Dasar Teori Meningitis Fix

46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu membran atau selaput yang melapisi otak dan medula spinalis,dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri maupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah ke cairan otak (Black & Hawk,2005). Penyakit ini termasuk salah satu yang harus diwaspadai karena tergolong penyakit infeksi berbahaya yang dapat mengancam nyawa apabila tidak segera ditangani. Gejala pada umumnya berupa demam, muntah- muntah, leher kaku dan sakit, kejang-kejang hingga kehilangan kesadaran. Pada tahun 2005 menurut laporan WHO terjadi 111 kasus meningitis di Delhi-India dengan 15 kematian (CFR=13,5%). Data Southeast Asian Medical Information Center (SEAMIC) Health Statistic (2002) melaporkan bahwa pada tahun 2000 di Malaysia terdapat 206 kematian karena meningitis dengan Cause Spesific Death Rate (CSDR) 9,3 per 1000.000 penduduk. Laporan Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji di Arab Saudi menyebutkan pada tahun 2001 jumlah kasus meningitis meningokokus pada jemaah haji Indonesia di Arab Saudi sebanyak 18 orang dan yang meninggal 6 orang (CFR=33,3%). 1

Transcript of Dasar Teori Meningitis Fix

Page 1: Dasar Teori Meningitis Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu membran

atau selaput yang melapisi otak dan medula spinalis,dapat disebabkan berbagai

organisme seperti virus, bakteri maupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah

dan berpindah ke cairan otak (Black & Hawk,2005).

Penyakit ini termasuk salah satu yang harus diwaspadai karena tergolong

penyakit infeksi berbahaya yang dapat mengancam nyawa apabila tidak segera

ditangani. Gejala pada umumnya berupa demam, muntah-muntah, leher kaku dan sakit,

kejang-kejang hingga kehilangan kesadaran.

Pada tahun 2005 menurut laporan WHO terjadi 111 kasus meningitis di Delhi-

India dengan 15 kematian (CFR=13,5%). Data Southeast Asian Medical Information

Center (SEAMIC) Health Statistic (2002) melaporkan bahwa pada tahun 2000 di

Malaysia terdapat 206 kematian karena meningitis dengan Cause Spesific Death Rate

(CSDR) 9,3 per 1000.000 penduduk.

Laporan Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji di Arab Saudi menyebutkan pada

tahun 2001 jumlah kasus meningitis meningokokus pada jemaah haji Indonesia di Arab

Saudi sebanyak 18 orang dan yang meninggal 6 orang (CFR=33,3%). Penelitian yang

dilakukan oleh Delima Sitorus di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2000 –

2004 tercatat 130 kasus meningitis dan 37 kasus mengalami kematian (CFR=28,46%).

Penanganan kasus meningitis secara tepat dapat membantu meningkatkan

kelangsungan hidup dan kondisi pasien. Penanganan dapat dilakukan melalui kerja

multidisiplin yang tepat yang melibatkan perawat. Perawat memiliki peran penting

terutama dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada pasien.

1

Page 2: Dasar Teori Meningitis Fix

B. Kasus

Anak A berusia 13 bulan 21 hari, dengan berat badan 3700 gr, panjang 56 cm

dan lingkar lengan 7 cm, saat ini dibawa ke rumah sakit dengan keluhan utama kejang,

sebelumnya sempat dirawat dirumah selama seminggu karena menderita flu, demam,

dan batuk. Kejang pada seluruh badan, pada saat kejang mata melirik ke atas, dan

keluar buih lewat mulut, setelah kejang klien sadar dan menangis. Sebelumnya klien

pernah MRS dengan diare saat berumur satu bulan. Menurut Ibu klien, klien terlahir

kembar dengan BB 1200 gr, tidak langsung menangis serta air ketubannya berwarna

kehitaman dan kental. Klien telah mendapat imunisasi BCG, Polio I, DPT I dan

hepatitis. Saat ini telah dilakukan pemeriksaan fisik dengan keadaan umum ; anak

tampak tidur dengan menggunakan IV Cath pada tangan kanan, kesadaran

composmetis, nadi 140x/menit, suhu 38oC, pernafasan 40x/menit teratur, lingkar

kepala 36 cm, dan telah dilakukan pemeriksaan penunjang.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi dan patofisiologi penyakit meningitis ?

2. Bagaimana pengkajian pada pasien dengan penyakit meningitis bedasarkan pola

fungsional menurut Gordon?

3. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit meningitis?

4. Bagaimana peran perawat dalam menangani kasus pasien dengan penyakit

meningitis ?

D. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi penyakit meningitis.

2. Untuk mengetahui patofisiologi meningitis.

3. Untuk mengetahui pengkajian pada pasien dengan penyakit meningitisbedasarkan

pola fungsional menurut Gordon.

4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit meningitis.

5. Untuk mengetahui peran perawat dalam menangani kasus pasien dengan penyakit

meningitis.

2

Page 3: Dasar Teori Meningitis Fix

BAB II

LANDASAN TEORI

A. DEFINISI MENINGITIS

Meningitis adalah radang pada meningen atau membran (selaput) yang

mengelilingi otak dan medula spinalis.Yang biasanya disebabkan oleh invasi

bakteri dan hanya sedikit oleh virus. Penyebab - penyebab dari meningitis

meliputi:

1. Bakteri piogenik yang disebabkan oleh bakteri pembentuk pus, terutama

meningokokus, pneumokokus, dan basil influenza.

2. Virus yang disebabkan oleh agen- agen virus yang sangat bervariasi.

3. Organisme jamur.

Meningitis diklasifikasikan sesuai dengan faktor penyebabnya :

1. Asepsis

Meningitis asepsis mengacu pada salah satu meningitis virus atau menyebabkan

iritasi meningen yang disebabkan oleh abses otak, ensefalitis, limfoma,

leukemia, atau darah di ruang subarakhnoid.

