BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete...

16
Judul : Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control Tugas : Forum 9 BE dan GG Nama Mahasiswa : Purwono Sutoyo NIM : 55117110006 Dosen Pengampu : Prof. DR. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA Audit Internal telah berkembang dari sekadar profesi yang hanya memfokuskan diri pada masalah-masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki orientasi memberikan jasa bernilai tambah bagi manajemen, dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Namun saat ini audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas. Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas kontrol, kinerja, risiko, dan tata kelola (governance) perusahaan publik maupun privat. Aspek keuangan hanyalah salah satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan audit internal. Dulunya auditor pernah dianggap sebagai “lawan” pihak manajemen, sekarang auditor internal mencoba menjalin kerja sama yang produktif dengan klien melalui aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Ancaman terhadap posisi saing perusahaan baik yang muncul dari faktor- faktor lingkungan eksternal maupun faktor-faktor lingkungan internal merupakan risiko yang dihadapi oleh setiap perusahaan. Kemampuan untuk memperoleh laba dan kemampuan untuk bertahan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas dalam pengelolaan risiko tersebut. Perancangan dan implementasi Sistem Internal Control Berbasis COSO yang mampu mengelola risiko-risiko bisnis secara terintegrasi pada dasarnya merupakan bagian dari upaya seluruh komponen perusahaan di bawah komando Dewan Direksi dalam mengelola perusahaan (corporate governance), atau dengan kata lain pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance) sangat dipengaruhi oleh apakah system pengendalian intern yang dirancang telah mampu mengelola risiko-risiko bisnis secara memadai. GCG memberikan norma-norma dasar yang dapat dikembangkan kemudian oleh

Transcript of BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete...

Page 1: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

Judul : Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics

dan Good Corporete Governance setelah

mempelajari modul “Audit & Internal Control “

Tugas : Forum 9 BE dan GG

Nama Mahasiswa : Purwono Sutoyo

NIM : 55117110006

Dosen Pengampu : Prof. DR. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA

Audit Internal telah berkembang dari sekadar profesi yang hanya

memfokuskan diri pada masalah-masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang

memiliki orientasi memberikan jasa bernilai tambah bagi manajemen, dengan pusat

perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Namun saat ini

audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan

pusat perhatian yang lebih luas. Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang

mencakup pemeriksaan dan penilaian atas kontrol, kinerja, risiko, dan tata kelola

(governance) perusahaan publik maupun privat. Aspek keuangan hanyalah salah

satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan audit internal. Dulunya auditor pernah

dianggap sebagai “lawan” pihak manajemen, sekarang auditor internal mencoba

menjalin kerja sama yang produktif dengan klien melalui aktivitas-aktivitas yang

memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Ancaman terhadap posisi saing perusahaan baik yang muncul dari faktor-

faktor lingkungan eksternal maupun faktor-faktor lingkungan internal merupakan

risiko yang dihadapi oleh setiap perusahaan. Kemampuan untuk memperoleh laba

dan kemampuan untuk bertahan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas

dalam pengelolaan risiko tersebut. Perancangan dan implementasi Sistem Internal

Control Berbasis COSO yang mampu mengelola risiko-risiko bisnis secara

terintegrasi pada dasarnya merupakan bagian dari upaya seluruh komponen

perusahaan di bawah komando Dewan Direksi dalam mengelola perusahaan

(corporate governance), atau dengan kata lain pengelolaan perusahaan yang baik

(good corporate governance) sangat dipengaruhi oleh apakah system pengendalian

intern yang dirancang telah mampu mengelola risiko-risiko bisnis secara memadai.

GCG memberikan norma-norma dasar yang dapat dikembangkan kemudian oleh

Page 2: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

masing-masing perusahaan yang harus dipatuhi oleh manajemen dalam mengelola

perusahaan.

