Cp 2 Retinopati Hipertensi

14
LAPORAN KASUS II RETINOPATI HIPERTENSI Gede Vendi Cahyadi Riandika H1A 010 006 1

description

cp

Transcript of Cp 2 Retinopati Hipertensi

LAPORAN KASUS IIRETINOPATI HIPERTENSI

Gede Vendi Cahyadi RiandikaH1A 010 006DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MATARAM

2014

BAB IPENDAHULUAN

Retinopati hipertensi merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan kelainan pada vaskuler retina pada penderita dengan peningkatan tekanan darah. Kelainan ini pertama kali dikemukakan oleh Marcus Gunn pada kurun abad ke-19 pada sekelompok penderita hipertensi dan penyakit ginjal. Tanda-tanda pada retina yang diobservasi adalah penyempitan arteriolar secara general dan fokal, perlengketan atau nicking arteriovenosa, perdarahan retina dengan bentuk flame shape dan blot-shape, cotton-wool patches, dan edema papilla.BAB II

LAPORAN KASUS1. Identitas PasienNama

: Ny. RUmur

: 40 tahunJenis Kelamin

: WanitaRiwayat Kehamilan: G4P3A1Pekerjaan

: PetaniAgama

: IslamSuku

: SasakAlamat

: SelongTanggal Pemeriksaan : Selasa, 15 April 20142. AnamnesisA. Keluhan Utama: Penglihatan kedua mata kabur.B. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien merupakan pasien rawat inap di nifas RSUP NTB. Pasien baru menjalani operasi caesar pada hari Sabtu karena mengalami eklampsia. Penglihatan kabur dirasakan sejak Sabtu pagi sebelum menjalani operasi pada sore hari. Keluhan menghilang setelah operasi dan muncul kembali pada Senin pagi. Keluhan dirasakan di kedua mata. Sejak Senin pagi keluhan penglihatan yang kabur tidak membaik. Pasien juga mengeluhkan pusing dan mual sejak senin pagi.Pasien tidak mengeluh penglihatan seperti berkabut, silau berlebihan atau seperti melihat kilatan cahaya. Keluhan nyeri pada daerah mata disangkal. Pasien tidak pernah menggunakan kacamata.C. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit mataPasien menyangkal pernah memiliki keluhan yang serupa. Riwayat penyakit sistemik Pasien menyangkal memiliki riwayat diabetes mellitus. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 2 bulan yang lalu.D. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada keluarganya yang mengalami hal serupa dengan pasien.

E. Riwayat AlergiPasien menyangkal riwayat alergi obat dan makanan.F. Riwayat PengobatanPasien mengkonsumsi obat anti hipertensi sejak 2 minggu yang lalu, namun tidak tahu obat apa yang diminum..

3. Pemeriksaan FisikA. Status Generalis

Keadaan Umum: BaikKesadaran/GCS : Compos mentis / E4V5M6B. Pemeriksaan Tanda Vital

Tekanan darah

: 190/100 mmHg

Nadi

: 80 kali/menit

Frekuensi Napas: 17 kali/menit

Suhu

: 36,2 O CC. Status Lokalis

NoPemeriksaanMata KananMata Kiri

1.Visus> 3/60> 3/60

2.Posisi Bola Mata

Hirschberg test Cover-uncover testOrthoforia

Orthotropia

3.Gerakan bola mataBaik ke segala arah

Baik ke segala arah

4.Palpebra SuperiorEdema(-)(-)

Hiperemi(-)(-)

Pseudoptosis(-)(-)

Entropion(-)(-)

Ektropion(-)(-)

5.Palpebra InferiorEdema(-)(-)

Hiperemi(-)(-)

Entropion(-)(-)

Ektropion(-)(-)

6.Fissura palpebra+ 10 mm + 10 mm

7.Konjungtiva Palpebra SuperiorHiperemi(-)(-)

Sikatrik(-)(-)

8.Konjungtiva Palpebra InferiorHiperemi(-)(-)

Sikatrik(-)(-)

9.Konjungtiva BulbiInjeksi Konjungtiva(-)(-)

Injeksi Siliar(-)(-)

Massa(-)(-)

Edema(-)(-)

10.KorneaBentukCembungCembung

KejernihanJernihJernih

PermukaanKesan licinKesan licin

Sikatrik(-) (-)

Benda Asing(-)(-)

11.Bilik Mata DepanKedalamanKesan dalamKesan dalam

Hifema(-)(-)

12.IrisWarnaCoklatCoklat

BentukBulat dan regularBulat dan regular

13.PupilBentukBulatBulat

Refleks cahaya langsung(+)(+)

Refleks cahaya tidak langsung(+)(+)

14. LensaKejernihanJernihJernih

Iris Shadow(-)(-)

Subluksasi(-)(-)

Dislokasi(-)(-)

15.TIO PalpasiKesan normalKesan normal

Tonometri Schiotz5/5,5

17,3 mmHg5/5,5

17,3 mmHg

16.FunduskopiRefleks Fundus(+)(+)

