BAB V IKM

20
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH A. Kemungkinan Penyebab Masalah 1. Masalah Kesehatan : Kurangnya pencapaian balita dengan diare yang ditangani pada bulan Januari 2012 di Desa Tanjung yaitu sebesar 0% dari target dinkes 100%. 2. Penyebab masalah Untuk mencari kemungkinan penyebab masalah berdasarkan metode pendekatan sistem, maka dapat digunakan diagram Fish-Bone. B. Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Masalah adalah kesenjangan antara keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai, yang menimbulkan rasa tidak puas, dan keinginan untuk memecahkannya. Dengan demikian didapatkan ciri-ciri masalah : 1. Menyatakan hubungan dua atau lebih variabel 2. Dapat diukur 3. Dapat diatasi Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain: 1. Identifikasi/inventarisasi masalah 2. Penentuan penyebab masalah 3. Memilih penyebab yang paling mungkin 4. Menentukan alternatif pemecahan masalah 5. Penetapan pemecahan masalah terpilih 6. Penyusunan rencana penerapan 27

description

MAKALAH IKM

Transcript of BAB V IKM

BAB V

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

A. Kemungkinan Penyebab Masalah

1. Masalah Kesehatan :

Kurangnya pencapaian balita dengan diare yang ditangani pada bulan Januari 2012 di

Desa Tanjung yaitu sebesar 0% dari target dinkes 100%.

2. Penyebab masalah

Untuk mencari kemungkinan penyebab masalah berdasarkan metode pendekatan

sistem, maka dapat digunakan diagram Fish-Bone.

B. Kerangka Pikir Pemecahan Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin

dicapai, yang menimbulkan rasa tidak puas, dan keinginan untuk memecahkannya.

Dengan demikian didapatkan ciri-ciri masalah :

1. Menyatakan hubungan dua atau lebih variabel

2. Dapat diukur

3. Dapat diatasi

Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain:

1. Identifikasi/inventarisasi masalah

2. Penentuan penyebab masalah

3. Memilih penyebab yang paling mungkin

4. Menentukan alternatif pemecahan masalah

5. Penetapan pemecahan masalah terpilih

6. Penyusunan rencana penerapan

7. Monitoring dan evaluasi

27

Penentuan Penyebab Masalah

Memilih Penyebab yang Paling

Mungkin

Menentukan Alternatif

Pemecahan Masalah

Monitoring dan Evaluasi

Penyusunan Rencana Penerapan

Penetapan Pemecahan

MasalahTerpilih

MASALAH

C. Analisis penyebab masalah dengan pendekatan sistem

Alur perencanaan penyelesaian masalah berdasarkan pendekatan sistem, seperti

gambar di bawah ini :

Gambar 3. Alur pemecahan masalah

Setelah dilakukan analisis penyebab masalah melalui pengamatan dan hasil

wawancara dengan koordinator P2 Diare dan bidan serta responden di Desa Tanjung,

didapatkan kemungkinan penyebab masalah sebagai berikut:

Tabel 8. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem

Komponen Kelebihan Kekurangan

Input Man Terdapat dokter, perawat

dan bidan yang

mendiagnosis penyakit

diare.

Terdapat kader

Kurangnya koordinasi antar

dokter, perawat dan bidan

Money Tersedianya dana

transport dari BOK untuk

setiap kegiatan

penyuluhan dan posyandu

Dana pelaksanaan

Posyandu dan PKD dari

masyarakat tersedia

Tidak terdapat dana khusus

untuk penyuluhan diare

Metode Ada SOP penatalaksaan

28

diare

Terdapat metode

Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS)

Machine Tersedianya peralatan

dasar untuk penanganan

balita diare seperti

stetoskop dan termometer

Tersedia kertas panduan

SOP penanganan Diare

Terdapat buku panduan

penatalaksanaan diare

Telah tersedia Oralit, RL

dan obat diare untuk

penatalaksanaan di

puskesmas

Terdapat laboratorium

untuk pemeriksaan feses

Tidak tersedianya leaflet,

brosur dan poster

penanganan diare baik di

Puskesmas, Posyandu dan

PKD

Material Tersedianya BP umum,

PKD, posyandu yang

dapat menjadi tempat

penanganan balita diare

Tidak terdapatnya ruangan

rawat inap untuk diare

dengan dehidrasi derajat

berat

Proses P1 Terdapat target

pencapaian untuk

program P2P Diare per

tahun

Terdapatnya

penjadwalan kegiatan

Tidak ada perencanaan

khusus untuk penjaringan

balita dengan Diare.

