BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

19
TUGAS INDIVIDU BUSSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE DOSEN : PROF. DR. IR. HAPZI ALI, MM, CMA Etika Bisnis Perusahaan Asuransi Terutama di PT AIA Financial Disusun oleh : Stanlay Hitipeuw ( 55116120216 ) PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MERCU BUANA 2017

Transcript of BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

Page 1: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

TUGAS INDIVIDU

BUSSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE

DOSEN : PROF. DR. IR. HAPZI ALI, MM, CMA

Etika Bisnis Perusahaan Asuransi Terutama di PT AIA Financial

Disusun oleh :

Stanlay Hitipeuw ( 55116120216 )

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2017

Page 2: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

Abstrak

Banyak perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika,

yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati

kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat

menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan

menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi

moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Untuk kali ini PT AIA Financial akan dijadikan sebagai contoh bagaimana penerapan

etika bisnis di perusahaan asuransi di Indonesia dan apa saja yang menjadi saran dan

rekomendasi untuk perkembangannya kedepan.

Page 3: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

1. LATAR BELAKANG

Dunia bisnis semakin berkembang, dan tentunya banyak faktor yang mempengaruhi

dan menentukan kegiatan berbisnis. Sudah bukan rahasia lagi, bahwa dalam kegiatan

berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan tidak merugikan banyak

pihak. Jadi, dalam kegiatan berbisnis ada kepentingan dan hak-hak orang lain perlu

diperhatikan.

Etika dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan

hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama

jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang

menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga

bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan

perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.

Penerapan Etika dalam berbisnis yang salah, menghasilkan bisnis yang tidak sehat

juga. Untuk itulah mengapa etika dalam berbisnis ini adalah salah satu yang tidak boleh

dikesampingkan dalam berbisnis, supaya terjadi persaingan bisnis yang sehat dan juga

antara pihak yang satu dengan yang lainnya tidak ada yang dirugikan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

• Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno "ethikos" berarti " timbul dari kebiasaan yang

adalah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai

atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika

mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan

tanggung jawab.

Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan

kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Akhlak (Arab),

berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.

Aristoteles : Mengemukakan etika kedalam dua pengertian yakni

: TerminiusTechnicus & Manner and Custom. Terminius Technicus

ialah etika dipelajari sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari

suatu problema tindakan atau perbuatan manusia. Sedangkan yang

kedua yaitu, Manner and Custom ialah suatu pembahasan etika yang

Page 4: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

terkait dengan tata cara & adat kebiasaan yang melekat dalam kodrat

manusia (in herent in human nature) yang sangat terikat dengan arti

“baik & buruk” suatu perilaku, tingkah laku atau perbuatan manusia.

Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam

berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Drs. Sidi Gajalba dalam Sistematika Filsafat : etika adalah teori tentang tingkah

laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan

buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

Menurut KBBI : Etika ialah ilmu tentang baik dan buruknya perilaku, hak dan

kewajiban moral, sekumpulan asa atau nila-nilai yang berkaitan

dengan akhlak, nilai mengenai benar atau salahnya perbuatan atau

perilaku yang dianut masyarakat.

• Pengertian Bisnis

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa

kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata

bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam

konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan

aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Pengertian Bisnis menurut Haney adalah dapat didefinisikan sebagai aktivitas

manusia yang dihubungkan dengan produksi ataupun memperoleh kekayaan melalui

pembelian dan penjualan barang.

Pengertian Bisnis menurut Hooper bahwa bisnis adalah Segala dan keseluruhan

kompleksitas yang ada pada berbagai bidang seperti penjualan (commerce) dan

industri, industri dasar, processing, dan industri manufaktur dan jaringan, distribusi,

perbankkan,insuransi, transportasi, dan seterusnya yang kemudian melayani dan

memasuki secara utuh (which serve and interpenetrate) dunia bisnis secara

menyeluruh.

Page 5: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

Pengertian bisnis menurut Urwick dan Hunt bahwa bisnis adalah segala

perusahaan yang membuat, mendistribusikan, ataupun menyediakan segala barang

ataupun jasa yang dibutuhkan oleh anggota masyarakat lainnya serta bersedia dan

mampu untuk membeli atau membayarnya.