2. Sepsis

Meningitis sepsis menunjukkan meningitis yang disebabkan oleh organisme

bakteri seperti meningokokus, stafilokokus, atau basilus influenza.

3. Tuberkulosa

Meningitis tuberkulosa disebabkan oleh basilus tuberkel.

Infeksi meningen umumnya dihubungkan dengan satu atau dua jalan, yaitu

melalui salah satu aliran darah sebagai konsekuensi dari infeksi- infeksi bagian lain,

seperti selulitis, atau melalui penekanan langsung seperti didapat setelah cedera

traumatik tulang wajah. Dalam jumlah kecil pada beberapa kasus merupakan

iatrogenik atau hasil sekunder prosedur invasif (seperti lumbal pungsi) atau alat-

alat invasif (seperti alat pemantau TIK).

3

Page 4: Dasar Teori Meningitis Fix

Meningitis Virus

Tipe dari meningitis ini sering disebut meningitis aseptis. Tipe ini biasanya

disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan virus seperti gondok,

herpes simpleks, dan herpes zooster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis

bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada

kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh korteks selebri dan lapisan otak.

Mekanisme atau respons dari jaringan otak terhadap virus bervariasi bergantung

pada jenis sel yang terlibat.

Meningitis Bakterial

Meningitis bakterialis adalah infeksi purulen akut di dalam ruang

subarachnoid. Meningitis bakterialis sering disertai dengan peradangan parenkim

otak, atau disebut juga meningoensefalitis. Meningitis bakterial adalah suatu

keadaan ketika meningens atau selaput dari otak mengalami peradangan akibat

bakteri. Sampai saat ini, bentuk paling signifikan dari meningitis adalah bakterial.

Bakteri paling sering dijumpai pada meningitis bakteri akut, yaitu Neiserria

meningitidis (meningitis meningokokus), Streptococcus pneumoniae (pada

dewasa), dan Haemophilus influenzae (pada anak- anak dan dewasa muda). Ketiga

organisme ini menyebabkan sekitar 75% kasus meningitis bakteri. Bentuk

penularannya melalui kontak langsung, yang mencakup droplet dan sekret dari

hidung dan tenggorok yang membawa kuman (paling sering) atau infeksi dari

orang lain. Akibatnya, banyak yang tidak berkembang menjadi infeksi tetapi

menjadi pembawa (carrier). Insiden tertinggi pada meningitis disebabkan oleh

bakteri gram negatif yang terjadi pada lansia sama seperti pada seseorang yang

menjalani bedah saraf atau seseorang yang mengalami gangguan respons imun.

B. EPIDEMIOLOGI

Prevalensi meningitis bakterialis sebesar > 2,5 kasus per 100.000 populasi di

Amerika Serikat, S. pneumonia merupakan penyebab utama (50%), diikuti oleh N.

Meningitidis (25%), Streptococcus grup B (15%), dan Listeria monocytogenes

(10%).

4

Page 5: Dasar Teori Meningitis Fix

C. ETIOLOGI

Tabel. Bakteri Penyebab Meningitis Bacterial Tersering Menurut Usia.

Bakteri Patogen <3 bln 3 bln -<18 thn 18-50 thn >50 thn

Streptococcus grup B +

E. coli +

Listeria monocytogeneses + +

N. meningitides + +

S. pneumonia + + +

H. influenza +

FAKTOR RESIKO

1. Faktor predisposisi: laki-laki lebih sering dibanding dengan wanita.

2. Faktor maternal: rupture membran fetal, infeksi meternal pada minggu terakhir

kehamilan.

3. Faktor imunologi: usia muda, defisiansi mekanisme imun, defek lien karena

penyakit sel sabit atau asplenia (rentan terhadap S. Pneumoniae dan Hib), anak-

anak yang mendapat obat-obat imunosupresi.

4. Anak dengan kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injuri yang

berhubungan dengan sistem persarafan.

5. Faktor yang berkaitan dengan status sosial-ekonomi rendah: lingkungan padat,

kemiskinan, kontak erat dengan individu yang terkena (penularan melalui sekresi

pernapasan).

5

Page 6: Dasar Teori Meningitis Fix

D. PATOGENESIS

Manifestasi Klinis

Trias Meningitis : demam, nyeri kepala hebat, dan kaku kuduk.

Manifestasi sesuai golongan usia :

1. Neonatus

- Suhu di bawah normal

- Demam – biasanya derajat rendah

- Pucat

- Letargi atau somnolen

- Iritabilitas atau rewel

6

Page 7: Dasar Teori Meningitis Fix

- Kurang makan dan/atau menghisap

- Muntah

- Kejang

- Tonus buruk

- Diare dan/atau muntah

- Fontanel menonjol

- Opistotonus

2. Bayi dan Anak Kecil

- Letargi

- Iritabilitas

- Pucat

- Anoreksia atau kurang makan

- Mual dan muntah

- Makin sering menangis

- Minta digendong

- Peningkatan tekanan intrakranial

- Peningkatan lingkar kepala

- Fontanel menonjol

- Kejang

- Sunset eyes

- Demam atau suhu yang rendah

- Melawan jika dipegang

- Opistotonus (hiperekstensi leher dan spinal; dapat terlihat kemudian dalam

perjalanan penyakit)

3. Anak yang Lebih Besar

- Masalah pernapasan atau gastrointestinal (awal)

- Sakit kepala

- Demam

- Muntah

- Iritabilitas

- Fotofobia

7

Page 8: Dasar Teori Meningitis Fix

- Kaku kuduk dan tulang belakang

- Tanda kernig positif

- Tanda Brudzinki positif

- Opistotonus

- Petekie (meningitis H.influenzae dan meningokokus)

- Septicemia

- Syok

- Koagulasi intravaskuler diseminata (DIC)

- Konfusi

- Kejang

- Postur tubuh tripod (untuk berdiri memerlukan tiga penopang, yaitu kedua kaki

dan bantuan satu tangan)

- Tanda kernig (nyeri dan tahanan pada ekstensi lutut ketika posisi terlentang

dengan lutut dan paha difleksikan)

- Tanda Brudzinski (fleksi pada lutut dan paha ketika leher difleksikan dan anak

berada pada posisi terlentang)

- Ruam petekia

Komplikasi

Tuli

Buta

Efusi subdural (20%-30% kasus)

Peningkatan sekresi hormone antideuretik (ADH)

Perkembangan terlambat atau gangguan intelaktual

Hidrosefalus

Edema serebri

Gangguan kejang kronis

Paresis otot- otot wajah

Individu dapat mengalami disabilitas permanen, kerusakan otak, atau

meninggal akibat ensefalitis atau, yang lebih jarang, meningitis

Kejang dapat terjadi.

