CBD Ascariasis

26
CASE BASED DISCUSSION ASCARIASIS + DIARE AKUT TANPA DEHIDRASI + ANEMIA SUSP. DEFISIENSI FE Disusun oleh : Nidya Putri Ihsan 1015182 PEMBIMBING : dr. Mutia K. Widjaja, Sp.A, M.Kes BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

description

pembahasan kasus mengenai infeksi cacing gelang pada anak-anak disertai gejala diare dan tanda tanda anemia defisiensi fe

Transcript of CBD Ascariasis

Page 1: CBD Ascariasis

CASE BASED DISCUSSION

ASCARIASIS + DIARE AKUT TANPA

DEHIDRASI + ANEMIA SUSP. DEFISIENSI

FE

Disusun oleh :

Nidya Putri Ihsan

1015182

PEMBIMBING :

dr. Mutia K. Widjaja, Sp.A, M.Kes

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UKM

RUMAH SAKIT IMMANUEL

BANDUNG

2015

Page 2: CBD Ascariasis

I. Keterangan Umum

Nama penderita : An. R

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 01 Maret 2012

Umur : 3 tahun 01 bulan

Alamat : Babakan Sawah

Datang melalui : IGD RS. Immanuel

No. Rekam Medis : 01.209.980

Tanggal mulai dirawat: 26 April 2015

Tanggal pemeriksaan : 28 April 2015

Nama Ayah : Tn. I

Umur Ayah : 25 tahun

Pendidikan Ayah : SMP

Pekerjaan Ayah : Buruh

Nama Ibu : Ny. R

Umur Ibu : 20 tahun

Pendidikan Ibu : SMP

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah tangga

Page 3: CBD Ascariasis

II. Anamnesis

Kamis, 28 April 2015, Pukul 11.00 WIB

Heteroanamnesis, diberikan oleh: Ibu pasien

Keluhan utama : Mencret

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan mencret, mencret dirasakan sejak 1 minggu

sebelum masuk Rumah Sakit, penderita mencret sebanyak kurang lebih lima kali per

hari, sebanyak seperempat gelas, warna coklat, dengan isi air dan ampas. Mencret

dirasakan setiap hari hingga satu hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mencret

namun tidak disertai ampas hanya berisi air dan terdapat cacing panjang kurang lebih

10 cm berwarna putih sebanyak 1 buah. Keluhan mencret ini disertai rasa mulas,

demam yang tidak begitu tinggi, lemas badan, dan pasien semakin hari pasien

semakin pucat. Nafsu makan pasien menurun semenjak sakit namun pasien masih

mau minum.

Keluhan mencret tidak disertai lendir dan darah, mata kuning, mual, muntah dan

nyeri perut. Saat demam, batuk, pilek dan sesak disangkal.

Pada hari kedua keluhan muncul pasien sudah dibawa ke puskesmas dan diberi

obat yang ibu pasien lupa namanya, namun tidak ada perbaikan. Pasien terakhir

minum obat cacing 3 bulan yang lalu. Pasien belum pernah mengalami keluhan

serupa sebelumnya. Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa. Pasien

memiliki kebiasaan bermain di tanah lalu memakan tanah serta mengunyah kerikil.

Menurut ibu pasien, pasien tidak selalu mencuci tangan apabila sehabis bermain dan

sebelum makan, Pasien tinggal di lingkungan yang padat, satu rumah berukuran 6 x

Page 4: CBD Ascariasis

7 meter, berisikan 3 orang anggota keluarga, ventilasi cukup, penerangan cukup,

sampah dibuang pada tempatnya, kamar mandi milik sendiri dibersihkan 1 bulan 1x,

lingkungan rumah jarang terperhatikan, makanan seperti sayur dan buah-buahan

seringkali di cuci hanya dengan menggunakan air. Sumber air untuk kehidupan

sehari-hari didapatkan dari sumur.

