Cara Obati Penyakit Hipertiroid

20
Cara Obati Penyakit Hipertiroid Berikut adalah sajian informasi tentang Cara Obati Penyakit Hipertiroid dengan menggunakan produk herbal Ace maxs yang terbuat dari bahan herbal alami berupa kulit manggis dan daun sirsak yang kaya akan nutrisi dan khasiat yang luar biasa untuk penyembuhan penyakit tanpa efek samping negatif terhadap tubuh. Semoga dapat bermanfaat untuk anda dan keluarga. Amin.. Tentang Penyakit Hipertiroid Hiper tiroid adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam darah. hipertiroid berhubungan dengan gangguan kelenjar tiroid. Dimana merupakan gangguan ketidaknormalan dalam produksi hormon tiroid yang bentuknya lebih besar. Dilihat secara definisi penyakit hipertiroid merupakan peningkatan hormon tiroid dalam darah. Gejala yang disarankan antara lain rasa gemetar jari-jari tangan, tubuh lemas, jantung terasa berdebar cepat, berkeringat banyak walaupun berada ddalam suhu yang dingin, badan semakin kurus walau posrsi makan banyak serta pada keadaa lebih lanjut juga disertai mencret. Ciri khas dari hipertiroid adalah adanya pembesaran kelenjar gondok. Penyebab dari Penyakit Hipertiroid Penyakit graves Asupan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid Pengeluaran dari Thyroid Stimulating Hormon ( TSH) Terjadinya peradangan pada kelenjar tiroid Asupan yodium yang berlebihan Kanker pituitari

description

obati penyakit hipertiroid

Transcript of Cara Obati Penyakit Hipertiroid

Cara Obati Penyakit HipertiroidBerikut adalah sajian informasi tentang Cara Obati Penyakit Hipertiroid dengan menggunakan produk herbal Ace maxs yang terbuat dari bahan herbal alami berupa kulit manggis dan daun sirsak yang kaya akan nutrisi dan khasiat yang luar biasa untuk penyembuhan penyakit tanpa efek samping negatif terhadap tubuh. Semoga dapat bermanfaat untuk anda dan keluarga. Amin..Tentang Penyakit HipertiroidHipertiroid adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam darah. hipertiroid berhubungan dengan gangguan kelenjar tiroid. Dimana merupakan gangguan ketidaknormalan dalam produksi hormon tiroid yang bentuknya lebih besar. Dilihat secara definisi penyakit hipertiroid merupakan peningkatan hormon tiroid dalam darah.Gejala yang disarankan antara lain rasa gemetar jari-jari tangan, tubuh lemas, jantung terasa berdebar cepat, berkeringat banyak walaupun berada ddalam suhu yang dingin, badan semakin kurus walau posrsi makan banyak serta pada keadaa lebih lanjut juga disertai mencret. Ciri khas dari hipertiroid adalah adanya pembesaran kelenjar gondok.Penyebab dari Penyakit Hipertiroid Penyakit graves Asupan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid Pengeluaran dari Thyroid Stimulating Hormon ( TSH) Terjadinya peradangan pada kelenjar tiroid Asupan yodium yang berlebihan Kanker pituitari Pemakaian obat-obatan seperti amiodaroneBukan hanya penyebab yang perlu diketahui, tapi gejala dari penyakit hipertiroid perlu diketahui juga sebagai langkah cepat atau preventif sebelum terjadi hipertiroid. Keringat yang muncul berlebihan Ketidaknormalan panas Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat Sering gemetaran Kegelisahan atau agitasi Denyut jantung yang sangat cepat Berat badan semakin kurus Kelelahan dan sulit berkonsentrasiMinggu, 17 Februari 2013Pendekatan Diagnosis Short Stature PendahuluanShort stature adalah anak dengan tinggi badan 2 standar deviasi atau kurang dari rata-rata tinggi anak sesuai jenis kelamin, usia kronologis, dan ras etnik . Daripada mengukur tinggi badan pada suatu waktu, lebih baik mengukur pola pertumbuhan dalam suatu periode waktu di mana dapat ditemukan keterlambatan pertumbuhan yang mengalami deviasi secara progresif dari pola pertumbuhan sebelumnya. Pengukuran tinggi badan harus dilakukan dengan peralatan yang tepat, dan hasil pengukuran ini, bersamaan dengan hasil pengukuran berat badan serta lingkar kepala, dinilai menggunakan kurva pertumbuhan yang tepat.Pertumbuhan NormalPola pertumbuhan yang normal menunjukkan kesehatan yang baik dari seorang anak atau remaja. Pada sisi lain, anak dengan penyakit subakut atau kronis biasanya mengalami keterlambatan pertumbuhan.

