Bhp Bayi Tabung

40
ASPEK ETIK, BUDAYA, DAN AGAMA TERHADAP TINDAKAN BAYI TABUNG D2

description

bayi tabung

Transcript of Bhp Bayi Tabung

Aspek Etik, Budaya, dan Agama Terhadap Tindakan Bayi Tabung

ASPEK ETIK, BUDAYA, DAN AGAMA TERHADAP TINDAKAN BAYI TABUNG D2MURNI ERIAANGGHIYA DIFADIYA PYONATHAN SISWO POTHE AHMAD SYARIFUDDINNINDYA NADILAEKA SULISTYOWATIAISDAYANTI FATINADITARR. ARIANE NATASHAEKHO INDRANURUL DWI LESTARIBAGUS S.S.S. LATAR BELAKANGFertilisasi in vitro adalah suatu teknik medis khusus untuk membantu seorang wanita untuk hamil. Hal ini paling sering dicoba ketika pasangan suami istri telah mencoba teknik kesuburan lain namun gagal. Namun ada beberapa stigma masyarakat yang kurang menyetujui beberapa teknologi kesehatan tersebut karena menyangkut dari segi agama, budaya dan tradisi.

TUJUAN PENELITIANUntuk menambah wawasan sebagai mahasiswa kedokteran agar suatu saat nanti tidak menyalahi kaidah etik kedokteran yang berlaku. FERTILISASI IN VITRODEFINISIFertilisasi proses pembuahan ovum oleh sel sperma.In vitro diluar tubuhFertilisasi in vitro (IVF) adalah penggabungan sel telur wanita dan sel sperma laki-laki di cawan laboratorium (di luar tubuh).CARA DAN TEKNIK FERTILISASI IN VITRO 1: Stimulasi, disebut juga super ovulasi 2: Pengambilan sel telur3: Inseminasi dan fertilisasi 4: Kultur Embrio 5: Transfer Embrio EFEK SAMPING FERTILISASI IN VITRO Efek samping obat-obat IVF :Banyak obat-obatan IVF harus diberikan melalui suntikan, sering beberapa kali sehari. Suntikan berulang bias menyebabkan memar.sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS). Kondisi ini menyebabkan penumpukan cairan di perut dan dada.

Risiko pengambilan telur reaksi terhadap anestesi, perdarahan, infeksi, dan kerusakan struktur sekitar ovarium, termasuk usus dan kandung kemih Risiko kehamilan kembar meningkatkan risiko kelahiran premature dan berat lahir rendah

ASPEK ETIK TERHADAP TINDAKAN FERTILISASI IN VITRO

BERKAITAN DENGAN KAIDAH DASAR BIOETIK BENEFICENCEpoin no 1 yaitu mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih) & poin no 8 yaitu maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/ preferensi pasien NON MALEFICENCEpoin no 8 yaitu mencegah pasien dari bahaya JUSTICE poin no 11 yaitu Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya. AUTONOMY poin no 2 yaitu Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan BERKAITAN DENGAN KODE ETIK DOKTER Asas yang harus diperhatikan dalam bidang reproduksi manusia menurut Komisi Etik dari berbagai Negara :Niat untuk berbuat baik.Bukan untuk kejahatan.Menghargai kebebasan individu untuk mengatasi takdir.Tidak bertentangan dengan kaidah hukum yang berlaku.

UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 6 :Ayat 1 : Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu suami istri mendapat keturunan.Ayat 2 : Upaya kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat dilaksanakan oleh pasangan suami istri yang sah, dengan ketentuan:Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum itu berasal. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.Ada sarana kesehatan tertentu

UU Kesehatan no. 36 tahun 2009, pasal 127 : Upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan :Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanam dalam rahim istri dari mana ovum itu berasal.Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.Pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentuBERKAITAN DENGAN JHONSON SIEGLER CONCEPT Medical IndicationDilakukan untuk para pasangan suami istri atau pasutri yang sulit mengalami keturunan, namun harus dilihat adanya faktor penyulit atau tidak seperti obesitas.Patient Preferrence Penilaian pasien tentang manfaat dan beban yang akan di terimanya.Quality of LifeSalah satu tujuan kedokteran adalah memperbaiki, menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insan Contextual FeaturesHal ini menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi pembuatan keputusan, seperti faktor keluarga, ekonomi, budaya. ASPEK AGAMA TERHADAP TINDAKAN FERTILISASI IN VITRO ASPEK AGAMA ISLAM TERHADAP TINDAKAN FERTILISASI IN VITRO Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam Muktamarnya tahun 1980, mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor. (Panji Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 September 1986).Lembaga Fiqih Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun 1986 mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor atau ovum, dan membolehkan pembuahan buatan dengan sel sperma suami dan ovum dari isteri sendiri. Fatwa MUI :Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-kaidah agama.Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zariah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya)

Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zariah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisanBayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az-zariah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina sesungguhnya. Aspek Agama Katolik terhadap tindakan Fertilisasi in Vitro Praktek IVF / bayi tabung itu tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, karena beberapa alasan, diantaranya : Umumnya IVF melibatkan aborsi, karena embryo yang tidak berguna dihancurkan/dibuangIVF adalah percobaan yang tidak mempertimbangkan harkat sang bayi sebagai manusia, melainkan hanya untuk memenuhi keinginan orang tua

Pengambilan sperma dilakukan dengan masturbasi. Masturbasi selalu dianggap sebagai perbuatan dosa, dan tidak pernah dibenarkanPersatuan sel telur dan sperma dilakukan di luar hubungan suami istri yang normal