COSO (committee of sponsoring organizations) adalah kolaborasi sukarela

yang dibentuk untuk memperbaiki pelaporan keuangan melalui kombinasi dari

pengendalian dan standar tatakelola. COSO menjelaskan “pengendalian” mencakup

“elemen-elemen dari sebuah organisasi yang secara bersama mendukung orang-

orang dalam upaya mencapai tujuan organisasi”. Lingkungan pengendalian

mengacu pada isu budaya seperti integritas, nilai etis, kompetensi, filosofi, gaya

operasi. Standar COSO untuk pengendalian internal memindahkan audit, kepatuhan

dan tatakelola dari orientasi angka menjadi perhatian atas lingkungan organisasi.

Penting untuk mempengaruhi budaya dimana lingkungan pengendalian

berkembang dalam rangka memberikan dampak tidak hanya kepada para eksekutif

dan dewan, tetapi juga agar audit internal dan para professional untuk kepatuhan

untuk menjadi lebih akuntabel terhadap pengawalan finansial, menghasilkan

transparansi yang lebih besar, akuntabilitas yang lebih besar dan penekanan yang

lebih besar atas upaya pencegahan salah kelola. Bahkan, semua pengendalian yang

dapat kita implementasikan ini hanya memiliki sedikit nilai jikan tidak ada budaya

perusahaan terpadu untuk mendukungnya atau misi untuk memandunya.

Internal Control adalah suatu proses, melibatkan board of director,

manajemen, komite audit, internal audit dan seluruh anggota organisasi dan

memiliki tiga tujuan utama, yaitu: efektivitas dan efisiensi operasi, mendorong

kehandalan laporan keuangan dan dipatuhi hukum dan peraturan yang ada.”

Good Corporate governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input,

proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara

berbagai pihak yang kepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit

hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi

tercapainya tujuan perusahaan. GCG dimasukan untuk mengatur hubungan-

hubungan ini dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi

dapat diperbaiki dengan segera, Atau Corporate governance merupakan suatu

sistem terpadu yang saling berkaitan antara pihak berkepentingan yang dapat

menghasilkan tata kelola perusahaan yang baik bagi perusahaan itu sendiri

sehingga mendapatkan keuntungan yang diharapkan bagi perusahaan. Good

Page 3: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

Corporate Governance dihasilkan dari sebuah kerjasama yang baik antara pihak

manajemen dan akuntan.

Untuk menjaga agar sistem internal control ini benar-benar dapat

dilaksanakan, maka sangat diperlukan adanya internal auditor atau bagian

pemeriksaan intern. Fungsi pemeriksaan ini merupakan upaya tindakan

pencegahan, penemuan penyimpangan-penyimpangan melalui pembinaan dan

pemantauan internal control secara berkesinambungan. Bagian ini harus membuat

suatu program yang sistematis dengan mengadakan observasi langsung,

pemeriksaan dan penilaian atas pelaksanaan kebijakan pimpinan serta pengawasan

sistem informasi akuntansi dan keuangan lainnya.

Hubungan audit internal control dengan bisnik etik dan good governance

sangatlah penting karena Menjaga kekayaan organisasi, Memeriksa ketelitian dan

kebenaran data akuntansi, Mendorong efisiensi, Mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen. Selain itu bisnis etik dan good governance juga dapat berperan untuk

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,

mempengaruhi kesadaran pengendalain orang-orangnya. Lingkungan pengendalian

merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan

disiplin dan struktur.

Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan pengendalian antara lain:

Integritas dan Nilai Etik

Merupakan etika entitas yang dimiliki dan standar perilaku yang berlaku

serta bagaimana mereka mengkomunikasikan dan mengaplikasikan dalam

praktik.

Komitmen terhadap kompetensi

Kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas.

Dewan Direksi dan Komite Audit

Jajaran direktur yang efektif adalah yang independen terhadap manajemen.

Komite audit bertanggung jawab sebagai komunikator, baik bagi internal auditor

maupun eksternak auditor.