Fase PertumbuhanPertumbuhan merupakan suatu proses yang kontinyu namun tidak bersifat linear. Terdapat tiga fase pertumbuhan postnatal, yaitu fase infantil, anak-anak, dan pubertal, di mana masing-masing memiliki pola tersendiri.

- Fase infantil memiliki karekteristik pertumbuhan yang cepat namun disertai perlambatan selama dua tahun pertama kehidupan. Pertumbuhan pada fase ini berkisar antara 30-35 cm.

- Fase anak-anak memiliki karakteristik pertumbuhan dengan kecepatan konstan antara 5 sampai 7 cm per tahun, biasanya terjadi perlambatan di akhir fase in.

- Fase pubertal memiliki karaktreristik pertumbuhan yang cepat 8-14 cm per tahun akibat efek sinergistik dari peningkatan hormon steroid gonadal dan hormon pertumbuhan.

Perkiraan Tinggi Badan PotensialPertumbuhan dan maturasi biologis dipengaruhi oleh banyak faktor yang bekerja secara independen atau saling mempengaruhi dalam memodifikasi potensi genetik. Walalupun peran faktor genetik tidak dapat dihitung secara tepat, tinggi badan potensial seorang anak dapat diperkirakan dengan menghitung tinggi badan rata-rata orangtua, disesuaikan dengan jenis kelamin anak. Untuk anak perempuan, tinggi badan ayah dikurangi 13 cm lalu dirata-ratakan dengan tinggi badan ibu. Untuk anak laki-laki, tinggi badan ibu ditambah 13 cm lalu dirata-ratakan dengan tinggi badan ayah. Untuk kedua jenis kelamin, 8,5 cm dari target tinggi badan hasil kalkulasi menggambarkan persentil ke-3 dan ke-97. 13 cm mewakili perbedaan tinggi badan rata-rata antara laki-laki dan perempuan.

Untuk anak dengan pertumbuhan yang terhambat atau lebih cepat, tinggi badan harus disesuaikan dengan persentil tinggi badan ideal, berdasarkan usia biologis (skeletasl) anak, bukan usia kronologis. Cara ini lebih akurat dalam menentukan apakan pertumbuhn seorang anak sesuai dengan potensi genetiknya.

EvaluasiEvaluasi seorang anak yang dicurigai memiliki short stature dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini :- Apakah anak ini pendek?Panjang atau tinggi badan anak diukur dengan akurat lalu diplot pada kurva pertumbuhan yang sesuai. Untuk tujuan evaluasi endokrin, short stature didefinisikan sebagai panjang atau tinggi badan lebih dari 2 SD di bawah rata-rata (z-score < -2), yang sesuai dengan persentil < 2,5.

- Apakah anak ini memiliki penampakan dismorfik atau short stature yang tidak proporsional?Anak-anak dengan kelainan di bawah ini memiliki mikrosefali, penampakan dismorfik, dan short stature yang tidak proporsional : Abnormalitas kromosom termasuk sindroma Down dan Turner Sindroma dismorfik nonkromosomal, seperti sindroma Russell-Silver dan Noonan Restriksi pertumbuhan intrauterin Pajanan maternal terhadap toksin, alkohol, rokok, dan penyakit sistemik seperti prreklampsia Short stature yang tidak proporsional, seperti displasia skeletal, riketsia, atau hipotiroidisme

- Apakah anak ini mengalami kegagalan pertumbuhan?Menegakkan adanya kegagalan pertumbuhan memerlukan pengukuran beberapa kali dari panjang atau tinggi tubuh untuk lalu diplot pada kurva pertumbuhan. Tinggi badan dewasa dapat diprediksi dari tinggi badan saat ini dan usia tulang (bone age). Bone age dinilai dari radiografi tangan dan pergelangan tangan. Bone age pada anak sama dengan persentase tertentu dari tinggi badan saat dewasa.

- Walaupun anak ini pendek, apakah kecepatan pertumbuhannya normal atau terganggu?Dua penyebab utama short stature adalah familial (genetik) dan keterlambatan pertumbuhan konstitusional. Keduanya memiliki karakteristik kecepatan pertumbuhan yang berada dalam batas normal. Pada tipe familial, anak bertumbuh sesuai dengan target rentang tinggi badan orangtuanya, dengan bone age yang normal. Pada keterlambatan pertumbuhan konstitusional, bone age mengalami keterlambatan. Jika kecepatan pertumbuhannya subnormal, maka harus dilakukan pemeriksaan untuk mencari kemungkinan penyebab yang lain.

