ASKEP KARSINOMA LIDAH

21
6 BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Tumor adalah suatu benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel. Ada dua macam tumor yaitu: 1. Tumor Jinak Tumor jinak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a) Bentuknya bundar dan lonjong. b) Pertumbuhannya terbatas dan lambat. c) Mempunyai simpai atau kapsul. d) Tidak menyebabkan kematian secara langsung. e) Tidak mempunyai anak sebar. 2. Tumor Ganas Atau Kanker Ciri-cirinya antara lain : a) Tidak mempunyai bentuk. b) Pertumbuhannya cepat dan tidak terbatas serta melewati batas anatominya. c) Tidak mempunyai simpai. d) Mempunyai anak sebar (metastasis).

description

askep karsinoma lidah

Transcript of ASKEP KARSINOMA LIDAH

Page 1: ASKEP KARSINOMA LIDAH

6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Tumor adalah suatu benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel. Ada

dua macam tumor yaitu:

1. Tumor Jinak

Tumor jinak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a) Bentuknya bundar dan lonjong.

b) Pertumbuhannya terbatas dan lambat.

c) Mempunyai simpai atau kapsul.

d) Tidak menyebabkan kematian secara langsung.

e) Tidak mempunyai anak sebar.

2. Tumor Ganas Atau Kanker

Ciri-cirinya antara lain :

a) Tidak mempunyai bentuk.

b) Pertumbuhannya cepat dan tidak terbatas serta melewati batas

anatominya.

c) Tidak mempunyai simpai.

d) Mempunyai anak sebar (metastasis).

Page 2: ASKEP KARSINOMA LIDAH

7

e) Tumor ganas selalu menimbulkan kematian bila tidak ditangani secara

dini.(E. Oswari, 2005, hal: 232)

Tumor rongga mulut ialah tumor yang terdapat di daerah yang terletak

mulai dari perbaatasan kulit selaput lendir bibir atas dan bawah sampai ke

perbatasan palatum durum-palatum mole di bagian atas.(Efiaty Arsyad, 2006, hal:

153)

Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi dasar mulut, kadang-

kadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de

Velde,1999).

Tumor lidah adalah sebagian besar kanker lidah adalah karsinoma sel

skuamosa.. Tersebut muncul dari lapisan yang menutupi otot-otot lidah. Sebuah

tumor ganas yang timbul dari epitel yang menutupi lidah. Sebagian besar

karsinoma lidah yang cukup atau kurang dibedakan karsinoma sel skuamosa.

Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan

epitel mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel

gepeng berlapis) , juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna). Kanker

ganas ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, di samping itu dapat

melakukan metastase secara limfogen dan hematogen.

Jadi dapat disimpulkan tumor lidah adalah suatu tumor yang terjadi pada

permukaan dasar mulut yang timbul dari epitel yang menutupi lidah.

Page 3: ASKEP KARSINOMA LIDAH

8

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Lidah secara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni :

1. Apek linguae (ujung lidah)

2. Corpus linguae (badan lidah)

3. Radix linguae (akar lidah)

a) Struktur-struktur Superficial Dari Lidah

Membran mukosa yang melapisi lidah yaitu dipunggung lidah,

dipinggir kanan dan kiri dan disebelah muka terdapat tonjolan yang kecil-

kecil disebut dengan papillae. Dasarnya papillae ini terdapat kuncup-kuncup

pengecap sehingga kita dapat menerima / merasa cita rasa. Ada empat macam

Page 4: ASKEP KARSINOMA LIDAH

9

papillae, yaitu: papillae filiformes, papillae fungiformes, papillae

circumvallatae dan papillae foliatae.

Area dibawah lidah disebut dasar mulut. Membran mukosa disini

bersifat licin, elastis dan banyak terdapat pembuluh darah yang menyebabkan

lidah ini mudah bergerak, serta pada mukosa dasar mulut tidak terdapat

papillae. Dasar mulut dibatasi oleh otot-otot lidah dan otot-otot dasar mulut

yang insertionya disebelah dalam mandibula. Disebelah dalam mandibula ini

terdapat kelenjar-kelenjar ludah sublingualis dan submandibularis.

b) Otot-otot Pada Lidah

Lidah adalah satu organ otot dengan kekenyalan yang baik sekali

sewaktu bergerak, hal ini dapat dilihat pada waktu mengunyah. Lidah

sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsik lidah melakukan

semua gerakkan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada

bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakkn-gerakkan kasar yang sangat

penting pada saat mengunyah

dan menelan.

c) Persarafan Pada Lidah

Lidah memiliki persarafan yang majemuk. Otot-otot lidah mendapat

pensarafan dari urat saraf hipoglosus (saraf XII). Daya perasaannya dibagi

menjadi ˝perasaan umum˝, yang menyangkut taktil perasa seperti

Page 5: ASKEP KARSINOMA LIDAH

10

membedakan ukuran, bentuk, susunan, kepadatan suhu, dan sebagainya, dan

˝rasa pengecap khusus˝.