Gaya Manajemen dan Gaya Operasi

Page 4: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

Pemahaman dan aspek-aspek tentang filosofi manajemen dan gaya operasi

memberi auditor suatu pemahaman mengenai sikap manajemen terhadap

pengendalian intern.

Struktur Organisasi

Pemahaman struktur organisasi memberi gambaran bagi auditor mengenai

manajemen dan elemen-elemen fungsional dari bisnis dan bagaimana

pengendalian diimplementasikan.

Pemberian Wewenang dan Tanggung Jawab

Memberi pemahaman mengenai pengendalaian dan cara-cara yang digunakan

untuk pengendalian, perencanaan formal organisasi dan operasi, penugasan

karyawan dan kebijakan yang dimiliki entitas

Praktek dan Kebijakan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan aspek penting dalm pengendalian intern.

Pengendalian intern yang dikembangkan entitas berusaha untuk mengatur,

menjaga tindakan-tindakan yang dilakukan manusia dalam entitas.

Maka dari itu audit internal dan internal control yang efektif dapat

memberikan kepercayaan sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Demi

kepentingan pemegang saham maka perusahaan perlu memastikan kepada mereka

bahwa dana-dana tersebut digunakan secara tepat dan seefisien mungkin serta

memastikan bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan

perusahaan. Kepastian itu diberikan oleh sistem corporate governance.

Daftar Pustaka:

1. https://farizadlanblog.wordpress.com/2017/05/06/business-ethics-gg-audit-internal-control-serta-sistem-pengendalian-internal-spi/ (10 Nov’17, jam 16.30)

2. Modul perkuliahan UMB, Hapzi Ali, Business Ethic & GCG, Ethical decision

making, accounting and finance. 3. https://ovioktaviadewi.wordpress.com/2012/06/27/internal-control/ (11

Nov’17, jam 20.15)

4. http://agnisnovianinoor.blogspot.co.id/2017/05/forum-9-apa-hubungan-dan-pengaruh-pada.html (12 Nov’17, jam 21.15)

Page 5: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

Judul : 1) Apa yang saudara ketahui tentang Audit & Internal

Control

2) Bagaimanakah implementasi Sistem Audit dan Intenal

Control pada perusahaan saudara serta bagaimana pula

Sisem Pengendalian Internal (SPI) nya.

Tugas : Quiz 9 BE dan GG

Nama Mahasiswa : Purwono Sutoyo

NIM : 55117110006

Dosen Pengampu : Prof. DR. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA

1. Audit & Internal Control :

Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu

organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang

kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah

untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan

sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.

Audit Keuangan adalah audit terhadap laporan keuangan suatu entitas

(perusahaan atau organisasi) yang akan menghasilkan pendapat (opini) pihak

ketiga mengenai relevansi, akurasi, dan kelengkapan laporan-laporan tersebut.

Audit Operasional adalah pengkajian atas setiap bagian organisasi terhadap

prosedur operasi standar dan metode yang diterapkan suatu organisasi dengan

tujuan untuk mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan (3E).

Audit Ketaatan adalah proses kerja yang menentukan apakah pihak yang diaudit

telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak

yang berwenang.

Audit Investigatif adalah: 1. "Serangkaian kegiatan mengenali (recognize),

mengidentifikasi (identify), dan menguji (examine) secara detail informasi dan

fakta-fakta yang ada untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya dalam rangka

pembuktian untuk mendukung proses hukum atas dugaan penyimpangan yang

dapat merugikan keuangan suatu entitas (perusahaan/organisasi/negara/daerah)."

Page 6: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

2. "a search for the truth, in the interest of justice and in accordance with

specification of law" (di negara common law)

Jadi, audit itu adalah suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut:

1. Proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti

2. Informasi yang dapat diukur. Informasi yang dievaluasi adalah informasi

yang dapat diukur. Hal-hal yang bersifat kualitatif harus dikelompokkan

dalam kelompok yang terukur, sehingga dapat dinilai menurut ukuran yang

jelas, seumpamanya Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang Baik, dan Tidak Baik

dengan ukuran yang jelas kriterianya.