Pengertian bisnis menurut Prof.Owen bahwa bisnis adalah sebuah perusahaan

yang berhubungan dengan produksi dan distribusi barang-barang untuk dijual ke

pasaran ataupun memberikan harga pada setiap jasanya.

Pengertian bisnis menurut Prof.L.R.Dicksee bahwa bisnis adalah suatu bentuk

aktivitas yang utamanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan bagi yang yang

mengusahakan atau yang berkepentingan dalam terjadinya aktivitas tersebut.

Menurut Mc Naughton, pengertian bisnis adalah pertukaran barang-barang, uang

ataupun jasa untuk keuntungan mutual.

• Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup

seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat.

Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku

karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan

pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

Menurut Velasques pengertian etika bisnis adalah merupakan studi yang

dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada

standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.

Hill dan Jones: Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah

dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika

mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan

masalah moral yang kompleks.

Page 6: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

Menurut SIM etika bisnis adalah istilah filosofis yang berasal dari “etos,” kata

Yunani yang berarti karakter atau kustom. Definisi erat dengan kepemimpinan yang

efektif dalam organisasi, dalam hal ini berkonotasi kode organisasi menyampaikan

integritas moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan kepada masyarakat.

• Perkembangan Etika Bisnis

Perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000):

1) Situasi Dahulu Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf

Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia

bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan

kegiatan niaga harus diatur.

2) Masa Peralihan: tahun 1960-an ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan

otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis),

penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian

pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan

mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik

yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.

3) Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat dalam

memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap

sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia

bisnis di AS.

4) Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis

sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat

forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang

disebut European Business Ethics Network (EBEN).

5) Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an tidak terbatas lagi

pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah

didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE)

pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.

Etika bisnis dapat dikatakan baru berkembang dalam satu dua dasawarsa

terakhir ini. Jika dibandingkan dengan etika khusus lainnya sebagai cabang etika

terapan, seperti etika politik, dan kedokteran, etika bisnis dirasakan masih sangat

Page 7: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

baru. Dengan semakin gencarnya pembicaraan mengenai etika bisnis di masyarakat

bersama dengan hidupnya kegiatan bisnis di negera kita, mulai disadari bahwa etika

bisnis perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar, khususnya dalam kerangka

perilaku bisnis di Indonesia.

Disadari bahwa tuntutan dunia bisnis dan manajemen dewasa ini semakin

tinggi dan keras yang mensyaratkan sikap dan pola kerja yang semakin profesional.

Persaingan yang makin ketat juga juga mengharuskan pebisnis dan manajer untuk

sungguh-sungguh menjadi profesional jika mereka ingin meraih sukses. Namunyang

masih sangat memprihatinkan di Indonesia adalah bahwa profesi bisnis belum

dianggap sebagai profesi yang luhur. Hal ini disebabkan oleh pandangan masyarakat

yang menganggap bahwa bisnis adalah usaha yang kotor. Itulah sebabnya bisnis

selalu mendapatkan konotasi jelek, sebagai kerjanya orang-orang kotor yang

disimbolkan lintah darat yaitu orang yang mengeruk keuntungan secara tidak halal

menghisap darah orang lain. Kesan dan sikap masyarakat seperti ini sebenarnya

disebabkan oleh orang-orang bisnis itu sendiri yang memperlihatkan citra negatif

tentang bisnis di masyarakat. Banyak pebisnis yang menawarkan barang tidak

bermutu dengan harga tinggi, mengakibatkan citra bisnis menjadi jelek. Selain itu

juga banyak pebisnis yang melakukan kolusi dan nepotisme dalam memenangkan

lelang, penyuapan kepada para pejabat, pengurangan mutu untuk medapatkan laba

maksimal, yang semuanya itu merupakan bisnis a-moral dan tidak etis dan

menjatuhkan citra bisnis di Indonesia.

