case anak

23
KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU PENYAKIT ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN ATMAJAYA RUMAH SAKIT : RSUD SYAMSUDIN SH Nama : Anastasia Lilian Suryajaya Tanda Tangan: NIM : 2011-061-085 Dr Pembimbing / Penguji : dr. Hj. Rini Sulviani, SpA, M.kes IDENTITAS PASIEN Nama lengkap : By. SR Jenis kelamin : Perempuan Tempat / tanggal lahir : Sukabumi / 28 Januari 2012 Suku Bangsa : Sunda Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pekerjaan : Belum bekerja Pendidikan : Belum sekolah Alamat: Jl. MH Holil RT 02/17 Sukaraja, Kab. Sukabumi Usia : 4 bulan Identitas Orang Tua Ayah Ibu Nama Tn. P Ny. A Suku Bangsa Sunda Sunda Agama Islam Islam Pendidikan Terakhir SMP SD 1

description

case anak

Transcript of case anak

KEPANITERAAN KLINIK

STATUS ILMU PENYAKIT ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN ATMAJAYARUMAH SAKIT : RSUD SYAMSUDIN SHNama : Anastasia Lilian Suryajaya Tanda Tangan:

NIM : 2011-061-085

Dr Pembimbing / Penguji : dr. Hj. Rini Sulviani, SpA, M.kes

IDENTITAS PASIENNama lengkap : By. SRJenis kelamin : Perempuan

Tempat / tanggal lahir : Sukabumi / 28 Januari 2012Suku Bangsa : Sunda

Status Perkawinan : Belum menikahAgama : Islam

Pekerjaan : Belum bekerjaPendidikan : Belum sekolah

Alamat: Jl. MH Holil RT 02/17 Sukaraja, Kab. SukabumiUsia : 4 bulan

Identitas Orang Tua

AyahIbu

NamaTn. PNy. A

Suku BangsaSundaSunda

AgamaIslamIslam

Pendidikan TerakhirSMPSD

PekerjaanPedagangIbu rumah tangga

Usia28 tahun 21 tahun

PenghasilanRp 200.000 - Rp 300.000 / bulan-

ANAMNESIS

Diambil secara alloanamnesis dari ibu kandung pasien, perawat di bangsal tanjung, perawat di PICU dan dokter muda atmajaya bagian anak.Keluhan Utama:

Kejang berulang Keluhan tambahan :

Demam dan tidak sadarkan diriRiwayat Penyakit Sekarang

Empat puluh menit sebelum masuk rumah sakit, pasien kejang. Kejang terjadi pada tangan dan kaki. Pada saat kejang tubuh pasien kaku, kaki serta tangan kelojotan,dan mata mengarah ke atas. Kejang berlangsung sekitar 10 menit dan kemudian berhenti spontan. Pada saat kejang, pasien tidak dapat diajak berkomunikasi, tubuh pasien digoyang-goyangkan dan namanya dipanggil, tetapi pasien tidak merespon dan matanya tetap melihat ke atas. Ketika kejang berhenti, pasien tidak membuka mata dan tidak sadarkan diri. Sesaat sebelum kejang, pasien sudah dalam keadaan tidak sadar dan pasien tidak dapat diajak berbicara. Keluhan kejang disertai demam tinggi. Saat tiba di rumah sakit Pasien sudah sadar. Kejang pertama kali terjadi 4 jam sebelum masuk rumah sakit, keluarga pasien mengatakan bahwa pasien kejang secara tiba-tiba saat pasien sedang digendong. Kejang terlihat pada tangan dan kaki yang tiba-tiba kaku dan bergetar, dan mata melihat ke atas. Kejang berlangsung sekitar kurang lebih 10 menit dan berhenti selama 30 menit. Setelah 30 menit, kejang berulang dengan gerakan yang sama. Setelah kejang, tubuh pasien lemas dan pasien sudah tidak dapat diajak berkomunikasi. Lalu setelah 1 jam setelahnya kejang berulang kembali dengan gerakan yang sama. Setelah kurang lebih 30 menit setelahnya kejang berulang kembali masih dengan gerakan yang sama. Sesaat sebelum kejang pertama di rumah, pasien masih dapat diajak bermain. Pada saat kejang yang pertama sampai yang kelima pasien demam (tidak diukur). Demam sudah ada sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam mendadak tinggi, suhu tidak diukur, demam sepanjang hari, lalu pasien dibawa ke bidan dan diberikan obat penurun panas tetapi demam tetap tidak turun. Dua hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien tidak mau minum apapun. Makan dan minum sebelumnya baik. Tidak ada gangguan BAB dan BAK. Riwayat trauma kepala, diare berulang, sesak nafas, pilek berulang disangkal oleh keluarga pasien. Oleh karena kejang yang berulang, orangtua pasien membawa pasien ke IGD RSU SYAMSUDIN untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Di RSU SYAMSUDIN (31 Mei 2012), dilakukan pemeriksaan darah rutin, glukosa darah, dan morfologi darah tepi dan didapatkan:

