Berita Puslitbangtan No. 57 2014

12

Transcript of Berita Puslitbangtan No. 57 2014

Page 1: Berita Puslitbangtan No. 57 2014
Page 2: Berita Puslitbangtan No. 57 2014

2 Berita Puslitbangtan 57 • Oktober 2014

Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Made Jana MejayaDewan Redaksi: R. Heru Praptana, Hermanto, Haryo Radianto, Nuning Argo Subekti, M. SyamTata Letak: Edi HikmatAlamat: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Jalan Merdeka 147, Bogor, 16111Telp. (0251) 8334089, 8311432, Faks. (0251) 8312755; E-mail: puslitbangtan@litbang.deptan.go.id.www.pangan.litbang.deptan.go.id

ISSN 0852-6230

Tumpah ruah, tidak kurang dari 35ribu orang berduyun-duyunmemadati area gelar teknologi

Pekan Nasional (Penas) Petani-NelayanXIV di Kepanjen, Malang, Jawa Timur,pada 7 Juni 2014. Mereka datang dariberbagai penjuru nusantara untukmelihat sendiri perkembangan terkiniteknologi pertanian, perikanan, dankehutanan. Begitu memasuki gapurautama areal gelar teknologi, merekasudah berada di depan hamparantanaman yang tumbuh subur, terutamapadi, jagung, kedelai, sorgum, gandum,ubi kayu, ubi jalar, kemiri sunan, bungamatahari, dan tebu pada lahan seluaslebih dari 25 hektar. Teknologi yangdigelar di lapangan sesuai dengan temaPenas Petani-Nelayan kali ini, “PertanianBioindustri Ramah Lingkungan”.

Pangan dan energi menjadi isusentral dewasa ini karena makin berat-nya masalah yang dihadapi petani da-lam berproduksi dan makin menipisnyaketersediaan bahan bakar minyak fosildi perut bumi. Perubahan iklim yangtelah memberikan dampak seriusterhadap sistem produksi pertanianmerupakan masalah yang makinmengemuka di banyak negara. Hal inidikhawatirkan akan mempengaruhiketahanan pangan ke depan. Di sisi lain,kebutuhan pangan terus meningkatmengikuti laju pertumbuhan pen-

duduk. Kebutuhan bahan bakarminyak terus pula bertambah seiringdengan kemajuan peradaban manusiadan perkembangan teknologi otomotifyang makin canggih. Oleh karena itu,mau tidak mau, suka tidak suka, upayapemecahan masalah ketahananpangan dan energi harus mendapatperhatian yang lebih besar karenasudah menjadi kebutuhan dasar yangmenentukan kualitas dan produktivitassumber daya manusia.

Dalam sambutannya pada pem-bukaan Penas Petani-Nelayan XIV diMalang, Presiden Susilo BambangYudhoyono yang tidak lama lagi akanmengakhiri masa jabatannya sebagaiKepala Negara mengingatkan pen-tingnya swasembada pangan ber-kelanjutan bagi kemakmuran rakyat.Menurut presiden, ada sasaran besar

yang perlu diwujudkan pemerintah kedepan. Pertama, ketersediaan pangandalam jumlah yang cukup dan bahkanberlebih dengan harga yang terjangkauoleh seluruh lapisan masyarakat. Kedua,peningkatan penghasilan petani dannelayan. Sasaran besar itu dapatdiwujudkan melalui beberapa cara.Pertama, pemerintah pusat dan daerahperlu menyusun kebijakan, regulasi,dan menciptakan iklim investasi yangtepat. Kedua, para pakar, peneliti, danmotivator pertanian dituntut untukbekerja keras menghasilkan dan me-ngembangkan inovasi yang diperlukandalam peningkatan produksi pertanian.Ketiga, harga produk pertanian harusmenguntungkan petani. Keempat,petani harus tetap rajin, terampil, danmenguasai teknologi. Kelima, ma-syarakat tidak boros pangan dan efisiendalam pemanfaatan bahan pokok.

Swasembada Pangan, Indikator UtamaKemakmuran RakyatHamparan tanaman padi dan palawija yang digelar di area seluas 25 hektar di Malang,Jawa Timur, awal Juni yang lalu, berhasil memukau pengunjung, termasuk Presiden SBYdan rombongan. Karena itu, dalam pesan beliau tersirat bahwa penerapan teknologihasil penelitian secara luas akan dapat mempercepat swasembada pangan yangmerupakan indikator utama kemakmuran rakyat.