Rusaknya citra bisnis di Indonesia tersebut juga diakibatkan adanya pandangan

tentang bisnis di masyarakat kita, yaitu pandangan praktis-realistis dan bukan

pandangan ideal. Pandangan praktis-realistis adalah pandangan yang bertumpu pada

kenyataan yang berlaku umum dewasa ini. Pandangan ini melihat bisnis sebagai

suatu kegiatan di antara manusia untuk memproduksi, menjual dan membeli barang

dan jasa untuk memperoleh keuntungan. Pada pandangan ini ditegaskan secara jelas

bahwa tujuan dari bisnis adalah mencari laba. Bisnis adalah kegiatan profit making,

bahkan laba dianggap sebagai satu-satunya tujuan pokok bisnis. Dasar pemikiran

mereka adalah keuntungan itu sah untuk menunjang kegiatan bisnis itu. Tanpa

keuntungan bisnis tidak mungkin berjalan. Friedman dalam De George (1986)

menyatakan bahwa dalam kenyataan keuntunganlah yang menjadi satu-satunya

motivasi dasar orang berbisnis. Karena orang berbisnis inginmencari keuntungan,

Page 8: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

maka orang yang tidak mau mencari keuntungan bukan tempatnya di bidang bisnis.

Inilah suatu kenyataan yang tidak bisa disangkal. Lain halnya dengan pandangan

ideal, yaitu melakukan kegiatan bisnis karena dilatarbelakangi oleh idealisme yang

luhur.

Menurut pandangan ini bisnis adalah suatu kegiatan di antara manusia yang

menyangkut memproduksi, menjual dan membeli barang dan jasa untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat. Dasar pemikiran mereka adalah pertukaran timbal balik

secara fair, di antara pihak-pihak yang teribat. Maka yang ingin ditegakkan adalah

keadilan kumulatif dan keadilan tukarmenukar yang sebanding. Konosuke Matsushita

dalam Lee dan Yoshihara (1997) yang menyatakan bahwa tujuan bisnis sebenarnya

bukanlah mencari keuntungan, melainkan untuk melayani masyarakat. Sedangkan

keuntungan adalah simbol kepercayaan masyarakat atas kegiatan bisnis yang kita

lakukan. Fokus perhatian bisnis adalah memberi pelayanan dan pemenuhan

kebutuhan masyarakat dan kita akan memperoleh keuntungan dari pelayanan

tersebut. Pandangan bisnis ideal semacam ini, bisnis yang baik selalu memiliki misi

tertentu yang luhur dan tidak sekedar mencari keuntungan. Misi itu adalah

meningkatkan standar hidup masyarakat, dan membuat hisup manusia menjadi lebih

manusiawi melalui pemenuhan kebutuhan secara etis.

Melihat pandangan bisnis di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa etika bisnis

di Indonesia masih jelek. Citra jelek tersebut disebabkan oleh pandangan pertama

yang melihat bisnis hanya sebagai sekedar mencari keuntungan. Tentu saja mencari

keuntungan sebagaimana dikatakan di atas. Hanya saja sikap yang timbul dari

kesadaran bahwa bisnis hanya mencari keuntungan telah mengakibatkan perilaku

yang menjurus menghalalkan segala cara demi mencari keuntungan yang sebesar-

besarnya tanpa mengindahkan nilai-nilai manusiawi lainnya seperti adanya

persaingan tidak sehat, monopoli, kecurangan, pemalsuan, eksploitasi buruh dan

sebagainya. Keuntungan adalah hal yang baik dan perlu untuk menunjang kegiatan

bisnis selanjutnya, bahkan tanpa keuntungan, misi luhur bisnis pun tidak akan

tercapai. Persoalan dihadapi di sini adalah bagaimana mengusahakan agar

keuntungan yang diperoleh itu wajar-wajar saja, karena yang utama adalah melayani

dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan tidak merugikan pihakpihak yang

terkait dalam bisnis ini. Perkembangan etika bisnis di Indonesia yang demikian itu,

nampaknya hingga sekarang masih jauh dari harapan.

Page 9: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

• Tujuan dan Fungsi Etika Bisnis

Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan

batasan-batasan para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak

melakukan monkey business atau dirty business yang bisa merugikan banyak pihak

yang terkait dalam bisnis tersebut.

Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen

bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang

mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau

citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat.

Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya membawa serta

tanggungjawab etis bagi pelakunya

Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika

untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks.

