Case HNP

37
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin hari, mobilitas manusia semakin meningkat. Setiap dilakukan pergerakan memiliki risiko. Terutama pergerakan atau melakukan aktivitas yang berat. Aktivitas yang berat ini dapat berisiko buruk bagi tubuh. Seperti mengangkat beban yang terlalu berat dengan posisi tubuh yang tidak benar dapat mengakibatkan timbulnya rasa nyeri pada tulang belakang. Parahnya lagi dapat menimbulkan herniasi pada saraf-saraf yang melalui tulang belakang. Pada makalah ini, penulis akan membahas tentang bagaimana kelainan itu dapat terjadi. I.2 Tujuan Maksud dan tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah herniasi pada tulang belakang. 2. Untuk mencegah terjadinya kelainan tersebut dapat terjadi. 3. Untuk mengetahui bagaimana terapi yang dilakukan apabila terjadi kelainan tersebut. I.3 Permasalahan 1. Apa yang dimaksud herniasi saraf pada tulang belakang? 2. Apa penyebab dari herniasi saraf pada tulang belakang? 3. Bagaimana factor risiko dari kelainan herniasi saraf pada tulang belakang?

Transcript of Case HNP

Page 1: Case HNP

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Semakin hari, mobilitas manusia semakin meningkat. Setiap dilakukan pergerakan memiliki risiko. Terutama pergerakan atau melakukan aktivitas yang berat. Aktivitas yang berat ini dapat berisiko buruk bagi tubuh. Seperti mengangkat beban yang terlalu berat dengan posisi tubuh yang tidak benar dapat mengakibatkan timbulnya rasa nyeri pada tulang belakang. Parahnya lagi dapat menimbulkan herniasi pada saraf-saraf yang melalui tulang belakang. Pada makalah ini, penulis akan membahas tentang bagaimana kelainan itu dapat terjadi.

I.2 Tujuan

Maksud dan tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah herniasi pada tulang belakang.2. Untuk mencegah terjadinya kelainan tersebut dapat terjadi.3. Untuk mengetahui bagaimana terapi yang dilakukan apabila terjadi kelainan

tersebut.

I.3 Permasalahan

1. Apa yang dimaksud herniasi saraf pada tulang belakang?2. Apa penyebab dari herniasi saraf pada tulang belakang?3. Bagaimana factor risiko dari kelainan herniasi saraf pada tulang belakang?4. Bagaimana herniasi saraf pada tulang belakang dapat terjadi?5. Apa terapi yang dilakukan untuk herniasi saraf tulang belakang?6. Bagaimana cara mencegah terjadinya herniasi saraf tulang belakang?

Page 2: Case HNP

BAB II

KASUS TUTORIAL

Page 1

A 17-year-old white girl in excellent health, with no previous history of back pain, presented with severe lower back pain almost immediately after lifting a heavy school backpack. She heard a “pop” in the lumbosacral junction as she attempted to lift the backpack. She described the severe pain that followed as aching and radiating into the buttocks and both lateral thighs.

Page 2

Examination showed intact motor and sensory findings, with no pain on range of motion for either hip in extension. Reflexes at knees and ankles were 2+, without any obvious pathologic reflexes about the ankles. Only back pain was present during lasegue test (70° on the right, 45° on the left). Evaluation with the patient standing showed no evidence of scoliosis. Neither flank asymmetry nor hairy patches were noted. She had no pain with side bending (Patrick test), though pain was present with rotation, particularly to the left. Extension and lateral flexion to the right and left were not as limited but were also painful. She was walking with a flexed hunched-over position in an attempt to relieve the back pain, though further flexing of her head downward cause some increased back discomfort.

Given these observations at this initial examination, the impression was that of a muscle strain in her back. Ibuprofen (800 mg tid), muscle relaxants were prescribed.

Page 3

Radiographs of the lumbar spine (oblique): no evidence of any spondylosis or spondylolisthesis. The doctor tells the patient’s symptoms suggested lumbar discogenic pain.

Because the patient’s pain was still unimproved approximately 3 weeks after injury, MRI of the lumbar spine was done.

MRI : minimal narrowing of the L3 – 4 disk interspace, as well as minimally decreased fluid in that disk. At L4-5, a central disk herniation was seen compressing the anterior margin of the theca, predominantly midline, but somewhat eccentric to the right. The L4-5 disk herniation appeared to be touching the L5 nerve as it emerged from the theca.

The impression: lumbar radiculopathy.

