Tinjauan Pustaka CA Prostat
-
Upload
dian-putri-r -
Category
Documents
-
view
176 -
download
0
Transcript of Tinjauan Pustaka CA Prostat
HASIL DISKUSI IV
MO MANAJEMEN KEDOKTERAN KELUARGA
KARSINOMA PROSTAT STADIUM IV dengan PENYAKIT JANTUNG
HIPERTENSI DAN OSEOARTHRITIS
KELOMPOK 1
Akmal Alfaritsi 030-05-014
Andini Marissa 030-05-124
Argaruci Gemilang 030-05-036
Raditya Endro 030-05-049
Delvi Deliana 030-05-063
Dita Apertawa 030-05-073
Era Nurissama 030-05-086
Gina Ariani 030-05-103
Indra G.S 030-05-114
R Maya Kassandra 030-050-176
Hamiza Abd. Halim Lim 030-05-255
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA, 16 JUNI 2008
BAB I
KASUS
Skenario 1
Seorang pria, 67 tahun, datang dengan nyeri punggung bawah ( low back pain )
yang belakangan ini makin terasa mengganggu .
Skenario 2
Riwayat Penyakit Sekarang
Anda adalah seorang dokter keluarga Tn. Zeiders dan istrinya Ny. Emily selama
beberapa tahun . Kesehatannya cukup baik kecuali terdapat keluhan arthritis di leher
dan punggung yang terkendali dengan pemberian ibuprofen, selain itu terdapat juga
hipertensi ringan yang terkontrol dengan baik dengan pengaturan diit dan olah raga .
Tn Zeiders kontrol tiap 6 bulan untuk tekanan darah tetapi memutuskan datang lebih
cepat kali ini karena adanya keluhan nyeri pada punggung bawah . Ia telah
merasakan nyeri punggung sebelumnya tetapi tidak separah sekarang . Yang
dirasakan adalah pemberian obat ibuprofen tidak menolong lagi seperti
sebelumnya .
Skenario 3
Riwayat Medis dan Riwayat Sosial
Nyerinya digambarkan sebagai tajam seperti pisau di punggungnya . Hilang-timbul
dan kadang-kadang menyebar kebawah kaki kanannya . Hal baru yang mengganggu
adalah rasa nyeri tersebut timbul pada malam hari sehingga ia terbangun dan tak
dapat tidur lagi . Ia harus bangun, berjalan kian kemari untuk mengurangi rasa sakit,
tetapi seringkali ia harus duduk di sofa semalaman agar rasa nyerinya agak
berkurang .
Tak terdapat perubahan belakangan ini dalam hidupnya . Ia menghabiskan
waktunya dengan berkebun, dan dia tidak mengingat pernah membungkuk atau
melakukan gerakan yang memaksa . Ia memperhatikan bahwa pada minggu-minggu
terakhir ia merasa lebih cepat lelah dari sebelumnya . Setelah beristirahat sebentar ia
merasa sehat lagi .
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Hipertensi ringan, tidak pernah menderita sakit berat sebelumnya dan tidak pernah
kecelakaan .
Riwayat Pengobatan
Hydrochlorthiazide 25 mg tiap hari
Saluran Pencernaan, Pernafasan, dan Kemih
Nafsu makan berkurang tetapi tidak ada keluhan pencernaan lainnya . Agak cepat
lelah ( tanpa nyeri dada ) bila naik tangga, masih dapat berjalan bersama istrinya
sejauh 1 km, 2-3 kali seminggu tanpa keluhan . Miksi lebih tertahan dan alirannya
kurang lancar dari sebelumnya, tedapat rasa ingin kencing tetapi tanpa rasa panas /
terbakar dan tanpa darah .
Riwayat Sosial
Telah menikah dengan Emily selama tiga puluh lima tahun, mempunyai dua anak
yang telah dewasa yang tinggal di daerah dekatnya .Mereka memiliki rumahnya
sendiri, melakukan perbaikan-perbaikan sendiri bila perlu, suami-istri aktif dalam
lingkungan, pergi ke gereja tiap minggu dengan teratur di dekat rumah . Tn. Zeiders
adalah ahli meubel yang sudah tidak aktif lagi, sebelumnya aktif dalam organisasi
setempat, gemar membaca, melihat TV untuk mengikuti berita . Sebelumnya ia
merokok pipa, tetapi tidak merokok lagi sejak duabelas tahun terakhir, mereka
kadang-kadang minum minuman beralkohol rendah ( pada hari ulang tahun, hari
raya, dll ) . Tidak menggunakan obat-obatan lain .
Kesehatan Emily baik, ia mencintai suaminya, sejauh anda tahu mereka adalah
suami istri yang saling mencintai dan mempunyai hubungan yang saling
membantu .
