasi.

c) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual,

muntah (iritasi saraf abdominal dan pelvik umum dari ginjal atau kolik

uretral), diuresis pascaobstruksi.

d) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif/alat (contoh

kateter urin)

e) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan / mengingat, salah

interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.

3. Rencana Intervensi Keperawatan

Dx. Nyeri (akut) berhubungan dengan peningkatan frekuensi / dorongan kontraksi ureteral, trauma jaringan, pembentukan edema, iskemia seluler.

Kriteria Hasil:1. Melaporkan nyeri hilang dengan spasme terkontrol2. Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat

17

Page 18: 48692974 LP Urolithiasis

No Intervensi Rasional

Mandiri

1 Catat lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10) dan penyebaran. Perhatikan tanda non-verbal, contoh peningkatan TD dan nadi, gelisah, merintih, menggelepar

Membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus. Nyeri panggul sering menyebar ke punggung, lipat paha, genetalia sehubungan dengan proksimitas saraf pleksus dan pembuluh darah yang menyuplai area lain. Nyeri tiba-tiba dan hebat dapat dapat mencetuskan ketakutan, gelisah, ansietas berat.

2 Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan ke staf terhadap perubahan kejadian/ karakteristik nyeri.

Memberikan kesempatan untuk pemberian analgesik sesuai dengan waktu (membantu dalam meningkatkan kemampuan koping pasien dan dapat menurunkan ansietas) dan mewaspadakan staf akan kemungkinan lewatnya batu/terjadi komplikasi. Penghentian tiba-tiba nyeri biasanya menunjukkan lewatnya batu.

3 Berikan tindakan nyaman, contoh pijatan punggung, lingkungan istirahat

Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot, dan meningkatkan koping

4 Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokus, bimbingan imajinasi, dan aktivitas terapeutik

Mengarahkan kembali pehatian dan membantu dalam relaksasi otot

5 Dorong/bantu dengan ambulasi sering sesuai indikasi dan tingkatkan pemasukan cairan sedikitnya 3-4 L/hari dalam toleransi jantung.

Hidrasi kuat meningktkan lewatnya batu, mencegah stasis urine, dan membantu mencegah pembentukan batu selanjutnya

6 Perhatikan keluhan peningkatan/ menetapnya nyeri abdomen

Obstruksi lengkap ureter dapat menyebabkan perforasi dan ekstravasasi urine ke dalam area perineal. Ini membutuhkan kedaruratan bedah akut.

Kolaborasi

7 Berikan obat sesuai indikasi:

Narkotik, contoh meperidin (demerol), morfin

Biasanya diberikan selama episode akut untuk menurunkan kolik uretral dan meningkatkan relaksasi otot/mental.

Antispasmodik, contoh flavoksat (uripas), oksibutin (ditropan)

Menurunkan refleks spasme, dapat menurunkan kolik dan nyeri

Kortikosteroid Mungkin digunakan untuk menurunkan edema jaringan untuk membantu gerakan batu.

18

Page 19: 48692974 LP Urolithiasis

8 Berikan kompres hangat pada punggung

Menghilangkan tegangan otot dan dapat menurunkan refleks spasme

9 Pertahankan patensi kateter bila digunakan

Mencegah stasis / retensi urine, menurunkan resiko peningkatan tekanan ginjal dan infeksi

Dx. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral, obstruksi mekanik, inflamasi.

Kriteria Hasil:1. Berkemih dengan jumlah normal dan pola biasanya2. tidak mengalami obstruksi

No Intervensi Rasional

Mandiri

1 Awasi pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urin.

Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi contoh infeksi dan perdarahan. Perdarahan dapat mngindikasikan peningkatan obstruksi atau iritasi ureter. Catatan: perdarahan sehubungan dengan ulserasi ureter jarang.

2 Tentukan pola berkemih normal pasien dan perhatikan variasi

Kalkulus dapat menyebabkan eksitabilitas saraf, yang menyebabkan sensasi kebutuhan berkemih segera. Biasanya frekuensi dan urgensi meningkt bila kalkulus mendekati pertemuan uterovesikal.

3 Dorong meningkatkan pemasukan cairan

Peningkatan hidrasi membilas bakteri, darah, dan debris dan dapat membantu lewatnya batu.

4 Periksa semua urine. Catat adanya keluaran batu dan kirim ke laboratorium untuk analisa.

Penemuan batu memungkinkan identifikai tipe batu dan mempengaruhi pilihan terapi.

