Cbd Gizi Buruk Tb Paru

download Cbd Gizi Buruk Tb Paru

of 29

description

GIZI BURUK TB PARU

Transcript of Cbd Gizi Buruk Tb Paru

PENYAJIAN KASUS

LAPORAN KASUS

I. Identitas pasienNama: An. N. A.Usia: 9 bulanJenis kelamin: Laki-lakiAlamat: Kenduren 04/04 WedungTgl masuk: 12 Juli 2014Status pasien: BPJS PBI

Orang tuaAyahNama: Tn. KUsia: 25 tahunPekerjaan: BuruhIbuNama: Ny. AUsia: 21 tahunPendidikan: SMAPekerjaan: Ibu Rumah TanggaII. Anamnesis Alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 12 Juli 2014 di bangsal Dahlia RSUD Sunan Kalijaga Demak, serta catatan medik pasien.

1. Keluhan Utama : Batuk

2. Riwayat Penyakit Sekarang :Batuk dirasakan sejak setengah bulan SMRS. batuk tidak berdahak dan sepanjang hari. Demam sejak 6 hari SMRS terutama malam hari. Demam naik turun. Muntah disangkal. Mencret disangkal. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Riwayat alergi disangkal.3. Riwayat Penyakit Dahulu : Sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan seperti ini.

4. Riwayat Penyakit Keluarga : Bapak dari pasien menderita batuk 2 bulan terakhir tetapi tidak berobat.

5. Riwayat Sosial Ekonomi :Kesan: sosial ekonomi kurang

III. DATA KHUSUS 1. Riwayat pemeliharaan prenatal :Lahir dari ibu G1P1A0, hamil 9 bulan, antenatal care (ANC) di bidan, teratur, dilakukan lebih dari 5 kali selama masa kehamilan, mendapat imunisasi TT, ibu minum vitamin dan tablet penambah darah. Riwayat penyakit selama kehamilan (sakit panas, darah tinggi, kejang, sakit gula) disangkal. Riwayat minum jamu disangkal. Riwayat perdarahan dan jatuh selama kehamilan disangkal

2. Riwayat kelahiran :NoKehamilan dan PersalinanUmur

1.Laki-laki, aterm, spontan, bidan , BBL: 2900 gr9 bulan

Anak laki-laki lahir secara spontan di bidan dengan berat lahir 2900 gr.

3. Riwayat Imunisasi :Ibu mengaku lupa telah diimunisasi apa saja tetapi lengkap. Tidak ada bukti KMS.

5. Riwayat Makan dan Minum Anak ASI saja diberikan sejak lahir hingga umur 6 bulan semau anak kemudian mulai diberi makanan tambahan berupa bubur bayi/nasi tim 1x sehari @ 1 mangkok kecil, sering tidak habis.Kesan : ASI eksklusif, PASI, kuantitas dan kualitas makanan kurang.

6. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan anak Pertumbuhan :Berat badan lahir 3000 grBerat badan masuk RS 6.1 kg Panjang badan 68 cmLingkar kepala 44 cm

Status GiziBerat badan menurut umur :Z-score = 6.1 9.2 = -3.11Tinggi badan menurut umurZ-score = 68 72.3 = -1.652.60Berat badan menurut tinggi badanZ-score = 6.1 8.0 = -2.40.8

Interpretasi pertumbuhan Berat badan sangat rendah Perawakan normal Status gizi buruk

Perkembangan :

Interpretasi perkembanganpertumbuhan dan perkembangan anak dalam batas normal sesuai usia.

