Diagnosis Dan Penatalaksanaan

39
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN GLAUKOMA SEKUNDER Penyaji : Nova Harianti, S.Ked 70 2008 021 Pembimbing : dr. Septiani Nandra Indawaty, Sp.M

Transcript of Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Page 1: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN

GLAUKOMA SEKUNDER

Penyaji :Nova Harianti, S.Ked

70 2008 021

Pembimbing :dr. Septiani Nandra Indawaty, Sp.M

Page 2: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Pendahuluan

• ↑ TIO• pencekungan diskus optikus•Pengecilan lapangan pandang•Manifestasi dari penyakit lain

Glaukoma Indonesia:

penyebab utama kebutaan

Gadia,dkk: 21,84%

penderita glaukoma sekunder

WHO: penyebab kebutaan

tertinggi ke-2

Page 3: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Tinjauan pustaka Fisiologi aqueous humor

Cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior mata

Page 4: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Definisi Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh

meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang.

Peningkatan TIO yang terjadi sebagai suatu manisfestasi dari penyakit mata lain disebut glaukoma sekunder.

Didiagnosis ketika terdapat kriteria riwayat dan temuan patologi okular seperti trauma, riwayat operasi sebelumnya, neovaskularisasi, peradangan, atau mata yang tidak normal atau temuan sistemik yang dapat menyebabkan peningkatan TIO.

Page 5: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Epidemiologi Dari penelitian Gadia, dkk (2008) dari

semua penderita glaukoma terdapat 21,84% penderita glaukoma sekunder.

Distribusi umur adalah 25% antara 0-20 tahun, 27% berusia antara 21-40 tahun, 30% berusia antara 41-60 tahun dan 18% adalah> 60 tahun.

Rasio laki-laki perempuan adalah 2,2.

Page 6: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Patofisiologi

Tingginya tekanan intraokuler tergantung pada besarnya produksi aquoeus humor oleh badan siliar dan pengaliran keluarnya.

Besarnya aliran keluar aquoeus humor melalui sudut bilik mata depan juga tergantung pada keadaan sudut bilik mata depan, keadaan jalinan trabekulum, keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan vena episklera.

Page 7: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Patofisiologi

Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Iris dan korpus siliar juga menjadi atrofi, dan prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin.

Page 8: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Patofisiologi

Page 9: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Patofisiologi

Page 10: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Klasifikasi Glaukoma primer

› Glaukoma sudut terbuka› Glaukoma sudut terbuka primer, (kronik,

glaukoma simpleks kronik).› Glaukoma tekanan normal (glaukoma

tekanan rendah) Glaukoma sudut tertutup

› Akut› Subakut› Kronik

Page 11: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Klasifikasi Glaukoma sekunder

› Glaukoma pigmentasi› Sindrom eksfoliasi› Akibat kelainan lensa (dislokasi, intumesensi,

fakolitik)› Akibat kelainan traktus uvea (uveitis, sinekia

posterior, tumor, edema corpus ciliare)› Sindrom iridokorneoendotelial (ICE)› Trauma (hifema, kontusio atau resesi sudut)› Pascaoperasi › Glaukoma neovaskular› Peningkatan tekanan vena episklera› Akibat steroid

Page 12: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Klasifikasi

Glaukoma kongenital› Glaukoma kongenital primer atau

glaukoma infantil (Buftalmos, hidroftalmos). Glaukoma yang bertalian dengan kelainan kongenital lain.

Glaukoma absolut› Keadaan terakhir suatu glaukoma, yaitu

dengan kebutaan total dan bola mata nyeri.

Page 13: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Glaukoma Pigmentasi

Sindrom  dispresi  pigmen  ditandai  oleh  pengendapan  abnormal pigmen di bilik mata depan, terutama di anyaman trabekular, yang sesuai perkiraan akan mengganggu aliran keluar aqueous, dan di permukaan kornea posterior (Krukenberg's spindle) — disertai defek transiluminasi iris.

Page 14: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Glaukoma Pigmentasi

Terapi miotik maupun iridotomi perifer dengan laser telah menunjukkan mampu membalikkan konfigurasi iris yang abnormal, tetapi masih belum jelas apakah keduanya memberikan keuntungan jangka panjang bagi perkembangan dan perburukan glaukoma.

Tindakan bedah  drainase glaukoma disertai terapi antimetabolit. Trabekulo plasti dengan laser sering digunakan pada keadaan ini

Page 15: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Glaukoma Pseudoeksfoliasi

Pada sindrom eksfoliasi terlihat endapan-endapan bahan berserat warna putih di permukaan anterior lensa, di processus ciliares, zonula, permukaan posterior iris, melayang bebas di bilik mata depan, dan di anyaman trabekular (bersama dengan peningkatan pigmentasi).

Terapinya sama dengan terapi glaukoma sudut terbuka.

Page 16: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Glaukoma Akibat Kelainan Lensa Dislokasi Lensa

Dislokasi anterior dapat menimbulkan sumbatan pada aper tura pupil yang menyebabkan iris bombe dan penutupan sudut.

