contoh draf PTK pendekatan case study

37
PORTOFOLIO RANCANGAN PTK KKG PROGRAM BERMUTU AHMAD JAHIDI GUGUS FLAMBOYAN

Transcript of contoh draf PTK pendekatan case study

Page 1: contoh draf PTK pendekatan case study

PORTOFOLIO

RANCANGAN PTK

KKG PROGRAM BERMUTU

AHMAD JAHIDI

GUGUS FLAMBOYAN

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BREBES

UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN WANASARI

2010

Page 2: contoh draf PTK pendekatan case study

CASE STUDY

TERNYATA ANAK DIDIK SAYA MASIH ADA YANG TAKUT

Oleh : AHMAD JAHIDI

Mulai tahun 2009 hingga sekarang saya mengajar kelas V, dan

menginginkan bisa mengajar dengan riang gembira bernyanyi dan tertawa seperti

waktu masih mengajar di kelas II. Pertama kali mengajar saya begitu

bersemangat, memberikan motivasi, mengajar dengan Pakem, dan mendesain

kelas semenarik mungkin. Sering dalam pembelajaran saya mengadakan tanya

jawab, dan siswa aktif menjawab namun secara . Saya beri penjelasan dan contoh

cara menjawab pertanyaan atau menanggapi suatu masalah dengan cara

mengacungkan jari, dan menjawab secara individu pada setiap mengajar dan

semua mata pelajaran. Tetapi hal tersebut tidak bisa terlaksana dengan baik, hanya

beberapa siswa yang berani itupun yang pandai. Belum lagi jika mengadakan tes

formatif, atau ulangan harian hasil belajar siswa rata-rata jelek atau pas-pasan

dengan KKM.

Hingga pada suatu hari, pada saat pelajaran Bahasa Indonesia saya

mengajar dengan materi mengungkapkan pikiran atau pendapat yang disampaikan

secara lisan. Sebelum mengajar saya menyampaikan tujuan dan kegiatan yang

akan dilakukan siswa hari ini, yaitu agar siswa berani berbicara secara lisan, dan

saya memberikan aturan dan rambu-rambu ketika siswa berbicara atau

menanggapi secara sopan dan yang lain menghormati, tidak boleh mentertawakan

jawaban teman, dan sebagainya. Setelah memberikan apersepsi, tanya jawab,

kemudian saya memajang gambar suatu peristiwa di papan tulis, yaitu

tawuran/perkelahian antar pelajar. Saya melontarkan pertanyaan: “Anak-anak,

gambar apa yang kalian lihat di papan tulis ini?” dan siswa seperti biasa

menjawab secara bersama-sama: “Orang berkelahi, Pa….” Kemudian saya

ingatkan tata cara menjawab dan aturan ketika akan memberikan pendapat atau

Page 3: contoh draf PTK pendekatan case study

mengomentari pendapat teman. Satu menit, dua menit, tiga menit berlalu….

Akhirnya ada dua anak mengacungkan jari, dan langsung ku beri kesempatan

berbicara: “Ada gambar anak sekolah sedang berkelahi keroyokan, Pa.” “Ya,

bagus!” Kemudian dilanjutkan jawaban siswa satunya, “Anak yang berkelahi

membawa kayu dan melempar batu, Batu?”

“Menurut kalian, kira-kira apa penyebab perkelahian tersebut?”

“Saya, Pa! Gara-garanya kalah pertandingan sepak bola.”

“Darimana kamu tahu penyebabnya kalah pertandingan sepak bola?”

“Dari judulnya, Pa….” Dan anak-anak menjawab berbarengan lagi, ketika

saya lontarkan pertanyaan untuk dikomentari oleh yang lain, tidak ada satupun

yang berani menjawab. Saya pancing dengan komentar dan alasan, dan siswa

berani menjawab bersama lagi. Akhirnya karena kesal, saya menyuruh siswa

untuk menulis kesan atau pendapat tentang peristiwa pada kartu gambar yang

sudah saya siapkan sebagai alat peraga yang dibagikan secara berpasangan,

setelah sepuluh menit kemudian saya menawarkan siapa yang mau membacakan

kesan atau pendapat yang telah ditulis, hanya beberapa siswa saja yang bernai

membacanya, akhirnya guru menunjuk siswa yang tidak berani membaca atau

mengacungkan tangan untuk membacakan hasil kerjanya.