Anak dengan kelainan endokrin seperti sindroma Cushing, defisiensi growth hormone, dan hipotiroidisme umumnya memiliki berat badan berlebih menurut tinggi badan.

Jika anak memiliki berat badan kurang menurut tinggi badannya, maka cenderung ke arah malnutrisi atau primer dan sekunder karena penyakit sistemik. Malnutrisi dapat merupakan akibat dari anoreksia, malabsorpsi, diare, atau penggunaan energi yang berlebihan. Anak-anak dengan kelainan ini harus dievaluasi untuk kemungkinan adanya penyakit saluran cerna (misalnya seliak atau penyakit kolon inflamatori), jantung, paru (asma atau fibrosis kistik), serta ginjal. Infeksi HIV juga harus dipertimbangkan.

Pada beberapa anak dengan short stature, tidak ditemukan penyebab short stature sehingga dimasukkan dalam kategori idiopatik. Mereka memiliki kecepatan pertumbuhan yang normal atau subnormal, tidak ada penanda biokimia atau bukti lain yang mendukung kondisi tertentu, serta kadar yang normal dari insulin-like growth factor-I, IGF binding protein-3, dan growth hormone. Penelitian terkini menunjukkan adanya mutasi pada gen Short Stature Homeobox (SHOX) pada 2-15% kasus short stature idiopatik. Terapi growth hormone untuk anak dengan short stature idiopatik saat ini sudah disepakati.

- Bias gender.Sudah banyak bukti bahwa jenis kelamin mempengaruhi evaluasi dan terapi short stature. Lebih banyak laki-laki yang dirujuk untuk evaluasi short stature, dan laki-laki umumnya dirujuk lebih cepat serta untuk kasus yang lebih ringan.

Kelainan Endokrin sebagai Penyebab Kegagalan Pertumbuhan Kegagalan pertumbuhan akibat kelainan endokrin jarang ditemukan namun umumnya mudah dievaluasi.

HipotiroidismeFungsi tiroid harus selalu dievaluasi karena kegagalan pertumbuhan mungkin merupakan manifestasi pertama atau bahkan satu-satunya pada hipotiroidisme. Evaluasi yang dilakukan meliputi pemeriksaan kadar TSH dan tiroksin serum. Baik hipotiroidisme primer ataupun sentral dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan.

Sindroma CushingSindroma Cushing jarang ditemukan pada anak kecuali yang diakibatkan oleh terapi glukokortikoid. Kelainan ini didiagnosis secara klinis untuk kemuadian dikonfirmasi dengan pemeriksaan biokimia dan pencitraan. Berikut ini hal-hal yang dapat ditemukan pada pasien-pasien dengan sindroma Cushing:- Corticotropin-secereting pituitary adenoma merupakan penyebab terbanyak, ditemukan pada 50% kasus- Kelainan utama yang ditemukan adalah peningkatan berat badan (90%) dan retardasi pertumbuhan (83%). Sebagian besar pasien memilliki bone age yang normal saat diagnosis ditegakkan.

Defisiensi Growth HormoneJika defisiensi growth hormone bersifat kongenital dan komplit, diagnosis relatif mudah untuk ditegakkan. Anak-anak dengan kelainan ini memiliki kegagalan pertumbuhan yang berat, bone age yang terlambat, dan konsentrasi growth hormone, IGF-I, serta IGF-binding protein-3 serum yang sangat rendah.

Pada anak dengan kegagalan pertumbuhan yang lebih ringan, dibutuhkan pengukuran tinggi badan serial. Jika terdapat bukti adanya kelainan sistem saraf pusat atau defisiensi hormon hipofisis anterior lain, sebaiknya dilakukan pemeriksaan growth hormone dan IGF-I.

Suatu konsensus menyimpulkan bahwa parameter yang paling bermanfaat dalam menilai anak dengan gangguan pertumbuhan adalah evalusi klinis, dengan penekanan pada pengukuran tinggi badan serial serta penentuan kecepatan pertumbuhan. Harus ada kecurigaan terhadap anak-anak dengan predisposisi yang jelas terhadap disfungsi hipofisis, seperti anak-anak dengan kelainan hipofisis yang lain, tumor otak, displasia septooptik, radiasi kranial, hipoglikemia neonatal, dan/atau mikrosefali serta bentuk herediter dari defisiensi growth hormone.