5 Selidiki keluhan kandung kemih penuh, palpasi untuk distensi suprapubik. Perhatikan penurunan keluaran urine, adanya edema periorbital/tergantung.

Retensi urine dapat terjadi, menyebabkan distensi jaringan (kandung kemih/ginjal) dan potensial risiko infeksi, gagal ginjal.

6 Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran.

Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada SSP.

Kolaborasi

7 Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit, BUN, kreatinin.

Peninggian BUN, kreatinin dan elektrolit mengindikasikan disfungsi ginjal.

8 Ambil urine untuk kultur dan sensitivitas

Menetukan adanya ISK

19

Page 20: 48692974 LP Urolithiasis

9 Berikan obat sesuai dengan indikasi:

Asetazolamid (Diamox), alupurinol (Ziloprim)

Meningkatkan pH urine (alkalinitas) untuk menurunkan pembentukan batu asam

Hidroklorotiazid (Esidrix, Hidroiuril), klortalidon (Higroton)

Mungkin digunakan untuk mencegah stasis urine dan menurunkan pembentukan batu kalsium bila tidak berhubungan dengan proses penyakit dasar seperti hipertiroidisme primer

Amonium klorida, kalium atau natrium fosfat (Sal-Hepatika)

Menurunkan pembentukan batu fosfat

Agen antigout, contoh alupurinol (Ziloprim)

Menurunkan produksi asam urat/potensial pembentukan batu

Antibiotic Adanya ISK/alkalin urine potensial pembentukan batu

Natrium Bikarbonat Mengganti kehilangan yang tak dapat teraasi selama pembuangan bikarbonat dan/atau alkalinisasi urine dapat menurunkan / mencegah pembentukan beberapa kalkuli

Asam askorbat Mengasamkan urine untuk mencegah berulangnya pembentukan batu alkalin

10 Pertahankan patensi kateter tak menetap (ureteral, uretral, atau nefrostomi) bila menggunakan

Mungkin diperlukan unuk membantu aliran urine/mencegah retensi dan komplikasi. Catatan: selang mungkin terhambat oleh fragmen batu.

11 Irigasi dengan asam atau larutan alkalin sesuai indikasi.

Mengubah pH urine dapat membantu pelarutan batu dan mencegah pembentuan batu selanjutnya

12 Siapkan pasien/bantu untuk prosedur endoskopi, contoh

Prosedur Basket Kalkulus pada ureter distal dan tengah mungkin digerakkan oleh sistoskop endoskopi dengan penangkapan batu dalam kantung kateter

Stents Ureteral Kateter diposisikan di atas batu untuk meningkatkan dilatasi uretra/lewatnya batu. Irigasi kontinyu atau intermitten dapat dilakukan untuk membilas ureter dan mempertahankan pH urine

13 Pielolitotomi terbuka atau perkutaneus, nefrolitotomi, ureterolitotomi.

Pembedahan mungkin perlu untuk membuang batu yang terlalu besar untuk melewati ureter

14 Litotripsi ultrasonik perkuaneus Tindakan gelombang syok invasif untuk batu pelvik/kaliks ginjal atau ureter atas

20

Page 21: 48692974 LP Urolithiasis

15 Litotripsi gelombang syok ekstrakorporeal (extracorporeal shockwave lithotripsi [ESWL])

Prosedur non-invasif di mana batu ginjal dihancurkan dengan syok gelombang dari luar tubuh.

Dx. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah (iritasi saraf abdominal dan pelvik umum dari ginjal atau kolik uretral), diuresis pascaobstruksi.

Kriteria Hasil: mempertahankan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil dan berat badan dalam rentang normal, nadi perifer normal, membran mukosa lembab, turgor kulit baik.

No Intervensi Rasional

Mandiri

1 Awasi pemasukan dan pengeluaran Membandingkan keluaran aktual dan yang diantisipasi membantu dalam evaluasi adanya / derajat stasis / kerusakan ginjal.

2 Catat insiden muntah, diare. Perhatikan karakteristik dan frekuensi muntah dan diare, juga kejadian yang menyertai atau mencetuskan.

Mual/muntah dan diare secara umum berhubungan dengan kolik ginjal karena saraf ganglion seliaka pada kedua ginjal dan lambung. Pencatatan dapat membantu mengesampingkan kejadian abdominal lain yang menyebabkan nyeri atau menunjukkan kalkulus.

