Diagnosis Dan Tata jopjg

5
Diagnosis Penderita missed abortion biasanya tidakmerasakankeluhanapapun kecuali merasakan pertumbuhan kehamilannya tidak seperti yang diharapkan. Bila kehamilan di sampai 20 minggu penderita justru merasakan rahimnya semakin mengecil dengan tanda- kehamilan sekunder pada payudara mulai menghilang. Kadangkala missed abortion juga dengan abortus imminens yang kemudian merasa sembuh! tetapi pertumbuhan janin terhe Pada pemeriksaaan tes urin kehamilan biasanya negati" setelah satu minggu dari terh pertumbuhan kehamilan. #$ijanegara!%idayat& Pada pemeriksaan '() akan didapatkan uterus yang mengecil! kantong gestasi ya mengecil dan bentuknya tidak beraturan yang disertai gambaran "etus yang tidak ada kehidupan. Bila missed abortion berlangsung lebihdari 4 minggu harus diperhatikan kemungkinan terjadinya gangguan penjendalan darah oleh karena hipo"ibrinogenemia se perlu diperiksa koagulasi sebelum tindakan e*akuasi dan kuretase. #$iboo& Penatalaksanaan 1. Penilaian aal 'ntuk penanganan yang memadai! segera lakukan penilaian dari + Keadaan umum pasien ,anda-tanda syok seperti pucat! berkeringat banyak! pingsan! tekanan sistolik 0 m 112 menit Bila syok disertai dengan massa lunak di adneksa! nyeri perut baah! adanya cairan b ca*um pel*is! pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik yang terganggu. ,anda-tanda in"eksi atau sepsis seperti demam tinggi! sekret berbau per*aginam! baah! dinding perut tegang! nyeri goyang portio! dehidrasi! gelisah atau pingsan. ,entukan melalui e*aluasi medik apakah pasien dapat ditatalaksana pada "asi setempat atau dirujuk #setelah dilakukan stabilisasi& (Tamara)

description

juwndkjujflmeopmv;'

Transcript of Diagnosis Dan Tata jopjg

Diagnosis Penderita missed abortion biasanya tidak merasakan keluhan apapun kecuali merasakan pertumbuhan kehamilannya tidak seperti yang diharapkan. Bila kehamilan di atas 14 minggu sampai 20 minggu penderita justru merasakan rahimnya semakin mengecil dengan tanda-tanda kehamilan sekunder pada payudara mulai menghilang. Kadangkala missed abortion juga diawali dengan abortus imminens yang kemudian merasa sembuh, tetapi pertumbuhan janin terhenti. Pada pemeriksaaan tes urin kehamilan biasanya negatif setelah satu minggu dari terhentinya pertumbuhan kehamilan. (Wijanegara,Hidayat) Pada pemeriksaan USG akan didapatkan uterus yang mengecil, kantong gestasi yang mengecil dan bentuknya tidak beraturan yang disertai gambaran fetus yang tidak ada tanda-tanda kehidupan. Bila missed abortion berlangsung lebih dari 4 minggu harus diperhatikan kemungkinan terjadinya gangguan penjendalan darah oleh karena hipofibrinogenemia sehingga perlu diperiksa koagulasi sebelum tindakan evakuasi dan kuretase. (Wibowo)

Penatalaksanaan1. Penilaian awalUntuk penanganan yang memadai, segera lakukan penilaian dari : Keadaan umum pasien Tanda-tanda syok seperti pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 90 mmHg, nadi > 112 x/menit Bila syok disertai dengan massa lunak di adneksa, nyeri perut bawah, adanya cairan bebas dalam cavum pelvis, pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik yang terganggu. Tanda-tanda infeksi atau sepsis seperti demam tinggi, sekret berbau pervaginam, nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri goyang portio, dehidrasi, gelisah atau pingsan. Tentukan melalui evaluasi medik apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi) (Tamara)

