Data Dan Diagnosis

40
TUGAS ASUHAN KEBIDANAN II TENTANG MENILAI DATA DAN MEMBUAT DIAGNOSIS disusun oleh : Karmilah Lia Dahlia Fitri Tresnawati Siti Amnah Nurhayati Atif Latifah Sapni Lilis Sukaesih

Transcript of Data Dan Diagnosis

disusun oleh : Karmilah Lia Dahlia Fitri Tresnawati Siti Amnah Nurhayati Atif Latifah Sapni Lilis Sukaesih

MENILAI DATA DAN MEMBUAT DIAGNOSISTemuan-temuan yang di temukan bidan dan pengkajian riwayat dan pemeriksaan di jadikan sebagai dasar untuk menilai data dan membuat diagnosis. Diagnosis yang dimaksud adalah apakah pasien sudah dalam persalinan atau belum atau yang biasa di sebut dengan persalinan sesungguhnya atau persalinan palsu Diagnosis sebaiknya segera mungkin ditegakkan jika diketahui seorang wanita dengan usia usia kehamilan lebih dari 22 mg sudah merasakan nyeri pada perutnya dan adanya pengeluaran marvagina berupa lender dan darah ( Blody Show)

y Diagnosis untuk persalinan sesungguhnya

a. Perubahan Serviks Konfirmasi persalinan hanya dapat ditentukan jika terjadi penipisan dan rembukaan serviks b. Kontraksi yang cukup Kontraksi dianggap cukup apabila : 1. Kontraksi terjadi teratur, minimal 2 kali dalam 10 menit dengan durasi minimal 20 detik 2. Uterus mengeras selama kontraksi

Diagnosis untuk persalinan palsu indicator utama persalinan adalah pembukaan dan penipisan serviks, pada persalinan palsu kedua indicator ini belum ditemukan ciri khas dari persalinan palsu adalah a. Kontraksi yang sangat sakit, pasien mendeskripsikan rasa sakit ini jika ia telah mengalami persalinan sebeumnya b. Terjadi hari atau bahkan beberapa minggu sebelum permulaan persalinan sesungguhnyay

LIMA BENANG MERAH DALAM ASUHAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN BAYIy Ada lima aspek dasar, atau Lima Benang Merah, yang penting

y y y y y y

dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis. Lima Benang Merah tersebut adalah : Membuat keputusan klinik Asuhan sayang ibu dan sayang bayi Pencegahan infeksi Pencatatan (Rekam medis) Rujukan Lima Benang Merah ini akan selalu berlaku dalam penatalaksanaan persalinan, mulai dari kala satu hingga kala empat, termasuk penatalaksanaan bayi baru lahir.

Membuat keputusan kliniky Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan

masalah yang akan digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Hal ini merupakan suatu proses sistematik dalam mengumpulkan dan analisis informasi, membuat diagnosis kerja (menentukan kondisi yang dikaji adalah normal atau bermasalah), membuat rencana tindakan yang sesuai dengan diagnosis, melaksanakan rencana tindakan dan akhirnya mengevaluasi hasil asuhan atau tindakan yang telah diberikan kepada ibu dan/atau bayi baru lahir.

Ada empat langkah proses pengambilan keputusan klinik Pengumpulan data

y Klien dan penoloug persalinan memainkan peranan pcnting dalam

langkah pertama proses membuat keputusan klinik. Data dapat dikumpulkan melalui kunjungan antenatal yang. teratur. Sayangnya, sebagian besar ibu melakukan kunjungan ke penolong persalinan bila merasa mempunyai suatu masalah, inisalnya: mengalaini perdarahan, merasa nyeri bila berkeinih, atau merasa bahwa janinnya tidak bergerak. Bila ibu datang untuk mendapatkan pertolongan, kumpulkan data dan informasi untuk membuat diagnosis secara tepat dan menerapkan tindakan yang sesuai. Yang dikumpulkan adalah data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah informasi yang diceritakan ibu tentang apa yang dirasakannya, apa yang sedang dialaininya dan apa yang telah dialaininya. Data subjektif juga meliputi informasi tambahan yang diceritakan oleh anggota keluarga tentang status ibu, terutama jika thu merasa sangat nyeri atau sangat sakit. Data objektif adalah informasi yang dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan/pengamatan terhadap ibu atau bayi baru lahir. y Kelengkapan dan ketelitian dalam proses pengumpulan data adalah sangat penting.