ASPEK AGAMA KRISTEN TERHADAP TINDAKAN FERTILISASI IN VITRO Menurut pandangan agama Kristen protestan, program bayi tabung diizinkan untuk dilaksanakan. Asalkan, dalam konteks yang melaksanakannya adalah pasangan suami isteri yang sudah diberkati atau dinikahi dan tidak melibatkan orang lain."Segala sesuatu diperbolehkan.(l korintus 10:23). "Jangan berzinah"(Keluaran 20:14). Karena pada mulanya Tuhan Yesus lahir kebumi bukan melalui hubungan seks antara Maaria dan Yusuf, melainkan melalui roh kudus. (Lukas 2:28-38; Pemberitahuan tentang Kelahiran Yesus)

ASPEK AGAMA HINDU TERHADAP TINDAKAN FERTILISASI IN VITRO Menurut agama Hindu program bayi tabung tidak disetujui karena sudah melanggar ketentuan. Diartikan melanggar ketentuan karena sudah melanggar kewajaran Tuhan (Ranying Hatalla) untuk menciptakan manusia. ASPEK AGAMA BUDHA TERHADAP TINDAKAN FERTILISASI IN VITRO Di dalam ajaran Agama Buddha itu sendiri tidak ditolak adanya bayi tabung. Bahkan kloning pun juga tidak di tolak. Jadi, di lain kata dapat dikatakan bahwa bayi tabung atau inseminasi buatan di dalam agama ini diperbolehkan

ASPEK HUKUM TERHADAP TINDAKAN FERTILISASI IN VITRO

PANDANGAN HUKUM PERDATA DI INDONESIA

Jika benihnya berasal dari Suami Istrimaka anak tersebut baik secara biologis ataupun yuridis mempunyai status sebagai anak sah (keturunan genetik) dari pasangan tersebut. Akibatnya memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya.Namun jika dilahirkan setelah masa 300 hari, maka anak itu bukan anak sah bekas suami ibunya dan tidak memiliki hubungan keperdataan apapun dengan bekas suami ibunya. Dasar hukum ps. 255 KUHPer. Jika embrio diimplantasikan kedalam rahim wanita lain yang bersuami, maka secara yuridis status anak itu adalah anak sah dari pasangan penghamil, bukan pasangan yang mempunyai benih. Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer Jika salah satu benihnya berasal dari donorAnak yang dilahirkan memiliki status anak sah dan memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak menyangkalnya dengan melakukan tes golongan darah atau tes DNA (ps. 250 KUHPer). Jika embrio diimplantasikan kedalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut (ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUH Per).

Jika semua benihnya dari donorJika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak terikat pada perkawinan, tapi embrio diimplantasikan ke dalam rahim seorang wanita yang terikat dalam perkawinan maka anak yang lahir mempunyai status anak sah dari pasangan Suami Istri tersebut karena dilahirkan oleh seorang perempuan yang terikat dalam perkawinan yang sah. Jika diimplantasikan kedalam rahim seorang gadis maka anak tersebut memiliki status sebagai anak luar kawin karena gadis tersebut tidak terikat perkawinan secara sah dan pada hakekatnya anak tersebut bukan pula anaknya secara biologis kecuali sel telur berasal darinya. Jika sel telur berasal darinya maka anak tersebut sah secara yuridis dan biologis sebagai anaknya.

ASPEK BUDAYA TERHADAP TINDAKAN BAYI TABUNG Program bayi tabung pada dasarnya tidak sesuai dengan budaya dan tradisi ketimuran kita. Sebagian agamawan menolak adanya fertilisasi in vitro pada manusia, sebab mereka berasumsi bahwa kegiatan tersebut termasuk Intervensi terhadap karya Illahi DAFTAR PUSTAKAAbdul Azhim, Ali. 1984. Epistemologi dan Aksiologi Ilmu Perspektif Islam, Penerj. Khalilullah A.M.H, Rosda,BandungAudah, Ali. 1997. Konkordasi Quran, Literaantar Nusa, Bandung: MizanBeerlingdkk. 1986. Pengantar Filsafat Ilmu, alih bahasa Soedjono Soemargono,, Yogyakarta: Tiara WacanaGhulsyani, Mahdi. 1990. Filsafat Sains Menurut Al Quran, penerj. AgusEfendi, Bandung: MizanHairiYazdi, Mehdi,1994. IlkoHudhuri, penerj. AhsinMohamad. Bandung: Mizan

Hardono, Hadi. 1994. Epistemologi :Filsafat Pengetahuan,Yogyakarta: Kanisius,), hal. 13Iqbal, Muhammad. 1986. Membangun Kembali Pemikiran Agama dalam Islam, terj. Ali Audahdkk, Jakarta:TintamasKartanegara, Mulyadhi, 2003. Menkalinan Tirai Kejahilan Pengantar Epis temologi Islam. Bandung: MizanRicoeur, Paul. 2006. Hermeneutika Ilmu Sosial. Yogyakarta :Kreasi wacanaSantoso, Heri dan Listiyono Santoso. 2003. Filsafat ilmu sosial. Yogyakarata :gama mediaSuriasumantri, Jujun S. 1998. Filsafat Ilmu Suatu Pengantar Populer, Jakarta: Sinar HarapanSusanto, Astrid S. 1976. Filsafat komunikasi. Bandung :Binaciptahttp//alislamu.google.comhttp//pusatkajianislam.google.comhttp//ilmu dalam islam.google.com