Cbd Typhoid Dyah a.K

44
BAB I PENDAHULUAN

description

thypoid adalah

Transcript of Cbd Typhoid Dyah a.K

Page 1: Cbd Typhoid Dyah a.K

BAB I

PENDAHULUAN

Page 2: Cbd Typhoid Dyah a.K

A. LATAR BELAKANG

Demam Tifoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri

Salmonella enterica serotype Typhi (S typhi). , Sementara Demam Paratifoid,

penyakit yang gejalanya mirip namun lebih ringan dari Demam Tifoid

disebabkan oleh S paratyphi A,B atau C.2 Bakteri S typhi hanya menginfeksi

manusia. Orang biasanya menderita penyakit ini setelah memakan atau

meminum makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh kotoran (feses)

yang mengandung S typhi. (1)

Demam Tifoid merupakan penyakit endemik (penyakit yang selalu ada di

masyarakat sepanjang waktu walaupun dengan angka kejadian yang kecil) di

Asia Tenggara termasuk Indonesia. Insiden infeksi Salmonella tertinggi terjadi

pada usia 1-4 tahun. Angka kematian lebih tinggi pada bayi, orang tua dan

pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun (HIV, keganasan).

Studi terakhir dari Asia Tenggara mendapatkan bahwa insidens tertinggi

terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.2 Kasus yang berujung pada kematian

tidak lebih dari 1%, meskipun demikian, angka ini bervariasi di seluruh dunia.

(3)

2

Page 3: Cbd Typhoid Dyah a.K

Masa tunas demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari. Gejala-gejala

klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai dengan berat, dari

asimptomatik hingga gambaran penyakit khas disertai komplikasi hingga

kematian. Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan

dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu demam,

nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi, perasaan

tidak enak di perut, batuk, dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya

didapatkan suhu badan meningkat (38.8-40.50C). Sifat demam adalah

meningkat perlahan-perlahan dan terutama sore hingga malam hari. Dalam

minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardia

relatif, lidah yang berselaput (lidah kotor), hepatomegali, splenomegali,

meterioismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium,

atau psikosis. Gejala-gejala lain berupa tubuh menggigil, batuk, sakit

tenggorokan. Roseolae jarang ditemukan pada orang Indonesia.6,7

3

Page 4: Cbd Typhoid Dyah a.K

Perawatan dan pengobatan terhadap penderita penyakit demam tifoid

bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit,

mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali.

Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan

melakukan desinfeksi pakaian, feses dan urin untuk mencegah penularan.

Pengobatan penderita Demam tifoid di Rumah Sakit terdiri dari pengobatan

suportif meliputi istirahat, diet, dan medikamentosa. Istirahat bertujuan untuk

mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan. Pasien harus tirah

baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama

14 hari. Mobilisasi dilakukan bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan

pasien. Antibiotika, seperti ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim-

sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin sering digunakan untuk merawat demam

tifoid di negara-negara barat. Bila tak terawat, demam tifoid dapat

berlangsung selama tiga minggu sampai sebulan. Kematian terjadi antara 10%

dan 30% dari kasus yang tidak terawat. Vaksin untuk demam tifoid tersedia

dan dianjurkan untuk orang yang melakukan perjalanan ke daerah endemik

(terutama di Asia, Afrika, dan Amerika Latin).1,6,8

B. TUJUAN

Pada makalah ini diajukan satu kasus anak dengan Demam Thypoid yang

dirawat di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Penyajian kasus ini bertujuan untuk

mempelajari lebih dalam tentang cara mendiagnosis, penatalaksanaan di

rumah sakit, dan pengelolaan secara komprehensif dan holistik pada pasien

dengan Demam Thypoid.

C. MANFAAT

4

Page 5: Cbd Typhoid Dyah a.K

Penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat membantu tenaga medis

untuk belajar menegakkan diagnosis, melakukan penatalaksanaan di rumah

sakit, dan pengelolaan secara komprehensif dan holistik pada pasien dengan

Demam Thypoid.

BAB II

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. I.M

Umur : 12 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Demak

5

Page 6: Cbd Typhoid Dyah a.K

Nama Ayah : Tn. A.S.(Alm)

Umur : 40 tahun

Pekerjaan : Karyawan swasta

Pendidikan : Sarjana

Nama Ibu : Ny. M

Umur : 35 tahun

Pekerjaan : Wirausaha

Pendidikan : SMA

Bangsal : Dahlia

No CM : 03.93.28

Masuk RS : 20 September 2013

Keluar RS : 22 September 2013

B. DATA DASAR

1. Anamnesis (Autoanamnesis dan Alloanamnesis)

Alloanamensis dengan ibu penderita dan autoanamnesis dilakukan pada

tanggal 20 September 2013 pukul 08.30 WIB di ruang Dahlia, didukung

dengan catatan medis.

Keluhan Utama : Panas naik-turun

Keluhan Tambahan : Pusing, batuk, nyeri perut di ulu hati, mual,

muntah, mencret, dan tenggorokan pahit

Riwayat Penyakit Sekarang

6

Page 7: Cbd Typhoid Dyah a.K

- Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mengalami panas tinggi

sejak ± 5 hari sebelum masuk RS. Panas timbul mendadak tinggi

hingga 39oc. Panas bersifat naik dan turun, panas mulai

meninggi ketika sore menjelang malam dan berangsur turun

pada pagi hari tapi tidak sampai normal.