Kumpulkan data dengan cara :y Berbicara dengan ibu, mengajukan pertanyaan-

pertanyaan mengenai kondisi ibu dan riwayat perjalanan penyakit. y Mengamati tingkah laku ibu dan apakah ibu terlihat sehat atau sakit, nyaman atau terganggu (kesakitan). y Melakukan pemeriksaan fisik. y Melakukan pemeriksaan tambahan lainnya bila perlu, inisalnya pemeriksaan laboratorium (konsentrasi Hb, uji fungsi hati atau ginjal).

Diagnosisy Setelah data dikumpulkan, penolong persalinan dapat melakukan analisis data dan segera membuat diagnosis secara tepat. Pencarian dan pengumpulan data untuk diagnosis, bukanlah proses linier (berada pada suatu garis lurus) melainkan proses sirkuler (melingkar) yang berlangsung secara terus-menerus. Suatu diagnosis kerja diuji dan dipertegas atau dikaji ulang berdasarkan pengamatan dan temuan yang diperoleh secara terusmenerus. Informasi yang terkumpul akan memperkuat atau memperlemah diagnosis yang telah dibuat. Jika dukungan terhadap diagnosis kerja sangat lemah, diperlukan data dan bukti baru sehingga dihasilkan diagnosis definitif. Setelah ini barulah bidan tersebut dapat merencanakan penatalaksanaan kasus secara tepat.

Untuk membuat diagnosis: y Pastikan bahwa data-data yang ada dapat mendukung diagnosis. y Antisipasi masalah atau penyulit yang mungkin terjadi setelah diagnosis definitif dibuat. y Perhatikan bahwa mungkin terdapat sejumlah diagnosis banding atau diagnosis ganda.

Penatalaksanaan asuhan atau perawatany Berdasarkan data yang terkumpul dan diagnosis

definitif, susun rencana penatalaksanaan sebagai elemen asuhan atau perawatan yang memadai bagi ibu dan/atau bayi baru lahir. Mungkin terdapat beberapa pilihan intervensi efektif; diskusikan dengan ibu dan keluar ganya untuk meinilih cara pengobatan yang paling sesuai dan efektif.

Pilihan ini akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk :y Bukti-bukti klinik (pemeriksaan fisik, pemeriksaan y y y y y y y

laboratorium, dll). Keinginan-keinginan dan kepercayaan ibu. Tempat di mana asuhan diberikan (di rumah, rumah sakit, puskesmas, dli) dan waktu di mana asuhan diperlukan (slang atau malam). Perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang tersedia. Biaya yang diperlukan. Tingkat keterampilan dan pengalaman penolong persalinan. Akses ke tempat rujukan, transportasi yang tersedia dan jarak ke tempat rujukan. Sistem dan surnberdaya yang dapat memberikan dukungan bagi ibu (suaini, anggota keluarga dan sahabat).

y Setelah

membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut secara tepat waktu dan mengacu pada keselamatan kiien. Hal ini penting untuk menghindarkan timbulnya penyuiit dan memastikan bahwa ibu dan/atau bayi baru lahir akan menerima asuhan atau perawatan yang mereka butuhkan.

Evaluasiy Penatalaksanaan yang telah dikerjakan harus dievaluasi untuk menilai tingkat efektivitasnya. Tentukan apakah perlu dikaji ulang atau diteruskan sesuai dengan kebutuhan saat itu atau kemajuan pengobatan. Proses pengumpulan data, membuat diagnosis, penatalaksanaan intervensi atau tindakan, dan evaluasi adalah proses sirkuler (melingkar). Lanjutkan evaluasi asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir. Jika pada saat evaluasi ditemukan bahwa status ibu atau bayi baru lahir menunjukkan adanya perubahan, sesuaikan asuhan lanjutan untuk memenuhi perubahan kebutuhan tersebut.

MEMBUAT KEPUTUSAN KELINIK TUJUAN1. Memahami langkah-langkah pengambilan keputusan klinik 2. Menjelaskan asuhan sayang ibu dan bayi 3. Menjelaskan prinsip dan praktik pencegahan infeksi 4. Menjelaskan manfaat dan cara pencatatan medik asuhan persalinan 5. Menjelaskan hal-hal penting dalam melakukan rujukan