Kegiatan terkadang

digabung dengan kegiatan

yang akan dilakukan oleh

29

posyandu tiap dusun. program lain sehingga

kadang tidak efektif dalam

pelaksanaannya.

Perencanaan kegiatan

penyuluhan, pembuatan

poster, penyebaran pamflet

ataupun brosur tentang

Diare jarang ada.

P2 Pelaksanaan program P2

Diare di puskesmas

dilakukan setiap hari di

Balai Pengobatan, di

PKD dilakukan seminggu

sekali dan di posyandu

dilakukan sebullan sekali.

Dalam pelaksanaan program

banyak petugas kesehatan

yang kurang mematuhi dan

memahami tentang SOP

Belum dibuatnya Peta daerah

terjangkit untuk diare.

Belum adanya pelatihan dan

pemanfaatan kader untuk

pencarian penderita maupun

tindakan penanganan diare

balita

Penyuluhan yang dilakukan

tidak menyeluruh di setiap

dusun dan tidak rutin.

P3 Kepala Puskesmas

melakukan pengawasan

langsung terhadap

petugas P2 Diare dan

melakukan penilaian atau

evaluasi terhadap laporan

bulanan yang diberikan

oleh koordinator program.

Pengawasan hanya dilakukan

di tingkat puskesmas, tidak

sampai ke posyandu maupun

PKD

Tidak pernah dilakukan

pencatatan dan pelaporan

kasus balita dengan Diare

dari dokter dan bidan yang

30

berpraktek.

Evaluasi kegiatan dan tindak

lanjut setelah penyuluhan

tidak dilakukan

Lingkungan

(Fisik dan

non fisik)

Sarana transportasi untuk

menjangkau pelayanan

kesehatan sangat mudah

dan tidak begitu jauh

(<5km).

Hampir semua warga

yang memiliki anak balita

jika sakit dibawa ke

Puskesmas, Posyandu,

dan PKD maupun praktik

bidan

Masyarakat kooperatif

dan menerima dengan

baik dalam mengikuti

penyuluhan

Masih Banyak masyarakat

Desa Tanjung yang belum

mengetahui penanganan dan

pencegahan balita diare

sesuai standar

Masih ada masyarakat di

Desa Tanjung yang kurang

memiliki kesadaran untuk

pergi ke Puskesmas,

Posyandu maupun PKD

D. Analisis Keluaran (output)

Tabel 9. Analisis output spm desa Tanjung

No DesaSasaran Perkiraan

Balita diareJan

Cakupan Pencapaian

Absolut % <100% >100%

1. Tanjung 6 0 0 0% 0%

31

PROSES

P3Pengawasan hanya dilakukan di tingkat puskesmas, tidak sampai ke posyandu maupun PKDTidak pernah dilakukan pencatatan dan pelaporan kasus balita dengan Diare dari dokter dan bidan yang berpraktek.Evaluasi kegiatan dan tindak lanjut setelah penyuluhan tidak dilakukan

P1Tidak ada perencanaan khusus untuk penjaringan balita dengan Diare.Kegiatan terkadang digabung dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh program lain sehingga kadang tidak efektif dalam pelaksanaannya.Perencanaan kegiatan penyuluhan, pembuatan poster, penyebaran pamflet ataupun brosur tentang Diare jarang ada.

P2Dalam pelaksanaan program banyak petugas kesehatan yang kurang mematuhi dan memahami tentang SOPBelum dibuatnya Peta daerah terjangkit untuk diare.Belum adanya pelatihan dan pemanfaatan kader untuk pencarian penderita maupun tindakan penanganan diare balitaPenyuluhan yang dilakukan tidak menyeluruh di setiap dusun dan tidak rutin.

