Cbd 2 Neonatus

53
CBD II NEONATUS PRETERM DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH, ASFIKSIA BERAT DAN NEONATAL INFEKSI Pembimbing: dr. Hartono, Sp.A dr. Slamet Widi, Sp.A dr. Z. Hidajati, Sp.A dr. Lilia Dewiyanti, Sp.A Disusun Oleh : Afifatul Hakimah (01.209.5822) Yuny Windasarie (01.209.6053) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG 1

Transcript of Cbd 2 Neonatus

Page 1: Cbd 2 Neonatus

CBD II

NEONATUS PRETERM DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH, ASFIKSIA BERAT DAN NEONATAL INFEKSI

Pembimbing:

dr. Hartono, Sp.A

dr. Slamet Widi, Sp.A

dr. Z. Hidajati, Sp.A

dr. Lilia Dewiyanti, Sp.A

Disusun Oleh :

Afifatul Hakimah (01.209.5822)

Yuny Windasarie (01.209.6053)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2013

1

Page 2: Cbd 2 Neonatus

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama pasien : By. Ny. R

Umur : 1 hari

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Semarang Utara

Nama ayah : Tn. D

Umur : 22 tahun

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SMK

Nama ibu : Ny. R

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SMU

Bangsal : Peristi

No CM : 26.91.57

Masuk RS : 21 Oktober 2013

B. DATA DASAR

1. Anamnesis (Alloanamnesis)

Alloanamnesis dilakukan dengan ibu pasien pada tanggal 22 Januari 2013 pukul

13.30 WIB di ruang Dewi Kunthi dan dengan perawat Perinatologi pada tanggal

yang sama pukul 14.30 serta didukung catatan medis.

Keluhan utama : Bayi tidak menangis segera setelah lahir

2

Page 3: Cbd 2 Neonatus

Keluhan tambahan : Berat badan lahir rendah dan lemas

Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu G2P1A0, usia 23 tahun, hamil 35 minggu, HPHT 4 Maret 2013, riwayat

haid teratur, siklus 28 hari, lama haid 7 hari per siklus. Ibu rutin memeriksakan

kehamilannya dan sudah mendapat suntikan TT 2x. Selama hamil ibu merasa

mual kadang disertai muntah. Ibu tidak mempunyai penyakit darah tinggi selama

kehamilan. Selama masa kehamilan ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan apapun,

riwayat trauma sebelum dan selama kehamilan disangkal, riwayat dipijat

disangkal, riwayat kencing manis disangkal, riwayat penyakit darah tinggi

sebelum kehamilan disangkal, riwayat mengkonsumsi jamu-jamuan disangkal.

Riwayat perdarahan disangkal. Pola makan sebelum dan selama hamil mengalami

perubahan, yang biasanya 3 kali sehari menjadi 2 kali sehari dan terkadang tidak

habis.

1 hari SMRS malam hari ibu mengeluh perut mulas , kencang-kencang sering,

dan belum keluar lendir darah dari jalan lahir. Belum keluar cairan ngepyok.

Keesokan harinya suami pasien membawa istrinya ke UGD RSUD Semarang.

Kemudian di UGD dilakukan pemeriksaan vt pembukaan lengkap, KK (+), his

adekuat, DJJ 11-12-12, letak kepala, punggung kanan, presentasi kaki, turun di H

III. Kemudian ibu dipimpin mengejan. Pukul 11.00 bayi belum juga lahir dan DJJ

15-16-15, kemudian dilakukan SC cito a/i fetal distress.

Lahir bayi jenis kelamin laki-laki lahir secara SC tanggal 21/10/2013 pukul

11.47 WIB dengan BBL: 2000 gram, PB: 46 cm, LK: 31 cm, LD: 28 cm, air

ketuban jernih dan tidak berbau busuk.

Saat lahir, bayi tidak menangis, tonus otot tidak ada, pernafasan tidak teratur,

HR> 100, dengan warna badan biru dan wajah biru.

5 menit setelah diresusitasi bayi menangis merintih, tonus otot lemah,

pernafasan tidak teratur, HR> 100, dengan warna badan dan wajah masih biru.

10 menit setelah diresusitasi, bayi menangis merintih, ekstremitas fleksi

sedikit dan tonus otot lemah, pernafasan tidak teratur, HR>100, dengan warna

merah jambu dengan ujung ekstrimitas sedikit biru wajah mulai kemerahan.

Apgar score didapatkan 3-4-6. Bayi kemudian dirawat dan di observasi di

Perinatologi.

3

Page 4: Cbd 2 Neonatus

Setelah masuk perinatologi

Tanggal Keterangan TTV

21 Oktober 2013

Pukul : 12.00

Usia : 0 hari

Berat : 2000 gram

Kebutuhan cairan

: 160cc

Keadaan bayi :

Gerakan bayi kurang aktif

Menangis keras (-)

Minum kuat (-)

Ikterik (-)

Terapi :

Letakan dalam inkubator

O2 headbox 6L/menit

Pasang infus umbilical D10% 7

tpm mikro

Injeksi Vit K1 1x1 mg IM (di

bidan)

Injeksi Ampisulbactam 2x150mg

iv

Injeksi Ca Glukonas 2 x 1cc ad

aqua iv pelan

Injeksi dopamin 3Meq/kgBB/

menit

Tunda diet 24 jam

Program :

Darah Rutin

Gula Darah Sewaktu 2 jam post

infus D10%

Elektrolit

HR : 168x/menit

RR : 68x /menit

T : 39,1°C

N : 1/t cukup

22 Oktober 2013

Usia: 1 hari

Berat: 2000 gram

Cairan 180cc/hari

Keadaan bayi :

Gerakan bayi kurang aktif

Menangis keras (-)

Minum kuat (-)

Ikterik (-)

Terapi :

Infus D10% 7 tpm mikro

HR: 168x /menit

RR: 48 x/menit

T: 35,5°C

N: i/t cukup

4

Page 5: Cbd 2 Neonatus

Injeksi Ampisulbactam 2x250mg

iv

Injeksi Ca Glukonas 2 x 1cc ad

aqua iv pelan

Program :

Coba diet ASI (OGT) → cek

residu,

jika residu coklat tunda diet,

cek residu ulang

jika bening diet bertahap,

mulai 2-3 cc dahulu

Riwayat Penyakit Ibu dan Ayah

Riwayat ibu menderita diabetes mellitus, hipeertensi, asma, penyakit

jantung, penyakit ginjal, alergi, anemia, serta kelainan darah sebelum

hamil disangkal.

Riwayat ibu keputihan berbau busuk atau menderita penyakit menular

seksual selama masa kehamilan atau saat proses kehamilan seperti

gonorea, klamidia, trikomonasis, kandidiasis disangkal.

Riwayat ayah menderita penyakit menular seksual sebelum dan selama

istrinya hamil disangkal.