Page 3: Case HNP

Page 4

Treatment by epidural steroid injection was discussed, but put off by the patient since she was seeking the most minimally invasive treatment. Therefore, it was agreed that conservative therapy, consisting of an aggressive physical therapy program, would be the best first approach. The physical therapy program consisted of lumbar traction modalities and moist heat. When her acute pain subsided, a range of motion and strengthening regimen was added to this initial aggressive program.

Because of the patient’s immobility and associated inability to sit for any period of time, home schooling was initiated for the next 6 weeks. She responded to the aggressive nonsurgical treatment and had complete resolution of the radicular pain approximately 4 months after the onset.

Page 4: Case HNP

LEARNING PROGRESS REPORT

Hari / Tanggal : Senin, 25 April 2011

Kasus : HNP (Hernia Nucleus Puloposus)

Nama Tutor : dr. Gatot Soeryo

Grup : B4

Terminologi

1. Flank asymmetry2. Hairy patches3. Discogenic, disebabkan oleh pengaturan kembali diskus intervertebralis.4. Spondylosis, ankilosis sendi vertebrae.

Problem

Seorang gadis berkulit putih berumur 17 tahun

KU : nyeri hebat di tulang belakang bagian bawah

RPS : dia mendengar ada suara “pop” di lumbosacral junction saat menggendong tasnya.

KT : nyeri dirasakan menyebar dari area punggung ke bokong hingga ke paha bagian lateral.

Pemeriksaan sensorik dan motorik tidak ditemukan rasa nyeri pada kedua kakinya. Pemeriksaan reflex fisiologis ditemukan 2+ pada reflex patella dan reflex tumit. Ditemukan rasa nyeri pada pemeriksaan tanda meningeal, px Lasegue (70° kanan, 45° kiri). Tidak ada tanda skoliosis, tidak ada tanda Patrick tetapi rasa nyeri dirasakan terutama saat rotasi ke arah kiri. Ekstensi dan fleksi lateral tidak terbatas tetapi terasa sakit. Jalan menjadi bungkuk untuk menghilangkan rasa sakit. Diberikan obat pertama adalah Ibuprofen dan relaksan otot.. pada pemeriksaan radiograpfi tidak ada tanda spondylosis atau spondylolisthesis. Kesan yang ditemukan adalah nyeri diskogenik lumbal. Pada pemeriksaan MRI ditemukan penyempitan diskus intervertebralis L3-4 disertai penurunan cairan. L4-5 herniasi, tampak penekanan pada margin anterior di teka, mengarah ke kanan. Diskus menyentuh L5. Kesan yang ditemukan adalah radikulopati lumbal. Terapi yang dilakukan adalah injeksi steroid epidural, terapi fisik : traksi lumbal dan radiasi. Karena pasien imobilisasi, maka ia home-schooling selama 6minggu. Dan dilakukan terapi non-surgical, tetapi nyeri menyebar 4 minggu setelah onset.

Hipotesis

1. Low back pain (trauma, inflamasi, spasme)

Page 5: Case HNP

2. Dislokasi vertebrae3. HNP (Hernia Nucleus Pulposus)

No I Don’t Know Learning Issues1 Anatomi Medula Spinalis & LMN a. Servikal

b. Torakalc. Lumbal

2 Susunan Somestesiaa. Protopatikb. Proprioseptif

a. Anatomib. Fisiologic. Patofisiologi

3 Gangguan Medula Spinalis- Low Back Pain- HNP- Radikulopati- Prolaps diskus invertebralis

a. Definisib. Etiologic. Epidemiologid. Klasifikasie. Patofisiologif. Gejala klinisg. Pemeriksaanh. Diagnosisi. Penatalaksanaanj. Prognosis

4 Penatalaksanaan Kasus5 Interpretasi Kasus

Page 6: Case HNP

BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Anatomi Vertebrae dan LMN

III.1.i Anatomi Vertebrae

Columna vertebre adalah pilar utama tubuh yang memiliki fungsi sebagai menyangga :

1. Kranium2. Gelang bahu3. Ekstremitas

superio 4. Dinding thorax

Didalam rongganya terletak medula spinalins, radix nervi spinales, dan lapisan penutup meningen, yang dilindungi oleh columna vertebralis.

Columna vertebralis terdiri atas 33 vertebrae yaitu 7 vertebra cervicalis, 12 vertebra thoracalis, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacralis (yang bersatu membentuk os sacrum), dan 4 vertebra coccygis (tiga dibwah umumnya bersatu). Struktur columna ini fleksibel, karena columna ini bersegmen-segmen dan tersusun atas vertebrae, sendi-sendi, dan bantalan fibrokartilago disebut discus intervertebralis. Discus intervertebralis membentuk kira-kira seperempat panjang columna.

