Case Individu

download Case Individu

of 15

description

tre

Transcript of Case Individu

CASE INDIVIDUPENGGUNAAN ZAT MULTIPELPembimbing :

dr. Adhi Wibowo Nurhidayat, SpKJ, MPH

Disusun Oleh :Muhammad Ihsan SasraningratNIM: 108103000019KEPANITERAAN KLINIK ADIKSIRUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT (RSKO)PERIODE 20 JANUARI 2014 14 FEBRUARI 2014PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTAI. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. M A R P.No. Rekam Medik

: 036181.Jenis kelamin

: Laki-laki.Tempat, tanggal lahir

: Bekasi, 16 Agustus 1995.Usia

: 18 tahun.Agama

: Islam .Pendidikan

: Tamat SLTP.Pekerjaan

: Pelajar.Status pernikahan

: Belum menikah.Alamat: Jl. Kebayoran Water No. 64 RT 03/04, Pasar Minggu.Masuk ruang detoksifikasi: 25 Januari 2014.II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis diperoleh dengan autoanamnesis pada tanggal 3 Februari 2014 di ruang Detoksifikasi RSKO.A. Keluhan Utama

Pasien dibawa ibunya untuk masuk bagian detoksifikasi RSKO 10 hari SMRS atas kemauan keluarga karena pemakaian kokain dan ganja.B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien dibawa ibunya untuk masuk bagian detoksifikasi RSKO 10 hari SMRS atas kemauan keluarga karena pemakaian kokain dan ganja. Pasien mengaku bahwa pasien dibohongi oleh ibunya. 3 hari sebelum masuk bagian detoksifikasi RSKO, pasien tinggal di Jerman bersama ibu, ayah dan saudara tirinya. Pasien tertangkap basah oleh ibunya sedang memaketkan kokain di rumah. Setelah itu, ibunya menyuruh pasien agar masuk RSKO. Kemudian pasien dan ibunya berangkat ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia, pasien langsung dibawa ke RSKO, padahal pasien mengira bahwa pasien akan dibawa ke RSKO setelah 2 hari di Indonesia. Pasien mengaku bahwa pasien merupakan pengguna banyak zat narkotika.Dimulai pada tahun 2003, saat usia pasien 8 tahun, pasien sudah mencoba rokok 1 hisap saja. Pasien hanya sekali mencoba karena ingin tahu. Kemudian tidak mengkonsumsi rokok setelah itu.

Pada tahun 2007, saat usia pasien 12 tahun (kelas 1 SMP di Bali), pasien mulai mengkonsumsi rokok secara rutin tiap hari. Pasien merokok kurang lebih bungkus per hari. Pasien merokok dengan teman-teman tongkrongannya. Pasien hanya ingin terlihat keren di depan teman-temannya dan atas kemauan sendiri untuk merokok. Pasien mengaku tidak ada efek setelah pasien merokok. Pasien juga mengkonsumsi alkohol, yaitu arak. Pasien mengaku mengkonsumsi alkohol karena coba-coba dan minum alkohol saat berkumpul dengan teman-teman tongkrongan pasien (dari bengkel / teman track motor). Pasien minum kurang lebih 8 kali per bulan sebanyak botol.