Dislokasi posterior ke dalam vitreus juga berkaitan dengan glaukoma meskipun mekanismenya belum jelas. Hal ini mungkin disebabkan oleh kerusakan sudut pada waktu dislokasi traumatik.

Page 17: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Dislokasi Lensa

Pada dislokasi anterior, terapi definitifnya adalah ekstraksi lensa segera setelah tekanan intraokular terkontrol secara medis. Pada dislokasi posterior, lensa biasanya di biarkan dan glaukoma diobati sebagai glaukoma sudut terbuka primer.

Page 18: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Intumesensi Lensa

Lensa dapat menyerap cukup banyak cairan sewaktu mengalami perubahan-perubahan katarak sehingga ukur annya membesar secara bermakna. Lensa ini kemudian dapat melanggar batas bilik mata depan, menimbulkan sumbatan pupil dan pendesakan sudut, serta menyebabkan glaukoma sudut tertutup.

Terapi berupa ekstraksi lensa, segera setelah tekanan intraokular terkontrol secara medis.

Page 19: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Glaukoma Fakolitik Sebagian katarak stadium lanjut dapat

mengalami kebocoran kapsul lensa anterior, dan memungkinkan protein-protein lensa yang mencair masuk ke dalam bilik mata depan.

Terjadi reaksi peradangan di bilik mata depan, anyaman trabekular menjadi edema dan tersumbat oleh protein-protein lensa, dan menimbulkan peningkat an tekanan intraokular akut.

Estraksi lensa merupakan terapi definitif, dilakukan segera setelah tekanan intraokular terkontrol secara medis dan terapi steroid topical telah mengurangi peradangan intraokular.

Page 20: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Glaukoma Akibat Kelainan Traktus UvealisUveitis

Dapat terjadi peningkatan tekanan intraokular melalui beberapa mekanisme yang berlainan. Anyaman trabekular dapat tersumbat oleh sel -sel radang di bilik mata depan, disertai edema sekun der, atau kadang-kadang dapat terlibat dalam proses pe radangan yang secara spesifik mengenai sel-sel trabekula (trabekulitis).

Page 21: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Uveitis

Uveitis kronik atau rekuren menye babkan gangguan fungsi trabekula yang permanen, sine kia anterior perifer, dan kadang-kadang neovaskularisasi sudut; semua kelainan tersebut meningkatkan kemungkinan glaukoma sekunder. Seklusio pupilae akibat sinekia posterior 360 derajat menimbulkan iris bombe dan glaukoma sudut tertutup akut.

Page 22: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Uveitis

Terapi terutama ditujukan untuk mengontrol uveitis disertai pemberian terapi glaukoma sesuai keperluan; miotik dihindari karena dapat meningkatkan kemungkin an terjadinya sinekia posterior. Latanoprost mungkin juga harus dihentikan karena dilaporkan menimbulkan eksaserbasi dan reaktivasi uveitis.

Page 23: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Uveitis

Anti inflamasi termasuk kortikosteroid, agen sitotoksik dan atau agen imunosupresif tertentu dipilih sesuai dengan jenis uveitis, serta berbagai karakteristik pasien.

Bila sudut adalah terbuka, penurunan tekanan intraokular dapat dicapai medis menggunakan β-adrenergik antagonis, α 2-Adrenergik agonis dan atau karbonat anhydrase inhibitor. Ketika perawatan medis gagal intervensi bedah, dalam bentuk trabeculectomy dengan terapi luka modulasi atau implantasi drainase, umumnya diindikasikan.

Laser iridotomy atau bedah iridectomy cepat dapat menormalkan tekanan intraokular pada pasien dengan sudut tertutup.

Page 24: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Uveitis

Terapi jangka panjang, di antaranya tindakan bedah, sering diperlukan karena kerusakan anyaman trabekular bersifat ireversibel. Penutupan sudut akut akibat seklusi pupil dapat dipulihkan dengan midriasis intensif, tetapi sering me‑ merlukan .iridotomi perifer dengan laser atau iridektomi bedah. Setiap uveitis dengan kecenderungan pembentukan  sinekia posterior harus diterapi dengan midriatik selama uveitisnya aktif untuk mengurangi risiko seklusi pupil.

Page 25: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Tumor

Melanoma traktus uvealis dapat menimbulkan glauko ma akibat pergeseran corpus ciliare ke anterior yang me nyebabkan penutupan-sudut sekunder, meluas ke sudut bilik mata depan, memblok sudut filtrasi dengan dispersi pigmen, dan neovaskularisasi sudut. Biasanya diperlukan enukleasi.

Page 26: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Pembengkakan Corpus Ciliare

Rotasi corpus ciliare ke depan, menyebabkan pergeseran diafragma iris-lensa ke anterior dan glaukoma sudut ter tutup sekunder; rotasi ini juga dapat terjadi akibat bedah vitreoretina atau krioterapi retina, pada uveitis posterior, dan pada terapi topiramate.