Gambaran Funduskopi Penyempitan arteri retina. Guns crossing sign Cotton wool patches Penyempitan arteri retina Hard eksudat

4. Foto Pasien

BAB IIIIDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS1. Identifikasi MasalahBerdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah: SUBJECTIVE

a. penglihatan kedua mata kabur. Keluhan dirasakan sejak Sabtu pagi dan hilang setelah menjalani operasi caesar. Keluhan kembali muncul sejak Senin pagi dan tidak membaik.b. Pasien mengeluh pusing dan mual sejak Senin pagi.OBJECTIVE

a. Pemeriksaan status lokalis didapatkan : VOD : visus >3/60 VOS : >3/60. b. Gambaran funduskopi adalah OD: penyempitan arteri retina, guns crossing sign, cotton wool patches. OS: Penyempitan arteri retina, hard eksudat.2. Analisa Kasus Penglihatan kedua mata kaburPasien mengeluhkan penglihatan kabur sejak Sabtu pagi, keluhan menghilang sejak sore setelah operasi caesar. Keluhan kembali muncul pada Senin pagi. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan apapun kecuali pada pemeriksaan funduskopi. Pada pemeriksaan funduskopi didapatakan penyempitan arteri retina, guns crossing sign, cotton wool patches, dan hard eksudat. Penyempitan arteti akibat dari peningkatan tonus arteriolus dari mekanisme autoregulasi yang seharusnya berperan sebagai fungsi proteksi. Peningkatan tekanan darah secara persisten akan menyebabkan terjadinya penebalan intima pembuluh darah, hiperplasia dinding tunika media dan degenerasi hyalin.Pada tahap ini akan terjadi penyempitan arteriolar yang lebih berat dan perubahan pada persilangan arteri-vena yang dikenal sebagai guns crossing sign. Dalam jangka panjang akan berakibat pada terbentuknya eksudasi yaitu gambaran cotton wool dan hard eksudat yang terdapat pada pasien ini.Diagnosa banding yang dapat diberikan pada kasus ini adalah retinopati hipertensi dan retinopati diabetikum. Retinopati diabetikum dapat disingkirkan karena pasien tidak memiliki riwayat diabetes. Pada pemeriksaan lab juga didapatkan gula darah sewaktu 147mg/dl, belum termasuk diabetes melitus. Diagnosa retinopati dapat ditegakan karena hasil funduskopi yang ditemukan sesuai dengan kriteria retinopati hipertensi grade III sesuai Klasifikasi Keith-Wagener-Barker sebagai berikut :

3. Assessment

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala serta pemeriksaan penunjang, mengarahkan retinopati hipertensi grade IIIDiagnosis Kerja: retinopati hipertensi grade III ODS4. PlanningA. Rencana DiagnostikTidak ada planning pemeriksaan penunjang

B. Rencana Tatalaksana Tatalaksana Non-operatif Nifedipin 30 mg per oral Captopril 25mg 3 kali sehari Tatalaksana Operatif Tidak ada C. Rencana KIE Pasien disarankan untuk merubah pola hidup Mengontrol tekanan darahD. Prognosis Prognosis pada pasien ini, meliputi : Prognosis pengelihatan (ad functionam)Dubia Prognosis nyawa (ad vitam)DubiaBAB IVRINGKASAN AKHIR

Pasien seorang Wanita , usia 40 tahun dengan keluhan penglihatan kedua mata kabur. Pasien merupakan pasien rawat inap di nifas RSUP NTB. Pasien baru menjalani operasi caesar pada hari Sabtu. Penglihatan kabur dirasakan sejak Sabtu pagi sebelum menjalani operasi pada sore hari. Keluhan menghilang setelah operasi dan muncul kembali pada Senin pagi. Keluhan dirasakan di kedua mata. Sejak Senin pagi keluhan penglihatan yang kabur tidak membaik. Pasien juga mengeluhkan pusing dan mual sejak senin pagi.Pasien tidak mengeluh penglihatan seperti berkabut, silau berlebihan atau seperti melihat kilatan cahaya. Keluhan nyeri pada daerah mata disangkal. Pasien tidak pernah menggunakan kacamata.

Pada pemeriksaan fisik status lokalis VOD : 3/60 VOS : 3/60. Gambaran funduskopi adalah OD: penyempitan arteri retina, guns crossing sign, cotton wool patches. OS: Penyempitan arteri retina, hard eksudat.Sehingga dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang didapatkan diagnosis retinopati hipertensi grade III. Prognosis penyakit mata dan visus pasien dubia. DAFTAR PUSTAKA1. Gerhand K. 2004. Lang. Ophtalmology : A Pocket Book Atlas. 2nd Edition. Germany : Theime. 2. Ilyas, S. 2007. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

3. Thomas, D. dalam Vaughan D, Asbury T, Riordan P. 2010. Oftalmologi Umum. Gangguan Mata yang Menyertai Penyakit Sistemik: Retinopati Hipertensif. Jakarta: EGC.

11