BHP JIWA FK

47
ETIKA DAN HUKUM DALAM PSIKIATRI Gemah Nuripah, dr.Sp.KJ, M.Kes 2/20/15 1

description

bhp stase jiwa

Transcript of BHP JIWA FK

ETIKA DAN HUKUM DALAM ILMU KEDOKTERAN JIWA

ETIKA DAN HUKUM DALAM PSIKIATRIGemah Nuripah, dr.Sp.KJ, M.Kes1/24/20151PRINSIP ETIK DALAM PSIKIATRIPengabdianKejujuranMenghormati hukumMenghormati hak pasien dan teman sejawatBelajar terus menerusHubungan dokter-pasienTanggung jawab terhadap masyarakat1/24/201521. PengabdianSeorang dokter harus membaktikan diri kepada pelayanan medis yang kompeten dengan penuh penghormatan kepada martabat kemanusiaan.

Seorang dokter tidak boleh terpengaruh oleh kondisi pasien yang berbeda misalnya kebangsaan, ras, jenis kelamin, keyakinan, umur, status sosio-ekonomi atau orientasi seksual. 1/24/201532. Kejujuran Seorang dokter harus bersikap jujur terhadap pasien dan teman sejawat :Seorang dokter harus bertingkah laku baik dan sopan, baik dalam menjalankan profesinya maupun dalam kehidupannya, ini penting bagi dokter karena pasien cenderung meniru perilaku dokter (identifikasi). 1/24/201543. Menghormati hukumSeorang dokter harus menghormati hukum dan juga mengenalkan tanggung jawab terhadap pasien, walaupun hal tersebut berlawanan dengan kesenangan pasien. contoh pada pengguna napza

1/24/201554. Harus menghormati hak pasien( 1 ) 4.1.Rekam medik psikiatri, meliputi identifikasi pasien, harus dijaga ketat. Kerahasiaan penting dalam melakukan pengobatan psikiatri. Seorang dokter harus menghargai hak-hak pasien, teman sejawat atau profesional kesehatan lainnya, dan menjaga kerahasiaan pasien walaupun dalam keadaan terpaksa karena hukum. Terutama :Masalah perkawinanPasien skizofreniaPasien HIV / AIDS1/24/201564. Harus menghormati hak pasien ( 2 )4.2 Kerahasiaan menyangkut tanggung jawab terapis untuk tidak membeberkan informasi yang dipelajari dalam rangka pengobatan terhadap pihak ketiga. 4.3 Kerahasiaan menyangkut hak pasien untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara rahasia terhadap dokter/psikiater yang tertutup terhadap pihak ketiga tanpa otorisasi. 1/24/201574. Harus menghormati hak pasien ( 3 )4.4 Psikiater boleh memberikan informasi rahasia hanya dengan otorisasi pasien atau di bawah payung hukum. Informed consent4.5 Untuk informasi tentang pasien, 3 hal penting harus dipenuhi : kompetensi, informasi, dan sukarela.

1/24/201584. Harus menghormati hak pasien( 4 )4.6 Lima area informasi yg biasanya diberikan :

Diagnosis deskripsi informasi atau masalah.Pengobatan dasar dan tujuan pengobatan.Konsekuensi risiko dan keuntungan pengobatan yang diberikan.Alternatif alternatif pengobatan, meliputi risiko dan keuntungan.Prognosis keluaran (outcome) yang diperhitungkan bila diobati/tidak diobati.

1/24/201595. Harus terus belajar

Seorang dokter harus terus menerus belajar, menerapkan, dan mengembangkan pengetahuan, membuat informasi yang relevan dan dapat diterapkan terhadap pasien, teman sejawat, dan masyarakat, termasuk konsultasi, dan menggunakan keahlian profesi kesehatan lainnya bila diperlukan.

Belajar sepanjang hayatLiaison Committee 1/24/2015106. Hubungan Dokter - PasienHubungan dokter pasien adalah faktor yang sangat penting dalam pengobatan yang efektif terhadap pasien dan untuk mempertahankan perkembangan relasi dokter pasien yang optimal.1/24/2015117. Partisipasi peran di masyarakat. Seorang dokter harus berpartisipasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesehatan masyarakat.