Pada pertengahan tahun 2008 sampai dengan 2009 (6 bulan), pasien sempat tidak merokok dan minum alkohol. Kemudian pada tahun 2009 (saat usia pasien 14 tahun), pasien bernagkat ke Jerman. Kemudian Ibu pasien menikah kembali di Jerman. Pasien kembali menduduki bangku SD kelas 6 karena pasien tidak bisa bahasa Jerman. Di Jerman pasien tinggal bersama ibu, ayah tiri dan saudara tirinya. Pasien kembali mengkonsumsi alkohol pada tahun 2009. Alkohol yang pasien minum adalah vodka, whiskey dan anggur kuat (alkohol lebih dari 40%). Pasien minum 2 minggu sekali. Pasien minum bersama teman-teman tongkrongan yang biasa pergi bersamanya ke diskotik di Frankfurt, Jerman. Pasien minum hanya untuk kesenangannya berkumpul bersama teman-temannya saat ke diskotik. Pasien tidak mersakan efek berarti dari minum alkohol. Selain alkohol, pasien mulai mengkonsumsi ganja dengan dosis awal 20 linting sehari ketika liburan sekolah di Jerman. Pasien menggunakan ganja dengan dihisap seperti rokok. Setelah liburan sekolah, setiap harinya pasien mengkonsumsi ganja kurang lebih 10 linting/hari. Pasien mendapatkan ganja awalnya dari teman sekolahnya yang merupakan bandar ganja dan kokain (teman SMA, tetapi satu kawasan sekolah dengannya). Pasien mengira awalnya itu rokok, kemudian pasien mersakan efek rilex dan enak setelah mengkonsumsinya. Jika tidak mengkonsumsi ganja, pasien tidak merasakan gejala sakau. Tidak ada halusinasi apap pun ketika pasien memulai menggunakan ganja. Pasien tidak merokok sejak berada di Jerman.Pada tahun 2010 (usia pasien 15 tahun), pasien mulai pertama kali mengkonsumsi kokain dengn cara dihitup. Pasien pertama kali menghriup kokain sebanyak 8 strip. Pasien mendapatkannya dari sumber atau bandar yang sama, yaitu teman SMA (teman tongkrongan pasien). Pasien merasakan efek semangat dan memiliki energi yang lebih setelah menggunakan kokain. Saat itu pasien hanya mengkonsumsi sekali saja. Pasien juga menjadi bandar ganja dan tetap mengkonsumsi ganja 10 linting/hari setiap harinya. Pasien ingin menjadi bandar karena agar dapat mengkonsumsi ganja tanpa harus mengelurakan uang lagi. Pasien minum alkohol semakin sering dengan frekuensi 1-2 kali/minggu.

Pada tahun 2012 sampai tahun 2013 (1 tahun), pasien hanya mengkonsumsi ganja dengan dosis dan frekuensi yang sama dengan sebelumnya, tetapi tidak mengkonsumsi alkohol.Pada tahun 2013, pasien mencoba mengkonsumsi MDMA, ecstasy, LSD. Pasien juga menjadi bandar MDMA. Pasien mengkonsumsi MDMA dengan cara diminum dan ditaruh di lidah (bentuk serbuk), atau diminum dalam bentuk kapsul. Pasien menjadi bandar MDMA sejak memasuki dunia disco Techno. Pertama kali pasien mencoba MDMA dengan frekuensi 1-2 kali/bulam sebanyak 1 kapsul setiap kali mengkonsumsi dan juga minum ecstasy pertama kali butir. Kemudian setelah menjadi bandar, pasien mengkonsumsi MDMA sebanyak 1 kapsul/minggu, ecstasy 2 butir/minggu, LSD perangko/minggu. Pasien juga menngkonsumsi zat lain seperti ketamin dengan cara diminum sebanyak 0,01 gr/kali minum dan mencapai 1 ons/hari. Pasien minum ketamin jika weekend saja atau ketiak k diskotik. Sebagai bandar, pasien menjual MDMA, ecstasy, LSD, speed (sejenis amfetamin), ganja, moxid (LSD sintetik), ketanes (ketamin sintetik). Pasien mengaku menggunakan MDMA dan ectasy hanya rekresional atau ketika kumpul dengan teman-temannya ketika ke disco. Pasien merasakan efek semangat dan senang. Pasien juga merasakan pasien menjadi lebih tenang atau tidak suka berkelahi karena memakai MDMA dan ectasy dibandingkan sebelumnya. Jika tidak menggunakan pasien tidak pernah merasakan sakau. Ketika pasien menggunakan LSD pasien merasa bahwa benda-benda di lukisan dapat bergerak dan pemandangan yang pasien lihat lebih jelas (high quality). Selama tahun 2013, pasien tetap mengkonsumsi ganja, tetapi dosis turun, 1-2 linting/hari (5 linting/mimggu). Pasien juga mulai menjadi bandar dan pemakai kokain. Pasien memakai kokain dengan dihirup sebanyak 2 gram/hari. Efeknya adalah pasien tidak tidur, tidak mudah lelah dan lebih percaya diri. Sejak memakai kokain pasien tidak pernah mengalami gejala sakau atau halusinasi. Pada tahun 2013 pasien pernah tertangkap oleh polisi di Jerman karena menjadi bandar dengan barang bukti MDMA 15 gram, tetapi kasus ini belum diusut sampai pengadilan dan pasien hanya dipenjara selama 2 hari. Pasien juga pernah berkelahi dan mencuri. Pasien mengaku berkelahi karena memang ada pemicunya, bukan karena mendengar suara-suara atau meyakini bahwa orang itu ingin berbuat jahat padanya.