Page 7: Case HNP

Ciri-ciri Umum Vertebra :

1. Corpus2. Arcus vertebrae :

- Sepasang pediculus berbentuk silinder

- Sepasang lamina melengkapi arcus dari posterior

Arcus vertebralis terdiri dari tujuh processus :

- 1 processus spinosus atau spina : menonjol ke posterior dari pertemuan kedua lamina.

- 2 processus transversus : menonjol ke luar (lateralis) dari pertemuan lamina dan pediculus. Processus transversus bersama processus spinosus memiliki fungsi sebagai pengungkit dan menjadi tempat melekatnya otot dan ligamentum.

- 4 processus articularis : terdiri dari 2 processus articularis superior dan 2 processus articularis inferior. Menonjol karena pertemuan antara lamina dan pediculus, dan facies artikularis diliputi oleh cartilago hyaline.Kedua processus artikularis superior bersendi dengan kedua processus articularis inferior dari arcus yang ada di atasnya, membentuk sendi sinovial.

3. Foramen vertebralis

Page 8: Case HNP

4. Incisura vertebralis superior dan inferior : incisura vertebralis superior dan incisura vertebralis inferior vertebre yang diatasnya membentuk foramen intervertebrale, tempat lewatnya nervi spinales dan pembuluh darah. Radix anterior dan posterior nervus spinalis bergabungan di dalam foramina ini, bersama dengan pembungkusnya membentuk saraf spinalis segmentalis.

Page 9: Case HNP

Ciri-ciri vertebra Cervicalis Tipikal :

1. Foramen transversarium untuk tempat lewatnya a. vertebralis dan v. vertebralis (C1-C6)

2. Spina kecil dan bifida3. Corpus kecil dan lebar dari sisi ke sisi4. Foramen vertebrale besar dan

berbentuk segitiga5. Processus articularis superior

mempunyai facies yang menghadap ke belakang dan atas

6. Processus articularis posterior mempunyai facies yang menghadap ke bawah dan ke depan.

Ciri-ciri Cervicalis Atipikal :

Vertebra cervicalis I, II, dan VII tidak khas

1. Vertebra cervicalis I atau atlas:- tidak memiliki korpus

- tidak mempunyai processus spinosus

- mempunyai arcus anterior dan arcus posterior

- mempunyai massa lateralis pada masing-masing sisi dengan facies articularis pada permukaan atasnya untuk bersendi dengan condylus occipitalis pada permukaan bawahnya untuk bersendi dengan axis.

2. Vertebra cervicalis II atau axis : memiliki dens seperti pasak, yang menonjol ke atas dari permukaan superior corpus.

3. Vertebra cervicalis VII atau vertebra prominens : mempunyai prosesus sponosus yang paling panjang dan processus itu tidak bifida, serta processus transversus besar.

Ciri-ciri Vertebra Thoracica Tipikal :

1. Corpus berukuran sedang dan berbentuk jantung2. Foramen vertebrale kecil dan bulat

Page 10: Case HNP

3. Processus spinosus panjang dan miring ke bawah4. Fovea costalis terdapat pada sisi-sis corpus untuk bersendi dengan capitulum

costae5. Fovea costalis terdapat pada processus transversus untuk bersendi dengan

tunerculum costae6. Processus articularis superior mempunyai facies yang menghadap kebelakang

dan lateral, sedangkan facies pada processus articularis inferior menghadap ke depan dan medial. Processus articularis inferior vertebra T12 menghadap ke lateral seperti pada vertebra lumbalis.

Ciri-ciri Vertebra Lumbalis Tipikal :

1. Corpus besar dan berbentuk ginjal2. Pediculus kuat dan mengarah ke belakang3. Lamina tebal4. Foramina vertebrale berbentuk segitiga5. Processus tranversus panjang dan langsing6. Processus spinosus pendek, rata, dan berbentuk segiempat dan mengarah ke

belakang7. Facies articularis processus articularis superior menghadap ke medial dan

facies articularis processus articularis inferior menghadap ke lateral.8. Tidak mempunyai facies articularis untuk bersendi dengan costae dan tidak

ada foramina pada processus transvesus.

Os Sacrum :

Terdiri dari 5 vertebra yang bergabung menjadi satu. Pinggir atas atau basis bersendi dengan vertebra lumbalis V. Pinggir bawah yang sempit bersendi dengan os. coccygis. Di lateral bersendi dengan dua os coxae untuk membentuk articulasio sacroiliaca.

1. Promontorium sacralis : pinggir anterior dan atas vertebra S1 menonjol ke depan sebagai margo posterior apertura pelvis superior.