7. Riwayat Keluarga Berencana Orang TuaIbu pasien tidak menggunakan KB.

IV. PEMERIKSAAN FISIKTanggal 12 Juli 2014 di bangsal Perawatan Anak RSUD Sunan Kalijaga DemakSeorang anak laki-laki, umur 9 bulan, Berat Badan (BB) : 6.1 kg, Tinggi Badan (TB) : 68 cm. Keadaan umum :Sadar, komposmentis, aktif, tampak kurus, batuk-batuk, tidak tampak sesakTanda vital : Frekuensi jantung : 132 x / menit Nadi : reguler, isi dan tegangan cukup Frekuensi nafas : 42 x / menit, reguler Suhu : 36,6 C

Status Internus :Kepala:lingkar kepala 44 cm (normosefal) ubun-ubun besar datarRambut : warna hitam dan tidak mudah dicabut.Kulit : kering (-)Mata:mata cekung (-/-), conjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor diameter 3 mm / 3 mmTelinga:low set ear (-), secret (-/-)Hidung: nafas cuping (-), discharge (-/-), mukosa hiperemis (-/-), hipertrofi konka (-/-)Bibir:sianosis (-), kering (-)Mukosa:kering (-)Mulut: sianosis (-), gusi berdarah (-)Lidah:kotor (-), hiperemis (-), tremor (-)Tenggorok: Tonsil : T1-1, faring hiperemis (-)Leher:simetris, pembesaran kelenjar getah bening (+/+)Toraks: Pulmo (depan dan belakang) Inspeksi: simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-) Palpasi: sulit dinilaiPerkusi :sonor seluruh lapangan paruAuskultasi : suara dasar : vesikuler (+/+) suara tambahan : wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Suara dasar vesikulerSuara dasar vesikulerSuara dasar vesikuler

Paru Depan Paru BelakangCorInspeksi : iktus kordis tidak tampakPalpasi:iktus kordis teraba di sela iga V, 2 cm medial linea medioclavikularis sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar. Thrill (-)Perkusi:perkusi batas-batas jantung tidak dilakukan Auskultasi: suara jantung I dan II normal, irama reguler, gallop (-), bising (-).

Abdomen: Inspeksi: datar, venektasi (-).Auskultasi: bising usus (+) normalPerkusi: timpani Palpasi: supel, turgor kulit kembali cepathepar tak teraba, lien tidak teraba

Ekstremitas: superior inferiorSianosis - / - - / -Akral dingin - / - - / -Edema - / -- / - Waktu pengisian kapiler BJ II, Reg, Bising (-)Abd : I : SimetrisP: Turgor kembali cepat, Nyeri Tekan (-), Hepar, Lien, tidak terabaP: TimpaniA: BU+ normalExtr : edema -/-Akral hangat

KU : sadar, aktifMata : Mata cekung-, CA -/-, SI-/-Leher : Pembesaran KGB (-/-)Thorak : I : Simetris, Retraksi (-), A : ves (+/+), rh (-/-), wh (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : I : SimetrisP: Turgor kembali cepat, Nyeri Tekan (-), Hepar, Lien, tidak terabaP: TimpaniA: BU+ normalExtr : edema -/-Akral hangat

KU : sadar, tampak lemahMata : Mata cekung-, CA -/-, SI-/-Leher : Pembesaran KGB (-/-)Thorak : I : Simetris, Retraksi (-), A : ves (+/+), rh (-/-), wh (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : I : SimetrisP: Turgor kembali cepat, Nyeri Tekan (-), Hepar, Lien, tidak terabaP: TimpaniA: BU+ normalExtr : edema -/-Akral hangat

PP

DIAGNOSISGizi BurukTB ParuGizi BurukTB ParuGizi BurukTB ParuDADRS

TERAPIInf. KAEN 3B 6 tpmAsam folat 1x1 mgAmbroxol 3x3 mgPCT sirup 3x CthOATInf. KAEN 3B 6 tpmAsam folat 1x1 mgAmbroxol 3x3 mgPCT sirup 3x CthOATInf. KAEN 3B 6 tpmInj. Ondancetron 3x 1/3 ampulKotrimoksazol 2x Asam folat 1x1 mgResomal 3x 30ccZinc tab3x tabOAT

