Berita Puslitbangtan No. 40 2008

7
1 Berita Puslitbangtan 40 Desember 2008 Nomor 40 Desember 2008 Di hadapan 400an peserta Asian Regional Maize Workshop X di Makassar pada 20 Oktober 2008, Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Prof Dr Ir Suyamto (tengah) yang didampingi oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Ir Sutarto Alimoeso, MM (kiri) dan Gubernur Gorontalo, Dr Fadel Muhammad (kanan), menjelaskan kontribusi Badan Litbang Pertanian dalam peningkatan produksi jagung nasional. Menjaring Teknologi Jagung melalui Asian Regional Maize Workshop Asian Regional Maize Workshop ke-10 yang berlangsung pada 20-23 Oktober 2008 di Makassar dihadiri oleh 400an ahli jagung dari 22 negara. Workshop ini berperan penting dalam menjaring pemikiran dan inovasi teknologi jagung yang akan dikembangkan di Asia, termasuk Indonesia yang merupakan negara penghasil jagung terbesar di kawasan Asia. D ata menunjukkan, kebutuhan jagung dunia terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Hingga kini produsen jagung dunia masih didominasi oleh Amerika Serikat, Cina, Brasil, Argentina, dan Meksiko. Sementara Asia Timur (Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan) dan Asia Tenggara (Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Filipina) merupakan importir utama. Sekitar 50% produksi jagung dunia digunakan oleh negara- negara di kedua kawasan Asia tersebut. Indonesia sendiri merupakan produsen jagung terbesar di Asia, tetapi karena jumlah penduduknya banyak maka kebutuhan jagung juga tinggi. Mengingat pentingnya komoditas jagung dalam perekonomian dunia, maka komunitas yang tergabung dalam Asian Maize Network (AMNET) sepakat untuk meningkatkan produksi jagung Asia. Dalam hal ini, inovasi teknologi memegang peranan penting.

Transcript of Berita Puslitbangtan No. 40 2008

Page 1: Berita Puslitbangtan No. 40 2008

1Berita Puslitbangtan 40 �Desember 2008

Nomor 40 Desember 2008

Di hadapan 400an peserta Asian Regional Maize Workshop X di Makassar pada 20 Oktober 2008,Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Prof Dr Ir Suyamto (tengah) yang didampingi oleh DirekturJenderal Tanaman Pangan, Ir Sutarto Alimoeso, MM (kiri) dan Gubernur Gorontalo, Dr Fadel Muhammad(kanan), menjelaskan kontribusi Badan Litbang Pertanian dalam peningkatan produksi jagung nasional.

Menjaring Teknologi Jagung melalui

Asian Regional Maize Workshop

Asian Regional Maize Workshop ke-10 yang berlangsung pada 20-23 Oktober 2008

di Makassar dihadiri oleh 400an ahli jagung dari 22 negara. Workshop ini berperan

penting dalam menjaring pemikiran dan inovasi teknologi jagung yang akan

dikembangkan di Asia, termasuk Indonesia yang merupakan negara penghasil

jagung terbesar di kawasan Asia.

Data menunjukkan, kebutuhan

jagung dunia terus meningkatseiring dengan pertambahan

jumlah penduduk. Hingga kini produsenjagung dunia masih didominasi olehAmerika Serikat, Cina, Brasil, Argentina,dan Meksiko. Sementara Asia Timur(Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan)dan Asia Tenggara (Malaysia, Indonesia,Thailand, dan Filipina) merupakanimportir utama. Sekitar 50% produksijagung dunia digunakan oleh negara-negara di kedua kawasan Asia tersebut.Indonesia sendiri merupakan produsenjagung terbesar di Asia, tetapi karenajumlah penduduknya banyak makakebutuhan jagung juga tinggi.

Mengingat pentingnya komoditasjagung dalam perekonomian dunia,maka komunitas yang tergabung dalamAsian Maize Network (AMNET) sepakatuntuk meningkatkan produksi jagungAsia. Dalam hal ini, inovasi teknologimemegang peranan penting.

id27882760 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 2: Berita Puslitbangtan No. 40 2008

3Berita Puslitbangtan 40 �Desember 2008

dukung upaya peningkatan produksijagung dan pendapatan petani.

