CHEST PHYSIOTHERAPI.docx

16
A. CHEST PHYSIOTHERAPI 1. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran tentang chest physiotherapi mahasiswa mampu melakukan tindakan chest physiotherapi secara benar dan tepat. 2. Deskripsi Melakukan chest physiotherapy yang terdiri dari prosedur postural drainase, perkusi dada, vibrasi, napas dalam dan batuk efektif. 3. Tujuan Chest physiotherapy dilakukan untuk: a. Memperbaiki efisiensi kerja sistem pernapasan b. Meningkatkan ekspansi rongga dada c. Menguatkan otot pernapasan d. Mengeluarkan sekret dari saluran pernapasan e. Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup 4. Indikasi dan Kontraindikasi Indikasi klien yang mendapat postural drainase: a. Mencegah penumpukan sekret yaitu pada: Klien yang memakai ventilasi Klien yang melakukan tirah baring yang lama 1

description

praktikum

Transcript of CHEST PHYSIOTHERAPI.docx

Page 1: CHEST PHYSIOTHERAPI.docx

A. CHEST PHYSIOTHERAPI

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran tentang chest physiotherapi mahasiswa

mampu melakukan tindakan chest physiotherapi secara benar dan tepat.

2. Deskripsi

Melakukan chest physiotherapy yang terdiri dari prosedur postural drainase, perkusi

dada, vibrasi, napas dalam dan batuk efektif.

3. Tujuan

Chest physiotherapy dilakukan untuk:

a. Memperbaiki efisiensi kerja sistem pernapasan

b. Meningkatkan ekspansi rongga dada

c. Menguatkan otot pernapasan

d. Mengeluarkan sekret dari saluran pernapasan

e. Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup

4. Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi klien yang mendapat postural drainase:

a. Mencegah penumpukan sekret yaitu pada:

Klien yang memakai ventilasi

Klien yang melakukan tirah baring yang lama

Klien dengan produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik,

bronkiektasis

b. Mobilisasi sekret yang tertahan:

Klien dengan atelektasis yang disebabkan oleh penumpukan sekret

Klien dengan abses paru

Klien dengan pneumonia

Klien pre dan post operatif

Klien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk

Kontraindikasi1

Page 2: CHEST PHYSIOTHERAPI.docx

Chest physiotherapi tidak dilakukan pada klien dengan:

Tension pneumothoraks

Hemoptisis

Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard,

aritmia

Edema paru

Efusi pleura

Tekanan tinggi intracranial

5. Konsep yang Mendasari

Chest Physiotherapi

Definisi

Chest physiotherapi merupakan tindakan yang dilakukan pada klien yang

mengalami retensi sekresi dan gangguan oksigenasi yang memerlukan bantuan

untuk mengencerkan atau mengeluarkan sekresi.

Anatomi Percabangan Trakheobronkhial

Lobus paru

Lobus Kanan Atas:

a. Segmen apical

b. Segmen posterior

c. Segmen anterior

Lobus Kanan Tengah:

a. Segmen lateral

b. Segmen medial

Lobus Kanan Bawah:

a. Segmen superior

b. Segmen basal anterior

c. Segmen basal lateral

d. Segmen basal posterior

e. Segmen basal medial

Teknik Chest Physiotherapi

2

Page 3: CHEST PHYSIOTHERAPI.docx

Chest physiotherapy mencakup tiga teknik, yaitu postural drainase, perkusi

dada, dan vibrasi.

a. Postural Drainase

Postural drainase adalah pembersihan berdasarkan gravitasi sekret pada jalan napas dari

segmen bronkus khusus. Hal ini dicapai dengan melakukan satu atau lebih dari 10 posisi

tubuh yang berbeda. Tiap posisi mengalirkan sekret khusus dari percabangan

trakeobronkial, area paru atas, tengah, bawah, ke trakea. Batuk atau pengisapan kemudian

dapat menghilangkan sekret dari trakea.

Postural draunase juga merupakan cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari paru dengan

mempergunakan gaya berat (gravitasi) dari sekret. Pembersihan dengan cara ini dicapai

dengan melakukan salah satu atau lebih dari 11 posisi tubuh yang berbeda. Setiap posisi

mengalirkan sekret dari pohon trakheobronkhial ke dalam trakea. Batuk dan penghisapan

kemudian dapat membuang sekret dari trakea.

Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak postural drainase lebih efektif bila

disertai dengan perkusi dan vibrasi dada.

Posisi untuk Postural Drainase

Bronkus Apikal Lobus Anterior Kanan dan Kiri Atas

Minta klien duduk di kursi, bersandar pada bantal

Bronkuas Apikal Lobus Posterior Kanan dan Kiri Atas

Minta klien duduk di kursi, menyandar ke depan pada bantal atau meja

Bronkus Lobus Anterior Kanan dan Kiri Atas

Minta klien berbaring datar dengan bantal kecil di bawah lutut

Bronkus Lobus Lingual Kiri Atas

Minta klien berbaring miring ke kanan dengan lengan di atas kepala pada posisi

Trendelenburg, dengan kaki tempat tidur di tinggikan 30 cm (12 inci). Letakkan

bantal di belakang punggung, dan gulingkan klien seperempat putaran ke atas

bantal

Bronkus Kanan Tengah

Minta klien berbaring miring ke kiri dan tinggikan kaki tempat tidur 30 cm (12

inci). Letakan bantal di belakang punggung dan gulingkan klien seperempat

putaran ke atas bantal

Bronkus Lobus Anterior Kanan dan Kiri Bawah

3

Page 4: CHEST PHYSIOTHERAPI.docx

Minta klien berbaring terlentang dengan posisi trendelenburg, kaki tempat tidur

di tinggikan 45 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci). Biarkan lutut menekuk di atas

bantal

Bronkus Lobus Lateral Kanan Bawah

Minta klien berbaring miring ke kiri pada posisi trendelenburg dengan kaki tempat

tidur di tinggikan 45 sampai 50 cm (18 samapi 20 inci)

Bronkus Lobus Lateral Kiri Bawah

Minta klien berbaring ke kanan pada posisi trendelenburg denan kaki di tinggikan

25 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci)

Bronkus Lobus Superior Kanan dan Kiri Bawah

Minta klien berbaring tengkurap dengan bantal di bawah lambung

Bronkus Basalis Posterior Kanan dan Kiri

Minta klien berbaring terungkup dalam posisi trendelenburg dengan kaki tempat

tidur di tinggikan 45 sampai 50 (18 sampai 20 inci)

b. Clapping/Perkusi

Perkusi adalah tepukan yang dilakukan pada dinding dada atau punggung

dengan tangan dibentuk seperti mangkuk degan tujuan untuk melepaskan sekret

yang tertahan atau melekat pada bronkhus. Perkusi dada merupakan energi mekanik

4

Page 5: CHEST PHYSIOTHERAPI.docx

pada dada yang diteruskan pada saluran napas paru. Perkusi dapat dilakukan dengan

membentuk kedua tangan seperti mangkuk.

lndikasi untuk perkusi :

Perkusi secara rutin dilakukan pada klien yang mendapat postural drainase, jadi

semua indikasi postural drainase secara umum adalah indikasi perkusi.

Perkusi harus dilakukan hati-hati pada keadaan :

a. Patah tulang rusuk

b. Emfisema subkutan daerah leher dan dada

c. Skin graf yang baru

d. Luka bakar, infeksi kulit

e. Emboli paru

f. Pneumotoraks tension yang tidak diobati

Alat dan bahan :

Handuk kecil

Prosedur kerja :

1) Tutup area yang akan dilakukan clapping dengan handuk untuk mengurangi

ketidaknyamanan

2) Anjurkan klien untuk rileks, napas dalam dengan purse lips breathing

3) Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit dengan kedua tangan

membentuk mangkok

c. Vibrating

Vibrasi secara umum dilakukan bersamaan dengan clapping. Selama postural

drainase terapis biasanya secara umum memilih cara perkusi atau vibrasi untuk

mengeluarkan sekret. Vibrasi dengan kompresi dada menggerakkan sekret ke jalan

napas yang besar sedangkan perkusi melepaskan atau melonggarkan sekret. Vibrasi

dilakukan hanya pada waktu klien mengeluarkan napas. Klien disuruh bernapas

dalam dan kompresi dada dan vibrasi dilaksanakan pada puncak inspirasi dan

dilanjutkan sampai akhir ekspirasi. Vibrasi dilakukan dengan cara meletakkan

tangan bertumpang tindih pada dada kemudian dengan dorongan bergetar. Vibrasi

tidak boleh dilakukan pada klien dengan patah tulang dan hemoptisis.