DIITF75 8x100 cc 6x 135ccDipadatkan disiangF75 6x135cc F100 6x135ccDipadatkan disiangF100 6x135cc F75 6x135ccDipadatkan disiang

Hari 10Hari 11Hari 12

22.07.201423.07.201424.07.2014

KELUHANBatuk -Susu yang semalam tidak habisMencret 9xMuntah - Batuk -Susu sering tidak habisMencret 15xMuntah -Batuk -Susu habis gelasMencret -Muntah -

TTVNADI123x/menit136x/menit120x/menit

RR36x/menit48x/menit36x/menit

SUHU37.1 C36.7 C36.7 C

BERAT BADAN6.4 kg6.5 kg6.5 kg

PFKU : sadar, aktifMata : Mata cekung-, CA -/-, SI-/-Leher : Pembesaran KGB (-/-)Thorak : I : Simetris, Retraksi (-), A : ves (+/+), rh (-/-), wh (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : I : SimetrisP: Turgor kembali cepat, Nyeri Tekan (-), Hepar, Lien, tidak terabaP: TimpaniA: BU+ normalExtr : edema -/-Akral hangat

KU : sadar, aktifMata : Mata cekung-, CA -/-, SI-/-Leher : Pembesaran KGB (-/-)Thorak : I : Simetris, Retraksi (-), A : ves (+/+), rh (-/-), wh (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : I : SimetrisP: Turgor kembali cepat, Nyeri Tekan (-), Hepar, Lien, tidak terabaP: TimpaniA: BU+ normalExtr : edema -/-Akral hangat

KU : sadar, aktifMata : Mata cekung-, CA -/-, SI-/-Leher : Pembesaran KGB (-/-)Thorak : I : Simetris, Retraksi (-), A : ves (+/+), rh (-/-), wh (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : I : SimetrisP: Turgor kembali cepat, Nyeri Tekan (-), Hepar, Lien, tidak terabaP: TimpaniA: BU+ normalExtr : edema -/-Akral hangat

PPFeses rutin :Lendir +Eritrosit +Amoeba +Bakteri +

DIAGNOSISGizi BurukTB ParuDADRS ec. AmebiasisGizi BurukTB ParuDADRS ec. AmebiasisGizi BurukTB ParuDADRS ec. Amebiasis

TERAPiInf. KAEN 3B 6 tpmKotrimoksazol 2x Asam folat 1x1 mgResomal 3x 30ccZinc tab3x tabOATInf. KAEN 3B 6 tpmMetronidazol 3x100mgAsam folat 1x1 mgResomal 3x 30ccZinc tab3x tabOATInf. KAEN 3B 6 tpmMetronidazol 3x100mgAsam folat 1x1 mgResomal 3x 30ccZinc tab3x tabOAT

DIITF75 6x 135ccDipadatkan disiangF75 6x135cc 6x140ccDipadatkan disiangF75 6 x 140 ccDipadatkan disiang

Hari 13Hari 14

25.07.201426.07.2014

KELUHANBatuk -Susu sering tidak habisMencret -Muntah - Batuk -Susu sering tidak habisMencret -Muntah -

TTVNADI130x/menit130x/menit

RR36x/menit60x/menit

SUHU37.1 C36.4 C

BERAT BADAN6.7 kg6.5 kg

PFKU : sadar, aktifMata : Mata cekung-, CA -/-, SI-/-Leher : Pembesaran KGB (-/-)Thorak : I : Simetris, Retraksi (-), A : ves (+/+), rh (-/-), wh (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : I : SimetrisP: Turgor kembali cepat, Nyeri Tekan (-), Hepar, Lien, tidak terabaP: TimpaniA: BU+ normalExtr : edema -/-Akral hangat

KU : sadar, aktifMata : Mata cekung-, CA -/-, SI-/-Leher : Pembesaran KGB (-/-)Thorak : I : Simetris, Retraksi (-), A : ves (+/+), rh (-/-), wh (-/-)Cor : Bj I > BJ II, Reg, Bising (-)Abd : I : SimetrisP: Turgor kembali cepat, Nyeri Tekan (-), Hepar, Lien, tidak terabaP: TimpaniA: BU+ normalExtr : edema -/-Akral hangat

