Callista roy

15
KONSEP DASAR KEPERAWATAN TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN CALLISTA ROY Disusun Oleh : Kelompok VI

Transcript of Callista roy

Page 1: Callista roy

KONSEP DASAR KEPERAWATANTEORI DAN MODEL KEPERAWATAN CALLISTA ROY

Disusun Oleh :

Kelompok VI

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU

Jln. Murah Nara No. 06

Page 2: Callista roy

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

taufik, serta hidayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

pembuatan makalah mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar tentang “Tokoh Keperawatan:

di dunia” sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kami dalam menempuh

pembelajaran di semester ini,kami mengucapkan terimah kasih kepada :

1. Direktur Akper Pemda Indramayu

2. Dosen pembimbing akademik Akper Pemda Indramayu;

3. Dosen Keperawatan Profesional ;

4. Semua pihak yang ikut serta berpartipasi dalam pembuatan makalah ini.

        Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat sedikit banyak menambah

pengetahuan para pembaca. “Tak ada gading yang tak retak“, penulis menyadari bahwa

dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

                                                                      Penyusun

Page 3: Callista roy

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap profesi yang

kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan dalam hal finansial. Oleh

karena itu keperawatan harus berusaha keras untuk menunjukkan pada dunia luar, di luar

dunia keperawatan bahwa keperawatan juga bisa sejajar dengan profesi – profesi lain.

Tugas ini akan terasa berat bila perawat-perawat Indonesia tidak menyadari bahwa

eksistensi keperawatan hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras perawat itu sendiri

untuk menunjukkan profesionalismenya dalam memberikan pelayanan kesehatan

terutama pelayanan keperawatan baik kepada individu, keluarga maupun masyarakat.

Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi keperawatan adalah dengan

mengembangkan salah satu model pelayanan keperawatan yang sesuai dengan kondisi

masyarakat Indonesia. model keperawatan Roy, dikenal dengan model adaptasi dimana

Roy memandang setiap manusia pasti mempunyai potensi untuk dapat beradaptasi

terhadap stimulus baik stimulus internal maupun eksternal dan kemampuan adaptasi ini

dapat dilihat dari berbagai tingkatan usia.Aplikasi proses keperawatan menurut konsep

teori Roy di Rumah Sakit telah banyak diterapkan namun sedikit sekali perawat yang

mengetahui dan memahami bahwa tindakan keperawatan tersebut telah sesuai. Bahkan

perawat melaksanakan asuhan keperawatan tanpa menyadari sebagian tindakan yang

telah dilakukan pada klien adalah penerapan konsep teori Roy.

Oleh karena itu, kelompok memandang perlu untuk mengetahui dan mengkaji lebih jauh

tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori Sister Roy diilapangan

atau rumah sakit, sehingga dapat diketahui apakah teori Roy dapat diaplikasikan dengan

baik dalam pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan.

1. Teori Adaptasi Callista Roy

Model Keperawatan

Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy sebagai penerima asuhan keperawatan

adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai

Page 4: Callista roy

“Holistic adaptif system” dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.

System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai

kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap

bagian-bagiannya. System terdiri dari proses input, output, kontrol dan umpan

balik.

Input

Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan

informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan

respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu :

a. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang,

efeknya segera, misalnya infeksi.

b. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik

internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi,

diukur dan secara subyektif dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara

bersamaan dimana dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal

seperti anemia, isolasi sosial.

c. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi

yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap, sifat

individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses

belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada yang

toleransi tetapi ada yang tidak.

Kontrol

Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping yang

di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang

merupakan subsistem.

a. Subsistem regulator

Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-proses dan

output. Input stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter regulator

sistem adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks otonom adalah respon

Page 5: Callista roy

neural dan brain sistem dan spinal cord yang diteruskan sebagai perilaku

output dari regulator sistem. Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai

sebagai perilaku regulator subsistem.

b. Subsistem kognator

Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal.

Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan

balik untuk kognator subsistem. Kognator kontrol proses berhubungan

dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi.

Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal dalam

memilih atensi, mencatat dan mengingat. Belajar berkorelasi dengan

proses imitasi, reinforcement (penguatan) dan insight (pengertian yang

mendalam). Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan adalah

proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa. Emosi

adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan

penilaian dan kasih sayang.