Membuat Keputusan Kliniky Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan

masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus akurat, komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan. Membuat keputusan klinik tersebut dihasilkan melalui serangkaian proses dan metode yang sistematik menggunakan informasi dan hasil dari olah kognitif dan intuitif serta dipadukan dengan kajian teoritis dan intervensi berdasarkan bukti (evidence-based), keterampilan dan pengalaman yang dikembangkan melalui berbagai tahapan yang logis dan diperlukan dalam upaya untuk menyelesaikan masalah dan terfokus pada pasien (Varney, 1997) Semua upaya diatas akan bermuara pada bagaimana kinerja dan perilaku yang diharapkan dari seorang pemberi asuhan dalam menjalankan tugas dan pengamalan ilmunya kepada pasien atau klien. Pengetahuan dan keterampilan saja ternyata tidak dapat menjamin asuhan atau pertolongan yang diberikan dapat memberikan hasil maksimal atau memenuhi standar kualitas pelayanan dan harapan pasien apabila tidak disertai dengan perilaku yang terpuji.

Tujuh langkah dalam membuat keputusan klinik:1. Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat keputusan 2. Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah 3. Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang terjadi/dihadapi 4. Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk mengatasi masalah 5. Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk solusi masalah 6. Melaksanakan asuhan/intervensi terpilih 7. Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi

Pengumpulan Datay Semua pihak yang terlibat mempunyai peranan penting dalam setiap

langkah untuk membuat keputusan klinik. Data utama (misalnya, riwayat persalinan), data subyektif yang diperoleh dari anamnesis (misalnya, keluhan pasien), dan data obyektif dari pemeriksaan fisik (misalnya, tekanan darah) diperoleh melalui serangkaian upaya sistematik dan terfokus. Validitas dan akurasi data akan sangat membatu pemberi pelayanan untuk melakukan analisis dan pada akhirnya, membuat keputusan klinik yang tepat. Data subyektif adalah informasi yang diceritakan ibu tentang apa yang dirasakannya, apa yang sedang dan telah dialaminya. Data subyektif juga meliputi informasi tambahan yang diceritakan oleh anggota keluarga tentang status ibu, terutama jika ibu merasa sangat nyeri atau sangat sakit. Data obyektif adalah informasi yang dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan/pengamatan terhadap ibu atau bayi baru lahir.

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:y Anamnesis dan observasi langsung : Berbicara dengan ibu, mengajukan y pertanyaan-pertanyaan mengenai kondisi ibu dan mencatat riwayatnya. Mengamati perilaku ibu dan apakah ibu terlihat sehat atau sakit, merasa nyaman atau nyeri. y Pemeriksaan fisik: inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi y Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan laboratorium, USG, Rontgen, dsb. y Catatan medik

INTERPRETASI DATA UNTUK MENDUKUNG DIAGNOSIS ATAU IDENTIFIKASI MASALAH

y Setelah data dikumpulkan, penolong persalinan

melakukan analisis untuk mendukung alur algoritma diagnosis. Peralihan dari analisis data menuju pada pembuatan diagnosis bukanlah suatu proses yang linier (berada pada suatu garis lurus) melainkan suatu proses sirkuler (melingkar) yang berlangsung terusmenerus. Suatu diagnosis kerja diuji dan dipertegas atau dikaji ulang berdasarkan pengamatan dan pengumpulan data secara terus-menerus.

Untuk membuat diagnosis dan identifikasi masalah, diperlukan: Data yang lengkap dan akurat Kemampuan untuk menginterpretasi/analisis data Pengetahuan esensial, intuisi dan pengalaman yang relevan dengan masalah yang ada y Diagnosis dibuat sesuai dengan istilah atau nomenklatur spesifik kebidanan yang mengacu pada data utama, analisis data subyektif dan obyektif yang diperoleh. Diagnosis menunjukkan variasi kondisi yang berkisar antara normal dan patologik yang memerlukan upaya korektif untuk menyelesaikannya. Masalah memiliki dimensi yang lebih luas dan tidak mempunyai batasan yang tegas sehingga sulit untuk segera diselesaikan. Masalah dapat merupakan bagian dari diagnosis sehingga selain upaya korektif untuk diagnosis, juga diperlukan upaya penyerta untuk mengatasi masalah. y Contoh: Diagnosis: G2P1A0, hamil 37 minggu, ketuban pecah dini 2 jam Masalah : kehamilan yang tidak diinginkan atau takut untuk menghadapi persalinan