Pada tahun 2014, pasien masih menggunakan kokain, ganja, MDMA dan ecstasy dengan dosis dan frekuensi yang sama dengan sebelumnya. Pasien ketahuan oleh ibunya ketika sedang memaketkan kokain di rumahnya dan pasien disuruh ibunya untuk ke RSKO untuk menjalani program detokssifikasi. Ketika di RSKO, pasien dites urin dan darah. Hasil tesnya adalah pasien positif menggunakan kokain.Selama di RSKO, pasien tampak tenang, tidak pernah mendengar suara-sauara atau melihat bayangan-bayangan. Pasien tidak pernah mengamuk ataupun berkelahi. Pasien tidak pernah sakau. Pasien masih memiliki keinginan ingin menjadi bandar dan memakai kembali kokain, ganja, MDMA dan ecstasy ketika sudah keluar dari RSKO dan kembali ke Frankfurt, Jerman.

C. Riwayat Kehidupan SeksualPasien belum menikah. Selama di Jerman (mulai tahun 2009 sampai tahun 2014), pasien memiliki riwayat hubungan seksual dengan pacarnya (berhubungan intim dengan 4 pacarnya di Jerman). Psien terkadang menggunakan kondom saat berhubungan. Pasien juga berhubungan seksual dengan perempuan selain pacarnya sebagai selingan (yaitu teman tongkrongan dari diskotik).

D. Riwayat Menggunakan Jarum SuntikPasien tidak memiliki riwayat penggunaan jarum suntik.

E. Stressor PsikosoialMasalah dengan:

1. Orangtua

: tidak ada.2. Anggota Keluarga Lain: tidak ada.3. Teman

: tidak ada.4. Pekerjaan

: tidak ada.5. Keuangan

: tidak ada.

6. pernikahan

: pasien belum menikah.7. Hukum

: pasien ditangkap sebagai bandar napza.F. Riwayat Berhubungan dengan HukumPsien pernah tertangkap sebagai bandar MDMA di Jerman pada tahun 2013. Pasien dipenjara 2 hari dan belum diusut di pengadilan sampai saat ini. Pasien juga pernah berkelahi pada tahun 2013 dan mencuri pada tahun 2009. Kedua tindakan tersebut tertanngkap polisi tetapi tidak dipenjara. G. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Pasien tidak memiliki gangguan psikiatrik sebelumnya.2. Riwayat Gangguan Medis

Pasien tidak memiliki gangguan medis sebelumnya. Pasien tidak pernah menderita sakit kuning dan tidak menderita HIV.3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

NoJenis ZatOpioid

GanjaKokainAlkoholSedatif-HipnotikHalusinogenAmfetamin(MDMA)Tembakau

1.Sejak umur-14 tahun17 tahun12 tahun--17 tahun12 tahun

2.Cara penggunaan-HisapHirupOral--OralHisap

3.Frekuensi pemakaian dan kuantitas-10 linting

/hari2 gr/hari botol, 1 kali/2 minggu--1 kapsul/ minggu1/2 bks/hari

4.Pemakaian 1 tahun terakhir-adaAdaTidak ada--ada-

5.Pemakaian 1 bulan terakhir-adaadaTidak ada--ada10 batang/ hari

6.Pemakaian yang terakhir-201420142012--2014Hari ini

7.Alasan pemakaian pertama kali-Coba-cobaCoba-cobaCoba-coba--Coba-coba, ingin tahuCoba-coba

H. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Prenatal dan Perinatal

Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah sakit yang menyebabkannya dirawat maupun operasi. Pasien lahir normal, cukup bulan (9 bulan), ditolong oleh dokter. Tidak ditemukan kelainan pada persalinan.2. Masa Kanak Awal (0-3 Tahun)Pasien diasuh oleh ibu kandungnya, ibu pasien dan ayah pasien bercerai ketika pasien baru lahir (saat usia 3 hari). Pasien mendapat ASI dari ibunya sampai berusia 2 tahun. Riwayat tumbuh kembang pasien saat masa kanak awal dalam keadaan normal sesuai dengan tumbuh kembang anak seusianya.

3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)

Ketika pasien beranjak SD. Pasien tinggal bersama nenek dan buyutnya. Pertama kali pasien bersekolah SD di Malang. Pasien tidak pernah bergaul selama di Malang dengan teman-teman di sekitar rumahnya. Kemudian pasien pindah ke Bali (villa buyutnya). Di Bali, pasien sering bergaul dengan anak-anak track motor. Tetapi pasien cukup berprestasi ketika bersekolah SD di Bali (pernah mendapat ranking 2). Pasien merupakan anak tunggal dari kedua orang tua kandungnya dan pasien sangat disayang sekali dan dimanja oleh buyutnya.4. Masa Kanak Akhir dan RemajaPasien mengatakan bahwa pada masa ini, pasien selalu ceria, terbuka, mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Pasien sering bergaul dengan anak track motor. Pasien menjadi sering bolos (terutama pada hari Senin) karena ingin berkumpul dengan teman-teman track motor. Pasien bersekolah SMP hanya 2 tahun, kemudian pindah ke Jerman. Selama di Jerman, pasien tinggal serumah dengan ibu kandungnya, ayah tirinya dan adik tirinya (3 orang). Pasien mengatakan tidak ada masalah keluarga atau pasien cukup harmonis dengan ayah tiri dan adik tirinya.5. Masa DewasaRiwayat PendidikanPasien menjalani SD di Malang dan Bali (6 tahun). Kemudian menjalani SMP di Indonesia selama 2 tahun dan bersekolah di Jerman sudah 4 tahun. Di Jerman pasien kembali menduduki kelas 6 SD karena tidak bisa berbahasa Jerman dan saat ini pasien menduduki SMA kelas 1.Riwayat Pekerjaan

Selama jadi pelajar di Jerman, pasien pernah menjalani kerja sampingan di pabrik koran pada tahun 2013 dengan penghasilan 400 euro per bulan (1 euro setara dengan Rp 16.000,-). Saat ini pasien sudah tidak bekerja di pabrik koran tersebut.Riwayat Perkawinan

Pasien belum menikah dan belum memiliki anak.

Riwayat Kehidupan Beragama

Pasien merupakan penganut agama Isma. Pandangan dan penghayatan pasien terhadap agamanya tidak dalam. Selama di Indonesia (SD dan SMP), pasien mengaku bahwa pasien sholat 5 waktu terus-menerus, tetapi selama di Jerman (sejak tahun 2009), pasien tidak pernah sholat 5 waktu.Aktivitas SosialKetika di Indonesia (SD dan SMP), pasien mengikuti pengajian dan les ngaji. Selain itu, pasien juga ikut karate sewaktu di Malang dan pencak silat sewaktu di Bali. Tetapi sealam di Jerman, pasien tidak memiliki aktivitas sosial. Pasien mengikuti kick boxing dan muwatai di Jerman. Di Jerman, banyak tetangga di sekitar rumah pasien yang menggunakan napza seperti ganja, kokain dan alkohol.I. Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien merupakan anak tunggal. Pasien sekarang tinggal dengan ibu kandung, ayah tiri dan adik tirinya di Jerman. Keadaan ekonomi cukup. Ibu pasien bekerja sebagai fitness trainer dan ayah tiri pasien bekerja di perkantoran penerbangan. Setelah keluar dari RSKO, pasien akan tinggal sementara di Pasar Minggu oleh nenek dan pamannya, kemudiann akan kembali ke Jerman.J. Riwayat Keluarga