Skenario 4
Keadaan Umum
BB = 77, TD = 180/98, N = 88 tak teratur, P = 18
Afek sesuai, tetapi pasien tampak tegang dan pandangannya tampak rasa khawatir .
Mata dan THT Normal
Paru-Paru Normal
Abdomen Tanpa kelainan
Genitalia Terdapat hernia skrotalis ringan di testis kanan, tetapi tidak
mengganggu
Rectum Sfingter tonusnya baik, tak teraba hemorrhoid atau benjolan, tidak
terdapat masa di ampula, tidak terdapat perdarahan, terdapat pembesaran prostat,
tidak nyeri tekan,tidak berbenjol-benjol, tetapi pada daerah tengah posisi jam 6
terdapat daerah teraba yang keras .
Punggung / Tulang Belakang Rasa nyeri pada prosesus spinosus L1 – L2, otot
sekitar spina lembut, terdapat pengurangan lengkung lordose daerah lumbal,
mengalami kesulitan fleksi anterior tulang belakang, tak terdapat gangguan pada
gerakan kiri – kanan .
Neurologi Reflek-reflek normal, tidak terdapat gangguan motoris / sensoris,
gerakan normal .
Skenario 5
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan apa saja yang anda perlukan untuk menegakkan diagnosis, pilihlah dan
sebutkan apa alasan pemeriksaan saudara ?
1. Darah lengkap dengan hitung jenis,
2. Hitung trombosit,
3. Urinalisis dengan dip stick dan mikroskopik,
4. Serum asam urat,
5. Serum protein elektroforesis,
6. Foto thoraks rutin,
7. Biakan darah,
8. LED,
9. BUN, Kreatinin,
10. Serum kalsium dan fosfat,
11. Amilase,
12. Fosfatase asam,
13. Profil hati,
14. Glucose Tolerance Test,
15. Serum total protein dan albumin,
16. Gula puasa,
17. Konsulkan ke psikiater,
18. TSH,
19. Profile Tiroid,
20. Konsulkan ke urolog,
21. Biopsi prostate,
22. CT Scan dada, perut, tulang belakang lumbal,
23. USG ginjal,
24. USG abdomen,
25. Foto Rontgent tulang belakang,
26. Pemeriksaan konduktifitas saraf-saraf,
27. EKG,
28. Kedokteran Nuklear untuk mempelajari gambaran
hepatobilier ..
Skenario 6
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan apa saja yang anda perlukan untuk menegakkan dignosis, pilihlah dan
sebutkan apa alasan pemeriksaan saudara ?
1. Darah lengkap dengan hitung jenis : WBC = 6,8 ( 4,6
– 10,8 ) k/uL, HGB = 14,7 (14 – 18 ) M/uL, HCT = 44,4 ( 40 – 50 ) gr/dL, MCV
= 85 ( 82 – 96 ) FL, MCH = 29 ( 28 -33 ) PG, MCHC = 33,1 ( 32 – 36 ) % . diff.
: Netrofil batang : 5 ( 0 -6 ), Netrofil segmen : 60 ( 35 – 65 ), Limfosit : 25 ( 25
– 45 ), Eosinofil : 8 ( 0 – 6 ), basofil : 0 ( 0 -2 ), Monosit : 2 ( 32-36)%
2. Hitung trombosit : 200 ( 100 – 500 ) uL
3. Urinalisis dengan dip stick dan mikroskopik :
glukosa, bilirubin, keton, darah : negatif
Mikro : silinder dan kristal negatif, WBC : 0 – 1, RBC : 0, bakteri :0
4. Serum asam urat : 6,2 ( 2,5 – 8,0 ) mG/ dL
5. Serum protein elektroforesis : negatif
6. Foto thoraks rutin : terdapat gambaran multiple kalsifikasi opak,
melebar pada mediastinum sejalan dengan kalsifikasi pada hilus, dan
limfadenopati pada mediastinum . Terdapat lesi bulat opak kecil menonjol pada
paru kiri bagian lateral yang sebelumnya granulomatous . Parunya terjadi
penggembungan . Tak terdapat gangguan parenkim paru, terdapat destruksi iga
7 kanan dengan tambahan masa pleura . Terdapat penciutan tinggi vertebra pada
beberapa bagian dada . Tak jelas apakah kelainan ini karena kelainan
degenaratif atau karena metastasis pada vertebra .