Etika bisnis merupakan etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang

di Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi

moral perilaku manusia dan peraturan-peraturan yang mempunyai profesi di bidang

bisnis dan manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha

untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan

ekonomi antar manusia. Secara terperinci, Richard T.de George menyebut bahwa

etika bisnis menyangkut empat kegiatan sebagai berikut:

a) Penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan prinsi-

prinsip etika bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah suatu keputusan atau

tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak.

Dengan demikian etik bisnis membantu pra pelaku bisnis untuk mencari cara guna

mencegah tindakan yang dinilai tidak etis.

b) Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada

dunia bisnis, tetapi juga metematika. Dalam hubungan ini, etika bisnis mengkaji

apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada organisasi

atau perusahaan bisnis. Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah perusahaan

mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak.

Page 10: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

c) Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan mengenai

bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada

umumnya dan sistem ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah keadilan

sosial, hak milik, dan persaingan.

d) Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi

perusahaan multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain- lain.

Fungsi Etika Bisnis :

Untuk menjalankan etika bisnis tentu kita akan mendapatkan nilai plus atau

keuntungan sendiri bagi sebuah perusahaan, baik itu dalam jangka yang panjang

ataupun untuk jangka pendek.

Fungsi etika bisnis buat kita, yakni bisa mengurangi dana yang disebabkan dari

pencegahan yang mungkin bisa berakibat fatal seperti friksi atau bahkan

perpecahan. Baik itu intern itu sendiri maupun ekstern.

Terlebih lagi, di dalam dunia bisnis untuk menerapkan etika bisnis selalu

berfungsi, seperti membangkitkan motivasi pekerja agar terus selalu meningkat,

dan melindungi prinsip dalam kebebasan berdagang atau untuk berniaga serta

dapat menciptakan keunggulan dalam bersaing.

Biasanya, tidakan perusahaan yang kurang etnis bisa jadi akan membuat

seorang konsumen menjadi terpancing dan pada akhirnya memunculkan sebuah

emosi atau tindakan untuk membalas.

Misal, adanya larangan untuk beradarnya suatu produk, gerakan pemboikotan,

dan golongannya. Maka yang akan terjadi dari semua ini adalah penurunan nilai

jual dan juga perusahaan akan jelek.

Dari permaslahan tadi tentu sangat berbeda dengan perusahaan yang

menghargai dan menerapkan etika bisnis, pasti akan mendapatkan nilai plusnya

tersendiri.

Page 11: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

Prinsip-prinsip Etika Bisnis :

1. Prinsip otonomi

Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki

wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan

visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus

diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi

pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.

2. Kesatuan (Unity)

Adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep yang memadukan

keseluruhan aspek aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial

menjadi keseluruhan yang homogen,serta mementingkan konsep konsistensi

dan keteraturan yang menyeluruh.

3. Kehendak Bebas (Free Will)

Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis,tetapi kebebasan

itu tidak merugikan kepentingan kolektif.Kepentingan individu dibuka

lebar.Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia

untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.

4. Kebenaran (kebajikan dan kejujuran)

Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari

kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran.Dalam

konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat,sikap dan perilaku benar

yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh

komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan

keuntungan. Dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis sangat menjaga

dan berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak

yang melakukan transaksi ,kerjasama atau perjanjian dalam bisnis.

5. Prinsip keadilan / Keseimbangan (Equilibrium)

Page 12: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem

bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya,

pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.

6. Prinsip hormat pada diri sendiri

Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak

berniat jahat dan prinsip keadilan.

7. Tanggung jawab (Responsibility)

Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia

karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. untuk

memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu

mempertanggungjawabkan tindakannya. secara logis prinsip ini berhubungan

erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas

dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang

dilakukannya.

