CHF dengan hipertiroid
-
Upload
astrid-indriati -
Category
Documents
-
view
119 -
download
13
description
Transcript of CHF dengan hipertiroid
PRESENTASI KASUS
CHRONIC HEART FAILURE (CHF) DENGAN HIPERTIROID
Diajukan kepada Yth. :
dr. Ma’mun, Sp.PD
Disusun oleh :
Vera Hermania T. G1A212029
Mirlinda Hartin G1A212080
Astrid Indriati G1A212081
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEDOKTERANSMF ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJOPURWOKERTO
2013
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
CHRONIC HEART FAILURE (CHF) DENGAN HIPERTIROID
Diajukan untuk memenuhi syarat
Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior
di bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo Purwokerto
telah disetujui dan dipresentasikan
pada tanggal:
Disusun oleh :
Vera Hermania Tisnawati G1A212029
Mirlinda Hartin G1A212080
Astrid Indriati G1A212081
Purwokerto, April 2013
Pembimbing,
dr. Ma’mun, Sp.PD
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Sudah menikah
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kranji 1/3
Autoanamnesis : Tanggal 28 Maret 2013 (Bangsal Dahlia)
II. Anamnesa
Keluhan Utama : Sesak Nafas
Keluhan Tambahan :
Dada berdebar-debar, badan terasa lemas, kedua kaki bengkak, cepat
lelah, kadang terbangun tengah malam karena sesak, berkeringat terus-
menerus, diakui sering merasa lapar akan tetapi berat badan mengalami
penurunan.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD pada tanggal 24 Maret 2013 rujukan dari RS
Jatiwinangun dengan keluhan sesak nafas, kedua kaki bengkak, dada
berdebar-debar, badan terasa lemas, badan terus berkeringat. Pasien juga
mengakui bahwa dia sering merasa cepat lelah meskipun hanya untuk berjalan
ke kamar mandi dan diakui pula bahwa rasanya lapar terus dan makan terus
akan tetapi berat badan menurun terus menurun, berawal dari 85 kg sekarang
menjadi 65 kg. Pasien mengeluhkan sesak pertama kali di rumah sekitar jam
18.00 tanggal 23 Maret 2013 dan oleh suami pasien dibawa ke RS
Jatiwinangun, karena sesak tidak berkurang akhirnya dibawa ke RSMS jam
01.00 tanggal 24 Maret 2013 dini hari. Keluhan sesak nafas yang berat ini
baru pertama kali pasien rasakan, sebelumnya pasien memang mengakui
sering merasa cepat lelah meskipun hanya untuk berjalan dekat, badan sering
mengalami lemas, terkadang suka terbangun tengah malam karena sesak akan
tetapi tidak sering. Diakui pasien dada sering terasa berdebar-debar, sering
merasa gugup tidak jelas, badannya sering berkeringat sampai tangan sering
basah. Diakui pasien sering merasa lapar dan makan terus akan tetapi berat
badan terus menurun dari 85 kg menjadi 65 kg selama 2-3 bulan terakhir ini.
Pasien mengakui 11 tahun yang lalu pernah di diagnosis hipertiroid dari
dokter di RS Banyumas dan sudah rutin pengobatan sampai dinyatakan
berhenti pengobatan 9-10 tahun yang lalu. Penyakit hipertiroid ini diketahui
pasien post melahirkan anak ketiganya 11 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit tekanan darah tinggi disangkal
Riwayat penyakit kencing manis disangkal
Riwayat penyakit asma disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit hipertiroid diakui pasien sejak 11 tahun yang lalu
Riwayat penyakit menguning sebelumnya atau penyakit hati disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat penyakit tekanan darah tinggi disangkal
Riwayat penyakit kencing manis disangkal
Riwayat penyakit asma disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Status Sosial Ekonomi :
Pasien berasal dari keluarga dengan status ekonomi cukup.
II. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sedang, kooperatif
Kesadaran : Composmentis (E4V4M5)
Vital sign : Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5 0 C
A. Status Generalis :
1. Kepala : Simetris, mesocephal, venektasi temporal (-)
2. Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
bulat isokor 3 mm/ 3 mm, reflek cahaya (+/+), mata terlihat menonjol
keluar <eksoftalmus> (+), mata jarang berkedip <tanda stelways> (+),
saat mata pasien melihat ke bawah, palpebra superior sukar untuk
mengikuti bola mata <tanda von graefes> (+), pasien tidak dapat
mengerutkan dahi saat melihat ke atas <tanda joffroy> (+).