- Pasien mengeluh pusing dan sakit perut terutama di ulu hati,

nafsu makan juga menurun, tetapi kencing masih seperti biasa,

BAB mencret (cair, ampas (+)) sebanyak 3 kali. Pasien juga

merasakan mual, dan muntah sebanyak 2 kali. Pasien juga

menderita batuk sejak ± 3 hari yang lalu dan mengeluh

tenggorokan terasa pahit.

- Pasien mengaku tidak pernah mimisan, tidak pernah mengalami

gusi berdarah dan tidak pernah BAB bercampur darah atau

berwarna hitam.

- Pasien mengaku sering membeli jajan disekitar rumah dan

sekolah. Pasien malas mencuci tangan sebelum makan.

Tetangga dan teman pasien tidak ada yang menderita tifoid.

- Ibu menyangkal anaknya menderita batuk lama. Pasien tidak

pernah berkeringat di malam hari, berat badan anaknya stabil, tidak

pernah kontak dengan orang dewasa yang mengalami batuk lama

dan menjalani pengobatan selama 6 bulan.

- Pasien dan anggota keluarga lainnya tidak berasal dari daerah

endemis malaria dan tidak pernah berpergian ke daerah endemis

malaria.

- Pasien sudah berobat ± 2 hari SMRS tapi tidak ada perubahan

Setelah Masuk Rumah Sakit

- Setelah sampai RSUD Sunan Kalijaga Demak, pasien di pasang

infus lalu diambil darahnya untuk diperiksakan darah rutin, Widal

S Typhii O dan H. Penderita di mondokan di ruang Dahlia dengan

terapi berupa Infus RL 28 tpm, injeksi ceftriaxone 1 x 1g (IV), inj.

7

Page 8: Cbd Typhoid Dyah a.K

Dexamethason 3 x 1 amp, inj. Ranitidine 3 x 1 amp, p/o PCT tab

3 x 500 mg

Riwayat Penyakit Dahulu

- ± 4 tahun yll pasien pernah sakit demam seperti ini dengan

diagnosis demam tifoid. Pasien juga pernah batuk dan pilek tetapi

tidak pernah sampai dirawat di rumah sakit.

Riwayat Penyakit Keluarga

- Tidak ada anggota keluarga yang menderita demam seperti ini.

- Tidak ada anggota keluarga yang menderita batuk lama atau

mendapat pengobatan selama 6 bulan.

Riwayat Kehamilan dan Pemeliharaan Prenatal

- Ibu mengaku rutin memeriksakan kehamilan di bidan 4x hingga

bayi lahir. Ibu juga mengaku mendapat suntikan TT 1x. Ibu

mengaku tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan,

riwayat perdarahan selama kehamilan disangkal, riwayat trauma

selama kehamilan disangkal, riwayat minum obat tanpa resep

dokter dan jamu disangkal. Obat–obatan yang diminum selama

masa kehamilan adalah vitamin dan obat penambah darah.

Kesan: riwayat kehamilan dan pemeliharaan prenatal baik.

Riwayat Persalinan

- Anak perempuan lahir dari ibu G2P1A0 hamil 38 minggu, lahir

secara normal di bidan, langsung menangis, berat badan lahir 3000

gram, panjang badan saat lahir 50cm, lingkar kepala saat lahir ibu

lupa, lingkar dada saat lahir ibu lupa, tidak ada kelainan bawaan.

Kesan : neonates aterm, lahir normal pervaginam

Riwayat Pemeliharaan Postnatal

8

Page 9: Cbd Typhoid Dyah a.K

- Ibu mengaku membawa anaknya ke Posyandu secara rutin dan

mendapat imunisasi dasar lengkap.

Kesan: riwayat pemeliharaan postnatal baik.

Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak

- Pertumbuhan

Berat badan lahir 3000 gram.

Berat badan sekarang 45 kg. Tinggi badan 150 cm.

Kesan : Gizi baik

- Perkembangan

Senyum : ibu lupa

Tengkurap : 4 bulan

Bicara : 11 bulan

Miring : ibu lupa

Duduk : ibu lupa

Merangkak : ibu lupa

Berjalan : 13 bulan

Berlari : Ibu lupa

Saat ini anak berusia 12 tahun, anak sudah bersekolah kelas 1

SMP dan mempunyai banyak teman.

Kesan: pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai umur

Riwayat Makan dan Minum Anak

- ASI diberikan sejak lahir sampai umur 1 tahun, ASI ekslusif

sampai 6 bulan.

- Sejak usia 6 bulan diberikan makanan tambahan berupa bubur susu.

- Mulai usia 10 bulan, anak diberi nasi lunak.

- Mulai usia 1 tahun, anak diberi makanan padat seperti makanan

keluarga 3 x sehari.