• Perusahaan PT AIA Financial

PT. AIA FINANCIAL (AIA) merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa

terkemuka di Indonesia dan merupakan perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar di

dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Pada tahun 2009, PT AIG Life berubah nama menjadi PT AIA Financial

Berdasarkan surat nomor 042/LGL-AIGL/Srt/V/2009 tanggal 27 Mei 2009. dan

sesuai Salinan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT AIG Life nomor 35

tanggal 29 April 2009 yang dibuat oleh notaris Merryana Suryana, SH dan disetujui

oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Keputusan Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU – 21773.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 19 Mei

2009 menyatakan bahwa surat Menteri Keunagan nomor S-078/MK.5/2005 tanggal 1

Februari 2005 berlaku untuk nama baru PT. AIA Financial yang sebelum nya PT

AIG Life.

AIA di Indonesia merupakan anak perusahaan AIA Group. AIA menawarkan

berbagai produk asuransi, termasuk asuransi dengan prinsip Syariah, yang meliputi

asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, asuransi yang dikaitkan

Page 13: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

dengan investasi, program kesejahteraan karyawan, program pesangon, dan program

Dana Pensiun (DPLK). Produk-produk tersebut dipasarkan oleh lebih dari 10.000

tenaga penjual berpengalaman dan profesional melalui beragam jalur distribusi

seperti keagenan, Bancassurance dan Corporate Solutions (Pension & Employee

Benefits).

Berdasarkan Laporan Kinerja Tahunan Asuransi Jiwa Indonesia 2014 :

- AIA menempati peringkat kedua perusahaan asuransi jiwa di Indonesia dalam hal

Total Weighted Premium Income (TWPI) dengan pangsa pasar 10,3 persen. TWPI

AIA tahun 2014 bertumbuh sebesar 23 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp8,1

triliun.

- AIA juga tercatat sebagai tiga besar perusahaan asuransi jiwa di Indonesia untuk

perolehan New Business Total Weighted Premium Income (NBTWPI) dengan

pangsa pasar 8,5 persen. AIA mencatat pertumbuhan NBTWPI sebesar 10 persen

menjadi Rp2,3 triliun di 2014.

3. METODE

• Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian adalah Perusahaan Asuransi di Indonesia terkhusus

di PT AIA Financial.

• Teknik Pengambilan Data

Menggunakan studi kepustakaan dengan mengambil dan mencantumkan beberapa

referensi dari kutipan buku, internet maupun tulisan-tulisan di internet.

4. HASIL DAN DISKUSI

Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan

datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisi. Setiap

ramalan yang dilakukan tidak akan lepas dari kesalahan perhitungan yang telah

dilakukan. Penyebab melesetnya hasil ramalan karena dimasa yang akan datang penuh

dengan ketidak pastian bahkan untuk hal-hal tertentu sama sekali tidak dapat

Page 14: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu dimasa yang

akan datang hanya dapat direka – reka semata.

Risiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya

kematian, sakit atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis risiko yang

dihadapi dapat berupa risiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau

risiko lainnya. Oleh karena itu, setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi

sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.

Untuk mengurangi risiko yang tidak kita inginkan dimasa yang akan datang,

seperti risiko kehilangan , risiko kebakaran, risiko macetnya pinjaman kredit bank atau

risiko lainnya, maka diperlukna perusahaan yang mau menanggung risiko tersebut.

Adalah perusahaan asuransi yang mau dan sanggup menanggung setiap risiko yang bakal

dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun bada usaha. Hal ini disebabkan perusahaan

asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggungan terhadap risiko

yang akan dihadapi oleh nasabahnya.

Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara

mengalihkan / mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain, dalam hal ini

adalah kepada perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan aturan-aturan

hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku secara universal, yang dianut oleh pihak pertama

maupun pihak lain.

Di Indonesia pengertian Asuransi menurut Undang – Undang No 1 Tahun 1992 tentang

Usaha Asuransi adalah sebagai berikut :

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,

dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung karena kerugian,

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum

kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu

peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan

atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima

risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan : ini

adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi.

Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada "penanggung untuk risiko yang

Page 15: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh penanggung untuk dana yang

bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.

Sedangkan menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa:

“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang

penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu

premi, untuk penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan

keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa

yang tidak tentu”.

Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu :

1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak

penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.

2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan)

kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi

sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.

3. Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).

4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa

yang tak tertentu.

Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk

perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata,

namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat untung-

untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata. Menurut Pasal 1774

KUH Perdata yaitu :

“Suatu persetujuan untung–untungan (kans-overeenkomst) adalah suatu perbuatan

yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara

pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”.