2. Foramina vertebralis membentuk canalis sacralis. Canalis sacralis berisi radix anterior dan posterior nervi spinales sacrales dab coccygeales, filum terminale, dan zat-zat fibroadiposa.

3. Permukaan anterior dan posterior terdapat 4 foramen untuk tempat lewatnya rami anteriores dan posteriores n. spinalis S1-4.

Os Coccygis :

Terdiri atas 4 vertebra yang berfusi nenbentuk sebuah tulang segitiga kecil, yang basisnya bersendi dengan ujung bawah sacrum.

Page 11: Case HNP

Sendi-sendi Columna Vertebralis

1. Artikulasio Atlanto-Occipitalis : sendi sinovial antara condylus occipitalis yang terdapat di kanan dan kiri foramen magnum di atas dengan facies articularis seuperior massa lateralis atlantis di bawah. Pergerakan : fleksio, ekstensio, dan lateral fleksio, tidak rotasi.

2. Artikulasio Atlanto Axialis : Terdiri dari 3 buah sendi sinovial, yaitu articulatio antara dens dan arcus anterior atlantis, dan 2 buah articulatio antara massa lateralis tulang. Pergerakan : Rotasio atlas yang luas, dengan demikian merupakan gerakan kepala terhadap axis.

Sendi-sendi Columna Vertebralis di Bawah Axis

Kecuali 2 vertebra C1, persendian diperantarai oleh articulatio cartilaginea antar corpus dan articulatio sinovial antar processus articularis.

Sendi-sendi Antar Dua Corpus Vertebrae

Permukaan atas dan bawah corpus vertebra yang berdekatan dilapisi oleh lempengan tulang rawan hialin. Diantara kedua lempeng tulang rawan tersebut, terdapat discus intervertebralis yang tersusun atas jaringan fibrocartilago.

Daerah cervicalis bawah, didapatkan sendi sinovial kecil di kanan dan kiri discus intervertebralis antara permukaan atas dan bawah corpus vertebrae.

- Discus intervertebralii :

Anulus fibrosus : Terdiri dar jaringan fibrokartilago, di dalamnya terdapat serabu-serabut kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel yang kosentris. Berkas kolagen berjalan miring diantara corpus vertebra yang berdekatan, dan lamel-lamel yang lain berjalan dalam arah sebaliknya.

Page 12: Case HNP

Nukleus pulposus : Pada anak-anak dan remaja merupakan massa lonjng, yang banyak mengandung air, sedikit serabut kolagen, dan sedikit tulang rawan. Sifat nukleus pulposus yang cair memungkinkannya berubah bentuk dan vertebra dapat menjungkit ke depan atau ke belakang, seperti pada gerakan ekstensi dan fleksi. Dengan bertambahnya umut air berkurang dan digantikan oleh fibrocartilago. Serabut-serabut kolagen berdegenerasi, dan sebagai akibatnya anulus tidak lagi berada dalam tekanan.

Otot-otot Punggung

1. Otot Superfisial : otot bagian superior yaitu m. trapezius, m. latissimus dorsi, m. levator scapulae, dan m. rhomboideus major dan minor.

2. Otot Intermedia : Otot ini berhubungan dengan respirasi yaitu m. serratus posterior superior, m. serratus posterior inferior, m. levatores costarum.

3. Otot Profunda (Otot Postvertebralis) : mm. interspinales dan m. intertransversarii. Otot profunda membentuk kolumna jaringan otot yang lebar dan tebal, yang menempati lekukan di kanan dan kiri processus spinosus. Otot-otot ini terbentang dari sacrum samapai cranium. Otot-ototnya terpisah dengan panjang yang beragam. Otot panjang terletak superfisial dan berjalan vertikal dari sacrum ke angulus costae, processus transversus, dan processus spinosus vertebra bagian atas. Otot panjang sedang berjalan miring dari processus spinosus ke processus spinosus. Otot paling pendek dan dalam berjalan diantara processus spinosus dan di antara processus transversus vertebra yang berdekatan.

Persarafan Punggung

Kulit dan otot-otot dipersarafi secara segmental oleh rami posteriorores 31 pasang saraf spinalis. Remi posterior C1, 6, 7 dan 8 serta L4 dan 5 mempersarafi otot punggung profunda, tetepi tidak mempersarafi kulitnya. Ramus posterior C2 (n. occipitalis major) berjalan ke atas melalui tengkuk dan mempersarafi kulit kepala. Rami posterior berjalan ke bawah dan lateral mempersarafi sebagian kulit, sedikit di bawah tempat keluarnya dari foramen intervertebralis. Persarafan kulit yang tumpang tindih menyebabkan pemotongan satu saraf mengakibatkan berkurangnya sensasi kulit, tapi tidak menghilangkannya secara total. Setiap ramus posterior terbagi dua, yaitu cabang medial dan lateral.