Menetapkan diagnosis kerja atau merumuskan masalahy Bagian ini dianalogikan dengan proses membuat diagnosis kerja

setelah mengembangkan berbagai kemungkinan diagnosis lain (diagnosis banding). Rumusan masalah mungkin saja terkait langsung y maupun tidak langsung terhadap diagnosis tetapi dapat pula merupakan masalah utama yang saling terkait dengan beberapa masalah penyerta atau faktor lain yang berkontribusi dalam terjadinya masalah utama. Dalam pekerjaan sehari-hari, penolong persalinan telah mengetahui bahwa seorang pasien adalah primigravida dalam fase aktif persalinan (diagnosis). Selain dalam proses tersebut, sang ibu juga memgalami anemia (masalah) dimana hal ini belum jelas apakah akibat defisiensi zat besi (nutrisi) yang ini merupakan data tambahan untuk membuat diagnosis baru atau akibat budaya setempat (faktor sosial yang kontributornya adalah rendahnya pendidikan) yang melarang ibu hamil mengkonsumsi makanan bergizi. Dengan kata lain, walaupun sudah ditegakkan diagnosis kerja tetapi bukan berarti bahwa tidak ada masalah lain yang dapat menyertai atau mengganggu upaya pertolongan yang akan diberikan oleh seorang penolong persalinan

y

Petugas kesehatan di lini depan seperti bidan di desa, tidak hanya diharapkan terampil untuk membuat diagnosis bagi pasien atau klien yang dilayaninya tetapi juga harus mampu mendeteksi setiap situasi yang dapat mengancam keselamatan jiwa ibu dan bayinya. Untuk mengenali situasi tersebut, para bidan harus pandai membaca situasi klinik dan masyarakat setempat sehingga mereka tanggap dalam mengenali kebutuhan terhadap tindakan segera sebagai langkah penyelamatan ibu dan bayinya apabila situasi gawatdarurat memang terjadi. Upaya ini dikenal sebagai kesiapan menghadapi persalinan dan tanggap terhadap komplikasi yang mungkin terjadi (birth preparedness and complication readiness). Dalam uraian-uraian berikutnya, petugas pelaksana persalinan akan terbiasa dengan istilah rencana rujukan yang harus selalu disiapkan dan didiskusikan diantara ibu, suami dan penolong persalinan. Contoh: Untuk menghadapi ibu hamil dengan preeklampsia berat dan tekanan darah yang cenderung selalu meningkat maka seorang bidan harus berkonsultasi dengan tenaga ahli di rumah sakit atau spesialis obstetri terdekat untuk menyiapkan tindakan/upaya yang dapat dilakukan bila sang ibu mulai menunjukkan gejala dan tanda gawatdarurat. Pada keadaan tertentu, mungkin saja seorang bidan harus menangani kasus distosia bahu tanpa bantuan siapapun. Apabila ia tidak pernah dilatih untuk mengatasi hal itu atau ia tidak mengetahui tanda-tanda distosia bahu maka ia tidak pernah tahu bahwa perlu disiapkan sesuatu (pengetahuan, keterampilan, dan rujukan) untuk mengatasi hal tersebut. Hal yang paling buruk dan mungkin saja terjadi adalah sang bayi tidak dapat dilahirkan dan kemudian meninggal dunia karena bidan tersebut berupaya melahirkan bayi tetapi ia tidak pernah tahu bagaimana cara mengatasi hal tersebut.

Menyusun rencana asuhan atau intervensiy Rencana asuhan atau intervensi bagi ibu bersalin dikembangkan

melalui kajian data yang telah diperoleh, identifikasi kebutuhan atau kesiapan asuhan dan intervensi, dan mengukur sumberdaya atau kemampuan yang dimiliki. Hal ini dilakukan untuk membuat ibu bersalin dapat ditangani secara baik dan melindunginya dari berbagai masalah atau penyulit potensial dapat mengganggu kualitas pelayanan, kenyamanan ibu ataupun mengancam keselamatan ibu dan bayi. y Rencana asuhan harus dijelaskan dengan baik kepada ibu dan keluarganya agar mereka mengerti manfaat yang diharapkan dan bagaimana upaya penolong untuk menghindarkan ibu dan bayinya dari berbagai gangguan yang mungkin dapat mengancam keselamatan jiwa atau kualitas hidup mereka.

y Contoh: Rencana asuhan kala I: y denyut jantung janin: setiap jam y y y y y y y y y y y y

frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap jam nadi: setiap jam pembukaan serviks: setiap 4 jam penurunan bagian terbawah janin: setiap 4 jam tekanan darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam produksi urin, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam Rencana asuhan pada kasus tali pusat menumbung: Pemberian oksigen nasal 6L/menit Mengatur posisi ibu bersalin Menghubungi rumah sakit rujukan untuk tindakan lanjutan Stabilisasi kondisi ibu dan bayi yang dikandungnya Pemantauan DJJ

