BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017
-
Upload
stanhalgen -
Category
Education
-
view
71 -
download
2
Transcript of BE&GG, Stanlay Hitipeuw, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT AIA Financial, Universitas Mercu Buana, 2017
TUGAS INDIVIDU
BUSSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE
DOSEN : PROF. DR. IR. HAPZI ALI, MM, CMA
Etika Bisnis Perusahaan Asuransi Terutama di PT AIA Financial
Disusun oleh :
Stanlay Hitipeuw ( 55116120216 )
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2017
Abstrak
Banyak perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika,
yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat
menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi
moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Untuk kali ini PT AIA Financial akan dijadikan sebagai contoh bagaimana penerapan
etika bisnis di perusahaan asuransi di Indonesia dan apa saja yang menjadi saran dan
rekomendasi untuk perkembangannya kedepan.
1. LATAR BELAKANG
Dunia bisnis semakin berkembang, dan tentunya banyak faktor yang mempengaruhi
dan menentukan kegiatan berbisnis. Sudah bukan rahasia lagi, bahwa dalam kegiatan
berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan tidak merugikan banyak
pihak. Jadi, dalam kegiatan berbisnis ada kepentingan dan hak-hak orang lain perlu
diperhatikan.
Etika dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan
hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama
jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang
menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga
bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
Penerapan Etika dalam berbisnis yang salah, menghasilkan bisnis yang tidak sehat
juga. Untuk itulah mengapa etika dalam berbisnis ini adalah salah satu yang tidak boleh
dikesampingkan dalam berbisnis, supaya terjadi persaingan bisnis yang sehat dan juga
antara pihak yang satu dengan yang lainnya tidak ada yang dirugikan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
• Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno "ethikos" berarti " timbul dari kebiasaan yang
adalah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai
atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan
kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Akhlak (Arab),
berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Aristoteles : Mengemukakan etika kedalam dua pengertian yakni
: TerminiusTechnicus & Manner and Custom. Terminius Technicus
ialah etika dipelajari sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
suatu problema tindakan atau perbuatan manusia. Sedangkan yang
kedua yaitu, Manner and Custom ialah suatu pembahasan etika yang
terkait dengan tata cara & adat kebiasaan yang melekat dalam kodrat
manusia (in herent in human nature) yang sangat terikat dengan arti
“baik & buruk” suatu perilaku, tingkah laku atau perbuatan manusia.
Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
Drs. Sidi Gajalba dalam Sistematika Filsafat : etika adalah teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Menurut KBBI : Etika ialah ilmu tentang baik dan buruknya perilaku, hak dan
kewajiban moral, sekumpulan asa atau nila-nilai yang berkaitan
dengan akhlak, nilai mengenai benar atau salahnya perbuatan atau
perilaku yang dianut masyarakat.
• Pengertian Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata
bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam
konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan
aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Pengertian Bisnis menurut Haney adalah dapat didefinisikan sebagai aktivitas
manusia yang dihubungkan dengan produksi ataupun memperoleh kekayaan melalui
pembelian dan penjualan barang.
Pengertian Bisnis menurut Hooper bahwa bisnis adalah Segala dan keseluruhan
kompleksitas yang ada pada berbagai bidang seperti penjualan (commerce) dan
industri, industri dasar, processing, dan industri manufaktur dan jaringan, distribusi,
perbankkan,insuransi, transportasi, dan seterusnya yang kemudian melayani dan
memasuki secara utuh (which serve and interpenetrate) dunia bisnis secara
menyeluruh.
Pengertian bisnis menurut Urwick dan Hunt bahwa bisnis adalah segala
perusahaan yang membuat, mendistribusikan, ataupun menyediakan segala barang
ataupun jasa yang dibutuhkan oleh anggota masyarakat lainnya serta bersedia dan
mampu untuk membeli atau membayarnya.
Pengertian bisnis menurut Prof.Owen bahwa bisnis adalah sebuah perusahaan
yang berhubungan dengan produksi dan distribusi barang-barang untuk dijual ke
pasaran ataupun memberikan harga pada setiap jasanya.
