Penugasan Bayi Tabung

26
PENUGASAN BLOK MEDIKOLEGAL BAYI TABUNG Disusun Oleh : NAMA : Nor Roudhoh NIM : 0 TUTORIAL : 0 TUTOR : 0 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

description

blok medikolegal

Transcript of Penugasan Bayi Tabung

Page 1: Penugasan Bayi Tabung

PENUGASAN BLOK MEDIKOLEGAL

BAYI TABUNG

Disusun Oleh :

NAMA : Nor Roudhoh

NIM : 0

TUTORIAL : 0

TUTOR : 0

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2012

Page 2: Penugasan Bayi Tabung

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................... ii

PENDAHULUAN............................................................................. 2

TINJAUAN MEDIS.......................................................................... 5

TINJAUAN ETIKA........................................................................... 9

TINJAUAN HUKUM....................................................................... 10

TINJAUAN ISLAM.......................................................................... 13

KESIMPULAN.................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 18

Page 3: Penugasan Bayi Tabung

KASUS

PURWAKARTA, SABTU - Empat bayi kembar lahir dari rahim seorang ibu yang menjalani

operasi caesar di RS Efarina Etaham, Jalan Raya Bungursari, Purwakarta, Jumat (31/10).

Keempat bayi tersebut adalah hasil proses bayi tabung. Mereka anak pasangan dokter, yaitu

Didit Widagdo (35) dan Vita (33). Didit dikenal sebagai spesialis bedah di rumah sakit tersebut,

sedangkan Vita dokter di sebuah rumah sakit di Bandung.

Dokter yang menangani proses kelahiran menjelaskan, proses kehamilan tersebut direncanakan

oleh pasangan Didit-Vita dengan cara bayi tabung. Hingga kemarin, keempat bayi tersebut masih

dirawat di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) kamar Teratai RS Efarina Etaham.

pasangan ini sangat bahagia karena tidak semua pasangan yang menempuh program bayi tabung

bisa berhasil. Didit menyampaikan bahwa tingkat keberhasilan program bayi tabung di Indonesia

hanya sekitar 30 persen. Karena terdapat sekitar 12 pasangan yang juga mengikuti program bayi

tabung bersamanya dan yang berhasil hanya 3 pasangan.

Banyak jalan yang telah ditempuh pasangan ini untuk mendapatkan keturunan selama 8 tahun

semenjak pernikahan mereka. Program bayi tabung dipilih pasangan ini setelah mereka

menjalani inseminasi sebanyak tiga kali dan ketiganya gagal. Padahal berdasarkan hasil

pemeriksaan, kesehatan reproduksi keduanya normal.

Atas saran seorang dokter, pasangan ini mendatangi Klinik Aster, Rumah Sakit Hasan Sadikin,

Bandung, kira-kira setahun lalu. Setelah membicarakan tentang hal ini dengan matang, akhirnya

mereka memutuskan mengikuti program bayi tabung. Program bayi tabung ini sudah ada di

beberapa rumah sakit milik pemerintah, baik di Jakarta, Bandung, maupun Surabaya. Di

Bandung, kata Didit, biaya untuk mengikuti program bayi tabung saat itu sekitar Rp 50 juta.

Dana tersebut dibutuhkan mulai dari konseling hingga proses penanaman embrio, baik

penanaman ini berhasil maupun tidak.

Secara medis, sel telur dan sperma diambil sesuai kebutuhan. Proses pembuahan dilakukan di

luar rahim. Embrio yang diambil kemudian diseleksi dan yang terbaguslah yang kemudian

dipilih untuk ditanam ke rahim sang ibu.

Page 4: Penugasan Bayi Tabung

Dokter ginekologi dr H Abdul Radjak SpOg menganggap peristiwa bayi tabung kembar empat

adalah normal. "Kemungkinan bayi tabung kembar 2, 3, atau 4 itu mungkin saja, sama seperti

kandungan natural," ujarnya saat dihubungi. Ia mengatakan, prinsip pembuahan bayi tabung dan

pembuahan kehamilan normal sama saja. Yang membedakannya hanya pertemuan sperma dan

sel telur terjadi di luar rahim.

Sumber : Warta Kota, Kompas.

