CA Prostat
-
Upload
sharan-sandhu -
Category
Documents
-
view
19 -
download
0
description
Transcript of CA Prostat
A. PENDAHULUAN
Tumor traktus urogenitalia merupakan keganasan yang sering
dijumpai ditempat praktek sehari-hari yang mungkin terlewatkan karena
kekurangwaspadaan dokter dalam mengenali penyakit ini. Diantara
keganasan urogenitalia, karsinoma prostat yang angka kejadiannya paling
banyak, kemudian disusul oleh keganasan buli-buli.(1)
Gejala penting dan sering dianggap remeh oleh pasien adalah
hematuria yang berulang. Hematuria ini sering sembuh sendiri sehingga
pasien enggan untuk mencari pengobatan, padahal tumor tetap tumbuh
makin besar dan mengadakan penyebaran. Keadaan ini menyebabkan pasien
datang dalam stadium lanjut.(1)
Keganasan urogenitalia dapat tumbuh di seluruh organ urogenitalia
mulai dari ginjal, ureter, buli-buli, prostat, uretra, testis dan penis.
Semua gambaran/manifestasi klinis tumor tergantung dari letak tumor,
stadium dan penyulit yang disebabkan oleh tumor. Tumor primer yang
berada di saluran kemih seringkali menyebabkan perdarahan, membentuk
bekuan darah dan menyebabkan retensio urin.(1)
B. ETIOLOGI
Karsinoma prostat merupakan keganasan terbanyak diantara
keganasan sistem urogenitalia pria. Tumor ini menyerang pasien yang
berusia diatas 50 tahun, diantaranya 30% menyerang pria usia 70-80 tahun
dan 75% pada usia diatas 80 tahun. Kanker ini jarang menyerang pria
berusia dibawah 50 tahun.(1,2,3,4,5,6)
Insiden karsinoma prostat akhir-akhir ini mengalami peningkatan oleh
karena meningkatnya umur harapan hidup dan penegakan diagnosa yang
menjadi lebih baik serta kewaspadaan tiap-tiap individu mengenai adanya
1
keganasan prostat makin meningkat karena informasi dari majalah media
elektronik atau internet.
Beberapa factor yang diduga sebagai penyebab timbulnya karsinoma
prostate adalah 1. Faktor genetik. 2. Pengaruh hormonal. 3. diet. 4. Pengaruh
lingkungan. 5. infeksi. Karsinoma prostat ternyata lebih banyak diderita oleh
bangsa afro amerika yang berkulit hitam daripada bangsa kulit putih. Pada
penelitian yang lain didapatkan bahwa bangsa Asia (Cina dan Jepang) lebih
sedikit menderita penyakit ini. Namun mereka yang pindah ke Amerika
mendapatkan kemungkinan menderita penyakit ini lebih besar daripada
mereka yang tetap tinggal di negara asalnya. Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh lingkungan dan kebiasaan hidup sehari-hari juga berperan dalam
patogenesis penyakit ini.(1,2,4,5)
Kemungkinan untuk menderita kanker prostat menjadi 2 kali lipat jika
saudara laki-lakinya menderita penyakit ini. Kemungkinannya naik menjadi
5 kali lipat jika ayah dan saudaranya juga menderita.(1,2,4,5)
Diet yang banyak mengandung lemak, susu yang berasal dari
binatang, daging merah dan hati diduga meningkatkan kejadian kanker
prostat. Beberapa nutrisi diduga dapat menurunkan insiden kanker prostat,
diantaranya adalah; vitamin A, beta karoten, isoflavon atau fitoestrogen yang
banyak terdapat kedelai, likofen(antioksidan karotenoid yang banyak
terdapat pada tomat), selenium terdapat pada ikan laut, daging, biji-bijian)
dan vitamin E. Kebiasaan merokok dan paparan bahan kimia cadmium(Cd)
yang banyak terdapat pada alat listrik dan baterai berhubungan erat dengan
timbulnya karsinoma prostat.(1,2)
2
C. PATOLOGI
Jenis histopatologis karsinoma prostat sebagian besar adalah
adenokarsinoma. Kurang lebih 75% terdapat pada zona perifer prostate dan
15-20% terdapat pada zona sentral dan zona transisional.(1,2,5)
D. STADIUM DAN GRADING
Tingkat infiltrasi dan penyebaran tumor berdasarkan sistem TNM atau
sesuai dengan penentuan dari Jewett dan Whitmore.(1,2,3,5,6)
Berdasarkan TNM
T : Tumor primer
Tx : Tumor tidak dapat dinilai
T0 : Tumor tidak ada
Tis : Carcinoma insitu
T1a : Colok dubur normal, < 5% jaringan yang di reseksi pada tumor
jinak cenderung ganas