Pengertian bisnis menurut Prof.L.R.Dicksee bahwa bisnis adalah suatu bentuk
aktivitas yang utamanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan bagi yang yang
mengusahakan atau yang berkepentingan dalam terjadinya aktivitas tersebut.
Menurut Mc Naughton, pengertian bisnis adalah pertukaran barang-barang, uang
ataupun jasa untuk keuntungan mutual.
• Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Menurut Velasques pengertian etika bisnis adalah merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Hill dan Jones: Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah
dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika
mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan
masalah moral yang kompleks.
Menurut SIM etika bisnis adalah istilah filosofis yang berasal dari “etos,” kata
Yunani yang berarti karakter atau kustom. Definisi erat dengan kepemimpinan yang
efektif dalam organisasi, dalam hal ini berkonotasi kode organisasi menyampaikan
integritas moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan kepada masyarakat.
• Perkembangan Etika Bisnis
Perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000):
1) Situasi Dahulu Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf
Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia
bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan
kegiatan niaga harus diatur.
2) Masa Peralihan: tahun 1960-an ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan
otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis),
penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian
pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan
mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik
yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
3) Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat dalam
memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap
sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia
bisnis di AS.
4) Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis
sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat
forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang
disebut European Business Ethics Network (EBEN).
5) Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an tidak terbatas lagi
pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah
didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE)
pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
Etika bisnis dapat dikatakan baru berkembang dalam satu dua dasawarsa
terakhir ini. Jika dibandingkan dengan etika khusus lainnya sebagai cabang etika
terapan, seperti etika politik, dan kedokteran, etika bisnis dirasakan masih sangat
baru. Dengan semakin gencarnya pembicaraan mengenai etika bisnis di masyarakat
bersama dengan hidupnya kegiatan bisnis di negera kita, mulai disadari bahwa etika
bisnis perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar, khususnya dalam kerangka
perilaku bisnis di Indonesia.
Disadari bahwa tuntutan dunia bisnis dan manajemen dewasa ini semakin
tinggi dan keras yang mensyaratkan sikap dan pola kerja yang semakin profesional.
Persaingan yang makin ketat juga juga mengharuskan pebisnis dan manajer untuk
sungguh-sungguh menjadi profesional jika mereka ingin meraih sukses. Namunyang
masih sangat memprihatinkan di Indonesia adalah bahwa profesi bisnis belum
dianggap sebagai profesi yang luhur. Hal ini disebabkan oleh pandangan masyarakat
yang menganggap bahwa bisnis adalah usaha yang kotor. Itulah sebabnya bisnis
selalu mendapatkan konotasi jelek, sebagai kerjanya orang-orang kotor yang
disimbolkan lintah darat yaitu orang yang mengeruk keuntungan secara tidak halal
menghisap darah orang lain. Kesan dan sikap masyarakat seperti ini sebenarnya
disebabkan oleh orang-orang bisnis itu sendiri yang memperlihatkan citra negatif
tentang bisnis di masyarakat. Banyak pebisnis yang menawarkan barang tidak
bermutu dengan harga tinggi, mengakibatkan citra bisnis menjadi jelek. Selain itu
juga banyak pebisnis yang melakukan kolusi dan nepotisme dalam memenangkan
lelang, penyuapan kepada para pejabat, pengurangan mutu untuk medapatkan laba
maksimal, yang semuanya itu merupakan bisnis a-moral dan tidak etis dan
menjatuhkan citra bisnis di Indonesia.