3. Hidung : Discharge (-), deviasi septum nasi (-), NCH (-)
4. Telinga : Simetris kanan kiri, discharge (-)
5. Mulut : Sianosis (+), lidah kotor (-)
6. Leher :
Inspeksi : Trakea di tengah, JVP 5+3 cmH2O
Palpasi : Pembesaran kelenjar tiroid (+) teraba lunak, kenyal,
sebesar biji salak, paratiroid (-) dan kelenjar limfe (-)
7. Thorak
Paru-paru
Inspeksi : Simetris, ketinggalan gerak (-), tidak ada benjolan
Palpasi : Vokal fremitus apex kanan = kiri,
Vokal fremitus basal kanan = kiri, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru. Batas paru-hepar SIC V
LMCD
Auskultasi : Apex : Suara dasar vesikuler +/+, ronkhi basah halus(-/-),
Wheezing (-/-)
Basal : Suara dasar vesikuler +/+, ronkhi basah halus (-/-),
Wheezing (-/-)
8. Abdomen
Inspeksi : Datar, darm countur (-), darm steifung (-), venektasi (-) ,
sikatrik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen, asites (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba,
defans muscular (-).
B. Status Lokalis
a. Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis terlihat di SIC VI 2 jari lateral LMCS
Palpasi : Ictus Cordis teraba ICS VI 2 jari lateral LMCS
Perkusi : Batas kanan atas ICS II LPSD
Batas kanan bawah ICS IV LPSD
Batas kiri atas ICS II LPSS
Batas kiri bawah ICS VI 2 jari lateral LMCS
Auskultasi : S1 > S2 di apeks reguler, M1>M2, T1>T2, A1>A2, P1<P2,
murmur (+) pansistolik, gallop (-)
b. Ekstremitas
Superior : tangan teraba basah (+), Edema (-/-), refleks fisiologis (+/+)
KM 5555/5555
Inferior : Edema (+/+), Pitting Edema (+/+), refleks fisiologis (+/+)
KM 5555/5555
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan sero imunologi di RS Jatiwinangun 24 Maret 2013
Free T4 : 6,9 0,9 – 4,9
Free T3 : 10,46 4,9 – 6,7
TSH : 3,6 0,6 – 3,0
Hasil Laboratorium tanggal 25 Maret 2013
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Hemoglobin 12 g/dL 12 – 16
Leukosit 5280 /uL 4800 – 10800
Hematokrit 39 37 – 47
Trombosit 105.000 / uL 150.000 – 450.000
Kimia Klinik
Total Protein 6,77 6,40 – 8,20
Albumin 0,47 3,40 – 5,00
Globulin 3,30 2,70 – 3,20
SGOT 154 U/L 15- 37
SGPT 64 U/L 30 - 65
Ureum darah 39,6 mg/dL 14,98 – 38,52
Kreatinin darah 1,49 mg/dL 0,80 – 1,3
Glukosa sewaktu 118 mg/dL < 200
Elektrolit
Natrium 135 mmol/L 136-145
Kalium 4,8 mmol/L 2,5 – 5,1
Klorida 99 mmol/L 98 - 107
Sero Imunologi
Free T4 1,51 0,93 – 1,70
Free T3 1,6 2,0 – 4,4
TSH 0,86 0,270 – 4,20
Hasil Laboratorium tanggal 28 Maret 2013
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Hemoglobin 12 g/dL 12 – 16
Leukosit 6070 /uL 4800 – 10800
Hematokrit 38 37 – 47
Trombosit 149.000 / uL 150.000 – 450.000
Kimia Klinik
Total Protein 5,80 6,40 – 8,20
Albumin 2,83 3,40 – 5,00
Globulin 2,97 2,70 – 3,20
Pemeriksaan Foto Thorax
IV. DIAGNOSIS KERJA
CHF dengan Hipertiroid
Kesan :
- Cardiomegali (LV,
LA)
- Edema Pulmonum
- Efusi Pleura Dupleks
V. PENATALAKSANAAN
- IVFD RL 30 tetes/menit
- Inj. Lasix 2x1 ampul
- Inj. Sotatic 1 ampul/8jam
- ISDN 3x1 tablet
- Digoxin 2x1/2 tablet
- Aspilet 1x1 tablet
- PTU 3x100mg
- Bisoprolol 1x5mg
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
dapat disimpulkan bahwa Ny. S menderita penyakit CHF dengan Hipertiroid. Hal ini
dibuktikan dari anamnesis sesak nafas, cepat lelah, badan lemas, sering terbangun
malam hari karena sesak, bengkak pada kedua tungkai kaki. Diagnosis CHF
ditegakkan berdasarkan pada pemeriksaan pada leher didapatkan JVP yang
meningkat, pemeriksaan jantung didapatkan pembesaran jantung bagian kiri bawah
ke latero-kaudal dan saat di auskultasi didapatkan suara murmur pansistolik yang
jelas. Pada pemeriksaan di bagian ekstremitas didapatkan kedua kaki bengkak.