Riwayat ibu mengidap batuk-batuk lama lebih dari 3 minggu, mendapat

pengobatan paru selama 6 bulan dan membuat kencing berwarna merah

disangkal.

Riwayat ibu demam tinggi selama proses kehamilan disangkal.

Riwayat ibu merokok disangkal.

Riwayat ayah merokok (+)

Riwayat Pemeriksaan Prenatal

Ibu rutin memeriksakan kehamilannya sebulan 1x dan mendapat suntikan

tetanus toxoid sebanyak 2 kali selama masa kehamilannya. Riwayat trauma

sebelum kehamilan disangkal, riwayat dipijat disangkal, riwayat penyakit darah

tinggi dan kencing manis disangkal, riwayat minum jamu-jamu disangkal oleh

ibu.

5

Page 6: Cbd 2 Neonatus

Kesan : Pemeliharaan prenatal baik.

Riwayat Persalinan dan Kehamilan

Anak pertama bayi jenis kelamin laki-laki, lahir secara SC, bayi meninggal

saat usia 7 bulan karena keracunan makanan.

Anak kedua bayi jenis kelamin laki-laki dari ibu G2P1A0 hamil 35 minggu ,

lahir secara SC a/i fetal distress.

Saat lahir bayi tidak langsung menangis, pernapasan tidak teratur, warna kulit

wajah dan badan biru, tonus otot lemah. Berat badan lahir 2000 gram panjang

badan : 46 cm, lingkar kepala: 31 cm, lingkar dada: 28 cm APGAR score 3 – 4 –

6.

Kesan : Neonates preterm, berat badan lahir rendah-sesuai masa kehamilan,

asfiksia berat, lahir secara SC.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Pertumbuhan:

Berat badan lahir : 2000 gram

Panjang badan lahir : 46 cm.

Lingkar kepala : 31 cm

Lingkar dada : 28 cm

Perkembangan: belum dapat dinilai dan dievaluasi

Riwayat Makan dan Minum Anak

- Pada hari ke 0 perawatan diet ditunda karena riwayat asfiksia berat.

- Pada hari ke 1 perawatan mulai diberi diet (ASI) melalui Orogastrictube (OGT).

Riwayat Imunisasi

BCG : -

Polio : -

Hep B : -

Kesan : Imunisasi dasar belum dilakukan

Riwayat Keluarga Berencana

Ibu pasien belum menggunakan KB.

6

Page 7: Cbd 2 Neonatus

Riwayat Sosial Ekonomi

Ayah bekerja karyawan swasta dengan penghasilan per bulan ±1juta, ibu bekerja

sebagai karyawan swasta dengan penghasilan per bulan ±1juta. Biaya pengobatan

menggunakan jampersal.

Kesan : Sosial ekonomi kurang.

Data Obstetri

Anak

keTahun

Jenis persalinan,

penolong, usia kehamilan

Jenis kelamin,

BBL, PBL

Keadaan anak

sekarang

1 2011 SC, dokter, 37mingguLaki-laki, 3000gr,

45 cm

Meninggal usia 6

bulan (keracunan)

2 2013SC, dokter, 35 minggu,

fetal distressLaki-laki, 2000gr,

N. Preterm, BBLR,

Asfiksi Berat

Data Keluarga

Ayah Ibu

Perkawinan ke- I I

Umur Menikah 20 tahun 21 tahun

Pendidikan terakhir SLTA SLTA

Agama Islam Islam

Kesehatan Sehat Sehat

Data Perumahan

Kepemilikan rumah : Rumah sendiri

Keadaan rumah : Dinding rumah terbuat dari tembok, 2 kamar tidur, 1

kamar mandi di dalam rumah.

7

Page 8: Cbd 2 Neonatus

Sumber air bersih : Sumber air minum dari sumur, limbah buangan

dialirkan saluran atau selokan yang ada di belakang rumah.

Keadaan lingkungan : Antar rumah berdekatan, tidak terlalu padat.

2. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2013

Bayi laki-laki usia 1 hari, berat badan 2000 gram, panjang badan 46 cm

Kesan umum : Compos mentis, tampak lemah, bayi berat lahir rendah sesuai

masa kehamilan, tampak tidak aktif, nafas spontan, menangis tidak kuat, minum

kuat (-), ikterik (-)

Tanda vital : TD : Pemeriksaan tidak dilakukan

HR : 160 x/menit

RR : 48 x/menit

t : 35,6°C (axilla)

Status internus:

Kepala

Normocephalus , lingkar kepala 31 cm, ubun-ubun besar masih terbuka,

tidak tegang, tidak menonjol, caput succedaneum (-), cephal hematom (-),

rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, kulit kepala tidak

ada kelainan

Mata

Pupil bulat, isokhor, refleks cahaya (+/+) normal, kornea jernih, sclera

ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-).

Hidung

Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), septum deviasi (-).

Telinga

Normotia, discharge (-/-), kembali setelah dilipat.

Mulut

Sianosis (-), trismus (-), stomatitis (-), labioschizis (-), palatoschizis (-)

Thorax

Paru

o Inspeksi : Hemithorax dextra dan sinistra simetris pada keadaan

inspirasi dan ekspirasi. Retraksi epigastrium(-).

8

Page 9: Cbd 2 Neonatus

o Palpasi : Stem fremitus tidak dilakukan, areola mammae teraba,

papilla mammae (+/+).

o Perkusi : Tidak dilakukan.

o Auskultasi : Suara dasar vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-),

suara nafas tambahan (-/-).

Jantung

o Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat

o Palpasi : Ictus cordis tidak melebar

o Perkusi : Batas jantung sulit dinilai

o Auskultasi : Bunyi jantung I/II regular, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen

o Inspeksi : Datar

o Auskultasi : Bising usus (+) normal

o Palpasi : Supel, hepar, dan lien tidak teraba membesar

o Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen

Tulang belakang

Tidak ada spina bifida, tidak ada meningocele

Genitalia dan anorektal

Jenis kelamin laki-laki, kedua testis telah mengisi scrotum, rugae scrotum

telah terbentuk sedikit

Anus (+) dalam batas normal.