Pertumbuhan Awal Yang Cepat dengan Maturasi Epifisis DiniBeberapa kondisi dihubungkan dengan pertumbuhan anak-anak yang cepat nemun dengan bone age yang lebih berkembang. Akibatnya, usia sesuai tinggi badan lebih daripada usia kronologis. Anak-anak dengan tinggi lebih ini akan menjadi orang dewasa yang pendek karena penutupan epifisis dini mengentikan pertumbuhan linear. Semua anak dengan pola pertumbuhan seperti ini memiliki perkembangan seksual prekoks dengan konsentrasi hormon steroid seks serum yang tinggi.

Pubertas Prekoks SentralPubertas prekoks sentral adalah timbulnya pubertas normal yang terlalu dini, pada perempuan sebelum usia delapan tahun dan pada laki-laki sebelum usia sembilan tahun. Karakteristik dari pubertas prekoks pertumbuhan yang cepat dan bone age yang advans, serta perkembangan payudara pada perempuan dan pembesaran penis serta rambut urgan seksual pada laki-laki. Pola sekresi dari gonadotropin hipofisis dan hormon seks steroid normal namun lebih dini.

Pubertas PseudoprekoksPubertas pseudoprekoks adalah prekoks seksual yang disebabkan kelainan adrenal atau gonad, atau tumor yang menghasilkan human chorionic gonadotropin. Manifestasi klinisnya sama dengan pada pubertas prekoks sentral, kecuali bahwa perkembangan seksual yang terjadi mungkin berlawanan dengan jenis kelaminnya, misalnya efek androgen pada pasien perempuan dengan hiperplasia adrenal kongenital. Berbagai penyebab prekoks seksual (termasuk eksogen) dapat merangsang aksis hipotalamus-hipofisis untuk perkembangan pubertas dan menginduksi pubertas sentral.

SimpulanUntuk menentukan etiologi dari kegagalan pertumbuhan dan short stature, dibutuhkan pemahaman hubungan antara usia kronologis, tinggi badan sesuai usia, dan usia biologis (bone age). Adanya gangguan dalam kecepatan pertumbuhan membutuhkan pengukuran tinggi badan serial yang akurat. Anamnesis dan pola pertumbuhan cenderung lebih bermanfaat daripada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan membantu konfirmasi dari presentasi klinis.

Daftar Pustaka1. Rogol AD. Diagnostic Approach to Short Stature. http://www.UpToDate.com

2. Short Stature. http://en.wikipedia.org/wiki/Short_stature

3. Lewis RA. Short Stature. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003271.htmAnatomi dan Fisiologi Tiroid Kelenjar tiroid terletak di leher, anterior trakea, di antara kartilago krikoid dan lekukan suprasternal. Tiroid terdiri dari 2 lobus yang dihubungkan dengan ismus. Ukuran normal 12-20 gram, dengan vaskularisasi yang banyak, dan konsistensi nya lunak. Kelenjar paratiroid yang menghasilkan hormon paratiroid terletak di posterior setiap sudut tiroid. Saraf laringeal rekuren melintang pada tepi lateral kelenjar tiroid dan harus dideteksi selama operasi kelenjar tiroid untuk mencegah paralisis pita suara.

Gambar 1. Anatomi Thyroid

Kelenjar tiroid terbentuk saat kehamilan minggu ke tiga. Kelenjar ini bermigrasi dari foramen sekum, pada dasar lidah, sepanjang duktus tiroglosus untuk mencapai lokasi akhirnya pada leher. Kondisi ini menyebabkan adanya lokasi tiroid ektopik mulai dari dasar lidah (lingual tiroid) dan duktus tiroglosus sepanjang daerah perjalanan tiroid. Sintesis hormon tiroid secara normal dimulai pada kehamilan minggu 11. Kelenjar paratiroid berasal dari kantung faringeal ketiga (kelenjar inferior) dan keempat (kelenjar superior) dan akan menempel pada kelenjar tiroid. Perkembangan kelenjar tiroid diatur oleh sekelompok faktor transkripsi untuk perkembangan. Thyroid transcription factor (TTF) 1 yang dikenal sebagai NKX2A dan TTF2 atau FKHL15, dan PAX8 diekspresikan secara selektif oleh kelenjar tiroid. Secara kombinasi, mereka akan mengatur perkembangan tiroid dan menginduksi gen spesifik tiroid seperti tiroglobulin, tiroid peroksidase, sodium iodide symporter (NIS), dan TSHR (thyroid stimulating hormone receptor). Adanya mutasi faktor ini akan menimbulkan agenesis tiroid atau dishormonogenesis dan menimbulkan hipotiroidisme kongenital.