PENDAHULUAN

Macam-macam bayi tabung selanjutnya adalah dengan menggunakan teknik Intra

Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI). Teknik ini sangat sesuai jika diterapkan pada kasus sperma

yang mutu dan jumlahnya sangat minim. Jika pada teknik IVF konvensional membutuhkan 50

ribu-100 ribu sperma untuk membuahi sel telur, maka pada teknik ICSI hanya membutuhkan

satu sperma dengan kualitas bagus. Dengan bantuan pipet khusus, sperma kemudian disuntikkan

ke dalam sel telur. Langkah selanjutnya juga serupa dengan teknik IVF konvensional. Menurut

dr. Subyanto DSOG dan dr. Muchsin Jaffar DSPK, tim unit infertilitas Melati, RSAB Harapan

kita, di Indonesia program bayi tabung dengan menggunakan teknik ICSI sudah mulai dilakukan

sejak tahun 1995. Dengan pemakaian teknik tersebut, keberhasilan bayi tabung bisa mencapai

30%-40%.

Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program bayi tabung ini

juga diterapkan pada pasangan yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang akhirnya

menyebabkan pasangan tersebut tidak dimungkinkan memperoleh keturunan. Akan tetapi seiring

perkembangan yang terus terjadi, mulai timbullah persoalan dimana semula program ini dapat

diterima oleh semua pihak karena tujuannya yang bersifat ingin membantu yang kemudian

menjadi pertentangan. Banyak pihak yang menyatakan tidak setuju namun tidak sedikit pihak

yang menyatakan setuju dengan program bayi tabung. Pihak yang setuju dengan program ini

sebagian besar adalah mereka yang berasal dari dunia kedokteran dan mereka yang kontra

berasal dari kalangan alim ulama.

Page 5: Penugasan Bayi Tabung

Bayi tabung adalah suatu istilah umum yang juga dikenal sebagai in vitro fertilization

(IVF) dalam dunia medis. Bayi tabung berarti bayi yang terbentuk di dalam tabung hal ini sesuai

dengan arti kata fertilisasi in vitro yaitu pembuahan sel telur oleh sperma yang terjadi di dalam

tabung petri dengan batuan petugas medis yang juga dapat diartikan sebagai suatu teknologi

reproduksi dengan teknik pembuahan sel telur di luar tubuh wanita tersebut.

Menurut M.Ali Hasan dalam buku Masail Fiqhiyah Al-Haditsah, bayi tabung merupakan

bayi yang didapat melalui suatu proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim ibunya sehingga

tidak terjadi secara alami, namun menggunakan bantuan ilmu medis atau kedokteran.

Bayi tabung yang pertama lahir adalah Louise Brown yang lahir di Manchester, Inggris

pada tanggal 25 Juli 1978. Pada awalnya teknik bayi tabung bermula dari ditemukannya teknik

pengawetan sperma. Diketahui bahwa sperma dapat bertahan hidup lama bila dibungkus dalam

gliserol yang kemudian dibenamkan dalam cairan nitrogen pada suhu -321 F. yang akhirnya⁰

berkembang menjadi teknik bayi tabung dengan mempertahankan dan mempertemukan sprema

dengan ovum di lingkungan luar rahim.

Dulu teknik bayi tabung ini bertujuan untuk menolong pasangan yang tidak mampu

memiliki keturunan secara alamiah atau memiliki masalah kesuburan yang dapat disebabkan

oleh beberapa hal seperti :

Masalah saluran telur : pada kondisi ini sel telur tidak dapat berfungsi dengan baik

sehingga tidak memungkinkan untuk terjadi pertemuan sel telur dengan sperma dan tidak

dapat terjadi pembuahan. Kalaupun pembuahan terjadi, namun embrio kemungkinan

tidak dapat masuk ke dalam rongga rahim, sehingga menyebabkan kehamilan di luar

kandungan atau disebut dengan kehamilan ektopik.

Endometriosis berat : perlengketan akibat jaringan parut yang terbentuk oleh

endometriosis menyebabkan terhalangnya perjalanan sel telur yang telah dibuahi ke

dalam rahim sehingga dapat menyebabkan kegagalan proses kehamilan.

Antibody antisperma : pada kondisi ini, pasangan wanita (istri) memiliki ketahanan untuk

melawan bahkan mematikan sperma pasangan pria (suami) sehingga sperma tidak dapat

bergerak ke sel telur untuk kemudian terjadi pembuahan.

Masalah sperma

Page 6: Penugasan Bayi Tabung

- Jumlah sperma yang sangat sedikit (<10 juta/cc)

- Sperma ada namun tidak dapat keluar bersama dengan air mani (azoospermia)

- Pergerakan sperma yang lambat (astenozoospermia)

TINJAUAN MEDIS

10 tahapan proses pembuatan bayi tabung :

1. Seleksi pasien, hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pasangan tersebut benar-

benar bersedia dan membutuhkan pelaksanaan bayi tabung ini tanpa adanya hal-hal

bertentangan yang nantinya akan dapat menyulitkan proses ini. Bila pasangan tersebut

layak maka pasangan tersebut bisa masuk dan mengikuti program bayi tabung.