Tanpa terasa waktu pembelajaran Bahasa Indonesia telah habis, dan

indikator yang direncanakan belum berhasil, akhirnya sambil memandang seluruh

siswa, saya bertanya kepada siswa, mengapa tidak ada yang berani mengacungkan

tangan jika diberi pertanyaan atau disuruh berpendapat ? Tanya saya kepada anak-

anak, dan jawaban siswa adalah: “Takut, dimarahi, Pa………… ! jawab anak

serentak.

Page 4: contoh draf PTK pendekatan case study

REFLEKSI

Guru PTK : Ahmad Jahidi, S Pd

Sekolah : SD Negeri Siasem 03

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar : Menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi

di sekitar yang disampaikan secara lisan

Kelas/Semester : V (Lima) / 1

I. IDENTIFIKASI MASALAH

Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Siasem 03 Semester 1 tahun

pelajaran 2010/2011 pada pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:

Menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi di sekitar yang

disampaikan secara lisan untuk rata-rata kelas masih di bawah KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70 dari Kompetensi Dasar tersebut.

Dari 23 siswa yang tuntas 10 anak mendapat nilai kurang dari 70.

Berdasarkan data perolehan nilai tersebut, guru melakukan refleksi untuk

mengidentifikasi masalah atau yang melatarbelakangi mengapa nilai siswa

masih kurang. Permasalahan tersebut diantaranya:

1. Siswa sering minta izin ke luar kelas, karena mau ke kamar kecil.

2. Siswa cenderung pasif selama pembelajaran hanya sebagai pendengar saja.

3. Siswa tidak berani bertanya jika tidak jelas, dan berani menjawab secara

bersama-sama..

4. Siswa takut dan malu jika disuruh berbicara di depan kelas.

5. Siswa tidak teratur dalam belajar, PR sering dikerjakan di sekolah,

bahkan jika tidak diberi PR siswa tidak pernah belajar di rumah.

6. Siswa belum bisa menyampaikan pendapatnya dengan bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

7. Hasil ulangan siswa rendah di bawah KKM.

8. Siswa tidak bisa berbicara secara lisan dihadapan teman-temannya.

Page 5: contoh draf PTK pendekatan case study

II. ANALISIS MASALAH

Dari berbagai masalah dan kekurangan yang dialami siswa dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia di atas, diketahui bahwa proses

pembelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar: Menanggapi cerita

tentang peristiwa yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan guru

kurang kreatif dan efektif. Untuk mengetahui faktor ketidakberhasilan siswa

tersebut, guru melakukan refleksi menganalisis masalah yang berkaitan

dengan proses pembelajaran yang telah berlangsung.

Kurang efektifnya pembelajaran tersebut karena:

1. Guru dalam mengajar hanya ceramah saja.

2. Guru menerangkan pelajaran terlalu cepat dan bahasanya kurang

dipahami oleh siswa.

3. Guru kurang maksimal menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.

4. Guru kurang memberi motivasi kepada siswa.

5. Guru kurang memberikan contoh soal atau kasus dan petunjuk

penyelesaiannya.

6. Guru Kurang memberikan contoh dengan penggunaaan bahasa yang

baik dan benar.

7. Guru kurang memberikan Tugas Rumah (PR).

8. Guru kurang kreatif mengelola kelas.

III. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan sebab-sebab kekurangefektifan pembelajaran di atas,

untuk membantu siswa kelas V SD Negeri Siasem 03 agar menguasai dan

memahami materi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan baik, guru

merumuskan masalah perbaikan “Apakah dengan strategi Pakem dapat

meningkatkan kemampuan berbicara secara lisan siswa kelas V SD Negeri

Siasem 03 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:

Menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi di sekitar yang

disampaikan secara lisan?”