Dalam perjanjian asuransi dimana tertanggung dan penanggung mengikat

suatu perjanjian tentang hal dan kewajiban masing – masing. Perusahaan asuransi

membebankan sejumlah premi yang harus dibayar tertanggung premi yang harus dibayar

sebelumnya sudah ditaksirkan dulu atau diperhitungkan dengan nilai resiko yang akan

dihadapi. Semakin besar resiko, semakin besar premi yang harus dibayar dan sebaliknya.

Page 16: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

Perjanjian asuransi tertuang dalam polis asurasi, dimana disebutkan sarat –

sarat, hak – hak, kewajiban masing – masing pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan

dan jangka waktu asuransi. Jika dalam masa pertanggungan terjadi resiko, pihak asuransi

akan membayar sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat dan ditandatangani bersama

sebelumnya.

Dalam bahasa Belanda kata asurasi desebut Assurantie yang terdiri dari kata

“assuradeur” yang berarti penanggungan dan“geassureerde” yang berarti tertanggung.

Kemudian dalam bahasa Prancis disebut “Assurance” yang berarti menganggung sesuatu

yang pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa latin disebut “Assecurare” yang berarti

menyakinkan orang. Selanjutnya bahasa Inggris kara asuransi disebut ”Insurance” yang

berarti menaggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan“Assurance”

yang berarti menganggung sesuatu yang pasti terjadi.

Adapun pengertian asuransi menurut beberapa pakar ilmu, diantaranya :

1. Definisi asuransi menurut Prof. Mehr dan Cammack :

"Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko keuangan, dengan

cara pengumpulan unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai, untuk

membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang

dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung".

2. Definisi asuransi menurut Prof. Mark R. Green:

"Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko,

dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah obyek

yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh

dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu".

3. Definisi asuransi menurut C.Arthur William Jr dan Richard M. Heins, yang

mendefinisikan asuransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu:

"Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang dilakukan

oleh seorang penanggung dan asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana

dua atau lebih orang atau badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi

kerugian finansial".

Page 17: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas kiranya mengenai definisi asuransi yang

dapat mencakup semua sudut pandang :

"Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada

perekonomian, dengan cara manggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang

sama atau hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya

dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara

proposional oleh semua pihak dalam gabungan itu".

Produk asuransi memang banyak diminati masyarakat terkait fungsi dari asuransi itu

sendiri. Namun tanpa disadari sebenarnya asuransi bukan merupakan bisnis yang simple,

yakni dengan membayar premi, maka kemudian kita dapat mengajukan klaim suatu saat

tanpa adanya suatu proses. Adapun beberapa hal yang seharusnya perlu diperhatikan oleh

kedua belah pihak yang terlibat antara lain :

1. Tanggung jawab dari pihak asuransi yakni memberikan penjelasan yang sejelas

jelasnya kepada calon nasabah terkait asuransi yang ditawarkan

2. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”, yakni jika nasabah memerlukan

bantuan, pihak asuransi tetap memberikan pelayanan yang baik, seperti halnya ketika

menawarkan produk asuransi

3. Mampu menyatakan yang benar itu benar, dalam hal ini nasabah selaku orang yang

melakukan klaim harus memberikan data yang sesuai (tidak ada yang disembunyikan)

4. Menumbuhkan sikap saling percaya antara perusahaan asuransi dan para nasabah

5. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama

6. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah

disepakati

Contoh dalam kasus Bakrie Life dan Asuransi kecelakaan Dul anaknya Ahmad Dhani,

bahwa edukasi atau memberikan penjelasan dengan selengkap-lengkapnya itu sangat

penting agar di kemudian hari tidak terjadi salah paham antara nasabah dengan pihak

asuransi itu sendiri.

5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dengan adanya asuransi bisa memberikan ketenangan dan kemudahan dalam urusan,

karena dengan kita memiliki asuransi tak perlu lagi cemas untuk menghadapi risiko yang

Page 18: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

akan datang dimasa datang, dan juga memudahkan kita dalam menghadapi urusan jika

sewaktu – waktu terjadi musibah atau bencana kita tak dipusingkan dengan pembebanan

risiko atau pun kerugian karena telah ada perusahaan yang akan menanggung semua itu

sesuai perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.