9

Page 10: Cbd Typhoid Dyah a.K

Jenis Makanan Frekuensi

Nasi 3x sehari @ 1 piring

Tahu / tempe 2x sehari porsi tidak teratur

Telur Frekuensi dan porsi tidak teratur

Ayam 1x sehari, porsi tidak teratur

Ikan 1x sehari porsi tidak teratur

Sayur 2x sehari, porsi tidak teratur

Buah Frekuensi dan porsi tidak teratur

Susu Frekuensi dan porsi tidak teratur

Kesan : kualitas dan kuantitas makanan dan minuman cukup baik.

Riwayat Imunisasi

- BCG : 1 x (usia 2 bulan), scar (+) di lengan kanan

atas

- Hepatitis : 4 x (ibu lupa diberikan pada usia berapa)

- Polio : 4 x (ibu lupa diberikan pada usia berapa)

- DPT : 3 x (ibu lupa diberikan pada usia berapa)

- Campak : 1 x ( diberikan saat pasien usia 9 bulan )

Kesan : Anak sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Riwayat Keluarga Berencana

- Ibu mengikuti program Keluarga Berencana yaitu suntik KB.

Riwayat Sosial Ekonomi

- Ayah pasien sudah meninggal sehingga Ibu pasien yang bekerja

sebagai wirausaha kecil-kecilan harus menanggung 2 orang anak.

Biaya kehidupan sehari-hari mendapat bantuan dari sanak saudara.

Biaya pengobatan ditanggung jamkesmas.

Kesan : keadan sosial ekonomi kurang

2. Pemeriksaan Fisik

10

Page 11: Cbd Typhoid Dyah a.K

- Dilakukan tanggal 20 September 2013 pukul 08.30 WIB di bangsal

Dahlia RSUD Sunan Kalijaga Demak.

Anak perempuan usia 12 tahun. Berat badan 45 kg. Tinggi badan

150 cm.

Keadaan Umum : Compos mentis, lemah, tanda dehidrasi (-)

a. Tanda Vital

i. Tekanan darah : 120 / 70 mmHg

ii. Nadi : 96 x / menit, reguler, isi tegangan cukup

iii. Suhu : 39,2 0C

iv. Pernapasan : 20 x / menit

b. Status Gizi

BB: 45 kg

TB: 150 cm

BMI = BB/(TB)2 = 45/(1,50)2 = 45/2,25 = 20 kg/m2

Kesan status gizi: normal

c. Status Generalis

Kepala : kesan mesocephal, rambut hitam

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), Refleks

cahaya (+/+), isokor (± 3mm), mata cowong (-/-)

Telinga : discharge (-/-)

Hidung : secret (-), napas cuping hidung (-)

Mulut : bibir kering (-), lidah kotor (+), lidah tremor (-),

pernapasan mulut (-)

Kulit : Ikterik (-), petekie (-), turgor cukup, hiperpigmentasi

(-), kulit kering (-), kulit hiperemis (-), vesikel (-)

Leher : pembesaran KGB (-), trachea terdorong (-)

Thorax : pergerakan dinding dada saat inspirasi dan ekspirasi

simetris, retraksi dinding dada (-), ICS tidak melebar

Jantung

Inspeksi : ictus codis tampak

11

Page 12: Cbd Typhoid Dyah a.K

Palpasi : ictus cordis teraba dengan 1 jari dari ICS 5

linea midclavikula 2 cm ke medial, pulsus

parasternal (-), pulsus epigastrium (-)

Perkusi

Kanan jantung : ICS 5 linea sternalis dextra

Atas jantung : ICS 2 linea parasternal sinistra

Pinggang jantung : ICS 3 linea parasternalis sinistra

Kiri jantung : ICS 5 linea midclavicula 2 cm ke

medial

Auskultasi : bunyi jantung I-II regular, bising (-)

Kesan : Normal

Pulmo

Perkusi : sterm fremitus hemithorax dextra sama

dengan sinistra

Palpasi : sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : suara napas dasar vesikuler, ronkhi (-/-),

wheezing (-/-)

Kesan : Normal

Abdomen

Inspeksi : datar

Auskultasi : peristaltik (+), bising usus (+) normal

Perkusi : timpani di seluruh kuadran

Palpasi : supel (+), nyeri tekan (+) di regio

epigastrium, hepar dan lien tidak teraba

Genital : perempuan, tidak ada kelainan

Ekstremitas

Superior InferiorSianosis -/- -/-Edema -/- -/-Akral dingin -/- -/-

12

Page 13: Cbd Typhoid Dyah a.K

Pelebaran vena -/- -/-Capillary refill time < 2”/ < 2” < 2”/ < 2”Refleks fisiologis + N/+N + N/+NRefleks patologis -/- -/-Papul multipel dengan krusta

+/+ +/+

Kesan : Normal

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Darah Rutin (20 September 2013)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Menurut WHO

Hemoglobin 12,3 gr/dl 12 – 15,2 gr/dlHematokrit 36 % 36 – 47 %Lekosit 17900 4,5 – 13 x 103/ulTrombosit 328000 150 – 450 x 103/ulSGOT 41 3-45SGPT 10 0-35

b. Serologi (20 September 2013)

Pemeriksaan Hasil NormalWidal TYO 1/400 Negatif Widal THY 1/400 Negatif

4. Pemeriksaan Khusus

Data Antopometri

Anak perempuan, usia 12 tahun

Berat Badan : 45 kg

Tinggi Badan : 150 cm

Pemeriksaan status gizi ( Z score ) :

WAZ = BB – median = 45 - 43,8 = 0,105 ( berat badan normal )

SD 11,40

HAZ = TB – median = 1 50 – 151,5 = -0,22 ( tinggi normal )

SD 6,80

13

Page 14: Cbd Typhoid Dyah a.K

Kesan : berat badan normal, tinggi normal.