Kulit

Lanugo (+), sianotik (-), pucat (-), ikterik (-), sklerema (-)

Ekstremitas

Superior Inferior

Deformitas -/- -/-

Akral Dingin -/- -/-

Akral Sianosis -/- -/-

Ikterik -/- -/-

CRT <2” <2”

9

Page 10: Cbd 2 Neonatus

Tonus Normotonus Normotonus

Refleks Primitif:

o Refleks Hisap : (+)

o Refleks Rooting : (+)

o Rfleks Moro : (+)

o Refleks Palmar Grasp : (+)

o Refleks Plantar Grasp : (+)

3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan 21 Oktober 2013 (16.00) 21 Oktober 2013 (20.13)

Hematologi

Hemoglobin(g/dl)

(14-18)18,1

Hematokrit(%)

(42-52)52,9%

Leukosit(/ul)

(4.800-10.800)21.500

Trombosit(/ul)

(150.000-400.000)200.000

Kimia Darah

GDS(mg/dl)

(70-140)

32 mg/dL70 mg/dL

Elektrolit

Natrium 135,0 -

10

Page 11: Cbd 2 Neonatus

(134-147)

Kalium

(3,5-5,2)4,10 -

Kalsium

(1,12-1,32)1,28 -

4. Pemeriksaan Khusus

1. BALLARD SCORE

Maturitas Score Maturitas Fisik Score

11

Page 12: Cbd 2 Neonatus

Neuromuskuler

Sikap tubuh 2 Kulit 2

Jendela siku-siku 2 Lanugo 2

Rekoil lengan 2 Lipatan telapak kaki 2

Sudut popliteal 3 Payudara 3

Tanda selempang 2 Bentuk telinga 3

Tumit ke kuping 3 Genitalia (laki-laki) 3

Total 14 Total 15

New Ballard Score: maturitas neuromuscular + maturitas fisik = 14 + 15 = 29

Kesan : Kehamilan preterm 35 minggu.

2. KURVA LUBCHENCO

BBL 2000 gram

Usia Kehamilan 35 minggu

Kesan : Neonatus preterm – Sesuai Masa Kehamilan

12

Page 13: Cbd 2 Neonatus

3. APGAR SCORE

Kelahiran spontan ditolong oleh bidan, apgar score : 3-4-6

Kesan : Asfiksia Berat

4. BELL SQUASH SCORE

1. Partus tindakan ( Vacum , Sungsang)

2. Ketuban tidak normal

3. Kelainan bawaan

4. Asfiksia

5. Preterm

6. BBLR

7. Infeksi tali pusat

8. Riwayat penyakit ibu

9. Riwayat penyakit kehamilan

Hasil: 3 Observasi Neonatal Infeksi

5. GUPTE SCORE

Prematuritas 3

Cairan amnion berbau busuk 2

Ibu demam 2

Asfiksia 2

Partus lama 1

Vagina tidak bersih 2

KPD 1

Hasil: 5 Neonatal Infeksi

C. RESUME

Telah lahir bayi jenis kelamin laki-laki dari seorang ibu G2P1A0 usia 23

tahun, usia kehamilan 35 minggu, lahir secara SC ditolong oleh dokter pada tanggal

21/10/2013 pukul 11.47wib dengan BBL: 2000 gram, PB: 46 cm, LK: 31 cm, LD: 34

13

Page 14: Cbd 2 Neonatus

cm, caput succadaneum (-) , cephal hematoma (-) , air ketuban jernih dan tidak berbau

busuk. Saat lahir bayi tidak menangis, pernapasan tidak teratur , warna kulit kepala

dan badan merah jambu, tetapi ekstremitas biru, tonus otot lemah. APGAR Score 3 –

4– 6.

Dari pemeriksaan fisik tanggal 22 Oktober 2013 didapatkan:

Bayi laki-laki usia 1 hari, berat badan 2000 gram, panjang badan 46 cm

Kesan umum : Compos mentis, tampak lemah, bayi berat lahir rendah, tidak

sesuai masa kehamilan, ditemukan tanda-tanda neonatus aterm, tampak tidak

aktif, nafas spontan, menangis tidak kuat, minum kuat (-), ikterik (-)

Tanda vital : TD : Pemeriksaan tidak dilakukan

HR : 160 x/menit

RR : 46 x/menit

t : 35,6°C (axilla)

Status internus:

Kepala : Dalam batas normal

Mata : Dalam batas normal

Hidung : Dalam batas normal.

Telinga : Dalam batas normal.

Mulut : Dalam batas normal

Thorax : Pergerakan dada simetris, retraksi epigastrium (-).

Paru : Dalam batas normal

Jantung : Dalam batas normal.

Abdomen : Dalam batas normal.

T. blkng : Dalam batas normal.

Genitalia : Laki-laki dalam batas normal.

Anorektal : Dalam batas normal.

Kulit : Lanugo (+), sianotik (-), pucat (-), ikterik (-), sklerema (-).

Ekstremitas

Superior Inferior

Deformitas -/- -/-

Akral Dingin -/- -/-

Akral Sianosis -/- -/-

14

Page 15: Cbd 2 Neonatus

Ikterik -/- -/-

CRT <2” <2”

Tonus Normotonus Normotonus

Pemeriksaan Penunjang

Darah rutin : Leukositosis

GDS : Hipoglikemia

Pemeriksaan Khusus

Ballard Score : Kelahiran preterm 35 minggu

Kurva Lubchenco : Sesuai masa kehamilan

APGAR score : Asfiksia berat

Bell Squash score : Observasi neonatal infeksi

Gupte score : neonatal infeksi

Kesan : Neonatus preterm, lahir secara sc, ditolong oleh dokter, berat bayi sesuai

masa kehamilan, asfiksia berat, observasi neonatal infeksi.

D. DIAGNOSA BANDING

a. Neonatus Aterm

i. Sesuai masa kehamilan (SMK)

ii. Kecil masa kehamilan (KMK)

iii. Besar masa kehamilan (BMK)

b. BBLR

i. Prematuritas murni

ii. Dismaturitas

c. Asfiksia Berat

i. Faktor Janin (letak sungsang ,bayi besar, gemeli, BBLR, fetal distress)

ii. Faktor ibu (hipertensi, perdarahan, CPD, SC berulang, partus lama,

kelahiran dengan ekstraksi forceps atau vakum)

iii. Faktor Placenta (solusio placenta, placenta previa, lilitan tali pusat)

d. Observasi Infeksi Neonatal

Berdasarkan Etiologi :

15

Page 16: Cbd 2 Neonatus

i. Infeksi antenatal

1. Penyakit ibu (TORCH, TBC, Hepatitis B, Infeksi virus,

Trikomoniasis, Candidiasis vaginalis, gonorrhea, non

gonococcal servitis, sifilis, komdiloma akuminata, ulkus molle,

limfogranuloma inguinal)

2. Ketuban

ii. Infeksi durante natal

1. Infeksi ascenden

2. Infeksi lintas amnion

3. Infeksi lintas jalan lahir

iii. Infeksi postnatal

1. Perawatan tali pusat tidak adekuat

2. Nosokomial (alat dan sarana yang tidak steril)

3. Partus tindakan

4. Penolong persalinan

Berdasarkan Waktu :

iv. Early onset (< 72 jam)

1. Ketuban pecah dini

2. Infeksi pada ibu (TORCH, TBC, Infeksi virus, trikomoniasis,

kandidiasis vaginalis, gonorrhea, non gonococcal servitis,

sifilis, kondiloma akuminata, ulkus molle, limfogranuloma

inguinal)

v. Late onset (> 72 jam)