PP

DIAGNOSISGizi BurukTB ParuPost DADRS ec. AmebiasisGizi BurukTB ParuPost DADRS ec. Amebiasis

TERAPIInf. KAEN 3B 6 tpmAsam folat 1x1 mgOATInf. KAEN 3B 6 tpmAsam folat 1x1 mgOAT

DIITF75 6x 135ccDipadatkan disiangF75 6x140ccDipadatkan disiang

Edukasi Pasien Pulang :1. Ibu pasien dipastikan telah menerima pembekalan cara membuat susu dan apa-apa saja yang diperlukan2. Memberitahu ibu bahwa susu harus diminumkan pada anak3. Memberitahu ibu agar tidak memberi ASI pada anak4. Memberitahu ibu dalam pemberian makanan pada anak haruslah dengan bubur susu, tidak boleh nasi atau makanan padat lainnya5. Memberitahu ibu harus rutin meminumkan obat OAT pada anak sampai 2 bulan setiap hari6. Memberitahu ibu agar rajin control ke poli anak agar anak dapat dipantau pertumbuhan, perkembangan, perbaikan gizi, dan penyakit parunya.

TUBERKULOSIS PARU

GIZI BURUK

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Gizi BurukGizi buruk adalah kondisi seseorang yang nutrisinya di bawah rata-rata.10 Hal ini merupakan suatu bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun.2 Balita disebut gizi buruk apabila indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) < -3 SD.11

2.2 Pengukuran Gizi Buruk Gizi buruk ditentukan berdasarkan beberapa pengukuran antara lain: a. Pengukuran klinis: metode ini penting untuk mengetahui status gizi balita tersebut gizi buruk atau tidak. Metode ini pada dasarnya didasari oleh perubahan-perubahan yang terjadi dan dihubungkan dengan kekurangan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, rambut, atau mata. Misalnya pada balita marasmus kulit akan menjadi keriput sedangkan pada balita kwashiorkor kulit terbentuk bercak-bercak putih atau merah muda (crazy pavement dermatosis).12b. Pengukuran antropometrik: pada metode ini dilakukan beberapa macam pengukuran antara lain pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan atas. Beberapa pengukuran tersebut, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas sesuai dengan usia yang paling sering dilakukan dalam survei gizi. Di dalam ilmu gizi, status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur BB atau TB sesuai dengan umur secara sendiri-sendiri, tetapi juga dalam bentuk indikator yang dapat merupakan kombinasi dari ketiganya.13

2.3 Klasifikasi Gizi Buruk Gizi buruk berdasarkan gejala klinisnya dapat dibagi menjadi 3 : 2.3.1 Marasmus Marasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk yang paling sering ditemukan pada balita. Hal ini merupakan hasil akhir dari tingkat keparahan gizi buruk. Gejala marasmus antara lain anak tampak kurus, rambut tipis dan jarang, kulit keriput yang disebabkan karena lemak di bawah kulit berkurang, muka seperti orang tua (berkerut), balita cengeng dan rewel meskipun setelah makan, bokong baggy pant, dan iga gambang.14,15

Gambar 1. Gejala klinis gizi buruk tipe marasmusPada patologi marasmus awalnya pertumbuhan yang kurang dan atrofi otot serta menghilangnya lemak di bawah kulit merupakan proses fisiologis. Tubuh membutuhkan energi yang dapat dipenuhi oleh asupan makanan untuk kelangsungan hidup jaringan. Untuk memenuhi kebutuhan energi cadangan protein juga digunakan. Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi tetapi juga untuk sistesis glukosa.16