Hb

: 5,9 g/dL

Ht

: 18,3 %

Leukosit

: 3000/L

Trombosit

: 152.000 /L

Glukosa Darah Sewaktu: 178 mg/ dL

Morfologi Darah Tepi

MCV

: 75,1 mmol/L (79-46 mmol/L)

MCH

: 23,2 mmol/L (25-35 mmol/L)

MCHC

: 30,9 mmol/L (30-36 mmol/L)

E

: Hipokrom mikrositer, poikolositosis sampai dengan sedang

L

: Populasi leukosit kurang (leukopenia), limfositosis relatif, neutropenia, sel muda/blas

T

: Populasi trombosit cukup, morfologi dalam batas normal

Kesan : Anemia + Leukopenia

DD/ 1. Anemia hemolitik + viral infection

(susp. Thalasemia)

2. Fe def. Anemia + viral infection

Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran apatis, takipnea, suhu 38C, gizi kurang menurut WFA dan HFA, normal menurut WFH. Pada kepala ubun-ubun teraba sedikit membonjol, terbuka 3 x 2 cm, mata cekung, konjungtiva anemis +/+. Abdomen tampak cembung, venektasi +, umbilikus menonjol.Pada pemeriksaan neurologis tanda rangsang meningeal ditemukan kaku kuduk +, refleks Babinski +/+. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal Pemeriksaan brudzinski 1 dan brudzinski 2 negatif.Pasien telah mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 4 hari. Selama dirawat di rumah sakit, pasien diinfus dengan 2A dan RL dan sudah mendapatkan obat-obatan yaitu : Cefotaxime IV 3 x 200 mg, Diazepam 1,5 mg IV (bila kejang), PCT drop 3 x 0,4 cc, Colsancentine IV 4 x 75 mg, Ranitidin IV 2 x 4 mg, Sibital 80 mg IV (jika kejang), selanjutnya diberi Sibital 2 x 8 mg (jika demam), Dumin supp prn, Dexamethason IV 3 x 1 mg, Ampicillin IV 4 x 200 mg, Ceftazidin IV 3 X 200 cc, vit. K IM 1 mg. Selain obat-obatan, pasien juga mendapatkan transfusi whole blood. Saat perawatan dilakukan pungsi lumbal dan pemeriksaan penunjang berupa cek darah rutin dan fungsi hati. Pemeriksaan darah terakhir (tanggal 3-6-2012) menunjukkan Hb : 9,6 Ht: 28,8 Trombosit : 180.000 leukosit : 14500. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Riwayat penyulit saat kehamilan: Ketuban Pecah Dini

Riwayat ANC

: 6 kali di bidan

Riwayat penggunaan obat : disangkal

KelahiranLahir di

: RSUD. R. Syamsudin, SH, Sukabumi

Penolong persalinan

: Bidan di RS. Syamsudin

Cara persalinan

: Spontan

Masa gestasi

: 28 mingguBayi :

Berat badan lahir

: 1700 gram

Panjang badan lahir

: 36 cm

Keadaan saat lahir

: langsung menangis, kulit tidak biru, ketuban jernih

Kelainan bawaan

: -

Riwayat Imunisasi

Polio 1 kaliRiwayat Nutrisi (Nutritional History)Sejak lahir pasien hanya minum ASIRiwayat KeluargaPasien adalah anak pertama dari 4 bersaudara. PEMERIKSAAN JASMANI (31 Mei 2012)Pemeriksaan umum

Keadaan umum

: Tampak sakit sedangKesadaran

: Compos Mentis (GCS=15)MataMembuka spontan (4)

Merespon terhadap suara (3)

Merespon terhadap rangsang nyeri (2)

Tidak ada respon (1)

Respon verbalMenjawab dengan baik (5)