Implus perasaan umum bergerak mulai dari bagian anterior lidah

dalam serabut saraf lingual yang merupakan sebuah cabang urat saraf cranial

V, sementara implus indera pengecap bergerak dalam khorda timpani bersama

saraf lingual, kemudian bersatu dengan sara cranial VII, yaitu nervus saraf

fasialis.

d) Aliran Limfa Pada Lidah

Aliran limfa disini penting oleh karena berhubungan dengan

penyebaran dini carcinoma lidah.Penyaluran limfe melalui lingua terjadi

melalui 4 jalur :

1) Limfe dari bagian 1/3 posterior lingua disalurkan ke cervikalis profunda

superior dikedua sisi.

2) Limfe dari bagian medial 2/3 anterior lingua disalurkan langsung ke

cervicalis profunda inferior.

3) Limfe dari bagian lateral 2/3 anterior lingua disalurkan ke

submandibularis

4) Limfe dari ujung lingua disalurkan ke submentalis

Page 6: ASKEP KARSINOMA LIDAH

11

C. ETIOLOGI

Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu

proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan

perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat

dikelompokkan atas :

1. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis dari

restorasi, gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu.

2. Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara

penggunaannya, tembakau, agen fisik, radiasi ionisasi, virus, sinar matahari.

3. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetik

D. PATOFISIOLOGI

Dasar lidah memainkan peran penting dalam berbicara dan menelan.

Selama fase faring menelan, makanan dan cairan yang mendorong ke arah

oropharing dari rongga mulut oleh lidah dan otot-otot pengunyahan. Laring

terangkat, efektif menekan katup tenggorok dan memaksa makanan, cair, dan air

liur ke dalam kerongkongan hypopharynx dan leher rahim.

Meskipun laring menghasilkan suara, lidah dan faring adalah organ utama

yang membentuk suara. Kerugian jaringan dari dasar daerah lidah mencegah

penutupan yang kedap air dengan laring selama tindakan menelan.

Ketidaksesuaian ini memungkinkan makanan dan cairan untuk melarikan diri ke

Page 7: ASKEP KARSINOMA LIDAH

12

dalam faring dan laring, koreografer dengan hati-hati mengubah refleks menelan

dan sering mengakibatkan aspirasi. Baik neurologis penurunan dan perubahan

dalam tindakan terkoordinasi menelan dari penyakit berbahaya di daerah ini dapat

merusak mempengaruhi pada kemampuan berbicara dan menelan.

Squamous sel carcinoma pada lidah sering timbul pada daerah epithelium

yang tidak normal, tetapi selain keadaan tersebut dan mudahnya dilakukan

pemeriksaan mulut, lesi sering tumbuh menjadi lesi yang besar sebelum pasien

akhirnya datang ke dokter gigi. Secara histologis tumor terdiri dari lapisan atau

kelompok sel-sel eosinopilik yang sering disertai dengan kumparan keratinasi.

Menurut tanda histology, tumor termasuk dalam derajat I – IV (Broder). Lesi

yang agak jinak adalah kelompok pertama yang disebut carcinoma verukcus oleh

Ackerman. Pada kelompok ini, sel tumor masuk, membentuk massa papileferus

pada permukaan. Tumor bersifat pasif pada daerah permukaannya, tetapi jarang

meluas ke tulang dan tidak mempunyai anak sebar. Lidah mempunyai susunan

pembuluh limfe yang kaya, hal ini akan mempercepat metastase kelenjar getah

bening dan dimungkinkan oleh susunan pembuluh limfe yang saling berhubungan

kanan dan kiri.