REGULASI AKSIS HIPOTALAMUS-HIPOFISIS-TIROID TSH, disekresikan oleh sel tirotropik dari pituitari anterior memegang peranan penting dalam kontrol aksis tiroid dan merupakan petanda fungsi kelenjar tiroid. TSH adalah hormon yang terdiri dari 2 subunit yaitu dan . Sub unit sering pada hormon glikoprotein lain seperti luteinizing hormon, Folikel Stimulating Hormon, dan Human Chorionic Gonadotropin, sedangkan sub unit khusus untuk TSH.

Gambar 2. HPT axis

Aksis tiroid merupakan contoh lengkung umpan balik dalam endokrin. TRH dari hipotalamus akan merangsang hipofisis memproduksi TSH, yang akan merangsang sintesis dan sekresi hormon tiroid. Hormon tiroid akan menberikan umpan balik negatif untuk menghambat produksi TRH dan TSH. TRH adalah merupakan regulator positif utama dari sintesis dan sekresi TSH. Puncak sekresi TSH terjadi 15 menit setelah pemberian TRH eksogen sedangkan dopamin, glukokortikoid, dan somatostatin akan menekan TSH. Penurunan kadar hormon tiroid akan meningkatkan produksi basal TSH dan meningkatkan TSH melalui perangsangan TRH. Kadar hormon tiroid yang tinggi akan secara cepat dan langsung menekan TSH dan menghambat TRH merangsang TSH.

TSH dilepaskan secara pulsatif sesuai irama diurnal dengan kadar paling tinggi pada malam hari. Waktu paruh TSH cukup lama yaitu 50 menit sehingga pengukuran tunggal kadarnya cukup untuk melihat kadar dalam sirkulasi. TSH diukur menggunakan immunoradiometric assay yang sangat sensitif dan spesifik yang dapat digunakan untuk menilai kadar TSH normal atau tertekan.

TSH akan mengontrol pertumbuhan sel tiroid dan produksi hormon dengan berikatan pada reseptor TSH spesifik. Gangguan pada reseptor TSH karena autoantibodi akan menimbulkan hipertroidisme pada penyakit Grave.

Efek TSH pada sel tiroid adalah :- perubahan morfologi sel tiroid : merangsang pseudopod pada sel koloid sehingga meningkatkan resorpsi tiroglobulin- pertumbuhan sel tiroid, peningkatan vaskularitas- metabolisme yodium- Efek lain: meningkatkan transkripsi mRNA tiroglobilin dan TPO, meningkatkan aktivitas lisosomal, dan 1,5- deiodinisasi- Stimulasi ambilan glukosa, konsumsi oksigen, dan glukosa oksidasi

SINTESIS, METABOLISME, DAN PERAN HORMON TIROID

Hormon tiroid berasal dari tiroglobulin (Tg), sebuah glikoprotein teriodinisasi. Setelah disekresikan ke folikel tiroid, Tg akan diiodinisasi. Pengambilan Tg ke dalam sel folikular tiroid akan mengawali proteolisis dan pelepasan T3 dan T4 yang baru disintesa.

Pengambilan iodida merupakan tahap awal sintesa tiroid. WHO menganjurkan asupan yodium harian untuk dewasa adalah 150ug, 200 ug untuk wanita hamil dan menyusui, 50-120 ug untuk anak-anak. Iodin yang berasal dari makanan akan terikat oleh protein serum terutama albumin. Iodin yang tidak terikat akan dieksresikan ke urin.

Kelenjar tiroid akan mengekstrak iodin dari sirkulasi. Pengambilan iodida dimediasi oleh Na/I symporter (NIS) yang diekspresikan pada membran basolateral sel folikular tiroid. NIS diekspresikan paling besar oleh kelenjar tiroid tetapi dalam jumlah kecil juga diekspresikan oleh kelenjar saliva, saat menyusui, dan oleh plasenta.

Mekanisme transport iodida ini diatur dengan baik sehingga memungkinkan adaptasi terhadap variasi suplai makanan. Kadar iodin yang rendah akan meningkatkan jumlah NIS dan merangsang pengambilan, sedangkan kadar yang tinggi akan menekan ekspresi dan pengambilan NIS. Adanya ekspresi NIS yang selektif pada tiroid memungkinkan untuk isotopic scanning, terapi hipertiroidisme, dan ablasi kanker tiroid dengan radioisotop iodin tanpa memberikan efek signifikan pada organ tubuh lain. Trasporter iodin lain adalah pendrin yang terletak pada permukaan apikal sel tiroid dan memediasi efluks ke dalam lumen. Mutasi gen pendrin akan menimbulkan sindroma Pendrin yang ditandai oleh gangguan oraganifikasi iodin, struma dan tuli sensorineural.