Bingung (4)

Kata-kata tidak ada kesinambungan (3)

Suara-suara tanpa arti (2)

Tidak ada respon (1)

Respon motorikBergerak spontan (6)

Respon terhadap nyeri lokal (5)

Bergerak dengan rangsang nyeri (4)

Respon fleksi terhadap nyeri (3)

Respon ekstensi terhadap nyeri (2)

Tidak ada respon (1)

Total15

Tanda-tanda vitalLaju Denyut jantung

: 124 kali / menit (90-120 kali/menit)Laju Respirasi

: 30 kali / menit (30-45 kali/menit)

Suhu

: 38C (36,5C -37,5C )Antropometri

Lingkar kepala: 43 cm (N:45 cm) Lingkar dada

: 43 cm Lingkar perut

: 63 cm Lingkar Lengan Atas: 18 cm Berat Badan

: 4 kg Panjang Badan: 54 cm WFA

: 64,5 % ( gizi kurang HFA

: 87 % ( gizi kurang WFH

: 93 % ( normal Kepala: normocephali, tidak ada deformitas, ubun-ubun teraba sedikit membonjol, terbuka 3 x 2 cm Mata: cekung, konjungtiva anemis +/+, pupil isokor 3mm/3mm

Telinga: membran timpani intak, MAE +/+, serumen -/-, Hidung: septum nasi di tengah, sekret -/-Mulut: mukosa oral dan lidah basah, sianosis Tenggorokan: faring tidak hiperemis

Leher: tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening

Thorax

Paru

Inpeksi: Bentuk dada normal, simetris pada keadaan statis dan dinamis

Palpasi: Perabaan gerak nafas simetris, stem fremitus norma kanan = kiriPerkusi: Sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi: Bunyi nafas bronkovesikular, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung

Isnspeksi: Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi: Ictus cordis teraba pada ICS IV di linea midklavikularis sinistra

Perkusi: Batas atas: ICS II sinistra

Batas kanan: linea sternalis dextra

Batas kiri: ICS IV linea midklavikularis sinistra

Auskultasi: Bunyi jantung I dan II reguler, murmur -, gallop Abdomen

Inspeksi: Tampak cembung, venektasi +, umbilikus menonjol

Palpasi

: Supel, hepar teraba 2 cm di bawah arcus costae, konsistensi kenyal, permukaan rata, tepi tajam. Lien tidak teraba, Nyeri tekan (-)

Perkusi: Timpani di seluruh kuadran

Auskultasi: Bising usus + (5-6 kali/menit)

Punggung

: Alignment vertebra baikEkstremitas

: akral hangat, CRT < 3 detik Kulit

: turgor kulit baikGenitalia

: labia mayora menutupi labia minoraAnus

: Anus +, tidak ada kelainan

Pemeriksaan Neurologis:N. I

: Tidak diperiksa

N. II

: Normal, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tak langsung +/+

N. III, IV, VI: Normal, pupil bulat, isokor 3mm/3mm, gerakan bola mata pasien sulit dinilai

N.V: Tidak diperiksa

N. VII: Normal, wajah pasien simetris saat menutup mata dan mengangkat dahi

N. VIII: Tidak dapat diperiksa

N. IX: Tidak dapat diperiksaN. X: Tidak dapat diperiksaN. XI: Tidak dapat diperiksaN. XII: Tidak dapat diperiksa

Kekuatan Motorik: Baik

Sensorik: Baik

Refleks Babinski: +/+KananKiri

Refleks patologis: BabinskiRangsang meningealKaku kudukBrudzinski IBrudzinski IIKernig(+)

(+)

(-)

(-)

(-)(+)

(-)

(-)

(-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG :TANGGALHb10,4-12,4Ht31,2-37,2Leukosit6400-15000Trombosit150000-400000SGOT15-46SGPT8-36

31/5/20125,918,33000152.000

1/6/20126,118,75900149.00025,219,6

2/6/2012

3/6/20129,628,814500180.000

Pungsi lumbal dilakukan pada tanggal 2/6/2012 dengan hasil :sel

: 31/mm3 (N: 0-5/mm3)

Glukosa : 18 mg/dl (N:50-75mg/dl)Protein

: 612 mg/dl (N:15-45mg/dl)Nonne

: (+)

Pandy

: (+)

Rivalta

: (+)