Persyaratan umum meliputi:

a. pasangan tersebut memiliki bukti perkawinan yang sah

b. usia istri kurang dari 42 tahun. Dengan tujuan untuk meminimalisir kegagalan agar

tepat sasaran

c. konseling khusus dan pengisian form informed consent dengan persetujuan adanya

kemungkinan gagal selama proses bayi tabung ini

d. kesiapan biaya karena secara ekonomi bayi tabung cukup mahal

e. adanya kesiapan dari istri tersebut untuk hamil, melahirkan, serta memelihara bayinya

nanti

Persyaratan khususnya, terdiri:

a. tidak ada kontra indikasi untuk terjadinya kehamilan

b. bebas dari infeksi yang dapat menyebabkan kecacatan kongenital seperti rubella,

hepatitis, toxoplasma, dan HIV

c. siklus berovulasi/respon terhadap terapi (FSH basal < 12 mIU/ml)

d. pemeriksaan infertilitas dasar yang lengkap

Page 7: Penugasan Bayi Tabung

e. indikasi untuk pelaksanaan bayi tabung jelas

f. sudah melakukan upaya lain dan sudah maksimal

g. dilakukan analisa sperma terlebih dahulu

2. Stimulasi indung telur, hal ini dilakukan agar banyaknya sel telur dapat dipastikan.

Secara alami, hanya satu sel telur yang dibutuhan untuk pembuahan, namun untuk bayi

tabung diperlukan lebih dari satu sel telur untuk dapat memperoleh embrio. Program ini

dapat dimulai berdasarkan analisa masa haidnya. Stimulasi dilakukan dengan pemberian

obat-obatan hormonal untuk memicu ovulasi sehingga ibu tersebut dapat menghasilkan

sel telur dalam jumlah yang banyak.

3. Pemantauan pertumbuhan folikel (cairan yang berisi sel telur di dalam indung

telur), hal ini dilakukan dengan metode ultrasonografi yang bertujuan untuk melihat dan

memantau apakah sel telur sudah cukup matang untuk dipanen (dikeluarkan dari tuba ke

dalam tabung)

4. Mematangkan sel telur, hal ini dilakukan dengan cara menyuntikkan obat agar sel telur

tersebut siap ‘dipanen.’ Perangsangan dilakukan selama 5-6 minggu hingga sel telur

tersebut matang dan dapat dibuahi.

5. Pengambilan sel telur,sel telur diambil dengan jarum dari tuba fallopi ke lingkungan

luar tuba dan kemudian diproses di laboraturium. Atau dapat dilakukan dengan ovum

pick up (pengambilan sel telur) tanpa operasi, namun melalui ultrasonografi transvaginal.

Sel telur pun diangkat dan disimpan di dalam incubator.

6. Pengambilan sperma suami (pada hari yang sama). Jika tidak ada masalah, maka

pengambilan dilakukan lewat masturbasi. Jika bersamalah, seperti terdapat sumbatan

pada saluran spermanya maka untuk kondisi ini diperlukan teknik khusus yaitu

dengan MESA (Microsurgical Epydidimis Sperm Aspiration);sperma diambil dari

salurannya. Dan dapat juga dilakukan dengan TESA (Testical Sperm Extraction); sperma

diambil langsung dari buah zakar. Jika diketahui sperma yang dihasilkan oleh suami

sangat sedikit, maka dilakukan ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection); sperma

disuntikkan ke sel telur. Cara ini khusus bagi pasangan yang dimana suami memiliki

kadar sperma yang sangat sedikit. Setelah beberapa jam, setiap masing-masing sel telur

akan ditambahkan sejumlah sperma (inseminasi) yang telah diolah dan dipilih dengan

Page 8: Penugasan Bayi Tabung

kualitas dan mutu yang terbaik. Setelah kurang lebih 18-20 jam, akan tampak hasil yaitu

apakah proses pembuahan berhasil atau tidak. Jika berhasil maka akan terbentuk zigot

yang dipantau selama 22-24 jam untuk melihat perkembangannya menjadi embrio.

7. Pembuahan atau (fertilisasi), inilah yang khas pada bayi tabung yaitu proses fertilisasi

diakukan di dalam media kultur di laboraturium dengan hasil embrio. Dari hasil embrio

ini dokter akan memilih beberapa (3-4) embrio yang dinilai terbaik untuk kemudian

ditanamkan kembali ke rahim istri bersangkutan. Dalam hukum bayi tabung terdapat

batasan maksimal jumlah embrio yang diperbolehkan untuk ditanam yaitu empat embrio

dengan memperhatikan risiko yang akan ditanggung oleh calon ibu beserta janinnya.