Page 3: Berita Puslitbangtan No. 57 2014

3Berita Puslitbangtan 57 • Oktober 2014

Gelar Teknologi

Tidak kurang dari 28 varietas unggulpadi, 15 varietas unggul jagung, 25varietas kedelai, delapan varietas ubijalar, 10 varietas ubi kayu, dua varietassorgum, dan dua varietas gandum yangdigelar di lapangan. Bulir padi yangmerunduk karena tidak kuat menopangbobot gabah yang lebat menjadi buktibahwa varietas unggul padi yang digelarmemberikan hasil yang memuaskan.Varietas unggul Inpari 13, misalnya,mampu berproduksi di atas 10 t/ha. Halserupa juga ditunjukkan oleh varietasunggul baru jagung dan kedelai.

Jagung hibrida varietas Bima 15 ber-potensi hasil 13,2 t/ha. Varietas unggulkedelai Anjasmoro yang kini makinmeluas pengembangannya di sentraproduksi memberi hasil 2,2 t/ha di lokasigelar teknologi, lebih tinggi dibanding-kan dengan hasil nasional kedelai yanghingga kini baru menyentuh angka 1,2 t/ha. Varietas unggul baru jagung yangturut digelar antara lain hibrida Bima URI19 dan Bima URI 20 dengan potensi hasil12,5 t dan 12,8 t/ha. Sementara varietasunggul baru kedelai yang dipromosikanantara lain Detam 4 dan Detam 5 denganpotensi hasil 2,9 t dan 3,5 t/ha sertaDewah 1, Dewah 2, dan Dewah 3 denganpotensi hasil masing-masing 3,5 t/ha.

Teknologi lainnya yang digelar adalahvarietas unggul cabai dan bawangmerah, tebu, kemiri sunan, serai wangi,bunga matahari, dan wijen. Beberapaternak unggulan swasembada dagingseperti sapi, kambing, domba, ayam, danitik beserta tanaman pakan juga digelardi lapangan. Dalam upaya modernisasipertanian, digelar pula beberapaprototipe alat dan mesin pertanian.

Sorgum Mendapat PerhatianPresiden

Setelah membuka Penas XIV-2014 diStadion Kanjuruhan, Malang, JawaTimur, Sabtu (7/6), Presiden beserta

Menteri Pertanian Suswono, MenteriKelautan dan Perikanan Sharif CicipSutarjo, dan Menteri Kehutanan ZulkifliHasan meninjau gelar teknologi dilapangan. Di salah satu saungagroinovasi Badan Litbang Pertanian,Presiden SBY yang didampingi IbuNegara, Any Yudhoyono, tertarik padatanaman sorgum yang bijinya ber-manfaat untuk pangan dan batangnyauntuk bahan baku bioetanol.

Dalam diskusi singkat denganpeneliti Balitsereal di area gelarteknologi, Presiden SBY terlihat sangattertarik oleh informasi sorgum varietasSuper 1 dan Super 2 yang baru dilepas.Kedua varietas ini memiliki manfaatganda, bijinya untuk pangan dan nirabatangnya untuk bioetanol atau gulakristal setelah melalui serangkaianproses pengolahan. Terkesan denganpenampilan tanaman sorgum varietasSuper 1 dan Super 2 yang tumbuh tegapdan ijo royo-royo di lapangan, Presidenmemperhatikan pula proses peng-olahan batang sorgum untuk meng-hasilkan nira menggunakan mesinpemeras. Sesuai dengan deskripsinya,varietas Super 1 dan Super 2 masing-masing memiliki potensi etanol 4,2

kl/ha dan potensi hasil biji 5,75 t dan6,33 t/ha.