Page 6: contoh draf PTK pendekatan case study

IV. HIPOTESIS TINDAKAN

Untuk membantu siswa kelas V SD Negeri Siasem 03 mencapai

hasil belajar yang baik pada pembelajaran Bahasa Indonesia tersebut di atas,

penulis merumuskan hipotesis tindakan perbaikan pembelajaran sebagai

berikut:

“Apabila guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi di

sekitar yang disampaikan secara lisan, menggunakan multi metode, bermain

peran memecahkan persoalan, memanfaatkan alat peraga dalamn

pembelajaran, sering memotivasi siswa, menjelaskan langkah-langkah dan

memberikan latihan soal, menyediakan buku sumber bagi siswa,

memberikan LKS untuk latihan dan memperdalam siswa memahami materi,

serta memberikan Tugas Rumah (PR) dan berpenampilan ramah dan

simpatik, maka siswa kelas V SD Negeri Siasem 03 dapat mencapai hasil

belajar Bahasa Indonesia dengan baik.”

V. SKENARIO PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Berdasarkan hipotesis tindakan perbaikan Bahasa Indonesia di atas,

untuk membantu siswa kelas V SD Negeri Siasem 03 mencapai hasil belajar

yang baik, guru merumuskan tindakan (skenario) perbaikan pembelajaran

sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran guru menggunakan multi metode, yaitu: pemecahan

masalahm kerja berpasangan (kooperatif skrip), tanya jawab dan latihan

terbimbing.

2. Dalam menerangkan guru tidak tergesa-gesa, menjelaskan langkah-

langkah secara rinci dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami

anak dan berpenampilan menarik, ramah, dan sabar.

3. Menyediakan alat peraga yang sesuai untuk memperjelas konsep, misal

dengan gambar atau skema baik untuk secara klasikal, berpasangan,

maupun kelompok.

Page 7: contoh draf PTK pendekatan case study

4. Menugaskan siswa untuk latihan berkomunikasi secara lisan,

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, memecahkan

masalah, menyelesaikan LKS dan mencatat ringkasan atau bagian

penting dalam langkah pengerjaan, dan menyediakan buku sumber yang

relevan.

5. Guru mengadakan tanya jawab dan latihan terus menerus agar siswa

aktif dan kreatif, memancing siswa bertanya dan menjawab pertanyaan.

6. Memperdalam konsep melalui belajar berpasangan dan latihan

terbimbing.

7. Guru memberikan Tugas Rumah (PR).

8. Guru menciptakan pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan.

Page 8: contoh draf PTK pendekatan case study

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

KELAS/SEMESTER : V (LIMA) / 1

ALOKASI WAKTU : 2 x 35 MENIT

PELAKSANAAN : 03 Nopember 2010

I. STANDAR KOMPETENSI

5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang

disampaikan secara lisan.

II. KOMPETENSI DASAR

5.1 Menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi di sekitar yang

disampaikan secara lisan.

III. INDIKATOR

1. Siswa dapat menjelaskan masalah atau peristiwa yang terjadi di

sekolah dengan runtut.

2. Memberikan komentar atau saran dengan alasan yang logis dan bahasa

yang santun.

3. Menjelaskan masalah atau peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar

dengan runtut.

IV. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

1. Memotivasi siswa agar berani berbicara dan mengeluarkan pendapat di

hadapan teman-temannya dalam suasana yang menyenangkan.

2. Menemukan faktor penyebab suatu masalah dan memberi solusinya

dengan strategi Pakem.

Page 9: contoh draf PTK pendekatan case study

V. MATERI PEMBELAJARAN

1. Gambar peristiwa

Misalnya : kebanjiran, Pencemaran, perkelahian, dan sebagainya.

Tanya jawab, dan diskusi kelas tentang gambar peristiwa.