Hitung Jenis: - Mononuklear: 60 %

- Polinuklear

: 40 %Cairan cerebrospinal keruhRINGKASANPasien anak perempuan usia 4 bulan. Empat puluh menit sebelum masuk rumah sakit, pasien kejang. Kejang terjadi pada tangan dan kaki. Pada saat kejang tubuh pasien kaku, kaki serta tangan kelojotan,dan mata mengarah ke atas. Kejang berlangsung sekitar 10 menit dan kemudian berhenti spontan. Pada saat kejang, pasien tidak dapat diajak berkomunikasi, tubuh pasien digoyang-goyangkan dan namanya dipanggil, tetapi pasien tidak merespon dan matanya tetap melihat ke atas. Ketika kejang berhenti, pasien tidak membuka mata dan tidak sadarkan diri. Sesaat sebelum kejang, pasien sudah dalam keadaan tidak sadar dan pasien tidak dapat diajak berbicara. Keluhan kejang disertai demam tinggi. Saat tiba di rumah sakit Pasien sudah sadar. Kejang pertama kali terjadi 4 jam sebelum masuk rumah sakit, keluarga pasien mengatakan bahwa pasien kejang secara tiba-tiba saat pasien sedang digendong. Kejang terlihat pada tangan dan kaki yang tiba-tiba kaku dan bergetar, dan mata melihat ke atas. Kejang berlangsung sekitar kurang lebih 10 menit dan berhenti selama 30 menit. Setelah 30 menit, kejang berulang dengan gerakan yang sama. Setelah kejang, tubuh pasien lemas dan pasien sudah tidak dapat diajak berkomunikasi. Lalu setelah 1 jam setelahnya kejang berulang kembali dengan gerakan yang sama. Setelah kurang lebih 30 menit setelahnya kejang berulang kembali masih dengan gerakan yang sama. Sesaat sebelum kejang pertama di rumah, pasien masih dapat diajak bermain. Pada saat kejang yang pertama sampai yang kelima pasien demam (tidak diukur). Demam sudah ada sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam mendadak tinggi, suhu tidak diukur, demam sepanjang hari, lalu pasien dibawa ke bidan dan diberikan obat penurun panas tetapi demam tetap tidak turun. Dua hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien tidak mau minum apapun. Makan dan minum sebelumnya baik. Tidak ada gangguan BAB dan BAK. Riwayat trauma kepala, diare berulang, sesak nafas, pilek berulang disangkal oleh keluarga pasien. Oleh karena kejang yang berulang, orangtua pasien membawa pasien ke IGD RSU SYAMSUDIN untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Di RSU SYAMSUDIN (31 Mei 2012), dilakukan pemeriksaan darah rutin, glukosa darah, dan morfologi darah tepi dan didapatkan:

Hb

: 5,9 g/dL

Ht

: 18,3 %

Leukosit

: 3000/L

Trombosit

: 152.000 /L

Glukosa Darah Sewaktu: 178 mg/ dL

Morfologi Darah Tepi

MCV

: 75,1 mmol/L (79-46 mmol/L)

MCH

: 23,2 mmol/L (25-35 mmol/L)

MCHC

: 30,9 mmol/L (30-36 mmol/L)

E

: Hipokrom mikrositer, poikolositosis sampai dengan sedang

L

: Populasi leukosit kurang (leukopenia), limfositosis relatif, neutropenia, sel muda/blas

T

: Populasi trombosit cukup, morfologi dalam batas normal

Kesan : Anemia + Leukopenia

DD/ 1. Anemia hemolitik + viral infection

(susp. Thalasemia)

2. Fe def. Anemia + viral infection

Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran apatis, takipnea, suhu 38C, gizi kurang menurut WFA dan HFA, normal menurut WFH. Pada kepala ubun-ubun teraba sedikit membonjol, terbuka 3 x 2 cm, mata cekung, konjungtiva anemis +/+. Abdomen tampak cembung, venektasi +, umbilikus menonjol.Pada pemeriksaan neurologis tanda rangsang meningeal ditemukan kaku kuduk +, refleks Babinski +/+. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal Pemeriksaan brudzinski 1 dan brudzinski 2 negatif.Pasien telah mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 4 hari. Selama dirawat di rumah sakit, pasien diinfus dengan 2A dan RL dan sudah mendapatkan obat-obatan yaitu : Cefotaxime IV 3 x 200 mg, Diazepam 1,5 mg IV (bila kejang), PCT drop 3 x 0,4 cc, Colsancentine IV 4 x 75 mg, Ranitidin IV 2 x 4 mg, Sibital 80 mg IV (jika kejang), selanjutnya diberi Sibital 2 x 8 mg (jika demam), Dumin supp prn, Dexamethason IV 3 x 1 mg, Ampicillin IV 4 x 200 mg, Ceftazidin IV 3 X 200 cc, vit. K IM 1 mg. Selain obat-obatan, pasien juga mendapatkan transfusi whole blood. Saat perawatan dilakukan pungsi lumbal dan pemeriksaan penunjang berupa cek darah rutin dan fungsi hati.