Penegakkan diagnosis hipertiroid ditegakkan berdasarkan pada indeks wayne yang
terdiri dari gejala yang pasien alami yaitu sesak nafas, jantung berdebar-debar,
kelelahan,sering berkeringat, sering merasa gugup, nafsu makan meningkat namun
berat badan dirasa semakin menurun. Penegakkan diagnosis berdasarkan pemeriksaan
fisik didapatkan tanda-tanda mata positif seperti eksoftalmus, tanda stelways, tanda
von graefes dan tanda joffroy. Selain itu didapatkan tanda pembesaran tiroid yang
dipastikan dengan pasien meminta untuk menelan dan pembesaran itu ikut bergerak.
Selain itu pada pemeriksaan juga didapatkan seluruh badan Ny. S penuh dengan
keringat dan kedua tangan basah.
CHF (Chronic Heart Failure) merupakan suatu ketidakmampuan jantung
untuk memompa darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan tubuh,
walaupun aliran balik vena cukup untuk merangsang sistem neurohormonal dan
sistem renin angiotensin aldosteron (SRAA). CHF dapat disebabkan oleh 2 hal
sebagai berikut :
1. Intra-kardia :
a. Endokard : endokarditis, penyakit katup jantung, prolaps katup mitral
b. Miokard : penyakit jantung iskemi, miokarditis, aritmia kordis
c. Perikardium : perikarditis konstriktiva, efusi perikardium
2. Ekstra-kardia
a. hipertensi
b. hipertiroid
c. anemia
Pada CHF terdapat gagal jantung kanan dan dan gagal jantung kiri. Gagal jantung
kanan ditandai oleh adanya pulsasi parasternal dan pulsasi epigastrium, terdapat
bising jantung gallop, terdapat pembesaran pada ventrikel dextra (RVH) pada pasien
kronik. Selain itu, gejala dan tanda yang dapat diakibatkan oleh adanya decomp.