Tumor yang agak jinak cenderung membentuk massa papiliferus dengan

penyebaran ringan kejaringan didekatnya. Tumor paling ganas menyebar cukup

dalam serta cepat ke jaringan didekatnya dengan penyebaran permukaan yang

kecil, terlihat sebagai ulser nekrotik yang dalam. Sebagian besar lesi yang terlihat

Page 8: ASKEP KARSINOMA LIDAH

13

terletak diantara kedua batas tersebut dengan daerah nekrose yang dangkal pada

bagian tengah lesi tepi yang terlipat serta sedikit menonjol. Walaupun terdapat

penyebaran lokal yang besar, tetapi anak sebar tetap berjalan. Metastase

haematogenus terjadi pada tahap selanjutnya.

E. MANIFESTASI KLINIK

1. Keluhan yang paling sering nyeri yang tak terasa sakit atau massa yang tidak

dapat sembuh.

2. Lesi tipikal adalah ulkus indurasi yang sangat nyeri dengan peningkatan

sudut.

3. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan,

kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan sputum bersemu

darah atau terjadi perbesaran nodus limfe servikal.(Baughman Diane C., 2000,

hal: 295)

F. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan bervariasi dengan sifat dari lesi, cara yang dipilih dokter,

dan pilihan pasien. Pembedahan reseksi, terapi kemoterapi, atau kombinasinya

mungkin saja menjadi efektif.

1. Kanker bibir, lesi kecil dieksisi dengan bebas , lesi yang lebih besar mungkin

ditangani dengan terapi radiasi.

Page 9: ASKEP KARSINOMA LIDAH

14

2. Kanker lidah ditangani secara agresif, angka kekambuhnya tinggi.

3. Diseksi leher radikal untuk metastasis kanker oral ke saluran limfatik pada

region leher.(Baughman Diane C., 2000, hal: 295)

Reseksi pembedahan pada kanker mulut mencakup mandibulectomi

parsial, hemiglossectomi atau total glossectomi, dan resection bagian dasar mulut

dengan buccal mukosa. Prosedur pembedahan mencakup pembedahan leher

dengan pengangkatan otot leher lain, vena jugularis interna, kelenjar gondok,

kelenjar submandibular, dan saraf spinal tambahan. Penanganan pasien yang

menderita kanker mulut dikelola oleh seluruh tim kesehatan. Rujukan pada terapi

bicara, terapi pekerjaan, psikolog, dan ahli diet sangat penting karena

berhubungan dengan masalah yang mungkin muncul berikut ini yaitu komunikasi

verbal, mengunyah, dan menelan yang membawa perubahan tampilan diri serta

harga diri.(Charlene J. Reeves, 2001, hal: 134)

G. PENGKAJIAN FOKUS

1. Identitas Pasien

Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor

register, tanggal masuk dan nama penanggung jawab pasien selama dirawat.

Page 10: ASKEP KARSINOMA LIDAH

15

2. Riwayat Kesehatan

a) Keluhan utama

Alasan spesifik untuk kunjungan anak ke klinik, kantor, atau

rumah sakit.

b) Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama dari awitan paling awal sampai perkembangannya

saat ini. Terdapat komponen utama yaitu: rincian awitan, riwayat interval

yang lengkap, status saat ini, alas an untuk mencari bantuan saat ini.

c) Riwayat penyakit dahulu

d) Riwayat penyakit keluarga

Apakah didalam keluarga ada salah satu anggota yang menderita

tumor lidah.

e) Riwayat imunisasi

3. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional (Gordon)

a) Aktivitas

Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya faktor-

faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.

b) Eliminasi

Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urin,

perubahan bising usus, distensi abdomen.

Page 11: ASKEP KARSINOMA LIDAH

16

c) Makanan/cairan

Kebiasaan diit buruk ( rendah serat, aditif, bahan pengawet), anoreksia,

mual/muntah, mulut rasa kering, intoleransi makanan,perubahan berat

badan, perubahan kelembaban/turgor kulit.

d) Neurosensori

Sakit kepala, tinitus, tuli, juling.

e) Nyeri/kenyamanan

Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri telinga (otalgia), rasa kaku

di daerah leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaran.

f) Pernapasan

Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan.

g) Keamanan

Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama /

berlebihan, demam, ruam kulit.

h) Seksualitas

Masalah seksual misalnya dampak hubungan, perubahan pada tingkat

kepuasan.

i) Interaksi sosial

Ketidakadekuatan atau kelemahan sistem pendukung

(Doenges, 2000)

Page 12: ASKEP KARSINOMA LIDAH

17

4. Pemeriksaan Fisik

Sistem pengkajian fisik, baik struktur internal dan eksternal mulut dan

tenggorok diinspeksi dan palpasi. Perlu untuk melepaskan gigi palsu dan

lempeng parsial untuk menjamin inspeksi menyeluruh terhadap gusi. Secara

umum, pemeriksaan dapat diselesaikan dengan penggunaan sumber lampu

terang (penlight) dan depresor lidah. Sarung tangan digunakan untuk

mempalpasi lidah dan adanya abnormalitas.

a) Bibir

Pemeriksaan mulai dengan inspeksi terhadap bibir untuk kelembaban,

hidrasi, warna, tekstur, simetrisitas, dan adanya ulserasiatau fisura.