2.3.2 Kwashiorkor Kwashiorkor adalah suatu bentuk malnutrisi protein yang berat disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi dan asupan protein yang inadekuat. Hal ini seperti marasmus, kwashiorkor juga merupakan hasil akhir dari tingkat keparahan gizi buruk.14 Tanda khas kwashiorkor antara lain pertumbuhan terganggu, perubahan mental, pada sebagian besar penderita ditemukan oedema baik ringan maupun berat, gejala gastrointestinal, rambut kepala mudah dicabut, kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam dan lebar, sering ditemukan hiperpigmentasi dan persikan kulit, pembesaran hati, anemia ringan, pada biopsi hati ditemukan perlemakan.13

Gambar 2. Gejala klinis gizi buruk tipe kwashiorkorGangguan metabolik dan perubahan sel dapat menyebabkan perlemakan hati dan oedema. Pada penderita defisiensi protein tidak terjadi proses katabolisme jaringan yang sangat berlebihan karena persediaan energi dapat dipenuhi dengan jumlah kalori yang cukup dalam asupan makanan. Kekurangan protein dalam diet akan menimbulkan kekurangan asam amino esensial yang dibutuhkan untuk sintesis. Asupan makanan yang terdapat cukup karbohidrat menyebabkan produksi insulin meningkat dan sebagian asam amino dari dalam serum yang jumlahnya sudah kurang akan disalurkan ke otot. Kurangnya pembentukan albumin oleh hepar disebabkan oleh berkurangnya asam amino dalam serum yang kemudian menimbulkan oedema.16

2.3.3 Marasmik-Kwashiorkor Marasmik-kwashiorkor gejala klinisnya merupakan campuran dari beberapa gejala klinis antara kwashiorkor dan marasmus dengan Berat Badan (BB) menurut umur (U) < 60% baku median WHO-NCHS yang disertai oedema yang tidak mencolok.14

Gambar 3. Gejala klinis gizi buruk tipe marasmik-kwashiorkor2.4. Kriteria anak gizi buruk91. Gizi buruk tanpa komplikasi:a. BB/TB : < -3 SD dan atau;b. Terlihat sangat kurus dan atau;c. Adanya edema dan atau;d. LiLA < 11,5 cm untuk anak 6-59 bulan2. Gizi buruk dengan komplikasiGizi buruk dengan tanda-tanda tersebut di atas disertai salah satu atau lebih dari tanda komplikasi medis berikut:

a. Anoreksiab. Pneumonia beratc. Anemia beratd. Dehidrasi berate. Demam sangat tinggif. Penurunan kesadaran

2.5. Tatalaksana gizi burukMasalah Gizi buruk tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan. Gizi buruk merupakan dampak dari berbagai macam penyebab, seperti rendahnya tingkat pendidikan, kemiskinan, ketersediaan pangan, transportasi, adat istiadat (sosial budaya), dan sebagainya. Oleh karena itu, pemecahannyapun harus secara komprehensip. Perawatan balita gizi buruk dilaksanakan di Puskesmas Perawatan atau Rumah Sakit setempat dengan Tim Asuhan Gizi yang terdiri dari dokter, nutrisionis/dietisien dan perawat, melakukan perawatan balita gizi buruk dengan menerapkan 10 langkah tata laksana anak gizi buruk meliputi fase stabilisas untuk mencegah/ mengatasi hipoglikemia, hipotermi dan dehidrasi, fase transisi, fase rehabilitasi untuk tumbuh kejar dan tindak lanjut.4