Keunggulan utama tanamansorgum adalah mampu berproduksipada lahan kering marginal. Oleh sebabitu, Presiden berharap tanaman sorgumdikembangkan secara luas, terutamapada lahan-lahan marginal, untukmempercepat pengembangan energiterbarukan dan memperkuat ke-tahanan pangan di kawasan marginal.Selain sorgum, Presiden juga tertarikdengan varietas unggul gandum tropikayang dihasilkan Badan LitbangPertanian dengan potensi hasil 2 t/ha.Di India, produktivitas gandum barumencapai rata-rata 1 t/ha. Meskipunpotensi varietas unggul baru gandumini masih di bawah target, Presidenmemberikan apresiasi kepada BadanLitbang Kementerian Pertanian yangtelah membangkitkan kembalipenelitian gandum di Indonesia. BadanLitbang Pertanian juga telah mengujisejumlah galur harapan gandum didataran tinggi, beberapa diantaranyamampu berproduksi 7-9 t/ha. (HMT/HRY)

Didampingi oleh Menteri Pertanian Suswono, Presiden SBY di area gelar teknologi Penas Petani-Nelayan di Malang memberikan apresiasi terhadap kemajuan penelitian pertanian di Indonesia.

Page 4: Berita Puslitbangtan No. 57 2014

4 Berita Puslitbangtan 57 • Oktober 2014

Kapan Swasembada KedelaiBisa Terealisasi?Di antara palawija utama, kondisi kedelai dapat dikategorikan sangat memprihatinkan. Meskiswasembada terus didengungkan, jangankan meningkatkan produksi, mempertahankan sajaseakan jauh panggang dari api. Luas panennya juga menurun drastis dari 1,67 juta ha pada 1992menjadi 0,56 juta ha pada 2013. Karena itu tidak mengherankan kalau target produksi yang dipatok2,25 juta pada 2013 hanya terealisasi 30%. Murahnya harga kedelai impor sering dituding menjadipenyebab kurangnya gairah petani menanam kedelai. Seakan tak mau kalah, komoditas ubi-ubianyang diharapkan dapat mensubstitusi terigu yang impornya terus membengkak, seakan diabaikan.Hal ini terungkap dalam Seminar Nasional di Malang, Jawa Timur, bulan Juni lalu yang membahaspotensi aneka kacang dan ubi dalam sistem pertanian bioindustri berkelanjutan.

Dalam konsep pertanian bioindustriberkelanjutan, seluruh faktor produksidimanfaatkan secara optimal untukmenghasilkan pangan yang sehat danproduk lainnya dikelola untuk pakandan bioenergi. Berbagai komoditaskacang dan ubi yang ada di Indonesiapotensial dikembangkan untuk bahan

pangan, pakan, dan bioenergi. Hal initerungkap dalam Seminar NasionalPotensi Aneka Kacang dan Ubi dalamSistem Pertanian Bioindustri Ber-kelanjutan di Malang pada 5 Mei 2014.Seminar dihadiri oleh 250an peneliti,akademisi, penetu kebijakan, danpraktisi pertanian tanaman.

Pembangunan pertanian ke depantetap dituntut untuk menyedia-kan pangan dalam jumlah yang

cukup dengan harga yang terjangkauoleh semua lapisan masyarakat. Di sisilain, pasar global mengisyaratkanpentingnya produk usahatani yang ber-daya saing, terutama dari segi kualitasdan harga. Komunitas lingkungan duniamempersyaratkan pula perlunya peles-tarian sumber daya alam yang dewasaini sudah tercemar yang ditandai olehperubahan iklim yang berdampakterhadap pemanasan global. Fenomenaalam ini telah merusak sistem usahatanidi berbagai belahan dunia.

Persaingan pemanfaatan lahan danair antarsektor dan semakin menipisnyasumber energi fosil di perut bumi jugamenjadi isu yang mengemuka dewasaini. Sementara itu, pertambahan jumlahpenduduk dan perkembangan pem-bangunan dari periode ke periodemenuntut ketersediaan lahan dan air diberbagai sektor. Akan halnya keter-sediaan energi fosil yang semakinmenipis memerlukan energi baru ter-barukan yang bersumber dari per-tanian. Kondisi ini melatarbelakangipentingnya pengembangan sistempertanian bioindustri berkelanjutan. Luas panen kedelai terus menurun dalam dua dekade terakhir, dari 1,67 juta ha pada 1992

menjadi 0,56 juta ha pada 2013.