MONEYTidak terdapat dana khusus untuk penyuluhan diare

MATERIALTidak terdapatnya ruangan rawat inap untuk diare dengan dehidrasi derajat berat

INPUT

LINGKUNGANMasih ada masyarakat Desa Tanjung yang belum mengetahui penanganan dan pencegahan balita diare sesuai standarMasih ada masyarakat di Desa Tanjung yang kurang memiliki kesadaran untuk pergi ke Puskesmas, Posyandu maupun PKD

METHOD

MANKurangnya koordinasi antar dokter, perawat dan bidan

MACHINETidak tersedianya leaflet, brosur dan poster penanganan diare baik di Puskesmas, Posyandu dan PKD

MASALAH Rendahnya cakupan balita dengan diare yang ditangani sesuai standar di Desa Tanjung yaitu 0% pada periode Januari 2012 (Pencapaian

Hanya 0% dari target DINKES 2012)

Gambar 4. Diagram Fish-Bone

32

E. Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah

Setelah dilakukan konfirmasi dengan teknik pengamatan dan wawancara

kepada koordinator P2 Diare Puskesmas Muntilan I dan bidan Desa Tanjung,

dan juga hasil survey dari kuesioner pada ibu yang mempunyai balita,

didapatkan penyebab masalah yang paling mungkin adalah sebagai berikut :

1. Tidak tersedianya leaflet, brosur dan poster tentang diare baik di

Puskesmas, Posyandu dan PKD yang ada di Desa Tanjung

2. Penyuluhan yang dilakukan tidak menyeluruh di setiap dusun dan tidak

rutin.

3. Tidak pernah dilakukan pencatatan dan pelaporan kasus balita dengan

diare dari dokter dan bidan yang berpraktek di Desa Tanjung.

33

F. Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 10. Alternatif pemecahan masalah

Penyebab masalah Alternatif pemecahan masalah

1. Tidak tersedianya leaflet, brosur dan

poster tentang Diare baik di

Puskesmas, Posyandu dan PKD

yang ada di Desa Tanjung

Menyediakan dan

menyebarkan leaflet, brosur

dan poster tentang diare.

2. Penyuluhan yang dilakukan tidak

menyeluruh di setiap dusun dan

tidak rutin.

Melakukan penyuluhan rutin

menyeluruh di setiap dusun.

3. Tidak pernah dilakukan pencatatan

dan pelaporan kasus balita dengan

Diare dari dokter dan bidan yang

berpraktek di Desa Tanjung.

Meningkatkan koordinasi

dengan pihak dokter dan bidan

yang praktek di Desa Tanjung

(lintas sektor) dalam

pelaporan kasus balita dengan

diare.

34

G. Penggabungan alternatif pemecahan masalah

Tabel 11. Pengabungan alternatif pemecahan masalah

Penyebab masalah Alternatif pemecahan masalah

1. Tidak tersedianya leaflet, brosur

dan poster tentang Diare baik di

Puskesmas, Posyandu dan PKD

yang ada di Desa Tanjung.

A. Melakukan penyuluhan rutin

menyeluruh dengan

menggunakan media promosi

poster, pamflet ataupun brosur

tentang diare baik di Puskesmas

ataupun PKD dan Posyandu

yang ada di setiap dusun di

Desa Tanjung.

2. Penyuluhan yang dilakukan tidak

menyeluruh di setiap dusun dan

tidak rutin.

3. Tidak pernah dilakukan

pencatatan dan pelaporan kasus

balita dengan Diare dari dokter

dan bidan yang berpraktek di

Desa Tanjung

B. Meningkatkan koordinasi

dengan pihak dokter dan bidan

yang praktek di Desa Tanjung

(lintas sektor) dalam pelaporan

kasus balita dengan diare.

Dari hasil pengabungan alternatif pemecahan masalah didapatkan

pemecahan masalah sebagai berikut:

Melakukan penyuluhan rutin menyeluruh dengan menggunakan media

promosi poster, pamflet ataupun brosur tentang diare baik di Puskesmas

ataupun PKD dan Posyandu yang ada di setiap dusun di Desa Tanjung.

Meningkatkan koordinasi dengan pihak dokter dan bidan yang praktek di

Desa Tanjung (lintas sektor) dalam pelaporan kasus balita dengan diare.