T1b : Colok dubur normal, > 5% jaringan yang di reseksi pada tumor
jinak cenderung ganas
T1c : Colok dubur dan TRUS(Trans Rectal Ultra Sonografi) normal,
PSA( Prostate Spesific Antigens) meningkat
T2a : Colok dubur teraba tumor, TRUS tumor terlihat pada satu sisi
tumor terbatas pada prostat
T2b : Colok dubur teraba tumor, TRUS tumor terlihat pada kedua sisi
Tumor terbatas pada prostat
T3a : Invasi ke ekstra kapsuler
T3b : Invasi ke vesikula seminalis
T4 : Invasi ke leher buli-buli, spincter, rectum, m. levator, dll
3
N : Limfe regional
Nx : Tidak bisa dinilai
N0 : Tidak ada metastase ke limfe regional
N1 : Ada metastase ke limfe regional
M : Metastase jauh
Mx : Tidak bisa dinilai
M0 : Tidak ada metastase
M1a: Metastase jauh tidak ke limfe regional
Mib: Metastase jauh ke tulang
M1c: Metastase jauh ke tempat lain
Berdasrkan Jewett dan Whitmore
A atau T1: Secara kebetulan karsinoma prostat ditemukan pada hasil
pemeriksaan histopatologi setelah TURP ( non palpable
tumor or incidental )
B atau T2 : Pada colok dubur teraba nodul keras yang masih terbatas
Intrakapsuler prostat
C atau T3 : Tumor mengadakan invasi ke vesikula seminalis
C atau T4 : Tumor mengadakan invasi ke organ lain selain ke vesikula
seminalis ( leher buli-buli, spncter eksterna, rectum )
D : Tumor sudah mengadakan infiltrasi limfogen (N) atau sta
dium D1, maupun hematogen (M) atau stadium D2
Disamping penentuan derajat diferensiasi tumor menurut Mostofi, di
kenal pula Diferensiasi Gleason. Sistem Gleason didasarkan atas pola
perubahan arsitektur kelenjar prostat yang dilihat secara mikroskopik dengan
pembesaran rendah (60-100x), yang dibedakan dalam 5 tingkat perubahan
4
mulai dari tingkat yang “very well differentiated (tingkat 1) hingga yang
paling buruk “ undifferentiated”. Dari pengamatan mikroskopik suatu
preparat, kemudian ditentukan 2 jenis pola tumor, yaitu tumor yang
mempunyai pola/tingkat yang paling ekstensif disebut sebagai primary
pattern dan pola/tingkat yang paling tidak ekstensif atau disebut secondary
pattern. Kedua tingkat tersebut kemudian dijumlahkan sehingga sehingga
menjadi Grading of Gleason. Misalkan primary pattern tingkat 4 dan
secondary pattern tingkat 2, maka penjumlahan grading dari gleason adalah
4+2=6. Karena itu Grading Gleason berkisar antara 2 sampai 10, yang
merupakan hasil penjumlahan dari 1+1=2 hingga 5+5=10. Dari penjumlahan
tersebut kemudian ditentukan tingkat histopatologinya sebagai berikut:(1,2)
Derajat Deferensiasi Karsinoma Prostat menurut Gleason
G r a d e Tingkat Histopatologi
2 - 4 Well differentiated
5 - 7 Moderately differentiated
8 - 10 Poorly differentiated
E. PENYEBARAN
Tumor yang berada pada kelenjar prostat tumbuh menembus kapsul
prostat dan mengadakan infiltrasi ke organ sekitarnya. Penyebaran secara
limfogen melalui kelenjar limfe pada daerah pelvis menuju kelenjar limfe
retroperitoneal dan penyebaran secara hematogen melalui vena vertebralis
menuju tulang-tulang pelvis, femur sebelah proksimal, vertebra lumbalis,
kosta, paru, hepar dan otak.(1,2,6)
5
F. GAMBARAN KLINIS
Pada kanker prostat stadium dini, sering kali tidak menunjukkan
gejala atau tanda-tanda klinis. Tanda-tanda itu biasanya muncul setelah
kanker tersebut berada dalam stadium yang lebih lanjut. Kanker prostat pada
stadium dini biasanya ditemukan pada saat melakukan colok dubur atau
berupa nodul keras pada prostat atau secara kebetulan ditemukan adanya
peningkatan kadar dari penanda tumor PSA(prostate specific antigens) pada
saat pemeriksaan laboratorium. Sering juga kanker prostat ditemukan pada
hasil pemeriksaan histopatologi yang sebelumnya diduga BPH.(1,2,3,4,5,6)
Kurang lebih 10% penderita yang datang berobat ke dokter mengeluh
adanya gangguan saluran kemih berupa kesulitan miksi, nyeri kencing, atau
hematuria yang menandakan bahwa kanker telah menekan uretra.