5

Page 6: CHEST PHYSIOTHERAPI.docx

Prosedur kerja :

1) Meletakkan kedua telapak tangan tumpang tindih diatas area paru yang akan

dilakukan vibrasi dengan posisi tangan terkuat berada di luar

2) Anjurkan klien napas dalam dengan purse lips breathing

3) Lakukan vibrasi atau menggetarkan tangan dengan tumpuan pada pergelangan

tangan saat klien ekspirasi dan hentikan saat klien inspirasi

4) Istirahatkan klien

5) Ulangi vibrasi hingga 3 kali. Setelah itu anjurkan klien untuk napas dalam dan

batuk efektif

6

Page 7: CHEST PHYSIOTHERAPI.docx

6. Alat yang Dibutuhkan

Alat yang dibutuhkan untuk chest physiotherapi, diantaranya:

Stetoskop

Tempat sputum yang sudah diisi dengan desinfektan (savlon) dan penutup

Bengkok

Handuk kecil

Bantal

Tissue

7. Standar Operasional Prosedur

NO LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

1 PERSIAPAN

a. Memberikan salam terapeutik pada klien/keluarganya

b. Mendiskusikan rencana tindakan dengan klien/keluarga meliputi

tujuan dan prosedur tindakan

c. Mengkaji kebutuhan klien : tanda hypoxemia ( penurunan status

mental, dyspnea, perubahan nadi, disritmia, sianosis sentral,

diaphoresis (pengeluaran keringat) dan akral dingin)

d. Memastikan prosedur tindakan dilakukan 1 jam sebelum atau 1-3 jam

setelah klien makan

e. Bila diperlukan lakukan nebulasi atau berikan bronchodilator 15 menit

sebelum tindakan

2 PERENCANAAN

a. Mencuci tangan

b. Menyiapkan alat : tissue, bengkok, tempat sputum yang sudah diisi

dengan desinfektan dan penutup, handuk kecil, stetoskop dan bantal

7

Page 8: CHEST PHYSIOTHERAPI.docx

c. Membawa alat ke dekat klien

3 PELAKSANAAN

a. Cuci tangan

b. Pilih area yang tersumbat yang akan dilakukan chest physiotherapi

berdasarkan pengkajian semua lapang paru dengan auskultasi dan

perkusi, data klinis dan gambaran foto dada.

c. Baringkan klien dalam posisi postural drainase yang tepat

d. Minta klien untuk mempertahankan posisi ini selama 10 – 15 menit

e. Observasi toleransi klien selama melakukan prosedur terutama

observasi perubahan suara nafas, dan perubahan warna kulit/pucat

pada wajah

f. Bantu klien untuk mengambil napas dalam melalui perut

g. Perkusi area yang tepat selama 1 – 2 menit (area perkusi dilapisi

handuk kecil)

h. Vibrasi area yang sama pada saat ekspirasi setelah 4 – 5 kali napas

i. Bantu klien duduk dan batuk. Tampung sekresi yang dikeluarkan

dalam wadah yang telah disiapkan. Bila klien tidak dapat batuk bantu

dengan suctioning

j. Minta klien istirahat sebentar bila perlu

k. Berikan minum air hangat

l. Ulangi tindakan c – k. setiap tindakan tidak lebih dari 30 – 60 menit

m. Setelah tindakan selesai lakukan pengkajian ulang

n. Kembalikan posisi klien, berikan posisi yang nyaman

o. Monitor hypoxemia (penurunan status mental, dyspnea, perubahan

nadi, disritmia, sianosis sentral, diaphoresis (pengeluaran keringat)

dan akral dingin)

p. Bereskan alat

q. Cuci tangan

4 EVALUASI

a. Evaluasi pada saat prosedur dilakukan terutama kemampuan toleransi8

Page 9: CHEST PHYSIOTHERAPI.docx

b. Evaluasi setelah tindakan dilakukan (bersihan napas, hypoxemia,

TTV)