3 Tingkatkan pemasukan cairan sampai 3-4 liter perhari dalam toleransi jantung.

Mempertahankan keseimbangan cairan utnuk homeostasis juga tindakan ”mencuci” yang dapat membilas batu keluar. Dehidrasi dan keidakseimbangan elektrolit dapat terjadi sekunder terhadap kehilangan cairan berlebihan (muntah dan diare).

4 Awasi tanda vital. Evaluasi nadi, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.

Indikator hidrasi/volume sirkulasi dan kebutuhan intervensi. Catatan: penurunan LFG merangsang produksi renin, yang bekerja unuk meningkatkan TD dalam upaya untuk meningkatkan aliran darah ginjal

5 Timbang berat badan tiap hari Peningkatan berat badan yang cepat mungkin berhubungan dengan retensi.

Kolaborasi

6 Awasi Hb/Ht, elektrolit Mengkaji hidrasi dan keefektifan / kebutuhan intervensi.

7 Berikan cairan intravena Mempertahankan volume sirkulasi (bila pemasukan oral tidakcukup) meningkatkan fungsi ginjal.

8 Berikan diet tepat, cairan jernih, Makanan mudah cerna menurunkan aktivitas

21

Page 22: 48692974 LP Urolithiasis

makanan lembut sesuai toleransi. GI/iritasi dan membantu mempertahankan cairan dan keseimbangan nutrisi.

9 Berikan obat sesuai indikasi, antiemetik, contoh proklorperazin (compazin).

Menurunkan mual/muntah

Dx. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif/alat (contoh

kateter urin)

Kriteria Hasil : tidak mengalami tanda/gejala infeksi

No Intervensi Rasional

Mandiri

1 Tingkatkan cuci tangan yang baik pada pasien dan staf

Menurunkan risiko kontaminasi silang

2 Hindari prosedur invasif, instrumen, dan manipulasi kateter tak menetap, kapanpun mungkin, gunakan teknik aseptik bila merawat / memanipulasi IV/area infasif. Ubah sisi/balutan per protokol. Perhatikan edema, drainase purulen

Membatasi introduksi bakteri ke dalam tubuh. Deteksi dini / pengobatan terjadinya infeksi dapat mencegah sepsis.

3 Berikan perawatan kateter rutin dan tingkatkan perawatan perianal. Pertahankan sistem drainase urine tertutup dan lepaskan kateter tak menetap sesegera mungkin

Menurunkan kolonisasi bakteri dan resiko ISK asenden

4 Dorong napas dalam, batuk dan pengubahan posisi sering

Mencegah atelektasis dan memobilisasi sekret untuk menurunkan risiko infeksi paru.

5 Kaji integritas kulit Ekskoriasi akibat gesekan dapat menjadi infeksi sekunder

6 Awasi tanda vital Demam dengan peningkatan nadi dan pernapasan adalah tanda peningkatan laju metabolik dari proses inflamasi meskipun sepsis dapat terjadi tanpa respons demam

Kolaborasi

7 Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh SDP dengan diferensial

Peningkatan SDP dapat mengindikasikan infeksi umum

8 Ambil spesimen untuk kultur dan sensitivitas dan berikan antibiotik tepat sesuai idikasi

Memastikan infeksi dan identifikasi organisme khusus membantu pemilihan pengobatan infeksi paling efektif.

22

Page 23: 48692974 LP Urolithiasis

Dx. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan / mengingat, salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi

Kriteria hasil:1. Menyatakan pemahaman proses penyakit2. Menghubungkan gejala dan faktor penyebab3. Melakukan perubahan perilaku yang perlu dan berpartisipasi dalam program

pengobatanNo Intervensi Rasional

Mandiri

1 Kaji ulang proses penyakit dan harapan masa datang

Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi

2 Tekankan pentingnya peningkatan pemasukan cairan, contoh 3-4 L/hari atau 6-8 L/hari. Dorong pasien untuk melaporkan mulut kering, diuresis berlebihan / berkeringat dan untuk meningkatkan pemasukan cairan baik bila haus atau tidak

Pembilasan sistem ginjal menurunkan kesempatan stasis ginjal dan pembentukan batu. Peningkatan kehilangan cairan / dehidrasi memerlukan pemasukan tambahan dalam kebutuhan sehari-hari.