Histologi Tulang

Page 13: Case HNP

Tulang adalah jaringan ikat khusus yang terdiri dari matriks tulang dan 3 jenis sel ; oosit, osteoblas, dan osteoklas. Lapisan luar dan dalam ditutupi lapisan sel-sel pembentuk tulang dan jaringan ikat yang disebut periosteum dan endosteum. Periosteum terdiri dari lapisan luar serta-serat kolagen dan fibroblas yang disebut juga serat Sharpey. Berkas serat periosteum memasuki matriks tulang dan mengikat periosteum pada tulang. Lapisan dalam mengandung sel mirip fibroblas yang disebut sel osteoprogenitor, yang berpotensi membelah melalui mitosis dan berkembang menjadi osteoblas. Endosteum melapisi semua rongga di dalam tulang dan terdiri atas selapis sel osteoprogenitor gepeng dan sejumlah kecil jaringan ikat. Karenanya, endosteum lebih tipis dibandingkan periosteum.

Tulang Kompak (Compact Bone), pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.

Tulang Spongiosa (Spongy Bone), pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.

Sumsum Tulang (Bone Marrow), lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.

III.1.ii LMN

Lower motor neuron (LMN) merupakan neuron yang menyalurkan impuls

motorik pada bagian perjalanan terakhir ke otot skeletal. LMN menyusun inti –

inti saraf otak motorik dan inti – inti radiks ventralis saraf spinal. Terdapat dua

jenis LMN, yaitu :

a. Alfa motoneuron :

- Berukuran besar dan menjulurkan aksonnya yang tebal (12-20u)

- Mensarafi serabut otot ekstrafusal

Page 14: Case HNP

b. Gama-motoneuron :

- Berukuran kecil

- Aksonnya halus (2-8u)

- Mensarafi serabut otot intrafusal

Sebuah motormeuron dan sejumlah serabut otot yang dipersarafinya merupakan

satu kesatuan motorik / unit motorik. Kesatuan motorik bisa disebut besar atau

kecil, yang besar adalah sebuah motorneuron yang mensarafi 120-150 serabut otot

sedangkan unit motorik yang kecil dibentuk oleh sebuah motorneuron yang

berhubungan dengan 3 – 8 serabut otot. Otot – otot yang digunakan untuk

berbagai gerakan tangkas khusus terdirai atas banyak unit motorik yang kecil, jadi

untuk melaksanakan gerakan tangkas yang diperlukan banyak

motorneuron.Sebaliknya , otot – otot yang mempunyai fungsi motorik sederhana

terdiri atas kesatuan motorik yang besar.

Tugas motorneuron hanya menggalakkan sel – sel serabut otot sehingga timbul

gerak otot, sedangkan untuk menghambat gerak otot dilakukan oleh interneuron.

Bila terdapat kerusakan pada motorneuron

Maka serabut otot yang bergabung dengan unit motoriknya tidak dapat

berkontraksi, walaupun impuls motorik masih dapat disampaikan oleh sistem

piramidal dan ekstrapiramidal.

Kerusakan tergantung pada jumlah motorneuronnya

Otot lumpuh ringan Otot lumpuh mutlak

(Paresis) (Paralisis)

Page 15: Case HNP

Karena motorneuron dengan sejumlah otot serabut otot yang dipersarafinya merupakan satu

kesatuan maka kerusakan pada motorneuron membangkitkan keruntuhan serabut otot dan unit

motoriknya

Otot yang terkena menjadi atrofik (kecil)

Dapat juga terlihat fasikulasi pada serabut otot sehat yang tersisa

Jadi, Motorneuron dan akson merupakan satu – satunya saluran bagi impuls

motorik yang dapat menggalakkan serabut – serabut otot.Dinamakan oleh

Sherrington “Final Common Path” dari impuls motorik.

Akson menghubungi sel serabut otot melalui sinaps, sebagaimana neuron

berhubungan dengan neuron lain. Bagian otot yang bersinaps dikenal sebagai

“Motor End Plate” , Inilah alat penghubung antar neuron dan otot.