C. DAFTAR ABNORMALITAS

i. Data Anamnesis

a. Panas tinggi ± 5 hari, panas timbul mendadak tinggi hingga 39ºC ,

sifat naik-turun. Pada malam hari dan pagi hari turun tapi tidak

sampai normal

b. Sakit perut terutama di ulu hati

c. Mual, muntah

d. Nafsu makan menurun

e. BAB cair dan ampas

f. Batuk

g. Tenggorokan pahit

h. Pusing

i. Sering membeli jajan di sekitar rumah dan sekolah.

j. Pasien malas mencuci tangan sebelum dan setelah makan

ii. Data Pemeriksaan Fisik

a. Kesan Umum: tampak lemah

b. Mulut : lidah kotor (+)

c. Abdomen: nyeri tekan (+) di regio epigastrium

iii. Data Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan serologi (Widal)

Widal TYO 1/400Widal THY 1/400

D. DIAGNOSIS BANDING

1. Observasi Febris

DD :i. Demam tifoidii. DHFiii. Malaria

2. Status gizi baik

14

Page 15: Cbd Typhoid Dyah a.K

E. DIAGNOSIS SEMENTARA

1. Demam tifoid

2. Status gizi baik

F. TERAPI

a. Infus RL 28 tpm makro.

b. Injeksi ceftriaxon 1 x 1g (IV)

c. Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul.

d. Injeksi Dexamethasone 3 x 1 amp

e. PCT tab 3 x 500mg

Program : Bed rest dan pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital.

G. EDUKASI

a. Tirah baring dan makan makanan lunak dan rendah serat

b. Bila setelah pulang anak mengeluhkan gejala yang sama, segera

bawa ke rumah sakit

c. Mengurangi kebiasaan jajan dan makan di luar rumah

d. Membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah makan

e. BAB dan BAK di WC

f. Meningkatkan higiene, sanitasi makanan dan lingkungan rumah

H. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad sanam : dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : ad bonam

I. INITIAL PLAN

Ip. Dx :

Pemeriksaan darah rutin

Pemeriksaan widal

Pemeriksaan IgM dan IgG Salmonella

Ip. Tx :

15

Page 16: Cbd Typhoid Dyah a.K

Bed rest total sampai 7 hari bebas panas

Diet tinggi karbohidrat tinggi protein

Inf RL 28 tpm

Inj ceftriaxon 1 x 1gr

Paracetamol 3x500 mg

Inj.Ranitidin 3x1amp

Inj Dexamethason 3x1 amp

Ip.Mx :

KU

TTV

Keluhan dari pasien

Pemeriksaan darah rutin

Pemeriksaan widal

Pemeriksaan IgM dan IgG Salmonella

Ip. Ex :

Edukasi kepada pasien mengenai penyakit yang diderita oleh pasien

Diet rendah serat

Menjaga kebersihan diri

Istirahat cukup

Tidak jajan di sembarang tempat

J. PERJALANAN PENYAKIT

Hari ke 1

(20/10/13)

Hari ke 2

(21/10/13)

Hari ke 3

(22/10/13)

Keluhan Panas (+) sudah 5 hari,

pusing (+) batuk(+), pilek

(-), mual(+), muntah(+),

ma/mi (<</+), BAK (+)

normal, BAB (+) mencret

Panas (-), pusing (+) <<,

batuk (+), mual (-),

muntah(-), ma/mi (<</+),

BAK (+) normal, BAB (+)

normal, mimisan (-),

Panas (-), pusing(-) batuk(-),

pilek (-), mual(-), muntah(-),

ma/mi (+/+), BAK (+)

normal, BAB (+) normal,

mimisan (-), tenggorokan

16

Page 17: Cbd Typhoid Dyah a.K

1x, mimisan (-),

tenggorokan pahit (+),

perut sakit (+)

tenggorokan pahit (+),

perut sakit (+)

pahit (-), perut sakit (-)

K U Sadar, lemah Sadar, lemah Sadar, membaik

Vital sign TD = 120/70 mmHg

N = 96 x/mnt

RR = 20 x/mnt

Suhu = 39,2 º C

TD = 120/70 mmHg

N = 64 x/mnt

RR = 20 x/mnt

Suhu = 36,2 º C

TD = 120/80 mmHg

N = 72 x/mnt

RR = 20 x/mnt

Suhu = 36,1 º C

Px.Fisik Kepala : mesocephal

Mata : CA (-/-), SI (-/-)

Hidung : sekret (-/-),

Telinga : serumen (-/-),

bengkak (-/-), nyeri (-/-)