Gambar 4. Tatalaksana anak gizi buruk (10 langkah)Nutrisi berperan penting dalam penyembuhan penyakit. Kesalahan pengaturan diet dapat memperlambat penyembuhan penyakit. Dengan nutrisi akan memberikan makanan-makanan tinggi kalori, protein dan cukup vitamin-mineral untuk mencapai status gizi optimal. Nutrisi gizi buruk diawali dengan pemberian makanan secara teratur, bertahap, porsi kecil, sering dan mudah diserap. Frekuensi pemberian dapat dimulai setiap 2 jam kemudian ditingkatkan 3 jam atau 4 jam. Penting diperhatikan aneka ragam makanan, pemberian ASI, makanan, mengandung minyak, santan, lemak dan buah-buahan. Selain itu faktor lingkungan juga penting dengan mengupayakan pekarangan rumah menjadi taman gizi. Perilaku harus diubah menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS) dengan memperhatikan makanan gizi seimbang, minum tablet besi selama hamil, pemberian ASI eksklusif, mengkonsumsi garam beryodium dan memberi bayi dan balita kapsul vitamin A.Pengaturan diet pada anak gizi buruk adalah sebagai berikut:a. Fase StabilisasiPada fase ini, peningkatan jumlah formula diberikan secara bertahap dengan tujuan memberikan makanan awal supaya anak dalam kondisi stabil. Formula hendaknya hipoosmolar rendah laktosa, porsi kecil dan sering. Setiap 100 ml mengandung 75 kal dan protein 0,9 gram. Diberikan makanan formula 75 (F 75). ReSoMal dapat diberikan apabila anak diare/ muntah/ dehidrasi, 2 jam pertama setiap . jam, selanjutnua 10 jam berikutnya diselang seling dengan F75.Tabel 1. Kebutuhan zat gizi fase stabilisasi

b. Fase TransisiPada fase ini anak mulai stabil dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak (cathup). Diberikan F-100, setiap 100 ml F-100 mengandung 100 kal dan protein 2,9 gram.Tabel 2. Kebutuhan zat gizi fase transisi

c. Fase RehabilitasiTerapi nutrisi fase ini adalah untuk mengejar pertumbuhan anak. Diberikan setelah anak sudah bisa makan. Makanan padat diberikan pada fase rehabilitasi berdasarkan BB< 7 kg diberi MP-ASI dan BB 7 kg diberi makanan balita. Diberikan makanan formula 135 (F 135) dengan nilai gizi setiap 100 ml F135 mengandung energi 135 kal dan protein 3,3 gram.

Tabel 3. Kebutuhan zat gizi fase rehabilitasi

d. Fase Tindak Lanjut Dilakukan di rumah setelah anak dinyatakan sembuh, bila BB/TB atau BB/PB -2 SD, tidak ada gejala klinis dan memenuhi kriteria selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan, ada perbaikan kondisi mental, anak sudah dapat tersenyum, duduk, merangkak, berdiri atau berjalan sesuai umurnya, suhu tubuh berkisarantara 36,5 37,7 oC, tidak muntah atau diare, tidak ada edema, terdapat kenaikan BB sekitar 50g/kg BB/minggu selama 2 minggu berturut-turut.Mineral Mix dapat diberikan sebagai nutrisi gizi buruk yang terbuat dari bahan yang terdiri dari KCl, tripotasium citrat, MgCl2.6H2O, Zn asetat 2H2O dan CuSO4.5H2O, bahan ini dijadikan larutan. Mineral mix ini dikembangkan oleh WHO dan telah diadaptasi menjadi pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk di Indonesia. Mineral mix digunakan sebagai bahan tambahan untuk membuat Rehydration Solution for Malnutrition (ReSoMal) dan Formula WHO.

Tabel 4. Komposisi Mineral Mix

Tiap kemasan dimaksudkan untuk membuat 20 ml larutan.