Defisisensi iodin akan menimbulkan struma, dan jika berat menimbulkan hipotiroidisme dan kretinisme. Kretinisme ditandai oleh gangguan pertumbuhan dan mental. Hal ini terjadi pada anak-anak di daerah defisiensi iodin dan tidak mendapat pengobatan iodin atau hormon tirod untuk mengembalikan kadar hormon tiroid normal.

Biosintesis dan sekresi hormon tiroidBiosinteis hormon tiroid dimulai dengan pengambilan unsur yodium dari plasma dan berakhir dengan sekresi ke darah, menmpuh beberapa langkah, yakni: trapping, oksidasi dan yodinisasi, coupling, penyimpanan, deyodinisasi, proteolisis dan sekresi hormon.

Langkah-langkah sintesis hormon tiroid :1. Tahap pengambilan yodium dari plasma (trapping)Tahap ini merupakan transport aktif, berhubungan dengan Na, K ATP-ase melalui Na-Iodine symporter (NIS) yang terletak di membran basalis sel folikel. Proses ini dipicu oleh TSH dan dihambat oleh beberapa anion seperti Br, SCN,SeCN dan pertechnetate (TcO4). Secara klinis SCN cukup penting karena merupakan zat goitroh=genik yang berasal dari makanan yang mengandung HCN tinggi. Pertechnetate radioaktifa dalam klinik digunakan dalam pemeriksaan pencitraan kelenjar tiroid. Pada membran apikal sel folikel, terjadi effluks yodium ke dalam lumen folikel dengan bantuan pendrin.2. Oksidasi dan YodisasiIntraseluler, iodine mengalami proses okisdasi dan selanjutnya bergabung dengan tyrosil (yodinasi tyrosil) yang merupakan residu Tg, membentuk monoiodotirosin (MIT) dan Diiodotirosine (DIT) dengan perantaraan enzim TPO. Proses ini dikenal juga sebagai tahapan organifikasi.

3. Proses CouplingDengan diperantarai enzim TPO, dua molekul DIT didalam Tg bergabung menjadi T4 (tetraiodothyronin) dan satu MIT dengan DIT membentuk T3 (triiodothyronine). Selanjutnya hormon tiroid yang sudah selesai dibentuk ini dibentuk dalam thyroglobuline dilumen folikel tiroid yang akan dikeluarkan apabila dibutuhkan. PTU maupun goongan metimazol menghambat TPO dalam proses oksidasi maupun coupling sehingga dapat digunakan dalam pengobatan secara klinis.

4. ProteolisisBila diperlukan dengan stimulasi TSH terjadi proteolisis Tg untuk melepaskan hormon tiroid ke dalam sirkulasi bebas. Proteolisis Tg melepaskan hormon tiroid dalam bentuk T3 dan T4 kedalam sirkulasi bebas, sedangkan Tg-MIT dan Tg-DIT mengalami deyodinasi kembali dan iodidanya masuk kembali ke simpanan yodium intratiroid sebagai cadangan yodium. Sebagian besar hormon yang disekresikan dalam bentuk T4 (100nmol/hari), sejumlah kecil dalam bentuk T3 (5nmol/hari). Kelenjar tiroid juga mensekresi calsitonin yang diproduksi oleh sel C.

Setelah iodin memasuki tiroid, ia akan dikirim ke apikal membran sel folikular dimana disana akan dioksidasi dalam reaksi yang melibatkan TPO ( tiroid peroksidase ) dan hidrogen peroksidase. Reaksi ini akan menghasilkan T3 atau T4, tergantung dari jumlah atom yang tersedia pada iodotirosin. Setelah coupling, Tg ditarik kembali ke sel tiroid dan akan diproses dalam lisosom untuk menghasilkan T4 dan T3. Uncoupled mono dan diiodotirosin ( MIT , DIT) akan diiodinisasi oleh enzim dehalogenase, sehingga akan mendaur ulang iodida yang tidak diubah menjadi hormon tiroid.

Gangguan sintesis hormon tiroid merupakan penyebab yang jarang untuk terjadinya hipotiroidisme kongenital. Kelainan paling sering disebabkan adanya mutasi resesif pada TPO atau Tg, tetapi dapat pula terjadi gangguan pada TSH-R, NIS, pendrin, dan hidrogen peroksidase. Karena adanya gangguan biosintesis, kelenjar tidak mampu memproduksi hormon sehingga menimbulkan peningkatan TSH dan pembesaran struma.