1. Perawatan tali pusat

2. Infeksi Nosokomial

E. DIAGNOSA SEMENTARA

a. Neonatus preterm

b. Berat badan lahir rendah, sesuai untuk masa kehamilan(KMK)

c. Asfiksia berat

d. Neonatal infeksi

F. TERAPI

a. Non Medikamentosa :

16

Page 17: Cbd 2 Neonatus

- Jaga jalan nafas

- Jaga kehangatan

- Rawat tali pusat bayi

- Bed side monitor

b. Medikamentosa:

- O2 Nasal 1L/m

- Infus D10% 6 tpm mikro

- Injeksi ampisulbaktam 2x150mg

- Injeksi Ca Glukonas 2 x 1cc ad aqua iv pelan

c. Program

i. Kebutuhan cairan hari ke-1 2 x 80 = 160 cc/hari

ii. Dextrose 10% 6 tpm mikro memberikan 144 cc/hari

iii. Sisa kebutuhan cairan per hari (160-144) = 16 cc

iv. Pemberian ASI 16 cc dibagi 8 kali pemberian

G. PROGNOSIS

a. Ad vitam : ad bonam

b. Ad functionam : ad bonam

c. Ad sanationam : ad bonam

H. USUL

a. Pemeriksaan darah rutin ulang (3 hari setelah antibiotik)

b. Pemeriksaan elektrolit ulang (atas indikasi)

c. Pemeriksaan GDS ulang

d. Pemantauan tumbuh kembang

e. Naikkan diet bertahap

f. Imunisasi dasar tepat waktu

I. NASEHAT

a. Jaga kehangatan bayi

b. Rawat tali pusat

17

Page 18: Cbd 2 Neonatus

c. Pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan, berikan 2-3 jam sekali. ASI harus

diteruskan dan diberikan sesering mungkin.

d. Ibu harus selalu membersihkan puting susu sebelum maupun sesudah

menyusui. Jika ibu menggunakan botol susu, pastikan botol susu dalam

keadaan bersih dan harus selalu dicuci serta direbus sebelum digunakan.

e. Untuk ibu pelajari cara menyusui yg benar. Kebanyakan bayi cenderung

menghisap udara yang berlebihan sewaktu menyusui. Karena itu setelah

menyusui sendawakan bayi dengan cara melektakkan bayi tegak lurus di

pundak dan tepuk punggungnya perlahan-lahan sampai ia mengeluarkan

udara.

f. Lakukan pemeriksaan kesehatan bayi secara rutin ke pusat pelayanan

kesehatan terdekat untuk memantau tumbuh kembang bayi serta pemberian

imunisasi dasar.

g. Cepat temui dokter bila bayi mengalami:

i. Masalah bernafas

ii. Merintih

iii. Tampak sianotik (kebiruan)

iv. Suhu tubuh >38°C

v. Tersedak atau mengeluarkan ASI dari hidung saat menyusui

vi. Muntah atau BAB berlebihan (>3x/hari)

vii. Mengeluarkan darah saat BAB dan BAK

viii. Kejang

18

Page 19: Cbd 2 Neonatus

TINJAUAN PUSTAKA

USIA GESTASI DAN BERAT BADAN LAHIR

PENDAHULUAN

Hubungan berat badan lahir dengan usia gestasi merupakan salah satu indikator

kesehatan bayi baru lahir yang mencerminkan pertumbuhan intrauterin yang dapat

mempermudah antisipasi morbiditas dan mortalitas selanjutnya. Berawal dari fakta klinis

bahwa bayi dengan masalah berat badan lahir dan atau usia gestasi memiliki masalah klinis

yang serupa,yaitu gangguan perkembangan fisik , gangguan perkembangan mental dan

kelainan kongenital maka American Academy of Pediatrics, Comitee on Fetus and Newborn

menyarankan agar semua bayi baru lahir diklasifikasikan menurut berat badan lahir

berdasarkan usia gestasi.

Tidak semua bayi baru lahir yang memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram

lahir kurang bulan dan tidak semua bayi dengan berat badan lahir lebih dari 2500 gram

adalah aterm. Hal ini ddokumentasikan oleh penelitian Guenwald (1960) yang menunjukan

bahwa sepertiga bayi baru lahir dengan berat badan rendah sebenarnya adalah aterm. Oleh

sebab itu diperlukan tinjauan lebih lanjut mengenai berat badan lahir dan usia gestasi.1,2

DEFINISI DAN KLASIFIKASI

Berat Badan Lahir

Berat bayi yang ditimbang dalam waktu 24 jam setelah lahir di fasilitas kesehatan

(Rumah Sakit , Puskesmas dan Polindes) yang dilakukan oleh petugas kesehatan (Dokter ,

Bidan dan Perawat)

Klasifikasi :

1. Bayi Badan Lahir Rendah

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram

2. Bayi Badan Lahir Cukup / Normal

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir 2500 – 4000 gram

3. Bayi Badan Lahir Lebih

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > 4000 gram

Usia Gestasi

19

Page 20: Cbd 2 Neonatus

Masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung dari hari

pertama haid terakhir

Klasifikasi :

1. Bayi Kurang Bulan

Bayi dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu (< 259 hari)

2. Bayi Cukup Bulan

Bayi dilahirkan dengan masa gestasi antara 37 – 42 minggu (259 – 293 hari)

3. Bayi Lebih Bulan

Bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (> 293 hari)

Dari hubungan antara usia gestasi dengan berat badan lahir, bayi dapat diklasifikasikan

menjadi :

1. Bayi Kecil Untuk Masa Kehamilan

Bayi dilahirkan dengan berat lahir < 10 persentil menurut grafik Lubchenco

2. Bayi Besar Untuk Masa Kehamilan

Bayi dilahirkan dengan berat lahir > 10 persentil menurut grafik Lubchenco

Dengan perngertian seperti yang telah diterangkan diatas bayi BBLR dapat di bagi menjadi 2

golongan yaitu:

1. Prematuritas murni

Masa Gestasinya < 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk

masa gestasi itu atau biasanya disebut Bayi Kurang Bulang –Sesuai Masa Kehamilan

(BKB-SMS)

2. Dismaturitas

Bayi lahir pada masa gestasi itu, dan mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine

dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan.1,4

PATOFISIOLOGI BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Terdapat banyak penyebab bayi berat lahir rendah tetapi yang paling utama adalah

gangguan pertubuhan intrauterine (Intrauterine Growth Retardation). Gangguan

pertumbuhan tiap bayi berbeda, ditentukan oleh onset terjadinya. Pada IUGR di awal

kehamilan disebut juga gangguan pertumbuhan simetris sedangkan pada akhir kehamilan

20

Page 21: Cbd 2 Neonatus

disebut juga gangguan pertumbuhan asimetris, dimana organ-organ besar seperti otak ,

jantung dan tulang rangka hanya sedikit terpengaruh secara klinis.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam IUGR :

1. Plasenta

Pada pertumbuhan intrauterine normal, pertambahan berat plasenta sejalan

dengan pertambahan berat janin, sehingga berat lahir memiliki hubungan berarti

dengan berat plasenta. Aliran darah ke uterus, juga transfer oksigen dan nutrisi

plasenta dapat berubah pada berbagai penyakit vascular yang diderita ibu. Disfungsi

plasenta dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin.25 – 30% kasus gangguan

pertumbuhan janin dianggap sebagai hasil penurunan aliran darah uteroplasenta pada

kehamilan dengan komplikasi penyakit vascular ibu.