Meskipun jarang, kanker bisa menekan rektum dan menyebabkan
keluhan buang air besar. Kanker prostat yang telah metastase ke tulang
memberikan gejala nyeri tulang, fraktur pada tempat metastase, atau keluhan
neurologis jika metatase pada tulang vertebra.
Pemeriksaan fisis yang penting adalah melakukan colok dubur. Pada
stadium dini sering kali sulit untuk mendeteksi kanker prostat melalui colok
dubur sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan PSA (prostate specific
antigens) ataupun TRUS (transrectal ultrasonografi). Kemampuan TRUS
dalam mendeteksi kanker prostate dua kali lebih baik daripada colok dubur.
Jika dicurigai ada daerah hipocoik selanjutnya dilakukan biopsi transrectal
pada area tersebut dengan bimbingan TRUS.(1,2,3,4,5,6)
6
G. PENANDA TUMOR
Untuk mendeteksi adanya kanker prostat secara akurat dapat
dilakukan dengan kombinasi dari pemeriksaan colok dubur, serum PSA,
TRUS serta biopsi
PSA adalah suatu glikoproten yang dihasilkan oleh sitoplasma sel
prostat, dan berperan dalam melakukan likuefaksi cairan semen. PSA
berguna untuk melakukan deteksi dini adanya kanker prostat dan evaluasi
lanjutan setelah terapi kanker prostat.
Tetapi sebenarnya PSA tidak saja meningkat pada kanker prostat,
tetapi juga pada BPH, instrumentasi uretral dan infeksi prostat.
PSA velocity adalah perubahan serum PSA/ml/thn. Menurut
penelitian retrospektif laki-laki yang didiagnosa dengan karsinoma prostat
PSA nya lebih cepat meningkat daripada sebelum menderita kanker prostat.
PSA meningkat 0,75 ng/ml/thn menunjukkan resiko untuk menderita kanker
prostat.
PSA dencity adalah serum PSA per volume prostate. Serum PSA naik
kurang lebih 0,12ng/mL pergram jaringan BPH. Beberapa peneliti
menganjurkan bila PSA dencity lebih dari 0,1 atau 0,15 untuk dilakukan
biopsi prostat. Ada beberapa factor yang menyebabkab PSA dencity sulit
dihitung diantaranya ratio epitel-stroma prostat bervariasi satu sama lainnya,
sedangkan hanya epitel saja yang menghasilkan PSA, serta kesalahan
menghitung volume prostat mendekati 25%. Bila PSA dencity prostate > 4
ng/mL resiko untuk terjadi kanker prostat besar.(1,2,3)
7
Berikut nilai PSA normal berdasarkan umur
U m u r ( tahun ) PSA normal ( ng/mL )
40 – 49 0 – 2,5
50 – 59 0 – 3,5
60 – 69 0 – 4,5
70 – 79 0 – 6,5
H. BIOPSI PROTAT
Biopsi prostat sudah sering dilakukan untuk mendeteksi kanker
prostat. Biopsi ini biasanya dilakukan dengan penuntun TRUS.