Penderita adalah anak pertama yang lahir dari ibu P1A0 merasa hamil cukup

bulan, spontan, di tolong bidan, letak kepala dan langsung menangis kuat. Berat

badan lahir penderita 2400 gram dan panjang badan lahir 48 cm. Selama masa

kehamilan ibu sehat. Ibu tidak kontrol secara teratur setiap bulan ke bidan. Riwayat

ibu minum obat-obatan selama kehamilan tidak ada. Pasien mendapat ASI selama 10

bulan. Penderita diberikan makanan tambahan berupa susu cair dan bubur lunak

sejak berusia 6 bulan. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya memiliki tumbuh

kembang yang sesuai dengan anak-anak seusianya. Penderita sudah mendapatkan

imunisasi BCG saat berusia 2 bulan, hepatitis B saat penderita lahir, usia 1 bulan dan

usia 6 bulan, campak pada usia 9 bulan, DPT dan polio pada usia 2 bulan, 4 bulan,

dan 6 bulan.

Susunan Keluarga

No Nama Umur L/P Hubungan keluarga,sehat sakit

1 Tn. I 25 tahun L Ayah, sehat2 Ny. R 20 tahun P Ibu, sehat3 An. R 3 tahun, 1

bulanL Anak I, sakit

III. Pemeriksaan Fisik

Kamis, 28 April 2015, Pukul 11.20 WIB

Keadaan umum : tenang

Page 5: CBD Ascariasis

Kesadaran : compos mentis

Kesan sakit : sakit sedang

Status Gizi : kurang (Menurut Z-Score,WHO)

Tanda vital : Nadi: 130x / menit; regular,equal, isi cukup

Respirasi:30x/menit;tipe abdominothorakal

Suhu : 36,2C (aksiler)

Kepala : bentuk dan ukuran simetris

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata.

Mata : Konjungtiva kanan tidak anemis konjungtiva kiri tidak anemis,

sklera tidak ikterik.

Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung

Mulut : Mukosa basah

Leher : KGB tidak teraba membesar, tidak ada retraksi suprasternal

Thorax : Bentuk dan pergerakan simetris

Paru Depan Belakang

Inspeksi Retraksi interkosta -/- Retraksi interkosta -/-

Palpasi Vocal fremitus kiri =

kanan

Vocal fremitus kiri =

kanan

Auskultasi Vesicular breath sound

kiri = kanan, slem -/-,

crackles -/-, wheezing -/-

Vesicular breath sound

kiri = kanan, slem -/-,

crackles -/-, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : iktus kordis terlihat pada ICS 5 LMCS

Palpasi : iktus kordis terabapada ICS 5 LMCS, kuat angkat +, penjalaran

-

Perkusi : -

Auskultasi : bunyi jantung murni, reguler, murmur (-)

Abdomen

Inspeksi : Datar

Auskultasi : Bising usus (+) meningkat

Page 6: CBD Ascariasis

Palpasi : soepel, nyeri tekan epigastrium(-), nyeri tekan suprapubis (-),

hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani

Genital : laki-laki, tidak ada kelainan

Ekstremitas : akral hangat, capillary refill < 2 detik,

Kulit : kembali cepat (turgor baik), pucat (-), ikterik (-)

Antropometri : Berat Badan : 11 kg

Tinggi Badan : 91 cm

BMI : 13,41 kg/mm2

Lingkar kepala : 44 cm

Interpretasi :

Berat badan terhadap umur : berada dibawah -2 : gizi kurang

Tinggi badan terhadap umur : berada dibawah -1 : normal

Berat badan terhadap tinggi badan : berada dibawah -2 : kurus

BMI terhadap umur : berada dibawah -1 : normal

Lingkar kepala terhadap umur : berada dibawah -2 : mikrosefali

IV. Pemeriksaan Penunjang 26 April 2015

Pemeriksaan laboratorium darah:

Hemoglobin : 9.7 g/dL (L)

Hematokrit : 32.6 %

Jumlah leukosit : 15,960/mm3 (H)

Jumlah trombosit : 662,000/mm3 (H)

Eritrosit : 5,5 juta /mm3

Nilai-nilai MC

MCV : 59 fL (L)

MCH : 18 pg/mL (L)

