Bayi tabung menurut 5 agama

8
BAYI TABUNG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG AGAMA Kodim Abdullah Pengertian Bayi Tabung Bayi tabung adalah upaya pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Teknologi ini telah dirintis oleh PC Steptoe dan RG Edwards pada 1977. Hingga kini, banyak pasangan yang kesulitan memperoleh anak, mencoba menggunakan teknologi bayi tabung. Prosedur bayi tabung ini dimulai dengan perangsangan indung telur istri dengan hormon. Ini untuk memacu perkembangan sejumlah folikel. Folikel adalah gelembung yang berisi sel telur. Perkembangan folikel dipantau secara teratur dengan alat ultrasonografi dan pengukuran kadar hormon estradional dalam darah. Pengambilan sel telur dilakukan tanpa operasi, tetapi lewat pengisapan cairan folikel dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal. Cairan folikel tersebut kemudian segera dibawa ke laboratorium. Seluruh sel telur yang diperoleh selanjutnya dieramkan dalam inkubator. Bayi tabung adalah bayi hasil konsepsinya ( dari pertemuan antara sel telur dan sperma) yang dilakukan dalam sebuah tabung yang dipersiapkan sedemikian rupa di laboratorium. Didalam laboratorium tabung tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai dengan tempat pembuahannya yang asli yaitu rahim ibu atau wanita. Dibuat sedemikian rupa sehingga temperatur dan situasinya persis sama dengan aslinya. Prosenya mula-mula dengan suatu alat khusus semacam alat untuk laparoskopi dilakukan pengambilan sel telur dari wanita yang baru saja mengalami ovulasi. Kemudian sel telur yang diambil tadi dibuahi dengan sperma yang sudah dipersiapkan dalam tabung yang suasananya dibuat persis seperti dalam rahim. Setelah pembuahan hasil konsepsi tersebut dipelihara beberapa saat dalam tabung tadi sampai pada suatu saat tertentu akan dicangkokan ke dalam rahim wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan embrio itu akan tumbuh sebagaimana layaknya di dalam rahim wanita. Sudah tentu wanita tsb akan mengalami kehamilan, perkembangan selama kehamilan seperti biasa.

Transcript of Bayi tabung menurut 5 agama

Page 1: Bayi tabung menurut 5 agama

BAYI TABUNG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG AGAMA

Kodim Abdullah

Pengertian Bayi Tabung

Bayi tabung adalah upaya pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Teknologi ini telah

dirintis oleh PC Steptoe dan RG Edwards pada 1977. Hingga kini, banyak pasangan yang

kesulitan memperoleh anak, mencoba menggunakan teknologi bayi tabung. Prosedur bayi tabung

ini dimulai dengan perangsangan indung telur istri dengan hormon. Ini untuk memacu

perkembangan sejumlah folikel. Folikel adalah gelembung yang berisi sel telur. Perkembangan

folikel dipantau secara teratur dengan alat ultrasonografi dan pengukuran kadar hormon

estradional dalam darah.

Pengambilan sel telur dilakukan tanpa operasi, tetapi lewat pengisapan cairan folikel dengan

tuntunan alat ultrasonografi transvaginal. Cairan folikel tersebut kemudian segera dibawa ke

laboratorium. Seluruh sel telur yang diperoleh selanjutnya dieramkan dalam inkubator.

Bayi tabung adalah bayi hasil konsepsinya ( dari pertemuan antara sel telur dan sperma) yang

dilakukan dalam sebuah tabung yang dipersiapkan sedemikian rupa di laboratorium. Didalam

laboratorium tabung tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai dengan tempat

pembuahannya yang asli yaitu rahim ibu atau wanita. Dibuat sedemikian rupa sehingga temperatur

dan situasinya persis sama dengan aslinya. Prosenya mula-mula dengan suatu alat khusus semacam

alat untuk laparoskopi dilakukan pengambilan sel telur dari wanita yang baru saja mengalami

ovulasi. Kemudian sel telur yang diambil tadi dibuahi dengan sperma yang sudah dipersiapkan

dalam tabung yang suasananya dibuat persis seperti dalam rahim. Setelah pembuahan hasil

konsepsi tersebut dipelihara beberapa saat dalam tabung tadi sampai pada suatu saat tertentu akan

dicangkokan ke dalam rahim wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan embrio itu akan tumbuh

sebagaimana layaknya di dalam rahim wanita. Sudah tentu wanita tsb akan mengalami kehamilan,

perkembangan selama kehamilan seperti biasa.