Sumber Teknologi

Di Indonesia, penelitian untuk meng-hasilkan inovasi teknologi jagungdilakukan oleh Balisereal yang ber-naung di bawah Pusat Penelitian danPengembangan Tanaman Pangan dariBadan Litbang Pertanian. Sebagian dariteknologi yang dihasilkan lembagapenelitian publik ini telah dimanfaatkanoleh sebagian petani di Indonesia. Diantara teknologi tersebut, varietasunggul memberikan kontribusi yanglebih besar dalam peningkatan pro-duksi jagung. Dewasa ini 43,7% arealpertanaman jagung telah ditanamidengan varietas hibrida, 30% varietaskomposit, dan sisanya varietas lokal.

Jagung hibrida umumnya tidakmampu beradaptasi dengan baik padalahan marjinal, sehingga pengem-bangannya diarahkan pada lahan subur.Jagung hibrida yang telah berkembangdewasa ini umumnya dihasilkan oleh

swasta. Untuk menambah pilihan bagipetani dalam pengembangan jagunghibrida, Balitsereal juga telah merakitsejumlah varietas hibrida, tiga diantaranya dilepas pada tahun 2008,masing-masing bernama Bima-4, Bima-5, dan Bima-6 dengan potensi hasil 9,3-9,6 ton/ha. Selain berdaya hasil tinggi,ketiga varietas unggul ini memiliki daunyang masih hijau (stay green) hinggasaat panen, sehingga dapat dimanfaat-kan untuk pakan.

Sesuai dengan keunggulan yangdimiliki, pengembangan jagungkomposit lebih diarahkan pada lahanmarjinal. Varietas komposit Arjuna danBisma, masing-masing dilepas padatahun 1980 dan 1995, masih digunakanpetani di beberapa daerah karenatoleran kekeringan. Varietas Sukmaragatelah berkembang di sebagian daerahyang memiliki tanah masam. Dalamupaya perbaikan gizi, Balitsereal telahmengembangkan jagung protein mututinggi (QPM, quality protein maize)varietas Srikandi Kuning-1 dan SrikandiPutih-1.

Akan halnya varietas unggul,Balitsereal lebih banyak berperan dalamperakitan dan pengembangan jagungkomposit. Secara nasional, nilai tambahdari pengembangan varietas unggulbaru jagung, baik komposit maupunhibrida, mencapai Rp3,87 triliun padatahun 2007. Beberapa daerah sepertiProvinsi Gorontalo telah merintis eksporjagung ke beberapa negara. Hal inidiharapkan memberikan peluang bagipetani untuk meningkatkan produksidan pendapatan.

Selain varietas unggul, Balitserealjuga telah menghasilkan teknologi budidaya dan pascapanen jagung. Dewasaini Balitsereal mengembangkanpendekatan Pengelolaan TanamanTerpadu (PTT) jagung dalam upayapercepatan peningkatan produktivitas,pendapatan, dan pelestarian ling-kungan. Penelitian pada lahan sawahtadah hujan setelah padi seluas 10 ha diPangkep, Sulawesi Selatan, pada MK2006 membuktikan bahwa varietasunggul jagung komposit yang dibudi-dayakan dengan pendekatan PTTmampu berproduksi 5,4-7,3 t/ha dengankeuntungan sebesar Rp 7,5 juta/ha.(HMT)

Beberapa peserta Asian Regional MaizeWorkshop X mengamati varietas ungguljagung rakitan Balitsereal yang digelardi KP Bajeng, Sulawesi Selatan.

WORKSHOP JAGUNG

Page 3: Berita Puslitbangtan No. 40 2008

5Berita Puslitbangtan 40 �Desember 2008

KEMANDIRIAN PANGAN

institusi, termasuk dari Badan LitbangPertanian sendiri dan perguruan tinggi.Hasil diskusi kemudian digunakansebagai acuan dalam memperkaya draftpokok-pokok pikiran yang telah disusunsebelumnya. Dalam waktu yang relatifsingkat, pokok-pokok pikiran tentangupaya peningkatan produksi paditersebut diterbitkan dalam bentuk bukuyang diluncurkan oleh MenteriPertanian, Dr Anton Apriyantono, pada3 Desember 2008, bertepatan denganperingatan Hari Pangan se-Dunia tingkatnasional di Bandung.