8

Page 9: Dasar Teori Meningitis Fix

E. DIAGNOSIS

Anamnesis

Awitan gejala akut (<24 jam) disertai trias meningitis : demam, nyeri kepala

hebat, dan kaku kuduk. Gejala lain yaitu : mual, muntah, fotofobia, kejang fokal atau

umum, gangguan kesadaran. Mungkin dapat ditemukan riwayat infeksi paru- paru,

telinga, sinus, atau katup jantung. Pada bayi dan neonates, gejala bersifat nonspesifik

seperti demam, iritabilitas, letargi, muntah, dan kejang. Mungkin dapat ditemukan

riwayat infeksi maternal, kelahiran premature, persalinan lama, dan ketuban pecah

dini.

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik rutin pada klien meningitis meliputi laboratorium klien

rutin (Hb, leukosit, LED, trobosit, retikulosit, glukosa). Pemeriksaan faal hemostasis

diperlukan untuk mengetahui secara awal adanya DIC. Serum elektrolit dan serum

glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidak seimbangan elektrolit terutama

hiponatremia.

Pemerikasaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisis cairan

otak. Lumbal pungsi tidak bisa dikerjakan pada klien dengan peningkatan tekanan

intrakranial. Analisis cairan otak diperiksa untuk mengetahui jumlah sel, protein, dan

konsentrasi glukosa. Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan

otak. Normalnya, kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan

pada klien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.

Untuk lebih spesifik mengetahui jenis mikroba, maka organisme penyebab infeksi

dapat diidentifikasi melalui kultur kuman pada cairan serebrospinal dan darah.

Counter immuno electrophoresis (CIE) digunakan secara luas untuk mendeteksi

antigen bakteri pada cairan tubuh, umumnya cairan serebrospinal dan urine.

Pemeriksaan lainnya diperlukan sesuai klinis klien meliputi foto Rontgen paru, CT

scan kepala. CT scan dilakukan untuk menentukan adanya edema serebri atau

9

Page 10: Dasar Teori Meningitis Fix

penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah

sangat parah.

Pemeriksaan Fisik dan Neurologis

Kesadaran : bervariasi mulai dari iritable, somnolen, delirium, atau koma.

Suhu tubuh >380C.

Infeksi ekstrakranial : sinusitis, otitis media, mastoiditis, pneumonia (port

d’entrée).

Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, Kernig, Burdzinski I dan II.

Peningkatan tekanan intrakranial: penurunan kesadaran, edema papil, reflek

cehaya pupil menurun, kelumpuhan N. VI, postur deserebrasi, dan reflek

Cushing ( bradikardi, hipertensi, dan respirasi ireguler).

Deficit neurologic fokal : hemiparesis, kejang fokal, maupun umum, disfasia

atau afasia, paresis saraf kranial terutama N. III, IV, VI, VII, VIII.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan biokimia dan sitologi cairan cerebrospinalis (CSS).

- Keruh atau purulen

- Protein meningkat

- Leukosit meningkat (1000- 5000 sel/ mm3)

- Predominasi netrofil (80- 95%)

- Glukosa menurun (<40 mg/dL)

- Rasio Glukosa CSS : serum <0,4 (sensitifitas 80%, spesifisitas 98% untuk

diagnosa penyakit ini pada pasien berusia >2 bulan)

Pewarnaan gram CSS

- Cepat, murah, hasilnya bergantung pada bakteri penyebab

- Sensitivitas 60-90 %, spesifisitas >97%

Kultur CSS

- Identifikasi kuman

- Butuh waktu lama (48 jam)

PCR

- Sensitivitas 100 %, spesifisitas 98,2 %

10

Page 11: Dasar Teori Meningitis Fix

- Deteksi asam nukleat bakteri pada CSS, tidak dipengaruhi terapi

antimikroba yang telah diberikan

Kultur darah

- Dilakukan segera untuk mengidentifikasi organisme penyebab.

Pencitraan

CT scan kepala

- Pada permulaan penyakit, CT scan normal.

- Adanya eksudat purulen di basal, ventrikel yang mengecil disertai edema

otak, atau ventrikel yang membesar akibat obstruksi CSS.

- Bila penyakit berlanjut, dapat terlihat adanya daerah infark akibat vaskulitis.

- Indikasi CT scan sebelum LP : deficit neurologic fokal, kejang pertama kali,

edema papil, penurunan kesadaran, dan penekanan status imun.

MRI kepala

- Lebih baik dibandingkan dengan CT scan dalam menunjukan daerah edema

dan iskemi di otak.

- Penambahan kontras gadolinium menunjukan “diffuse meningeal

enhancement”.