Dalam memelihara integritas seseorang, regulator dan kognator subsistem

diperkirakan sering bekerja sama. Tingkat adaptasi seseorang sebagai

sistem adaptasi dipengaruhi oleh perkembangan individu itu sendiri, dan

penggunaan mekanisme koping. Penggunaan mekanisme koping yang

maksimal mengembangkan tingkat adaptasi seseorang dan meningkatkan

rentang stimulus agar dapat berespon secara positif. Untuk subsistem

kognator, Roy tidak membatasi konsep proses kontrol, sehingga sangat

terbuka untuk melakukan riset tentang proses kontrol dari subsitem

kognator sebagai pengembangan dari konsep adaptasi Roy.

c. Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai

sistem adaptasi dengan menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode adaptasi

meliputi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.

Mode Fungsi Fisiologi

Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy

Page 6: Callista roy

mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk

mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis

tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang

kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu:

a. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi,

pertukaran gas dan transpor gas.

b. Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan

fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri.

c. Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal.

d. Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang

digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan

memulihkan semua komponen-komponen tubuh.

e. Proteksi/perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan

struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi

proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu.

Mode Konsep Diri

Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada

aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan

dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan.

Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the

personal self.

a. The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan

dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering

terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang

kemampuan seksualitas.

b. The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik

dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut

merupakan hal yang berat dalam area ini.

Page 7: Callista roy

Mode Fungsi Peran

Mode fungsi peran mengenal pola-pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya

dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier.

Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai

kedudukannya.

Mode Interdependensi

Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy.

Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang,

perhatian dan saling menghargai.Interdependensi yaitu keseimbangan antara

ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.

Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain.

Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan

bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim,

yaitu memberi dan menerima.

Output

Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat di amati, diukur atau secara

subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar . Perilaku ini

merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output sistem sebagai

respon yang adaptif atau respon yang tidak mal-adaptif. Respon yang adaptif dapat

meningkatkan integritas seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat bila

seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan

kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan keunggulan. Sedangkan respon

yang mal adaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan ini.

2. Paradigma Keperawatan

Empat Elemen utama dari teori Roy adalah : 1) Manusia sebagai penerima asuhan

keperawatan 2) Konsep lingkungan 3) Konsep sehat dan 4) Keperawatan. Dimana

antara keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain karena

merupakan suatu sistem.

Page 8: Callista roy

a. Manusia

Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena manusialah

yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga,

kelompok maupun masyarakat, yang dipandang sebagai “Holistic Adaptif

System”. Dimana “Holistic Adaptif System “ ini merupakan perpaduan antara

konsep sistem dan konsep adaptasi.

b. Lingkungan

Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu merupakan elemen dari

lingkungan, menurut Roy. Lingkungan didefinisikan oleh Roy adalah “Semua

kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh disekitar individu yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan kelompok”. Dalam hal

ini Roy menekankan agar lingkungan dapat didesign untuk meningkatkan

kemampuan adaptasi individu atau meminimalkan resiko yang akan terjadi pada

individu terhadap adanya perubahan.

c. Sehat

Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being and becoming

an integrated and whole person”. Integritas individu dapat ditunjukkan dengan

kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh, reproduksi dan “mastery”.

Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy bertujuan untuk meningkatkan

kesehatan individu dengan cara meningkatkan respon adaptifnya.

Keperawatan

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan menurut Roy adalah

meningkatkan respon adaptif individu dan menurunkan respon inefektif individu,

dalam kondisi sakit maupun sehat. Selain meningkatkan kesehatan di semua proses

kehidupan, keperawatan juga bertujuan untuk mengantarkan individu meninggal

dengan damai.Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat harus dapat mengatur

stimulus fokal, kontekstual dan residual yang ada pada individu, dengan lebih

menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan stimulus tertinggi.

Page 9: Callista roy

PENUTUP

Roy menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada intervensi keperawatan adalah untuk

mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah perilaku inefektif

menjadi adaptif. Penentuan tujuan dibagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka

pendek. Tujuan jangka panjang yang akan dicapai meliputi : Hidup, tumbuh, reproduksi dan

kekeuasaan. Tujuan jangka pendek meliputi tercapainya tingkah laku yang diharapkan setelah

dilakukan manipulasi terhadap stimulus focal, konteksual dan residual.

Page 10: Callista roy

Daftar Pustaka

Basford, Lynn, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta.

http://abiperawat.bogspot.com/2007/050model-adaptasi-callista-roy.html

http://dwinoviapritama.blogspot.com/2012/06/model-konsep-dan-teori-keperawatan.html

http://nursingtheories.blogspot.com/2008/07/sister-callista-roy-adaptation-theory.html