Setelah membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut secara tepat waktu dan aman. Hal ini akan menghindarkan terjadinya penyulit dan memastikan bahwa ibu dan/atau bayinya yang baru lahir akan menerima asuhan atau perawatan yang mereka butuhkan. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang beberapa intervensi yang dapat dijadikan pilihan untuk kondisi yang sesuai dengan apa yang sedang dihadapi sehingga mereka dapat membuat pilihan yang baik dan benar. Pada beberapa keadaan, penolong sering dihadapkan pada pilihan yang sulit karena ibu dan keluarga meminta penolong yang menentukan intervensi yang terbaik bagi mereka dan hal ini memerlukan upaya dan pengertian lebih agar ibu dan keluarga mengerti bahwa hal ini terkait dengan hak klien dan kewajiban petugas untuk memperoleh hasil terbaik

y Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi y y y y y y y

pilihan adalah: Bukti-bukti ilmiah Rasa percaya ibu terhadap penolong persalinan Pengalaman saudara atau kerabat untuk kasus yang serupa Tempat dan kelengkapan fasailitas kesehatan Biaya yang diperlukan Akses ketempat rujukan Luaran dari sistem dan sumberdaya yang ada

y Penatalaksanaan yang telah dikerjakan kemudian dievaluasi untuk menilai

efektivitasnya. Tentukan apakah perlu di kaji ulang atau diteruskan sesuai dengan rencana kebutuhan saat itu. Proses pengumpulan data, membuat diagnosis, memilih intervensi, menilai kemampuan sendiri, melaksanakan asuhan atau intervensi dan evaluasi adalah proses sirkuler (melingkar). Lanjutkan evaluasi asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir. Jika pada saat evaluasi ditemukan bahwa status ibu atau bayi. baru lahir telah berubah, sesuaikan asuhan yang diberikan untuk memenuhi perubahan kebutuhan tersebut. y Asuhan atau intervensi dianggap membawa manfaat dan teruji efektif apabila masalah yang dihadapi dapat diselesaikan atau membawa dampak yang menguntungkan terhadap diagnosis yang telah ditegakkan. Apapun jenisnya, asuhan dan intervensi yang diberikan harus efisien, efektif, dan dapat diaplikasikan pada kasus serupa dimasa datang. Bila asuhan atau intervensi tidak membawa hasil atau dampak seperti yang diharapkan maka sebaiknya dilakukan kajian ulang dan penyusunan kembali rencana asuhan hingga pada akhirnya dapat memberi dampak seperti yang diharapkan.

y Ketuban pecah dini lebih dari 24 jam kemungkinan : infeksi pada ibu dan bayi

y y y y

penatalaksanaan : Infeksi pada ibu dan bayi penatalaksanaan : - Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan penatalaksanaan gawat darurat obstetri - Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serta semangat DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180x/menit kemungkinan gawat janin Penatalaksanaan - Baringkan ibu miring ke kiri dan anjurkan untuk bernafas secara teratur - pasang infus - segera rujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang dapat menangani ke gawar daruratan - bawa pergi ibu ke tempat rujukan Tekanan darah tinggi (lebih dari 160 / 110) kemungkinan : Preeklamsi Penatalaksamaan : baringkan ibu miring ke kiri Pasang infus Berikan mgsu4 sesuai dosis Segera rujuk ibu ke RS Dampingi ibu ketempat tujuan

PENAPISAN KALA IIy Adanya tanda / gejala syok y - baringkan miring ke kiri y - malikkan kedua kaki y - pasang infus y - segera rujuk y Tanda-tanda gejala preeklamsia berat atau eklamsi y Penatalaksanaan : y - Baringkan miring ke kiri y - pasang infus y - berikan dosis awal 4 gr mgso4 40% IV dengan kecepatan 15,5/menit y Tanda-tanda inersia uteri : y - Rujukan untuk mengubah posisi dan berjalan-jalan y - Anjurkan Untuk minum Jika selaput kesuburan masih muda dan pembukaan

diatas 6 cm maka pecahkan y - stimulasi putting susu y - Anjurkan ibu untuk kencing y - plen bayi tidak lahir setelah 2 jam untuk primi dan 1 jam untuk multi segera rujuk

y Kepala bayi tidak turun y y y

y

Penatalaksanaannya : Anjurkan untuk menelan sambil jongkok / berdiri jika partograf melewati garis waspada segera rujuk Tanda-tanda gawat janin Penatalaksanaan : - baringkan miringkan ke kiri, anjurkan ibu untuk menarik napas panjang perlahan lahan dan berhenti meneran - nilai ulang DJJ setelah 5 menit : Jika DJJ normal minta ibu untuk meneran dan pantau DJJ normal minta ibu untuk meneran dan pantau DJJ seriap setelah kontraksi Pastikan ibu tidak berbaring terlentang dan tidak menahan napasnya saat meneran Jika DJJ abnormal rujuk