Strategi Peningkatan Produksi

Buku Peningkatan Produksi Padi Menuju2020 memuat beberapa strategi yangdapat ditempuh dalam peningkatanproduksi padi nasional: 1) pemanfaatansumber daya lahan dan air, dan 2)pemanfaatan sumber daya teknologi.Strategi pemanfaatan sumber dayalahan dan air dijabarkan dalamkebijakan: 1) peningkatan indeks per-

tanaman, dan 2) pembukaan lahanbaru bagi persawahan. Strategi peman-faatan sumber daya teknologi dijabar-kan dalam kebijakan: 1) peningkatanproduktivitas, 2) peningkatan stabilitashasil, 3) penekanan tingkat kehilanganhasil pada saat panen dan pascapanen,dan 4) penekanan senjang hasil antaradi tingkat penelitian dengan tingkatpetani dan antarlokasi.

Upaya peningkatan produksi padiharus dikaitkan dengan upaya pe-ningkatan pendapatan petani. Sumberpertumbuhan peningkatan nilai tam-bah bagi petani meliputi: 1) pengem-bangan agroindustri pedesaan, 2) kon-solidasi manajemen usaha pertanian ditingkat petani untuk meningkatkanposisi tawar petani, 3) pengembanganwarehouse system untuk tunda jual danpeningkatan mutu produk, dan 4)penerapan pendekatan PengelolaanTanaman Terpadu (PTT) padi yangterintegrasi dengan komoditas lain.

Untuk dapat mengekspor berasdibutuhkan investasi sebesar Rp 206,37

triliun, yang diperuntukkan bagi peng-adaan traktor, thresher, dan RMU,rehabilitasi jaringan irigasi, biayaoperasional dan pemeliharaan jaringanirigasi, sarana dan prasarana pe-nyuluhan, dan perakitan varietasunggul baru padi berdaya hasil tinggi.Dalam kurun waktu 2009-2020, investasitersebut akan memberi keuntunganbagi petani dari tambahan produksipadi senilai Rp 110 triliun dengan nisbahR/C 2,01.

Pencapaian skenario ekspor di-tentukan oleh prasyarat dan dukungankebijakan yang mencakup: 1) pe-nyediaan lahan untuk pertanianberkelanjutan (lahan abadi), 2) pem-bangunan dan perbaikan infrastruktur,3) pengembangan kawasan, 4) pem-biayaan, 5) penelitian dan pengem-bangan, 6) promosi dan proteksi, 7)kemudahan dalam proses perizinaninvestasi, 8) penanggulangan risikoturunnya harga gabah pada saat panenraya, dan 9) keberhasilan programdiversifikasi pangan (MS/HMT).

Pengelolaan Tanaman Terpadu(PTT) merupakan pendekatandalam meningkatkan produksipadi ke depan.

Page 4: Berita Puslitbangtan No. 40 2008

7Berita Puslitbangtan 40 �Desember 2008

PELANTIKAN PEJABAT

Kepala BPTP Jawa Timur, dan padatahun 2004 dipercaya sebagai KepalaPuslitbang Hotikultura.

Menikah dengan Tri Ismani padatahun 1979, pak Yamto kini dikaruniaisatu putra dan dua putri, masing-masingbernama Bramantyo, Risa, dan Bertiana.

Dr I Nyoman Widiarta

Sebelum menduduki ja-batan Kabid Programdan Evaluasi di Puslit-bang Tanaman Pangan,menggantikan Prof DrMade Oka Adnyana, PakNyoman, dikenal ulet

dan gigih. Di Balitpa yang kini telahberganti status dengan BB Padi, PakNyoman tidak jarang bekerja hinggalarut malam, terutama jika ada tugasyang mendesak. Di Puslitbang TanamanPangan, Dr Nyoman kini disibukkan olehkegiatan penyusunan program danevaluasi penelitian.

Sebagai pejabat fungsional peneliti,pria kelahiran Karang Asem, Bali, 50tahun yang lalu, kini menduduki jabatanPeneliti Utama di bidang penyakittanaman. Pernikahannya dengan SabarWaluyati membuahkan dua putra yaituOka Widiawan dan Widi Primarta.