MCHC : 30 g/dL

Natrium : 140 mEq/L

Kalium : 4.1 mEq/L (L)

Page 7: CBD Ascariasis

GDS : 77 g/dL

Basofil : 1.1 (H)

Eosinofil : 19.0 (H)

Neutrofil Batang : 0.0 (L)

Neutrofil Segmen : 24.5 (L)

Limfosit : 44.4 (H)

Monosit : 11.0 (H)

Pemeriksaan Feses Rutin:

Makroskopis

Warna : Coklat

Konsistensi : Encer

Lendir : -

Mikroskopis

Eritrosit : 0/LPB

Leukosit : 6-10/LPB

Amilum : -

Amoeba : -

Macrophag : -

Telur Cacing : + Ascaris lumbricoides

Lain-lain : -

Foto Thoraks

Page 8: CBD Ascariasis

- Foto kurang inspirasi

- Trachea terletak di medial, aorta normal

• Cor bentuk & besar normal. Sinuses normal. Diafragma normal

• Pulmo : Hilus kanan dan kiri normal

- Corakan bronkovaskular bertambah

- Tidak tampak bercak lunak di kedua lapang paru

- Costae, clavikula dan jaringan lunak dinding dada normal

- Kesan : tidak tampak TB paru aktif/pneumonia

- Cor dalam batas normal

V. Resume

Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun, BB 11 kg, TB 91cm, BMI 13,41 kg/mm2

datang dengan keluhan diare sejak 1 minggu lalu, berisi ampas dan air, 5 kali dalam

satu hari kira-kira seperempat gelas warna coklat. Diare dirasakan terus menerus

setiap hari hingga pagi hari sebelum masuk rumah sakit pasien BAB hanya berisi air

disertai cacing panjang kurang lebih 10cm berwarna putih sebanyak 1 buah, keluhan

disertai subfebris, mulas, malaise dan anemis. Nafsu makan menurun, pasien masih

mau minum.

RPD : Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa

RPK : Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa

Page 9: CBD Ascariasis

UB : 1x ke puskesmas diberi obat (lupa namanya) keluhan tak

membaik

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesan sakit sedang, status gizi kurang

(menurut Z-Score, WHO), bising usus meningkat.

Diagnosis Banding

Disentri

Usul Pemeriksaan

Hematologi : Fe serum, TIBC, feritin serum, FEP

Dasar Diagnosis

Anamnesis :

Mencret sejak 1 minggu lalu dan mencret disertai cacing pada pagi hari

sebelum masuk rumah sakit, demam, lemas, pucat, memiliki kebiasaan

memakan tanah dan kerikil, kebersihan pasien buruk.

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum : sakit sedang

Kepala : Bentuk dan ukuran simetris

Mata : conjunctiva anemis -/-

Abdomen : Bising usus meningkat

Pemeriksaan laboratorium

Hematologi rutin : terdapat penurunan hemoglobin, MCV, MCH,

MCHC, neutrofil batang, neutrofil segmen dan peningkatan leukosit,

trombosit, basofil, eosinofil, limfosit dan monosit.

Pemeriksaan Feses diperoleh leukosit +, telur cacing + Ascaris

lumbricoides

Diagnosis Utama

Ascariasis

Page 10: CBD Ascariasis

Diagnosis Tambahan

Diare akut tanpa dehidrasi

Anemia susp. Defisiensi Fe

Penatalaksanaan

Edukasi orang tua pasien tentang hygiene lingkungan

Makanan gizi seimbang

Pirantel pamoat susp 11mg/kgBB : 11x11=121mg (250mg/5ml) 1x ½ cth po

dosis tunggal

Sefotaksim inj 100mg/KgBB/hari : 100x11=1100mg/hari, 2x550mg/hari

Loratadine syrup (5mg/5ml) 1 x 1 cth po

Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Quo ad sanationam : ad bonam

Pembahasan

Askariasis

Askariasis adalah suatu infeksi pada usus yang disebabkan oleh suatu jenis

cacing besar, Ascaris lumbricoides. Seseorang dapat terinfeksi penyakit ini setelah

secara tidak sengaja atau tidak disadari menelan telur cacing.