F. DIAGNOSA BANDING

Table . Analisis Cairan Serebrospinalis

Warna

Tekanan

CSS

(mmH2O)

Eritrosit LeukositProtein

(mg/dL)

Glukosa

(mg/dL)

Normal Jernih 70-180 0

0-5

limfosit

0 PMN

<50 50-75

Traumatic

Darah (+)

Supernatan

jernih

Normal

Sesuai

dengan

RBC

4 mg/dL

per 5000

RBC

SAH Darah (+)

supernatan

t

atau 0 atau (+)

akibat

meningitis

Normal

11

Page 12: Dasar Teori Meningitis Fix

xantokromiritatif

sekunder

Meningitis

Bakterial

Keruh atau

purulen0

(PMN)

Meningitis

TBC

Normal

atau keruh0

Normal

atau

Meningitis

ViralNormal

Normal

atau0

Normal

atauNormal

Meningitis

Jamur

Normal

atau keruh

Normal

atau0

Normal

atau

G. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan medis

Penataksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu

menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna

sebagai bahan kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas penatalaksaan

pengobatan meningitis meliputi :

Pemberian antibiotik yang mampu melewati barier darah otak ke ruang

subarakhnoid dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan perkembangbiakan

bakteri. Biasanya menggunakan sefaloposforin generasi keempat atau sesuai dengan

hasil uji resistensi antibiotik agar pemberian antimikroba lebih efektif digunakan.

Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa) :

Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 jam, oral, 2 x sehari maksimal 500 mg selama

11/2 tahun.

Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam, oral,1 x sehari selama 1 tahun.

Steptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x sehari selama 3 bulan.

Obat anti-infeksi (meningitis bakterial) :

Sefalosporin generasi ketiga

Amfisilin 150-200 mg (400mg)/kgBB/24 jam, IV, 4-6 x sehari

Kloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4 x sehari.

12

Page 13: Dasar Teori Meningitis Fix

Pengobatan simtomatis :

Antikonvulsi, diazepam IV; 0,2-0,5 mg/kgBB/dosis, atau rektal: 0,4-0,6

mg/kgBB, atau Fenitoin 5 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari atau fenobarbital 5-7

mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari.

Antipiretik: para setamol/asam salisilat 10 mg/kgBB/dosis.

Antiedema serebri: diuretik osmotik (seperti manitol) dapat digunakan

untuk mengobati edema serebri.

Pemenuhan oksigenasi dengan O2.

Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik : pemberian

tambahan volume cairan intravena.

Penatalaksanaan keperawatan

1. Lakukan pengkajian dengan cermat untuk memantau karakteristik klinis

tahap awal penyakit.

2. Pantau suhu dan tanda vital dengan sering.

3. Pantau asupan dan haluaran serta keseimbangan cairan cairan dan

elektrolit.

a. Anak-anak dengan penurunan kesadaran sebaiknya dipuasakan (NPO);

sedangkan yang lainya diperbolehkan menerima cairan dan diet secara

progresif jika dapat ditoleransi.

b. Asupan cairan dapat tetap dibatasi sebanyak dua per tiga dari asupan

normal untuk mencegah edema serebral.

c. Kelebihan cairan dihindari untuk mencegah terjadinya SIADH

(syndrome of inappropriate diuretic hormone), yaitu sindrom ketidak

tepatan hormon diuretik.

4. Periksa fungsi neurologik dan pantau tingkat kesadaran.

a. Ukur lingkar kepala untuk pemantauan efusi subdural dan hidrosefalus

obstruktif, yang dapat berkembang sebagai komplikasinya.

13

Page 14: Dasar Teori Meningitis Fix

b. Kaji adanya tanda- tanda peningkatan TIK.

5. Berikan obat- obatan sesuai indikasi, seperti antibiotik (jenisnya

bergantung pada organisme penyebab), steroid (untuk menurunkan edema

serebral), dan antikonsulvan.

6. Berikan intervensi penunjang, termasuk tindakan mempertahankan

kestabilan suhu tubuh.

7. Cegah penyebaran infeksi kepada orang lain. Lakukan prosedur isolasi

untuk tindakan pencegahan pernapasan selama 24 sampai 48 jam setelah

dimulainya pemberian antibiotik.

8. Jaga ketenangan ruangan untuk menurunkan stimulus dari lingkungan.

Alur diagnosis pasien meningitis

Dugaan meningitis bakterial

Imunokompromais, riwayat penyakit SSP(trauma, hidrosefalus, SOL),

Bangkitan pertama, edema papil, deficit neurologic fokal, keterlambatan LP

Kultur darah dan LP segera Kultur darah segera

Deksametason + AB empiric Deksametason+AB Empiric

CSS Menunjukan meningitis

Bacterial CT scan Kepala efek

Massa negative

Hasil pewarnaan Gram CSS (+)

Lakukan LP

Deksametason + terapi

Antibiotic empiric deksametason dan

Terapi antimikroba yang ditargetkan

14

tidak

tidak

ya

ya

ya

Page 15: Dasar Teori Meningitis Fix

Tabel. Terapi Antimikroba Empiris untuk Meningitis Purulen berdasarkan Usia dan

Faktor Predisposisi Spesifik.

Faktor

Predisposisi

Bakteeri Patogen Terapi Antimikroba

Usia

<1 bulan

1-23 bulan

2-50 tahun

>50 tahun

Streptococcus agalactiae,

Escherichia coli, Listeria

monocytogenes, Klebsiella sp.

Streptococcus pneumoniae,

Neisseria meningitides, S.

agalactiae, Haemophilus

influenza, E. coli

N. meningitides, S, pneumonia

S. pneumoniae, N.

meningitides, L.

monocytogenesis, bacilli

aerobic gram- negative

Ampisilin + sefotaksim/ aminoglikosida

Vankomisin + sefalosporin generasi 3

(seftriakson/sefotaksim)

deksametason+ rifampin

Vankomisin + sefalosporin generasi 3

(seftriakson/sefotaksim)

deksametason+ rifampin

Vankomisin + ampisilin + sefalosporin

generasi 3

(seftriakson/sefotaksim

)deksametason + rifampin

Trauma kepala

fraktur basis kranii

Trauma penetrasi

S. pneumonia, H. influenza,

Strep ᵦhemolyticus grup A

Staphylococcus aureus,

Staphylococci koagulase-

negatif (terutama S.

epidermidis), bacilli aerobic

gram-negatif (termasuk P.