Pemeriksaan darah terakhir (tanggal 3-6-2012) menunjukkan Hb : 9,6 Ht: 28,8 Trombosit : 180.000 leukosit : 14500.

Pada saat masuk, pasien dalam keadaan stupor yang ditunjukkan dengan nilai GCS=9, denyut jantung 86x/menit, laju napas 22 x/menit, suhu 37,6 C. pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 9,8 gr/dl, Ht 30,6%, leukosit 19000/ul, dan trombosit 431000/ul. Pada pemeriksaan penunjang terakhir didapatkan hasil dalam batas normal yaitu : Hb: 14,4 gr/dL, Trombosit: 220.000/uL, Hematokrit : 40,9 %, Leukosit : 8500/uL. Pada pemeriksaan rontgen paru didapatkan gambaran infeksi tuberkulosis pada kedua lapangan paru. Selama dirawat di rumah sakit, pasien diinfus dengan tridex 100 dan sudah mendapatkan obat-obatan yaitu : Cefotaxime IV 3x400mg, Sampicilin IV 4x600mg, Metronidazole IV 3x75mg, Colcancetine IV 4x300mg (kloramfenikol), Meropenem IV 3x500mg, Ceftazidime 3x350mg, Deksametason 3x3mg, Diazepam IV 4mg, Depaken PO 2x 2 ml (a.valproat), Ranitidin IV 3x12mg, Omeprazole PO 3x , kapInpepsa PO 3x sdt, Furosemid 10mg, Dumin supp 3x125mg, Proris supp 125mg, OAT dosis kombinasi 1x1tab (RHZ), Streptomisin 1x200mg, Curliv PO 1x1, Aminofusin 250cc/24jam, Tridex 100 20tpm. Selain obat-obatan, pasien juga mendapatkan transfusi whole blood dan dilatih untuk minum secara oral perlahan-lahan. Saat perawatan dilakukan pungsi lumbal dan pemeriksaan penunjang berupa cek darah rutin dan fungsi hati. DIAGNOSIS KERJA Suspek meningitis bakteriDD/ meningitis tuberkulosisEnsefalitis

Kejang demam kompleks

Keganasan

EpilepsiPENATALAKSANAAN Non Medikamentosa.

Rawat dalam bangsal IVFD tridex 100, 20 tpm Observasi keadaan umum, kesadaran, nadi, suhu, pernafasan

Pemberian susu secara oral dengan OGT Medikamentosa.

Streptomisin 1x200mg Omeprazol PO 3x kap Inpepsa PO 3x 1 sdt Corliv oral 1x1 OAT RHZ oral 1x1 Usulan Pemeriksaan Penunjang Lanjutan :

Lab darah rutin ulang Cek elektrolitPrognosis

Ad vitam

: dubia ad malam

Ad fungsionam : dubia ad malam

Ad sanationam : dubia ad malam

FOLLOW UP25 april 201226 april 201227 april 2012

SubjektifKejang (-)Kejang (-)Kejang(-)

Pemeriksaan fisik Kesadaran :stupor

Nadi : 115 x (TKP)120 x (TKP)Nadi : 120 x (TKP)

RR : 31x/menitRR : 24xRR : 28x

Suhu : 36,5-37 ,20cSuhu : 36,5-37,5 0cSuhu : 36,5-37 0c

Diagnosa kerja Meningitis TuberkulosisMeningitis TuberkulosisMeningitis Tuberkulosis

TerapiRawat dalam bangsalRawat dalam bangsalBoleh pulang

Streptomisin 1x200mgStreptomisin 1x200mgOAT lanjutkan di rumah

Inpepsa PO 3x sdtInpepsa PO 3x sdt

Omeprazol PO 3x kapOmeprazol PO 3x kap

Corliv PO 1x1Corliv PO 1x1

OAT PO 1x1OAT PO 1x1

Infus tridex 100 , 20 tpmStop infus

Analisa Kasus

25 april 2012Diagnosa kerja pada kasus ini adalah meningitis Tuberkulosis. Dengan alasan sebagai berikut:

Anamnesis Kejang berulang yang bersifat klonik sekama 15 menit dan berhenti spontan hanya 5 menit. kejang berulang lagi dengan pola dan intensitas yang sama. Setelah kejang, pasien mengalami penurunan kesadaran Penurunan berat badan, saat masuk rumah sakit, berat pasien 12 kg dan turun 4 kg dalam waktu 2 bulan. Sebelum sakit, nafsu makan pasien berkurang Demam lama dengan suhu yang tidak stabil Riwayat batuk-batuk berulang semenjak 6 bulan yang lalu Riwayat kontak dengan pasien TB Tidak pernah mendapatkan vaksin BCGPemeriksaan fisik Refleks cahaya negatif Peningkatan suhu tubuh Terdapat tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial ( demam, kejang, penuruan kesadaran. Spastis ekstremitas Kaku kuduk Refleks babinski positifPemeriksaan penunjang Hasil foto ronsen thorax menunjukkan pasien menderita tuberkulosis paru hasil pemeriksaan cairan cerebrospinal menunjukkan peningkatan protein yaitu 144,7 mg/dl (N: 15-50mg/dl) , penurunan glukosa yaitu 22 mg/dl (N:50-75mg/dl)Meningitis BakterialisDEFINISIEPIDEMIOLOGIPATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINISKRITERIA DIAGNOSISAnamnesisPemeriksaan FisikPemeriksaan Laboratorium

KOMPLIKASIPENGOBATANDIAGNOSIS BANDING 1. Kejang demam

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38c) tanpa disertai infeksi susunan saraf pusat atau gangguan keseimbangan elektrolit akut pada anak berumur lebih dari 1 bulan, tanpa ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya. Kejang berulang terjadi pada 16% anak yang mengalami kejang demam. Ciri kejang demam kompleks yaitu kejang lama lebih dari 15 menit, kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial, berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.2. Gangguan elektrolit

Kejang akibat gangguan elektrolit: gangguan elektrolit yang sering yaitu hiponatremia, dimana konsentrasi serum Na < 134 mEq/L dan gejalanya signifikan bila serum Na < 130 mEq/L. Langkah pertama untuk menentukan hiponatremia didahului dengan menentukan status hidrasi, pada kasus terjadi hipovolemia akibat diare sehingga banyaknya air dan garam yang keluar dapat menganggu permeabilitas membran yang dapat menimbulkan potensial aksi. Kejang yang bisa timbul akibat muntah dan diare, dapat atau tidak disertai dengan demam, keadaan umum lemas, mengantuk, dan tidak ada kelainan neurologis.3. Epilepsi

dapat didahului prodormal seperti jeritan, sentakan, mioklonik. Pasien hilang kesadaran, kaku (fase tonik) selama 10-30 detik, gerakan kejang kelojotan pada kedua lengan dan tungkai (fase klonik) selama 30-60 detik, dapat disertai mulut berbusa. Selesai bangkitan, pasien menjadi lemas (fase flaksid dan bingung), segera tidur setelah bangkitan selesai.

4. Ensefalitis

Pada ensefalitis, terdapat gejala peningkatan tekanan intrakranial (nyeri kepala, kesadaran menurun, kejang umum atau fokal, atau twitching saja). Pada ensefalitis biasanya disebabkan oleh virus, sehingga pada cairan serebrospinal didapatkan cairan jernih, jumlah sel di atas normal, dan hitung jenis didominasi limfosit, protein dan glukosa normal atau meningkat. Pada ct-scan didapatkan gambaran edema otak. Dari EEG ditemukan penurunan aktifitas atau perlambatan.pembedaEnsefalitisMeningitis TBMeningitis bakterial

Cairan CSFJernihJernih atau santokrom Keruh/opalesenceNonne -/+

Pandy +/+

Sel CSFDi atas normalMeningkat sampai 55 sel/mm3100-10.000sel/mm3

Hitung jenis CSFLimfositPMN lalu menjadi limfositLimfosit/normal

Protein CSFMeningkat sampai 500mg/dl200-500mg/dl

Glukosa CSFNormal/meningkatDibawah normal