Embrio yang dinyatakan baik kemudian dihisap ke dalam kateter khusus untuk kemudian

dipindahkan ke dalam rahim.

8. Transfer embrio kembali ke dalam rahim agar terjadi kehamilan, setelah embrio

terbentuk di media kultur. Pemeriksaan air seni setelah 14 hari pemindahan embrio

dilakukan untuk mengetahui adanya atau terjadinya kehamilan yang artinya penanaman

berhasil dilakukan.

9. Penunjang fase luteal untuk mempertahankan dinding rahim. Dokter memberikan obat-

obatan yang berguna untuk mempertahankan dinding rahim ibu agar terjadi kehamilan.

10. Proses simpan beku embrio. Jika ada embrio lebih, bisa disimpan untuk kehamilan

selanjutnya, embrio ini dapat disimpan dalam bentuk beku (cryopreserved ) juga untuk

berjaga jika proses yang pertama dilakukan mengalami kegagalan.

11. Ibu dipantau beberapa waktu dengan pemeriksaan hormon kehamilan (hCG) di darah

dan pemeriksaan USG.

Terdapat beberapa metode inseminasi buatang yang telah dikembangkan, antara lain :

1. Pembuahan dari pasangan suami istri yang sah

untuk proses pembuahan ini dilakukan diluar rahim, sehingga diperlukan adanya

ketersediaan sel telur yang diambil dari tuba fallopi dan sperma yang diambil dari

ejakulat suami. Sperma dan sel telur harus diperiksa terlebih dahulu apakah keduanya

memenuhi persyaratan untuk dilakukan pembuahan atau tidak, karena sel telur dan

sperma dengan kualitas terbaiklah yang akan digunakan untuk meminimalisir kegagalan.

Untuk sel telur maka harus ditentukan apakah sel telur tersebut benar-benar masak saat

Page 9: Penugasan Bayi Tabung

ovulasi, jika iya maka sel telur tersebutlah yang akan diambil dengan menggunakan

metode laparoskopi yaitu dengan membentuk sayatan kecil pada perut dan dengan jarum

sejenis jarum suntik maka sel telur tersebut dihisap dan dikeluarkan dari tuba fallopi dan

diletakkan di dalam tabung kimia agar sel telur tersebut tetap hidup, kemudian disimpan

di laboratorium dengan suhu yang sama dengan suhu lingkungan tubuh wanita.

Setelah seleksi sel telur dan sperma selesai barulah keduanya dibiarkan bercampur di

dalam tabung (in vitro) sehingga terjadilah fertilisasi (pembuahan). Berawal dari zygote

dan kemudian menjadi morulla. Morulla inilah yang terbentuk dari teknik embrio yang

nantinya ditransfer ke dalam rahim seorang istri, sehingga ia hamil.

2. Menanam benih pada wanita selain istri

Metode ini dilakukan ketika benih dari pasangan suami istri tersebut tidak dapat

dipindahkan ke dalam rahim istri, akibat adanya gangguan kesehatan maupun alasan lain.

Pada metode ini diperlukan wanita lain atau wanita sewaan diluar perkawinan untuk

digunakan rahimnya agar proses pembuahan dapat terjadi.

3. Menggunakan sel telur atau sperma dari pendonor

Bayi tabung dengan sel telur maupun sperma dari pendonor merupakan cara untuk

mendapatkan bayi dengan bantuan sel telur maupun sperma dari orang lain diluar

hubungan pernikahan tersebut yang artinya tidak sah menurut islam , dimana kondisi ini

dilakukan karena salah satu dari pasangan tersebut mandul yang artinya tidak terdapat

benih untuk pembuahan, sehingga harus dicarikan benih dari orang lain agar proses

pembuahan dapat terjadi.

Terdapat beberapa efek samping yang dapat terjadi selama proses bayi tabung, diantaranya

adalah :

1. Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS)

Kondisi ini merupakan komplikasi dari proses stimulasi perkembangan telur yang

mengakibatkan banyaknya folikel yang dihasilkan sehingga menyebabkan akumulasi

cairan di perut. Cairan ini kemudian dapat sampai ke rongga dada bahkan cairan

Page 10: Penugasan Bayi Tabung

menumpuksehingga diperlukan membuat saluran dari perut agar cairan tersebut dapat

dikeluarkan agar tidak mengganggu fungsi tubuh. Meskipun kondisi ini hanya terjadi

pada 1% proses bayi tabung namun harus tetap diwaspadai.