Bibir harus lembab, merah muda, lembut dan simetris.

b) Gusi

Gusi diinspeksi terhadap inflmasi, perdarahan, retraksi, dan perubahan

warna. Bau napas juga dicatat.

c) Lidah

Lidah dorsal diinspeksi untuk tekstur, warna, dan lesi. Papila tipis,

lapisan putih, dan besar berbentuk V pada bagian distal dorsal lidah.

Selanjutnya dibagian permukaan venteral lidah dan dasar mulut lidah.

Adanya lesi pada mukosa yang melibatkan vena superfissial pada

permukaan bawah lidah terlihat. Spatel lidah digunakan untuk

menekan lidah guna mendapatkan visualisasi adekuat terhadap faring.

Page 13: ASKEP KARSINOMA LIDAH

18

d) Rongga Oral

Pengkajian rongga oral sangat penting, karena banyak gangguan

seperti kanker, diabetes, dan kondisi imunosupresidari terapi obat atau

AIDS dimanifestasikan oleh perubahan pada rongga oral. Leher

diperiksa terhadap pembesaran nodus limpa.(Smeltzer, Suzanne C.,

2002 : hal 1009)

5. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pengkajian anak umur 4 tahun yaitu kecepatan tumbuh masih sama

dengan kecepatan tumbuh kembang pada tahun sebelumnya, lompat tali dan

lompat satu kaki, menangkap bola dengan baik, melempar bola dari atas

kepala, berjalan menurun tangga dengan kaki kanan-kiri secara bergantian,

menggunakan gunting dengan berhasil untuk memotong gambar dengan

mengikuti garis, dapat mengikat tali sepatu tetapi tidak dapat membuat

simpul, menyebutkan satu warna atau lebih, mnggunakan kalimat yang terdiri

atas empat atau lima kata, menceritakan cerita yang berlebihan.(Wong atau

Donna L. Wong, 2008, hal:500 )

Page 14: ASKEP KARSINOMA LIDAH

19

6. Pemeriksaan Diagnostik

a) Ultrasound yaitu dipakai untuk menilai massa superficial.

b) Scan CT dan Megnetic Resonance Imaging (MRI) yaitu digunakan

untuk lesi lebih dalam dan menilai struktur lebih dalam pada tumor

dan menunjukkan apakah terdapat metastase atau tidak.(Charlene J.

Reeves, 2001, hal: 133)

Page 15: ASKEP KARSINOMA LIDAH

7

Penurunan neurologi

Dan kemampuan menelan

Gangguan metabolisme Sel mengalami nekrosis Pertumbuhan sel

Terganggu dan suplai

Nutrisi terganggu

Pengobatan

Tumor JInak/Ganas

Faktor Luar dan Dalam

Asam laktat meningkat dan Ph

menurun Pertumbuhan sel mulai meluas

Ke jaringan lain

Merusak sel normal Tumbuh terus menerus

Mempengaruhi

imunosupiesor

Demam

H. PATHWAYS KEPERAWATAN

Kurang

pengetah

uan

Arsietas Nyeri

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

Kerusakan

komunikasi verbal

Resiko

tinggi

infeksi

Hipertermia

Page 16: ASKEP KARSINOMA LIDAH

7

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral.

3. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan, efek dari

pembedahan reseksi.

4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan

neurology dan kemampuan menelan.

5. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan penyakit atau pengobatan

6. Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan

J. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL

1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit

Tujuan : suhu tubuh dalam batas normal.

KH : suhu tubuh dalam batas normal, badan tidak terasa panas

Intervensi :

a. Kaji suhu dan tanda- tanda vital, keadaan klien.

Rasional : Memantau perubahan suhu tubuh

b. Pantau suhu klien, perhatikan menggigil.

Rasional : Suhu 38,-41,1’C menunjukan proses penyakit infeksius.

c. Berikan kompres mandi hangat.