Psikiater harus dilibatkan dalam pelayanan masyarakat misalnya menjadi konsultan di eksekutif, legislatif, dan yudikatif di cabang-cabang pemerintahan. Psikiater harus mengklarifikasi bila mengatakan suatu pernyataan, apakah sebagai individu atau mewakili suatu organisasi. 1/24/201512I. PENDAHULUANPsikiatri Forensik :Evaluasi kasus-kasus dan menjadi saksi di pengadilan mengenai masalah hukum (kompetensi, perawatan RS yang tidak disengaja, tanggung jawab kriminal & pengajuan perkara malpraktek).Dalam situasi tsb aturan kerahasiaan tidak diterapkan.Tujuan utamanya adalah utk membuat diagnosis pasien yang benar.1/24/201513II. MASALAH HUKUM DALAM PSIKIATRIPSIKIATRI DAN PENGADILAN

Psikiater di pengadilan dpt bertindak sbg 2 macam saksi:1. Saksi fakta saksi biasa, psikiater manapun

2. Saksi ahli:Saksi ahli diterima oleh pengadilan dan pengacara krn memp kualifikasi sbg ahliSaksi ahli berperan dlm menentukan standar perawatan dan praktek psikiatri yg layak.1/24/201514Evaluasi di pengadilanHakim meminta dokter utk menjadi konsultan pengadilan. Informasi mengenai pasien diungkapkan, tidak ada rahasia.

Evaluasi kredibilitas saksiPsikiater diminta oleh suatu kelompok.Psikiater tidak dapat memberi kesaksian apakah seseorang mengatakan kebenaran.Psikiater dpt mendiskusikan kepribadian atau faktor psikologis yg mempengaruhi cara suatu informasi dilaporkan.

1/24/201515B. INFORM CONSENTInform Consent diminta bila pasien mendapat pengobatan khusus, pengobatan alternatif dan memiliki resiko pasien mengerti informasi tsb pasien bebas memberi persetujuan.

Psikiater harus mendokumentasikan persetujuan paisen tsb dalam format dan ditandatangani.1/24/2015161. Formulir persetujuanDokumen tertulis yg menyatakan persetujuan pasien thd prosedur/rencana terapi.

Berisi penjelasan prosedur dan manfaatnya:1. Mengenal prosedur2. Ketidaknyamanan dan resiko3. Menjelaskan prosedur alternatif4. Menawarkan pertanyaan meng prosedur5. Pasien bebas memberi persetujuan tanpa paksaan1/24/2015172. Pengecualian aturan Inform Concenta. Gawat daruratBila terdapat bahaya fisik bagi pasien atau orang lain.

b. Hak istimewa terapeutikBila informasi psikiater membuat pasien tidak nyaman.

1/24/201518C. RAHASIAHubungan terapeutik menimbulkan tugas rahasia yg secara hukum dan etik menyebabkan dokter harus memegang rahasia semua informasi yg disampaikan pasien.

Pelanggaran rahasia menyebabkan fitnah, pelanggaran privasi atau melanggar kontrak1/24/201519D. PENGECUALIAN TUGAS RAHASIA1. PeringatanMemperingatkan psikoterapis bahwa pasien dapat melukai seseorang.

2. Menyampaikan informasiPsikiater berhak menyampaikan informasi mengenai pasien yg tertera dalam rekam medik kepada pengacaranya.

1/24/2015203. Orang ketiga/SupervisorPetugas asuransi harus mendapat informasi untuk menilai administrasi dan pembayaran.Terapis yang sedang mendapat pelatihan dapat membuka rahasia dengan cara mendiskusikan kasus-kasus dengan supervisornya.

4. Diskusi mengenai pasienPsikiater berkewajiban untuk tidak membuka informasi mengenai identitas pasien tanpa inform concent yang benar. 1/24/2015215. Child abusePsikiater yang meyakini terdapat kekerasan fisik atau pelecehan seksual dapat segera melapor pada yang berwenang.

6. Penyingkapan sebagai upaya perlindunganBila diminta oleh hukum, Dokter harus melaporkan kondisi khusus pasien, misalnya pasien epilepsi yang mengendarai motor, pasien yang melakukan child abuse atau pasien yang melakukan aktivitas seksual pada anak.1/24/2015227. Hak istimewa Hak istimewa melindungi hak privasi pasien.Psikiater tidak boleh mengungkapkan informasi tentang pasien di luar keinginan pasien.Beberapa pengecualian adalah:a. Prosedur rawat RSb. Pemeriksaan yg diminta oleh pengadilanc. Pengaduan malpraktek1/24/201523E. Aturan instruksi perawatan RSJenis prosedur pengiriman ada 4 :

a. InformalPasien masuk dan keluar RS diminta secara lisan.b. SukarelaDikirim secara tertulis1/24/201524c. Di luar kemauanPasien yg membahayakan diri (bunuh diri) dan orang lain (membunuh) harus dimasukkan ke RS setelah keluarga mengisi administrasi dan 2 dokter menyetujui perawatan.

d. EmergencyPasien usia tua, bingung, atau tidak dapat mengambil keputusan.Dalam kondisi emergensi, pasien dirawat kurang dari 15 hari.1/24/2015252. Penghentian perawatan di RSPasien dapat diberhentikan di luar kemauannya bila melanggar aturan RS yg berat secara sengaja, menolak perawatan atau sudah ada perbaikan tapi pasien masih ingin tinggal di RS.