2. Penanganan spesifikMissed abortion seharusnya ditangani di rumah sakit atas pertimbangan : Plasenta dapat melekat sangat erat di dinding rahim, sehingga prosedur evakuasi (kuretase) akan lebih sulit dan resiko perforasi lebih tinggi. Pada umumnya kanalis servikalis dalam keadaan tertutup sehingga perlu tindakan dilatasi dengan batang laminaria selama 12 jam. Tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenemia yang berlanjut dengan gangguan pembekuan darah. (Tamara)Pengelolaan missed abortion harus diutarakan pada pasien dan keluarganya secara baik karena resiko tindakan operasi dan kuretase ini dapat menimbulkan komplikasi perdarahan atau tidak bersihnya evakuasi/kuretase dalam sekali tindakan. Faktor mental penderita perlu diperhatikan, karena umumnya penderita merasa gelisah setelah tahu kehamilannya tidak tumbuh atau mati. Pada umur kehamilan kurang dari 12 minggu, tindakan evakuasi dapat dilakukan secara langsung dengan melakukan dilatasi dan kuretase serviks uterus memungkinkan. Bila umur kehamilan diatas 12 minggu atau kurang dari 20 minggu dengan keadaan serviks uterus yang masih kaku dianjurkan untuk melakukan induksi terlebih dahulu untuk mengeluarkan janin atau mematangkan kanalis servikalis. Beberapa cara dapat dilakukan antara lain dengan pemberian infus intravena cairan oksitosin dimulai dari dosis 10 unit dalam 500 cc dekstrose 5 % tetesan 20 tetes permenit dan dapat diulangi sampai total oksitosin 50 unit dengan tetesan dipertahankan untuk mencegah terjadinya retensi cairan tubuh. Jika tidak berhasil, penderita diistirahatkan satu hati dan kemudian induksi diulangi biasanya maksimal 3 kali. Setelah janin ataupun jaringan konsepsi berhasil keluar dengan induksi ini dilanjutkan dengan tindakan kuretase sebersih mungkin. (Prawirohardjo)Pada dekade belakangan ini banyak tulisan yang telah menggunakan prostaglandin atau sintetisnya untuk melakukan induksi pada missed abortion. Salah satu cara yang banyak disebutkan adalah dengan pemberian mesoprostol secara sublingual sebanyak 400 mg yang dapat diulangi 2 kali dengan jarak 6 jam. Dengan obat ini kan terjadi pengeluaran hasil konsepsi atau terjadi pembukaan ostium serviks sehingga tindakan evakuasi ataupun kuretase dapat dikerjakan untuk mengosongkan kavum uteri. Kemungkinan penyulit pada tindakan missed abortion ini lebih besar mengingat jaringan plasenta yang menempel pada dinding kavum uterus biasanya sudah lebih kuat. Apabila terdapat hipofibrinogenemia perlu disiapkan transfuse darah segar atau fibrinogen. Pascatindakan jika perlu dilakukan pemberian infus intravena cairan oksitosin dan pemberian antibiotika. (Prawirohardjo)

Daftar pustaka :1. Wijanegara,Hidayat,dkk. Pedoman Diagnosis & Terapi Obstetri & Ginekologi RSUP Dr. Hasan SadikinBagian II Ginekologi. Bandung : Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran RSUP Dr. Hasan Sadikin, 1997.2. Prawirohardjo, Sarwono.Ilmu kandungan. Editor : Hanifa Wiknjosastro, dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2007.3. Wibowo, Budiono.Ilmu Kebidanan. Editor : Hanifa Wiknjosastro, dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002.4. Tamara, L.C, Aaron, B.C. Blueprints Sixth Edition Obstetrics and Gynecology: Lippincott Williams and Walkins, US, 2013.

Missed Abortion

Persiapan:Periksa darah lengkapFaal hemostasisBleeding timeClotting timeTrombositFribrinogen darah

HisterektomiMenyelamatkan jiwa penderitaMenyelamatkan hjiwa Trias Komplikasi:PerdarahanPerforasiinfekasiKeguguran Spontan:Bersihkan dengan kuretaseInduksi Gugur KandunganOksitosin dripProstaglandinHamil < 12 mingguLangsung D & CHamil > 12 minggu Estradiol 2x40mg selama 3-5 hariLaminariaProstaglandinAntibiotik adekuat