Rusaknya citra bisnis di Indonesia tersebut juga diakibatkan adanya pandangan
tentang bisnis di masyarakat kita, yaitu pandangan praktis-realistis dan bukan
pandangan ideal. Pandangan praktis-realistis adalah pandangan yang bertumpu pada
kenyataan yang berlaku umum dewasa ini. Pandangan ini melihat bisnis sebagai
suatu kegiatan di antara manusia untuk memproduksi, menjual dan membeli barang
dan jasa untuk memperoleh keuntungan. Pada pandangan ini ditegaskan secara jelas
bahwa tujuan dari bisnis adalah mencari laba. Bisnis adalah kegiatan profit making,
bahkan laba dianggap sebagai satu-satunya tujuan pokok bisnis. Dasar pemikiran
mereka adalah keuntungan itu sah untuk menunjang kegiatan bisnis itu. Tanpa
keuntungan bisnis tidak mungkin berjalan. Friedman dalam De George (1986)
menyatakan bahwa dalam kenyataan keuntunganlah yang menjadi satu-satunya
motivasi dasar orang berbisnis. Karena orang berbisnis inginmencari keuntungan,
maka orang yang tidak mau mencari keuntungan bukan tempatnya di bidang bisnis.
Inilah suatu kenyataan yang tidak bisa disangkal. Lain halnya dengan pandangan
ideal, yaitu melakukan kegiatan bisnis karena dilatarbelakangi oleh idealisme yang
luhur.
Menurut pandangan ini bisnis adalah suatu kegiatan di antara manusia yang
menyangkut memproduksi, menjual dan membeli barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Dasar pemikiran mereka adalah pertukaran timbal balik
secara fair, di antara pihak-pihak yang teribat. Maka yang ingin ditegakkan adalah
keadilan kumulatif dan keadilan tukarmenukar yang sebanding. Konosuke Matsushita
dalam Lee dan Yoshihara (1997) yang menyatakan bahwa tujuan bisnis sebenarnya
bukanlah mencari keuntungan, melainkan untuk melayani masyarakat. Sedangkan
keuntungan adalah simbol kepercayaan masyarakat atas kegiatan bisnis yang kita
lakukan. Fokus perhatian bisnis adalah memberi pelayanan dan pemenuhan
kebutuhan masyarakat dan kita akan memperoleh keuntungan dari pelayanan
tersebut. Pandangan bisnis ideal semacam ini, bisnis yang baik selalu memiliki misi
tertentu yang luhur dan tidak sekedar mencari keuntungan. Misi itu adalah
meningkatkan standar hidup masyarakat, dan membuat hisup manusia menjadi lebih
manusiawi melalui pemenuhan kebutuhan secara etis.
Melihat pandangan bisnis di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa etika bisnis
di Indonesia masih jelek. Citra jelek tersebut disebabkan oleh pandangan pertama
yang melihat bisnis hanya sebagai sekedar mencari keuntungan. Tentu saja mencari
keuntungan sebagaimana dikatakan di atas. Hanya saja sikap yang timbul dari
kesadaran bahwa bisnis hanya mencari keuntungan telah mengakibatkan perilaku
yang menjurus menghalalkan segala cara demi mencari keuntungan yang sebesar-
besarnya tanpa mengindahkan nilai-nilai manusiawi lainnya seperti adanya
persaingan tidak sehat, monopoli, kecurangan, pemalsuan, eksploitasi buruh dan
sebagainya. Keuntungan adalah hal yang baik dan perlu untuk menunjang kegiatan
bisnis selanjutnya, bahkan tanpa keuntungan, misi luhur bisnis pun tidak akan
tercapai. Persoalan dihadapi di sini adalah bagaimana mengusahakan agar
keuntungan yang diperoleh itu wajar-wajar saja, karena yang utama adalah melayani
dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan tidak merugikan pihakpihak yang
terkait dalam bisnis ini. Perkembangan etika bisnis di Indonesia yang demikian itu,
nampaknya hingga sekarang masih jauh dari harapan.
• Tujuan dan Fungsi Etika Bisnis
Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan
batasan-batasan para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak
melakukan monkey business atau dirty business yang bisa merugikan banyak pihak
yang terkait dalam bisnis tersebut.
Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen
bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang
mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau
citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat.
Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya membawa serta
tanggungjawab etis bagi pelakunya
Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika
untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks.