Di dalam keluarga, selain pasien, ada yang memakai napza, yaitu paman pasien (Tn. A).Genogram Keluarga

Keterangan:

= Laki-laki Sehat

= Pemakai NAPZA

= Perempuan Sehat

= Laki-laki Meninggal

= Tinggal Serumah

= Perempuan MeninggalK. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupan

Pasien tidak suka merencanakan ke depan karena setipa hari pasien yakin bahwa pasti ada rencana. Keinginan berhenti dari napza ada, tetapi keinginan utnuk kembali memakai juga ada. Pasien memandang hidupnya biasa saja dan pasien mengakui untuk memakai napza, pasien masih bisa mengontrol atau tidak kecanduan. Pasien masih memiliki kekhawatiran akan masalah hukum di Jerman, yaitu ketika pasien ditangkap polisi sebagai bandar napza. Pasien khawatir jika kasusnya diusut tuntas dan sampai pada pengadilan, pasien akan dipenjara lama.III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Berdasarkan pemeriksaan pada tanggal 3 Februari 2014 :

A. Deskripsi Umum1. KesadaranPasien kompos mentis. Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang. 2. PenampilanPasien seorang laki-laki berpenampilan sesuai dengan usianya, berperawakan kurus, rambut lurus dan pandek, serta berkulit putih. Mengenakan baju kaos putih dan celana pandek berwarna merah, tampak bersih dan rapi dan menggunakan alas kaki. Kedua cuping telinga ditindik, tetapi tidak ada anting. Pasien juga tidak memiliki tatto.3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Selama pemeriksaan pasien tampak tenang, aktif berbicara.4. Pembicaraan

Pasien berbicara banyak, spontan, cepat, lancar, intonasi dan volume sedang, artikulasi jelas, intensitas suara sedang, dan perbendaharaan kata banyak.

5. Sikap terhadap pemeriksaPasien menunjukkan sikap yang kooperatif.

B. Mood dan Afek

Mood

: Euthym.Afek

: Luas.Keserasian : Terdapat keserasian antara emosi dan isi pembicaraan (appropriate).C. Gangguan Persepsi

Pasien tidak memiliki halusinasi, ilusi dan gangguan persepsi lainnya.D. Pikiran

Proses dan Bentuk Pikir : Koheren.Isi Pikir

: Baik.E. Kesadaran dan Kognisi

1. Taraf Kesadaran: Compos mentis.2. Orientasi

Waktu: Baik, pasien mengetahui sudah berapa lama ia tinggal di RSKO.Tempat : Baik, pasien mengetahui tempat pemeriksaan dan dimana pasien berada.

Orang: Baik, pasien mengenal pemeriksa dan perawat-perawat dimana pasien dirawat.

3. Daya Ingat

Segera: Baik, pasien dapat menyebutkan 3 nama benda yang disebutkan pemeriksa.

Jangka Pendek: Baik, pasien dapat menyebutkan kembali 3 kata tersebut setelah membicarakan beberapa hal.

Jangka menengah: Baik, pasien dapat mengingat menu sarapan pagi.Jangka Panjang : Baik, pasien dapat menceritakan sekolahnya dimana dan riwayat penggunaaan napza.4. Konsentrasi

Baik, pasien dapat menanggapi pengalihan pembicaraan dengan baik.5. PerhatianBaik, selama pemeriksaan, pasien dapat fokus terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pemeriksa.

6. Kemampuan Membaca dan Menulis

Baik, pasien dapat membaca tulisan yang ditunjuk pemeriksa dan menuliskan sebuah kalimat.

7. Pikiran Abstrak

Baik, pasien dapat mengetahui persamaan jeruk dan apel adalah buah. Pasien juga mengerti peribahasa yang umum seperti berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian, pasien menjawab bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.8. Kemampuan VisuospasialBaik, pasien mampu menggambarkan 2 bangunan berbentuk segi lima dan menggambarkan sebuah jam.