TSH mengatur fungsi kelanjar tiroid melalui TSH-R, suatu reseptor transmembran G- protein-coupled ( GPCR) sehingga mengaktifkan adenylyl cyclase sehingga meningkatkan produksi cyclic AMP. Berbagai growth factor yang diproduksi oleh kelenjar tiroid juga mempengaruhi sintesis hormon tiroid, termasuk insulin like growth factor ( IGF-1), epidermal growth factor, transforming growth factor (TGF- ), endotelin, dan berbagai sitokin. Sitokin dan interleukin ( IL) tertentu dihasilkan dan berhubungan dengan penyakit tiroid autoimun, sedangkan yang lain berhubungan dengan apoptosis. Adanya defisiensi iodin akan meningkatkan aliran darah tiroid dan mempengaruhi NIS untuk melakukan pengambilan lebih efektif.

Metabolisme dan transport Hormon TiroidT4 disekresi dari kelenjar tiroid 20 lipat lebih banyak dari pada T3. Kedua hormon ini terikat pada plasma protein termasuk TBG ( Thyroxine Binding Globulin), TTR( Transthyretin), dan albumin. Konsentrasi TBG sangat rendah, tetapi karena afinitasnya tinggi terhadap hormon tiroid, maka dapat membawa 80% dari hormon yang terikat, sedangkan albumin afinitasnya rendah terhadap hormon tiroid, tetapi karena kadarnya yang tinggi di plasma maka dapat membawa 10% T4 dan 30% T3. TTR membawa 10% T4 tetapi hanya sedikit T3. Karena kadar T3 lebih kurang terikatnya dibandingkan T4 maka kadar T3 bebas lebih besar dari pada T4 bebas. Hanya hormon yang bebas yang secara biologis aktif ke jaringan.

Efek Hormon Tiroid Hormon tiroid bekerja dengan berikatan pada reseptor hormon tiroid ( TRs ) dan dengan afinitas yang sama. T3 terikat 10-15 kali lebih besar afinitasnya dari pada T4.

Efek hormon tiroid antara lain pada :- Perkembangan fetusfT3 dan T4 dari ibu akan melewati plasenta dan membantu perkembangan otak awal fetus. Setelah minggu ke-11 maka fetus akan mengandalkan fungsi tiroidnya sendiri

- Konsumsi oksigen , produksi panas, dan pembentukan radikal bebasT3 akan meningkatkan konsumsi O2 dan produksi panas dengan menstimulasi Na-KATP ase pada semua jaringan kecuali otak, limpa dan testis. Hal ini akan menimbulkan peningkatan metabolisme basal.

- KardiovaskularT3 akan menstimulasi transkripsi retikulum sarkoplasma Ca2+ATPase sehingga meningkatan waktu relaksasi diastolik, depolarisasi dan repolarisasi SA sehingga meningkatkan denyut jantung. Hormon tiroid juga akan meningkatan sensitivitas adrenergik, menurunkan resistensi vaskular.

- SimpatisHormon tiroid akan meningkatkan respeptor adrenergik pada jantung dan otot skeletal, jaringan lemak, dan limfosit serta meningkatkan sensitivitas katekolamin.

- ParuHormon tiroid akan mengatur respon ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapnia pada pusat pernapasan di batang otak.

- HematopoetikMeningkatnya kebutuhan oksigen pada hipertiroidisme akan meningkatkan eritropoesis melalui peningkatan produksi eritropoetin atau efek langsung pada sumsum tulang tetapi kadar hematokrit tidak meningkat karena volume plasma juga meningkat.

- GastrointestinalHormon tiroid akan meningkatkan motilitas usus.

- SkeletalHormon tiroid akan menstimulasi turn over tulang, meningkatkan resorpsi tulang serta pembentukannya.

- NeuromuskularPada hipertiroidisme akan terjadi peningkatan turn over dan hilangnya protein pada otot sehingga terjadi miopati proksimal. Terjadi pula peningkatan kontraksi dan relaksasi otot sehingga terjadi hiperrefleksia.

- Metabolisme karbohidrat dan lipidHipertiroidisme akan meningkatkan glukoneogenesis dan glikogenolisis dan juga absorbsi glukosa di usus. Lipolisis juga akan meningkat.