I. PENCITRAAN
1.TRUS ( Trans Rectal Ultra Sonografi )
Digunakan untuk menuntun biopsi prostat. Dengan TRUS bila ada
kanker prostat akan terlihat gambaran lesi hipokoik. TRUS lebih akurat
dalam menentukan stadium daripada colok dubur. Kriteria sonografi untuk
untuk invasi ekstrakapsuler ditandai dengan adanya bulging countour prostat
atau angulasi pinggir lateralnya. Invasi ke vesikula seminalis ditandai
dengan adanya bulging bagian posterior pada dasar vesikula seminalis.(1,2,6
TRUS dapat juga mengukur volume prostat selanjutnya dapat
mengukur PSA dencity. TRUS juga dapat digunakan untuk brachytherapy.
2. CT Scan dan MRI
CT Scan diperiksa jika dicurigai adanya metastase pada limfe (N),
yaitu pada penderita yangmenujukkan skor Gleason tinggi (>7) atau kadar
8
PSA tinggi. Dibandingkan dengan TRUS, MRI lebih akurat dalam
menentukan luas ekstensi tumor ke ekstrakapsuler atau ke vesikula
seminalis.(1,2,6)
3. Bone Scan
Pemeriksaan sintigrafi pada tulang dipergunakan untuk mencari
metastase pada tulang. Meskipun pmeriksaan ini cukup sensitif, tetapi
beberapa kelainan tulang juga memberikan hasil positif palsu, antara lain
arthritis degeneratif pada tulang belakang, penyakit paget, setelah sembuh
dari cedera tulang, atau adanya penyakit tulang yang lain. Karena itu dalam
hal ini perlu dikonfirmasikan denganfoto polos pada daerah yang dicurigai.
J. DIAGNOSA BANDING
PSA meninggi tidak saja pada kanker prostat, tapi juga pada BPH,
instrumentasi uretral, infeksi, “ vigorous prostate message”. Indurasi pada
prostat, selain karsinoma prostat, juga ditemukan pada prostatitis
granulomatous kronik, sebelum TURP, biopsi jarum atau batu prostat. Lesi
sklerotik pada foto polos dan peningkatan level alkalin posfatase dapat
dijumpai pada penyakit paget dan sering sulit dibedakan dengan metastase
dari karsinoma prostat. Pada penyakit paget, Serum PSA biasanya normal
dan pada foto ditemukan adanya penipisan kortek subperiosteal.(2,3,6)
K. TERAPI
1. Observasi
Penelitian menunjukkan terapi dengan observasi memberikan hasil
pada kanker prostat stadium awal. Penderita kanker prostat stadium awal
sering tidak mempunyai keluhan. Beberapa peneliti memilih penderita ca
9
prostat dengan selektif untuk diterapi dengan observasi. Dari hasil
penelitian, walaupun kanker prostat telah dipilih secara selektif, namun
angka kematian kurang lebih 10%.(1,2,3)
Hasil obervasi beberapa peneliti
Study(thn) JumlahPasien
Follow up (thn)
Mortality ( % )
Progresivitas Ca Prostat
Hanash 1972 179 15 45
George 1988 120 7 4 83
Madsen 1988 50 10 6 18
Whitmore 1991 75 9,5 15 69
Johanson 1992 223 10,2 8 34
2. Radikal Prostatectomy
Pertama kali radikal perineal prostatectomy dilakukan oleh Hugh
Hampton Young tahun1904, kemudian Millin melakukan radikal retropubik
tahun 1945. Tetapi prosedur ini kurang popular karena sering menimbulkan
komplikasi berupa inkontinensia urin dan impotensi. Radikal prostatectomy
kembali muncul dengan hasil yang lebih baik setelah pengetahuan tentang
surgical anatomi pelvis lebih baik. Pengetahuan tentang vena bagian dorsal
menyebabkan tehnik operasi makin baik sehingga mengurangi perdarahan
waktu operasi. Diseksi tepat diapeks prostat berhubungan dengan
mekanisme spincter uretra eksterna sehingga mengurangi resiko
inkontinensia . Dengan tehnik “nerve sparring” yang baik terjadinya
kerusakan pembuluh darah dan syaraf yang memelihara penis dapat
10
dihindari sehingga timbulnya penyulit berupa disfungsi ereksi dapat
diperkecil.