2. Contoh masalah atau peristiwa

Misalnya : Setiap musim hujan tiba, di daerah Desa Grinting

khususnya di lingkunganpinggir sungai desa Siasem

selalu banjir dan banyak genangan air.

1. Sebutkan faktor penyebab banjir dan genangan air tersebut!

2. Carilah solusi atau jalan keluar dari masalah tersebut!

3. Kalimat tentang saran atau komentar tentang suatu kasus/peristiwa

Dalam memberikan komentar atua memberi saran

memperhatikan hal-hal berikut ini :

1. Menggunakan bahasa yang santun.

2. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Isi saran atau komentar sesuai dengan masalah.

4. Jangan mencela atau mentertawakan saran atau pendapat teman.

5. Jika ada yang memberi saran atau komentar, teman yang lain

mendengarkan.

Page 10: contoh draf PTK pendekatan case study

VI. SUMBER, MEDIA, DAN METODE

a. Sumber

Darisman. 2006. Mari Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta (hal. 76 –

77)

Nur’aeni, Umri., Indriyani. (2008). Bahasa Indonesia. Jakarta

(hal 96 – 97)

Surat kabar

Guru dan siswa

b. Media

Surat kabar

Gambar peristiwa

c. Metode

Tanya jawab

Penugasan

Berpasangan (kooperatif skrip)

Latihan terbimbing

Pemecahan masalah

VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Awal (± 5 Menit)

1. Mengucap salam, absensi.

2. Tanya jawab tentang kegiatan anak sehari-hari untuk dikaitkan

dengan tema pembelajaran yang akan disampaikan.

3. Apersepsi :

Meninjau ulang materi yang telah disampaikan, menanggapi atau

memberi komentar tentang suatu masalah, misal: jika diberi tugas

berbicara di depan kelas merasa takut dan malu. Saran yang baik:

sebelum maju berlatih terlebih dahulu, percaya diri, dan sebagainya.

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Page 11: contoh draf PTK pendekatan case study

B. Kegiatan Inti

Kegiatan eksplorasi : (± 15 Menit)

- Guru menyampaikan suatu masalah yaitu tentang banjir,

dikaitkan dengan kejadian yang sering terjadi di sekitar

sekolah, yaitu setiap musim hujan tiba selalu banjir dan banyak

genangan air kemudian tanya jawab tentang permasalahan

tersebut dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memberi

saran atau komentar.

- Guru memberi motivasi dan menyampaikan hal-hal yang

diperhatikan pada saat mengutarakan pendapat atau memberi

komentar dan saran di depan teman-temannya, diantaranya :

1) Menggunakan bahasa yang santun.

2) Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3) Isi sarana atau komentar sesuai dengan masalah.

4) Jangan mencela atau mentertawakan saran atau pendapat

teman.

5) Jika ada yang memberi saran atau komentar teman yang

lain mendengarkan.

Kegiatan Elaborasi : (± 15 Menit)

- Siswa sesuai teman duduk dalam satu bangku melakukan kerja

berpasangan.

- Masing-masing siswa menuliskan satu kasus/masalah yang

dialami atau yang pernah didengar.

- Masalah tersebut ditukar dengan teman satu bangku untuk

dicari jalan keluarnya dan bergantian berbicara memberi saran

atua pendapatnya.

(Untuk melatih keberanian berbicara secara lisan, guru melatih

siswa berbicara secara berpasangan, dengan diawali menulis

terlebih dahulu pendapatnya kemudian secara lisan

berpasangan melakukan tanya jawab).

Page 12: contoh draf PTK pendekatan case study

Kegiatan Konfirmasi : (± 15 Menit)

- Siswa duduk sesuai kelompok belajar dengan merubah posisi

tempat duduk dari klasikal menjadi huruf U.

- Secara berkelompok siswa diberi satu gambar kemudian

menuliskan masalah yang ada dalam gambar.

- Masing-masing kelompok merumuskan kasus/masalah yang

ada dalam gambar.