Vankomisin + sefalosporin generasi 3

(seftriakson/sefotaksim)

Vankomisin + sefepim/ seftazidim/

meropenem

15

Page 16: Dasar Teori Meningitis Fix

aeruginosa)

Pascabedah saraf Staphylococci koagulase-

negatif (terutama S.

epidermidis), bacilli aerobic

gram-negatif (termasuk P.

aeruginosa),S.aureus

Vankomisin + sefepim/seftazidim/

meropenem

Shunt CSS Staphylococci koagulase-

negatif (terutama S.

epidermidis), bacilli aerobic

gram-negatif (termasuk P.

aeruginosa),S.aureus,

Propionibacterium acnes

Vankomisin + sefepim/seftazidim/

meropenem

(pada bayi dan anak-anak vankomisin

cukup kecuali pada pewarnaan gram

ditemukan basil gram negative)

Imunokompromais Ampisilin+ sefaloporin generasi 3

(sefotaksim/ seftriakson)

Table. Durasi terapi Antimikroba untuk meningitis Bakterial berdasarkan bakteri

pathogen yang Terisolasi.

Mikroorganisme Durasi Terapi (hari)

Neisseria Meningitidis 7

Haemophilus influenza 7

S. Pneumoniae 10-14

S. agalactiae 14-21

Bacilli aerobic gram negative21 (neonates 2 minggu setelah kultur CSS

1 steril atau >3 minggu)

Listeria monocytogenes >21

16

Page 17: Dasar Teori Meningitis Fix

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengkajian Pola Fungsional Menurut GORDON

I. Identitas Pasien

Nama                        : A

Umur                        : 13 bulan 21 hari

Agama                      : Islam

Jenis Kelamin           : Laki laki

Status                        : Lajang

Pendidikan                : -

Pekerjaan                  : -

Suku Bangsa             : Jawa

Alamat                      : Jalan Budiman No. 53 Air Dingin, Bengkulu

Tanggal Masuk         : 13 Maret 2010

Tanggal Pengkajian  : 15 Maret 2010

No Register              : -

Diagnosa Medis        : Meningitis

II.  Identitas Penanggung Jawab

Nama                        : Sri Rukmini

Umur                        : 42 tahun

Hub Dengan Pasien : Ibu

Pekerjaan                  : Ibu Rumah Tangga

Alamat                      : Jalan Budiman No. 53 Air Dingin, Bengkulu

III. Status Kesehatan

a. Status Kesehatan Saat Ini

1. Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini) : Kejang.

2. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini :

17

Page 18: Dasar Teori Meningitis Fix

Sebelumnya di rumah klien sudah seminggu menderita demam, flu dan

batuk. Klien mulai kejang pada tanggal 13 Februari 2010 jam 23.00

(pada saat kejang mata melirik ke atas, kejang pada seluruh badan,

setelah kejang klien sadar dan menangis pada saat kejang keluar buih

lewat mulut).

3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : dibawa ke IRD.

b. Satus Kesehatan Masa Lalu

1. Penyakit yang pernah dialami : Diare

2. Pernah dirawat : Sebelumnya klien pernah MRS dengan diare pada saat

berumur 1 bulan.

3. Alergi : Tidak ada alergi

4. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll).

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengungkapkan bahwa saat klien menderita panas dan kejang didalam

keluarga tidak ada yang menderita sakit flu/ batuk.

d.  Diagnosa Medis dan therapy

Meningitis.

IV. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)

a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan.

Ibu mengungkapkan bahwa ia menerima keadaan anaknya, dan berharap

agar anaknya bisa cepat sembuh dan pulang berkumpul bersama dengan

keluarga serta kakak klien. Ibu dan nenek klien selalu menunggui klien dan

hanya pada hari minggu ayah dan kakak klien datang mengunjungi klien,

karean harus bekerja dan sekolah.

b. Pola Nutrisi-Metabolik

   Sebelum sakit  : Ibu mengungkapkan An.L diberikan ASI mulai

lahir sampai berumur 1 bulan.

   Saat sakit  : setelah dirawat di ruang anak ibu tidak meneteki

dan diganti dengan PASI Lactogen.

c. Pola Eliminasi

18

Page 19: Dasar Teori Meningitis Fix

1)   BAB

  Sebelum sakit : BAB lancar, konsistensi normal baik dari jumlah

warna dan tidak keras.

   Saat sakit : BAB lancar, konsistensi lunak.

2)   BAK

Sebelum sakit       : BAK normal, frekuensi normal, warna kuning

normal tidak ada darah.

  Saat sakit              : BAK normal, frekuensi normal, warna kuning

normal tidak ada darah.

d. Pola aktivitas dan latihan

1) Aktivitas

Kemampuan

Perawatan Diri0 1 2 3 4

Makan dan minum v

Mandi v

Toileting v

Berpakaian v

Berpindah v

0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan

alat, 4: tergantung total

2)  Latihan

   Sebelum sakit

-

  Saat sakit

-

e. Pola kognitif dan Persepsi

f. Pola Persepsi-Konsep diri

19

Page 20: Dasar Teori Meningitis Fix

g. Pola Tidur dan Istirahat

 Sebelum sakit : An. L tidur kurang lebih 12 jam sehari

 Saat sakit : Pasien lebih rewel

h. Pola Peran-Hubungan

i. Pola Seksual-Reproduksi

   Sebelum sakit     :

-

   Saat sakit            :

-

j. Pola Toleransi Stress-Koping : -

k. Pola Nilai-Kepercayaan : -

V. Pengkajian Fisik

a. Keadaan umum : Anak tampak tidur dengan menggunakan IV Cath

pada tangan kanan, kesadaran compomentis, nadi 140 x/mnt, suhu 385 OC,

pernafasan teratur 40 x/menit.