Tabel 5. Nilai Gizi Formula

Penting untuk menjalankan 10 langkah tatalaksana gizi buruk berikut ini:1. Mencegah dan mengatasi hipoglikemi. Hipoglikemi jika kadar gula darah < 54 mg/dl atau ditandai suhu tubuh sangat rendah, kesadaran menurun, lemah, kejang, keluar keringat dingin, pucat. Pengelolaan berikan segera cairan gula: 50 ml dekstrosa 10% atau gula 1 sendok teh dicampurkan ke air 3,5 sendok makan, penderita diberi makan tiap 2 jam, antibotik, jika penderita tidak sadar, lewat sonde. Dilakukan evaluasi setelah 30 menit, jika masih dijumpai tanda-tanda hipoglikemi maka ulang pemberian cairan gula tersebut.2. Mencegah dan mengatasi hipotermi. Hipotermi jika suhu tubuh anak < 35oC , aksila 3 menit atau rectal 1 menit. Pengelolaannya ruang penderita harus hangat, tidak ada lubang angin dan bersih, sering diberi makan, anak diberi pakaian, tutup kepala, sarung tangan dan kaos kaki, anak dihangatkan dalam dekapan ibunya (metode kanguru), cepat ganti popok basah, antibiotik. Dilakukan pengukuran suhu rectal tiap 2 jam sampai suhu > 36,5oC, pastikan anak memakai pakaian, tutup kepala, kaos kaki.3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi. Pengelolaannya diberikan cairan Resomal (Rehydration Solution for Malnutrition) 70-100 ml/kgBB dalam 12 jam atau mulai dengan 5 ml/kgBB setiap 30 menit secara oral dalam 2 jam pertama. Selanjutnya 5-10 ml/kgBB untuk 4-10 jam berikutnya, jumlahnya disesuaikan seberapa banyak anak mau, feses yang keluar dan muntah. Penggantian jumlah Resomal pada jam 4,6,8,10 dengan F75 jika rehidrasi masih dilanjutkan pada saat itu. Monitoring tanda vital, diuresis, frekuensi berak dan muntah, pemberian cairan dievaluasi jika RR dan nadi menjadi cepat, tekanan vena jugularis meningkat, jika anak dengan edem, oedemnya bertambah.4. Koreksi gangguan elektrolit. Berikan ekstra Kalium 150-300mg/kgBB/hari, ekstra Mg 0,4-0,6 mmol/kgBB/hari dan rehidrasi cairan rendah garam (Resomal) 5. Mencegah dan mengatasi infeksi. Antibiotik (bila tidak komplikasi : kotrimoksazol 5 hari, bila ada komplikasi amoksisilin 15 mg/kgBB tiap 8 jam 5 hari. Monitoring komplikasi infeksi (hipoglikemia atau hipotermi)6. Mulai pemberian makan. Segera setelah dirawat, untuk mencegah hipoglikemi, hipotermi dan mencukupi kebutuhan energi dan protein. Prinsip pemberian makanan fase stabilisasi yaitu porsi kecil, sering, secara oral atau sonde, energy 100 kkal/kgBB/hari, protein 1-1,5 g/kgBB/hari, cairan 130 ml/kgBB/hari untuk penderita marasmus, marasmik kwashiorkor atau kwashiorkor dengan edem derajat 1,2, jika derajat 3 berikan cairan 100 ml/kgBB/hari.7. Koreksi kekurangan zat gizi mikro. Berikan setiap hari minimal 2 minggu suplemen multivitamin, asam folat (5mg hari 1, selanjutnya 1 mg), zinc 2 mg/kgBB/hari, cooper 0,3 mg/kgBB/hari, besi 1-3 Fe elemental/kgBB/hari sesudah 2 minggu perawatan, vitamin A hari 1 (1 tahun 200.000 IU)8. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar.Satu minggu perawatan fase rehabilitasi, berikan F100 yang mengandung 100 kkal dan 2,9 g protein/100ml, modifikasi makanan keluarga dengan energi dan protein sebanding, porsi kecil, sering dan padat gizi, cukup minyak dan protein.9. Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang.Mainan digunakan sebagai stimulasi, macamnya tergantung kondisi, umur dan perkembangan anak sebelumnya. Diharapkan dapat terjadi stimulasi psikologis, baik mental, motorik dan kognitif.10. Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah. Setelah BB/PB mencapai -1SD dikatakan sembuh, tunjukkan kepada orang tua frekuensi dan jumlah makanan, berikan terapi bermain anak, pastikan pemberian imunisasi boster dan vitamin A tiap 6 bulan.