Page 27: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Glaukoma Akibat Trauma

Cedera kontusio bola mata dapat disertai dengan pe ningkatan dini tekanan intraokular akibat perdarahan ke dalam bilik mata depan (hifema). Darah bebas menyumbat anyaman trabekular, yang juga mengalami edema akibat cedera. Terapi awal dilakukan dengan obat-obatan, tetapi mungkin diperlukan tindakan bedah bila tekanannya tetap tinggi, yang kemungkinan besar terjadi bila ada episode perdarahan kedua.

Page 28: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Glaukoma Setelah Tindakan Bedah OkularGlaukoma Sumbatan Siliaris (Glaukoma Maligna)

Tindakan bedah pada mata yang menimbulkan peningkat an tekanan intraokular yang bermakna dan sudut sempit atau tertutup dapat menyebabkan glaukoma sumbatan siliaris. Segera setelah pembedahan, tekanan intraokular meningkat hebat dan lensa terdorong ke depan akibat penirnbunan aqueous di dalam dan di belakang korpus vitreum.

Pasien awalnya merasakan penglihatan jauh yang kabur, tetapi penglihatan dekatnya membaik. Ini diikuti dengan nyeri dan peradangan.

Page 29: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Glaukoma Sumbatan Siliaris (Glaukoma Maligna)

Terapi terdiri atas sikloplegik, midriatik, penekan aqueous humor, dan obat-obat hiperosmotik. Obat hiper osmotik digunakan untuk menciutkan korpus vitreum dan membiarkan lensa bergeser ke belakang.

Page 30: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Sinekia Anterior Perifer

Seperti halnya trauma pada segmen anterior, tindakan bedah yang menyebabkan mendatarnya bilik mata depan akan menimbulkan pemben tukan sinekia anterior perifer. Diperlukan pembentukan kembali bilik mata depan melalui tindakan bedah dengan segera apabila hal tersebut tidak terjadi secara spontan.

Page 31: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Glaukoma Neovaskular

Neovaskularisasi iris (rubeosis iridis) dan sudut bilik mata depan paling sering disebabkan oleh iskemia retina yang luas; seperti yang terjadi pada retinopati diabetik stadium lanjut dan oklusi vena centralis retinae iskernik.

Glaukoma mula-mula timbul akibat sumbatan sudut oleh membran fibrovaskular, tetapi kontraksi membran selanjutnya me nyebabkan penutupan sudut.

Page 32: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Glaukoma Neovaskular

Glaukoma neovaskular yang telah terbentuk sulit di atasi dan terapi sering tidak memuaskan. Baik rangsangan neovaskularisasi maupun peningkatan tekanan intraoku lar perlu ditangani. Pada banyak kasus, terjadi kehilang an penglihatan dan diperlukan prosedur siklodestruktif untuk mengontrol tekanan intraokular.

Page 33: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Glaukoma Akibat Peningkatan ,Tekanan Vena Episklera

Peningkatan tekanan vena episklera dapat berperan menimbulkan glaukoma pada sindrom Sturge-Weber, yang juga terdapat anomali perkembangan sudut, dan fistula karotis-kavernosa, yang juga dapat menyebabkan neo vaskularisasi sudut akibat iskemia mata yang luas. Terapi medis tidak dapat menurunkan tekanan intraokular di bawah tingkat tekanan vena episklera yang meningkat secara abnormal, dan tindakan bedah berkaitan dengan risiko komplikasi yang tinggi.

Page 34: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Glaukoma Akibat Steroid

Kortikosteroid intraokular, periokular, dan topikal dapat menimbulkan sejenis glaukoma yang mirip dengan glau korna sudut terbuka primer, terutama pada individu dengan riwayat penyakit ini pada keluarganya, dan akan memperparah peningkatan tekanan intraokular pada para pengidap glaukoma sudut terbuka primer.

Page 35: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Glaukoma Akibat Steroid

Penghentian pengobatan biasanya menghilangkan efek-efek tersebut, tetapi dapat terjadi kerusakan permanen apabila keadaan tersebut tidak disadari dalam waktu lama. Apabila terapi steroid topikal mutlak diperlukan, terapi glaukoma secara medis biasanya dapat mengontrol tekanan intraokular.

Page 36: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Pemeriksaan penunjang

Tajam penglihatan Tonometri Gonioskopi Lapangan pandang Oftalmoskopi

Page 37: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

KESIMPULAN

Glaucoma sekunder merupakan glaukoma yang diketahui penyebab yang menimbulkannya. Hal tersebut disebabkan oleh proses patologis intraokular yang menghambat aliran cairan mata (cedera, radang, tumor)Penyebab utama glaukom sekunder antara lain kelainan lensa, traktus uvea, trauma, pascaoperasi, dan lain-lain. Kelainan mata tersebut dapat menimbulkan meningkatnya tekanan bola mata.

Page 38: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Penatalaksanaan glaucoma sekunder adalah dengan mengobati dulu penyakit dasarnya. tergantung tipe glaukoma yang ditimbulkan. Tujuan utama terapi glaukoma adalah dengan menurunkan tekanan intraokular serta meningkatkan aliran humor aquos (drainase) dengan efek samping yang minimal.

Page 39: Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Terima kasih