Tingkat kesadaran : komposmetis

GCS : verbal:………Psikomotor:………Mata :……………

Tanda-tanda Vital : Nadi= 140, Suhu= 38 0 C, TD= 160/110 mmHg, R = 36

b. Keadaan fisik

1.  Kepala  dan leher       : Kepala berbentuk simetris, rambut bersih, hitam

dan penyebarannya merata, ubun-ubun besar masih belum menutup,

teraba lunak dan cembung, tidak tegang. Lingkar kepala 36 cm.

2. Reaksi cahaya +/+, mata nampak anemi, ikterus tidak ada, tidak terdapat

sub kunjungtival bleeding.

3. Telinga tidak ada serumen.

4. Hidung tidak terdapat pernafasan cuping hidung.

5. Mulut bersih, tidak terdapat moniliasis.

6. Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar, tidak ada kaku kuduk.

c. Dada : Pergerakan dada simetris, Wheezing -/-, Ronchi -/-, tidak terdapat

retraksi otot bantu pernafasan. Pemeriksaan jantung, ictus cordis terletak di

midclavicula sinistra ICS 4-5, S1S2 tunggal tidak ada bising/murmur.

20

Page 21: Dasar Teori Meningitis Fix

d. Abdomen : Bentuk supel, hasil perkusi tympani, tidak terdapat

meteorismus, bisingn Usus + normal 5 x/ mnt, hepar dan limpa tidak teraba.

Kandung kemih teraba kosong.

e. Integumen : Keadaan kulit normal tidak terjadi lesi

f. Ekstremitas     : Tidak terdapat spina bifida pada ruas tulang belakang, tidak

ada kelainan dalam segi bentuk, uji kekuatan otot tidak dilakukan. Klien

mampu menggerakkan ekstrimitas sesuai dengan arah gerak sendi.

Ekstrimitas kanan sering terjadi spastik setiap 10 menit selama 1 menit.

g. Neurologis      :

  Status mental dan emosi : -

   Pengkajian saraf kranial : -

    Pemeriksaan refleks : Pada saat dikaji refleks menghisap klien +,

refleks babinsky +

h. Pemeriksaan Penunjang

Data laboratorium yang berhubungan

- Kalium serum normal 3,5-5,5 mEq/L

- Na Serum normal 135-145 mEq/L

- Kalsium serum normal 8,0-10 mg/dl

B. Rencana Keperawatan

1. Dx. Decrease Intracranial Adaptive Capacity

Domain 9 : Coping/Stress Tolerance

Class 3 : Neurobehavioral Stress

Definisi : Mekanisme cairan intracranial dinamis yang biasanya mengkompensasi

untuk meningkatkan volume intracranial yang terganggu, mengakibatkan

peningkatan tekanan intracranial yang tidak proporsional dalam berbagai respon

rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya.

Faktor yang berhubungan :

- Peningkatan tekanan intracranial 10-15 mmHg

21

Page 22: Dasar Teori Meningitis Fix

NOC :

a. Neurological Status

Definisi : Kemampuan perifer dan sistem syaraf pusat untuk

menerima,nmemproses, dan merespon stimulus internal dan eksternal.

Indikator :

- Klien mampu mempertahankan kesadaran

- Klien mampu mempertahankan tekanan intrakranial dalam rentang normal

- Klien mampu berkomunikasi secara jelas

- Klie mampu mempertahankan pola napas yang baik

- Klien tidak mengalami hipertermi

b. Tissue Perfussion : Cerebral

Definisi : Adekuatnya aliran darah yang melewati pembuluh kecil pada

ekstrimitas untuk memelihara fungsi jaringan.

Indikator :

- Klien mampu mempertahankan suhu kulit ekstremitas pada rentang normal

- Klien mampu mempertahankan kekuatan nadi radial kanan

- Klien mampu mempertahankan kekuatan nadi femoral kanan

 

NIC :

a. Cerebral perfusion promoting

Definisi : promosi akan adekuatnya perfusi dan membatasi pengalaman

komplikasi atau resiko untuk tidak adekuatnya perfusi serebral klien.

Aktifitas :

- Menjaga level PCO2 pada 25 mmHg atau lebih besar

22

Page 23: Dasar Teori Meningitis Fix

- Monitor adanya perdarahan, misalnya tes feses

- Monitor status neurologis

- Monitor tekanan intrakranial klien dan respon neurologis ketika

melakukan aktivitas

- Monitor mean arterial pressure (MAP)

- Monitor CVP

b. Neurologic monitoring

Definisi : mengumpulkan dan menganalisis data klien untuk mencegah atau

mengurangi komplikasi neurologis

Aktifitas :

- Monitor ukuran, bentuk, simetris, dan kereaktifan pupil

- Monitor level kesadaran

- Monitor tanda vital : suhu, tekanan darah, nadi, pernapasan.

- Monitor ICP dan CPP

- Monitor refleks kornea

- Monitor kesimetrisan wajah

- Monitor peningkatan frekuensi neurologis

- Mencegah aktifitas yang dapat meningkatkan tekanan intracranial

c. Vital Sign Monitoing

Definisi : mangumpulkan dan manganalisis data tentang kardiovaskuler,

pernapasan, suhu untuk menetapkan dan mencegah komplikasi.