Prognosis penderita yang dilakukan radikal prostatectomy tergantung
stadiumnya saat dilakukan operasi. Sebelum dilakukan radikal
prostatectomy harus diperiksa colok dubur, serum PSA, skor Gleason.
Penderita kanker prostat yang masih terbatas pada prostate 10 year
survival 70-85%, fokal ekstrakapsuler 5 year survival 85%, 10 year survival
75%, lebih lanjut ekstensi ekstrakapsuler 5 year survival 70%, 10 year
survival 40%. Gleason sum 2-6, 10 year survival > 70 %, Gleason 7, 50%.
Gleason > 8, 15%.
Penderita ca prostat yang batas tepi operasi masih mengandung sel-sel
tumor menggunakan terapi neoadjuvant masih terus dipelajari. Beberapa
peneliti mlaporkan adanya penurunan tepi operasi yang mengadung sel-sel
tumor dan penurunan ekstensi ekstrakapsuler dengan terapi hormonal
neoadjuvant tersebut. Walaupun demikian ada kenaikan serologic setelah 4
tahun terapi hormonal neoadjuvant. Masih diperlukan data dan percobaan-
percobaan masih terus berlanjut.
Komplikasi radikal prostatectomy sebagian besar berhubungan
dengan pengalaman dan kemampuan ahli bedah, termasuk komplikasi
perdarahan, rectal injuri dan uretral injuri. Komplikasi perioperatif termasuk
trombosis, emboli pulmonary, lymfocele dan infeksi luka operasi.
Komplikasi post operasi termasuk inkontinensia urin dan impotensia.
Walaupun inkontinensia urin total cenderung berkurang (<3%), tapi
inkontinensia urin stress mencapai 20%. Penyembuhan inkontonensia
setalah operasi berturut-turut 50% setelah 3 bulan operasi, 75% setelah 6
bulan, sisanya setelah 9-12 bulan setelah operasi. Umur adalah satu-satunya
factor terpenting dalam penyembuhan inkontinensia.(1,2,3,4,5,6)
11
Penyembuhan komplikasi gangguan fungsi seksual umumnya terjadi
dalam 6-12 bulan setelah operasi.
3. Terapi radiasi (External beam therapy)
Dosis yang aman untuk prostat dengan menggunakan traditional
external beam therapy (XRT) sekitar 6500-7000 cGray. Untuk menentukan
target volume yang akan diradiasi dengan XRT standart berdasarkan
penanda tulang atau tergantung satuan slice pada CT scan. Tehnik ini
biasanya menggunakan lapangan terbuka atau lapangan segi 4. Tehnik ini
sering gagal.
Dengan XRT 3 dimensi dan bantuan komputer lapangan yang mau
diradiasi dapat diukur dengan akurat. Dengan bantuan komputer ini dosis
radiasi yang lebih tinggi dapat diberikan tanpa menimbulkan efek pada
jaringan sehat disekitarnya oleh karena dosis radiasi tersebut akan
menyesuaikan dengan bentuk prostat.
Studi retrospektif dari beberapa center menyarankan agar
membandingkan antara XRT 3 dimensi dengan XRT standar dalam hal
pengurangan keracunan akut. Beberapa penelitian retrospektif tentang
penggunaan XRT 3 dimensi menunjukkan adanya penurunan serum PSA
pada penderita kanker prostat. Walaupun hasil ini menggembirakan, tapi
butuh penelitian random dan follow up yang lama untuk menentukan apakah
ada hubungan repon PSA yang baik dengan angka harapan hidup penderita
kanker prostat.(2)
4. Terapi radiasi ( Brachytherapy)
Penggunaan brachytherapy diawali dengan peningkatan
perkembangan tehnologi, yang memungkinkan penempatan radioaktif
12
dibawah bimbingan TRUS. Sebelumnya, penempatan radioaktif dengan
menggunakan tangan (manual), sehingga angka kegagalannya tinggi.