2. Kehamilan kembar.

Karena yang ditanamkan biasanya lebih dari satu zigot untuk meminimalisir kegagalan,

maka tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pembelahan yang lebih dari sekali dalam

rahim istri yang mengikuti program ini.

3. Keguguran

Meski kita ketahui bahwa keguguran juga dapat terjadi pada pasangan yang mengalami

kehamilan secara alami namun pada proses bayi tabung, angka kegagalan dapat mencapai

20%.

4. Kehamilan di luar kandungan atau disebut dengan kehamilaan ektopik, dengan

kemungkinan terjadi adalah sekitar 5%.

TINJAUAN ETIKA

Akibat semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran,

maka semakin banyak metode-metode canggih yang bermunculan. Semuanya dapat berimbas

baik jika kemajuan-kemajuan ini ditangani oleh orang-orang yang memiliki iman dan takwa

yang mengetahui batasan kapasitas setiap manusia ciptaan tuhan. Namun kemajuan justru akan

berdampak buruk meski sebaik apapun tujuan dari suatu intervensi teknologi diciptakan jika hal

tersebut berada ditangan orang yang tidak tepat yang akhirnya dapat merusak peradaban

manusia, merusak nilai-nilai agama, moral dan budaya suatu bangsa. Sebab sebagaimana kita

ketahui tidak semua yang dihasilkan dari suatu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat

diterima dengan baik oleh agama, etika serta hukum yang berlaku di kehidupan masyarakat.

Beneficience : sebagai seorang dokter, prinsip beneficence adalah untuk menkankan

bahwa setiap tindakan dokter harus baik dengan melindungi dan mempertahankan hak orang lain

dan mencegah kerugian atau menghilangkan penyebab kerugian tersebut terjadi pada orang lain.

Maka dokter diwajibkan untuk mengutamakan kepentingan pasien, dan mengenyampingkan

prinsip mecari keuntungan. Dalam kasus ini maka dokter harus dapat bersifat tegas terhadap

hukum bayi tabung yang diperbolehkan dan tidak, agar hal-hal yang ditakutkan oleh agama yang

Page 11: Penugasan Bayi Tabung

nantinya dapat mendatangkan kerugian dari bayi tabung seperti ketidakjelasan nasab dan

mewaris dapat dihindari.

Non maleficience : bayi tabung dengan berbagai risiko yang dapat ditimbulkan pastilah ada,

namun selama hal tersebut sudah sesuai dengan hukum dan syariat agama maka sisanya dokter

hanya dapat berusaha sekuat tenaganya untuk membantu pasien tanpa membuat derita dan sakit

baik secara fisik maupun emosional.

Justice : dokter harus mampu memperlakukan semua pasien dengan sama,

setidaknya memberikan sumbangan usaha yang sama. Pada kasus bayi tabung, diketahui bahwa

tingkat keberhasilan dalam sekali tindakan reltif kecil, maka dari itu seorang dokter harus tetap

konstan dalam memberikan perlakuan pada pasien-pasien yang beberrapa kali mengalami

kegagalan, tetap optimis dalam setiap tindakan agar pasien merasakan kenyamanan dan memiliki

rasa percaya dan senang terhadap dokter.

Autonomy : dokter hanya dapat menyarankan dan megarahkan pasien dalam

mengambil keputusan, pada akhirnya pasien sendirilah yang dapat memutuskan tanpa adanya

paksaan dari pihak manapun. Seperti pada kasus bayi tabung yang beberapa kali mengalami

kegagalan, seorang pasien berhak memutuskan apakah ia akan mengikuti program bayi tabung

untuk kesekian kalinya atau memilih jalur lainnya. Namun autonomi seorang pasien pada kasus

bayi tabung tetap tidak boleh melewati batasan hukum dan agama.

TINJAUAN HUKUM

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Teknologi Reproduksi Buatan. Dalam kedua peraturan tersebut pelaksanaan bayi tabung yang

diperbolehkan hanya kepada pasangan suami isteri yang sah, lalu menggunakan sel sperma dan

sel telur dari pasangan tersebut yang kemudian embrionya ditanam dalam rahim istri. Hal ini

dilakukan untuk menjamin status anak tersebut sebagai anak sah dari pasangan suami isteri

tersebut.