Page 5: Berita Puslitbangtan No. 57 2014

5Berita Puslitbangtan 57 • Oktober 2014

Kepala Badan Litbang Pertaniandalam pengarahannya mengisyaratkanpentingnya berbagai aspek yang terkaitdengan penelitian dan pengembangantanaman aneka kacang dan ubi dalampertanian industri, antara lain (1)penyediaan teknologi bagi peningkatanproduktivitas berupa varietas unggul,benih bermutu, dan teknik budi dayaspesifik lokasi; (2) penerapan teknologimitigasi dan adaptasi untuk menekanemisi gas rumah kaca yang menjadipemicu pemanasan global; (3)peningkatan efisiensi, daya saing, dannilai tambah produksi; (4) pengelolaansumber daya lahan dan air sesuaidengan potensi yang ada; dan (5) pe-nyediaan produk biomass tanamansebagai sumber energi terbarukan.

Profesor Robert Manurung, AnggotaTim Perumus Strategi Induk Pem-bangunan Pertanian, dalam seminarmengungkapkan bahwa tanamanberperan penting dalam sirkulasihidrologi alam untuk penyediaan air.Pengolahan biomassa tanamanmenjadi bioenergi di perdesaanmerupakan salah satu langkah pentingmenuju keberlanjutan ketersediaanenergi bagi dunia usaha, khususnyamengurangi kebergantungan usahapertanian terhadap bahan bakar fosil.Ketersediaan dan penggunaan bio-

energi di perdesaan dapat meningkat-kan efisiensi usahatani dan menjadilokomotif percepatan pertumbuhanekonomi dan secara bertahap me-mungkinkan bagi perdesaan menjadiprodusen bioenergi.

Menurut Profesor Manurung,tantangan pengembangan pertanianbioindustri antara lain bagaimanamempertahankan jasa ekosistemsecara holistik. Jasa ekosistem per-tanian yang paling pokok adalahpenyediaan pangan, air, dan bioenergi.Sistem produksi dan penggunaanenergi, air, dan pangan pada dasarnyasaling terkait dan bersinergi yangmerupakan tantangan mendasar yangakan dihadapi masyarakat global. Unsurutama yang melandasi ketahananenergi, air, dan pangan adalah menjagajasa ekosistem yang harmonis. Olehkarena itu, solusi berbasis lingkunganalam merupakan fondasi dalammenjamin ketersediaan air, energi, danpangan secara berkelanjutan.

Ir Khudori, Staf Ahli MenteriPertanian, menunjukkan data kinerjaproduksi aneka kacang dan ubi. Dalam20 tahun terakhir, terjadi penurunanluas tanam kedelai, dari 1,67 juta hektarpada tahun 1992 menjadi 0,56 jutahektar pada tahun 2013. Target produksi

Komoditas ubi-ubian yang diharapkan dapat mensubstitusi terigu yang impornya terus membengkak seakan diabaikan, padahal ubi kayu dan ubijalar dapat diolah menjadi berbagai produk pangan yang bergizi.

hampir selalu meleset sehingga rencanaswasembada kedelai pada 2014 urungterwujud. Pada tahun 2013 produksikedelai ditargetkan 2,25 juta ton, tapihanya tercapai 0,78 juta ton. Ubi kayudan ubi jalar yang merupakankomoditas multiguna masih terabaikan,padahal potensial diolah menjadiproduk yang dapat memberikan nilaitambah, misalnya dalam bentuktepung, produk kimia, dan bioenergi.Tepung dari kedua komoditas ubi inidapat mensubstitusi terigu yang angkaimpornya telah mencapai 6-7 juta tonper tahun. Ubi kayu dan ubi jalarmemiliki produktivitas biomassa yangtinggi, sehingga bisa dikembangkanmenjadi bioenergi dan produk bio-massa, terutama untuk pakan ternak.

Dalam seminar nasional ini jugadipresentasikan 127 makalah hasilpenelitian aneka kacang dan ubi untukmendukung pengembangan sistempertanian bioindustri berkelanjutan.Setelah melalui proses penyuntingan,baik substansial maupun redaksional,makalah-makalah seminar tersebutakan diterbitkan dalam bentuk pro-siding seminar nasional hasil penelitiananeka kacang dan ubi. (HMT)