3 Kaji ulang program diet, sesuai individual

Diet tergantung pada tipe batu. Pemahaman alasan pembatasan memberikan kesempatan pada pasien membuat pilihan informasi, meningkatkan kerja sama dalam program dan dapat mencegah kekambuhan.

4 Diet rendah purin, contoh membatasi daging berlemak, kalkun, tumbuhan polong, gandum. Alkohol.

Menurunkan pemasukan oral terhadap prekursor asam urat.

5 Diet rendah kalsium, contoh membatasi keju, susu, sayur berdaun hijau, yoghurt.

Menurunkan risiko pembentukan batu kalsium

6 Diet rendah oksalat, contoh pembatasan coklat, minuman mengandung kafein, bit, bayam

Menurunkan pembentukan batu kalsium oksalat

7 Diet rendah kalsium/fosfat dengan jeli karbonat alumunium 30-40 mL, 30 menit pc/jam

Mencegah kalkulus fosfat dengan membentuk presipitat yang tak larut dalam traktus GI, mengurangi beban nefron ginjal. Juga efektif melawan bentuk kalkulus kalsium lain. Catatan: dapat menyebabkan konstipasi.

23

Page 24: 48692974 LP Urolithiasis

8 Diskusikan program obat-obatan, hindari obat bebas dan membaca semua label produk / kandungan dalam makanan

Obat-obatan diberikan untuk mengasamkan atau mengalkalikan urine, tergantung pada penyebab dasar pembentukan batu. Makan produk yang mengandung bahan yang dikontraindikasikan secara individu (contoh kalsium, fosfat) potensial pembentukan obat ulang.

9 Mendengar dengan aktif tentang program terapi / perubahan pola hidup

Membantu pasien bekerja melalui perasaan dan meningkatkan rasa kontrol terhadap apa yang terjadi.

10 Identifikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medik, contoh nyeri berulang, hematuria, oliguria

Dengan peningkatan kemungkinan berulangnya batu, intervensi segera dapat mencegah komplikasi serius

11 Tunjukkan perawatan yang tepat terhadap insisi / kateter bila ada

Meningkatkan kemampuan perawatan diri dan kemandirian

PRE-OPERATIF

Diagnosa Keperawatan

a) Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat, salah

interpretasi informasi

b) Ketakutan/ansietas berhubungan dengan krisis situasional, ketidakakraban

dengan lingkungan, ancaman kematian, berpisah dengan sistem

pendukung yang biasa

Rencana Intervensi Keperawatan

Dx. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat,

salah interpretasi informasi

Kriteria Hasila) Klien dapat mengutarakan pemahaman proses penyakit / proses pra

operasi dan harapan pasca operasib) Klien akan melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan

dari suatu tindakanc) Klien memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta

dalam regimen keperawatan

24

Page 25: 48692974 LP Urolithiasis

No Intervensi Keperawatan Rasional

Mandiri

1 Kaji tingkat pemahaman klien Berikan fasilitas perencanaan program pengajaran pasca operasi

2 Tinjau ulang patologi khusus dan antisipasi prosedur pembedahan

Sediakan pengetahuan berdasarkan hal dimana pasien dapat membuat pilihan terapi berdasarkan informasi, dan setuju untuk mengikuti prosedur, dan adanya kesempatan untuk menjelaskan kesalahan konsep

3 Gunakan sumber-sumber bahan pengajaran, audiovisual sesuai keadaan

Bahan yang dibuat secara khusus akan dapat memenuhi kebutuhan belajar untuk pasien

4 Melaksanakan program pengajaran pra operasi individual. Pembatasan dan prosedur praoperasi/pascaoperasi, misalnya perubahan urinarius dan usus, pertimbangan diet, tingkat/perubahan aktivitas, latihan pernapasan dan kardiovaskular, kontrol rasa sakit

Meningkatkan pemahaman / kontrol pasien dan memungkinkan partisipasi dalam perawatan pasca operasi. Penjelasan dari selang dan jalur IV yang diantisipasi (misal selang NG, drain, kateter) dapat mengurangi stress yang berhubungan dengan hal-hal yang tidak diketahui/diharapkan. Peningkatan pemahaman akan pentingnya aktivitas penampilan dan kerja sama dengan restriksi akan mengurangi kemungkinan komplikasi pasca operasi dan meningkatkan pengembalian secara cepat ke arah fungsi tubuh normal.