Mulut : bibir kering (-)

Leher : simetris,

pembesaran KGB (-)

Thorax : simetris,

Pulmo : vesiculer (+),

Cor : B.J I-II reguler,

bising(-)

Abd : datar, supel,

peristaltik(+) normal,

hipertimpani, nyeri tekan

epigastrium (+)

Ekst : akral dingin (-),

Kepala : mesocephal

Mata : CA (-/-), SI (-/-)

Hidung : sekret (-/-),

Telinga : serumen (-/-),

bengkak (-/-), nyeri (-/-)

Mulut : bibir kering (-)

Leher : simetris,

pembesaran KGB (-)

Thorax : simetris, Pulmo :

vesiculer (+), Cor : B.J

I-II reguler, bising(-)

Abd : datar, supel,

peristaltik(+) normal,

hipertimpani, nyeri tekan

epigastrium (+) <<

Ekst : akral dingin (-),

Kepala : mesocephal

Mata : CA (-/-), SI (-/-)

Hidung : sekret (-/-),

Telinga : serumen (-/-),

bengkak (-/-), nyeri (-/-)

Mulut : bibir kering (-)

Leher : simetris,

pembesaran KGB (-)

Thorax : simetris, Pulmo :

vesiculer (+), Cor : B.J I-

II reguler, bising(-)

Abd : datar, supel,

peristaltik(+) normal,

timpani, nyeri tekan

epigastrium (-)

Ekst : akral dingin (-),

Px.

Penujang

Darah Rutin (20/10/13)Hb : 12,3 gr/dlHt : 36 %Leukosit : 17900Trombosit : 328000Tes Widal:Widal TYO : 1/400Widal THY : 1/400

17

Page 18: Cbd Typhoid Dyah a.K

Ass. Thypoid Thypoid Thypoid

Terapi - Infus RL 28 tetes/menit

- Inj ceftriaxone 1x1gr iv

- Inj.Dexamethason 3x1amp

- Inj. Ranitidine 3x1amp

- PO:paracetamol 3 x 1 tab

- Infus RL 20 tetes/menit

- Inj ceftriaxone 1x1gr iv

- Inj. Ranitidine 3x1amp

- PO:paracetamol 3 x 1 tab

- (bila perlu)

- Infus RL 20 tetes/menit

- Inj ceftriaxone 1x1gr iv

- Inj. Ranitidine 3x1amp

- PO:paracetamol 3 x 1 tab

- (bila perlu)

Program Awasi KU, vital sign Awasi KU, vital sign Pasien diperbolehkan pulang

diet Diit bubur Diit bubur Diit bubur

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi 1,2

Demam tifoid (Tifus abdominalis, Enteric fever, Eberth disease)

adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi

pada usus halus (terutama didaerah illeosekal) dengan gejala demam

selama 7 hari atau lebih, gangguan saluran pencernaan, dan gangguan

kesadaran.

B. ETIOLOGI 1,2,3

18

Page 19: Cbd Typhoid Dyah a.K

Penyakit demam tifoid disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella

Typhi yang mana merupakan kuman gram negatif, bergerak dengan

rambut getar, tidak berspora, bersifat aerob.

S. typhi mempunyai tiga macam antigen, yaitu:

- Antigen O = Ohne Hauch = Somatik antigen (tidak menyebar)

- Antigen H = Hauch (menyebar), terdapat pada flagella dan bersifat

termolabil.

- Antigen Vi = Kapsul; merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman

dan melindungi O antigen terhadap fagositosis

Dalam serum penderita terdapat zat anti (agglutinin) terhadap

ketiga macam antigen tersebut.

C. MANIFESTASI KLINIS(1,6,8)

Gejala demam tifoid pada anak-anak biasanya lebih ringan jika

dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10-14

hari, selama dalam masa inkubasi dapat ditemukan gejala prodromal,

yaitu: anoreksia, letargia, malaise, nyeri kepala, batuk tidak berdahak,

bradikardi.

Kemudian menyusul gejala-gejala klinis yang biasa ditemukan, yaitu :

1. Demam

Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat

febris remittent dan tidak terlalu tinggi. Pada minggu I, suhu tubuh

cenderung meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari

dan meningkat pada sore hari dan malam hari. Dalam minggu II,

penderita terus berada dalam keadaan demam. Dalam minggu III suhu

berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu III.

2. Gangguan saluran cerna

Pada mulut didapatkan nafas berbau tidak sedap, bibir kering, dan

pecah- pecah (rhagaden), lidah ditutupi oleh selaput putih kotor

(coated tongue)., ujung dan tepinya kemerahan. Pada abdomen dapat

dijumpai adanya kembung (meteorismus). Hepar dan lien yang

membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya terdapat juga

19

Page 20: Cbd Typhoid Dyah a.K

konstipasi pada anak yang lebih tua dan remaja, akan tetapi dapat juga

normal bahkan terjadi diare pada anak yang lebih muda.