7. Biakan darah : negatif
8. LED : 15 ( 0 – 22 ) mm/h
9. BUN dan kreatinin : BUN = 30 ( 8 – 22 ) mg/dL dan kreatinin : 1,3
( 0,8 – 1,4 ) mg/dL
10. Serum kalsium dan fosfat : 11,1 ( 8,4 – 10,6 )
11. Amilase : 161 ( 20 – 90 ) IU/L
12. Fosfatase asam = 1,0 ( 0,3 – 0,7 ) U/L
13. Profil hati : total bilirubin = 1,4 ( 0,1 – 1,2 ) mg/dL ; alkaline
fosfatase = 567 ( 40 – 130 ) U/L; AST ( SGPT ) : 123 ( 10 – 40 ) U/L
14. Glucose Tolerance Test : 691 ( 10 – 60 ) U/L
15. Serum total protein dan albumin : protein = 8,1 ( 6,5 – 8,3 ) gr/dL ;
albumin = 4,1 ( 3,5 – 5,5 ) gr/dL
16. Gula puasa : 107 ( 70 – 120 ) mg/L
17. Konsulkan ke psikiater, tidak terdapat
18. TSH : 2,0 ( 0,6 – 4,6 ) mU/mL
19. Profil tiroid : T3 resin uptake = 30 % ( 25 – 35 ) % ; T4 = 8 ug/dL( 4
– 11 ) ug/dL
20. Konsulkan ke urolog, tidak terdapat
21. Biopsi prostate : terdapat adenokarsinoma yang telah melewati
kapsulanya
22. CT Scan dada : negatif, perut : terdapat masa bulat yang multiple
pada hepar dan limpa . Terdapat pembesaran kedua glandula adrenalis, terdapat
lokus masa tulang yang abnormal pada iga kanan, ginjal dan pankreas normal .
Tulang belakang Lumbal : negatif
23. USG ginjal : normal
24. USG abdomen : terdapat metastasis pada hepar dan liimpa sesuai
dengan gambaran CT Scan
25. Foto Rontgent tulang belakang : kesan terdapat kompresi deformitas
dengan kelainan granulomatous lama . X-Ray lumbosakral memperlihatkan lesi
daerah prosesus spinosus L1 – L4 dan degenerasi L4 – S1
26. Pemeriksaan konduktifitas saraf-saraf : normal
27. EKG : terdapat irama sinus normal dengan kontraksi atrial yang
prematur dan kontraksi ventrikuler prematur yang sering
28. Kedokteran nuklear untuk mempelajari gambaran hepatobilier :
kesan (1.) terdapat multipel filling defect pada parenkim hepar yang
kemungkinan besar merupakan kelainan metastasis . (2.) Terdapat kelainan
empedu dengan pengeluaran hanya 10% .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KARSINOMA PROSTAT
I. Definisi
Kanker Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar
prostat.
II. Epidemiologi (1,2)
Kanker prostat merupakan penyebab kematian paling sering ke tiga setelah
kanker paru dan kanker kolorektal pada laki-laki yang berusia diatas 55 tahun.
Insidens tertinggi terdapat pada Amerika Utara dan Karibia, sedangkan insidens
terendah terdapat di Cina dan Jepang. Pemeriksaan mikroskopis terhadap jaringan
prostat pasca pembedahan maupun pada otopsi menunjukkan adanya kanker pada
50% pria berusia diatas 70 tahun dan pada semua pria yang berusia diatas 90 tahun.
95% dari seluruh kanker prostat adalah adenokarsinoma, neoplasma sisanya adalah
karsinoma sel transisional, karsinoma sel squamosa, dan sarkoma
III. Etiologi
Penyebab kanker prostat sendiri tidak diketahui. Sama dengan hiperplasia
prostat nodular, androgen dipercaya memainkan peranan dalam patogenesis.
IV. Gejala klinis
Biasanya kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak
menimbulkan gejala sampai kanker telah mencapai stadium lanjut.Kadang gejalanya
menyerupai BPH, yaitu berupa kesulitan dalam berkemih dan sering berkemih.
Gejala tersebut timbul karena kanker menyebabkan penyumbatan parsial pada aliran
air kemih melalui uretra. Kanker prostat bisa menyebabkan air kemih berwarna
merah (karena mengandung darah) atau menyebabkan terjadinya penahanan air
kemih mendadak. Dengan berkembangnya kanker dapat terjadi perluasan langsung
ke uretra, leher kandung kemih, dan vesikula seminalis. Kanker ini juga adapat
menyebar melalui jalur limfatik atau hematogen. Bagian yang paling sering kena
adalah kelenjar limfe pelvis dan kerangka. Pada beberapa kasus, kanker prostat baru
terdiagnosis setelah menyebar ke tulang (terutama pelvis, vertebra lumbalis, femur,
vertebra torasika, dan costa ) atau ke ginjal (menyebabkan gagal ginjal). Metastasis
organ timbul setelahnya dan seringkali pada hati dan paru. Kanker tulang
menimbulkan nyeri dan tulang menjadi rapuh sehingga mudah mengalami fraktur
(patahtulang).Setelah kanker menyebar, biasanya penderita akan mengalami
anemia. Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan menyebabkan kejang serta
gejala-gejala mental atau gejala-gejala neurologis lainnya (2).