Etika bisnis merupakan etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang
di Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi
moral perilaku manusia dan peraturan-peraturan yang mempunyai profesi di bidang
bisnis dan manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha
untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan
ekonomi antar manusia. Secara terperinci, Richard T.de George menyebut bahwa
etika bisnis menyangkut empat kegiatan sebagai berikut:
a) Penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan prinsi-
prinsip etika bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah suatu keputusan atau
tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak.
Dengan demikian etik bisnis membantu pra pelaku bisnis untuk mencari cara guna
mencegah tindakan yang dinilai tidak etis.
b) Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada
dunia bisnis, tetapi juga metematika. Dalam hubungan ini, etika bisnis mengkaji
apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada organisasi
atau perusahaan bisnis. Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah perusahaan
mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak.
c) Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan mengenai
bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada
umumnya dan sistem ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah keadilan
sosial, hak milik, dan persaingan.
d) Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi
perusahaan multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain- lain.
Fungsi Etika Bisnis :
Untuk menjalankan etika bisnis tentu kita akan mendapatkan nilai plus atau
keuntungan sendiri bagi sebuah perusahaan, baik itu dalam jangka yang panjang
ataupun untuk jangka pendek.
Fungsi etika bisnis buat kita, yakni bisa mengurangi dana yang disebabkan dari
pencegahan yang mungkin bisa berakibat fatal seperti friksi atau bahkan
perpecahan. Baik itu intern itu sendiri maupun ekstern.
Terlebih lagi, di dalam dunia bisnis untuk menerapkan etika bisnis selalu
berfungsi, seperti membangkitkan motivasi pekerja agar terus selalu meningkat,
dan melindungi prinsip dalam kebebasan berdagang atau untuk berniaga serta
dapat menciptakan keunggulan dalam bersaing.
Biasanya, tidakan perusahaan yang kurang etnis bisa jadi akan membuat
seorang konsumen menjadi terpancing dan pada akhirnya memunculkan sebuah
emosi atau tindakan untuk membalas.
Misal, adanya larangan untuk beradarnya suatu produk, gerakan pemboikotan,
dan golongannya. Maka yang akan terjadi dari semua ini adalah penurunan nilai
jual dan juga perusahaan akan jelek.
Dari permaslahan tadi tentu sangat berbeda dengan perusahaan yang
menghargai dan menerapkan etika bisnis, pasti akan mendapatkan nilai plusnya
tersendiri.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis :
1. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki
wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan
visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus
diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi
pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
2. Kesatuan (Unity)
Adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep yang memadukan
keseluruhan aspek aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial
menjadi keseluruhan yang homogen,serta mementingkan konsep konsistensi
dan keteraturan yang menyeluruh.
3. Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis,tetapi kebebasan
itu tidak merugikan kepentingan kolektif.Kepentingan individu dibuka
lebar.Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia
untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
4. Kebenaran (kebajikan dan kejujuran)
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari
kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran.Dalam
konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat,sikap dan perilaku benar
yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh
komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan
keuntungan. Dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis sangat menjaga
dan berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak
yang melakukan transaksi ,kerjasama atau perjanjian dalam bisnis.
5. Prinsip keadilan / Keseimbangan (Equilibrium)
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem
bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya,
pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
6. Prinsip hormat pada diri sendiri
Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak
berniat jahat dan prinsip keadilan.
7. Tanggung jawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia
karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. untuk
memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu
mempertanggungjawabkan tindakannya. secara logis prinsip ini berhubungan
erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas
dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang
dilakukannya.
• Perusahaan PT AIA Financial
PT. AIA FINANCIAL (AIA) merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa
terkemuka di Indonesia dan merupakan perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar di
dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Pada tahun 2009, PT AIG Life berubah nama menjadi PT AIA Financial
Berdasarkan surat nomor 042/LGL-AIGL/Srt/V/2009 tanggal 27 Mei 2009. dan
sesuai Salinan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT AIG Life nomor 35
tanggal 29 April 2009 yang dibuat oleh notaris Merryana Suryana, SH dan disetujui
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU – 21773.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 19 Mei
2009 menyatakan bahwa surat Menteri Keunagan nomor S-078/MK.5/2005 tanggal 1
Februari 2005 berlaku untuk nama baru PT. AIA Financial yang sebelum nya PT
AIG Life.