kanan adalah sebagai berikut :
1. Anoreksia, cepat merasa kenyang, mual
2. Venektasi temporal (+), mata kodok, JVP meningkat, HJR (+)
3. Hepatomegali dengan atau tanpa splenomegali
4. Ascites
5. Ikterus pada pasien kronis
6. Oedem perifer sampai oedem anasarka
Pada gagal jantung kiri, gejala dan tanda yang sering muncul adalah sebagai berikut :
1. Dyspneu on effort
2. Orthopneu
3. Paroxysmal nocturnal dyspneu
4. Hemoptisis warna merah jambu
5. Ronchi basah halus dengan atau tanpa wheezing
6. Bunyi jantung II mengeras bila ada hipertensi pulmonal
Hipertiroid merupakan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid itu
sendiri. Terdapat oftalmopathy pada penyakit ini, antara lain :
1. Mortius sign : akomodasi lemah
2. Von graeff sign : kelopak mata terlambat turun dibanding bola mata
3. Goffroy’s sign : dahi tidak dapat mengerut saat kepala sedikit menunduk dan
mata melihat ke objek statis
4. Stelwag sign : mata jarang berkedip
5. Rosenbach sign : tremor, kelopak mata saat menutup
6. Exophtalmus
7. Lidlag : kelambatan kelopak mata mengikuti gerak mata
8. Fisura palpebra melebar
Untuk menentukan hipertiroid, dapat dilakukan dengan anamnesis dan dihitung
nilainyaberdasarkan index wayne, seperti sebagai berikut :
Gejala yang baru timbul dan atau
tambah memberat
Nilai Tanda Ada Tidak
Sesak saat bekerja +1 Tiroid teraba +3 -3
Berdebar +2 Bising tiroid +2 -2
Kelelahan +2 Exophtalmus -2 -
Suka udara panas -5 Van graeff +1 -
Suka udara dingin +5 Hiperkinetik +4 -2
Keringat berlebihan +3 Tremor jari +1 -
gugup +2 Tangan panas +2 -2
Nafsu makan meningkat +3 Tangan basah +1 -1
Nafsu makan turun -3 Atrial fibrilasi +4 -
Berat badan meningkat -3 Nadi teratur <80
>90
80-90
+3
0
-3
0
Berat badan menurun +3
Jika skor index wayne ≥ 20 hipertiroid
Jika skor index wayne < 10 tidak ada hipertiroid klinis
Jika skor index wayne 10-19 meragukan
Diagnosis hipertiroid ditandai dengan rendahnya kadar TSH dengan akibat
peningkatan hormon tiroid darah. Manifestasi kardiovaskuler, khususnya fibrilasi
atrium dan atau gagal jantung kongestif. Terapi hipertiroid adalah dengan operasi
pengangkatan kelenjar tiroid atau radiasi dengan yodium radioaktif.
Pada penyakit jantung tirotoksik, tirotoksikosis dengan fibrilasi atrial, harus
dibuat menjadi eutiroid dimana dapat mengurangi fibrilasi atrial. Antikoagulan
diperlukan untuk mencegah terjadinya tromboemboli disertai gagal jantung.
Diagnosis hipotiroid ditandai dengan peningkatan serum TSH dan penurunan
T4 dan T3. Biasanya disebabkan karena destruksi dari kelenjar tiroid, inflamasi, dan
penyakit kelenjar hipofise dan hipotalamus.
Manifestasi jantung hipotiroid adalah penurunan kardiac output, volume sekuncup,
denyut jantung, tekanan darah dan tekanan nadi. Gejala klinis adalah kardiomegali,
dilatasi jantung, bradikardi, tekanan nadi arteri lemah, hipotensi, edema nonpitting
(myxedema) pada wajah dan perifer dan suara jantung jauh.
Pasien dengan hipotiroid sering ditemukan peningkatan kadar kolesterol dan
trigliserid, dan penyakit atherosklerotik arteri koroner yang berat. Pemberian terapi
hormon harus dilakukan dengan hati- hati, dimulai dari dosis rendah, hanya 25% dari
dosis yang dianjurkan dan ditingkatkan bertahap dengan interval 6 - 8 minggu.
Pengobatan hipotiroid akan memperbaiki pola metabolisme lipid menjadi normal.
Skrining pasien dalam terapi amiodaron
TSH < 0,03 mU/L TSH 0,35 – 4,3mU/L (Ft3 rendah N; Ft4 tinggi N /tinggi TSH > 4,3 mU/L
TSH <0,03mU/L TSH <0,03-0,35mU/L
FTN3 N/;
FT4 FT3 N: FT4 N/
NORMAL
Ulang tiap 6 bln
TSH ≥20mU/LTSH ≤20 mU/L
FT4 N/ FT4 N/
HipotiroidismeAda antibodi tirtoid
Tidak ada antibodi tirtoid
Terapi T4Hipotiroidisme subklinis
Gejala Tanpa gejala
Ulang TSH tiap 6 minggu, dan tiap 3 bulan
Trial T, 3 bulan
Sindrom eutiroid sick atau tiroksikosis subklinis
Ulang 6 minggu
TSH rendah TSH Ntirotoksikosis
Rujuk ke endokrin
Pantau sebagai N
DAFTAR PUSTAKA
Antono, Dono, Yahya K. 2010. Penyakit Jantung Tiroid. Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.