Page 2: Bayi tabung menurut 5 agama

Tujuan Penemuan Bayi Tabung

Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri yang

tidakmungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya mengalami

kerusakan yang permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian

program ini diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang

menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.

Pandangan Agama Terhadap Bayi Tabung

A. Pandangan Agama Islam

Masalah ini sejak tahun 1980-an telah banyak dibicarakan di kalangan Islam, baik di tingkat

nasional maupun internasional. Misalnya Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam Muktamarnya

tahun 1980, mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor sebagaimana diangkat oleh Panji

Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 September 1986. Lembaga Fiqih Islam Organisasi

Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun 1986 mengharamkan bayi tab ung

dengan sperma donor atau ovum, dan membolehkan pembuahan buatan dengan sel sperma suami

dan ovum dari isteri sendiri.

Fatwa MUI:

1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah hukumnya

mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-kaidah agama.

2. Bayi tabung dari pasangan suami- isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya dari

isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-

zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan

masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum

dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).

3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya

haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang

pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal

kewarisan.

Page 3: Bayi tabung menurut 5 agama

4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami isteri yang sah

hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis di

luar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, yaitu untuk

menghindarkan terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.

Hukum senada juga difatwakan oleh Nahdlatul Ulama (NU) sebagai hasil dari forum Munas

Alim Ulama di Kaliurang, Yogyakarta pada 1981. Hanya saja NU memberikan penekanan

bahwa apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami- istri, tetapi cara mengeluarkannya

tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. "Mani muhtaram adalah mani yang

keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh syara’.

"Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan beronani) dengan tangan

istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri memang tempat atau wahana yang

diperbolehkan untuk bersenang-senang.

B. Pandangan Agama Kristen Katolik

Gereja katolik tidak mengijinkan bayi tabung. Sebab bayi tabung merupakan teknologi fertilisasi

atau Konsepsi yang dilakukan oleh para ahli. Jika manusia mengolah bayi tabung, artinya

manusia itu sudah melampaui kewajaran atau melebihi kuasa Allah Bapa yang sudah

menciptakan manusia. Fertilisasi in vitro menghapuskan tindakan kasih perkawinan sebagai

sarana terjadinya kehamilan, dan bukannya membantu tindakan kasih suami isteri itu mencapai

tujuannya yang alami. Kehidupan baru tidak dibuahkan melalui suatu tindakan kasih antara

suami dan isteri, melainkan melalui suatu prosedur laboratorium yang dilakukan oleh para dokter

atau ahli medis. Suami dan isteri hanya sekedar sebagai sumber “bahan baku” telur dan sperma,

yang kemudian dimanipulasi oleh seorang ahli sehingga menyebabkan sperma membuahi telur.

Tak jarang pula dipergunakan telur atau sperma dari “donor”. Artinya, ayah atau ibu genetik dari

anak bisa saja seorang lain dari luar perkawinan. Hal ini dapat menimbulkan situasi yang

membingungkan bagi si anak kelak, apabila ia mengetahui bahwa salah satu dari orangtua yang

membesarkannya, bukanlah orangtua bilogisnya.

Page 4: Bayi tabung menurut 5 agama

Menurut gereja katolik pernikahan bukanlah tujuan untuk mendapatkan anak, tetapi ada tujuan

lain, yaitu untuk menyatukan seorang laki- laki dan seorang wanita yang sudah direncanakan

Tuhan. Dengan melihat janji pernikahan menurut agama katolik, yaitu:

1. Tidak boleh diceraikan, kecuali oleh maut.

2. Suka

3. Duka

4. Miskin dan

5. Kay a.

Seorang anak akan diberikan Tuhan jika calon orang tua sudah siap. Karena apa yang diberikan

Tuhan, itu semua adalah rencana-Nya, dan itu baik buat manusia.

Persatuan cinta suami istri berlansung secara jasmaniah sedangkan bayi tabung mengingkari

kodrat perkawinan.

Seorang suami karena ingin memiliki anak lalu dia ingin menikah lagi dengan wanita lain sangat

dilarang oleh agama katolik. Karena pernikahan dilakukan untuk seumur hidup baik suka

maupun duka.