Tinjauan dari Segi Hukum Perdata Terhadap Inseminasi Buatan (Bayi Tabung)

Page 12: Penugasan Bayi Tabung

Aspek Medis

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang kurang

lebih sudah membahas bayi tabung di dalamnya yaitu dalam Undang-Undang No. 23 /1992

tenang Kesehatan, pada pasal 16 disebutkan, hasil pembuahan sperma dan sel telur di luar cara

alami dari suami atau istri yang bersangkutan harus ditanamkan dalam rahim istri dari mana sel

telur itu berasal. Hal ini menjawab pertanyaan tentang kemungkinan dilakukannya pendonoran

embrio. Jika mengacu pada UU No.23/1992 tentang Kesehatan, upaya pendonoran jelas tidak

mungkin.

Aspek Legal

Jika salah satu benihnya berasal dari donor

Jika Suami tidak dapat menghasilkan sperma yang diperlukan untuk pembuahan dan

Istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi-in-vitro transfer embrio dengan persetujuan

pasangan tersebut. Maka sel telur Istri akan dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam tabung

petri dan setelah terjadi pembuahan kemudian hasilnya diimplantasikan kembali ke dalam rahim

Istri. Anak yang dilahirkan dari hasil tersebut memiliki status anak sah dan memiliki hubungan

warisan dan keperdataan lainnya sepanjang si Suami yang sah tersebut tidak menyangkalnya

dengan melakukan tes golongan darah atau tes DNA. Dasar hukum ps. 250 KUHPer.

Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang

dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 42 UU No.

1/1974 dan ps. 250 KUHPer.

Aspek Etik(Moral)

Pada kasus bayi tabung ini tampak sekali adanya ketidaksesuaian dengan budaya dan

tradisi di Indonesia.  Sebagian agamawan menolak adanya praktek Fertilisasi invitro pada

manusia, sebab mereka berpendapat bahwa kegiatan bayi tabung termasuk suatu tindakan

intervensi terhadap “karya Illahi”. Dalam artian, teknik bayi tabung ini dikatakan turut berperan

dalam penciptaan manusia yang pada dasarnya adalah hak prioregatif Tuhan yang artinya

Page 13: Penugasan Bayi Tabung

semuanya berjalan secara natural yaitu terciptanya benih melalui hubungan seksual antara suami

istri yang telah sah menurut agama.

Proses bayi tabung yang mana sumber sel telur dan spermanya dari pasangan suami istri

yang sah baik dengan mengambil sperma suami yang kemudian disutik ke dalam rahim istri

maupun dengan teknik pembuahan di luar rahim secara hukum dan agama diperbolehkan asal

komdisi dari pasangan tersebut memenuhi syarat dilakukannya bayi tabung dalam artian sangat

membutuhkan untuk mendapat keturunan.

Terdapat kasus yang dapat dijadikan contoh dalam metode bayi tabung yang menggunakan

rahim wanita sewaan, dimana kasus yang terjadi di Amerika Serikat ini menimpa keluarga

William Stern yang menitipkan hasil fertilisasi in vitro nya pada Mary Beth Whitehead. Kasus

ini kemudian dimeja hijaukan akibat ibu yang dititipi tersebut tidak mau menyerahkan bayinya

pada keluarga Stern. Dari kasus ini dapat dilihat masih adanya pertentangan tentang hukum yang

mengatur bayi tabung dengan rahim sewaan. Namun hukum yang mengatur masalah ini hanya

sebatas melalui persetujuan hitam putih sebelum prosedur bayi tabung dilaksanakan.

Jika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak terikat pada

perkawinan, tetapi embrio kemudian diimplantasikan ke dalam rahim seorang wanita yang telah

terikat perkawinan maka anak yang lahir memiliki status anak sah dari pasangan Suami Istri

tersebut karena ia dilahirkan oleh seorang perempuan yang terikat dalam perkawinan yang sah.

Jika embrio ditanamkan ke dalam rahim seorang gadis, maka anak hasil bayi tabung

tersebut dinyatakan sebagai anak diluar pernikahan karena memang gadis tersebut tidak terikat

oleh perkawinan yang sah dan anak tersebut tidak dapat dikatakan sebagai anak biologisnya

kecuali jika sel telur pada bayi tabung tersebut berasal darinya.