- Masing-masing kelompok secara bergantian membacakan

masalah/persoalan untuk dicari solusinya.

- Kemudian teman dalam anggota kelompok lain diminta solusi

atau pendapat yang tepat sesuai persoalan.

- Masing-masing kelompok menyempurnakan jawaban

kemudian dilanjutkan pemajangan.

- Selama berlangsungnya diskusi, guru memandu dan berperan

sebagai moderator, sekaligus memberikan penguatan dan

kesimpulan.

C. Kegiatan Akhir (± 20 Menit)

1. Mencatat rangkuman materi pelajaran.

2. Analisis nilai.

3. Refleksi hasil pembelajaran.

4. Pemberian Tugas Rumah (PR).

VIII. PENILAIAN

1. Jenis tes

2. Bentuk tes

3. Alat tes

Page 13: contoh draf PTK pendekatan case study

Format pengamatan dialog berpasangan

No. Nama Siswa

Aspek yang diamatiRata-rata

Nilai/ Hasil

Kerjasama Aktif Saran/Pemecahan

B C K B C K SesuaiKurang Sesuai

Tidak Sesuai

1. A 1 20 15 50 85

2. A 2 15 10 40 65

Keterangan :

B = Baik = 16 – 20 sesuai = 50 – 60

C = Cukup = 11 – 15 kurang sesuai = 40 – 49

K = Kurang = 6 – 10 tidak sesuai = 30 – 39

Contoh nilai A 1 :

Kerjasama : 20

Keaktifan : 15

Saran : 50

Jumlah : 85

Page 14: contoh draf PTK pendekatan case study

Format pengamatan berbicara : memberi komentar, saran, atau pendapat

No. Nama Siswa

Aspek yang diamatiRata-rata Nilai

Sesuai Masalah

Penggunaan Bahasa

Sikap

A B C A B C A B C

1. A 1 70

2. A 2 35 25 20 80

Keterangan :

Sesuai masalah dan penggunaan bahasa : Sikap :

A = Amat Baik = 30 – 40 A = Amat Baik = 50 – 60

B = Baik = 20 – 29 B = Baik = 10 – 14

C = Cukup Baik = 10 – 19 C = Cukup Baik = 5 – 9

Contoh nilai A 2:

Sesuai Masalah : 35

Penggunaan Bahasa : 25

Sikap : 20

Jumlah Nilai : 80

Grinting, 03 Nop. 2010Mengetahui

Kepala Sekolah Guru PTK

Hj. Urip Rustinah, A Ma Pd. AHMAD JAHIDI, S PdNIP. 19521215 197401 2 004 NIP. 197691205 200501 1013

Page 15: contoh draf PTK pendekatan case study

Hasil Perolehan Nilai Siswa

Siklus I

No. Nama Siswa

Aspek yang dinilaiRata-rata Nilai

Sesuai Masalah

Penggunaan Bahasa

Sikap

A B C A B C A B C

1. 1. 30 25 20 75

2. 2. 30 25 20 75

3. 3. 20 25 15 60

4. 4. 20 25 15 60

5. 5. 20 25 15 60

6. 6. 20 25 - 10 55

7. 7. 20 25 15 60

8. 8. 20 25 15 60

9. 9. 20 25 15 60

10. 10. 20 25 20 65

11. 11. 35 - 25 20 80

12. 12. 30 25 20 75

13. 13. 30 25 20 75

14. 14. 35 - 25 20 80

15. 15. 20 25 20 65

16. 16. 30 25 20 75

17. 17. 20 25 20 65

18. 18. 35 35 - 20 90

19. 19. 25 25 20 70

20. 20. 35 35 - 20 90

21. 21. 20 25 20 65

22. 22. 25 25 20 70

23. 23. 30 25 20 75

Page 16: contoh draf PTK pendekatan case study

Keterangan :

Sesuai masalah dan penggunaan bahasa : Sikap :