5 DOKUMENTASI

a. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan respon pasien selama

prosedur

b. Mencatat dengan jelas, mudah dibaca, ditandatangani, disertai nama

jelas

c. Tulisan yang salah tidak dihapus tetapi dicoret dan diparaf

d. Catatan dibuat dengan menggunakan tinta atau ballpoint

9

Page 10: CHEST PHYSIOTHERAPI.docx

FORMAT PENILAIANCHEST PHYSIOTHERAPI

NO LANGKAH-LANGKAH KEGIATANPENILAIAN

0 1 2

1 PERSIAPAN

a. Memberikan salam terapeutik pada klien/keluarganya

b. Mendiskusikan rencana tindakan dengan klien/keluarga meliputi tujuan dan prosedur tindakan

c. Mengkaji kebutuhan klien : tanda hypoxemia ( penurunan status mental, dyspnea, perubahan HR, disritmia, sianosis sentral, diaphoresis dan akral dingin)

d. Memastikan prosedur tindakan dilakukan 1 jam sebelum atau 1-3 jam setelah klien makan

e. Bila diperlukan lakukan nebulasi atau berikan bronchodilator 15 menit sebelum tindakan

TOTAL NILAI = 10

2 PERENCANAAN

a. Mencuci tangan

b. Menyiapkan alat : tissue, bengkok, tempat sputum yang sudah diisi dengan desinfektan dan penutup, handuk kecil, stetoskop dan bantal

c. Membawa alat ke dekat klien

TOTAL NILAI = 6

3 PELAKSANAAN

a. Cuci tangan

b. Pilih area yang tersumbat yang akan dilakukan chest physiotherapy berdasarkan pengkajian semua lapang paru dengan auskultasi dan perkusi, data klinis dan gambaran foto dada.

c. Baringkan klien dalam posisi postural drainase yang tepat

d. Minta klien untuk mempertahankan posisi ini selama 10 – 15 menit

10

Page 11: CHEST PHYSIOTHERAPI.docx

e. Observasi toleransi klien selama melakukan prosedur terutama observasi perubahan suara nafas, dan perubahan warna kulit/pucat pada wajah

f. Bantu klien untuk mengambil nafas dalam melalui perut

g. Perkusi area yang tepat selama 1 – 2 menit (area perkusi dilapisi handuk kecil)

h. Vibrasi area yang sama pada saat ekspirasi sebanyak 4 – 5 kali nafas

i. Bantu klien duduk dan batuk. Tamping sekresi yang dikeluarkan dalam wadah yang telah disiapkan. Bila klien tidak dapat batuk bantu dengan suctioning

j. Minta klien istirahat sebentar bila perlu

k. Berikan minum air hangat

l. Ulangi tindakan c – k. setiap tindakan tidak lebih dari 30 – 60 menit

m. Setelah tindakan selesai lakukan pengkajian ulang

n. Kembalikan posisi klien, berikan posisi yang nyaman

o. Monitor hypoxemia

p. Bereskan alat

q. Cuci tangan

TOTAL NILAI = 34

4 EVALUASI

a. Evaluasi pada saat prosedur dilakukan terutama kemampuan toleransi

b. Evaluasi setelah tindakan dilakukan (bersihan nafas, hypoxemia, TTV)

TOTAL NILAI = 4

5 DOKUMENTASI

a. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan respon pasien selama prosedur

b. Mencatat dengan jelas, mudah dibaca, ditandatangani, disertai nama jelas

c. Tulisan yang salah tidak dihapus tetapi dicoret dan diparaf

11

Page 12: CHEST PHYSIOTHERAPI.docx

d. Catatan dibuat dengan menggunakan tinta atau ballpoint

TOTAL NILAI = 8

Keterangan :

0 = Tidak dikerjakan1 = Dikerjakan dengan tidak sempurna2 = Dikerjakan sempurna

NILAI = N/62 X 100 PENGUJI

12