5 Sediakan kesempatan untuk melatih batuk, napas dalam, dan latihan otot

Meningkatkan pengajaran dan aktivitas pasca operasi

6 Informasikan pasien/orang terdekat mengenai rencana perjalanan, komunikasi dokter/orang terdekat

Informasi logistik mengenai jadwal dan kamar operasi (misalnya ruang pemulihan, penetapan ruang pasca operasi) dan juga dimana dan kapan ahli bedah akan berkomunikasi dengan orang terdekat untuk mrngurangi stress dan menjelaskan kesalahan konsep, mencegah kebingungan dan keraguan akan kesehatan pasien.

Dx. Ketakutan/ansietas berhubungan dengan krisis situasional,

ketidakakraban dengan lingkungan, ancaman kematian, berpisah

dengan sistem pendukung yang biasa

Kriteria Hasila) Klien dapat menunjukkan perasaan dan mengidentifikasi cara yang sehat

dalam berhadapan dengan mereka.

25

Page 26: 48692974 LP Urolithiasis

b) Klien dapat tampil santaic) Melaporkan penurunan rasa takut dan cemas yang berkurang ke tingkat

yang dapat diatasiNo Intervensi Keperawatan Rasional

Mandiri1 Sediakan waktu kunjungan oleh

personel kamar operasi sebelum pembedahan jika memungkinkan. Diskusikan hal-hal yang harus diantisipasi yang dapat menakutkan/menjadi perhatian pasien

Dapat menjamin dan meredakan keresahan pasien dan juga menyediakan informasi untuk perawatan intraoperasi formulatif. Mengetahui bahwa lingkungan yang asing dapat menakutkan, dan menghilangkan rasa takut yang berhubungan dengan hal tersebut.

2 Informasikan pasien/orang terdekat tentang peran advokat perawat intraoperasi

Kembangkan rasa percaya/hubungan, turunkan rasa takut akan kehilangan kontrol pada lingkungan yang asing.

3 Identifikasi tingkat rasa takut yang megharuskan dilakukannya penundaan prosedur pembedahan.

Rasa takut yang berlebihan atau terus-menerus akan mengakibatkan reaksi stress yang berlebihan, resiko potensial dari pembalikan reaksi terhadap prosedur / zat-zat anestesi

4 Validasi sumber rasa takut. Sediakan informasi yang akurat dan faktual

Mengidentifikasi rasa takut yang spesifik akan membantu pasien untuk menghadapinya secara realistis

5 Catat ekspresi yang berbahaya/perasaan tidak tertolong, preokupasi dengan antisipasi perubahan/kehilangan, perasaan tercekik

Pasien mungkin telah berduka terhadap kehilangan yang ditunjukkan dengan antisipasi prosedur pembedahan

6 Beritahu pasien bahwa akan dilakukan general anestesi

Mengurangi ansietas bahwa pasien akan melihat prosedur

7 Perkenalkan staf pada waktu pergantian ke ruang operasi

Menciptakan hubungan dan kenyamanan psikologis

8 Bandingkan jadwal operasi, grafik, gelang, identifikasi pasien dan tanda tangan persetujuan operasi

Memberikan identifikasi positif, mengurangi rasa takut bahwa mungkin terjadi prosedur yang salah.

9 Cegah pemajanan tubuh yang tidak diperlukan selama pemindahan ataupun pada ruang operasi

Pasien akan memperhatikan masalah kehilangan harga diri dan ketidakmampuan untuk melatih kontrol

10 Berikan petunjuk/penjelasan sederhana pada pasien. Tinjau lingkungan sesuai kebutuhan

Ketidakseimbangan dari proses pemikiran akan membuat pasien menemui kesulitan untuk memahami petunjuk-petunjuk yang panjang dan berbelit-belit.

11 Kontrol stimuli eksternal Suara gaduh dan keributan akan meningkatkan ansietas

26

Page 27: 48692974 LP Urolithiasis

Kolaborasi12 Rujuk pada perawatan oleh

kerohanian/spiritual, spesialis klinis perawat psikiatri, konseling psikiatri jika diperlukan

Konseling profesional mungkin dibutuhkan pasien untuk mengatasi rasa takut

13 Diskusikan penundaan pembedahan dengan dokter, anestesiologi, pasien, dan keluarga sesuai kebutuhan

Mungkin diperlukan jika rasa takut yang berlebihan tidak berkurang/teratasi

14 Berikan obat sesuai indikasi, misal sedatif

Untuk meningkatkan tidur malam hari sebelum pembedahan, meningkatkan kemampuan koping.