3. Gangguan kesadaran

Umumnya kesadaran penderita menurun walau tidak berapa dalam

berupa apatis sampai somnolen. Disamping gejala-gejala diatas yang

biasa ditemukan mungkin juga dapat ditemukan gejala-gejala lain:

- Roseola atau rose spot; pada punggung, perut bagian atas dan dada

bagian bawah dapat ditemukan rose spot (roseola), yaitu bintik-

bintik merah dengan diameter 2-4 mm yang akan hilang dengan

penekanan dan sukar didapat pada orang yang berkulit gelap.

Rose spot timbul karena embolisasi bakteri dalam kapiler kulit.

Biasanya ditemukan pada minggu pertama demam.

- Bradikardia relatif; Kadang-kadang dijumpai bradikardia relatif

yang biasanya ditemukan pada awal minggu ke II.

D. PATOGENESIS dan PATOFISIOLOGI1,5,6

Kuman Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh manusia melalui

fecal-oral transmittion melalui orang ke orang maupun melalui

perantaraan makanan dan minuman yang tidak higienis yang

terkontaminasi dengan feces atau urine, sesampainya di lambung

sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung, dan sebagian

lagi masuk usus halus. Penyakit yang timbul tergantung pada beberapa

faktor, antara lain (1) jumlah organisme yang ditelan, (2) kadar

keasaman dalam lambung. Untuk dapat menimbulkan infeksi,

diperlukan S. typhi sebanyak 105-109 yang tertelan. Sesampainya di

lambung sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung.

Namun tidak semua bakteri tersebut mati. Jumlah bakteri yang mampu

bertahan hidup bergantung pada keasaman lambung tersebut. Bakteri

yang mampu bertahan hidup masuk ke dalam lumen usus, lalu

mengadakan perlekatan pada mikrovili dan menyerang epitel hingga

mencapai lamina propria. Melalui plak peyeri pada ileum distal bakteri

20

Page 21: Cbd Typhoid Dyah a.K

masuk ke dalam KGB mesenterium dan mencapai aliran darah melalui

duktus torasikus menyebabkan bakteriemia pertama yang asimptomatis.

Kemudian kuman akan masuk kedalam organ – organ sistem

retikuloendotelial (RES) terutama di hepar dan limpa sehingga organ

tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Dari sini kuman

akan masuk ke dalam peredaran darah, sehingga terjadi bakteriemia

kedua yang simptomatis (menimbulkan gejala klinis). Disamping itu

kuman yang ada didalam hepar akan masuk ke dalam kandung empedu

dan berkembang biak disana, lalu kuman tersebut bersama dengan asam

empedu di keluarkan dan masuk ke dalam usus halus. Kemudian kuman

akan menginvasi epitel usus kembali dan menimbulkan tukak yang

berbentuk lonjong pada mukosa diatas plak peyeri. Tukak tersebut dapat

mengakibatkan terjadinya perdarahan dan perforasi usus yang

menimbulkan gejala peritonitis.

Pada masa bakteriemia, kuman mengeluarkan endotoksin yang

susunan kimianya sama dengan antigen somatik (lipopolisakarida).

Endotoksin sangat berperan membantu proses radang lokal dimana

kuman ini berkembang biak yaitu merangsang sintesa dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang. Selanjutnya zat

pirogen yang beredar di darah mempengaruhi pusat termoregulator di

hipothalamus yang mengakibatkan terjadinya demam. Sedangkan gejala

pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus.

Bagan Patofisiologi Demam Tifoid

21

KUMANS. TYPHI

Makanan +Minuman

matiLambung

Usus halus

Page 22: Cbd Typhoid Dyah a.K

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG9,10

1. Pemeriksaan yang menyokong diagnosis.

Pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia, limfositosis

relatif, neutropenia pada permulaan sakit. Mungkin juga terdapat

anemia dan trombositopenia ringan.

2. Pemeriksaan untuk membuat diagnosa

a. Deteksi S. Typhi

Kultur merupakan pemeriksaan baku emas namun

sensitifitasnya rendah. Hasil negatif tidak menyingkirkan diagnosis.

22

Folikel getah bening

intestinum

MultiplikasiSel PMN

UsusHidup dan

Berkembang BiakMultiplikasi

Lokal Aliran Getah Bening Mesenterika

Aliran Darah( Bakteremia Sekunder)

Aliran Darah(Bakteremia Primer)

RES Hati dan Limpa

Page 23: Cbd Typhoid Dyah a.K

Hasil negatif palsu dapat terjadi bila jumlah spesimen sedikit, waktu

pengambilan spesimen tidak tepat atau telah mendapat pengobatan

antibiotik.

Keterlibatan biakan strain Salmonella biasanya merupakan

dasar untuk diagnosis.

-Biakan darah terutama pada minggu 1-2 dari perjalanan penyakit.