Definisi

Askariasis adalah suatu infeksi pada usus kecil yang disebabkan oleh suatu

jenis cacing besar, Ascaris lumbricoides.

Ascaris lumbricoides merupakan cacing bulat besar yang biasanya bersarang

dalam usus halus. Adanya cacing didalam usus penderita akan mengadakan

gangguan keseimbangan fisiologi yang normal dalam usus, mengadakan iritasi

setempat sehingga mengganggu gerakan peristaltik dan penyerapan makanan.

Page 11: CBD Ascariasis

Gambar 1 Cacing Ascaris Lumbicoides dewasa.

Diare Akut

Diare akut adalah buang air besar (BAB) dengan konsistensi yang lebih lunak atau

cair yang terjadi dengan frekuensi lebih sama dengan tiga kali dalam 24 jam dan

berlangsung dalam waktu kurang dari 14 hari.

Anemia defisiensi Fe

Anemia yang disesbabkan kekurangan besi untuk sintesis hemoglobin.

Etiologi dan PatofisiologiSeseorang dapat terinfeksi penyakit askariasis setelah secara tidak sengaja

atau tidak disadari menelan telur cacing. Telur menetas menjadi larva di dalam

usus seseorang. Larva menembus dinding usus dan mencapai paru-paru melalui

aliran darah. Larva tersebut akhirnya kembali ke tenggorokan dan tertelan. Dalam

usus, larva berkembang menjadi cacing dewasa. Cacing betina dewasa yang dapat

tumbuh lebih panjang mencapai 30 cm, dapat bertelur yang kemudian masuk ke

dalam tinja. Jika tanah tercemar kotoran manusia atau hewan yang mengandung

telur, maka siklus tersebut dimulai lagi. Telur berkembang di tanah dan menjadi

infektif setelah masa 2-3 minggu, tetapi dapat tetap infektif selama beberapa bulan

atau tahun.

Page 12: CBD Ascariasis

Dalam tubuh manusia yang terinfeksi oleh cacing, pertahanan terhadap

banyak infeksi cacing diperankan oleh aktivasi sel Th2 yang menghasilkan IgE dan

aktivasi eosinofil. IgE yang berikatan dengan permukaan cacing diikat eosinofil.

Selanjutnya eosinofil diaktifkan dan mensekresi granul enzim yang menghancurkan

parasit. Produksi IgE dan eosinofil sering ditemukan pada infeksi cacing.

Produksi IgE disebabkan sifat cacing yang merangsang subset Th2 sel CD4+,

yang melepas IL-4 dan IL-5. IL-4 merangsang produksi IgE dan IL-5 merangsang

perkembangan dan aktivasi eosinofil. Eosinofil lebih efektif dibanding leukosit lain

oleh karena eosinofil mengandung granul yang lebih toksik dibanding enzim

proteolitik dan Reactive Oxygen Intermediate yang diproduksi neutrofil dan

makrofag. Cacing dan ekstrak cacing dapat merangsang produksi IgE yang non-

spesifik. Reaksi inflamasi yang ditimbulkannya diduga dapat mencegah

menempelnya cacing pada mukosa saluran cerna.

Manusia merupakan satu-satunya hospes definitif Ascaris lumbricoides, jika

tertelan telur yang infektif, maka didalam usus halus bagian atas telur akan pecah dan

melepaskan larva infektif dan menembus dinding usus masuk kedalam vena porta

hati yang kemudian bersama dengan aliran darah menuju jantung kanan dan

selanjutnya melalui arteri pulmonalis ke paru-paru dengan masa migrasi berlangsung

selama sekitar 15 hari. Dalam paru-paru larva tumbuh dan berganti kulit sebanyak 2

kali, kemudian keluar dari kapiler, masuk ke alveolus dan seterusnya larva masuk

sampai ke bronkus, trakhea, laring dan kemudian ke faring, berpindah ke osepagus

dan tertelan melalui saliva atau merayap melalui epiglottis masuk kedalam traktus

digestivus. Terakhir larva sampai kedalam usus halus bagian atas, larva berganti kulit

lagi menjadi cacing dewasa. Umur cacing dewasa kira-kira satu tahun, dan kemudian

keluar secara spontan.