3. Entitas ekonomi. Untuk menegaskan bahwa yang diaudit itu adalah

kesatuan, baik berupa Perusahaan, Divisi, atau yang lain.

4. Dilakukan oleh seseorang (atau sejumlah orang) yang kompeten dan

independen yang disebut sebagai Auditor.

5. Menentukan kesesuaian informasi dengan kriteria penyimpangan yang

ditemukan. Penentuan itu harus berdasarkan ukuran yang jelas. Artinya,

dengan kriteria apa hal tersebut dikatakan menyimpang.

6. Melaporkan hasilnya. Laporan berisi informasi tentang kesesuaian antara

informasi yang diuji dan kriterianya, atau ketidaksesuaian informasi yang

diuji dengan kriterianya serta menunjukkan fakta atas ketidaksesuaian

tersebut.

Pengertian audit menurut para ahli:

Pengertian Audit Menurut A Statement of Basic Auditing Concepts atau yang

disingkat ASOBAC menyatakan

Audit merupakan sebuah proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi

bukti kejadian ekonomi secara objektif mengenai kebijakan serta aktivitas ekonomi

untuk menentukan tingkat kecocokan/kesesuaian antara pernyataan dengan

kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang

berkepentingan..

PSAK : 2006

Audit adalah suatu proses sistematis yang secara objektif memperoleh serta

mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang aktivitas ekonomi untuk lebih

Page 7: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

meyakinkan tingkat keterkaitan hubungan antara asersi atau pernyataan dengan

kenyataan kriteria yang sudah ditetapkan dan menyampaikann hasilnya kepada

pihak yang memiliki kepentingan.

Sukrisno Agoes : 1996:01

Audit merupakan suatu pemeriksaan terhadap laporan yang sudah disusun oleh

manajemen serta catatan catatan pembukuan disertai bukti bukti pendukung yang

dilakukan secara sistematik dan kritis oleh pihak yang independen, yang bertujuan

bisa memberikan suatu pendapat atas kewajaran laporan keuangan.

Arens dan Loebbecke : 1996:1

Arens dan Loebbecke memberikan definisi bahwa Audit adalah suatu proses

pengumpulan serta pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang bisa diukur

mengenai entitas bisnis yang dilakukan oleh pihak yang independen dan kompeten

untuk bisa menentukan serta melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria

yang sudah ditetapkan.

Internal Control:

Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol intern

didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia

dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi

mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan

suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu

organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan

(fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin

dan lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual

seperti merek dagang).

Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat

menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik

atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder)

lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat

digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi

Page 8: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

perusahaan. Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan secara

langsung dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan

laporan keuangan yang tepat serta menjamin ditaatinya atau dipatuhinya hukum

dan peraturan, hal ini disebut Pengendalian Intern, atau dengan kata lain bahwa

pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam

operasi perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal serta

menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.

Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan keandalan

laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian tujuan-

tujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada

tingkatan transaksi spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan

untuk mencapai suatu tujuan tertentu (mis. memastikan pembayaran terhadap

pihak ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan).

Prosedur pengedalian intern mengurangi variasi proses dan pada gilirannya

memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan. Pengendalian intern merupakan

unsur kunci pada Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) tahun 1977 dan Sarbanes-

Oxley tahun 2002 yang mengharuskan peningkatan pengendalian intern pada

perusahaan-perusahaan publik Amerika Serikat.

Tujuan Pengendalian Intern

Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen

perusahaan/organisasi/entitas agar:

Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.

Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya

Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan

sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi

tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta

menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam

perencanaan.

Elemen-elemen Pengendalian Intern

Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO)

memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian intern yang meliputi

Page 9: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penilaian Risiko (Risk Assesment),

Aktivitas Pengendalian (Control Procedure), Pemantauan (Monitoring), serta

Informasi dan Komunikasi (Information and Communication).

Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan

karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah

satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi

manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama

dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau

yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta

praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi

dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain.

Pengendalian internal vs pengendalian manajemen:

1. Pengendalian internal

a pengendalian manajemen terdiri dari pengendalian intern dan ekstern

b. lebih menekankan pd tujuan perusahaan dan menghubungkan

pengendallian manajemen untuk mencapai tujuan

c. meliputi produksi, transportasi dan riset perusahaan.

2. Pengendalian manajemen

a. mengendalikan terdiri dari pengendalian administratif dan pengendalian

akuntansi

b. menekankan pada pengendalian terhadap mengamankan aktiva

perusahaan dengan melakukan pecatatan akuntansi memadai

c. meliputi akuntansi meningkatkan efektifitas dan efisiensi dan taat pd

hukum yang berlaku.

COSO memperkenalkan lima komponen pengendalian intern sebagai pembaharuan

dari pengendalian manajemen, pengendalian manajemen lebih menekankan

terhadap prosedur, sementara pengendalian intern lebih menekankan peran

manusia/pelaku dibandingkan serangkaian prosedur.

Penilaian Risiko (Risk Assesment)

Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti

ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan

Page 10: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di

analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang

dapat meminimalkannya.

Prosedur Pengendalian (Control Activities)

Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga

menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi

terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal

sebagai berikut:

Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib.

Pelimpahan tanggung jawab.

Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.

Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.

Pemantauan (Monitoring)

Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan

serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor

dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen.

Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku

karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.

Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan

pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha.

Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas

pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering

melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas

laporan keuangan.

Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari

pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian,

penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen

Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum

dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.

Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat

menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa

Page 11: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan

eksternal.

2. Implementasi Sistem Audit dan Intenal Control pada perusahaan saya

bekerja serta bagaimana Sistem Pengendalian Internal (SPI) nya, dapat

dijelaskan sbb:

GlobalTV atau GTV sebagai bagian dari MNC Media Group dalam menjalankan

proses audit dipimpin oleh Bapak Harangan Pokki Pangaribuan yang ditunjuk

berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.021/IP-GGOD/MCOM/XI/2015 dan telah

dilaporkan kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) berdasarkan surat No. 100-OJK/MNC-CS/INT/XII/2015 tertanggal 4

Desember 2015.

Sesuai dengan Piagam Unit Audit Internal Perseroan, secara garis besar tugas dan

tanggung jawab Unit Audit Internal antara lain:

Menyusun serta melaksanakan rencana audit internal tahunan

Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan sistem pengendalian internal dan

manajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan

Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang

keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran,

teknologi informasi, dan kegiatan lainnya

Melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap peraturan perundangan terkait.

Memberi saran perbaikan dan informasi yang objektif mengenai kegiatan

yang diperiksa pada seluruh tingkat manajemen.

Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada

Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

Memantau, menganalisa dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut

perbaikan yang telah disarankan.

Bekerja sama dengan Komite Audit/ mendukung pelaksanaan tugas Komite

Audit.

Menyusun program untuk mengevaluasi mutu Audit Internal.

Page 12: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Penugasan audit dilakukan dengan menggunakan pendekatan risiko (risk based

audit) dan berpegang teguh pada kode etik profesi, mengacu pada International

Standards for The Professional Practices of Internal Auditing yang dibuat oleh The

Institute of Internal Auditors, antara lain mencakup integritas, objektifitas,

kerahasiaan, dan kompetensi.

Di tahun 2015, Unit Audit Internal telah menjalankan penugasan audit sesuai

dengan rencana pemeriksaan tahun 2015, yang meliputi seluruh unit usaha. Total

penyelesaian penugasan sebanyak 40 penugasan audit yang mencakup aktivitas

pemeriksaan operasional (40%), pemeriksaan finansial (23%) dan project (37%).

