CA LIDAH
-
Upload
priska-nandya-anggraeni -
Category
Documents
-
view
182 -
download
1
description
Transcript of CA LIDAH
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. ANATOMI FISIOLOGI LIDAH
1. Anatomi lidah
Lidah terletak didasar mulut, ujung dan pinggiran lidah bersentuhan
dengan gigi bawah. Lidah secarara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni :
a. Apek linguae (ujung lidah)
b. Corpus linguae (badan lidah)
c. Radix linguae (akar lidah)
Lidah memiliki 4 papila, yakni :
a. Papila foliate
b. Papila fungiformis
c. Papila sirkumfalata
d. Papila filiformis
Susunan otot yang ada pada lidah ada 2 otot yakni :
a. Otot intrinsik
b. Otot ekstrinsik
2. Fisiologi lidah
Lidah adalah organ pengecap, pada lidah terdapat reseptor untuk rasa.
Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut
kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap(taste buds).
Pengecapan merupakan fungsi utama dari taste buds,tetapi indera
penghidu pun sangat berperan dalam persepsi pengecapan. Indera pengecapan
memungkinkan kita merasakan tekstur makanan lembut atau kasar, zat-zat
yang terkandung dalam makanan, serta rasa makanan itu sendiri. Makna
pentingnya adalah bahwa pengecapan memungkinkan manusia memilih
makanan sesuai keinginannya.
Sensasi pengecapan terjadi karena rangsangan terhadap berbagai reseptor
pengecapan, ada sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada pada sel-sel
pengecapan, antara lain: 2 reseptor natrium,2 reseptor kalium, 1 reseptor
klorida,1 resptor adenosine,1 reseptor inosin, 1 reseptor
manis, 1 reseptor pahit,1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion hydrogen.
Kemampuan reseptor tersebut dikumpulkan menjadi 5 kategori umum : asam,
asin, manis, pahit dan umami disebut sensasi pengecapan utama.
1. Rasa asam, disebabkan oleh asam karena konsentrasi ion hydrogen
2. Rasa Asin, dihasilkan oleh garam yang terionisasi,karena konsentrasi Na
3. Rasa manis, dibentuk oleh beberapa zat kimia organic ( gula, glikol,
alcohol, aldehide, keton, amida, ester, asam, amino, protein, asam
sulfonat, asam halogenasi ), dan garam anorganik dari timah dan
berilium.
4. Rasa Pahit, juga tidak dibentuk oleh satu zat kimia, zat pembentuk rasa
manis bila terjadi perubahan pada struktur kimianya dapat menjadi pahit.
Rasa pahit juga dapat mengindikasi bahwa makanan tersebut
mengandung toxin atau beracun.
Kuncup-kuncup pengecap ini ada yang tersebar dan ada pula yang
berkelompok dalam tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papila. Terdapat
empat macam papila lidah:
1. Papila foliate, pada pangkal lidah bagian lateral,
2. Papila fungiformis, pada bagian anterior.
3. Papila sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah.
Ketiga papila di atas mengandung kuncup pengecap, dan
4. Papila Filiformis, terdapat pada bagian posterior. Pada foliate tidak
terdapat kuncup-
kuncup pengecap.
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan
sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang
memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita
makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste
pores).
Pada lidah reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat
pada ujung lidah, sedangkan untuk rasa masam terdapat pada bagian kanan
dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitif untuk rasa pahit dan bagian samping
depan sensitif terhadap rasa asin.
B. KONSEP DASAR
1. Pengertian ca lidah
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-
kadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (van
de velde, 1999). Kanker lidah adalah suatu neoplasma malignant yang timbul
dari jaringan epitelmukosa lidah dengan sel yang berbentuk squamous cell
carcinoma (sel epitel gepengberlapis)
2. Etiologi
penyebab kanker lidah belum diketahui secara pasti. Akan tetapi
ada beberapa faktor yang diduga menjadi pemicunya, antara lain:
a. Merokok (terutama yang lebih dari 2 pak sehari)
b. Alkohol
c. Infeksi kronis
d. Trauma kronis pada gigi yang tajam sehingga menimbulkan trauma pada
lidah.
Selain itu ada juga factor-faktor lain yang menyebabkan ca lidah terjadi
a. Faktor heriditer
b. Faktor non heriditer
Factor-faktor non heriditer karsinoma lidan terdiri dari :
1) Faktor fisik (sinar ultraviolet)
2) Faktor biologis (virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami
istri, hepatitis, parasit, bakteri)
3. Patofisiologi
Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak faktor yang
dikelompokkan menjadibeberapa faktor. Yaitu, Faktor luar, faktor heriditer
dan faktor non heriditer. Faktor luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis
dan trauma krinis. Faktor non heriditer meliputi Faktor fisik seperti sinar
ultraviolet, Faktor biologis seperti virus (papiloma yang ditularkan melalui
hubungan suami istri,hepatitis) parasit, dan bakteri.
Faktor-faktor tersebut akan memicu suatu rangsang karsinogen
yang mengenai sel squamous carcinoma pada mukosa mulut yang tidak mempunyai
keratin sebagai pelindung. Dimukosa mulut tersebut, zat-zat karsinogen
tertampung dan berproliferasi secara tidak terkontrol. Kanker lidah yang
mengenai radix linguae biasanya asimptomatis hingga proses penyakit
berlanjut hingga timbul nyeri menelan dan pergerakan lidah yang terbatas.