III.2 Susunan Somestesia

Adalah perasaan yang di rasakan pada baguan tubuh yang berasal dari seperti kulit, tulang, periosteum, tendon, dan otot

Perasaan protopatik (ekstroseptif)Mencakup perasaan yang berasal dari alat perasa pada kulit dan mukosa yang terdiri atas rasa nyeri, suhu dan raba

Reseptor terletak pada kulitReseptor tersebut bereaksi terhadap rangsangan dari luat atau perubahan di sekitarnya

Reseptor pada protopatik : Ujung saraf bebeas nyeri (nosireseptor) , suhu Korpuskel taktil meissner (kulit tidak berambut) raba dan tekan ringan Ujung bulbus Krause dingin Korpuskel Ruffini panas Ujung saraf peritrikial (folikel rambut) raba Diskus merkel raba

Penyaluran Impuls Nyeri dan Suhu

Page 16: Case HNP

Dicetuskan di ujung saraf bebas

Ganglion radiks posterior medulla spinalis (ganglion spinale)

Nukleus Propius

Serabut-serabut nervus Propius (traktus spinotalamikus

Page 17: Case HNP

Menyilang di garis tengah melalui substansia grisea sentralis

Traktus spinotalamkus lateralis

Naik melalui medulla spinalis( yang berasal dari lumbal sacral serabut spinotalamik terkumpul dalam bagian lateral, torakal:

bagian tengah, servikal : medial)

Melewati medulla oblongata

PONS

Nervus V Mesensefalon

Nukelus Talamikus(nucleus Ventro posterolateralis (VPL))

Traktus Talamokortikalis

Girus post sentalis (somatosensorik primer) di bawah girus pre dan post sentralis (somatosensorik sekunder)

Informasi ke korteks serebri

IMPULS RASA RABA

Impuls Rasa Raba

sebelah dorsolateral dari olive inferior

diantara lemiskus medialis dan brakium konjungtivum

Diatas ujung dorsal lemniskus medialis

Impuls Nyeri dari wajah, mukosa mulut dan hidung (kontralateral)

Traktus Spinotalamikus anterior dan talamokortikalis

Perasaan raba bersifat umumPerasaan taba bersifat lokalisasi dan diskriminasi

Traktus Kuneatus dan Grasilis

Page 18: Case HNP

SISTEM SOMATOSENSORIK

Prinsip sistem somatosensorik :

Rangsang reseptor saraf sensorik medula spinalis thalamus korteks area somatosensorik (girus post-centralis : HOMONKULUS SENSORIK) korteks asosiasi somatosensorik (lobus parietal : broadmann 5 &7) kesan (persepsi).

Komponen perifer sistem somatosensorik- Organ-organ reseptor

Definisinya : Organ sensorik khusus yang merekam perubahan fisik dan kimiawi di lingkungan eksternal dan internal organisme dan mengubahnya menjadi impuls elektrik yang akan di proses oleh sistem saraf. Organ reseptor khusu di kulit

1. Ujung saraf peritrikial Di area kulit berambut2. Korpuskel taktil meissner Di area kulit tidak berambut raba & tekan

ringan3. Korpuskel vater pacini Diarea kutis & subkutis tekanan & getaran4. Bulbus krause Reseptor dingin5. Korpuskel ruffini Reseptor hangat6. Taktil merkel Di area kulit & saraf

Organ reseptor di otot,fasia & tendoa. Ujung anulospiral spindel otot Reganganb. Organ tendo Golgi Teganganc. Korpuskel golgi mazzoni tekanan

Page 19: Case HNP
Page 20: Case HNP

SOMESTESIA

Definisinya : suatu perasaan yang menyakiti (protopatik) dan perasaan yang diperlukan untuk mengatur diri sendiri (proprioseptif)

Perasaaan

Eksteroseptif/protopatik Proprioseptif Interoseptif

Reseptornya dikulit Reseptornya di otot, Reseptornya ada

Tendo,jar.ikat,sendi di rongga dalam

Rasa nyeri,suhu,tekan Gerak,getar,sikap,

Rasa halus

Perasaan Luhur

Page 21: Case HNP

Anatomi dan fisiologi perasaan

Penyaluran impuls nyeri

Nyeri

Dicetuskan

Nosireseptor

Disalurkan ke

Ganglion radix posterior medula spinalis (Ganglion spinale)

Impuls diterukan ke

Nukleus proprious / traktus spinothalamikus

Jalannya menyilang dibawah substansia grisea sentralis dan

Selanjutnya berjalan menuju

Funikulus anterolateralis kontralateral / jaras spinothalamikus

Girus post sentralis Girus pre sentralis

Page 22: Case HNP

III.3 Gangguan Medula Spinalis

III.3.i Low Back Pain

Page 23: Case HNP

III.3.ii HNP (Hernia Nucleus Pulposus)