Keadaan klinis yang melibatkan aliran darah plasenta yang buruk meliputi

kehamilan ganda , penyalahgunaan obat , penyakit vaskular , penyakit ginjal ,

penyakit infeksi (TORCH) , insersi plasenta umbilicus yang abnormal dan tumor

vaskular.

2. Malnutrisi

Ada dua variabel bebas yang diketahui mempengaruhi pertumbuhan janin,

yaitu berat ibu sebelum hamil dan pertambahan berat selama kehamilan. Ibu dengan

berat badan kurang seringkali melahirkan bayi yang berukuran lebih kecil daripada

yang dilahirkan dengan berat normal atau berlebihan. Selama embriogenesis status

nutrisi ibu memiliki efek terhadap pertumbuhan janin.

3. Infeksi

Infeksi tertentu berhubungan dengan gangguan pertumbuhan janin. Bayi yang

menderita infeksi rubella congenital dan sitomegalovirus umumnya menimbulkan

gangguan pertumbuhan janin.

4. Faktor Genetik

Diperkirakan 40% dari seluruh variasi berat lahir berkaitan dengan kontribusi

genetic ibu dan janin. Wanita normal tertentu memiliki kecenderungan untuk

berulangkali melahirkan memiliki kemungkinan tinggi untuk melahirkan bayi berat

lahir kurang.1,3

MASALAH BAYI BERAT LAHIR RENDAH DAN BAYI KURANG BULAN

1. Ketidakstabilan Suhu

21

Page 22: Cbd 2 Neonatus

- Peningkatan hilangnya panas

- Kurangnya lemak subkutan

- Rasio luas permukaan terhadap berat badan

- Produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadahi dan

ketidakmampuan untuk menggigil

2. Kesulitan Pernafasan

- Defisiensi surfaktan yang mengarah ke PMH (Penyakit Membran Hyalin)

- Resiko aspirasi akibat belum terkoordinasinya reflex batuk , menghisap dan

menelan

- Thoraks yang dapat menekuk dan otot pembantu respirasi lemah

- Pernafasan yang periodic dan apnea

3. Kelainan Gastrointestinal dan Nutrisi

- Refleks isap dan telan yang buruk terutama sebelum 34 minggu

- Motilitas usus yang menurun

- Pengosongan lambung tertunda

- Pencernaan dan absorbs vitamin yang larut dalam lemak berkurang

- Defisiensi enzim lactase

- Menurunnya cadangan kalsium , fosfor , protein dan zat besi dalam tubuh

- Meningkatnya resiko EKN (Enterokolitis Nekrotikans)

4. Imaturitas Hati

- Konjugasi dan ekskresi billirubin yang terganggu

- Defisiensi faktor pembekuan yang bergantung pada vitamin K

5. Imaturitas Ginjal

- Ketidakmampuan untuk mengekskresi solute load besar

- Akumulasi asam anorganik dengan asidosis metabolic

- Ketidakseimbangan elektrolit, misalnya hiponatremia atau hipernatremia ,

hiperkalemia atau glikosuria ginjal

6. Imaturitas Imunologis

- Tidak banyak transfer IgG maternal melalui plasenta selama trimester ke tiga

- Fagositosis terganggu

- Penurunan faktor komplemen

7. Kelainan Neurologis

- Refleks isap dan telan imatur

- Penurunan motilitas usus

22

Page 23: Cbd 2 Neonatus

- Apnea dan bradikardia berulang

- Perdarahan intraventrikel dan leukomalasia periventrikel

- Pengaturan perfusi serebral yang buruk

- Hypoxic Ischemic Enchepalopathy (HIE)

- Retinopati prematuritas

- Kejang

- Hipotonia

8. Kelainan Kardiovaskular

- Patent Ductus Arteriosus (PDA) merupakan hal yang umum ditemui pada bayi

BKB

- Hipotensi atau hipertensi

9. Kelainan Hematologis

- Anemia

- Hiperbilirubinemia

- Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)

- Hemorrhagic disease of the newborn (HDN)

10. Kelainan Metabolisme

- Hipokalsemia

- Hipoglikemia atau hiperglikemia. 1,2,4,5

PENILAIAN USIA GESTASI

1. Penilaian Usia Gestasi Antenatal

Cara yang paling sederhana adalah dengan menentukan Hari Pertama Haid

Terakhir (HPHT) dan kejadian-kejadian penting misalnya gerakan janin , munculnya

denyut jantung janin dan tinggi fundus. Cara ini biasanya tidak jelas dan kejadian-

kejadian selama kehamilan biasanya tidak spesifik atau tidak tercatat bila pasien tidak

menjani perawatan antenatal (ANC).

Selain itu pengukuran tinggi fundus uteri dan pemeriksaan ultrasonografi

(USG) juga dapat memperikirakan umur kehamilan. 1,4

2. Penilaian Usia Gestasti Postnatal

Tiga teknik pasca persalinan yang paling sering digunakan adalah :

1. Penilaian ciri fisik luar

Farr et al dan Usher et al mengidentifikasi ciri-ciri fisik luar bayi baru lahir

yang progresif dengan pola teratur selama kehamilan. Parameter ini berupa

23

Page 24: Cbd 2 Neonatus

berbagai macam cirri fisik dan meliputi elemen-elemen seperti perubahan lipa

telapak kaki dan perubahan bentuk serta kekakuan daun telinga.4,5

Tanda

Luar

0 1 2 3 4

Edema

Edema

tangan dan

kaki ;