Di Indonesia sendiri memang sudah banyak perusahaan-perusahaan yang menjual produk

asuransinya, sekarang tinggal bagaimana masyarakat membeli produk asuransi sesuai

dengan kebutuhannya masing-masing.

Untuk Itu Hal yang harus diperhatikan Nasabah sebelum membeli asuransi :

• Yang harus ditekankan mencari asurasi yang sesuai dengan kebutuhan.

• Sesuaikan dengan kemampuan Anda ketika ingin memilih asuransi.

• Belilah produk asuransi dari perusahaan asuransi yang sudah jelas terdaftar di

OJK dan dilakukan oleh tenaga pemasar yang berlisensi atau sertifikasi dari AAJI

dan AAUI.

• Pelajari semua manfaat produk yang dibeli serta prosedur klaimnya dengan jelas,

supaya mudah mendapatkan pengajuan.

• Selalu bersikap terbuka dan terus terang kepada tenaga pemasar dalam

memberikan informasi yang mereka butuhkan, guna mengindari penolakan pada

saat pengajuan klaim.

• Pastikan membaca ulang ketentuan polis pada saat polis sudah jadi, apakah sudah

sesuai dengan kesepakatan pada saat proses pembelian asuransi.

Hal yang harus diperhatikan Perusahaan terhadap Tenaga Pemasar Asuransi :

• Pemahaman produk dan etika, menjadi dasar utama yang harus dimiliki agen.

Agen asuransi yang diterjunkan ke lapangan haruslah agen yang paham tentang

produk dan etika.

• Menjelaskan dengan detail apa yang menjadi kewajiban dan income yang didapat

seorang customer dari produk yang ditawarkan perusahaan.

• Demi menjaga nama baik perusahaan dan kenyamanan terhadap customer, pola

training dan pembekalan terhadap calon agen asuransi dilakukan secara intens

dan profesional.

• Penguasaan terhadap produk-produk asuransi perusahaan, mengerti tujuan utama

yang dibutuhkan calon customer saat bertatap muka, menjelaskan secara detail

produk asuransi dengan jujur baik kelebihan dan kekurangannya, serta memahami

Page 19: BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017

fungsi, tugas, dan tanggung jawab dari seorang agen asuransi menjadi hal yang

wajib dimiliki oleh setiap agen.

• Membuat calon customer memahami dan mengerti tentang manfaat dan

pentingnya berasuransi. Sehingga ke depan, pemahaman masyarakat Indonesia

tentang asuransi semakin positif dan pengguna layanan asuransi semakin

bertambah.

Dengan dipahaminya langkah-langkah dan etika dalam bisnis asuransi diharapkan

dapat mengubah pola pikir masyarakat yang terlanjur menilai asuransi adalah sesuatu

yang negative dan juga dapat membantu masyarakat memilih produk asuransinya

sesuai dengan kebutuhan.

6. REFERENSI

• http://www.kompasiana.com/hafizh_preneur/pengertian-etika-bisnis-menurut-

pakar_552e1a956ea83490398b4611

• https://sites.google.com/a/gasy.web.id/etika-bisnis-dan-profesi-

akuntansi/home/perkembangan-terakhir-dalam-etika-bisnis-dan-profesi

• http://readyrachmatputra.blogspot.co.id/2017/02/perkembangan-etika-bisnis-dan-

profesi.html

• https://zehanwidiastuti.wordpress.com/2016/01/06/perkembangan-etika-bisnis-

dan-profesi-pada-abad-ke-21/

• http://kinerjaaktif.com/mau-sukses-berbisnis-pahami-dulu-pengertian-fungsi-

serta-tujuan-etika-bisnis-ini/#

• http://finance.detik.com/read/2013/10/18/125847/2389215/5/1/kasus-bakrie-life-

dan-asuransi-dul-belum-selesai-ini-kata-ojk

• http://koransindo.com/news.php?r=6&n=4&date=20151021?r=6&n=4&date=201

5-10-21