Dari tinjauan yuridis menurut hukum perdata barat di Indonesia terhadap berbagai

kemungkinan yang dapat terjadi dalam program fertilisasi-in-vitro transfer embrio ditemukan

beberapa kaidah hukum yang sudah tidak lagi relevan dan tidak dapat meng-cover kebutuhan

yang ada serta sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang ada khususnya mengenai

status sahnya anak yang lahir dan pemusnahan kelebihan embrio yang diimplantasikan ke dalam

rahim ibunya. Permasalahan yang secara khusus hingga kini belum dapat terselesaikan di

Page 14: Penugasan Bayi Tabung

Indonesia adalah permasalahan tentang inseminasi buatan dengan bahan inseminasi berasal dari

orang yang sudah meninggal dunia. Maka dari itu perlu segera dibentuk peraturan perundang-

undangan yang secara khusus mengatur penerapan teknologi fertilisasi-in-vitro transfer embrio

ini pada manusia mengenai hal-hal apakah yang dapat dibenarkan dan hal-hal apakah yang

dilarang karena teknologi yang pada dasarnya bersifat baik ini dapat menimbulkan keburukan

jika tidak ada dasar hukum yang membatasinya.

TINJAUAN ISLAM

Semenjak munculnya teknologi bayi tabung berbagai pendapat turut menyertai

perkembangannya, pendapat tersebut muncul baik dari kalangan islam maupun di luar islam, di

tingkat nasional bahkam hingga tingkatan internasional. Contoh kecilnya adalah Majlis Tarjih

Muhammadiyah dalam muktamarnya tahun 1980 yaitu majlis tersebut mengharamkan adanya

bayi tabung yang menggunakan donor sperma. Lembaga Fiqih Islam OKI (Organisasi

Konferensi Islam) mengadakan siding untuk membahas mengenai bayi tabung khususnya teknik

yang digunakan dan kemudian mengharamkan pelaksanaan bayi tabung dengan sperma atau

ovum diluar hubungan suami istri yang sah. Bebrapa alasan yang mendulung adanya keputusan

tersebut adalah, bayi tabung dengan sperma atau ovum donor dipercaya lebih banyak

mendatangkan mudharat dibandingkan dengan maslahah. Mudharat yang dimaksud antara lain :

a.  Dapat menyebabkan percampuran nasab, sedangkan islam sangat menjaga kesucian,

kehormatan serta kemurnian nasab yang nantinya akan berhubungan dengan kemahraman dan

warisan.

b.  Teknologi ini dianggap bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.

c.  donor sperma maupun ovum dalam proses pembuahan disamakan dengan prostitusi karena

percampuran tersebut terjadi tanpa dilandasi perkawinan yang sah di mata agama.

d.  Kehadiran anak hasil bayi tabung dengan donor sperma kemudian dapat menjadi sumber

konflik dalam rumah tangga akibat ketidakjelasan nasabnya.

Adapun pandangan islam tentang hukum bayi tabung diantaranya :

1. Islam pada dasarnya membenarkan penggunaan teknologi bayi tabung / inseminasi buatan

dengan syarat hal tersebut dilakukan antara sel sperma dan ovum suami istri yang sah dan

Page 15: Penugasan Bayi Tabung

embrio dari hasil metode apapun dalam proses bayi tabung tersebut tidak ditanam di rahim

istri lain (bagi suami yang berpoligami), dan kondisi pasangan tersebut benar-benar

membutuhkan cara inseminasi ini karena secara alamiah tidak memungkinkan bagi mereka

untuk mendapatkan keturunan.

Hal ini sesuai dengan hukum Fiqih Islam : “Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu)

diperlukan seperti dalam keadaan terpaksa (emergency). Padahal keadaan darurat/terpaksa itu

membolehkan melakukan hal-hal terlarang”.

2. Islam mengharamkan jika ternyata inseminasi buatan dari bayi tabung ini dilakukan dengan

bantuan sperma atau ovum ari orang diluar pernikahan yang sah (donor), sehingga

menimbulkan adanya kemungkinan prostitusi. Akibatnya adalah anak tersebut tidak sah dan

nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Maka dari itu proses bayi

tabung dengan pendonor harus dilarang karena melanggar hukum agama.

 Beberapa dalil yang mendukung diharamkannya inseminasi buatan dengan peranan donor

adalah :

Al-Quran Surat Al-Isra ayat 70 :

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan

di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan

kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.

Surat Al-Tin ayat 4 :

Page 16: Penugasan Bayi Tabung

 

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik – baiknya”.

3. Jika proses inseminasi bayi tabung tersebut didapat dari sel terlur dan sperma pasangan

suami istri yang sah namun embrio dari hasil in fitro kemudian dimasukkan ke dalam rahim

wanita lain yang di sewa, maka islam memperbolehkan dengan persyaratan bahwa kondisi

pasangan suami istri bersangkutan benar-benar membutuhkanny dan menurut Islam status

anak yang lahir dari proses tersebut juga sah.

Pendapat beberapa Ulama

Menurut MUI (Majelis Ulama Indonesia)

1. Bayi tabung yang didapatkan melalui inseminasi sperma dan ovum dari pasangan yang sah

maka hukumnya mubah (boleh).