A = Amat Baik = 30 – 40 A = Amat Baik = 15 – 20

B = Baik = 20 – 29 B = Baik = 10 – 14

C = Cukup Baik = 10 – 19 C = Cukup Baik = 5 – 9

Page 17: contoh draf PTK pendekatan case study

ANALISIS NILAI HASIL ULANGAN

SIKLUS I

NOMORNAMA SISWA NILAI TUNTAS

BELUM TUNTASURUT INDUK

1. 1. 85 √ -

2. 2. 80 √ -

3. 3. 60 - √

4. 4. 60 - √

5. 5. 60 - √

6. 6. 55 - √

7. 7. 60 - √

8. 8. 60 - √

9. 9. 60 - √

10. 10. 65 - √

11 11 80 √ -

12. 12. 80 √ -

13. 13. 85 √ -

14. 14. 80 √ -

15. 15. 65 - √

16. 16. 80 √ -

17. 17. 65 - √

18. 18. 95 √ -

19. 19. 75 √ -

20. 20. 95 √ -

21. 21. 65 - √

22. 22. 80 √ -

23. 23. 85 √ -

Page 18: contoh draf PTK pendekatan case study

HASIL ANALISIS

NILAI KETUNTASAN ULANGAN BAHASA INDONESIA

SIKLUS I

NILAIBANYAK

SISWAJUMLAH

NILAIKKM TUNTAS

BELUM TUNTAS

91 – 100 2 190 70 √ -

81 – 90 3 255 70 √ -

71 – 80 4 315 70 √ -

< 70 11 675 70 √

JUMLAH 1.435

PROSENTASE

RATA-RATA NILAI 62,4 70

Page 19: contoh draf PTK pendekatan case study

LEMBAR OBSERVASI

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN

Model Belajar BERMUTU

Mata Pelajaran/Topik : /

Kelas/Sekolah : /

Nama Pengajar :

TAHAP / ASPEK INDIKATOR HASIL OBSERVASIKEGIATAN AWAL Apersepsi dan motivasi

1. Apa yang dilakukan guru untuk menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa?

2. Bagaimana respons siswa? Apakah siswa bertanya tentang sesuatu masalah terkait dengan apa yang disajikan guru pada kegiatan awal?

KEGIATAN INTIMateri ajar:

3. Apakah guru memberikan penjelasan umum tentang paham ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa?

4. Bagaimana keterkaitan antara pembelajaran dengan realita kehidupan, lingkungan dan pengetahuan lainnya?

Pengelolaan sumber belajar/media

5. Apakah guru terampil dengan memanfaatkan dan mampu memanipulasi media pembelajaran?

6. Bagaimana interaksi siswa dengan sumber belajar/media?

Page 20: contoh draf PTK pendekatan case study

TAHAP / ASPEK INDIKATOR HASIL OBSERVASIStrategi pembelajaran

7. Apakah proses pembelajaran dilaksanakan dengan strategi yang sesuai secara lancar?

8. Apakah siswa dapat mengikuti alur kegiatan belajar?

9. Bagaimana cara guru memberikan arahan yang mendorong siswa untuk bertanya, berpikir dan berkegiatan?

10. Apakah siswa aktif melakukan kegiatan fisik dan mental (berpikir)? Berapa banyak siswa yang aktif belajar?

KEGIATAN PENUTUPPenguatan/ konsolidasi

11. Bagaimana cara guru memberikan penguatan, dengan mereviu, merangkum atau menyimpulkan?

12. Apakah guru memberi tugas rumah untuk remidi atau penguatan?

Evaluasi 13. Bagaimana cara guru melakukan evaluasi pembelajaran?

14. Bagaimana ketuntasan belajar siswa?

KOMENTAR PENGAMAT

Keterlaksanaan skenario pembelajaran (berdasarkan RPP):Pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh pengamat:Lain-lain:

………………, ……………….