AIA di Indonesia merupakan anak perusahaan AIA Group. AIA menawarkan
berbagai produk asuransi, termasuk asuransi dengan prinsip Syariah, yang meliputi
asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, asuransi yang dikaitkan
dengan investasi, program kesejahteraan karyawan, program pesangon, dan program
Dana Pensiun (DPLK). Produk-produk tersebut dipasarkan oleh lebih dari 10.000
tenaga penjual berpengalaman dan profesional melalui beragam jalur distribusi
seperti keagenan, Bancassurance dan Corporate Solutions (Pension & Employee
Benefits).
Berdasarkan Laporan Kinerja Tahunan Asuransi Jiwa Indonesia 2014 :
- AIA menempati peringkat kedua perusahaan asuransi jiwa di Indonesia dalam hal
Total Weighted Premium Income (TWPI) dengan pangsa pasar 10,3 persen. TWPI
AIA tahun 2014 bertumbuh sebesar 23 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp8,1
triliun.
- AIA juga tercatat sebagai tiga besar perusahaan asuransi jiwa di Indonesia untuk
perolehan New Business Total Weighted Premium Income (NBTWPI) dengan
pangsa pasar 8,5 persen. AIA mencatat pertumbuhan NBTWPI sebesar 10 persen
menjadi Rp2,3 triliun di 2014.
3. METODE
• Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian adalah Perusahaan Asuransi di Indonesia terkhusus
di PT AIA Financial.
• Teknik Pengambilan Data
Menggunakan studi kepustakaan dengan mengambil dan mencantumkan beberapa
referensi dari kutipan buku, internet maupun tulisan-tulisan di internet.
4. HASIL DAN DISKUSI
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisi. Setiap
ramalan yang dilakukan tidak akan lepas dari kesalahan perhitungan yang telah
dilakukan. Penyebab melesetnya hasil ramalan karena dimasa yang akan datang penuh
dengan ketidak pastian bahkan untuk hal-hal tertentu sama sekali tidak dapat
diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu dimasa yang
akan datang hanya dapat direka – reka semata.
Risiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya
kematian, sakit atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis risiko yang
dihadapi dapat berupa risiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau
risiko lainnya. Oleh karena itu, setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi
sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.
Untuk mengurangi risiko yang tidak kita inginkan dimasa yang akan datang,
seperti risiko kehilangan , risiko kebakaran, risiko macetnya pinjaman kredit bank atau
risiko lainnya, maka diperlukna perusahaan yang mau menanggung risiko tersebut.
Adalah perusahaan asuransi yang mau dan sanggup menanggung setiap risiko yang bakal
dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun bada usaha. Hal ini disebabkan perusahaan
asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggungan terhadap risiko
yang akan dihadapi oleh nasabahnya.
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara
mengalihkan / mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain, dalam hal ini
adalah kepada perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan aturan-aturan
hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku secara universal, yang dianut oleh pihak pertama
maupun pihak lain.
Di Indonesia pengertian Asuransi menurut Undang – Undang No 1 Tahun 1992 tentang
Usaha Asuransi adalah sebagai berikut :
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima
risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan : ini
adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi.
Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada "penanggung untuk risiko yang
ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh penanggung untuk dana yang
bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.
Sedangkan menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa:
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu
premi, untuk penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa
yang tidak tentu”.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu :
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan)
kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi
sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.
3. Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).
4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa
yang tak tertentu.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk
perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata,
namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat untung-
untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata. Menurut Pasal 1774
KUH Perdata yaitu :
“Suatu persetujuan untung–untungan (kans-overeenkomst) adalah suatu perbuatan
yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara
pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”.