Gejala lainnya adalah (2):
Segera setelah berkemih, biasanya air kemih masih menetes-netes
Nyeri ketika berkemih
Nyeri ketika ejakulasi
Nyeri punggung bagian bawah
Nyeri ketika buang air besar
Nokturia (berkemih pada malam hari)
Inkontinensia uri (beser)
Nyeri tulang atau tulang nyeri jika ditekan
Hematuria (darah dalam air kemih)
Nyeri perut
Penurunan berat badan
Kanker prostat dikelompokkan menjadi (2):
Stadium A : benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik, biasanya
ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat karena penyakit lain.
Stadium B : tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada
pemeriksaan fisik atau tes PSA.
Stadium C : tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi belum
sampai menyebar ke kelenjar getah bening.
Stadium D : kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah bening
regional maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru).
V. Diagnosa
Cara terbaik untuk menyaring kanker prostat adalah melakukan pemeriksaan
colok dubur ( rectal toucher ) untuk menentukan ukuran tumor dan pemeriksaan
darah. Colok dubur pada penderita kanker prostat akan menunjukkan adanya
benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan. Pada pemeriksaan darah dilakukan
pengukuran kadar antigen prostat spesifik (PSA), yang biasanya meningkat pada
penderita kanker prostat, tetapi juga bisa meningkat (tidak terlalu tinggi) pada
penderita BPH.
Saat ini Prostate Specific Antigen (PSA) dikenal sebagai penanda tumor
utama dalam pengelolaan kanker prostat. Karena PSA bersifat organ spesifik dan
bukan tumor spesifik, maka PSA tidak dapat membedakan dengan jelas antara
kelainan prostat jinak (seperti Benign Prostatic Hyperplasia / BPH & prostatitis)
dengan kanker prostate (3).
Beberapa bentuk PSA yang dapat dideteksi (3):
- Free PSA (uncomplexed form) : 5 - 40% dari PSA
- PSA complex :
> PSA - a - 1 antichymotrypsin (ACT) : 60 - 95% dari PSA
> PSA - a - protease inhibitor (API) : 1 - 2,5% dari PSA
- Total PSA : gabungan free PSA dan PSA complex
Pengukuran PSA dapat mendeteksi timbulnya kanker prostat beberapa tahun
sebelum munculnya gejala klinis. Diagnosis yang lebih dini dapat meningkatkan
efektivitas terapi dan menurunkan tingkat kematian, namun PSA memiliki
spesifisitas yang kurang baik. Beberapa upaya dilakukan untuk meningkatkan
spesifisitas.
Cara yang paling populer adalah pengukuran rasio free dan total PSA. Pada
pasien kanker prostat, rasio fPSA / tPSA lebih rendah dibandingkan pasien dengan
BPH (Benign Prostatic Hyperplasia). Saat ini cPSA (complexed PSA) merupakan
trend pemeriksaan terbaru untuk mendeteksi kanker prostat (3).
Bayer telah mengembangkan pemeriksaan cPSA yang nampaknya lebih
akurat dibandingkan tPSA. Pada penelitian 737 pria yang melakukan biopsi prostat,
40% dinyatakan kanker prostat untuk pria dengan tPSA antara 2 - 6 ng/mL, pada cut
off tPSA 2,5 ng/mL dan cPSA 2,2 ng/mL dapat mendeteksi 95% kasus kanker
prostat (sensitivitas 95%) dan ternyata cPSA 67% lebih spesifik dibandingkan tPSA
(19,6% Vs 11,7%).
Saat ini, nilai PSA dibawah 4 ng/mL dianggap normal, namun beberapa
studi menunjukkan pada range 2,5 - 4 ng/mL terdapat angka kejadian kanker yang
cukup berarti. Penelitian NCCN pada 332 pria yang melakukan skrining dengan
nilai PSA 2,5 - 4 ng/ml, 22% dari mereka didiagnosis kanker prostat.
Studi lain pada 191 pria dengan nilai PSA 2,5 - 4 ng/ml, 29% didiagnosis kanker
prostat. Dengan cut off tPSA 2,5 ng/mL dan cPSA 2,2 ng/ml, dapat mendeteksi 86%
kasus kanker prostat (86% sensitivitas) dan cPSA 68% lebih spesifik dibandingkan
tPSA (34,6% vs 20,6%). Jika pada pemeriksaan colok dubur ditemukan benjolan,
maka dilakukan pemeriksaan USG. Dengan melakukan rontgen atau skening tulang,
bisa diketahui adanya penyebaran kanker ke tulang.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
Analisa air kemih
Sitologi air kemih atau cairan prostat
Biopsi prostat.
PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI
Etiologi
Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut
hipertensi primer (hipertensi esensial atau idiopatik). Hanya sebagian yang dapat
diketahui penyebabnya (hipertensi sekunder).
Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi umumnya pasien biasanya tidak ada
keluhan. Bila simptomatik biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri, seperti berdebar-debar, rasa
melayang (dizzy) dan impotent
Penyakit jantung hipertensi vaskular seperti cepat capai, sesak nafas,
sakit dada (iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua kaki
atau perut. Gangguan vaskuler lainnya adalah epistaksis, hematuria,
pandangan kabur karena perdarahan retina, transient serebral
aischemic.
Penyakit dasar pada hipertensi sekunder : polidipsia, poliuria, dan
kelemahan otot pada aldosteronisme primer, peningkatan BB dengan
emosi yang labil pada sindroma cushing. Feokromositoma dapat
muncul dengan keluhan episodik sakit kepala, palpitasi, banyak
keringat dan merasa melayang saat berdiri.
Defenisi dan klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII (2003)
Kategori Sistolik Diastolik
Normal <120 dan <80
Pre hipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi stage I 140-159 atau 90-99
Hipertensi stage II ≥160 atau ≥100
Pengukuran tekanan darah diperuntukkan untuk dewasa 18 tahun keatas.
Klasifikasi berdasar pada :
Rata-rata pengukuran 2 kali atau lebih
Dalam keadaan duduk
Beberapa kali kunjungan
OSTEOARTRITIS
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degeneratif sendi yang berkaitan
dengan kerusakan kartilago sendi. Vertebrata, panggul, lutut, dan pergelangan kaki
paling sering terkena OA.
Faktor resiko osteoartritis antara lain adalah :
Kegemukan tidak hanya berkaitan dengan OA pada sendi
yang menaggung beban tetapi juga dengan OA sendi lain
(tangan dan sternoklavikula)
Faktor genetik faktor herediter juga mempengaruhi
insidensi OA.
Jenis kelamin wanita sering terkena OA pada daerah lutut.
Laki-laki lebih sering terkena OA pada daerah paha,
pergelangan tangan dan leher.
Pemeriksaan fisik:
Pada pemeriksaan fisik penderi OA akan ditemukan gejala-gejala seperti :
Hambatan gerak sering sudah ditemukan pada keadaan dini.
Biasanya bertambah berat dengan bertambah beratnya penyakit.
Krepitasi gejala ini lebih berarti untuk pemeriksaan OA lutut.
Awalnya berupa perasaan ada sesuatu yang patah atau remuk oleh
pasien. Dengan bertambah beratnya penyakit akan semakin jelas
terdengar.
Pembengkakan sendi yang sering kali asimetris pembengkakan
timbul karena efusi pada sendi yang biasanya tak banyak.
Tanda-tanda peradangan tanda peradangan mungkin ditemukan
pada OA karena adanya sinovitis. Gejala ini biasanya timbul
belakangan. Sering ditemukan pada sendi-sendi kecil tangan dan
kaki.
Perubahan bentuk (deformitas) sendi yang permanen timbul
karena kontraktur sendi yang lama, perubahan permukaan sendi,
berbagai kecacatan , dan gaya berdiri dan perubahan pada permukaan
tulang dan sendi.
Perubahan gaya jalan hampir selalu berhubungan dengan
nyerikarena menjadi tumpuan berat badan. Terutama ditemukan pad
OA sendi paha, lutut.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Berdasarkan keluhan yang dialami pasien yaitu nyeri punggung bawah maka
kemungkinan yang terjadi pada pasien:
Penyakit Infeksi
Penyakit Degeneratif
Maglinancy
Trauma
I. Anamnesis :
a. Identitas pasien :
Nama : Tn. Zeiders
Umur : 67 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : -
Pekerjaan : -
b. Keluhan utama : nyeri punggung bawah (low back pain)
c. Keluhan tambahan : -
d. Riwayat penyakit sekarang:
Onset nyeri (tiba-tiba atau gradual) ?
Intensitas nyeri (hilang timbul, menetap) ?
Kualitas nyeri (tajam atau tumpul, seperti terbakar,seperti tertusuk) ?
Aktifitas atau posisi badan yang memperingan atau memperberat
nyeri ( membungkuk, tidur menyamping, berjalan) ?
Lokasi nyeri lain ( sendi tangan, sendi kaki ) ?
Nyeri menetap atau menjalar ?
Retensi urine ?
Sulit berkemih ?
Penurunan berat badan yang progresif
Ada demam atau tidak ?
Keluhan lain seperti spasme otot, deformitas, bengkak ?