Dr M. Muchlish Adie

Lahir di Sampang, Ma-dura, 31 Mei 1957, PakMuchlish semula ber-status sebagai pemuliatanaman kedelai diBalitkabi. Dalam bebe-rapa seminar penelitiandi Bogor, Pak Muchlish

optimistis produksi kedelai nasionaldapat ditingkatkan, antara lain melaluipengembangan varietas unggul ber-daya hasil tinggi. Sebagian dari varietas

unggul kedelai yang dihasilkan Balitkabiadalah �campur tangan� Pak Muchlish.

Kepindahannya dari Balitkabi kePuslitbang Tanaman Pangan sebagaiKabid KSPHP ternyata membuat teman-temannya di Malang merasa kehilangan.�Kami kehilangan teman yang mum-puni�, ujar seorang peneliti Balitkabi be-berapa waktu yang lalu. Mudah senyumtampaknya merupakan ciri khas priaberkumis ini. Menikah dengan LilikQomariah, Pak Muchlish dikaruniai duaputri: Lukita Habsari dan LuthfianaMerani.

Ir Hardono, MSc

Sebagai KTU, Pak Har-dono berperan pentingdalam pengelolaansumber daya PuslitbangTanaman Pangan. Tang-gung jawabnya tentusaja lebih berat karenaharus menjalankan ba-

nyak kegiatan, teruatama mengkoor-dinasikan aktivitas kepegawaian danrumah tangga serta keuangan danperlengkapan, dengan jumlah staf yanglebih dari 70 orang. �Pak Hardono lebihcocok sebagai KTU�, kata salah seorangmantan pejabat Puslitbang TanamanPangan. Hal ini tentu terkait dengantanggung jawab dan loyalitasnya yangtinggi. �Pak Hardono itu orang lurus� katasalah seorang pejabat eselon IV di lem-baga penelitian ini.

Sebelum menduduki jabatan KTU,Pak Hardono adalah Kepala SubbidangKomunikasi di era BPHP di bawah pim-pinan Pak Mahyuddin dan Kepala Sub-bidang Program di era Pak Djoko SaidDamardjati dan Pak Andi Hasanuddinsebagai Kapus. Bersama istrinya IrSupriati, MS (peneliti di PSE-KP), PakHardono dikaruniai dua putri, Erika danEvita.

Ir Husni Kasim

Mantan staf BPHP initampaknya cocok di-tempatkan sebagai Ka-subbid Program, ka-rena sudah menguasaipersoalan yang berkait-an dengan programpenelitian. Pengalaman-

nya sebagai Pimpro di era Pak DjokoSaid dan Pak Andi sebagai Kapus tentumembantu pria Bugis ini untuk ber-adaptasi dengan program penelitian.

Menikah dengan Herawati, PakHusni kini memiliki satu putra dan duaputri: Azhary Husni, Astria Hernisa, danAstari Haerunisa

Ir Sunihardi, MS

Pak Suni, panggilanakrab Ir Sunihardi MS,menduduki jabatanKasubbid Evaluasi pa-da 2007. Sebelumnya,Pak Suni Kasubbid PHPyang kini ditempati olehPak Hermanto yangjuga dari PHP. �Mungkin

Pak Suni sudah jenuh di PHP�, kataseorang pejabat eselon IV PuslitbangTanaman Pangan. Menikah dengan IrIkhwani dari Kelti Anjak PuslitbangTanaman Pangan, mantan staf BPHP inikini memiliki dua putri dan satu putra:Tentri, Fajar, dan Sabrina.

Hermanto, S.Sos

Lelaki berkumis kelahir-an Bukittinggi, SumateraBarat, ini dikenal sebagaipekerja keras dan betahduduk berlama-lama dikursi kerjanya �mem-plototi dan melurus-kan� redaksional tulisan

peneliti yang akan dipublikasi. �Sayapernah dimarahi peneliti karena �men-

Page 5: Berita Puslitbangtan No. 40 2008

9Berita Puslitbangtan 40 �Desember 2008

PENGHARGAAN

Empat Peneliti Tanaman Pangan Menerima

Penghargaan Ketahanan Pangan dari Pemerintah

Komitmen dan motivasi yang tinggi dalam menjalani tugasnya sebagai

peneliti dan teknisi telah mengantarkan empat peneliti dan dua teknisi

litkayasa tanaman pangan untuk mendapat penghargaan ketahanan

pangan tingkat nasional 2008 dari pemerintah.