Observer,

…………………………..Jabatan/Posisi:

Page 21: contoh draf PTK pendekatan case study

REFLEKSI

PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS I

PENERAPAN STRATEGI PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR MATERI MENGUNGKAPKAN PIKIRAN DAN PENDAPAT

YANG DISAMPAIKAN SECARA LISAN

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GRINTING 02

KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

Nama Guru PTK : Ahnad Jahidi, S Pd

Nama Pengamat : Khanipah, S Pd

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

SD Tempat Praktek : SD Negeri Siaem 03

Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes

Pelaksanaan : Kamis, 03 Nopember 2010

Pukul : 07.50 – 09.00

I. Fokus Observasi

1. Memotivasi siswa agar berani berbicara dan mengeluarkan pendapat di

hadapan teman-temannya secara bebas dalam suasana yang menyenangkan.

2. Siswa mampu menemukan faktor penyebab suatu masalah dan mencari

solusinya dengan strategi Pakem.

II. Aspek-aspek Kegiatan yang di Observasi

1. Penjelasan Materi Pembelajaran

Guru di dalam menjelaskan materi, memberi contoh kasus, dan

membimbing siswa dengan suara yang jelas, bisa dipahami oleh siswa,

dan secara runtut. Walaupun guru dalam menerangkan sering dicampur

dengan Bahasa Jawa bertujuan untuk memperjelas pengertian, agar

siswa paham dan mengerti apa yang dimaksud.

Page 22: contoh draf PTK pendekatan case study

Sebaliknya ketika siswa menjawab menggunakan bahasa

campuran, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa, maka guru

langsung membetulkan dengan Bahasa Indonesia yang benar.

2. Motivasi dalam Pembelajaran

Peran motivasi ternyata mempunyai andil yang sangat besar,

sebelum pembelajaran dimulai, selama proses pembelajaran, dan pada

saat kegiatan akhir, guru selalu memberi dorongan, semangat, dan

pujian. Dan ternyata hasilnya bisa dilihat ketika guru memberi satu

masalah dan siswa diberi tugas mencari faktor penyebab dan solusinya,

respon anak langsung mengacungkan tangan dan hampir 50 % dari

jumlah siswa. Sebelumnya jika guru memberi soal atau masalah untuk

dipecahkan secara lisan, yang berani mengacungkan tangan hanya

beberapa siswa dan itupun siswa yang pandai saja dan siswa yang lain

berani menjawab secara bersama-sama.

Ternyata siswa termotivasi dan berani berbicara di hadapan

teman-temannya karena diawal pelajaran guru menyampaikan bahwa

kegiatan hari ini guru akan menilai kemampuan siswa berbicara,

mengeluarkan pendapat secara bebas dan jika jawaban salah teman yang

lain tidak boleh mentertawakan dan guru tidak marah. Siswa yang berani

berbicara, mengeluarkan pendapatnya akan diberi nilai oleh guru.

3. Penggunaan Alat Peraga

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru belum maksimal

menggunakan alat peraga hanya diawal saja menunjukkan gambar berita

pada surat kabar tentang peristiwa banjir.

4. Aktivitas dan Kreativitas Siswa dalam Memberi Jawaban

Aktivitas siswa selama pembelajaran :

a. Berbicara memberikan saran atau komentar tentang suatu masalah.

b. Memberikan solusi tentang suatu masalah.

Page 23: contoh draf PTK pendekatan case study

c. Mencari faktor penyebab suatu masalah.

d. Dari 23 siswa kelas V yang berani mengacungkan tangan berbicara

ada 12 siswa, yang 11 anak masih diam saja.

e. Siswa berani berbicara di hadapan teman-temannya dan dari 12

siswa 9 siswa memberi jawaban secara tepat dan yang 3 siswa berani

berbicara tetapi jawaban kurang tepat.

Kreativitas siswa :

1. Siswa menulis jawaban terlebih dahulu baru mengacungkan tangan

dan berbicara.

2. Ada siswa yang berpasangan kerjasama ketika berbicara tidak

menulis lebih dulu tetapi dibisiki oleh temannya dan bergantian

sehingga tidak kelihatan membaca sambil berbicara.