Siklus hidup cacing ascaris mempunyai masa yang cukup panjang, dua bulan

sejak infeksi pertama terjadi, seekor cacing betina mulai mampu mengeluarkan

200.000 – 250.000 butir telur setiap harinya, waktu yang diperlukan adalah 3 – 4

minggu untuk tumbuh menjadi bentuk infektif. Menurut penelitian stadium ini

merupakan stadium larva, dimana telur tersebut keluar bersama tinja manusia dan

diluar akan mengalami perubahan dari stadium larva I sampai stadium III yang

bersifat infektif.

Page 13: CBD Ascariasis

Telur-telur ini tahan terhadap berbagai desinfektan dan dapat tetap hidup

bertahun-tahun di tempat yang lembab. Didaerah hiperendemik, anak-anak terkena

infeksi secara terus-menerus sehingga jika beberapa cacing keluar, yang lain menjadi

dewasa dan menggantikannya. Jumlah telur ascaris yang cukup besar dan dapat

hidup selama beberapa tahun maka larvanya dapat tersebar dimanamana, menyebar

melalui tanah, air, ataupun melalui binatang. Maka bila makanan atau minuman yang

mengandung telur ascaris infektif masuk kedalam tubuh maka siklus hidup cacing

akan berlanjut sehingga larva itu berubah menjadi cacing. Jadi larva cacing ascaris

hanya dapat menginfeksi tubuh melalui makanan yang tidak dimasak ataupun

melalui kontak langsung dengan kulit.

Gambar 2 Siklus Hidup Askaris

Manifestasi Klinis dan Diagnosis

Anak-anak lebih sering terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides daripada

orang dewasa, kelompok usia yang paling umum terjadi adalah 3-8 tahun. Infeksi ini

cenderung terjadi lebih serius jika anak mengalami gizi buruk. Anak sering terinfeksi

akibat tidak mencuci tangan setelah bermain di tanah yang terkontaminasi. Tanda

pertama dari keadaan ini mungkin dengan mendapatkan cacing hidup, biasanya di

dalam tinja. Pada infeksi yang berat, penyumbatan usus dapat menyebabkan sakit

Page 14: CBD Ascariasis

perut, terutama pada anak. Penderita penyakit ini juga mungkin mengalami batuk,

mengi dan sesak, atau demam.

Pasien ini merupakan anak-anak, berusia 3 tahun 1 bulan, berdasarkan

Z-score WHO berat badan terhadap usia didapatkan hasil gizi kurang yang

merupakan faktor yang dapat memperburuk penyakit ini. Higiene pasien

buruk, tidak suka mencuci tanga setelah bermain dan sebelum makan. Pada

feses pasien pun didapatkan cacing hidup, keluhan disertai demam yang tidak

begitu tinggi.

Gejala awal ascariasis, selama migrasi paru awal, termasuk batuk, dyspnea,

mengi, dan nyeri dada. Nyeri perut, distensi, kolik, mual, anoreksia, dan diare

intermiten mungkin manifestasi dari obstruksi usus parsial atau lengkap oleh cacing

dewasa. Penyakit kuning, mual, muntah, demam, dan nyeri perut berat mungkin

mengarah pada kolangitis, pankreatitis, atau apendisitis.

Pada pasien ini tidak terdapat batuk, dyspnea, mengi, nyeri dada, nyeri

perut, distensi, kolik dan mual.

Mengi dan takipnea dapat terjadi selama migrasi paru. Urtikaria dan demam

mungkin juga terjadi terlambat dalam tahap migrasi. Distensi abdomen tidak spesifik

tetapi adalah umum pada anak dengan ascariasis. Nyeri perut, terutama di kuadran

kanan atas, hypogastrium, atau kuadran kanan bawah, mungkin mengindikasikan

komplikasi ascariasis. Bukti untuk kekurangan gizi karena ascariasis paling kuat

untuk vitamin A dan C, serta protein, seperti ditunjukkan oleh penelitian albumin dan

pertumbuhan pada anak yang diamati secara prospektif. Beberapa penelitian belum

mengkonfirmasi keterlambatan perkembangan gizi atau karena ascariasis.