Aktifitas :

- Monitor tekanan darah stelah klien mengguanakan medikasi, jika

memungkinkan

- Monitor tekanan darah, nadi, dan pernapasan sebelum, selama, dan setelah

melakukan aktifitas

- Monitor kehadiran dan kualitas nadi

- Monitor suara paru-paru

23

Page 24: Dasar Teori Meningitis Fix

- Monitor pola napas yang tidak normal

- Mengidentifikasi penyebab kemungkinan perubahan tanda vital 

2. Dx. Hyperthermia

Definisi : Suhu badan melebihi suhu normal

Karakteristik :

- Convulsions

- Increase in body temperature above normal range

- Seizures

- Tachycardia

- Warm to tuch

NOC :

a. Thermoregulation

Definisi : keseimbangan antara produksi panas, memperoleh panas dan

kehilangan panas

Indikator :

- Klien dapat berkeringat ketika panas

- Klien melaporkan keadaan suhu yang nyaman

- Suhu badan menurun sampai rentang normal

- Klien sudah tidak merasakan sakit keoalanya

b. Vital Signs

Definisi : sejauh mana temperatur, denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah

berada dalam rentang normal.

Indikator :

- Suhu klien menurun sampai pada suhu normal

- Pernafasan klien normal

- Tekanan darah diastolik menurun sampai rentang normal

- Tekanan darah sistolik menurun sampai rentang normal

24

Page 25: Dasar Teori Meningitis Fix

NIC :

a. Fever treatment

Definisi : Penatalaksanaan klien dengan kondisi hyperthermi yang diakibatkan

bukan faktor lingkungan.

Aktivitas :

- Memonitor suhu badan klien sesering sesuai kebutuhan

- Memonitor cairan yang hilang

- Memonitor suhu dan warna kulit klien

- Memonitor tekanan darah, nadi dan pernafasan klien

- Memonitor aktivitas kejang klien

- Memnitor niai White Blooh Cell, hemoglobin dan hematokrit

b. Vital Signs Monitoring

Definisi : Mengumpulkan dan menganalisis data mengenai jantung, respirasi

dan suhu badan untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Aktivitas :

- Memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernafasan klien.

- Memonitor tekanan darah setelah klien mendapatkan pengobatan

- Melakukan auskultasi pada kedua lengan klien dan dibandingkan antara

keduanya

- Memonitor tekanan darah, nadi dan pernafasan klien sebelum, pada saat dan

sesudah melakukan aktivitas.

- Memonitor dan melaporkan tanda dan gejala hyperthermi pada klien

- Memonitor irama dan tingkat jantung klien

- Memonitor tingkat dan irama pernafasan klien

c. Seizure Precaution

25

Page 26: Dasar Teori Meningitis Fix

Definisi : Mencegah dan meminimalkan cedera potensial yang terjadi terus

menerus oleh klien dengan gangguan kejang yang dikenal.

Aktivitas :

- Menyediakan tempat tidur yang rendah untuk klien

- Memonitor dalam pemberian obat kepada klien

- Memonitor kepatuhan klien dalam meminum obat anti epilepsi dengan

memberikan informasi dan pengarahan kepada keluarga klien

- Menginsturksikan kepada keluarga klien mengenai obat dan efek

sampingnya

- Menginstruksikan kepada kelurga klien mengenai penanganan pertama

ketika terjadi kejang

- Menginstruksikan kepada keluarga klien untuk memanggil perawat atau

dokter ketika terjadi sesuatu yang berbahaya pada klien.

3. Dx. Diagnosa: Deficiency Knowledge

Definisi : Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan

topic spesifik.

Batasan karakteristik :

- memverbalisasikan adanya masalah, perilaku tidak sesuai.

Faktor yang berhubungan :

- Keterbatasan kognitif

- Kurangnya keinginan untuk mencari informasi

- Tidak mengetahui sumber-sumber informasi.

NOC :

a. Knowledge : disease process

b. Knowledge : health Behavior

Kriteria Hasil :

26

Page 27: Dasar Teori Meningitis Fix

- Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,

prognosis dan program pengobatan

- Klien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara

benar

- Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan

perawat/tim kesehatan lainnya

NIC :

a. Teaching : disease Process

Definisi: membantu klien untuk memahami informasi terkait dengan proses

penyakit tertentu.

Aktifitas:

Memberikan penilaian tentang tingkat pengetahuan klien tentang proses

penyakit yang spesifik

Menjelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan

dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

Menggambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan

cara yang tepat

Menggambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

Mengidentifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

Menyediakan informasi pada klien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

Menyediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan klien dengan cara

yang tepat

Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk

mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses

pengontrolan penyakit

Mengeksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang

tepat

b. Health education

27

Page 28: Dasar Teori Meningitis Fix

Definisi: mengembangkan dan menyediakan instruksi dan memfasilitasi

pengalaman belajar adaptasi sukarela dari perilaku kesehatan yang

berhubungan dengan individu dalam kelompok keluarga atau komunitas.

Aktifitas:

Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat meningkatkan

atau menurunkan motivasi untuk perilaku kesehatan

Menghindari kekhawatiran atau ketakutan tehnik seperti strategi untuk

memotivasi orang-orang untuk mengubah perilaku kesehatan atau gaya

hidup

Menggunakan diskusi kelompok dan bermain peran untuk mempengaruhi

keyakinan kesehatan, sikap, dan nilai

Menggunakan instruksi bantuan komputer, televisi, video interaktif, dan

teknologi lainnya untuk menyampaikan informasi

Melibatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam perencanaan dan

pelaksanaan rencana untuk modifikasi gaya hidup atau perilaku kesehatan

Menentukan keluarga, rekan, dan dukungan masyarakat untuk perilaku yang

kondusif bagi kesehatan

Merancang dan menerapkan strategi untuk mengukur hasil pada interval

reguler klien selama dan setelah selesainya program

4. Risk for Injury

Domain :11 Keamanan / Perlindungan

Kelas 2 : Cedera fisik

Definisi : Resiko mengalami cedera sebagai akibat kondisi lingkungan yang

berinteraksi dengan sumber adaptif dan defensif individu

Faktor resiko : disfungsi sensorik

NOC :

28

Page 29: Dasar Teori Meningitis Fix

a. Safe home environment

Indikator :

- Klien mampu menyediakan penyimpanan obat

- Klien mampu mengamankan barang yang berbahaya

b. Seizure control

Indikator :

- Klien mampu menggunakan obat yang diresepkan

- Klien mampu menghubungi petugas kesehatan ketika efek samping

pegobatan terjadi

NIC :

a. Seizure Manajemen

Definisi :Perawatan pasien selama serangan dan pasca stabil

Aktivitas :

- Monitor arah mata dan kepala selama serangan kejang pada klien

- Membantu melepaskan pakaian klien

- Memantau jalan nafas klien

- Monitor tanda-tanda vital

- Mencatat durasi serangan kejang

- Mencatat karakteristik serangan, bagian tubuh yang mengalami, aktvitas

motorik dan perkembangan serangan

- Mengelola pengobatan yang diperlukan klien

b. Environmental managemen : Safety

Definisi : Memonitor dan memanipulasi lingkungan fisik untuk mendorong

keamanan.