9. Intelegensia dan Informasi

Intelegensia baik.10. Kemampuan Menolong Diri

Baik, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sendiri.

F. Pengendalian ImpulsBaik, pasien dapat mengendalikan dirinya selama wawancara.

G. Daya Nilai dan Tilikan

1. Daya Nilai Sosial

Baik, pasien bersikap sopan selama wawancara. Pasien juga menyadari bahwa bunuh diri dan memakai napza tidak baik atau berdosa.2. Uji Daya Nilai

Baik, ketika diberi pertanyaan mengenai apa yang akan dilakukan pasien apabila menemukan dompet di jalan, maka pasien akan mengembalikannya.

3. Penilaian Realita

Tidak terdapat gangguan dalam menilai realita, pasien tidak memiliki gangguan persepsi seperti halusinasi, ilusi dan gangguan isi pikir seperti waham.

4. Tilikan

Tilikan 5 yaitu pasien mengakui bahwa dirinya sakit tanpa menerapkan pengetahuan tersebut untuk pengalaman di masa depan.

H. Taraf Dapat Dipercaya

Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

A. Status Internus (Pemeriksaan tanggal 3 Maret 2012)

Keadaan umum: Baik.Kesadaran

: Kompos mentis.Tekanan darah: 120/70 mmHg.Frekuensi napas: 20 x/menit.Frekuensi nadi: 80 x/menit, teratur, kuat angkat.Suhu

: 36,5 0C.Kulit

: Putih, kesan normal.Kepala

: Tidak ada deformitas.Rambut

: Hitam, lurus pendek, tidak mudah dicabut.Mata: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik. Visus normal pada OD dan OS.THT: Telinga tidak ditemukan serumen, hidung tidak ditemukan deviasi septum, tenggorok tidak ada kelainan.

Gigi dan mulut: Tidak Terdapat karies gigi, lidah tenang, faring tidak hiperemis.Leher

: Pembesaran KGB (-).Jantung

: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop(-).Paru

: Simetris, vesikuler, rh-/-, wh-/-.Abdomen

: Buncit, lemas, bising usus normal.Ekstremitas: Akral hangat, perifer cukup, edema (-).B. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (Urin)25 Janurari 2014 :

Benzodiazepine: negatif.Cannabis

: negatif.Opiate

: negatif.

Amphetamine

: negatif.

Coccain

: Positif.V. RESUME

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I: (F19.22) Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Multipel dan Zat Psikoaktif Lainnya, dengan Sindrom Ketergantungan, Kini dalam Pengawasan Klinis dengan Terapi Pemeliharaan.Aksis II: Z 0.3.2 Tidak ada diagnosis aksis II.Aksis III: Tidak ada diagnosis.Aksis IV: Masalah berkaitan interaksi dengan hukum/kriminal (pasien dapat dipenjara bila kasus tertangkapnya pasien di Jerman sebagai bandar napza, diusut tuntas sampai pengadilan).Aksis V: GAF current = 75, GAF HLPY= 85.2012mbing :p.KJ

VII. RENCANA TERAPI

1. Farmakoterapi.Esilgan 2 mg (Estazolam): 1 x 1 tablet malam (jika sulit tidur).Clobazam 10 mg

: 2 x 1 tablet (jika ada anxietas). 2. Psikoterapi suportif dan re-edukatif.3. Rawat di detoksifikasi dan rehabilitasi NAPZA (pelayanan terpadu, yaitu rehabilitasi medis dengan pendekatan Therapeutic Community seperti yang ada di RSKO). VIII. PROGNOSIS

Quo ad vitam

: Bonam.Quo ad funtionam

: Bonam.Quo ad sanactionam: Dubia ad Bonam.

Detoksifikasi di RSKO

2003

2014

Kokain (Pemakai dan Bandar)

MDMA

(Pemakai dan Bandar)

Ectasy

LSD

Ganja

Ketamin

2013

Kokain

Ganja (Pemakai dan Bandar)

Alkohol

2010

Di Jerman:

Alkohol

Ganja

2009

Rokok

Alkohol

2007

Rokok

6