Untuk mendukung koordinasi antara Perseroan sebagai induk perusahaan dengan

unit-unit usaha, di samping proses supervisi selama proses penugasan, Unit Audit

Internal secara berkala melakukan rapat bulanan untuk membahas proses audit di

semua unit usaha, rapat bulanan dengan Direksi, serta rapat kuartalan dengan

Komite Audit.

Laporan hasil pemeriksaan beserta rekomendasi perbaikannya telah

disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi dalam pertemuan kuartalan.

Pengawasan atas pelaksanaan rencana tindak lanjut dari pemilik proses terkait

dengan temuan Unit Audit Internal dilakukan setiap bulan untuk memastikan telah

dilakukan tindak perbaikan.

Pada perusahaan tempat saya bekerja, direksi melakukan evaluasi

efektivitas pengendalian internal melalui Unit Audit Internal dan Auditor Eksternal.

Dalam upaya meningkatkan pengendalian internal Perseroan, seiring dengan

semakin berkembangnya bisnis dan kegiatan operasional Grup, di akhir tahun 2015

Perseroan memulai proyek Compliance & Control Self Assessment (CCSA). Pada

saat proyek diimplementasikan, diharapkan Unit Usaha dapat membantu Grup

dalam mengantisipasi risiko-risiko, terutama untuk risiko yang memiliki dampak

material pada Perseroan.

Implementasi Sistem Pengendalian Internal (SPI) pada MNC Media Group

Sistem pengendalian internal bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi operasional, kelayakan atas laporan keuangan, serta kepatuhan terhadap

Page 13: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

peraturan perundangan yang berlaku dan kebijakan manajemen yang telah

ditetapkan. Dalam kegiatan sehari-hari sistem pengendalian internal ditujukan

untuk menjaga keamanan aset Perseroan serta memastikan keakuratan data

Perseroan yang menjadi sumber informasi penting dalam pengambilan keputusan.

Sistem pengendalian internal diwujudkan melalui formalisasi kebijakan dan

prosedur Perseroan oleh Group Corporate Policy Division (GCP) yang dilakukan

melalui kajian dan persetujuan sampai dengan tingkat otorisasi yang telah

ditetapkan. Kebijakan dan prosedur Perseroan dikelompokkan ke dalam 5 (lima)

kategori, yaitu finansial, operasional, produksi, dan program, penjualan serta

pemasaran dan SDM.

Sistem pengendalian internal juga diwujudkan dalam beberapa langkah

Perseroan antara lain sebagai berikut:

• Penerapan nilai, etika, integritas karyawan yang diformalisasikan dalam code of

conduct yang dapatdiakses oleh seluruh karyawan melalui media intranet (portal)

Perseroan.

• Penggunaan program komputer yang terintegrasi dalam transaksi keuangan dan

operasional (penjualan, programming dan sumber daya manusia).

• Dijalankannya fungsi supervisi oleh atasan masing-masing pihak terkait.

• Adanya pemisahan fungsi maker, checker dan approval sesuai tugas, tanggung

jawab dan kewenangan dalam struktur organisasi Perseroan dan unit usaha.

Direksi melakukan evaluasi efektivitas pengendalian internal melalui Unit Audit

Internal dan Auditor Eksternal.

Dalam upaya meningkatkan pengendalian internal Perseroan, seiring dengan

semakin berkembangnya bisnis dan kegiatan operasional Grup, di akhir tahun 2015

Perseroan memulai proyek Compliance & Control Self Assessment (CCSA). Pada

saat proyek diimplementasikan, diharapkan Unit Usaha dapat membantu Grup

dalam mengantisipasi risiko-risiko, terutama untuk risiko yang memiliki dampak

material pada Perseroan.

Page 14: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

Sistem Manajemen Risiko

Sistem manajemen risiko Perseroan diterapkan guna mengevaluasi efektivitas

lingkungan internal, penetapan tujuan, identifikasi kegiatan, penilaian risiko,

pengelolaan risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, pengawasan.