Pitting

edema

pada tibia

Pitting

edema pada

tibia

Tidak ada

edema

Tekstur

Kulit

Sangat

tipis

Tipis dan

halus

Halus ;

ketebalan

sedang ,

ruam dan

pengelupasan

superfisial

Sedikit

menebal ;

pecah-

pecah dan

ruam

superficial

Tebal dan

seperti

perkamen

; pecah –

pecah dan

ruam

dalam

Warna

Kulit

Merah tua

Merah

muda

menyeluruh

Merah muda

pucat pada

tubuh

bervariasi

Pucat ;

hanya

merah

muda pada

telinga ,

bibir ,

telapak

tangan atau

kaki

Opasitas

Kulit

Sejumlah

besar vena

dan venula

terlihat

jelas,

Vena-vena

dan

cabangnya

terlihat

Beberapa

vena besar

nampak jelas

pada

Beberapa

vena besar

tampak

tidak jelas

pada

Tidak

tampak

pembuluh

24

Page 25: Cbd 2 Neonatus

terutama

abdomen

abdomen abdomen pembuluh

darah

Lanugo Tidak ada

lanugo

Banyak

sekali

panjang dan

tebal di

seluruh

punggung

Penipisan

rambut

terutama

bagian

bawah

punggung

Sedikit

lanugo dan

daerah

tanpa

rambut

Paling

tidak

separuh

punggung

tanpa

lanugo

Lipatan

Telapak

Kaki

Tidak ada

lipatan

kulit

Garis-garis

merah tipis

pada

setengah

bagian

anterior

kaki

Garis-garis

merah jelas

pada lebih

dari setengah

bagian

anterior

identasi pada

kurang dari

sepertiga

bagian

anterior

Identasi

lebih dari

sepertiga

bagian

anterior

Identasi

nyata dan

dalam

lebih dari

sepertiga

bagian

anterior

Bentuk

Putting

Puting

susu

hamper

tidak

nampak ;

tidak ada

areola

Puting susu

tampak

jelas ;

areola halus

(diameter <

0,75 cm)

Areola

berbintik ,

pinggiran tdk

terangkat ,

diameter <

0,75 cm

Areola

berbintik ,

pinggiran

terangkat ,

diameter >

0,75 cm

Ukuran

Payudara

Jaringan

payudara

tidak

teraba

Jaringan

payudara

pada satu

atau kedua

sisi,

diameter <

0,5 cm

Jaringan

payudara

pada satu

atau kedua

sisi

berukuran

0,5 – 1 cm

Jaringan

payudara

pada satu

atau kedua

sisi

berukuran

> 1 cm

25

Page 26: Cbd 2 Neonatus

Bentuk

Telinga

Pinna

datar dan

tidak

berbentuk

, putaran

pinggir

sedikit/

tidak ada

Bagian

pinna

memutar

Putaran

sebagian

pinna bagian

atas

Putaran

penuh

seluruh

bagian atas

pinna

Kekakuan

Telinga

Pinna

lunak ,

dapat

dilipat

dengan

mudah

(tidak ada

recoil)

Pinna lunak

, dapat

dilipat ,

dengan

mudah ,

recoil

lambat

Pada pinggir

pinna

terdapat

kartilago tapi

di beberapa

tempat

lunak ,

segera terjadi

recoil

Pinna keras

,

berkartilag

o hingga ke

pinggir ,

recoil cepat

Genitalia

Pria

Dalam

skrotum

tidak

terdapat

testis

Paling tidak

ada satu

testis yang

terletak

tinggi di

dalam

skrotum

Paling tidak

ada satu

testis yang

berada di

bawah

Genitalia

Wanita

Labia

mayora

terpisah

jauh , labio

minora

menutup

keluar

Labio

mayora

hampir

menutupi

labia

minora

Labio

mayora

menutupi

labio minora

secara penuh

1. Evaluasi neurologis

26

Page 27: Cbd 2 Neonatus

Tidak seperti penilaian umur kehamilan berdasarkan criteria fisik yang dapat

dilakukan segera setelah lahir, pemerksaan neurologis harus dilakukan saat bayi

berada dalam keadaan tenang dan beristirahat. Dilema penilaian neurologis adalah

ketidakpraktisan penilaian dan dalam beberapa keadaan seperti asfiksia , depresi

atau infeksi dapat menyebabkan defisit neurologis, sehingga dapat terjadi bias

penilaian. Hal menyebabkan beberapa peniliti lebih mempercayai criteria fisik

daripada criteria neurologis dalam menilai usia gestasi. 1,4

2. Sistem nilai yang menggabungkan ciri fisik luar dan evaluasi neurologis

Dubowitz dan rekan menemukan sistem penilaian yang menggabungkan

temua neurologis (Amiel Tison) dengan ciri-ciri fisik yang digambarkan farr. 1,4

PENILAIAN PERTUMBUHAN INTRAUTERIN

27

Page 28: Cbd 2 Neonatus

Menurut Kurva Lubchenco

Nilai standard yang digunakan disusun untuk berat , panjang dan lingkar kepala lahir

terhadap umur kehamilan. 1,2

28

Page 29: Cbd 2 Neonatus

ASFIKSIA DAN RESUSITASI

PENDAHULUAN

Asfiksia pada bayi baru lahir menjadi penyebab kematian 19% dari 5 juta kematian

bayi baru lahir setiap tahun. Data mengungkapkan bahwa kira-kira 10% BBL membutuhkan

bantuan untuk mulai bernapas dari bantuan ringan (langkah awal dan stimulasi untuk

bernapas) hingga resusitasi lanjut yang ekstensif. Dari jumlah tersebut kira-kira hanya 1%

saja yang membutuhkan resusitasi ekstensif. Antara 1% sanoau 10% bayi baru lahir di rumah

sakit membutuhkan bantuan ventilasi dan sedikit saja yang membutuhkan intubasi dan

kompresi dada.

Kebutuhan resusitasi dapat diantisipasi pada sejumlah besar bayi baru lahir.

Walaupun demikian, kadang-kadang kebutuhan resusitasi tidak dapat diduga. Oleh karena itu

tempat dan peralatan untuk melakukan resustasi harus memadahi dan petugas yang sudah

dilatih dan terampil harus tersedia setiap saat di semua tempat kelahiran bayi.3,5

DEFINISI

Resusitasi adalah prosedur yang diaplikasikan pada BBL ang tidak dapat bernapas secara

spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir. Asfiksia ditandai dengan

keadaaan hipoksemia , hiperkarbia dan asidosis. Menurut APP dan ACOG (2004), berikut

karakteristik asfiksia :