INTRA OPERASI

Diagnosa Keperawatan

a) Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kondisi interaktif antara

individu dengan lingkungan, lingkungan eksternal (struktur fisik dan

lingkungan, pemajanan peralatan, instrumentasi, posisi, penggunaan zat-

zat anestesi), dan lingkungan internal (faktor pembekuan darah, kerusakan

kulit)

b) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kulit yang rusak, trauma

jaringan, stasis jaringan tubuh, munculnya zat patogen.

Rencana Intervensi Keperawatan

Dx. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kondisi interaktif antara individu

dengan lingkungan, lingkungan eksternal (struktur fisik dan lingkungan,

pemajanan peralatan, instrumentasi, posisi, penggunaan zat-zat anestesi), dan

lingkungan internal (faktor pembekuan darah, kerusakan kulit)

Kriteria Hasila) Mengidentifikasi faktor-faktor resiko individub) Memodifikasi lingkungan sesuai petunjuk untuk meningkatkan keamanan

dan menggunakan sumber-sumber secara tepatNo Intervensi Keperawatan Rasional

Mandiri

1 Lepaskan gigi palsu atau kawat gigi sesuai protokol pra operasi. Informasikan ahli anestesi akan gigi yang telah dilepaskan

Benda asing dalam tubuh dapat teraspirasi selama intubasi/ekstubasi selang endotrakhea

27

Page 28: 48692974 LP Urolithiasis

2 Singkirkan alat buatan pada praoperasi atau setelah induksi, tergantung pada perubahan sensori/persepsi dan ketidakseimbangan mobilitas

Lensa kontak dapat menyebabkan abrasi kornea pada waktu pasien berada dalam anestesi, kacamata dan alat pendengaran bersifat obstruktif dan dapat pecah. Bagaimanapun juga pasien akan merasa lebih dapat mengontrol lingkungan jika alat bantu dengan dan penglihatan dibiarkan selama mungkin

3 Lepaskan perhiasan pada masa praoperasi

Benda-benda yang terbuat dari logam akan berkonduksi dengan alat-alat elektrik dan membahayakan tubuh terhadap pemakaian elektrokauter

4 Periksa identitas pasien dan jadwalkan prosedur operasi dengan membandingkan grafik pada pasien dan jadwal pembedahan. Pastikan secara verbal nama, prosedur, dan dokter yang tepat.

Memastikan pasien dan prosedur yang tepat

5 Stabilkan kereta pasien dan meja operasi pada waktu memindahkan pasien ke dan dari meja operasi.

Kereta/meja yang tidak stabil dapat terpisah, menyebabkan pasien terjatuh. Kedua sisi rel harus berada pada posisi di bawah agar pemberi perawatan dapat membantu pasien memindahkan dan mencegah kehilangan keseimbangan.

6 Antisipasi gerakan, jalur, dan selang yang tidak berhubungan selama melakukan pemindahan dan mengamankan atau mendukung mereka pada posisi yang tepat.

Mencegah terjadinya tegangan dan dislokasi, jalur IV, selang NG, kateter, dan selang dada. Pertahankan gravitasi jika diperlukan.

7 Amankan pasien pada meja operasi dengan sabuk pengaman pada paha sesuai kebutuhan. Menjelaskan perlunya restrain.

Meja di ruang operasi dan papan lengan sangat sempit dan pasien ataupun lengan dan kaki dapat terjatuh yang akan menyebabkan perlukaan.

8 Siapkan peralatan dan bantalan untuk posisi yang dibutuhkan sesuai prosedur operasi dan kebutuhan spesifik pasien.

Alat dan bantalan yang dibutuhkan ini sesuai dengan berat, ukuran, dan kondisi pasien.

9 Ekstremitas diletakkan sedemikian rupa sehingga tim operasi dapat secara periodik memeriksa keselamatan, sirkulasi, tekanan saraf, dan posisi tubuh.

Mencegah terjadinya trauma.

10

Pastikan keamanan elektrikal dari alat-alat yang digunakan selama prosedur

Kegagalan fungsi alat dapat terjadi selama prosedur operasi.