Beberapa peneliti melaporkan hasil penelitian tentang penggunaan tehnologi
modren ini. Hasil penelitian ini menunjukkan kanker prostat dengan grading
rendah adalah menggembirakan, namun masih dibutuhkan penelitian secara
random yang membandingkan brachytherapy dengan bentuk terapi radiasi
lainnya.(2)
5. Terapi radiasi kombinasi
Saat ini, kebanyakan penderita T3 kanker prostat diterapi dengan
terapi hormonal neoadjuvant diikuti XRT. Satu studi mlaporkan 456
penderita kanker prostat T2, T3, T4 diberikan terapi androgen neoadjuvant
ditambah XRT selama 4 bulan ( 2 bulan sebelum dan 2 bulan selama
pemberian XRT ) dibandingkan dengan pemberian XRT sendiri. Studi ini
menunjukkan ada perbaikan pada penderiti kanker prostat yang diterapi
dengan neoadjuvant (Pilepich et al, 2001). Studi lain melaporkan dari 401
penderita kanker prostat dengan metastase lokal yang diterapi dengan
androgen ablasi dan XRT selama 3 tahun dibandingkan dengan XRT sendiri.
Studi ini juga menunjukkan bahwa terapi kombinasi menunjukkan
perbaikkan (Bolla et al, 1997)(2)
6 Cryosurgery
Suah ada terapi cryosurgery untuk kanker prostat dalam beberapa
tahun terakhir ini. Hal ini berkaitan dengan adanya peningkatan minat
terhadap terapi yang kurang invasif untuk kanker prostat sebagaimana
beberapa penemuan tehnik yang baru seperti TRUS.(2)
13
Prostat yang membeku dikeluarkan menggunakan peralatan bedah
cryo yang multipel. Alat ini ditempatkan secara perkutaneus dengan
bimbingan TRUS. Umumnya ada 5 pemeriksaan yang ditempatkan, 2 di
anteromedial, 2 posterolateral dan 1 posterior.
7. Terapi hormonal
Terapi hormonal berdasarkan atas konsep dari Hugins yaitu sel epitel
prostat akan atrofi jika sumber androgen ditiadakan.
Sumber androgen ditiadakan dengan cara pembedahan atau
medikamentosa. Menghilangkan sumber androgen yang hanya berasal dari
testis menurut Labrie belum cukup, karena masih ada sumber androgen dari
suprarenal yaitu sebesar 10% dari seluruh testosteron yang beredar di dalam
tubuh. Untuk itu Labrie menganjurkan untuk melakukan blokade androgen
total. Berikut ini bermacam-macam cara dan obat untuk terapi hormonal (1,2
Tindakan/obat Mekanisme kerja Macam obat
Orchidectomy Menghilangkan sumber androgen dari testis
Estrogen Anti androgen DES(dietilstilbesteron)
LHRH agonist Kompetisi dgn LHRH Buserelin, Goserelin
Antiandrogen non steroid -Hambat sintesa andro gen-Hambat aktivitas and rogen
Ketonazole, Aminoglutemid, SpironolaktonFlutamid, Siprohetadin
Blokade androgen total Hambat sumber androgen dr testis/suprarenal
Kombinasi orchidectomy atau LHRH agonisdgn antiandrogen
14
DAFTAR PUTAKA
1. Purnomo BB, Tumor urogenitalia, dalam, Purnomo BB, Dasar-Dasar
Urologi, edisi ke 2, Infomedika, Jakarta, 2003, hal 161-186
2. Joseph C, Presti Jr, Neoplasms of the prostate gland, in, Tanagho EA,
McAninch JW, Smiths General Urology, 16th ed, McGraw Hill, San
Fransisco, 2004, pg 367-386
3. Williams RD, Urology, in, Way LW, Doherty GM, Current surgical
diagnosis and treatment, 11th ed, McGraw Hill, San Fransisco, 2003,
pg 1066-1070
4. Kim HL, Urology, in, Brunicardi FC, Schwartzs principles of surgery,
8th ed, McGraw Hill, San Fransisco, 2005, pg 1535-1538
5. Widjoseno, Gardjito, Saluran kemih dan alat kelamin laki, dalam,
jamsuhidajat R, Jong WD, Buku ajar ilmu bedah, EGC, Jakarta, 1997,
hal 1064-1067
6. Umbas R, Tumor ganas dalam bidang urologi, dalam, Reksoprodjo S,
Kumpulan kuliah ilmu bedah, FK UI, Jakarta, 1995, hal 180-182
15
16