Kanker pada posterior lidah (radix linguae) dominan bermetastase
kecolli/leher. Ketika kanker mengenai corpus linguae tanda yang paling
sering terlihat adalah putih-putih pada lidah yang tidak bisa dihilangkan. Kemudian bisa
terbentuk ulkus yangmudah berdarah. Kanker pada anterior (corpus linguae)
dominan metastase pada kelenjar limfe submental dan submandibular.
Penatalaksanaan kanker lidah meliputi operasiglosektomi dan diseksi leher
yang dilanjutkan dengan kemoterapi.
4. Klasifikasi
Klasifikasi ca lidah terdiri dari :
a. Tumor primer
1) TIS adalah karsinoma in situ
2) T1 adalah tumor dengan penampang kurang kurang 2 cm.
3) T2 adalah tumor dengan penampang sama dengan 2 cm dengan
infiltrasi dangkal.
4) T3 adalah tumor dengan penampang lebih dari 2 cm dengan infiltrasi
dalam.
5) T4 adalah tumor dengan penampang lebih dari 4 cm dan tumor
tersebut sudah sudah meluas disekelilingnya.
b. Pembesaran kelenjar limfe
1) N0 : Kelenjar-kelenjar leher yang palpable tidak ada.
2) N1 : Sudah ada kelenjar leher yang palpable, mobile serta
holmolateral.
3) N2 : Kelenjar leher yang palpable, mobile serta heterolateral/bilateral.
4) N3 : Kelenjar-kelenjar leher ini sudah fixed, baik holmolateral atau
bilateral.
c. Metastase
1) M0 = Metastase jauh tidak ada.
2) M1 = Metase jauh sudah ada.
5. Manifestasi klinisGejala-gejala kanker lidah antara lain adalah timbulnya ulkus (luka)
seperti sariawan yang tidak sembuh dengan pengobatan adekuat, mudah berdarah, nyeri pada lidah, nyeri yang menjalar pada telinga, nyeri menelan yang menyebabkan sulit menelan dan terbatasnya
pergerakan lidah. Pada stadium dini, kanker lidah tidak menimbulkan nyeri dan biasanyaditemukan pada pemeriksaan rutin pada gigi dan mulut. Kanker biasanya timbul di bagian pinggir lidah, hampir tidak pernah ditemukan kanker pada pangkal lidah kecuali pada seseorang yang pernah menderita sinus yang tidak pernah mendapatkan pengobatan selama beberapa tahun.
Karsinoma sel skuamosa pada sel lidah seringkali tampak seperti luka terbuka (borok) dan cenderung tumbuh ke dalam jaringan di bawahnya. Bintik kecoklatanmendatar seperti bercak sering ditemukan pada perokok yaitu di sisi biasanya sigaret ataupipa diletakkan pada bibir.
6. Pemeriksaan penunjanga. Biopsi
1. incisional biopsyDengan cara mengambil sampel dari daerah carcinoma dan daerah yang sehat,
sehingga diketahui batas jelas dari carcinoma. Tetapi kejelekannya adalah pembuluh darah menjadi terbuka, dan ini akan mempermudah penyebaran dari carcinoma tersebut, sedangkan keuntunganya dapat mengetahui batas dari carcinoma guna terapi selanjutnya ( Penyinaran ).
Cara biopsy ini dapat dilakukan pada cacinoma lidah yang masih kecil dengan atau tanpa metastase. Excisi jaringan yang diduga carcinoma dengan jarak 1 – 1,5 cm dari jaringan sehat. Hasil excisi diletakkan pada gabus ( maksudnya adalah untuk cukup bersih ). Dengan kasa yang diberi formalin diletakkan diatas preparat agar preparat tidak melengkung sehingga topograpi tidakm berubah, kemudian dikirim ke patologi anatomi. Dipotong menjadi 7 preparat, dan dilihat bagian mana yang tidak bersih dapat diulang excisinya.Setelah dilakukan pemeriksaan diatas (incisional biopsi) baru dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk menentukan tumor ganas atau bukan.
2. Brush biopsyPada prosedur ini, sampel diambil pada permukaan mukosa yang terlihat
abnormal dengan cara mengumpulkan sel epitel mukosa dengan menggunakan alat berbentuk sikat, menempatkan sampel dalam slide dan melakukan tindakan fiksasi sebelum membawa jaringan tersebut ke laboratorium. Tindakan pengambilan sampel dengan skapel dan jarum biopsi diindikasikan pada kanker yang sudah jelas terlihat, terdapat kecurigaan yang kuat terhadap lesi atau lesi terdapat pada orang yang memiliki faktor-faktor resiko kanker mulut. Sedangkan brush biopsi diindikasikan pad keadaan yang sebaliknya.
3. Teknik cahaya khemoluminesenJaringan yang dicurigai sebagai kanker disinari dengan khemoluminesen setelah
sebelumnya diwarnai dengan asam asetat. Hasilnya akan terlihat gambaran opak ‘acetowhite’ pada jaringan yang terkena kanker atau jaringan yang abnormal.