28

Page 29: 48692974 LP Urolithiasis

operasi.

11

Pantau pemasukan dan pengeluaran cairan selama prosedur operasi dilakukan.

Kemungkinan terjadi kekurangan cairan yang mempengaruhi keselamatan pemakai obat anestesi, fungsi organ, dan kondisi pasien.

12

Pastikan dan catat jumlah pemakaian kassa, alat, jarum, dan mata pisau dengan benar.

Benda asing yang tertinggal dalam rongga badan yang telah dijahit akan menyebabkan peradangan, infeksi, perforasi, dan pembentukan abses.

Dx. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kulit yang rusak, trauma jaringan, stasis jaringan tubuh, munculnya zat patogen, prosedur invasif

Kriteria Hasila) Mengidentifikasi faktor-faktor resiko individu dan intervensi untuk

mengurangi potensial infeksi.b) Pertahankan lingkungan aseptik yang aman

No Intervensi Keperawatan Rasional

Mandiri

1 Tetap pada fasilitas kontrol infeksi, sterilisasi, dan prosedur/kebijakan aseptik

Tetapkan mekanisme yang dirancang untuk mencegah infeksi.

2 Uji kesterilan semua peralatan Benda-benda yang dipaket mungkin tampak steril, meskipun demikian, setiap benda harus secara teliti diperiksa kesterilannya.

3 Siapkan lokasi operasi menurut prosedur

Minimalkan jumlah bakteri pada lokasi operasi

4 Periksa kulit untuk memeriksa adanya infeksi yang terjadi

Gangguang pada integritas kulit atau dekat dengan lokasi operasi adalah sumber kontaminasi luka.

5 Identifikasi gangguan pada teknik aseptik dan atasi dengan segera pada waktu terjadi.

Kontaminasi dengan lingkungan atau kontak personal akan menyebabkan daerah yang steril menjadi tidak steril sehingga dapat meningkatkan resiko infeksi.

6 Tampung cairan dan sisa yang terkontaminasi pada tempat-tempat tertentu di dalam ruang operasi dan kemudian dibuang sesuai dengan metode pembuangan yang telah ditetapkan rumah sakit.

Penampungan akan mencegah penyebaran infeksi pada lingkungan / pasien lainnya dan personel

Kolaborasi

7 Berikan antibiotik sesuai indikasi Dapat diberikan bila dicurigai terjadinya infeksi atau kontaminasi.

29

Page 30: 48692974 LP Urolithiasis

POST OPERATIF

Diagnosa Keperawatan

a) Bersihan jalan napas inefektif berhubungan dengan akumulasi sekret,

general anestesi, ketidakmampuan mengontrol bersihan jalan napas.

b) Nyeri (akut) berhubungan dengan gangguan pada kulit (insisi), munculnya

saluran/selang

c) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perlukaan mekanik pada

kulit

d) Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan stress fisiologis, efek

anestesi

Rencana Intervensi Keperawatan

Dx. Bersihan jalan napas inefektif berhubungan dengan akumulasi sekret, general anestesi, ketidakmampuan mengontrol bersihan jalan napas

Kriteria Hasila) Klien akan mempertahankan patensi jalan napasb) Bunyi napas jelas, tidak ada bising

No Intervensi Keperawatan Rasional

Mandiri

1 Observasi frekuensi/irama pernapasan. Perhatikan suara stridor

Dapat mengindikasikan terjadinya gagal napas

2 Periksa mulut terhadap akumulasi sekret Mengindikasikan penyebab ketidakefektifan jalan napas

3 Awasi TTV dan perubahan mental Takikardi/peningkatan gelisah dapat mengindikasikan terjadinya hipoksia / pengaruh terhadap pernapasan.