Dalam perjanjian asuransi dimana tertanggung dan penanggung mengikat
suatu perjanjian tentang hal dan kewajiban masing – masing. Perusahaan asuransi
membebankan sejumlah premi yang harus dibayar tertanggung premi yang harus dibayar
sebelumnya sudah ditaksirkan dulu atau diperhitungkan dengan nilai resiko yang akan
dihadapi. Semakin besar resiko, semakin besar premi yang harus dibayar dan sebaliknya.
Perjanjian asuransi tertuang dalam polis asurasi, dimana disebutkan sarat –
sarat, hak – hak, kewajiban masing – masing pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan
dan jangka waktu asuransi. Jika dalam masa pertanggungan terjadi resiko, pihak asuransi
akan membayar sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat dan ditandatangani bersama
sebelumnya.
Dalam bahasa Belanda kata asurasi desebut Assurantie yang terdiri dari kata
“assuradeur” yang berarti penanggungan dan“geassureerde” yang berarti tertanggung.
Kemudian dalam bahasa Prancis disebut “Assurance” yang berarti menganggung sesuatu
yang pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa latin disebut “Assecurare” yang berarti
menyakinkan orang. Selanjutnya bahasa Inggris kara asuransi disebut ”Insurance” yang
berarti menaggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan“Assurance”
yang berarti menganggung sesuatu yang pasti terjadi.
Adapun pengertian asuransi menurut beberapa pakar ilmu, diantaranya :
1. Definisi asuransi menurut Prof. Mehr dan Cammack :
"Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko keuangan, dengan
cara pengumpulan unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai, untuk
membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang
dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung".
2. Definisi asuransi menurut Prof. Mark R. Green:
"Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko,
dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah obyek
yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh
dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu".
3. Definisi asuransi menurut C.Arthur William Jr dan Richard M. Heins, yang
mendefinisikan asuransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu:
"Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang dilakukan
oleh seorang penanggung dan asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana
dua atau lebih orang atau badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi
kerugian finansial".
Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas kiranya mengenai definisi asuransi yang
dapat mencakup semua sudut pandang :
"Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada
perekonomian, dengan cara manggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang
sama atau hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya
dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara
proposional oleh semua pihak dalam gabungan itu".
Produk asuransi memang banyak diminati masyarakat terkait fungsi dari asuransi itu
sendiri. Namun tanpa disadari sebenarnya asuransi bukan merupakan bisnis yang simple,
yakni dengan membayar premi, maka kemudian kita dapat mengajukan klaim suatu saat
tanpa adanya suatu proses. Adapun beberapa hal yang seharusnya perlu diperhatikan oleh
kedua belah pihak yang terlibat antara lain :
1. Tanggung jawab dari pihak asuransi yakni memberikan penjelasan yang sejelas
jelasnya kepada calon nasabah terkait asuransi yang ditawarkan
2. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”, yakni jika nasabah memerlukan
bantuan, pihak asuransi tetap memberikan pelayanan yang baik, seperti halnya ketika
menawarkan produk asuransi
3. Mampu menyatakan yang benar itu benar, dalam hal ini nasabah selaku orang yang
melakukan klaim harus memberikan data yang sesuai (tidak ada yang disembunyikan)
4. Menumbuhkan sikap saling percaya antara perusahaan asuransi dan para nasabah
5. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
6. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
Contoh dalam kasus Bakrie Life dan Asuransi kecelakaan Dul anaknya Ahmad Dhani,
bahwa edukasi atau memberikan penjelasan dengan selengkap-lengkapnya itu sangat
penting agar di kemudian hari tidak terjadi salah paham antara nasabah dengan pihak
asuransi itu sendiri.
5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dengan adanya asuransi bisa memberikan ketenangan dan kemudahan dalam urusan,
karena dengan kita memiliki asuransi tak perlu lagi cemas untuk menghadapi risiko yang
akan datang dimasa datang, dan juga memudahkan kita dalam menghadapi urusan jika
sewaktu – waktu terjadi musibah atau bencana kita tak dipusingkan dengan pembebanan
risiko atau pun kerugian karena telah ada perusahaan yang akan menanggung semua itu
sesuai perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.