- EndokrinHormon tiroid mempengaruhi produksi, respon, dan bersihan berbagi hormon. Pada anak dengan hipotiroidisme akan terjadi gangguan hormon pertumbuhan, menghambat puberitas dengan menganggu GnRH. Hipotiroidisme dapat menimbulkan hiperprolaktinemia. Pada hipertiroidisme terjadi peningkatan aromatisasi androgen menjadi estrogen sehingga dapat terjadi ginekomastia.Hipertiroid Tirotoksikosis adalah sindroma klinis yang terjadi akibat hormon tiroid : tiroksin atau triiodotironin yang beredar berlebihan, berbeda dengan hipertiroidisme yang merupakan akibat berlebihnya sintesa dan pelepasan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Penyebab utama tirotoksikosis adalah hipertiroidisme yang disebabkan oleh penyakit Grave, struma toksik multinodular dan adenoma toksik. Penyebab lainnya dapat dilihat pada tabel 1.

Penyebab Tirotoksikosis

Hipertiroidisme primer Penyakit Grave Toksik multinodular goiter Toksik adenoma Metastase karsinoma tiroid Mutasi TSH reseptor Struma ovarii Obat : kelebihan yodium

Tirotoksikosis tanpa hipertiroidisme Tiroiditis subakut Tiroiditis silent Tirotoksikosis fasctitia Destruksi tiroid oleh amiodaron, radiasi, infark, adenoma

Hipertiroidisme sekunder Adenoma pituitary yang mensekresi TSH Sindrom resistensi hormon tiroid Tirotoksikosis gestasional

Tabel 1. Penyebab Tirotoksikosis

Gambaran tirotoksikosis pada umumnya tidak tergantung penyebabnya. Meskipun keadaan-keadaan tertentu yang menyertai dapat menunjukkan penyebab tirotoksikosis tersebut.

Gejala tirotoksikosis umum adalah gugup, lekas lelah, lemah badan, perspirasi yang berlebihan, intoleransi terhadap panas, tremor, hiperaktivitas, palpitasi, nafsu makan biasanya meningkat, berat badan yang menurun, sukar tidur dan gangguan menstruasi.

Tanda tirotoksikosis ialah hiperkinetis, takikardia, atau aritmia kordis. Hipertensi sistolik, tekanan nadi yang tinggi kulit yang halus, hangat lembab, tremor, hiperfleksi, serta kelemahan otot. Disamping itu dapat dijumpai gejala dan tanda lain pada organ-organ tubuh lain yang tidak selalu dijumpai pada setiap penderita.

GejalaTanda

Hiperaktivitas, iritabilitas, disforiaBanyak keringatPalpitasiCepat lelah dan lemah badanBerat badan menurun dengan nafsu makan meningkatDiarePoliuriaOligomenorea, libido menurun

Takikardia, fibrilasi atriumTremorStrumaKulit lembab dan basahKelemahan otot, miopati proksimalLid retarction atau lid lagGimekomastia

Tabel 2. Gejala dan Tanda Tirotoksikosis

Kadar hormon tiroid yang tinggi akan menyebabkan peningkatan efek kerja hormon tersebut, yaitu dalam hal kalorigenesis, metabolisme pada umumnya, sistem kardiovaskuler, dan efek terhadap hipofisis. Apabila gejala dan tanda yang dapat timbul pada tirotoksikosis ini berdiri sendiri-sendiri, keadaan tersebut tidak spesifik. Tapi apabila terdapat suatu kumpulan atau kombinasi, dapat merupakan gambaran klinis yang khas tirotoksikosis. Untuk menegakkan diagnosis dengan tepat dan terpercaya, Crooks (1959) membuat suatu indeks diagnostik yaitu Indeks Wayne, yang dibuat untuk menjaga objektivitas dalam penegakan diagnosis.

Tabel 3. Indeks Wayne

Pada tirotoksikosis biasanya terdapat kenaikan kadar T4 dan atau T3, serta penurunan TSH. Tapi perlu diperhatikan, pada beberapa keadaan seperti kehamilan. Kadar hormon tiroid total mungkin meninggi, padahal fungsi tiroid masih normal. Dalam hal ini, perlu ditentukan adalah kadar tiroid bebas.

Angka penangkapan iodium atau radioaktif iodine uptake. (RAIU) menunjukkan aktivitas sel parenkim tiroid dalam menangkap iodium. Hasilnya dapat membedakan beberapa keadaan tirotoksikosis yaitu : angkanya tinggi pada struma difusa, uni nodosa, dan multinodosa toksik, dan rendah pada tiroiditis dan tirotoksikosis iatrogenik.

Adapun alur pemeriksaan laboratorium pada struma dapat dilihat pada bagan berikut.