Praktek IVF / bayi tabung dan ET itu tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, karena beberapa

alasan, diantaranya :

a. Umumnya IVF melibatkan aborsi, karena embryo yang tidak berguna dihancurkan/dibuang.

b. IVF adalah percobaan yang tidak mempertimbangkan harkat sang bayi sebagai manusia,

melainkan hanya untuk memenuhi keinginan orang tua.

c. Pengambilan sperma dilakukan dengan masturbasi. Masturbasi selalu dianggap sebagai

perbuatan dosa, dan tidak pernah dibenarkan.

d. Persatuan sel telur dan sperma dilakukan di luar hubungan suami istri yang normal.

e. Praktek IVF atau bayi tabung menghilangkan hak sang anak untuk dikandung dengan

normal, melalui hubungan perkawinan suami istri. Jika melibatkan ‘ibu angkat’, ini juga

berarti menghilangkan haknya untuk dikandung oleh ibunya yang asli.

Page 5: Bayi tabung menurut 5 agama

C. Pandangan Agama Kristen Protestan

Menurut pandangan agama Kristen protestan, program bayi tabung diizinkan untuk

dilaksanakan. Asalkan, dalam konteks yang melaksanakannya adalah pasangan suami isteri yang

sudah diberkati atau dinikahi. Program ini dilaksanakan karena banyak orang yang masih

mendambakan anak yang lahir dari rahimnya sendiri. Tuhan berfirman "Segala sesuatu

diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan."

Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun. (l korintus 10:23).

Program bayi tabung merupakan hasil pemikiran manusia. TUHAN Allah membentuk manusia

itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya,- demikian manusia itu

menjadi makhluk yang hidup (Kejadian 2:7).

Bayi tabung boleh dilakukan asalkan dilakukan oleh pasangan suami isteri yang sah dan tidak

melibatkan orang lain. Maksudnya tidak menyewa rahim atau mengambil sel telur milik wanita

lain selain isterinya. Dan tidak mengambil atau menggunakan sperma laki- laki lain selain

suaminya. Mengapa? karena lebih baik orang itu suami atau isteri menikah lagi, dari pada

melakukan hal ini. Karena perbuatan ini adalah pebuatan berzinah. Sebab ada te rtulis "Jangan

berzinah"(Keluaran 20:14). Alangkah baiknya jika pasangan suami isteri yang ingin memiliki

anak mengikuti program ini, dari pada suami tidak menikahi isteri orang lain dan melakukan hal-

hal yang tidak diinginikan. Demikain halnya dengan pasangan suami isteri yang tidak memiliki

biaya untuk mengikuti program bayi tabung bisa mengandalkan doa. Seperti yang terdapat di

Lukas 1:5-25 [Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembabtis). Dalam Bagian ini

diceritakan bahwa Elisabet adalah perempuan mandul. Karena Rlisabet dan suaminya Zakharia

meminta dengan sungguh-sungguh dan tanpa henti-henti akhirnya Tuhan menjawab doa mereka.

TUHAN mengutus malaikatnya untuk menyampaikan kabar ini kepada Zakaria pada saat

Zakaria membakar ukupan di Bait Suci. Malaikat juga mengatakan bahwa kerika anak itu lahir

Zakaria harus menamai anak itu Yohanes.

Bayi tabung bukan dilakukan melalui hubungan seks. Itulah sebabnya agama Kristen

menyetujui. Karena pada mulanya Tuhan Yesus lahir kebumi bukan melalui hubungan seks

Page 6: Bayi tabung menurut 5 agama

antara Maaria dan Yusuf, melainkan melalui roh kudus. (Lukas 2:28-38; Pemberitahuan tentang

Kelahiran Yesus)

D. Pandangan Agama Hindu

Menurut Ketut Wilamurti, S.Ag dari Parisada Hindu Dharma Indonesia

(PDHI) dan Bhikku Dhammasubho Mahathera dari Konferensi Sangha Agung

Indonesia (KASI).

Embrio adalah mahluk hidup. Sejak bersatunya sel telur dan sperma, ruh Brahman sudah ada

didalamnya, tanda-tanda kehidupan ini jelas terlihat. Karena itu, embrio yang dihasilkan baik

secara alarm" (hamil karena hubungan seks/tanpa menggunakan teknologi fertilisasi), dan

kehamilan non alami (hamil karena menggunakan teknologi fertilisasi; Bayi tabung) merupakan

suatu hasil ciptaan Ranying Hatalla dan hasil ciptaan manusia.