4 Berikan posisi jawthrust Dapat membuka jalan napas

5 Lakukan penghisapan/suction terhadap sekret jika diperlukan

Pengeluaran sekret dapat membuka jalan napas

Dx. Nyeri (akut) berhubungan dengan gangguan pada kulit (insisi), munculnya saluran/selang

Kriteria Hasila) Klien mengatakan bahwa rasa sakit telah berkurang

30

Page 31: 48692974 LP Urolithiasis

b) Klien tampak santai, dapat beristirahat/tidur dan ikut serta dalam aktivitas sesuai kemampuan

No Intervensi Keperawatan Rasional

Mandiri

1 Kaji TTV, perhatikan takikardia, hipertensi, dan peningkatan pernapasan

Dapat mengindikasikan rasa sakit akut dan ketidaknyamanan

2 Kaji tingkat nyeri Untuk mengetahui kedalaman nyeri

3 Berikan pasien posisi yang nyaman Posisi yang nyaman dapat mengurangi tingkat kedalaman nyeri

4 Dorong penggunaan teknik relasasi, misalnya latihan napas dalam

Lepaskan tegangan emosional dan otot. Tingkatkan perasaan kontrol yang mungkin dapat meningkatkan kemampuan koping

Kolaborasi

5 Berikan analgesik sesuai indikasi Dapat menurunkan rasa nyeri

Dx. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perlukaan mekanik pada kulit

Kriteria Hasila) Klien akan mencapai penyembuhan lukab) Mendemonstrasikan tingkah laku/teknik untuk meningkatkan kesembuhan

dan untuk mencegah komplikasiNo Intervensi Keperawatan Rasional

Mandiri

1 Beri penguatan pada balutan awal/ penggantian sesuai indikasi. Gunakan teknik aseptik yang ketat

Lindungi luka dari kontaminasi

2 Gunakan barier kulit sebelum perekat jika diperlukan.

Mengurangi resiko terjadinya trauma

3 Periksa luka secara teratur. Catat karakteristik dan integritas kulit.

Pengenalan akan adanya kegagalan proses penyembuhan luka / berkembangnya komplikasi secara dini dapat mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius

4 Kaji jumlah dan karakteristik cairan luka

Menurunnya cairan menandakan proses penyembuhan. Apabila pengeluaran cairan terus-menerus atau adanya eksudat yg bau menunjukkan terjadinya komplikasi

5 Ingatkan pasien untuk tidak menyentuh daerah luka

Mencegah kontaminasi luka

31

Page 32: 48692974 LP Urolithiasis

Dx. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan stress fisiologis, efek anestesi

Kriteria Hasila) Klien akan meningkatkan tingkat kesadaranb) Mengenali keterbatasan diri dan mencari sumber bantuan sesuai bantuan

No Intervensi Keperawatan Rasional

Mandiri

1 Orientasikan kembali pasien secara terus-menerus setelah keluar dari pengaruh anestesi. Nyatakan bahwa operasi telah selesai dilakukan

Dukungan dapat membantu menghilangkan ansietas

2 Pertahankan lingkungan yang tenang dan nyaman

Stimulus eksternal seperti suara bising, cahaya dapat menyebabkan abrasi psikis akibat pengaruh obat anestesi

3 Kaji kembali pengembalian kemampuan sensorik dan proses berpikir sesuai indikasi

Pasien yang mengalami pembedahan dan telah melakukan ambulasi harus dapat merawat dirinya sendiri dengan bantuan orang dekat/keluarga.

32

Page 33: 48692974 LP Urolithiasis

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2007. Batu Ginjal - Pengertian dan Penyebab Batu Ginjal.

http ://www.g-excess.com/content/view/481/ . Diakses pada tanggal 2

Nopember 2009

Doenges, Marilynn E, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi ke-3.

diterjemahkan oleh I Made Kariasa, dkk. Jakarta: EGC

Hadipratomo. 2007. Batu Ginjal, Penyebab, dan Pencegahannya.

http://health1000.info/?p=3. Diakses pada tanggal 2 Nopember 2009

Harnawatiaj. 2008. Batu Ginjal.

http://keperawatan-gun.blogspot.com /2008/05/batu-ginjal.html. Diakses pada

tanggal 2 Nopember 2009

Mayo Clinic (2008). Kidney Stone Channel. U.S. News & World Report. Diakses

pada tanggal 2 Nopember 2009

Moe, Orson W. 2006. Kidney stones: pathophysiology and medical management.

The Lancet 367

O'Connor, Anahad. 2008. The Claim: Too Much Cola Can Cause Kidney

Problems. The New York Times, January 22, 2008. Diakses pada tanggal

2 Nopember 2009

Parmar, Malvinder S. 2004. Kidney stones. British Medical Journal 328 (7453):

1420–1424.

Smeltzer, Suzanne C; et al. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth: Volume 2. Edisi 8. Diterjemahkan oleh Agung

Waluyo, dkk. Jakarta: EGC

33