Dokter tidak boleh menghentikan perawatan bila pasien masih dalam keadaan emergency (misalnya pasien menyerang terapis/pasien lain).1/24/2015263. Hak untuk mengetahui diagnosa penyakit

4. Hak untuk mendapat pengobatan

5. Hak untuk menolak pengobatan bila pasien dapat mengambil keputusan sendiri1/24/20152727F. Hak pasiena. Hak untuk mendapat pembatasan minimalb. Hak untuk dikunjungic. Hak untuk berkomunikasi (telepon/surat)d. Hak privasi: rahasia, privasi di kamar mandi, memakai baju, mempunyai ruang sendiri, memegang uang sendiri.

1/24/201528G. Pengasingan dan penahanan

Pengasingan: menempatkan pasien pada ruangan khusus untuk tujuan emergency

Penahanan: membatasi gerak pasien seperti penggunaan manset1/24/201529H. Malpraktek

1. Definisi:Kejadian pada praktek profesional yang menyebabkan luka-luka pada pasien karena konsekuensi dari kurangnya perawatan atau keterampilan psikiater. Psikiater tidak bermaksud membahayakan pasien.

1/24/2015302. Syarat 4D malprakteka. Duty (tugas)b. Dereliction (kelalaian)c. Direct causationKelalaian dalam tugas menyebabkan kerugian/ cedera pasiend. Damage (kerugian/cedera) 1/24/2015313. Penyebab malpraktek yang sering pd Psikiatri:a. Bunuh diriSering menjadi pertanyaan. Penting melihat dokumentasi yang teliti mengenai pengobatan.b. Terapi yang tidak tepatPemberian obat yg lalai tardive diskinesiaECT menyebabkan frakturc. Diagnosis yang tidak tepatBila psikiater gagal menilai bahaya pasien thd orang lain. d. Aktivitas seksual dg pasiene. Inform concent (tidak dibuat)1/24/2015324. Mencegah kekurangana. Perawatan yg baikb. Proses pengambilan keputusan, terapi yang rasional, evaluasi cost & benefitc. Konsultasi second opinion1/24/201533IV. Psikiatri dan Hukuma. Kapasitas mentalPsikiater sering diminta pendapat mengenai kapasitas psikologi seseorang atau kompetensi untuk menempati fungsi sipil/hukum (membuat wasiat, memegang keuangan).

b. PernikahanBila seseorang tidak mempunyai kemampuan karena sakit mental yang menyebabkan dia tidak mengerti konsekuensi pernikahan hindari.

1/24/201534UU YANG TERKAIT DG KESWAUU No. 3 / 1966: Kes. Jiwa (mencabut Stbl. 1897 No. 54: Het Reglement op het Krankzinnigenwezen;

UU No. 23 / 1992: Kesehatan / UUK (tlh tdk berlaku / diganti dg UU No. 36/2009)1/24/201535SISTEMATIKA UU NO. 3/66: KESWABab I Ketentuan Umum: Ps 1-2Bab II Pemeliharaan Keswa : Ps 3Bab III Perawatan & Pengobatan Penderita Peny. Jiwa: Ps 4-8Bab IV Harta benda milik Penderita: Ps 9Bab V Penampungan bekas Pend Peny Jiwa: Ps 10Bab VI Pengawasan: Ps 11Bab VII Ketentuan Penutup: Ps 12-14 1/24/201536KESEHATAN JIWA: PS. 24,25,26,27 UUKUU No. 23/92: Kesehatan (UUK)Pasal 24: Ayat (1): Kes. Jiwa diselenggarakan utk mewujudkan jiwa yg sehat serta optimal baik intelektual/ emosional; Ayat (2): Kes. Jiwa meliputi pemeliharaan, peningkatan kesehatan jiwa, pencegahan dan penanggulangan masalah psikososial dan gangguan jiwa, penyembuhan dan pemulihan penderita gangguan jiwa; Ayat (3): Kes. Jiwa dilakukan oleh perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat, didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan sarana kesehatan lainnya.1/24/201537PENJELASAN AYAT 24 UUKAyat (1): upaya keswa dilakukan utk mewujudkan jiwa yg sehat secara optimal, intelektual / emosional mel pendekatan peningkatan kes, cegah dan penyembuhan peny & pemulihan kes, agar seseorang dpt tetap / kembali hidup harmonis, dlm ling kel, ling kerja, ling masy;Ayat (2): masalah psikososial = masalah psikis / kejiwaan yg timbul sbg akibat terjadinya perubahan sosial;Ayat (3): sarana lainnya = tempat tertentu yg memberikan yan keswa, a.l. Lembaga Sos. & Keagamaan