35

H. Penentuan Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matrix

Masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai berdasar kriteria:

Magnitude : Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan

Importancy : Pentingnya cara penyelesaian masalah

Vulnerability : Sensitifitas cara penyelesaian masalah

Cost : Biaya (sumber daya) yang digunakan

Tabel 12. Skor Penentuan Pemecahan Masalah

Magnitude Importancy Vulnerability Cost

1 = Tidak magnitude 1 = Tidak penting 1 = Tidak sensitif 1 = Sangat murah

2 = Kurang magnitude 2 = Kurang penting 2 = Kurang sensitif 2 = Murah

3 = Cukup magnitude 3 = Cukup penting 3 = Cukup sensitif 3 = Cukup murah

4 = Magnitude 4 = Penting 4 = Sensitif 4 = Sedikit Mahal

5 = Sangat magnitude 5 = Sangat penting 5 = Sangat sensitif 5 = Mahal

Penentuan Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matrix Menggunakan

Rumus M x I x V / C

Hasil akhir penentuan prioritas pemecahan masalah:

Tabel 13. Hasil akhir penentuan prioritas pemecahan masalah

Penyelesaian

Masalah

Nilai Kriteria Hasil akhir Urutan

M I V C (M x I x V) /

C

A 5 4 3 4 15 I

B 2 3 3 2 9 II

36

Dari metode rumus MIV/C didapatkan prioritas alternatif pemecahan masalah

sebagai berikut:

1. Melakukan penyuluhan rutin menyeluruh dengan menggunakan media

promosi poster, pamflet ataupun brosur tentang diare baik di Puskesmas

ataupun PKD dan Posyandu yang ada di setiap dusun di Desa Tanjung.

2. Meningkatkan koordinasi dengan pihak dokter dan bidan yang praktek di

Desa Tanjung (lintas sektor) dalam pelaporan kasus balita dengan diare.

Dari pemecahan terpilih diatas, prioritas pemecahan masalah akan dibuat

rencana pelaksanaan kegiatannya (Plan Of Action).

37

I. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 14. Plan of Action Peningkatan Cakupan Balita Dengan Diare Yang Ditangani di Desa Tanjung

NO

KEGIATAN TUJUAN SASARAN LOKASI PELAKSANA WAKTU METODE DANA TOLOK UKUR PROSES

TOLOK UKUR HASIL

1. Melakukan penyuluhan rutin menyeluruh dengan menggunakan media promosi poster, pamflet ataupun brosur tentang diare baik di Puskesmas ataupun PKD dan Posyandu yang ada di setiap dusun di Desa Tanjung

a.Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang diare

b.Tersebarnya media promosi

Masyarakat di Desa Tanjung

Puskesmas Muntilan I, balai Desa Tanjung, Posyandu

Pelaksana program P2P Diare dan kepala puskesmas

3 bulan sekali

Ceramah dan Diskusi

Dana operasional Puskesmas Muntilan I

Kegiatan terlaksana sesuai jadwal

a. Meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Diare

b. Terlaksananya penyebaran media penyuluhan

2. Meningkatkan koordinasi dengan pihak dokter dan bidan yang praktek di Desa Tanjung (lintas sektor) dalam pelaporan kasus balita dengan diare.

Tercapainya kerja sama dan koordinasi dengan pihak di luar puskesmas.

Dokter dan bidan di Desa Tanjung

Praktek dokter dan bidan yang bersangkutan

Dokter, Perawat, Bidan

1 bulan sekali

Diskusi dan Pencatatan

Dana operasional Puskesmas Muntilan I

Pencatatan Kasus balita dengan diare di seluruh wilayah Desa Tanjung

a. Terciptanya kerja sama dan koordinasi

b. Terdapat Pelaporan kasus balita dengan diare yang menyeluruh di Desa Tanjung

38

Gambar 5. Gann chart Pemecahan Masalah

39

KEGIATANMar Apr Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Melakukan penyuluhan rutin menyeluruh dengan menggunakan media promosi poster, pamflet ataupun brosur tentang diare baik di Puskesmas ataupun PKD dan Posyandu yang ada di setiap dusun di Desa Tanjung

Meningkatkan koordinasi dengan pihak dokter dan bidan yang praktek di Desa Tanjung (lintas sektor) dalam pelaporan kasus balita dengan diare