PENAPISAN PADA KALA III DAN IVPerdarahan akibat atonia uteri y penatalaksanaan y - masa se fundus uteri segera setelah lahir placenta (maksimal 15 detik) y - pastikan bahwa kandung kemih kosong y - lakukan kompresi bi manual internal selama 5 menit y - anjurkan keluarga untuk membantu kompresi bimauval eksternal y - pasang infus y - Rujuk segera Retensio Plasenta y Penatalaksanaan y - Pasang infus y - Pastikan kandung kemih kosong y - jika placenta belum lahir, berikan oxitosin ulang dan nuterus terasa berkontraksi lakukan PTT y - Jika PTT belum berhasil, cobalah untuk mengeluarkan placenta secara manual y - Rujuk segera

Pelukaan jalan lahir Penatalaksanaan : - Infus - Lakukan Pemeriksaan secara hati-hati - Jika terjadi laserasi derajat satu atau dua lakukan penjahitan. y - Jika terjadi laserasi derajat tiga atau empat atau robekan serviks : segera rujukan ibu ke fasilitas yang memadai (RS) y - Dampingi ibu ke tempat rujukan.y y y y y

Contoh Proses Pengambilan keputusan Kliniky ibu siti, primigravida berusia 23 tahun, datang pada

penolong persalinan dan mengatakan bahwa ia sudah akan melahirkanJawaban ibu : Jawaban ibu :

Pernyataan dari penolong persalinan : Kapan mulali mules-mules ? Berapa lama tenggang waktu antara satu kontraksi dengan kontraksi lainnya? Apakah ada keluaran darah / bercak ? Apakah bayi ibu bergerak seperti biasa ?

Dua minggu yang akan datang 5 jam yang lalu

Belum Tidak ada Ya

Data

j ktif :

y Penolong memeriksa :Temuan pemeriksa: y Kontraksi Kontraksi uterus teraba satu kali dalam 10

menit dan setiap kontraksi berlangsung kurang dari 20 detik. y Pemeriksaan abdomen Janin persentasi kepala, palpasi kepala 5/5, gerakan janin terasa dan Denyut jantung Janin (DJJ) 136 kali/menit y Pemeriksaan Dalam Porsio lunak dan tebal, pembukaan 1 jari, teraba selaput ketuban. Tidak terlihat cairan yang keluar dari dalam vagina.

Diagnosis :y diagnosis, berdasarkan pada data yang dikumpulkan

menunjukkan bahwa ibu siti adalah primigravida cukup bulan sedang dalam fase laten persalinan, DJJ normal y Asuhan atau intervensi tambahan atau rujukan : tidak diperlukan karena hasil analisis menunjukkan ini persalinan normal atau fisiologis.

Penatalaksanaan Asuhan atau Perawatan :y Penolong persalinan menentramkan Ibu siti dan

menganjurkannya untuk mandi dan beristirahat. Ibu siti dianjurkan untuk memberitahu penolong persalinan jika kontraksi terjadi setiap 3 sampai 5 menit, jika ketubannya pecah atau jika ibu punya pertanyaan atau kekhawatiran. Penolong persalinan akan mengkaji ulang (Evaluasi) Ibu siti 4 jam lagi dari saat itu, atau lebih cepat jika ibu Siti menghubunginya.

Evaluasi :y Tiga jam kemudian Ibu Siti datang lagi. Kontraksinya

lebih teratur pada setiap 3 sampai 5 menit selama satu jam. Penolong persalinan memeriksa ibu. Pebukaan serviks 4 cm ada show, ketuban utuk palpasi kepala 3/5 dan DJJ 126 x/menit. Berdasarkan data yang dikumpulkan, penolong persalinan mempertegas diagnosis awal dan bahwa rencan asuhan yang telah dilakukan sudah sesuai.

TERIMA KASIH ..