Page 6: Berita Puslitbangtan No. 57 2014

6 Berita Puslitbangtan 57 • Oktober 2014

Lisensi Varietas Unggul Padi dan Jagung

Dalam buku 400 inovasi teknologipertanian yang diterbitkan olehBadan Litbang Pertanian,

pembaca dapat melihat sebagian diantara inovasi yang dihasilkan tersebuttelah dilisensikan kepada pihak swasta.Lisensi adalah izin yang diberikan olehpemegang kekayaan intelektual kepadapihak lain berdasarkan perjanjianpemberian hak untuk menikmatimanfaat ekonomi dari suatu hak yangdiberikan perlindungan dalam jangkawaktu dan syarat tertentu. Selainvarietas unggul, terutama dalam bentukvarietas hibrida, beberapa inovasi lainseperti pupuk dan pestisida hayati, sertabio-aktivator telah dilisensikan. Dalamkondisi sistem penyuluhan yang belumoptimal seperti saat ini, lisensi inovasitersebut dapat dipersepsikan sebagaisalah satu bentuk diseminasi inovasihasil penelitian.

Sejak 2006 hingga 2013, PuslitbangTanaman Pangan telah melisensi 11varietas padi hibrida (Tabel 1), 12varietas jagung hibrida (Tabel 2), dandua prototipe lampu perangkap hamatanaman padi dengan masa lisensiberkisar antara 5-20 tahun. Jagunghibrida varietas Bima 2 Bantimurungtampaknya lebih diminati karena masalisensinya yang seharusnya berakhirpada tahun 2012 diperpanjang menjadi

Jaman telah berubah. Komoditas pertanian, terutama tanaman pangan, bukan lagi sekedarbuat petani kecil atau subsisten. Tanaman ini telah berubah menjadi komoditas komersialyang melibatkan berbagai pihak, termasuk pengusaha swasta. Di sisi lain, perkembanganhak paten dan kekayaan intelektual telah memberikan kesempatan bagi lembaga penelitianuntuk menghasilkan teknologi yang mampu memberi keuntungan bagi pengguna. Dengandemikian, meskipun biaya penelitian sepenuhnya atau sebagian didukung oleh pemerintah,lembaga penelitian dan penelitinya diberi kesempatan untuk melisensikan teknologitersebut kepada pihak lain, termasuk perusahaan swasta melalui perjanjian yangmenguntungkan kedua belah pihak.

Tabel 1. Padi hibrida rakitan BB Padi yang dilisensi pihak swasta, 2006-2012.

Varietas Mitra Masa Mulai Akhirperjanjian lisensi lisensi

Rokan PT Sumber Alam Sutera 5 tahun 2006 2011Maro PT Dupont Indonesia 5 tahun 2007 2012

Hipa 8 PT Dupont Indonesia 10 tahun 2010 2020Hipa 9 PT Metahelik Life Science 5 tahun 2010 2015Hipa 10 PT Petrokimia Gresik 10 tahun 2010 2020Hipa 11 PT Petrokimia Gresik 10 tahun 2010 2020Hipa 12 PT Saprotan Benih Utama 20 tahun 2011 2031Hipa 14 PT Saprotan Benih Utama 20 tahun 2011 2031

Hipa Jatim 1 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 10 tahun 2012 2022Hipa Jatim 2 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 10 tahun 2012 2022Hipa Jatim 3 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 10 tahun 2012 2022

Hipa Jatim 1, 2, dan 3 tidak dalam bentuk lisensi, tetapi kerja sama produksi danpemasaran benih

Tabel 2. Jagung hibrida rakitan Balitsereal yang dilisensi pihak swasta, 2007-2013.

Varietas Mitra Masa Mulai Akhirperjanjian lisensi lisensi

Bima 2 Bantimurung PT Saprotan Benih Utama 5 tahun 2007 2012Bima 4 PT Bintang Makmur Pasifik 5 tahun 2009 2014Bima 5 PT Sumber Alam Sutera 5 tahun 2009 2014Bima 6 PT Makmur Sejahtera Utama 5 tahun 2009 2014Bima 9 PT Tosa Agro 5 tahun 2010 2015

Bima 10 PT Tosa Agro 5 tahun 2010 2015Bima 11 PT Tosa Agro 5 tahun 2010 2015Bima 7 PT Biogene Plantation 5 tahun 2011 2016Bima 12 Q PT Berdikari (Persero) 5 tahun 2011 2016Bima 2 Bantimurung PT Saprotan Benih Utama 5 tahun 2012 2017