-Biakan sumsum tulang masih positif sampai minggu ke-4

-Biakan sumsum tulang merupakan metode yang paling sensitif

-Kultur tinja biasanya positif pada minggu ke-3 sampai ke-5

b. Deteksi DNA S.typhi

Metode yang digunakan yaitu PCR dimana DNA S.typhi

dilipat gandakan. Metode PCR dapat mendeteksi DNA bakteri baik

yang hidup maupun mati. Hasil positif tidak selalu menunjukkan

adanya infeksi aktif, sedangkan hasil negatif tidak menyingkirkan

adanya infeksi karena terdapat beberapa zat yang dapat

menghambat reaksi

c. Tes Widal

Tes Widal merupakan pemeriksaan serologis yang pertama

kali diperkenalkan dan masih banyak digunakan. Uji widal klasik

mengukur antibodi terhadap antigen O dan H S typhi. Diagnosis

demam tifoid ditegakkan bila kenaikan titer S. Typhi titer O ≥1:200

atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase konvalesens. Deteksi anti

O dan anti H dalam serum tidak selalu menunjukkan adanya infeksi

S.typhi. S.typhi memiliki beberapa antigen O dan H yang sama

dengan Salmonella lain, sehingga peningkatan titer tidak spesifik

untuk S.typhi. Anti O dan H negatif tidak menyingkirkan adanya

infeksi. Hasil negatif palsu dapat disebabkan antibodi belum

terbentuk karena spesimen diambil terlalu dini atau antibodi tidak

terbentuk akibat defek pembentukan antibodi.

F. PENATALAKSANAAN1,5,11

23

Page 24: Cbd Typhoid Dyah a.K

Sebagian besar pasien demam tifoid dapat diobati di rumah dengan

tirah baring, isolasi yang memadai, pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi

serta pemberian antibiotik. Sedangkan untuk kasus berat harus dirawat

di rumah sakit agar pemenuhan cairan, elektrolit serta nutrisi disamping

observasi kemungkinan timbul penyulit dapat dilakukan dengan

seksama.

Pengobatan yang diberikan yaitu:

1. Isolasi penderita dan desinfeksi pakaian dan ekskreta

2. Perawatan yang baik untuk hindari komplikasi, mengingat sakit yang

lama, lemah dan anoreksia.

3. Pemberian antipiretik bila suhu tubuh > 38,5 C.

4. Diet. Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi

protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak

merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.

5. Antibiotika:

Kloramfenikol; masih merupakan pilihan pertama pada

pengobatan penderita demam tifoid. Dosis yang diberikan 100

mg/kgBB/hari dibagi 4x pemberian selama 10-14 hari. Dosis

maksimal 2 g/hari. Hari pertama setengah dosis dulu, selanjutnya

diberikan sesuai dosis diatas, karena kalau diberi dalam dosis yang

penuh maka kuman akan banyak yang mati dan sebagai akibatnya

endotoksin meningkat dan demam akan bertambah tinggi.

Kloramfenikol tidak boleh diberikan bila jumlah leukosit < 2000/ ul.

Selain itu dapat juga diberikan:

Ampislin; dengan dosis 100-200 mg/kgBB/hari dibagi 4 x

pemberian secara oral atau suntikan IV selama 14 hari.

Amoksilin; dengan dosis 100 mg/kgBB/hari dibagi 4 x yang

memberikan hasil yang setara dengan kloramfenikol walaupun

penurunan demam yang lebih lama.

Kotrimoxazol (trimethoprim 80 mg + sulphametoxazole 400

mg); dengan dosis 10 mg/kgBB/hari dibagi 2 x pemberian

24

Page 25: Cbd Typhoid Dyah a.K

Pada kasus-kasus demam tifoid yang disebabkan S.typhi yang

resisten terhadap berbagai obat diatas (MDR= multidrug resistance),

terdiri atas:

Seftriakson; dengan dosis 50-80 mg/kgBB/hari, dosis tunggal

selama 10 hari.

Sefiksim; dengan dosis 10-12 mg/kgBB/hari peroral, dibagi

dalam 2 dosis selama 14 hari.

Gol.quinolon; Siprofloksasin, 10 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis

atau ofloksasin, 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis, sudah dipakai

untuk pengobatan. Demam biasanya turun dalam 5 hari. Lama

pengobatan 2-10 hari.

6. Bila terdapat komplikasi harus diberikan terapi yang sesuai.

Misalnya: pemberian cairan intravena untuk penderita dehidrasi dan

asidosis. Pemberian antipiretik masih kontroversial, di satu pihak

demam diperlukan untuk efektifitas respon imun dan pemantauan

keberhasilan pengobatan, namun di pihak lain ketakutan akan

terjadinya kejang dan kenyamanan anak terganggu, sering

membutuhkan antipiretik. Dianjurkan pemberian bila suhu di atas

38,5’C. Pemberian kortikosteroid dianjurkan pada demam tifoid

berat, misalnya bila ditemukan status kesadaran delir, stupor, koma,

ataupun syok. Deksamethason diberikan dengan dosis awal 3

mg/kgBB, diikuti dengan 1 mg/kgBB setiap 6 jam selama 2 hari.

G. Komplikasi2,7,9

Komplikasi tipoid dapat terjadi pada :

1. Intestinal (usus halus) :

Umumnya jarang terjadi, tapi sering fatal, yaitu:

a. Perdarahan usus.

Bervariasi dari mikroskopik sampai terjadi melena dan kalau

sangat berat dapat disertai perasaan nyeri perut dengan tanda-tanda

syok: berupa penurunan suhu tubuh dan tekanan darah yang drastis.

25

Page 26: Cbd Typhoid Dyah a.K

b. Perforasi usus.