Kelainan-kelainan yang terjadi pada tubuh penderita terjadi akibat pengaruh

migrasi larva dan adanya cacing dewasa. Pada umumnya orang yang kena infeksi

tidak menunjukkan gejala, tetapi dengan jumlah cacing yang cukup besar

(hyperinfeksi) terutama pada anak-anak akan menimbulkan kekurangan gizi, selain

itu cacing itu sendiri dapat mengeluarkan cairan tubuh yang menimbulkan reaksi

toksik sehingga terjadi gejala seperti demam typhoid yang disertai dengan tanda

Page 15: CBD Ascariasis

alergi seperti urtikaria, odema diwajah, konjungtivitis dan iritasi pernapasan bagian

atas.

Cacing dewasa dapat pula menimbulkan berbagai akibat mekanik seperti

obstruksi usus, perforasi ulkus diusus. Oleh karena adanya migrasi cacing ke organ-

organ misalnya ke lambung, oesophagus, mulut, hidung dan bronkus dapat

menyumbat pernapasan penderita. Ada kalanya askariasis menimbulkan manifestasi

berat dan gawat dalam beberapa keadaan sebagai berikut:

1. Bila sejumlah besar cacing menggumpal menjadi suatu bolus yang

menyumbat rongga usus dan menyebabkan gejala abdomen akut.

2. Pada migrasi ektopik dapat menyebabkan masuknya cacing kedalam

apendiks, saluran empedu (duktus choledocus) dan ductus pankreatikus.

Bila cacing masuk ke dalam saluran empedu, terjadi kolik yang berat disusul

kolangitis supuratif dan abses multiple. Untuk menegakkan diagnosis pasti harus

ditemukan cacing dewasa dalam tinja atau muntahan penderita dan telur cacing

dengan bentuk yang khas dapat dijumpai dalam tinja atau didalam cairan empedu

penderita melalui pemeriksaan mikroskopik.

Penatalaksanaan

Edukasi kesehatan memberikan pesan berikut akan mengurangi jumlah orang

yang terinfeksi penyakit askariasis:

- menghindari kontak dengan tanah yang mungkin terkontaminasi kotoran

manusia;

- mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum mengambil makanan;

- mencuci, mengupas atau memasak semua sayuran mentah dan buah-

buahan;

- melindungi makanan dari tanah dan mencuci atau memanaskan makanan

apapun yang jatuh di lantai.

Ketersediaan air yang digunakan untuk personal hygiene serta tempat

pembuangan kotoran yang sehat juga akan mengurangi jumlah kasus. Dimana limbah

digunakan untuk irigasi kolam stabilisasi sampah dan beberapa teknologi lainnya

Page 16: CBD Ascariasis

yang efektif dalam penurunan transmisi akibat makanan tumbuh di tanah yang

terkontaminasi.

Pada waktu yang lalu obat yang sering dipakai seperti : piperazin, minyak

chenopodium, hetrazan dan tiabendazol. Oleh karena obat tersebut menimbulkan

efek samping dan sulitnya pemberian obat tersebut, maka obat cacing sekarang ini

berspektrum luas, lebih aman dan memberikan efek samping yang lebih kecil dan

mudah pemakaiannya. 5,6

Adapun obat yang sekarang ini dipakai dalam pengobatan adalah:

1. Mebendazol.

Obat ini adalah obat cacing berspektrum luas dengan toleransi hospes yang

baik. Diberikan satu tablet (100 mg) dua kali sehari selama tiga hari, tanpa melihat

umur, dengan menggunakan obat ini sudah dilaporkan beberapa kasus terjadi migrasi

ektopik.