Cepat lelah atau tidak ?
e. Riwayat penyakit dahulu:
Pernah mengalami hal yang sama ?
Ada riwayat cedera atau tidak ?
f. Riwayat medikasi:
Pernah melakukan tindakan medis (contoh: operasi di daerah
punggung bawah) ?
Obat-obatan lain yang dikonsumsi ( obat hipertensi, anti inflamasi,
analgesik lain ) ?
g. Riwayat kebiasaan:
Jenis pekerjaan
Postur tubuh dalam melakukan kegiatan sehari-hari
Pola makan dan pola hidup ( aktivitas sehari-hari, olahraga )
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : -
Tanda vital :
Tekanan darah :180/98 mmHg HIPERTENSI GRADE II
Nadi : 88x/menit NORMAL ,tidak teratur
Pernafasaan : 18x/menit NORMAL
Suhu : -
Berat badan: 77 kg
Inspeksi :
Cara berjalan dan mimik muka saat berjalan
Pergerakan panggul
Sikap dan postur tubuh
Perubahan bentuk vertebra ( skoliosis, kyphosis, lordosis )
Tanda radang (eriteme/merah, bengkak, memar, tekstur kulit)
Tanda memar atau bekas trauma
Panjang ekstremitas bawah
Palpasi dan perkusi :
a. Status lokalis nyeri
Tanda radang (panas, bengkak, benjolan, spasme otot)
Prosesus spinosus teraba atau tidak
Nyeri tekan +/-, nyeri raba +/-
Ada benjolan atau tidak
Perkusi pada costovertebra (untuk menyingkirkan gangguan ginjal)
b. Status abdomen dan pelvis
Nyeri tekan pada kuadran mana (contoh: Mc.burney test)
Teraba denyut pada aorta abdominalis atau tidak
Ada distensi atau tidak
Ada benjolan atau tidak ( tumor, malignancy )
Ada pembesaran organ atau tidak (contoh; hepar, lien, ginjal, prostat)
Ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak ( daerah aksila, lipat paha )
Masalah yang diderita pasien berdasarkan riwayat medis dan riwayat sosial pasien :
Nyeri seperti tajam, tidak berkurang saat tidur, hilang timbul,
menyebar ke bawah ke kaki kanan mungkin akibat dari
osteoarthritis yang makin memburuk.
Miksi tertahan, alirannya kurang lancar, tanpa rasa panas atau
terbakar darah mungkin akibat obstruksi pada saluran kemih atau
ada massa yang menekan saluran kemih
Nafsu makan berkurang mungkin terjadi malignancy
Cepat lelah
Hipertensi ringan
Berdasarkan riwayat di atas kemungkinan pasien menderita osteoarthritis,
malignancy pada prostat, hipertensi.
Dari pemeriksaan fisik yang didapat :
Berat badan : 77 kg ( belum dapat dipastikan apakah pasien mengalami obesitas
atau tidak karena tinggi badan pasien tidak diketahui )
Tekanan darah : 180/98mmHg hipertensi grade II
Nadi : 88x/menit normal, tetapi tidak teratur
Pernafasaan : 18x/menit normal
Afek sesuai, tetapi pasien tampak tegang dan pandangan tampak rasa khawatir
mungkin akibat rasa nyeri hebat yang dialami pasien.
Mata dan THT : normal
Kardiovaskular : irama tidak teratur tetapi lambat, bunyi jantung normal, sela iga
II/IV terdapat mur-mur yang menyebar pada katup aorta, terdapat bruit pada carotis
kanan tanpa peningkatan tekanan vena jugularis kemungkinan pasien mengalami
gangguan katup atau penyakit jantung hipertensi.
Genital : hernia skrotalis di testis kanan
Rectum : sfingter tonusnya baik, tak teraba hemoroid atau benjolan, tidak
terdapat masa di ampula, tidak terdapat perdarahan, terdapat pembesaran prostat,
tidak nyeri tekan, tidak berbenjol-benjol, tetapi pada daerah tengah posisi jam 6
terdapat daerah teraba keras kemungkinan terjadi malignancy prostat
Punggung/tulang belakang : rasa nyeri pada prosesus spinosus L1-L2, otot sekitar
spina lembut, terdapat pengurangan lengkung lordose daerah lumbal, mengalami
kesulitan fleksi anterior tulang belakang, tak terdapat gangguan gerak kiri kanan
kemungkinan akibat massa yang menekan vertebra dan menyulitkan
pasien untuk bergerak, selain itu rasa nyeri yang diakibatkan oleh massa
atau akibat pembesaran organ akibat telah terjadinya metastasis dari
malignancy ini menyebabkan pasien kesulitan untuk tidur pada malam
hari, hal ini mungkin akibat posisi tidur yang terlentang atau
menyamping menekan massa kanker.