Swasembada beras yang telahdicapai pada tahun 1984 ternyatatidak dapat bertahan lama karena

makin beragamnya kendala danmasalah yang dihadapi petani dalamberproduksi. Tapi pemerintah yakinbetul kalau sebagian dari masalahtersebut dapat dipecahkan melaluiinovasi teknologi dan bahkan keinginanuntuk meraih kembali swasembadaberas tampaknya sudah menjadikeputusan yang kuat.

Untuk mendukung keinginanpemerintah, Badan Litbang Pertaniansebagai lembaga penelitian terbesar diIndonesia telah memberikan kontribusiyang besar dalam pembangunanpertanian nasional dan terus berupayamemecahkan masalah pertanianmelalui penelitian dari berbagai aspek.Inovasi teknologi yang dihasilkan daripenelitian dikembangkan melalui ber-bagai program peningkatan produksi.Program Peningkatan Produksi BerasNasional (P2BN) yang diluncurkan sejak2007 berhasil meningkatkan produksipadi sebesar 4,96%. Peningkatan pro-duksi padi pada tahun 2008, menurutangka ramalan Badan Pusat Statistik,telah mengantarkan Indonesia untukkembali meraih swasembada beras. Halini tentu mempunyai implikasi yang luasbagi ketahanan pangan nasional.

Berangkat dari kenyataan itu,Departemen Pertanian memberikanpenghargaan ketahanan pangan

tingkat nasional tahun 2008 kepadasejumlah pihak yang telah memberiandil bagi ketahanan pangan, antara lainpeneliti dan teknisi litkayasa pertanian.Dari delapan peneliti dan empat teknisilitkayasa yang mendapat penghargaanitu, empat peneliti dan dua teknisi diantaranya berasal dari UPT lingkupPuslitbang Tanaman Pangan. Merekaadalah Prof Dr Baehaki SE, Dr Aan A.Darajat, dan Dr Sarlan Abdulrachmandari Balai Besar Penelitian TanamanPadi; Dr Sania Saenong, Riyadi, danArifuddin dari Balai Penelitian TanamanSerealia.

Prof Dr Baehaki SE

Sebagai peneliti hamatanaman di BB padi, ProfBaehaki telah memeta-kan biotipe hama we-reng coklat di berbagaidaerah dan menghasil-kan teknologi pengen-daliannya melalui uji

ketahanan dan pergiliran varietas. Selainitu Prof Baehaki juga telah menemukanTelenomus dignus, parasitoid peng-gerek batang padi, menentukanambang ekonomi hama tunggal danhama ganda tanaman padi, menemu-kan formulasi pengendalian hamaberdasarkan ambang ekonomi musuhalami, dan mengembangkan entomo-phagus insect.

Selain sebagai peneliti, Prof Baehakijuga dipercaya mengajar di FakultasPertanian Universitas PadjadjaranBandung, anggota Tim Peneliti IPM NetWork IRRI sejak 1987 sampai sekarang,anggota Tim Khusus Komisi Pestisida,dan anggota Tim Peneliti PengendalianHama Terpadu (PHT) Universitas GadjahMada.

Pada tahun 1994 Prof Baehakimenerima penghargaan dari MenteriNegara Perencanaan PembangunanNasional dan Ketua Badan PerencanaanPembangunan Nasional atas peran-sertanya dalam program pelatihan,pengembangan, dan penerapan PHTperiode 1989-1993. Penghargaan jugadiperolehnya dari Menteri Pertanianpada tahun 2002 atas jasanya dalampenemuan teknologi pengendalianhama wereng coklat, dan penghargaandari Presiden RI berupa SatyalencanaKarya Satya XX.

Lahir di Cianjur 60 tahun yang lalu,Prof BAehaki menikah pada tahun 1977dengan Dra Arifah, dan kini telahdikaruniai empat anak masing-masingbernama Mira Rachmawati Aisyah(alm), Nurul Azizah Shut, RahmillahAliyatin, dan Muhammad Abdarasyid.