2. Pirantel Pamoat.

Dosis tunggal sebesar 10 mg/kg berat badan adalah efektif untuk

menyembuhkan kasus lebih dari 90 %. Gejala sampingan, bila ada adalah ringan dan

obat ini biasanya dapat diterima (“welltolerated”). Obat ini mempunyai keunggulan

karena efektif terhadap cacing kremi dan cacing tambang. Obat berspektrum luas ini

berguna di daerah endemik dimana infeksi multipel berbagai cacing Nematoda

merupakan hal yang biasa.

Pada pasien ini diberikan pirantel pamoat karena efektif menyembuhkan

kasus 90% dan efek samping yang minimal.

3. Levamisol Hidroklorida.

Obat ini agaknya merupakan obat anti-askaris yang paling efektif yang

menyebabkan kelumpuhan cacing dengan cepat. Obat ini diberikan dalam dosis

tunggal yaitu 150 mg untuk orang dewasa dan 50 mg untuk orang dengan berat

badan <10 kg. Efek sampingan lebih banyak dari pada pirantel pamoat dan

mebendazol.

4. Garam Piperazin.

Page 17: CBD Ascariasis

Obat ini dipakai secara luas, karena murah dan efektif, juga untuk Enterobius

vermicularis, tetapi tidak terhadap cacing tambang. Piperazin sitrat diberikan dalam

dosis tunggal sebesar 30 ml (5 ml adalah ekuivalen dengan 750 mg piperazin).

Reaksi sampingan lebih sering daripada pirantel pamoat dan mebendazol. Ada

kalanya dilaporkan gejala susunan syaraf pusat seperti berjalan tidak tetap

(unsteadiness) dan vertigo.

5. Albendazole

Albendazole mempunyai aktivitas anthelmintik yang besar. Selain bekerja

terhadap cacing dewasa, Albendazole telah terbukti mempunya aktivitas larvisidal

dan ovisidal obat ini secara selektip bekerja menghambat pengambilan glukosa oleh

usuus cacing dan jaringan dimana larva bertempat tinggal. Akibatnya terjadi

pengosongan cadangan glikogen dalam tubuh parasit yang mana menyebabkan

berkurangnya pembentukan adenosine triphosphate (ATP). ATP ini penting untuk

reproduksi dan mempertahankan hidupnya, dan kemudian parasit akan mati.

Spektrum aktivitasnya sangat luas yaitu meliputi Nematoda, Cestoda dan

infeksi Echinococcus pada manusia.Jadi, albendaroze aktif terhadap Ascaris

lumbricoides, cacing tambang, Trichuris trichiura, Taenia saginata dan solium

strongloides stercoralis, Hymenolepis nana dan diminuta serta Echinococcus

granulosus .

Albendazole merupakan obat yang aman, hanya sedikit jarang, ditemukan

efek samping berupa mulut kering, perasaan tak enak di epigastrium, mual, lemah

dan diare. S.C.Jagota (1986) meneliti efikasi Albendazole terhadap soil transmitted

helminthiasis dengan dosis 400 mg dosis tunggal dan tinja diperiksa ulang pada

minggu ketiga setelah pemberian obat pada penelitian ini diperoleh angka

kesembuhan 92.2% untuk Ancylostoma duodenale; 90 5% untuk Trichuris trichiura

dan 95.3% untuk Ascaris lumbricoides.

Prognosis

Prognosis sangat baik untuk pengobatan ascariasis tanpa gejala. Dalam

beberapa kasus, pengobatan kedua mungkin perlu untuk sepenuhnya menghapus

cacing. Hal ini telah dibuktikan secara signifikan mengurangi jumlah komplikasi.

Perhatian di negara-negara endemik adalah infeksi ulang yang akan terjadi.

Page 18: CBD Ascariasis

Pada anak-anak di negara-negara endemik, hasil pengobatan dalam perbaikan

ditunjukkan dalam perkembangan kognitif, kinerja sekolah, dan berat badan.

Prognosis baik untuk pasien dengan obstruksi usus parsial yang tidak memiliki

toksisitas dan yang nonseptic, asalkan pasien diperlakukan secara awal dengan

manajemen konservatif.

Page 19: CBD Ascariasis

19