Strategi yang dapat diterapkan dalam pengelolaan risiko adalah dengan cara

membagi risiko, menghindari risiko, mengurangi tingkat risiko melalui sistem

pengendalian internal, atau menerima risiko yang ada. Risiko-risiko utama yang

dihadapi oleh Perseroan pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:

RISIKO EKSTERNAL

• Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan: Risiko akibat perubahan terhadap

kebijakan dan peraturan baik yang dikeluarkan oleh Perseroan, Pemerintah,

maupun pihak berwenang lainnya.

• Perubahan orientasi pelanggan: Risiko akibat perubahan orientasi pelanggan atau

pemirsa.

• Perkembangan teknologi dan pesaing baru: Risiko akibat teknologi atau pesaing

baru.

• Keluhan pelanggan: Risiko akibat keluhan atau ketidakpuasan pelanggan.

RISIKO INTERNAL

• Kesalahan proses: Risiko akibat kesalahan proses.

• Kegagalan melindungi aset: Risiko akibat adanya kelemahan dalam manajemen

aset.

• Kegagalan produksi: Risiko akibat kesalahan atau penyalahgunaan sistem dan

kegagalan produksi.

• Distribusi rendah: Risiko akibat kegagalan atau rendahnya distribusi hasil

produksi kepada konsumen.

Selama tahun 2015 sistem manajemen risiko berlangsung efektif dengan

melakukan beberapa pencegahan, antara lain:

Page 15: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

• Mematuhi perubahan atau adanya undang-undang dan peraturan Pemerintah

yang baru baik di industri media maupun perpajakan.

• Memantau selera pasar dengan mengevaluasi program-program berdasarkan

hasil riset dari The Nielsen Company mengenai rating.

• Menjaga kualitas dan kesinambungan kegiatan operasional sehari-hari Perseroan

dengan melakukan:

- Pembuatan kebijakan yang terpusat untuk menjaga konsistensi dan

keseragaman prosedur di setiap proses bisnis di semua unit usaha Perseroan.

- Proses pengambilan keputusan berdasarkan matrix approval yang diketahui

oleh Manajemen Perseroan, dan Koordinasi antara setiap unit usaha dalam

pengembangan dan pengaturan SDM Proses audit berbasis risiko.

- Peningkatan pemantauan unit usaha terkait atas kepatuhan dalam kegiatan

operasional pengembangan sistem manajemen kebijakan dan prosedur

melalui intranet dan jaringan Web.

• Melakukan efisiensi melalui perbaikan proses, serta mendukung implementasi dan

proyek transformasi bisnis melalui:

- Peningkatan proses kerja dan pengendalian proses melalui sistem yang

djalankan secara terpusat.

- Eliminasi pelaksanaan kerja secara manual dan meningkatkan pelaksanaan

kerja secara otomatisasi untuk mempercepat proses melalui sistem yang

terintegrasi.

- Menurunkan risiko dengan memastikan proses governance berjalan dan

mengurangi kesalahan atau eror data manual.

- Mempersiapkan rencana pengembangan yang akurat dan

merekomendasikannya pada isu bisnis yang berulang.

- Meningkatkan efisiensi dan kualitas kerja dengan mendukung integrasi tenaga

kerja serupa pada unit yang berbeda.

Demikian penjelasannya. Terimakasih.

Page 16: BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance setelah mempelajari modul “Audit & Internal Control “, Universitas

Daftar Pustaka:

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Audit (11 Nov’17, jam 18.45) 2. http://nichonotes.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-audit.html (11 Nov’17,

jam 18.55) 3. https://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern (11 Nov’17, jam 19.28)

4. http://mnc.co.id/bod-iau/id#content (12 Nov’17, jam 22.38) 5. http://mnc.co.id/bod-ics/id#content (12 Nov’17, jam 22.45)