Timbul pada minggu ketiga atau setelah itu dan sering terjadi

pada distal ileum. Apabila hanya terjadi perforasi tanpa peritonitis

hanya dapat ditemukan bila terdapat udara dalam rongga peritoneum,

yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara bebas (free air sickle)

diantara hati dan diafragma pada foto rontgen abdomen yang dibuat

dalam posisi tegak.

c. Peritonitis

Ditemukan gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang hebat,

dinding abdomen tegang (defense muskular) dan nyeri tekan.

2. Ekstraintestinal

Miokarditis dapat timbul dengan manifestasi klinis berupa aritmia,

perubahan ST-T pada EKG, syok kardiogenik, infiltasi lemak maupun

nekrosis pada jantung. Hepatitis tifosa asimtomatik dapat dijumpai pada

kasus demam tifoid dengan ditandai peningkatan kadar transaminase yang

tidak mencolok. Ikterus dengan atau tanpa disertai kenaikan kadar

transaminae, maupun kolesistitis akut juga dapat dijumpai, sedang

kolesistitis kronis yang terjadi pada penderita setelah mengalami demam

tifoid dapat dikaitkan dengan adanya batu empedu dan fenomena

pembawa kuman (karier).

BAB IVPEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. PEMBAHASAN

Ilustrasi Kasus dan Diagnosis

Pada kasus ini pasien An. I.M didiagnosis menderita Demam

Thypoid, setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis didapatkan demam tinggi,

mendadak selama 5 hari hingga suhu 39ºC. Demam dirasa lebih tinggi

terutama pada malam hari dan menurun pada pagi hari tetapi demam turun

26

Page 27: Cbd Typhoid Dyah a.K

tidak sampai normal. Nafsu makan menurun. 3 hari sebelum masuk RS,

demam anak bertambah tinggi terus menerus. Pasien mengeluh sakit perut

terutama di ulu hati, BAB mencret (cair, ampas (+)). Anak juga merasakan

mual dan muntah.1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien masih

mengeluh sakit perut di ulu hati dan mual, masih demam, nafsu makan

berkurang. Karena khawatir, orang tua pasien membawa anaknya ke IGD

RSUD Sunan Kalijaga Demak dan oleh dokter jaga IGD pasien disarankan

untuk mondok. Kemudian diinfus RL 28 tpm, Inj ceftriaxon 1 x 1gr,

Paracetamol 3x500 mg, Inj.Ranitidin 3x1amp, dan Inj Dexamethason

3x1 amp

Saat dilakukan pemeriksaan tanggal 20 September 2013

didapatkan anak tampak lemah dan tidak mau makan. Suhu 39,2C aksiler,

lidah kotor (+), tepi hiperemis (+), nyeri tekan di epigastrium, dan dari

hasil lab widal test (+).

Berdasarkan data di atas An. I.M. menderita Demam Thypoid

Prognosis

Prognosis quo ad vitam pada pasien ini ialah ad bonam bila

penatalaksaaan yang dilakukan sesuai.

Prognosis quo ad sanam pada pasien ini juga dubia ad bonam

karena sewaktu-waktu dapat saja pasien kembali menderita Demam

Thypoid bila tidak menjaga kebersiahn.

Prognosis quo ad fungsionam pada pasien ini juga ad bonam

karena bila klinis membaik, maka fisiologi pasien dapat kembali baik.

27

Page 28: Cbd Typhoid Dyah a.K

B. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan mengenai kasus yang terjadi dan tinjauan

pustaka yang ada maka pada laporan kasus ini dapat disimpulkan bahwa

anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, yang dilakukan

telah tepat dan mengarah ke diagnosis penyakit, yaitu Demam Thypoid,

dan penatalaksanaan yang dilakukan telah tepat dan sesuai dengan

kepustakaan yang ada. Karena itu untuk prognosis pada pasien ini yang

dirasa tepat adalah ad bonam bila penanganannya tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Buku kuliah : Ilmu Kesehatan Anak : Jilid 2 : Balai Penerbit FKUI, Jakarta. 2002 : 593-598

Behrman RE, dkk . Typhoid Fever. Nelson textbook of pediatrics. 17th edition: WB Saunders Co. 2004: 916-919.

Current : Medical Diagnosis & Treatment. Forty-third edition. McGraw-Hill . 2004 : 1362-1363

Berman RE, dkk. Demam Enterik. Nelson textbook of pediatrics. Edisi 15. Volume 2. 1996 : 970-973.

Garna H, dkk. Buku Ajar Infeksi dan Penyakit Tropis. Edisi kedua. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2008 :368-375

28

Page 29: Cbd Typhoid Dyah a.K

Demam tifoid. Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak. RSUP Cipto Mangunkusumo. 2007 : 173 -176.

http://www.cdc.gov/nczved/divisions/dfbmd/diseases/typhoid_fever/

http://www.medicinenet.com/typhoid_fever/article.htm

http://www.who.int/topics/typhoid_fever/en/

http://emedicine.medscape.com/article/231135-overview

http://www.mayoclinic.com/health/typhoid-fever/DS00538

http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMra020201

29