2. Bayi tabung yang dilakukan dengan menitipkan embrio hasil inseminasi dari pasangan suami

istri pada istri lain maka hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd Az-zari’ah. Karena

dipercaya kondisi ini akan menyembabkan timbulnya masalah yang sulit dipecahkan dalam

kaitannya dengan penentuan nasab dan kewarisan.

3. Bayi tabung yang mana spermanya berasal dari suami yang telah meninggal dunia maka

hukumnya haram karena hal ini akan menimbulkan adanya masalah yang rumit.

4. Bayi tabung dimana sperma dan ovumnya diambil dari orang lain diluar pernikahan pasangan

yang sah tersebut maka hukumnya haram, karena hal ini disamakan dengan hubungan

kelamin dari dua lawan jenis yang bukan muhrimnya.

Menurut Nahdlatul Ulama

Pertama, apabila mani yang diproses secara in vitro dan dimasukan ke dalam rahim wanita

tersebut ternyata bukan mani suami-istri yang sah, maka bayi tabung tersebut hukumnya haram.

Hal itu didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW

bersabda, “Tidak ada dosa yang lebih besar setelah   syirik dalam pandangan Allah SWT,

Page 17: Penugasan Bayi Tabung

dibandingkan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzina) di dalam rahim

perempuan yang tidak halal baginya.”

Kedua, apabila sperma yang diproses secara in vitro tersebut milik suami-istri, tetapi cara

mengeluarkannya muhtaram, maka hukumnya juga haram. “yang dimaksud dengan mani

muhtaram adalah mani yang keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh syara’,”

papar ulama NU dalam fatwa itu.

Terkait dengan mani yang dikeluarkan secara muhtaram, para ulama NU mengutip dasar hukum

dari Kifayatul Akhyar II/113. “Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya

(dengan beronani) dengan tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri

memang tempat atau wahana yang diperbolehkan untuk bersenang-senang.”

Ketiga, apabila mani yang diproses secara in vitro tersebut adalah mani suami-istri dan cara

mengeluarkannya termasuk muhtaram, serta dimasukan ke dalam rahim istri sendiri, maka

hukum bayi tabung menjadi mubah (boleh).

KESIMPULAN

Bayi tabung merupakan suatu teknologi yang pada awalnya digunakan untuk membantu

mendapatkan keturunan bagi pasangan suami isteri yang mengalami gangguan kesuburan.

Namun kemudian berkembang untuk juga membantu beberapa pasangan yang memiliki kendala

lain dalam memiliki keturunan seprti adanya penyakit endometriosis berat, kandungan sperma

yang kurang dan berbagai kelainan pada organ yang berfungsi untuk pembuahan.

Sebagaimana bayi tabung yang telah dibahas dari berbagai segi dan sudut pandang

sehingga sebagai dokter muslim dapat memahami bahwa terdapat batasan-batasan terutama dari

segi agama mengenai bayi tabung yang diperbolehkan dan tidak memandang akibat yang dapat

ditimbulkan di kemudian hari. Batasan tersebut adalah bahwa bayi tabung diperbolehkan jika

asal sperma dan ovum adalah dari pasangan suami istri yang bersangkutan dan sah secara agama

maupun hukum. Jika kemudian hasil inseminasi tersebut ditanamkan kedalam rahim wanita lain

dengan syarat memang tidak dapat dilakukan di rahim istrinya maka hal ini masih diperdebatkan

Page 18: Penugasan Bayi Tabung

karena ada perbendaan pandangan dari berbagai pihak dan ulama. Namun secara hukum hal ini

dilarang. Dan yang diharamkan adalah mencampurkan sperma atau ovum dari pria atau wanita

yang bukan suami atau istri sahnya karena hal ini dianggap sama dengan prostitusi. Juga

diharamkan penggunaan sperma dari suami yang telah meninggal karena akan menimbulkan

masalah yang rumit setelah bayi lahir menyangkut nasab dan kewarisan.

Sebagaimana ilmu terus berkembang, maka teknologi juga terus mengalami perubahan

menjadi lebih canggih. Namun tidak semua teknologi kemudian sejalan dengan batas-batas

norma hukum dan terutama norma agama. Oleh karena itu, setiap orang harus pandai-pandai

dalam memilah mana teknologi yang dibenarkan atau diperbolehkan secara hukum, etika dan

agama dan mana yang justru sebaliknya. Sehingga tidak terberusuk kedalam jurang kebodohan

ditengah perkembangan ilmu teknologi yang semakin pesat ini.