Kemungkinan karena osteoarthritis .
Neurologi : refleks- refleks normal, tidak terdapat gangguan motoris/ sensoris,
gerakan normal belum terjadinya gangguan pada saraf spinalis
atau pada medulla spinalis, dan pada saraf yang mempersarafi alat-
alat gerak lainnya.
Dari hasil pemeriksaa maka kami menyimpulkan pasien mengalami malignancy
prostat yang telah bermetastasis ( stadium IV ), osteoarthritis dan penyakit
jantung hipertensi.
Penyakit kanker metastasis ke tulang pada dasarnya adalah interaksi antara
sel kanker dengan sel tulang. Hal ini mengganggu keseimbangan remodelling dan
metabolisme tulang yang normal serta menyebabkan peningkatan aktivitas osteoklas
sehingga salah satu target terapi adalah mengurangi aktivitas osteoklas.
Lesi di tulang dapat menyebabkan kesakitan yang hebat, seperti nyeri tulang,
fraktur patologis, kompresi medulla spinalis, atau penekanan saraf spinalis serta
efek lesi tulang yang luas dimana menyebabkan hiperkasemia (4).
Pada prinsipnya semua kanker dapat bermetastasis ke tulang, namun yang
lebih sering menurut kepustakaan luar negeri adalah mieloma multiple ( 70-95
% ), kanker payudara ( 65-75 % ), kanker prostat ( 65-75% ) (4).
Nyeri tulang terutama sering terjadi pada usia setengah tua dan usia tua.
Nyeri bersifat tidak spesifik, bisa bersifat ringan atau sangat hebat. Pada kasus
kanker yang bermetastasis ke tulang, pemeriksaan yang sering dilakukan adalah
pemeriksaan kadar alkali fosfatase dimana akan terjadinya peningkatan.
Untuk dapat lebih memastikan diagnosis pada pasien ini, maka kami akan
melakukan serangkaian pemeriksaan yang dianggap perlu :
1) Darah lengkap dengan hitung jenis : WBC = 6,8 ( 4,6 – 10,8 ) k/uL,
HGB = 14,7 (14 – 18 ) M/uL, HCT = 44,4 ( 40 – 50 ) gr/dL, MCV =
85 ( 82 – 96 ) FL, MCH = 29 ( 28 -33 ) PG, MCHC = 33,1 ( 32 –
36 ) % . diff. : Netrofil batang : 5 ( 0 -6 ), Netrofil segmen : 60 ( 35 –
65 ), Limfosit : 25 ( 25 – 45 ), Eosinofil : 8 ( 0 – 6 ), basofil : 0 ( 0 -
2 ), Monosit : 2 ( 32-36)% terjadi peningkatan nilai eosinofil dan
monosit yang mrnunjukan malignancy.
2) Urinalisis dengan dip stick dan mikroskopik : glukosa, bilirubin,
keton, darah : negatif. Mikro : silinder dan kristal negatif, WBC : 0 –
1, RBC : 0, bakteri :0 untuk melihat apakah ada gangguan pada
ginjal
3) Serum kalsium dan fosfat : 11,1 ( N 8,4 – 10,6 ) meningkat
terjadinya tumor osteolitik apalagi diperkuat dengan peningkatan
alkali fosfatase (5, 6).
4) Asam fosfatase : 1.0 ( N 0.3-0.7 ) adanya peningkatan yang
menunjukan terjadi malignancy prostat (1).
5) Profil hati : total bilirubin = 1,4 ( N 0,1 – 1,2 ) mg/dL ; alkaline
fosfatase = 567 ( N 40 – 130 ) U/L; AST ( SGPT ) : 123 ( N 10
– 40 ) U/L melihat terjadinya gangguan fungsi hati yang
diakibatkan oleh metastasis ke hepar, selain itu adanya peningkatan
alkali fosfatase menunjukan terjadinya malignancy yang terjadi pada
tulang atau telah terjadinya metastasis ke tulang (5).
6) Biopsi prostat terdapat adenokarsinoma yang telah melewati
kapsulnya memastikan karsinoma prostat ( adenokarsinoma ).
7) Foto thoraks rutin : terdapat gambaran multiple kalsifikasi opak,
melebar pada mediastinum sejalan dengan kalsifikasi pada hilus, dan
limfadenopati pada mediastinum . Terdapat lesi bulat opak kecil
menonjol pada paru kiri bagian lateral yang sebelumnya
granulomatous . Parunya terjadi penggembungan . Tak terdapat
gangguan parenkim paru, terdapat destruksi iga 7 kanan dengan
tambahan masa pleura . Terdapat penciutan tinggi vertebra pada
beberapa bagian dada . Tak jelas apakah kelainan ini karena kelainan
degenaratif atau karena metastasis pada vertebra untuk melihat
telah terjadi metastasis ke paru (gambaran lesi bulat opak ),tulang
bagian costa ( destruksi pada costa 7 kanan ), vertebra thorakal
( penciutan tinggi vertebra pada bagian thorakal ), adanya
penyebaran secara limfogen ( limfadenopati pada mediastinum ).