5. Penggunaan LKS

a. Guru memberikan LKS dan petunjuk pengerjaan secara jelas.

b. Siswa melakukan diskusi sesuai petunjuk dalam LKS.

6. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

Dalam proses pembelajaran guru menggunakan strategi

pembelajaran Pakem, yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan. Siswa terlihat aktif dalam pembelajaran, kreatif

memberi bentuk jawaban, efektif karena satu kegiatan bisa mencapai

beberapa tujuan pencapaian dan waktu. Dan yang lebih penting anak

merasa senang belajar, merasa nyaman mengikuti pelajaran, tidak

merasa takut, malu atau terpaksa melakukan tugas karena takut kepada

guru atau ditertawakan oleh teman.

Indikator pelaksanaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan (Pakem) ditandai dengan berbagai aktivitas guru dan

siswa yang meliputi :

a. Komunikasi dan interaksi yang multi arah.

b. Siswa terlibat aktif dan merasa senang.

Page 24: contoh draf PTK pendekatan case study

c. Siswa diberi pelayanan secara individual.

d. Siswa terampil bertanya dan menjawab pertanyaan.

e. Guru menggunakan multi metode dalam pembelajaran dan

pengelolaan kelas.

f. Penggunaan media dalam pembelajaran.

g. Memberi penilaian dan umpan balik.

h. Refleksi.

7. Pemberian Tugas Rumah (PR)

Untuk menindaklanjuti materi yang telah disampaikan guru

memberi tugas kepada siswa untuk mencari gambar atau berita di surat

kabar, atau media lain.

III. Aspek Kegiatan Yang Baik

a. Siswa berani berbicara di hadapan teman-temannya.

b. Siswa menghargai dan menghormati pendapat orang lain.

c. Siswa berani bericara secara individu bukan serempak atau koor.

d. Guru berperan sebagai fasilitator.

e. Pembelajaran berpusat pada siswa.

f. Pembelajaran kondusif, guru menerapkan Pakem dalam pembelajaran.

IV. Aspek Kegiatan Yang Belum Baik

A. Identifikasi Masalah

Dari 23 siswa yang berani mengacungkan tangan dan berbicara baru

12 .

Siswa masih merasa takut, ragu-ragu, dan malu mengutarakan

pendapat.

Siswa belum termotivasi untuk berani dan percaya diri.

Page 25: contoh draf PTK pendekatan case study

B. Analisis Masalah

Guru belum maksimal menggunakan media dalam pembelajaran.

Guru kurang merata dalam memberikan motivasi kepada siswa.

Guru dalam menerangkan terlalu cepat.

Lingkungan belajar yang diciptakan guru kurang nyaman dan

menyenangkan.

C. Skenario Perbaikan Pembelajaran

Peran motivasi dalma pembelajaran.

Belajar sambil melakukan dengan latihan terbimbing.

Aktivitas dan kreativitas siswa dalam pembelajaran.

Strategi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam siklus II secara

khusus dan secara garis besar pada kegiatan :

1. Guru memberikan bimbingan, motivasi, dan semangat selama proses

pembelajaran untuk menumbuhkan rasa precaya diri pada siswa.

2. Secara berpasangan siswa membuat satu masalah, menukar masalah

tersebut untuk dicari faktor dan solusinya secara tertulis baru

dikemukakan secara lisan.

3. Secara berkelompok siswa diberikan gambar tentang suatu peristiwa

kemudian melakukan diskusi kelas secara pleno, praktek berbicara

secara lisan antara siswa dengan siswa, antar kelompok dan guru

sebagai fasilitator.

4. Guru menciptakan pembelajaran yang Aktif, Kreatif, dan

Menyenangkan.

V. Fokus Perbaikan Siklus II

“Memotivasi siswa agar berani berbicara dan mengeluarkan

pendapat di hadapan teman-temaannya secara bebas dengan strategi

Pakem.

Page 26: contoh draf PTK pendekatan case study