1/24/201538PASAL 25 UUKAyat (1): Pem. melakukan pengobatan & perawatan, pemulihan & penyaluran bekas pend ggn jiwa yg tlh selesai menjalani pengobatan / perawatan ke dlm masy.Ayat (2): Pem. membangkitkan, membantu & membina kegiatan masy. dlm pencegahan & penanggulangan mslh psikososial & ggn jiwa, pengobatan & perawatan pend. ggn jiwa, pemulihan serta penyaluran bekas pend. ke dlm masy.1/24/201539PASAL 26 UUKAyat (1): Pend ggn jiwa yg dpt menimbulkan ggn kam-tib umum wajib diobati & dirawat di saryankeswa / saryankes lainnyaAyat (2): Pengobatan / perawatan pend ggn jiwa dpt dilakukan atas permintaan suami / isteri / wali/ anggota kel atas prakarsa pejabat yg bertanggungjawab atas kam-tib di wilayah setempat atau hakim pengadilan bilamana dlm suatu perkara timbul persangkaan bhw ybs adalah pend ggn jiwa 1/24/201540PENJELASAN PASAL 26 UUKAyat (1): pend. ggn jiwa mungkin melakukan perbuatan yg mengganggu kam-tib umum / keselamatan dirinya. O.k-nya di samping utk menyembuhkan juga agar masy tdk melakukan hal yg berttngan dg nilai kemanusiaan thdp-nya, pend wajib dirawat di sarkeswa. Saryankes lain = RSU / Puskesmas;Ayat (2): hakim pengadilan = hakim yg sedang menangani perkara tsb.1/24/201541UPAYA PENANGGULANGAN & ANCAMAN PIDANAPasal 27: ketentuan mengenai keswa dan upaya penanggulangannya ditetapkan dg PP.Ketentuan pidana utk Pasal 26, {vide Pasal 84 (4)}: Barangsiapa menghalangi pend ggn jiwa yg akan diobati / dirawat pada sarkes, dipidana kurungan < 1 th. dan / denda < Rp. 15 Jt.1/24/201542KESWA DLM UU 36/2009: KESTdp dlm ps 144 151V R psikiatricum diatur dlm ps 150 (1)1/24/201543V et R PSIKHIATRIKUMDiperlukan utk membuktikan adanya pend ggn jiwa yg dpt menimbulkan ggn kam-tib umum;Pasal 44 KUHP: 1). Barangsiapa melakukan perbuatan yg tdk dpt dipertanggungjawabkan kpd-nya krn kurang sempurna akalnya / sakit berubah akal, tdk dipidana; 2). Krn hal tersebut di atas, hakim dpt memerintahkan memasukan ke RSJ utk diperiksa selama < 1 th.; 3). Ketentuan di atas berlaku bagi MA, PT, PN;1/24/201544Mnrt Ditkeswa Ditjenyanmed Depkes RI 1986, yg berhak meminta VeR Psikhiatrikum : polisi jaksahakim terdakwa mel pejabat yg terkaittersangka korban melalui pejabat terkaitpenasehat hukum

1/24/201545BACAANLubit RH, Ladds B, Eth S. Ethics in Psychiatry. In : Sadock B J & Sadock V editors, Kaplan & Sadocks Comprehe nsive Text book of Psychiatry 8thed, Lippincot Williams & Wilkins. Philadelphia, 2003 : 3988 97Sadock BJ, Sadock VA> Synopsis of Psychiatry Behavioral Sciences / Clinical Psychiatry 9th ed. Lippincot Williams & Wilkins, Philadelphia, 2003: 1365 1373.Hasan Basri Saanin Dt. Tan Pariaman, H., Psikiater dan Pengadilan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983;KERSI RSUD Dr. Soetomo, Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan, Surabaya, 2001;Undang-undang No. 3 / 1966 tentang Kesehatan Jiwa;Undang-undang No. 36/2009 sebagai pengganti UU No. 23 / 1992 tentang Kesehatan1/24/201546Terima kasih1/24/201547