III.3.iii Radikulopati

Definisi

Suatu keadaan yang berhubungan dengan gangguan fungsi dan struktur radiks

akibat proses patologik yang dapat mengenai satu atau lebih radiks saraf dengan

pola gangguan bersifat dermatomal

Etiologi

Proses kompresif

kelainan-kelainan yang bersifat kompresif yang bisa menyebabkan

radikulopati, HNP, tumor medula spinalis, neoplasma tulang, spondilosis

Proses inflamasi

GBS dan herpes zoster

Proses degeneratif

DM

Klasifikasi

Radikulopati servikal

Kompresi satu atau lebih radiks saraf tulang halus pada leher sering

disebabkan oleh spondilosis cervical

Radikulopati torakal

relatif jarang dari kompresi pada punggung tengah. Daerah ini tidak di

desain untuk membengkok. Kasus ini sering ditemukan infeksi herpes

zoster

Radikulopati lumbal

Page 24: Case HNP

sering terjadi, yang sering disebabkan oleh iritasi atau kompresi radius

saraf daerah lumbal. Gejalanya yang dapat disebabkan oleh spinal stenosis, HNP

Menifestasi klinis

Rasa nyeri yang menjalar dari daerah parasentral dekat vertebra hingga ke

arah ekstremitas

Paresthesia yang mengikuti pola dermatom

Hilang atau berkurang’a sensorik di permukaan sepanjang dermatom

Kelemahan otot2 yg di persarafi radiks yang bersakutan

Refleks tendon menurun

Pemeriksaan klinis

Anamnesa

riwayat kesehatan

Pemeriksaan fisik

abnormalitas postur

deformitas

nyeri tekan

spasme otot

Pemeriksaan neurologis

ganguan sensorik

ganguan motorik (kekuatan otot, atrofi, spasme)

perubahan refleks

Pemeriksaan radikulopati servikal

Page 25: Case HNP

terbatasnya (range of motion) leher

nyeri akan bertambah berat dengan pergerakan

Pemeriksaan radikulopati lumbal

lasegue sign (+)

Pemeriksaan penunjang

X-ray, MRI/CT scan, EMG

Penatalaksanaan

Informasi dan edukasi

Farmakoterapi

akut: asetaminofen, NSAID, muscle relaxant

kronik :antidepresan trisiklik

Non farmako

akut: imobilisasi

Page 26: Case HNP

III.3.iv Prolaps diskus intervertebralis lumbal

III.4 Penatalaksanaan Kasus

1. Ibuprofen Merupakan obat golongan NSAID yang memiliki efek antipireutik, anti

inflamasi, dan analgetik Pada aksi analgesic, obat ini bekerja secara sentral dan perifer. Dimana

kandungannya akan menghambat sintesis prostaglandin karena kerjanya sebagai mediator inflamasi.

Pada aksi anti inflamasi, obat ini akan memberi efek vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas vascular.

Pada aksi antipeuretik, obat ini akan memberi efek mengeluarkan leukosit dan bekerja secarta langsung untuk termoregulasi di hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh.

Jika diberikan dalam jangka waktu yang panjang akan meningkatkan risiko serangan jantung, penyebab ulserasi dan perdarahan pada saluran pencernaan.

2. Relaksan otot Digunakan secara kombinasi dengan NSAID untuk LBP akut Dalam konsumsinya harus hati – hati, karena targetnya adalah otak bukan otot Digunakan untuk mengurangi spasme otot

3. Epidural steroid injection Bisa untuk mengobati LBP yang diakibatkan oleh penjepitan saraf Injeksi ditempatkan pada ruang epidural, di membrane luar meliputi tulang

belakang Pasien akan merasa sakitnya menghilang sekitar 1 – 2 bulan selama injeksi. Diberikan injeksi sebanyak 3 x setiap kali injeksi. Jika tidak ada perubahan

maka pada minggu berikutnya dilakukan injeksi dalam jumlah yang sama.4. Lumbar traction

Digunakan untuk relaksasi otot Dengan supinasi pinggang 90 derajat dan lutut difleksikan

5. Sinar / radiasi Peningkatan pasokan darah, peningkatan analgesi, dan peningkatan tonus otot Radiasi inframerah yang diberikan dalam jarak 18 – 24 inchi dari tubuh pasien

untuk disinari selama 20 menit.

Page 27: Case HNP

III.5 Interpretasi

a-17-years-old, perempuan, terlihat sehat, tidak ada riwayat nyeri

ANAMNESA

KU : nyeri hebat di tulang belakang bagian bawah

KT : nyeri dirasakan menyebar dari area punggung ke bokong hingga ke paha bagian lateral

RPS : dia mendengar suara “pop” di lumbosacral juntion saat mengangkat tasnya

RPD : tidak ada riwayat LBP sebelumnya

HIPOTESIS

- Low Back Pain (dari KU nya)

1. Nervus

• HNP: nyeri tiba-tiba, ada bunyi “pop” ® kmungkinan krn robeknya disc annulus, nyeri menyebar ke bokong dan paha (radikular).