1. Asidemia metabolic atau campuran (metabolic dan respiratorik) yang jelas, yaitu pH <

7 , pada sampel darah yang diambil dari arteri umbilical

2. Nilai apgar 0 – 7 pada menit ke 1

3. Manifestasi nerologi pada periode BBL segera, termasuk kejang , hipotonia , koma

atau ensefalopati hipoksik iskemik

4. Terjadi disfungsi sistem multiorgan segera pada periode bayi baru lahir.3

FAKTOR RISIKO

29

Page 30: Cbd 2 Neonatus

1. Faktor Risiko Antepartum

- Diabetes pada ibu

- Hipertensi pada kehamilan

- Hipertensi kronik

- Anemia janin atau isoimunisasi

- Riwayat kematian janin atau neonatus

- Perdarahan pada trimester dua dan tiga

- Infeksi ibu

- Ibu dengan penyakit jantung , ginjal , paru , tiroid atau kelainan nerologi

- Polihidroamnion

- Oligohidroamnion

- Ketuban pecah dini

- Hidrops fetalis

- Kehamilan lewat waktu

- Kehamilan ganda

- Berat janin tidak sesuai masa kehamilan

- Terapi obat seperti magnesium karbonat , beta blocker

- Ibu pengguna obat bius

- Malformasi atau anomaly janin

- Tanpa pemeriksaan antenatal

- Usia < 16 tahun atau > 35 tahun

2. Faktor Risiko Intrapartum

- Seksio sesaria darurat

- Kelahira dengan ekstraksi forsep atau vakum

- Letak sungsang atau persentasi abnormal

- Kelahiran kurang bulan

- Partus presipitatus

- Korioamnionitis

- Ketuban pecah lama (< 18 jam sebelum persalinan)

- Partus lama (> 24 jam)

- Kala dua lama (> 2 jam)

- Makrosomia

- Bradikardia janin persisten

30

Page 31: Cbd 2 Neonatus

- Frekuensi jantung janin yang tidak beraturan

- Penggunaan anestesi umum

- Hiperstimulus uterus

- Penggunaan obat narkotika pada ibu dalam 4 jam sebelum persalinan

- Air ketuban bercampur mekonium

- Prolaps tali pusat

- Solisio plasenta

- Plasenta previa

- Perdarahan intrapartum. 3,5

PENILAIAN

Penilaian

Penilaian awal dilakukan pada setiap BBL untuk menentukan apakah tindakan

resusitasi harus segera dimulai. Segera setelah lahir, dilakukan penilaian dengan APGAR

Score. 6

31

Page 32: Cbd 2 Neonatus

Pembacaan APGAR Score :

1. Apgar score dinilai 3x pada menit ke 1 – 5 – 10

2. Menit pertama digunakan untuk menentukan diagnosis (sehat / asfiksia)

a. Nilai APGAR 8 – 10 : Vigorous baby

b. Nilai APGAR 7 : Asfiksia ringan

c. Nilai APGAR 4 – 6 : Asfiksia sedang

d. Nilai APGAR 0 – 3 : Asfiksia berat

3. Menit ke-5 dan 10 digunakan untuk menentukan prognosis perkebangan bayi baru

lahir.5,6

32

Page 33: Cbd 2 Neonatus

NEONATAL INFEKSI

DEFINISI

Infeksi yang terjadi pada bayi baru lahir dibagi dua yaitu early infection

(diperoleh dari ibu saat masih berada di dalam kandungan) dan late infection (infeksi

yg diperoleh dari lingkungan luar). 3

PATOFISIOLOGI

Infeksi pada neonates dapat dibagi menjadi beberapa cara, yaitu:

1. Infeksi antenatal

Kuman mencapai janin melalui sirkulai ibu ke plasenta. Selanjutnya infeksi

melalui sirkulasi umbilicus dan masuk ke janin. Yang dapat masuk melalui cara

ini antara lain:

a. Virus: rubella, poliomyelitis, coxakie, variola, varicella, CMV.

b. Spirochaeta: treponema palidum

c. Bakteri: E.Coli dan listeria monocytogenes

2. Infeksi intranatal

Mikroorganisme dari vagina naik dan masuk ke dalam rongga amnion setelah

ketuban pecah. Ketuban pecah lama (jarak waktu antara pecahnya ketuban dengan

lahirnya bayi lebih dari 12 jam) memilik peranan penting terhadap timbulnya

plasentisitas dan amnionitik. Infeksi dapat pula terjadi walau ketuban masih utuh,

misalnya pada partus lama dan seringkali dilakukan manipulasi vagina. Infeksi

janin terjadi melalui inhalasi likuor yang septik sehingga terjadi pneumonia

congenital selain itu infeksi dapat sebabkan septisemia.infeksi intranatal dapat

juga melalui kontak langsung dengan kuman yang berasal dari vagina misalnya

blenorea dan “oral trush”.

3. Infeksi pascanatal

Infeksi ini terjadi setelah bayi lahir lengkap. Sebagian besar infeksi yang

berakibat fatal terjadi sesudah lahir sebagai akibat kontaminasi pada saat

33

Page 34: Cbd 2 Neonatus

penggunaan alat atau akibat perawatan yang tidak steril atau sebagai akibat infeksi

silang. Infeksi pascanatal ini sebetulnya sebagian besar dapat dicegah. Hal ini

penting karena mortalitas pascanatal ini sangat tinggi.3,9

DIAGNOSIS

Diagnosis infeksi perinatal tidak mudah. Biasanya diagnosis dapat ditegakkan

dengan observasi yang teliti, anamnesis kehamilan dan persalinan yang teliti, dan

dengan pemeriksaan fisik serta laboratorium.

Diagnosis dini dapat ditegakkan bila kita cukup waspada terhadap kelainan

tingkah laku neonatus. Neonatus terutama BBLR yang dapat hidup selama 72 jam

pertama dan bayi tersebut tidak menderita penyakit maupun kelainan congenital

tertentu, namun tiba-tiba tingkah lakunya berubah, hendaknya selalu diingat bahwa

kelainan tersebut disebabkan infeksi.

Menegakkan kemungkinan infeksi bayi baru lahir sangat penting, terutama

pada bayi BBLR, karena infeksi dapat menyebar dengan cepat dan menimbulkan

angka kematian yang tinggi. Di samping itu, gejala klinis infeksi yang perlu mendapat

perhatian yaitu 3,9:

Bayi malas minum

Bayi tertidur

Tampak gelisah

Pernafasan cepat

Berat badan turun drastis

Terjadi muntah dan diare

Panas badan dengan pola bervariasi

Aktivitas bayi menurun

Pada pemeriksaan dapat ditemui: bayi berwarna kuning, pembesaran

hepar, purpura, dan kejang-kejang

Terjadi edema

Sklerema

Ada 2 skoring yang digunakan untuk menemukan diagnosis neonatal infeksi yaitu

“Bell Squash Score” dan “Gupte Score”: 9,10

34

Page 35: Cbd 2 Neonatus

Bell Squash Score:

1. Partus tindakan

2. Ketuban tidak normal

3. Kelainan bawaan

4. Asfiksia

5. Preterm

6. BBLR

7. Infeksi tali pusat

8. Riwayat penyakit ibu

9. Riwayat penyakit kehamilan

Hasil: < 4 Observasi NI; > 4 NI

Gupte Score:

Prematuritas 3

Cairan amnion berbau busuk 2

Ibu demam 2

Asfiksia 2

Partus lama 1

Vagina tidak bersih 2

KPD 1

Hasil: 3-5 screening NI; > 5 NI

KLASIFIKASI

Infeksi pada neonatus dapat dibagi menurut berat ringannya dalam dua golongan

besar, yaitu infeksi berat dan infeksi ringan.