Bima 3 Bantimurung PT Golden Indonesia Seed 5 tahun 2012 2017Bima 16 PT Pusri Palembang 5 tahun 2013 2018

Page 7: Berita Puslitbangtan No. 57 2014

7Berita Puslitbangtan 57 • Oktober 2014

Pelantikan Dr Made Jana Mejaya,MSc pada 18 Juli 2014 sebagaiKepala Puslitbang Tanaman

Pangan telah menjawab spekulasipengganti Dr Hasil Sembiring yang sejakdi penghujung Januari 2014 dipercayamemimpin Direktorat Budi DayaSerealia Kementerian Pertanian. Sambilmenunggu penunjukan pimpinan barudi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Dr Made Jana MejayaDipercaya Memimpin PuslitbangTanaman Pangan

Waktu terus bergulir dan musim pun berganti. Seiring dengan itu,regenerasi kepemimpinan harus tetap berlanjut. Tantanganpembangunan pertanian, terutama kedaulatan pangan yang semakinberat, mendorong Kementerian Pertanian melalui Badan LitbangPertanian melakukan perubahan pimpinan di sejumlah instansi yangbernaung di bawahnya. Di antaranya, Dr Made Jana Mejaya MScdipercaya sebagai Kepala Puslitbang Tanaman Pangan yang barusetelah sekitar 6 bulan dipimpin oleh Dr Handewi sebagai pejabatsementara di samping tugasnya sebagai Kepala PSE/KP.

tahun 2017. Sementara itu, Bima 3Bantimurung dinilai cukup prospektifoleh mitranya, PT Golden IndonesiaSeed (PT GIS). Bahkan, tahun ini mitraswasta yang berkedudukan di Malangtersebut berencana akan menambahwilayah distribusinya ke KalimantanSelatan (20 ton) dan Jawa Barat (62 ton).

Melalui lisensi, teknologi atauvarietas unggul yang dihasilkan diharap-kan cepat meluas pengembangannyadi lahan petani. Sayangnya tidak semuavarietas unggul tanaman pangan yangdiminati pihak lisensor yang umumnyaperusahaan swasta. Varietas unggulkedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, dan ubi jalar rakitan BadanLitbang Pertanian belum satu pun yangdirespons pihak swasta. Kedelai hitam,misalnya, perusahaan kecap ter-kemuka di Indonesia lebih tertarikmenggunakan varietas Mallika rakitanFakultas Pertanian UGM. Padahalkedelai hitam rakitan Balitkabi lebihunggul dari Mallika. Varietas Detam 3Prida, misalnya, mampu berproduksirata-rata 2,88 t/ha dalam uji daya hasildi 16 sentra produksi kedelai diIndonesia, sementara hasil varietaspembanding Mallika saat itu rata-ratahanya 2,46 t/ha. Varietas Detam 3 Pridaberumur super genjah, sudah dapatdipanen pada umur 75 hari, sementaraumur polong masak varietas Mallikaberkisar antara 85-90 hari.

Selain toleran terhadap kekeringan,rendemen dan kecerahan kecapvarietas Detam 3 Prida relatif lebih baikdaripada varietas Mallika. Kurangnyaminat swasta melisensi varietas unggulpadi dan palawija rakitan Badan LitbangPertanian tampaknya terkait denganpromosi teknologi dan pendekatanyang perlu ditingkatkan kualitas danintensitasnya. (HMT/HRY)

(BB Padi), Pak Made masih dipercayamemimpin kedua instansi ini.

Dengan latar belakang pemuliatanaman, Pak Made telah berkontribusidalam perakitan beberapa varietasunggul jagung, di antaranya jagunghibrida Bima 3 Bantimurung yangdilisensi oleh pihak swasta. Setelahmenyelesaikan S3 di Universitas Illionis,Amerika Serikat pada tahun 2003, PakMade mendapat kepercayaan me-mimpin BPTP Maluku Utara. Pada tahun2008 Pak Made dilantik sebagai KepalaBalai Penelitian Tanaman Aneka Kacangdan Umbi (Balitkabi) menggantikan DrYusdar Hilman yang saat itu dipromosi-kan menjadi Kepala Puslitbang Horti-kultura. Kemudian beliau ditugaskansebagai Kepala BB Padi menggantikanPak Hasil yang ditugaskan menjadipimpinan Puslitbang Tanaman Pangan.