Aktivitas :

- Mengidentifikasi kebutuhan keamanan pasien berdasarkan level fisik dan

kognisi serta riwayat kebiasaan

29

Page 30: Dasar Teori Meningitis Fix

- Menghilangkan benda yang berbahaya yang ada di dekat klien jika

dimungkinkan

- Memodifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan resiko yang

terjadi

- Mengedukasi individu beresiko tinggi dan keluarga tentang lingkungan

yang berbahaya.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Meningitis adalah radang pada meningen (selaput yang mengelilingi otak dan

medulla spinalis).

2. Penyebab dari Meningitis

a. Bakteri piogenik yang disebabkan oleh bakteri pembentuk pus.

Bakteri paling sering dijumpai ialah jenis bakteri akut, yaitu Neiserria

meningitidis (meningitis meningokokus), Streptococcus pneumoniae (pada

dewasa), dan Haemophilus influenzae (pada anak- anak dan dewasa muda)

b. Virus disebabkan oleh agen- agen virus yang bervariasi, seperti gondok,

herpes simpleks, dan herpes zooster.

c. Organisme jamur.

3. Faktor resiko

a. Faktor predisposisi

b. Faktor maternal

c. Faktor imunologi

d. Anak dengan kelainan system saraf pusat, pembedahan atau injuri yang

berhubungan dengan system persarafan

e. Faktor yang berkaitan dengan status sosial-ekonomi rendah

4. Manifestasi klinik pada meningitis demam, nyeri kepala hebat, dan kaku kuduk.

Adapun manifestasi klinik sesuai dengan golongan umur, baik neonatus, bayi atau

anak kecil, dan anak yang lebih besar.

5. Komplikasi Meningitis: Tuli, Buta, Efusi subdural (20%-30% kasus), Peningkatan

sekresi hormone antideuretik (ADH), Perkembangan terlambat atau gangguan

intelaktual, Hidrosefalus, Edema serebri, Gangguan kejang kronis, Paresis otot-

30

Page 31: Dasar Teori Meningitis Fix

otot wajah, Individu dapat mengalami disabilitas permanen, kerusakan otak, atau

meninggal akibat ensefalitis atau, yang lebih jarang, meningitis, Kejang dapat

terjadi.

6. Cara mendiagnosis:

1) Anamnesis

2) Pemeriksaan diagnostik

3) Pemeriksaan laboraturium

4) Pemeriksaan fisik dan neurologis

5) Pemeriksaan penunjang

6) Pencitraan

7. Penatalaksanaan Meningitis terdiri atas: medis dan keperawatan.

8. Diagnosis yang diangkat dari kasus pada laporan ini adalah: Decrease Intracranial

Adaptive Capacity, hyperthermia, Deficiency Knowledge, dan Risk for injury.

B. Implikasi Keperawatan

1. Perawat sebaiknya mengetahui dan meningkatkan ilmu mengenai Meningitis.

2. Perawat dapat melakukan pengkajian dengan cermat untuk memantau karakteristik

klinis tahap awal penyakit.

3. Perawat memeriksa fungsi neurologik dan memantau tingkat kesadaran.

4. Perawat memantau TTV klien dan asupan cairan dan elektrolit pada klien

meningitis.

5. Perawat harus menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai Meningitis baik

bagaimana pengobatan, dan komplikasi lebih lanjut.

6. Perawat juga mampu memberikan dukungan baik sifatnya spiritual atau psikis

terhadap pasien dalam memberikan penatalaksanaan Meningitis

7. Perawat juga mampu meningkatkan keahlian yang dimiliki dalam memberikan

kenyamanan pasien saat menerima pengobatan

8. Perawat lebih sensitif mengenai kenyamanan yang ada pada diri pasien pada saat

pasien merasakan nyeri.

9. Perawat dapat memberikan fasilitas yang dibutuhkan pasien dan dan menjaga

lingkungan untuk menurunkan stimulus dari lingkungan. demi meningkatkan

kesembuhan pasien

31

Page 32: Dasar Teori Meningitis Fix

C. Saran

1. Untuk perawat

Perawat lebih banyak lagi dalam mencari informasi tentang Meningitis

sehingga bisa menambah wawasan yang lebih maksimal dan dapat

melaksanakan asuhan keperawatan pada lansia pada baik dan benar.

Meningkatkan kepekaan terhadap rasa ketidaknyamanan yang ada pada diri

penderita Meningitis

Perawat mampu melakukan tindakan preventif dan promotif dengan tepat agar

dapat meningkatkan kesembuhan pasien

2. Untuk mahasiswa

Dapat mempelajari apa itu Meningitis serta gejala dan komplikasi yang muncul

Meningkatkan ketrampilan untuk merumuskan asuhan keperawatan yang tepat

bagi pasien

3. Untuk masyarakat

Masyarakat dapat mengetahui gejala awal yang ditimbulkan agar tidak

berkelanjutan dan tidak menimbulkan komplikasi

Masyarakat mengetahui cara penanganan pertama yang ditimbulkan dari

Meningitis

32