Di Indonesia sendiri memang sudah banyak perusahaan-perusahaan yang menjual produk
asuransinya, sekarang tinggal bagaimana masyarakat membeli produk asuransi sesuai
dengan kebutuhannya masing-masing.
Untuk Itu Hal yang harus diperhatikan Nasabah sebelum membeli asuransi :
• Yang harus ditekankan mencari asurasi yang sesuai dengan kebutuhan.
• Sesuaikan dengan kemampuan Anda ketika ingin memilih asuransi.
• Belilah produk asuransi dari perusahaan asuransi yang sudah jelas terdaftar di
OJK dan dilakukan oleh tenaga pemasar yang berlisensi atau sertifikasi dari AAJI
dan AAUI.
• Pelajari semua manfaat produk yang dibeli serta prosedur klaimnya dengan jelas,
supaya mudah mendapatkan pengajuan.
• Selalu bersikap terbuka dan terus terang kepada tenaga pemasar dalam
memberikan informasi yang mereka butuhkan, guna mengindari penolakan pada
saat pengajuan klaim.
• Pastikan membaca ulang ketentuan polis pada saat polis sudah jadi, apakah sudah
sesuai dengan kesepakatan pada saat proses pembelian asuransi.
Hal yang harus diperhatikan Perusahaan terhadap Tenaga Pemasar Asuransi :
• Pemahaman produk dan etika, menjadi dasar utama yang harus dimiliki agen.
Agen asuransi yang diterjunkan ke lapangan haruslah agen yang paham tentang
produk dan etika.
• Menjelaskan dengan detail apa yang menjadi kewajiban dan income yang didapat
seorang customer dari produk yang ditawarkan perusahaan.
• Demi menjaga nama baik perusahaan dan kenyamanan terhadap customer, pola
training dan pembekalan terhadap calon agen asuransi dilakukan secara intens
dan profesional.
• Penguasaan terhadap produk-produk asuransi perusahaan, mengerti tujuan utama
yang dibutuhkan calon customer saat bertatap muka, menjelaskan secara detail
produk asuransi dengan jujur baik kelebihan dan kekurangannya, serta memahami
fungsi, tugas, dan tanggung jawab dari seorang agen asuransi menjadi hal yang
wajib dimiliki oleh setiap agen.
• Membuat calon customer memahami dan mengerti tentang manfaat dan
pentingnya berasuransi. Sehingga ke depan, pemahaman masyarakat Indonesia
tentang asuransi semakin positif dan pengguna layanan asuransi semakin
bertambah.
Dengan dipahaminya langkah-langkah dan etika dalam bisnis asuransi diharapkan
dapat mengubah pola pikir masyarakat yang terlanjur menilai asuransi adalah sesuatu
yang negative dan juga dapat membantu masyarakat memilih produk asuransinya
sesuai dengan kebutuhan.
6. REFERENSI
• http://www.kompasiana.com/hafizh_preneur/pengertian-etika-bisnis-menurut-
pakar_552e1a956ea83490398b4611
• https://sites.google.com/a/gasy.web.id/etika-bisnis-dan-profesi-
akuntansi/home/perkembangan-terakhir-dalam-etika-bisnis-dan-profesi
• http://readyrachmatputra.blogspot.co.id/2017/02/perkembangan-etika-bisnis-dan-
profesi.html
• https://zehanwidiastuti.wordpress.com/2016/01/06/perkembangan-etika-bisnis-
dan-profesi-pada-abad-ke-21/
• http://kinerjaaktif.com/mau-sukses-berbisnis-pahami-dulu-pengertian-fungsi-
serta-tujuan-etika-bisnis-ini/#
• http://finance.detik.com/read/2013/10/18/125847/2389215/5/1/kasus-bakrie-life-
dan-asuransi-dul-belum-selesai-ini-kata-ojk
• http://koransindo.com/news.php?r=6&n=4&date=20151021?r=6&n=4&date=201
5-10-21