Selama kepemimpinan Pak Made,BB Padi telah melepas sejumlah varietasunggul baru padi, sebagian diantaranyatelah berkembang di petani. Pe-ngalaman memimpin BBTP MalukuUtara, Balitkabi, dan BB Padi tentu

Page 8: Berita Puslitbangtan No. 57 2014
Page 9: Berita Puslitbangtan No. 57 2014
Page 10: Berita Puslitbangtan No. 57 2014
Page 11: Berita Puslitbangtan No. 57 2014
Page 12: Berita Puslitbangtan No. 57 2014

12 Berita Puslitbangtan 57 • Oktober 2014

Buku setebal 160 halaman ini,antara lain menyoroti keterpu-rukan pembangunan pertanian

dalam satu dekade terakhir, sangatpantas dan perlu dibaca oleh pemimpinpemerintahan yang akan datang. Ditulisoleh tiga mantan pejabat KementerianPertanian yang sarat pengalaman danpengetahuan tentang berbagai aspekpertanian, buku ini menekankan bahwaredupnya politik pertanian nasionalpada hakekatnya disebabkan oleh tidakdilaksanakannya amanat UUD 1945pasal 33, khususnya ayat 3 yangberbunyi: “ Bumi, air, dan kekayaanalam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh Negara dan dipergunakanuntuk sebesar besarnya kemakmuranrakyat”. Akibatnya masya-rakat tani yanghidup di pedesaan tetap terjerat dalamkemiskinan dengan produktivitas yangrendah dan pe-nguasaan lahan yangsemakin me-nyusut.

Buku ini tidak sekedar mengemuka-kan UUPA 1960 yang tak pernah dicabuttapi mandul karena tak pernah di-implementasikan. Alokasi lahan, misal-nya, sangat sulit bagi petani keluargatetapi cukup terbuka bagi pengusaha,termasuk pengusaha asing. Hal initampaknya digunakan oleh penulis se-bagai salah satu alasan untuk meng-usulkan penggabungan KementerianPertanian dan Kementerian Kehutanan.

Swasembada pangan yang seringdikumandangkan dalam dekadeterakhir, menurut penulis, semakin jauhdari realitas. Mereka mempertanyakanbagaimana mungkin produksi dikata-kan terus meningkat ketika lahanpertanian terus menyusut dan imporpangan terus pula membengkaksementara terobosan teknologi masihsamar? Bahkan impor buah dansayuran pun kini ikut pula menyusul.

Lebih dari 5 juta petani dan buruhtani telah terpaksa keluar dari pertanian.Sebagian besar dari mereka beralih ke

sektor informal di wilayah perkotaandengan penghasilan yang tak pasti.Sebagian yang memilih tetap di desamengalami penurunan status daripemilik menjadi buruh tani di lahanyang sebelumnya mereka kuasai.

Buku yang kaya akan data dariberbagai sumber ini juga menyorotiperan International Monetary Fund(IMF) dan World Bank dalammemperparah kondisi pertaniannasional. Selain itu, kebijakan daerahotonom yang kurang memberiperhatian pada pertanian, kebijakanyang tak berpihak kepada petani kecil/keluarga, kurangnya dukungan kepadapenelitian dan penyuluhan turutdisinggung. Penulis mengusulkanmodel Pertanian Ekonomi Biru yangpolikultur dan nir-limbah menggantikanRevolusi Hijau yang dinilai usang danterlalu mengandalkan lahan sawah.Penerapan Pertanian Ekonomi Biru,menurut penulis, akan lebih membukapeluang bagi formulasi politik pertanianbaru yang efektif.

Meskipun terdapat beberapapengulangan yang seyogianya bisadihindari, buku yang dibagi dalam enambab ini, merupakan rujukan berhargabagi akademisi dan peneliti yang selamaini menyimpan berbagai pertanyaanyang belum terjawab. (MS)

Resensi BukuReposisi Politik Pertanian:Meretas Arah Baru Pembangunan PertanianPenulis: Sjarifudin Baharsjah, Faisal Kasryno, dan Effendi PasandaranPenerbit: Yayasan Pertanian Mandiri (YAPARI), 2014.