8) Rontgen tulang belakang kesan terdapat kompresi deformitas
dengan kelainan granulomatos lama. X-ray lumbo sakral
menunjukkan lesi daerah prosesus spinosus L1-L4 dan degenerasi
L4-S1 untuk mengetahui terjadinya deformitas vertebra akibat
kompresi dari karsinoma dan terjadi metastasis pada vertebra.
9) USG abdomen terdapat metastasis pada hepar dan limpa sesuai
dengan gambaran CT scan untuk melihat metastasis pada organ
yang terdapat di abdomen.
10) EKG terdapat irama sinus normal dengan kontraksi atrial
premature dan kontraksi ventricular premature yang sering - untuk
melihat kelainan pada jantung.
DIAGNOSIS :
KARSINOMA PROSTAT STADIUM IV DENGAN PENYAKIT
JANTUNG HIPERTENSI DAN OSTEOARTHRITIS
Setelah menyatakan diagnosis pada pasien, sebaiknya pasien diberi
penjelasan mengenai penyakit yang dideritanya. Pasien diberi edukasi mengenai
penyakit- penyakit yang dialaminya, komplikasi yang mungkin terjadi, bagaimana
perjalanan penyakit ini. Pasien juga diberi penjelasan mengenai rencana terapi yang
akan dilakukan oleh pasien ini, mengenai dosis, cara, lama terapi, efek samping dari
pengobatan ini.
Penatalaksanaan untuk kasus ini berdasarkan telaah EBM ( Evidence Based
Medicine) :
Masalah pada pasien ini nyeri punggung belakakang akibat
metastasis dari karsinoma prostat ( low back pain)
Menggunakan artikel klinik, literatur ilmiah, dan hasil bukti
penelitian ilmiah yang sesuai dengan masalah pasien.
Menelaah validitas dan manfaat dari terapi karsinoma prostat yang
paling bermanfaat dan memiliki resiko dan efek samping yang paling
kecil.
Mengintegrasikan hasil telaah dengan keahlian klinis yang dimiliki
untuk diaplikasikan pada kasus ini
Mengevaluasikan dan memantau hasil terapi
BAB IV
KESIMPULAN
Seorang pasien yang datang dengan keluhan nyeri punggung bawah dengan
usia 67 tahun, kemungkinan pasien bisa mengalami penyakit infeksi, penyakit
degeneratif, malignancy atau trauma sebelumnya. Setelah melakukan anamnesa
secara cermat maka dapat diketahui bahwa sebelumnya pasien mengalami arthritis
( pada sendi leher ) yang diobati dengan pemberian ibuprofen. Namun pemberian
obat analgesik terrnyata tidak terlalu menghilangkan rasa nyeri, ternyata pasien
malah mengeluhkan nyeri dialaminya semakin hebat.
Dari anamnesis lanjutan dan pemeriksaan fisik yang dilakukan maka
dicurigai pasien mengalami malignancy prostat yang telah bermetastasis ke organ
lainnya, pasien juga mengalami penyakit jantung hipertensi. Dari kasus ini maka
sebaiknya pasien dianjurkan untuk melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang
yang dianggap perlu untuk menegakkan diagnosis karsinoma prostat stadium IV dan
penyakit jantung hipertensi.
Setelah mendapatkan dignosis pasti maka segera direncanakan terapi untuk
pasien ini. Terapi yang dilakukan sesuai dengan Evidence Based Medicine ( EBM )
yaitu menggunakan dasar bukti ilmiah berupa penelitian dan literature ilmiah.
Sebagai dokter harus menelaah validitas dan manfaat dan resiko dari terapi yang
akan dipilih. Kemudian terapi yang dianggap sesuai dan memiliki efek terapi paling
baik yang diterpkan pada pasien ini. Dokter juga harus mengevaluasi keberhasilan
dari terapi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Price, Sylvia A. Patofisilogi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.
Jakarta: EGC. 2006. 1323-1325.
2. http//: www. Medicastore. Co.id
3. http//: www. Prodia .co.id/m-informasi kesehatan.html.
4. Sudoyo A, Setiyohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta:
Fakultas Universitas Universitas Indonesia. 2006. 881-882, 1170-1172,
1288.
5. Kosasih A. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik. Jakarta.:
Karisma Publishing Group. 2008. ,280-282, 304-305.
6. Jabbour SA: E-Medicine ; Updated April, 2005 http//: www. Emedicine.
com