Page 17: ASKEP KARSINOMA LIDAH

8

Rasional : Dapat membantu mengurangi demam.

d. Anjurkan pasien untuk banyak minum.

Rasional : Mempertahankan intake.

e. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis dan menyerap

keringat.

Rasional : Menurunkan suhu tubuh

f. Kolaborasi pemberian antipiretik

Rasional : Untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya

hipotalamus

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral.

Tujuan : nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : BB sesuai usia

Nafsu makan meningkat

Tidak mual / muntah

Intervensi

a. Timbang BB tiap hari.

Rasional : untuk mengetahui terjadinya penurunan BB dan mengetahui

tingkat perubahan.

Page 18: ASKEP KARSINOMA LIDAH

9

b. Berdiit makanan yang tidak merangsang (lunak / bubur).

Rasional : untuk membantu perbaikan absorbsi usus.

c. Anjurkan klien untuk makan dalam keadaan hangat.

Rasional : keadaan hangat dapat meningkatkan nafsu makan.

d. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering.

Rasional : untuk memenuhi asupan makanan.

e. Berikan diit tinggi kalori, protein dan mineral serta rendah zat sisa.

Rasional : untuk memenuh gizi yang cukup.

f. Colaboration pemberian obat antipiretik.

Rasional : untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa mual dan

muntah

3. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan, pembedahan

reseksi.

Tujuan : Nyeri hilang lebih berkurang, rasa nyaman terpenuhi

KH : skala nyeri 0

Klien mengatakan nyeri berkurang

Nadi 60 – 90 x / menit

Klien nyaman, tenang, rileks

Intervensi

a. Kaji karakteritas dan letak nyeri.

Rasional : untuk menentukan tindakan dalam mengatur nyeri.

Page 19: ASKEP KARSINOMA LIDAH

10

b. Ubah posisi klien bila terjadi nyeri, arahkan ke posisi yang paling

nyaman.

Rasional : posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri.

c. Observasi nyeri berkurang atau tidak.

Rasional : Mengetahui skala nyeri saat ini.

d. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi (teknik penggurang rasa nyeri

non farmakologi).

Rasional : Mengurangi rasa nyeri.

e. Diskusikan dengan keluarga tentang nyeri yang dialami klien.

Rasional : Keluarga berpartisipasi dalam pengobatan

f. Kolaborasi untuk mendapatkan obat analgetik

Rasional : untuk memblok syaraf yang menimbulkan nyeri

4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan neurologi

dan kemampuan menelan.

Tujuan : tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal.

Kriteria hasil : komunikasi lancar.

Intervensi :

a. Kaji kemampuan komunikasi klien.

Rasional : Mengetahui kemampuan komunikasi klien.

b. Sediakan alat komunikasi yang lain seperti papan tulis atau buku jika

klien

Page 20: ASKEP KARSINOMA LIDAH

11

tidak dapat berkomunikasi verbal

Rasional : Membantu dalam berkomunikasi.

c. Responsif terhadap bel panggilan dari klien

Rasional : Menjaga kepercayaan dari pasien.

5. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan penyakit atau pengobatan.

Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

Kriteria hasil :

Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, color, dolor, tumor dan fungsion laesa)

TTV normal terutama suhu (36-37 oC)

Intervensi :

a. Monitor TTV.

Rasional : Suhu yang meningkat dapat menunjukkan terjadi infeksi

(color).

b. Kaji luka pada abdomen dan balutan.

Rasional : Mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda infeksi adanya

pus.

c. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan pasien, teknik rawat

luka dengan antisep dan antiseptic.

Rasional : Mencegah kontaminasi silang / penyebaran organisme

infeksius.

Page 21: ASKEP KARSINOMA LIDAH

12

d. Kolaborasi pemberian antibiotic.

Rasional : Antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi.

6. Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan

Tujuan : keluarga dapat menyatakan pemahaman proses penyakit

KH : menyatakan pemahaman proses penyakit

Intervensi :

a. Kaji ulang proses penyakit, penyebab/efek hubungan faktor yang

menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor

pendukung.

Rasional : Mengetahui sejauh mana keluarga memahami penyakit

tersebut.

b. Tentukan persepsi tentang proses penyakit.

Rasional : Menyamakan pola pikir.

c. Jelaskan tentang penyakit yang diderita klien.

Rasional : Memberikan informasi.

d. Diskusikan kembali dengan keluarga

Rasional : Mengetahui sejauhmana informasi yang diterima keluarga