Menurut agama Hindu program bayi tabung tidak disetujui karena sudah melanggar ketentuan.

Diartikan melanggar ketentuan karena sudah melanggar kewajaran Tuhan (Ranying Hatalla)

untuk menciptakan manusia.

Bayi Tabung:

1. Bayi tabung dapat diterima atas persetujuan suami- isteri.

Bayi tabung dilakukan oleh pasangan suami isteri yang siap dan mengingini seorang anak.

tidak ada satupun yang bisa meiarang termasuk hukum. Karena hak ini terdapat dalam UUD

bab XA Pasal 28B ayat l yaitu setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan

keturunan melalui perkawinan yang sah.

2. Insemi atau pembuahan secara suntik bagi umat hindu dipandang tidak sesuai

dengan tata kehidupan agama hindu, karena tidak melalui ciptaan Tuhan.

Walaupun bayi tabung bisa dilakukan oleh pasangan suami isteri yang siap dan mengingini

anak, Agama hindu kaharingan tidak mengizinkan atau memperbolehkan teknologi

fertilisasi ini. Karena perbuatan ini sudah melanggar hak cipta yang yang dilakukan oleh

Ranying Hatalla.

Seperti yang diakui oleh umat hindu bahwa Ranying Hatala Katamparan yaitu Ranyaing

Hatala yang telah menciptakan manusia. Pada mulanya ranying Menciptakan nenek moyang

(disebut Raja Bunu) di Pantai danum Sangiang, sebelum diturunkan ke Pantai Danum

Page 7: Bayi tabung menurut 5 agama

Kalunen Ranying Hatalla terlebih dahulu membekali Raja Bunu dengan segala aturan, tata

cara, bahkan pengalaman langsung untuk menuju ke kehidupan sempurna yang abadi.

E. Pandangan Agama Budha

Ketika banyak agama merasa terancam dengan pemikiran modern dan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, Agama Buddha justru sebaliknya mendapatkan tempat untuk

berjalan beriringan. Ketika banyak agama menolak teori evolusi, perkembangan bioteknologi,

maupun teori tanpa batas tepi (teori kosmologi mengenai ketiadaan awal maupun akhir dari alam

semesta oleh Stephen Hawking), agama Buddha sebaliknya tidak langsung menolak hal-hal

tersebut. Bagi ajaran Buddha, perkembangan tekonologi bagaikan pisau yang di satu sisi dapat

dimanfaatkan untuk memotong di dapur, namun di sisi lain dapat dipakai untuk menusuk orang

lain. Jadi, alih-alih ajaran Buddha menolak pisau tersebut, melainkan alasan penggunaan pisau

tersebut yang ditolak oleh Beliau ketika dipakai untuk melukai.

Kesimpulannya, di dalam ajaran Agama Buddha itu sendiri tidak ditolak adanya bayi tabung.

Bahkan kloning pun juga tidak di tolak. Jadi, di lain kata dapat dikatakan bahwa bayi tabung atau

inseminasi buatan di dalam agama ini diperbolehkan.

Page 8: Bayi tabung menurut 5 agama

DAFTAR PUSTAKA

http://www.antaranews.com/view/?i=1217079979&c=TEKS

1988. Pesan – Pesan Baku Program Kesehatan Menurut Agama.

Jakarta : Departemen Kesehatan.

Harfanto, hanafi. 2004. Keluarga Beralih kontrasepsi. Jakarta : Sinar Harapan.

-. Bayi Tabung dari Sudut Pandang Hukum Perdata Indonesia.

Dalam http://bayitabung.blogspot.com/ di download tanggal 01 November 2010.

------------------. Bayi Tabung Menurut Ajaran Agama Islam.

Dalam http://lusicaem.blogspot.com/2008/12/bayi-tabung-menurut-ajaran-

agama-islam.html. di download tanggal 01 November 2010

Sel Punca Embrionik untuk Pengobatan Dilarang Agama. dalam

http://nasional.kompas.com/read/2008/07/26/22151682/sel.punca.embrionik.untuk.pengobatan.di

larang.agama di download di download tanggal 01 November 2010.

Larangan Terapi Sel Punca Embrionik dari Pemuka Agama.