• Neuritis: nyeri hebat

2. Otot

• Strain otot: tiba-tiba, krna habis mengangkat barang berat, mungkin saja ototnya tidak kuat.

3. Sendi

• Spondilitis: merupakan peradangan pd persendian vertebrae® nyeri radikular

4. Tulang

• Fraktur vertebrae: bisa terjadi trauma setelah dia mengangkat tas berat ® nyeri tiba-tiba

• Spondilolithesis : merupakan pergeseran ke depan antara 1 vertebrae dg lainnya® nyeri

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Fisik

Postur berjalan: bungkuk dengan kaki agak fleksi

Page 28: Case HNP

Merupakan usaha pasien untuk menahan sakit

Px.kepala: saat kepala ditekuk ada perasaan tidak nyaman di punggung

Memperkuat hipotesis HNP, kemungkinan karena ada nervus yang terjepit dan tertarik

Pemeriksaan Neurologis

Px.sensorik: normal

cara pemeriksaannya dengan menyapukan kapas dan benda agak tajam (di bawah refleks-hammer) di sepanjang dermatom ® tidak ada hipoestesi (baal)

Px. Motorik: normal

memeriksa kekuatan otot ® kekuatan otot normal, tidak ada nyeri

Px. Refleks fisiologis (lutut dan pergelangan kaki / achilles) : 2+ ® normal

Px. Refleks patologis (pada pergelangan kaki) : negatif ® meyakinkan bahwa bukan lesi UMN

Test Laseque: tungkai kiri (+), tungkai kanan (-)

Cara pemeriksaannya dengan menaikkan tungkai kaki ke atas sampai membentuk sudut 60°, jika sebelum sudut tersebut terasa nyeri, artinya positif

pada kasus ini laseque / tanda ischiatika tungkai kaki kiri positif, menandakan ada gangguan pada nervus ischiadikus sebelah kiri

Test Patrick : (-)

Melemahkan hipotesis Spondilitis dan spondilolithesis

Cara pemeriksaannya: Satu kaki ditekuk lututnya di bagian atas lutut kaki lainnya, kemudian diberikan tekanan lembut pada lutut yang ditekuk. Jika ada nyeri di sendi panggul dan sakral ® positif (pada artritis, spondilitis, spondilolothesis)

Test Movement

Nyeri pada saat rotasi ke kiri

Page 29: Case HNP

Pada saat ekstensi dan fleksi lateral, tidak ada batasan pergerakan, tapi tetap nyeri ® melemahkan hipotesis fraktur vertebrae karena pada fraktur, nyeri sangat hebat dan terdapat perbatasan pergerakan ke segala arah

Radiografi tulang belakang lumbar, termasuk pandangan miring, tidak menunjukkan buktiapapun spondylosis atau spondylolisthesis. Meskipun relatif jarang untuk melihat sakit disk-jenis dan masalah disk dalam sebuah remaja, gejala-gejala pasien disarankandiscogenic nyeri pinggang.

Karena nyeri pasien masih tidak baik kira-kira 3 minggu setelah cedera, MRI tulang belakang lumbar dilakukan, menunjukkan penyempitan minimal mungkin dari sela-4 diskL3, serta cairan minimal menurun pada disk tersebut. Pada L4-5, sebuah herniasi diskpusat terlihat menekan margin anterior teka itu, terutama garis tengah, tetapi agakeksentrik ke kanan. The herniasi disk L4-5 tampaknya menyentuh saraf L5 seperti munculdari teka tersebut. Kesan itu adalah radikulopati lumbal

Pengobatan dengan injeksi epidural steroid dibahas, tetapi menunda oleh pasien sejak diamencari pengobatan yang paling minimal invasif. Oleh karena itu, disepakati bahwa terapikonservatif, yang terdiri dari program terapi agresif fisik, akan menjadi pendekatan terbaik pertama. Program terapi fisik terdiri dari modalitas traksi lumbal dan panas lembab. Ketikanyeri akut nya mereda, berbagai gerakan dan rejimen penguatan telah ditambahkan ke dalam program ini agresif awal.→ merupakan anakgetika untuk menghentikan nyeri

Karena imobilitas pasien dan ketidakmampuan yang terkait untuk duduk untuk setiapperiode waktu, sekolah rumah telah dimulai untuk 6 minggu ke depan. Dia menanggapipengobatan non operasi agresif dan memiliki resolusi lengkap dari nyeri radikuler sekitar 4bulan setelah awal.