Infeksi berat (major infection): sepsis neonatal, meningitis, pneumonia,

diare epidemik, pielonefritis, osteitis akut, tetanus neonatorum.

Infeksi ringan (minor infection): infeksi pada kulit, oftalmia neonatorum,

infeksi umbilicus, moniliasis.

35

Page 36: Cbd 2 Neonatus

1. Sepsis Neonatorum

Sepsis neonatorum sering didahului oleh keadaan hamil dan persalinan sebelumnya

seperti dan merupakan infeksi berat pada neonatuss dengan gejala-gejala sistemik.

Faktor resiko:

o Persalinan lama

o Persalinan dengan tindakan

o Infeksi / febris pada ibu

o Air ketuban bau, keruh

o KPD > 12 jam

o Prematuritas & BBLR

o Fetal distress

Tanda & gejala:

o Refleks hisap lemah

o Bayi tampak sakit, tidak aktif, tampak lemah

o Hipotermia atau hipertermia

o Merintih

o Dapat disertai kejang, pucat, atau ikterus

Prinsip pengobatan:

o Penggunaan antibiotika

o Pemeriksaan laboratorium urin

o Biakan darah dan uji resistensi

2. Meningitis pada Neonatus

Tanda dan gejala:

o Sering didahului atau bersamaan dengan sepsis

o Kejang

o UUB menonjol

o Kaku kuduk

Pengobatan:

o Gunakan antibiotic yang mampu menembus sawar darah otak diberikan

minimal 3 minggu

o Pungsi lumbal

36

Page 37: Cbd 2 Neonatus

3. Sindrom Aspirasi Mekonium

SAM terjadi di intrauterin akibat inhalasi mekonium dan sering sebabkan kematian

terutama pada bayi BBLR karena refleks menelan dan batuk yang belum sempurna

Gejala:

o Pada waktu lahir ditemukan meconium staining

o Letargia

o Malas minum

o Apneu neonatal

o Dicurigai bila ketuban keruh atau bau

o Rhonki (+)

Pengobatan:

o Laringoskop direct segera setelah lahir bila terdapat meconium staining dan

lakukan suction bila terdapat mekonium pada jalan nafas

o Bila setelah suction rhonki tetap ada, pasang ET

o Bila setelah suction rhonki hilang, lakukan resusitasi

o Terapi antibiotika

o Cek darah rutin, BGA, GDS, foto baby gram

4. Tetanus Neonatorum

Etiologi:

o Perwatan tali pusat yang tidak steril

o Pembantu persalinan yang tidak steril

Gejala:

o Bayi yang semula dapat menyusu menjadi kesulitan karena kejang otot rahang

dan faring

o Mulut mencucu seperti ikan (trismus)

o Kekakuan otot menyeluruh (perut keras seperti papan) dan epistotonus

o Tangan mengepal (boxer hand)

o Kejang

o Kadang disertai sesak dan wajah bayi membiru

Tindakan:

37

Page 38: Cbd 2 Neonatus

o Berikan antikonvulsan dan bawa ke RS

o Pasang O2 saat serangan atau bila ada tanda-tanda hipoksia

o Pasang IV line dan OGT

o Pemberian ATS 3000-6000 unit IM

o Penisilin prokain G 200000 unit / KgBB / 24 jam IV selama 10 hari

o Rawat tali pusat

o Observasi dilakukan dengan mengurangi sekecil mungkin terjadinya

rangsangan

5. Oftalmia neonatorum

Merupakan infeksi mata yang disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae saat bayi

melewati jalan lahir

Dibagi menjadi 3 stadium:

o Stadium infiltratif

Berlangsung 1-3 hari. Palpebra bengkak, hiperemi, blefarospasme, bisa

terdapat pseudomembran.

o Stadium supuratif

Berlangsung 2-3 minggu. Gejala tidak begitu hebat, terdapat sekret bercampur

darah, yang khas sekret akan muncrat dengan mendadak saat palpebra dibuka.

o Stadium konvalesen

Berlangsung 2-3 minggu. Sekret jauh berkurang, gejala lain tidak begitu hebat

lagi.

Penatalaksanaan:

o Bayi harus diisolasi

o Bersihkan mata dengan larutan garam fisiologis setiap 15 menit disusul

dengan pemberian salep mata penisilin, salep mata diberikan setiap jam

selama 3 hari

o Penisilin prokain 50000 unit/KgBB IM. 3

PENCEGAHAN

Prinsip pencegahan infeksi antara lain:

Berikan perawatan rutin kepada bayi baru lahir

Cuci tangan atau gunakan pembersih tangan beralkohol

Gunakan teknik aseptic

38

Page 39: Cbd 2 Neonatus

Berhati-hati dengan instrument tajam dan bersihkan atau desinfeksi instrument dan

peralatan

Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir secara rutin

Pisahkan bayi infeksius untuk mencegah infeksi nosokomial.3,9

DAFTAR PUSTAKA

1. Markum, H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Buku 3. FKUI, Jakarta.

2. Stell BJ. The-High Risk Infant. Nelson Textbook of Pediatrics 19th edition. Dalam

Kliegman RM, editor. Philadelphia, USA: Saunders 2011.

3. IDAI. Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010

4. S a i f u d d i n , A B , A d r i a n z , G . M a s a l a h B a y i B a r u L a h i r . D a l a m : B u k u

A c u a n  Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; edisi ke-1.

Jakarta :yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2000;376-8.

5. Rennie MJ, Roberton NRC. A manual of neonatal intensive care; edisi ke-4.

London:Arnold, 2002; 62-88.

6. Aurora S, Snyder EY. Perinatal asphyxia. Dalam : Cloherty JP, Stark AR, eds.

Manualof neonatal care; edisi ke-5. Boston : Lippincott Williams & Wilkins, 2004;

536-54.

7. Handoko, I.S. 2003. Hiperbilirubinemia. Klinikku.

8. Prawirohartono EP, Sunarto (ed), Ikterus dalam Pedoman Tata Laksana

Medik Anak RSUP.Dr. Sardjito, Edisi 2, Cetakan 2, Medika FK UGM, Yogyakarta

2000, hal 37-43.

9. Ann L, Ted R. Neonatal Sepsis.2011.Avalaible

at http://emedicine.medscape.com/article/964312 accessed at Oktober 10th, 2011

10. Aminullah A. Masalah Terkini Sepsis Neonatorum. Dalam : Update in Neonatal

Infection. Pendidikan Berkelanjutan IKA XL VIII.Jakarta 2005:1-13

39