Page 6: Berita Puslitbangtan No. 40 2008

11Berita Puslitbangtan 40 �Desember 2008

WORKSHOP PENULISAN

Workshop Penulisan Ilmiah Primer

Puslitbang Tanaman Pangan menyelenggarakan Workshop Penulisan Ilmiah

Primer di Bogor pada 2-3 November 2008 dan dihadiri oleh 30an peneliti dan

anggota redaksi dari BB Padi, Balitkabi, Balitsereal, Lolit Tungro, dan

Puslitbang Tanaman Pangan. �Dengan adanya workshop ini, redaksi jurnal

PP nantinya diharapkan kebanjiran tulisan layak terbit� kata Prof Dr

Suyamto, Kepala Puslitbang Tanaman Pangan.

Tulisan ilmiah primer yang terbit dijurnal penelitian merupakanbarometer kinerja peneliti. Tapi

hasil evaluasi terdahap tulisan ilmiahprimer yang terbit di jurnal penelitianlingkup Badan Litbang Pertanian me-nunjukkan rendahnya produktivitaspeneliti dalam menulis karya ilmiahpenelitian, rata-rata kurang dari satutulisan per peneliti per tahun. LaporanRedaksi Jurnal Penelitian PertanianTanaman Pangan (PP) juga menunjuk-kan sebagian tulisan ilmiah primer yangditerima redaksi memiliki kelemahan,baik substansi maupun sistematikapenyajian.

Dalam suatu pertemuan redaksi diBogor, ketika dimintai pendapatnyatentang rendahnya produktivitaspeneliti menulis karya ilmiah penelitian,Prof Dr Sumarno menyayangkan hal itu.�Mestinya tidak ada alasan untuk tidakmenulis�, ujar Pak Marno, panggilanakrab Prof Dr Sumarno. Menurut ProfDr Sumarno, tulisan ilmiah adalahcerminan dari profesionalisme peneliti.

Dalam Rapat Kerja PuslitbangTanaman Pangan di Malang, Jawa Timur,beberapa waktu yang lalu disinggungupaya yang diperlukan untuk me-nyelamatkan peneliti dari pemutusanjabatan fungsional. Data kepegawaiandi Puslitbang Tanaman Pangan memangmenunjukkan beberapa peneliti telahterputus jabatan fungsionalnya, kon-

sekuensi yang harus diterima jika tidakdapat memenuhi persyaratan sebagaipeneliti.

Salah satu upaya yang dapat dilaku-kan untuk menyelamatkan peneliti dariancaman pemutusan jabatan fung-sional adalah merangsang merekauntuk produktif menulis. Di antarabeberapa persyaratan yang harusdipenuhi peneliti dalam mengumpulkanangka kredit bagi kelanggengan jabatanfungsional, karya ilmiah penelitian yangdipublikasikan memang mendapatporsi yang cukup besar.

Berdasarkan fakta tersebut, Puslit-bang Tanaman Pangan menyelenggara-kan Workshop Penulisan Ilmiah Primerbagi peneliti, termasuk Tim Redaksi diunit pelaksana teknis penelitian dilingkungan Puslitbang Tanaman Pangan.

Diselenggarakan di Bogor pada tanggal2-3 November 2008, workshop inibertujuan untuk mengingatkan kem-bali peneliti dan tim redaksi di tingkatBalai Besar, Balit, dan Lolit tentangprosedur penulisan karya ilmiahpenelitian. Workshop dihadiri olehsejumlah peneliti, 10 di antaranya dariBB Padi, 8 dari Balitkabi, 7 dari Balitsereal,2 dari Lolit Tungro, dan 3 dari PuslitbangTanaman Pangan. Sebagai narasumberadalah Prof Dr Sumarno yang hinggasaat ini tetap produktif menulis.

Workshop tersebut mendapatapresiasi yang tinggi dari peserta. �Sayamendapat banyak pengetahuan dariworkshop ini� ujar salah seorang diantara mereka. Karena itu, KepalaPuslitbang Tanaman Pangan berencanaakan menyelenggarakan workshopserupa bagi peneliti yang lain (HMT).

Prof Dr Sumarno: tulisan ilmiahmerupakan cerminan dariprofesionalisme peneliti.

Page 7: Berita Puslitbangtan No. 40 2008